Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan obat dalam bentuk sediaan serbuk sangat dibutuhkan oleh

masyarakat terutama bagi anak-anak dan orang tua yang sulit meminum obat dalam

bentuk tablet, pil, atau pun kapsul. (Anief, 1997)

Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihasilkan

dan ditunjukan untuk pemakaian oral ( melalui mulut ) atau untuk pemakaian luar (

serbuk tabur ) yang berkhasiat untuk mencegah infeksi pada luka dipermukaan kulit.

Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada

campuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang terdiri dari bahan

padat yang kering. Serbuk padat pula dibuat dari bahan obat tumbuh-tumbuhan yang

dikeringkan secara alamiah atau merupakan campuran dua atau lebih unsur kimia

murni. (Anief, 1997)

Serbuk yang terbuat dari bahan kimia ada yang kasar, cukup kasar, halus, dan

sangat halus. Serbuk terbagi atas pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot

yang kurang lebih sama dan dibungkus dengan kertas perkamen atau pengemas lain

yang cocok. Sedangkan serbuk tak terbagi atau pulvis adalah serbuk ringan untuk

penggunaan topikal, dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus

memudahkan penggunaan pada kulit. (Anief, 1997)

Serbuk mempunyai luas permukaan yang luas, sehingga serbuk lebih mudah

terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan. Bedasarkan latar

1
belakang yang telah dipaparkan di atas, maka praktikum “Pulvis Adspersorius”

dilaksanakan (Anief, 1997)

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan kali ini yaitu praktikan mampu meracik bedak

tabur untuk pemakaian luar dan mengetahui cara penggunaannya.

1.3 Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan kali ini yaitu agar praktikan memahami dan

mengetahui cara pembuatan serbuk tabur, pengemasan, dan cara penggunaan serbuk.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Serbuk
Serbuk adalah campuran homogen dua tau lebih obat yang diserbukkan.

Serbuk juga adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang yang

dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Bentuk serbuk

mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut dan

lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan obat lainnya seperti kapsul,

tablet, pil. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul

dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk (Syamsuni, 2006).

Serbuk terdiri atas dua yaitu serbuk terbagi dan serbuk tak terbagi. Serbuk

bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,

dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang cocok untuk

sekali minum (Anief, 1993). Sedangkan serbuk tak terbagi adalah serbuk yang

tidak dibagi dalam jumlah banyak. Salah satunya yaitu sebuk tabur.

Pulvis adspesorius (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan untuk

penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang

halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit (Dirjen POM, 1995).

2.2 Derajat kehalusan serbuk

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika

derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat

melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor,

berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak

3
lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Sebagai contoh serbuk

22/60 dimaksudkan bahwa serbuk dapat melalui pengayak nomor 22 seluruhnya

dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak no 60. Nomor pengayak

menunjukkan jumlah-jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan

panjang kawat (Anief, 2007)

Derajat halus serbuk:

a. Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)

b. Serbuk kasar adalah (10/40)

c. Serbuk agak kasar adalah (22/60)

d. Serbuk agak halus adalah ( 44/85)

e. Serbuk halus adalah (85)

f. Serbuk sangat halus adalah (120)

g. Serbuk sangat halus sekali adalah (200/300)

2.3 Aturan pembuatan serbuk tabur (Anief, 2007)

Terdapat beberapa aturan dalam pembuatan serbuk yaitu :

1. Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.

100

2. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 4

3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayak dan

dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak.

Selain itu terdapat beberapa bahan yang sering digunakan dalam pembuatan

serbuk tabur (Syamsuni, 2006) :

1. Bahan padat

4
a. Halus sekali

Tidak berkhasiat keras misalnya Belerang, Idoform dan Rifamsipin.

Berkhasiat keras misalnya Rifampisin dan Luminal.

b. Hablur/kristal misalnya Camphorae, Asam salisilat. Asam benzoat, naftaol,

mentol, timol, salol, garam-garam yang mengandung air kristal misalnya

Na-karbonat, Fe (II)-sulfat, Al & K-sulfat, Mg –sulfat, Na-sulfat, Iodin serta

Fel2, FeCl2, FeCO3.

2. Bahan setengah padat seperti adeps lanae, cera, parafin padat, vaselin.

3. Bahan cair misalnya, Minyak atsiri, Kalii arsenitis solutio (Liq. Fowleri), Sol.

Formaldehid dan Tingtur.

4. Ekstak misalnya, Ekstrak kering (siccum) seperti Extr. Opii, Extr. Strychnin,

Ekstrak kental (spissum) seperti Extr. Belladonae, Extr hyoscyami, Extr. Calis

curniti, Ekstra cair (liquidum) seperti Extra Chinae liq, extr hydrastis liq, extr.

Rhamni purchinae.

2.4 Syarat serbuk tabur (Syamsuni, 2006) :

1. Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar (harus melewati ayakan 100

mesh).

2. Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri Clostridium

tetani, C. welchi dan Bacillus anthracis serta disterilkan dengan cara kering.

3. Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

5
2.5 Farmakologi

1. Asam Salisilat

Zat ini bekerja keratulitas yang dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada

konsentrasi 5–100 %. Asam salisilat banyak digunakan dalam sediaan obat

luar terhadap infeksi jamur ringan. Sering kali asam ini dikombinasikan

dengan asam benzoat (saleo whitefield) dan belerang (sulfur precipitatum)

yang keduanya memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis (Tjay, 2015)

2. Acid Boric

Asam ini pada konsentrasi jenuh (KI 3 %). Berkhasiat bakteriostatis lemah.

Asam borat dapat diabsorbsi oleh kulit yang rusak, terutama pada bayi dan

anak kecil, untuk kemudian ditimbun dalam tubuh sebagai racun kumulatif.

Oleh karena itu penggunaannya dalam bedak tabur dan salep tidak dianjurkan

lagi (Tjay, 2015)

3. Talk

Zat Polyen ini mengikat ergosterol dalam membran sel jamur dan membentuk

pori-pori yang menyebabkan bahan-bahan esensial dari sel jamur merembas

keluar. Penggunaannya semakin sistematis dengan daya tahan tubuh yang

lemah. Efek sampingnya yang terpenting adalah toksisitasnya (demam,

merinding) dan terutama gangguan fungsi ginjal, yang membatasi dosis dan

lamanya penggunaan, guna mengurangi nefrotoksisitasnya (Tjay, 2015)

4. Zinc

Demulson Ranolin bersifat protektif tetap, yang dimaksud disini adalah zat yang

berbentuk bedak halus yang tidak larut dalam air secara kimiawi. Protektif

6
digunakan untuk menutupi kulit atau membran mukosa dan untuk mencegah

terjadinya dengan iritan (Tjay, 2015)

2.6 Uraian Bahan

1. Acid Salicyl (FI Edisi III, 1979)

Nama Resmi : Acidum Salicylicum

Nama Lain : Asam Salisilat, Asam Asetilsalisilat

RM / BM : C7H6O3 / 138,12

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna

putih, tidak berbau; massa agak manis dan tajam

Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol

(95%) P, dan dalam eter P; larut dalam larutan

amantum asetat P, dan natrium sitrat P

Kegunaan : Sebagai keratolitikum antifungi dan antiinflamasi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Acid Boric (FI III, 1979)

Nama Resmi : ACIDUM BORICUM

Nama lain : Asam Borat

Rumus Molekul : H3BO3

7
Berat Molekul : 61,83

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak

berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan

pahit kemudian manis.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air

mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%)P, dan dalam

5 bagian gliserol P.

Kegunaan : Antiseptikum ekstern yaitu mencegah dari luar

penyakit atau luka agar tidak membusuk.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Oleum Rosarii (FI Edisi III, 1979)

Nama Resmi : OLEUM ROSAE

Nama Lain : Minyak Mawar

Pemerian : Cairan, tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai

bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25o kental, jika

didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa

hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur.

8
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform P, larutan jernih.

Kegunaan : Pengaroma yaitu untuk memberi aroma bunga mawar

pada serbuk tabur (pulvis).

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4. Talkum (FI III, 1979)

Nama Resmi : Talcum

Nama Lain : Talk

RM / BM : H2O12Mg3S14 / 379,2657

Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada

kulit, bebas dari butiran; warna putih atau putih

kelabu

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Penambahan bobot

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. ZNO (FI III 1979)

Nama Resmi : ZINCI OXYDUM

Sinonim : Seng oksida

Rumus Molekul : ZnO

Berat Molekul : 81,38

Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih

kekuningan, tidak berbau, tidak berasa. Lambat laun

menyerap karbondioksida dari udara.

9
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)

P, larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan

alkali hidroksida.

Kegunaan : Antiseptikum lokal (membasmi kuman pada daerah

setempat kulit).

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

6. Menthol (FI III, 1979)

Nama Resmi : Mentholum

Nama Lain : Mentol

RM / BM : C10H26O / 156,30

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna,

bau tajam seperti minyak permen; rasa panas dan

aromatik diikuti rasa dingin

Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol

(95%) dalam kloroform P dan dalam etedan dalam

eter P; mudah larut dalam parafin cair P dan minyak

atsiri

10
Kegunaan : Sebagai anti iritan Memberikan efek dingin pada kulit,

untuk mencegah iritasi kulit

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik; ditempat sejuk

7. Adeps Lanae (FI III, 1979)

Nama Resmi : Adep Lanae

Nama Lain : Lanolina, Lanolin, Lemak bulu domba, Cera alba

RM / BM : C48H69NO2 / 756,0646

Rumus Struktur :

Pemerian : Zat serupa lemak, liat lekat, kuning muda atau kuning

pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan khas

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam

etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, dan

dalam eter P

Kegunaan : Sebagai antifungi Menghilangkan jamur

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya

ditempat sejuk

11
8. Magnesii Oxydi (FI III, 1979)

Nama Resmi : Magnesii Oxydum

Nama Lain : Magnesium oksida, magnesium oxydum

RM / BM : MgO / 40,30

Rumus Struktur : O = Mg

Pemerian : Magnesium oksida ringan, serbuk sangat ringan putih;

tidak berbau, rasa agak basa, volume 5 g antara 40 ml

hingga 50 ml. Magnesium oksida berat,serbuk bergum

pal; putih; tidak berbau, rasa aga basa; volume 5 g

antara 10 mL sampai 20 mL

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalam

etanol (95%) P; larut dalam asam encer.

Kegunaan : Sebagai antiseptikum untuk membunuh bakteri dan

mikroorganisme

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

12
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini : Lumpang dan Alu

Timbangan Analitik Ayakan SudipLap kasar dan halus plastik serbuk tabur

3.1.2 Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Alkohol 70 %

Kapas, Copy, Resep, Etiket, Acid Salicyl, Acid Boric Talcum Oleum Rosarii,

Menthol, Adepslanae, Magnesi Oxidy

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Cara kerja resep 1

1) Disiapkan alat dan bahan

2) Ditimbang semua bahan, Kemudian Acid Salicyl ditetesi dengan

Alkohol, lalu digerus hingga larut

3) Diayak ZnO menggunakan pengayak nomor 100, masukkan Acid Boric,

kemudian tetesi oleum rosarii secukupnya. Tambahkan talk hingga 50

gram

4) Diayak menggunakan pengayak nomor 44

5) Dimasukkan kedalam pot/ wadah dan diberi etiket biru untuk pemakaian

topikal/luar

13
3.2.2 Resep 2

1) Disiapkan alat dan bahan

2) Ditimbang semua bahan, kemudian Acid Salicy dan Mentol ditetesi

dengan Alkohol lalu digerus hingga larut. Tambahkan talk secukupnya

3) Diayak zinc Oxidy dengan pengayak nomor 100. Setelah diayak

masukkan zinc oxidy tersebut kedalam lumpang dan gerus

4) Digerus Adepslanae didalam lumpang yang panas. Tambahkan magnesia

Oxidy lalu gerus sampai homogen. Kemudian tambahkan talk hingga 50

gram.

5) Diayak menggunakan pengayak nomor 44

6) Dimasukkan kedalam pot/ wadah dan diberi etiket biru untuk pemakaian

topical/luar.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Resep Asli
4.1.1 Resep 1
Dr. Mulyani M
SIK : 45/SIK/III/2013
Jl. Manggis Kota Gorontalo
Telp (0435) 811653
Gorontalo, 28-November-2018
R/ Acid salicyl 1%
Zno 10 %
Acid boric 1%
Talcum ad 50 g
Oleum rosary q.s
m.f Pulv.Adsper da in pot No.1
S u.cm.et.vesp

Pro : Bayi wahyu


Umur : 10 Bulan

4.1.2Resep2

Dr. Mulyani M
SIK : 45/SIK/III/2013
Jl. Manggis Kota Gorontalo
Telp (0435) 811653
Gorontalo, 28-November-2018
R/ Acid salicyl 0,5
Mentol 0,1
Adepslanae 2
Magnesi Oxidy 2,5
Zinc Oxidy 3
Talcum ad 30
m.f Pulv.Adsper da in pot No.1
S u.co.vbedakpurol
Pro : Bayi wahyu
Umur : 10 Bulan

15
4.1.3 Perhitungan bahan

Resep 1
1
1. Acid salicyl 1% = 100 𝑋 50 g = 0,5 g + 10 % = 0,55 g

10
2. Zno = 100 𝑋 50 𝑔 = 5 𝑔 + 10 % = 5,5 𝑔

1
3. Acid boric = 100 𝑋 50 𝑔 = 0,5 𝑔 + 10 % = 0,55 𝑔

4. Talk = 50 − (0,55 g + 5,5 g + 0,5 g)

= 50 – 6,69 g = 43,4 gram + 10 %

= 47,74 gram

Resep 2

1. Acid salicyl = 0,5 g + 10 % = 0,55 gram

2. Mentol = 0,3 g + 10 % = 0,33 gram

3. Adepslanae = 2 g + 10 % = 2,2 gram

4. Magnesi Oxidy = 2,5 g + 10 % = 2,75 gram

5. Zinc Oxidy = 3 g + 10 % = 3,3 gram

6. Talk = 30 – (0,55 g + 0,33 g + 2,2 g + 2,75 g + 3,3 g)

= 30 – 9,13 = 20,87 gram


= 20,87 g + 10 % = 22,957 gram

16
4.1.4 Penimbangan bahan
Bobot kosong wadah 19,25 g

1. Resep 1
Acid Salicyl = 0,55 g + 19,25 g = 19,8 g

ZnO = 5,5 g + 19,25 g = 24,75 g

Acid Boric = 0,55 g + 19,25 g = 19,8 g

Talk = 47,74 + 19,25 = 66,99 g

2. Resep 2

Acid Salicyl = 0,55 g + 19,25 g = 19,8 g

Menthol = 0,33 g + 19,25 g = 19,58 g

Adeps Lanae = 2,2 g + 19,25 g = 21,45 g

Magnesii Oxydi = 2,75 g + 19,25 g = 22 g

Zinc Oxydi = 3,3 g + 19,25 g = 22,55 g

Talk = 22,96 g + 19,25 g = 42,21 g

4.2 Pembahasan

Pada praktikum pembuatan serbuk tabur ini, pertama-tama menyiapkan alat

dan bahan. Bahan-bahan yang digunakan pada resep pertama yaitu Acid

salicylic, acid boric, dan ZnO sebagai zat aktif, dan zat tambahan yaitu talcum

dan oleum rosary. Alkohol 70% sebagai pelarut yang melarutkan acid salicyl,

acid salicyl sebagai keratolikum yang menenbalkan lapisan tanduk pada kulit

dan antifungi yang menghilangkan atau membasmi jamur. Acid salicyl juga

banyak digunakan dalam sediaan obat luar ditujukan untuk infeksi jamur ringan.

Acid boric sebagai antisepticum ekstern yang mencegah penyakit atau luka agar

17
tidak membusuk, penggunaan acid boric pada bayi atau anak-anak tidak

dianjurkan, hal ini disebabkan apabila asam borit diabsorbsi oleh kulit yang

rusak terutama pada bayi maka acid borit tersebut tertimbun dalam tubuh dan

menjadi racun kumulatif, oleh itu karena penggunaanya tidak dianjurkan pada

bedak tabur dan salep (OOP, hal 251) dan ZnO sebagai antiseptic lokal yang

membasmi kuman pada daerah setempat kulit atau sebagai penghambat bakteri

agar tidak masuk kedalam kulit, talcum sebagai zat tambahan yang berfungsi

untuk memperbesar volume serbuk, dan oleum rosary sebagai pengaroma yang

memberi aroma bunga mawar pada serbuk tabur (pulvis). Pada resep pertama ini

ditujukan kepada pasien penderita gatal-gatal diakibatkan biang keringat atau

keringat berlebihan, serta iritasi permukaan tubuh, infeksi jamur, dan digunakan

sebagai antiseptic.

Pada resep kedua digunakan bahan-bahan yaitu Acid salicyl, mentol, dan

ZnO sebagai zat aktif. Zat tambahannya yaitu adepslanae dan magnesia oxydi.

Alkohol 70% sebagai pelarut yang melarutkan acid salicyl, acid salicyl sebagai

keratolikum yang menenbalkan lapisan tanduk pada kulit dan antifungi yang

menghilangkan atau membasmi jamur. Acid salicyl juga banyak digunakan

dalam sediaan obat luar ditujukan untuk infeksi jamur ringan. Mentol sebagai

korigen yang menghilangkan bau obat utama dan Antiiritan yang menghilangkan

iritasi yang disebabkan oleh bakteri, Zinc Oxydi sebagai antiseptic lokal yang

membasmi kuman pada daerah setempat kulit atau sebagai penghambat bakteri

agar tidak masuk kedalam kulit, talcum sebagai zat tambahan yang berfungsi

untuk memperbesar volume serbuk, pada resep kedua tidak digunakan magnesii

18
oxydi karena tidak tersedia di laboratorium. Pada resep pertama ini ditujukan

kepada pasien penderita gatal-gatal diakibatkan biang keringat dan antiiritasi

pada pasien.

19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan

serbuk tabur harus memerhatikan beberapa aturan pembuatannya yaitu serbuk

tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 100 sedangkan

Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 4.

Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayak dihaluskan lagi

sampai seluruhnya terayak sempurna. Pada resep pertama dan kedua serbuk

taburnya ditujukan untuk pasien penderita gatal pada kulit yang diakibatkan biang

keringat atau keringat berlebihan. Biasanya penyakit ini sering terjadi pada bayi.

5.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh praktikan agar dapat lebih disiplin lagi dalam melakukan

praktikum, menjaga kebersihan laboratorium, dan lebih berhati-hati pada saat praktikum

agar terhindar dari kesalahan pada saat praktikum sedang berjalan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M.1993. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Gajah Mada University Press :
Yogyakarta
Anief, M. 2007. Farmasetika. Universitas Gajah Mada Press : Yogyakarta

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Departemen


Kesehatan Indonesia Republik Indonesia

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku.


Kedokteran EGC,Jakarta

Tjay dan Rahardja. 2013. Obat – obat Penting Edisi Keenam. PT. Gramedia: Jakarta

21

Anda mungkin juga menyukai