Anda di halaman 1dari 23

I.

Peraturan Dan Tata Tertib Praktikum Resep


1. Peraturan
1. Satu paket materi praktikum resep kelas X terdiri dari:
a. Seri 1 Pengenalan laboratorium, terdiri dari
pengenalan alat-alat dan bahan yang digunakan
dalam peracikan , latihan menimbang dan
mengukur bahan-bahan yang akan digunakan
dalam peracikan.
b. Seri 2 Peracikan dalam bentuk meracik obat
berdasarkan resep dokter
2. Praktikan wajib mengikuti seluruh materi praktikum. Jika
praktikan berhalangan mengikuti praktikum, wajib
memberi keterangan tertulis atau surat dokter, apabila
sakit selambat-lambatnya 3 hari setelah praktikum
3. Penilaian dan tehnik evaluasi
Nilai diperhitungkan dari praktikum harian dan ujian
praktikum. Dengan dasar penilaian sebagai berikut:
a. Jurnal 40%
b. Cara kerja 40% yang meliputi :
- Ketepatan dan keterampilan cara menimbang/
mengukur bahan obat
- Ketepatan dan keterampilan meracik dan
membentuk sediaan
- Kebersihan
- Sikap tenggang rasa terhadap sesama praktikan
c. Sediaan 20%

21

II. Tata Tertib


1. Praktikan wajib hadir tepat waktu, selambat-lambatnya 10
menit setelah praktikum dimulai
2. Praktikan yang terlambat lebih dari 10 menit setelah
praktikum dimulai tidak diperkenankan mengikuti
praktikum, kecuali dengan alasan yang benar dan dapat
diterima
3. Praktikan wajib memakai jas praktikum dan bekerja sesuai
tata cara meracik obat yang baik: jujur, teliti, bersih, dan
rapi
4. Pada saat praktikum kuku wajib dipotong pendek, dan
tidak diperkenankan memakai hiasan/ cat kuku/hena
5. Praktikan diharapkan tidak meminta izin kekamar mandi
selama praktikum, kecuali dalam keadaan terpaksa. Ke
kamar mandi bisa dilakukan sebelum waktu praktikum.
6. Praktikan wajib menyediakan sendiri kelengkapan alat
praktikum yang btidak disediakan oleh laboratorium,
diantaranya: penara (kelereng,gotri,klip dll), sudip, wadah
sediaan, etiket, label, pipet, gunting, lem, kertas untuk
membuat jurnal serta dua buah serbet yang memenuhi
syarat kebersihan dan estetika-estetika peracikan.
7. Praktikan wajib memelihara peralatan laboratorium,
menghemat bahan-bahan, praktikum dan memelihara
kebersihan laboratorium.
8. Setiap akan memulai praktikum, praktikan wajib
memeriksa/mencocokkan alat-alat dengan daftarnya. Bila
ternyata tidak cocok (pecah/hilang/tidak bersih) segera
melaporkan pada guru.
9. Praktikum wajib mengerjakan jurnal sesuai contoh yang
telah ditentukan, dan jurnal dikumpulkan 3 hari sebelum
waktu praktikum.
10.
Praktikan wajib bekerja sendiri, tidak diperkenankan
bercakap-cakap dengan sesama praktikan. Hal-=hal yang
belum jelas dapat ditanyakan kepada guru, utamanya
sebelum praktikum dimulai(unuk menghemat waktu
11.
Pada waktu menimban bahan hanya diperkenankan
mengambil satu botol bahan obat dan setelah selesai
menimbang praktikan wajib mengembalikan ketempatnya
semula.

21

12.
Bahan yang telah ditimbang diatas kertas timbang
atau wadah lain wajib segera dikerjakan. Diatas meja tidak
diperkenankan menyimpan lebih dari dua macam bahan
hasil penimbangan yang belum dikerjakan.
13.
Praktikan tidak diperbolehkan mengerjakan sediaan
berikutnya sebelum sediaan yang dikerjakan selesai
sempurna, kecuali mendapat persetujuan dari
pembimbing(misal: menanti sediaan dingin, antri
peralatan).
14.
Setiap sediaan yang sudah selesai wajib diserahkan
kepada guru beserta jurnalnya
15.
Tidak diperkenankan membuang sisa peracikan
dalam wastafel.
16.
Akhir praktikum akan diberitahukan oleh guru.
Semua kegiatan praktikum wajib diberhentikan.
17.
Selesai praktikum, meja praktikum dan semua
peralatan wajib dibersihkan(kebersihan termasuk
penilaian)
18.
Praktikan wajib melaporkan peralatan yang
dihilangkan atau dipecahkan/dirusakkan. Praktikan wajib
mengganti peralatan yang dihilangkan/ dipecahkan/
dirusakkan dengan kualitas yang setara.

III. PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN


DAN TATA TERTIB
Pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib dapat
dikenakan sanksi berupa:
1.
2.
3.
4.

Peringatan/ peringatan keras


Penghentian praktikum
Penundaan masa praktikum
Tindakan administratif lain

21

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


PRAKTIKUM PRESKRIPSI
A. SEBELUM PRAKTIKUM DIMULAI
1)
Peralatan praktikum disusun seperti gambar
berikut(alat yang dikeluarkan disesuaikan dengan
keperluan pembuatan sediaan):

Keterangan:
a. Kotak anak timbangan diletakkan disebelah kiri
timbangan dengan dibiarkan terbuka selama
paraktikum(mengapa?)
b. Seperangkat sendok, pengaduk, spatel, disusun rapi
diatas serbet bersih, disebelah kanan dari letak
timbangan.
c. Lembar kerja atau jurnal ditaruh disebelah kanan.
d. Alat-alat lain seperti gelas ukur, beaker glass, corong
mortir dll(barang pecah belah yang lain) ditaruh di
bawah laci. Kalau diperlukan saja baru ditaruh diatas
meja.
2) Semua peralatan, maupun meja praktikum harus dalam
keadaan bersih. Untuk keperluan tersebut, perlu

21

disediakan (dua) serbet, dimana salah satunya digunakan


untuk membersihkan meja.
B. SAAT PRAKTIKUM
1) Pengambilan bahan
Bahan diambil dari rak (bukan dari praktikan lain),
harus dipastikan bahwa zat yang diambil benar,
dengan membaca etiket pada botolnya.
Pada saat mengambil atau menuang bahan, etiket
menghadap telapak tangan.
Digunakan sendok bersih untuk mengambil bahan dari
botolnya, untuk menghindari kontaminasi.
Segera setelah digunakan sendok dibersihkan untuk
menghindari kontaminasi.
Bahan diletakkan kembali pada rak, di tempat semula,
sambil diperiksa kembali etiketnya.
Hanya diperbolehkan paling banyaj dua bahan hasil
penimbangan yang belum diproses, yang terdapat
pada meja.
2) PENIMBANGAN
Anak timabangan miligram(dibawah 1 gram) dipeang
dengan menggunakan penjepit, untuk menghindari
menempelnya lemak/ kotoran dari tangan yang dapat
mempengaruhi beratnya
Pada saat mengambil anak timbangan, dipastikan
bahwa anak timbangan yang diambil sudah benar.
Demikian pula saat melakukan penimbangan, dan
pada saat mengembalikan anak timbangan ke
kotaknya.
Anak timbangan tidak boleh dicampur dengan penara.
Penara wajib diberi wadah tersendiri.
Macam penara yang dapat digunakan antara lain:
kelereng, gotri,dan bahan-bahan yang mudah
dibersihkan.
Bila telah selesai digunakan, penjepit maupun aak
timbangan segera dikembalikan ke kotaknya.

21

PENIMBANGAN
1. Macam timbangan unuk meracik obat
a. Menurut FI Ed. III:
Gram kasar: daya beban 250-1000 gram, kepekaan
200 mg
Gram halus: daya beban 100-200 gram, kepekaan 50
mg
Miligram: daya beban 10-50 gram, kepekaan 5mg
Kepekaan adalah tambahan bobot maksimum
yang diperlukan pada salah satu pinggan timbangan,
setelah keduanya diisi muatan maksimum,
menyebabkan ayaunan jarum timbangan tidak kurang
dari 2mm tiap dm panjang jarum.
b. Timbangan obat yang tersedia di Laboratorium
preskripsi formulasi adalah:
Timbangan gram kasar: daya beban 500-1000 g
Timbangan gram halus: daya beban 250-500 g
Timbangan miligram: daya beban 10-50 g
1

Penimbangan terkecil teoritis: 5

X kepekaan

Supaya penimbangan itu baik, tepat dan teliti,


maka dianjurkan timbangan gram digunakan untuk
menimbang 1 gram atau lebih(sesuai kapasitasnya).
Sedangkan penimbangan dibawah 1 gram menggunakan
timbangan miligram.
21

Andai kata kepekaan timbangan adalah 2mg, maka


penimbangan terkecil teoritis adalah
1

: 5

X 2mg = 40 mg

Agar tidak lebih kecil dari 40 mg, maka penimbangan


terkecil yang diperbolehkan untuk timbangan miligram
adalah 50 mg.

2. Cara Menimbang Zat


1. Papan landasan
timbangan
2. Kaki timbangan/
tobol pengatur
tegak berdirinya
timbangan
3. Bandul penunjuk
posisi horisontal/
tidaknya
timbangan
4. Jarum penunjuk
kesetimbangan
5. Skala
6. Penahan gandar/
tuas penyangga
timbangan
7. Pisau tengah/pisau
pusat
8. Tangkai timbangan
9. Penghubung
tangkai timbangan

21

10.
Sekrup
pengatur
kesetimbangan
11.
Pinggan
timbangan/ piring
tmbangan
A. Cara Menimbang :
1. Posisi timbangan diatur sehingga horisontal dengan
cara memutar sekrup no.2 . Posisi horisontal
ditunjukkan oleh ujung bandul no.3 yang letaknya
dalam satu garis
2. Kertas timbang diletakkan pada masing-masing
pinggan timbangan no.11
3. Timbangan disetarakan dengan cara
- Penahan gandar no.6 dinaikkan pelan-pelan,
sehingga posisi pinggan timbanagan dalam
keadaan terangkat.
- Bila jarum penunjuk kesetimbangan no.4, sudah
menunjukkan gerakan teredam(goyangan kekiri
dan kekanannya makin lama menunjukkan arah
skala tengah), maka timbangan dapat digunakan
untuk menimbang. Bila belum penahan
gandarditurnkan kembali dan dilanjutkan dengan
langkah berikutnya
- Salah satu skrup pengatur kesetimbangan no.10
diputar secukupnya
- Langkah a, b, c diulangi sampai jarum no.4
menunjukkan kesetimbangan. Bila sudah
setimbang turunkan penahan gandar. Timbangan
siap digunakan.
4. Menimbang bahan:
- Untuk mulai menimbang , beban (anak
timbangan)yang diperlukan diletakkan pada
pinggan timbangan sebelah kiri.
- Bahan yang akan ditimbang diletakkan pada
pinggan timbangan sebelah kanan(kecuali untuk
praktikan yang kidal, dilakukan sebaliknya).

21

Kemudian pelan-pelan gandar dinaikkan untuk


melihat apakah bahan yang ditimbang masih
kurang atau lebih9dengan melihat
kesetimbangannya).
Setiap kali akan menambah atau mengurangi
bahan yang ditimbang. Penahan gandar harus
diturunkan
Proses penimbangan selesai bila saat penahan
gandar dinaikkan, jarum sudah menunjukkan
kesetimbangan.
Bahan dan anak timbangan diturunkan dari
piring timbangan(ambil anak timbangan satu
persatu,anak timbangan yang sudah dipakai
dipastikan sudah benar)
Kerats timbangan diganti dan timbangan
disetarakan lagi dengan cara seperti no.3.

5. Menimbang zat-zat tertentu yang memerlukan


wadah(gelas arloji, cawan porselin, erlenmeyer, botol
sediaan dan sebagainya:
a. Wadah ditara dulu dengan penara yang mudah
dibesihkan dan tidak berkarat sampai didapat
kesetaraan. Dengan cara:
- Setelah timbangan setimbang, wadah yang akan
ditara diletakkan di piring timbangan sebelah
kiri.
- Butir-butir penara dengan wadahnya diletakkan
disebelah kanan(karna saat menara yang harus
dikurangi atau ditambah adalah penaranya )
- Penahan gandar dinaikkan, bila belum seimbang
butir penara ditambah atau dikurangi sampai
dicapai kesetimbangan(untuk praktikan yang
kidal, letak disesuaikan.
- Selanjutnya penimbangan sesuai no. 4
- Perlu diingat, anak timbangan harus diletakkan
diluar wadah penara.
CATATAN

21

1. Untuk praktikan yang biasa beekerja dengan


tangan kiri(kidal), maka beban dan bahan yang
ditimbang diletakkan sebaliknya(beban di
sebelah kanan dan bahan disebelah kiri.
2. Penimbangan bahan padat scara umum
dilakukan pada kertas timbang dan diambil dari
botolnya dengan menggunakan sendok penyu/
sendok stainless stel.
3. Untuk menimbang:
a. Bahan setengah padat:
Ditimbang diatas kertas perkamen dan
diambil dengan menggunakan sepatel penyu/
sepatel satinless stell. Contoh: vaselin, adeps
lanae.
b. Bahan-bahan cair:
Ditimbang diatas gelas arloji(jika jumlah
kecil) atau diatas cawan porselin(jika jumlah
besar). Pengmabilannya dengan cara
menuang langsung dari botolnya dengan
atau tanpa pertolongan batang pengaduk.
Contoh: minyak-minyak lemak, ekstrak cair,
sirup simpleks, gliserin dsb.
c. Bahan-bahan cair yang mudah menguap:
Dengan titik rendah(< 100C)
Ditimbang dalam wadah tertutup (misal:
gelas arloji setangkup, erlenmeyer bertutup).
Contoh : amonia liq, alkohol, eter, sasa,
kloroform aseton.
d. Bahan-bahan yang berbau keras :
Ditimbang diatas kertas perkamen dan
diambil denan sendok porselin atau sendok
stainless stell. Contoh : Iodoform, kamfer,
menthol.
e. Bahan-bahan yang bereaksi dengan zat
organik:
Ditimbang diatas gelas arloji dan diambil
dengan sendok porselin. Contoh: AgNO3,
KmnO4

21

f. Bahan yang mudah menguap dan menyublim


atau bereaksi dengan zat organik:
Ditimbang diatas botol timbang yang
tertutup atau gelas arloji setangkup an
diambil dengan sendok porselin/satainless
stell. Contoh : Iodium
g. Ekstrak-ekstrak kental:
Ditimbang diatas kertas perkamen yang telah
dilapisi tipis gliserin(untuk jumlah kecil) atau
diatas gelas arloji dan pengambilan bahan
menggunakan batang pengaduk(untuk
jumlah besar). Contoh : ekstrak belladone.

21

LANGKAH-LANGKAH CARA MEMBAGI SERBUK


Membagi serbuk ada dua cara:
1. Secara visual(penglihatan)
2. Secara penimbangan
1. Secara Penglihatan(visual)
A. Membagi serbuk dengan jumlah genap
- Seluruh serbuk terbagu dibagi dua sama banyak
dengan cara penimbangan. Setengah bagian
diletakkan dipiring timbangan sebelah kiri,
setengah bagian lain di piring timbangan
sebelah kanan, samapi diperoleh keadaan
setimbang.
- Sejumlah kertas pembungkus sediaan
serbuk(perkamen) sebanyak yang diperlukan
dilipat satu sisinya lebih kurang 0,5cm-1cm.

0,5cm-1cm

21

- Kemudian kertas tersebut diatur berjajar ke


kanan(maksimal 6 lembar), sebagian kertas
menumpang diatas kertas yang lainnya.

- Setengah bagian serbuk dituangkan keatas


masing-masing kertas pembungkus dari arah kiri
ke kanan dengan mengetukkkan ujung jari
telunjuk pada sisi ketas yang berisi serbuk
tersebut. (untuk yang kidal arahnya sebaliknya).
Diusahakan serbuk yang tertuang dikertas
membentuk kerucut untuk memudahkan dalam
membandingkan volume serbuk pada masingmasing kertas tersebut. Jika pembagian telah
selesai namun ada bagian yang tidak sama
volume kerucutnya, bagian yang terlalu besar
diambil dengan ujung kertas pembagi dan
dipindahkan ke bagian yang kurang besar.
B. Membagi serbuk dengan jumlah gasal/ ganjil
- Seluruh serbuk yang telah dicampur homogen
ditimbang
- Jika berat seluruh tidak bulat/ sulit
ditimbang(misal 4,35 g), ditambah bahan
pengisinya(misal:saccharum lactis) sampai bobot
yang bulat (misal 4,5 g) dan digerus homogen.
- Jika jumlah yang diminta 9 bungkus, maka
ditimbang untuk satu bungkus seberat yakni 1/9
X 4,5 g = 0,5 g
- Serbuk lainnnya dibagi secara visual seperti cara
A

21

2. SECARA PENIMBANGAN SATU PERSATU


Syarat : jika TM 80%, jika diatas 80% dilakukan penurunan
dosis.
a. Seluruh serbuk yang telah dicampur homogen ditimbang.
b. Jika berat seluruh serbuk tidak bulat/ sulit untuk ditimbang
(misal 4,35 g), ditambah bahan pengisinya (misal
saccharum lactis) sampai bobot yang bulat (misal 4,5 g)
dan digerus homogen.
c. Jika jumlah yang diminta 9 bungkus, maka setiap bungkus
serbuk ditimbang seberat 1/9 X 4,5 g = 0,5 g
LANGKAH-LANGKAH CARA MEMBUNGKUS SERBUK
Serbuk yang telah dibagi secara visual atau dengan
penimbangan satu persatu dibungkus dengan cara sebagi
berikut:
A. Sisi kertas pembungkus yang belum terlipat dimasukkan
dibawah lipatan kertas pada sisi yang berlawanan(lipatan
pertama)
B. Lipatan pertama dilipat sekali lagi
C. Kedua sisi ditekuk sedemikian rupa agar ukuran hasil
akhirnya nanti sesuai dengan ukuran wadah, kemudian
salah satu sisi kertas tersebut dimasukkan pada tekanan
lainnya.

B
A

21

C
MATERI PRAKTIKUM KELAS X SEMESTER 1
PRAKTIKUM RESEP SERI 1
1. Menara
A. Menyetarakan timbangan
B. Menara cawan, beaker glass, gelas arloji setangkup,
erlenmeyer
2. Menimbang dan membungkus
A. Menimbang Calcii carbonas 1 dibungkus menjadi 5
bungkus puyer
B. Saccahrum lactis 1,5 g dibungkus menjadi 8 bungkus
C. Menimbang saccharum album 3 g dibungkus menjadi
12 bungkus
3. Menimbang bahan-bahan teretentu yang memiliki
sifat khusus
A. Menimbang bahan berat dan ringan
- Menimbang amylum oryzae 5 g
- Menimbang Natrii citras 5 g
B. Menimbang bahan berbau tajam
- Menimbang camphora 1,5 gram
C. Menimbang Iodium 0,65 g
4. Menimbang bahan cair dan semi solid
A. Menimbang vaselin album 2 g
B. Menimbang oleum olivarum 3 g
C. Menimbang ichtyol 1,5 g
D. Menimbang cera alba 1 g
E. Menimbang etanol 70% 1 g
5. Melakukan Pengenceran serbuk atau penipisan
tablet
A. Pengenceran parasetamol 2 mg
B. Pengenceran phenobarbital 0.4 mg
C. Penipisan tablet paracetamol tablet
D. Penipisan tablet INH 3/5 tablet

21

CARA MEMBUAT JURNAL PRAKTIKUM


Dalam membuat jurnal hendaknya diperhatikan diperhatikan
hal-hal berikut ini:
1. FORMULA BAKU
Jika dalam resep dokter terdapat resep dokter atau salinan
resep terdapat formula baku, tuliskan komposisi formula
baku tersebut dengan lengkap , disertai sumber pustaka
berikut halamannnya.
2. NARKOTIKA ATAU PSIKOTROPIKA
Apabila dalam resep obat golongan narkotika, tuliskan
nama obat tersebut. Misalnya: codein, Doveri, Tinctura
Opii
3. PERLENGKAPAN RESEP MELIPUTI
Periksalah, apakah resep yang akan dikerjakan sudah
lenkap dan benar, meliputi:
1) Nama dokter, alamat dokter, nomor surat ijin praktik.
2) Tempat dan tanggal resep ditulis
3) Nama obat dan banyaknya obat yang diminta
4) Bentuk sediaan yang dikehendaki
5) Signatura/ aturan pakai
6) Paraf dokter
7) Nama pasien
8) Umur pasien atau berat badan pasien, apabila dalam
resep tersebut terdapat bahan obat yang mempunyai
takaran maksimum.
9) Alamat pasien, apabila dalam resep terdapat bahan
obat golongan narkotika.
Untuk salinan resep asli/ apograph. Periksalah
kelengkapannya meliputi:
1) Nama dan alamat apotek.
2) Nama apoteker, SIK dan SIA.
21

10)
11)
12)

3) Nama dokter yang menulis resep dan tanggal


penulisan resep.
4) Tanggal pembuatan resep.
5) Nama pasien, umur atau nberat badan, bila perlu
alamat pasien.
6) Nam obat dan banyaknya obat yang diminta.
7) Bentuk sediaan yang dikehendaki.
8) Signatura.
9) Det/ detur est / det(sudah diserahkan/ sudah
diserahkan....... (sebagian)) atau nde/ ne deture
est(belum diserahkan)
Tempat dan tanggal penulisan copy resep.
Paraf apoteker.
Cap apotek.

4. PERMASALAHAN PERACIKAN
Tuliskan secara singkat dan jelas (bukan sekedar
pernyataan sehingga tidak perlu permasalahannya)
apabila dalam resep teradapat permasalahan seperti obatobat tak tersatukan secara fisika atau kimia. ( dalam
praktik di apotek harus ditambahkan tak tersatukan
secara farmakologik)
Misalnya:
1) ZnO mudah bereaksi dengan CO2 dengan media
lembab udara akan membentuk ZnCO3 yang
menggumpal.
2) NaBr, KBr dan NH4Br bersifat higroskopis, apabila
dicampur akan menurunkan tekanan uap relatif
sehingga campuran menjadi lembab.
3) Asetosal merupakan senyawa ester yang mudah
terhidrolisa ooleh pengaruh lembeb udara, apabila
digerus kuat akan terurai membentuk asam salisilat dan
asam asetat ( bau cuka)
5. PENYELESAIAN PERMASALAHAN
Tuliskan dengan singkat dan jelas cara penyelesaian
permasalahan peracikan tersebut, bila erlu lengkap
dengan jumlah penimbangannya.
Misalnya:
1) ZnO sebelum ditimbang diayak dulu dengan ayakan
no.100 mesh
21

2) Masing-masing bahan sebelum dicampur disekat dahulu


dengan bahan inert(misal:saccharum lactis)
3) Asetosal digerus pelan ad kilap hilang

6. DOSIS LAZIM DAN DOSIS MAKSIMUM


1) Takaram maksimum yang tercantum dalam farmakope (
F I ED: 3) berlaku untuk orang dewasa dan tidak boleh
dilampaui(>100%) kecusli jika dibelakang obat dibubuhi
tanda seru atau tanda tangan dokter, bila ada obat
yang bekerja searah (sinergis) dalam resep tersebut,
maka dihitung menurut dosis maksimum berganda
(dosis maksimum dalam kombinasi). Keterangan : lihat
tabel zat-zat yang mempunyai efek sinergis / bekerja
searah dan dihitung berdasarkan dosis berganda pada
buku receptir karangan van duin.
2) Takaram maksimum untuk anak-anak digunakan :
Perhitungan berdasarkan takaran maksimum dosis
orang dewasa:
Berdasarkan umur untuk anak usia 1 s.d. 8 tahun
berlaku rumus young:
umur pasien(th)

Rumus young: umur pasien+12

X dosis maksimum

dewasa = dosis anak


Untuk anak usia 8 tahun keatas berlaku rumus dilling,
yaitu :
umur pasien(th)
Rumus dilling:
20

X dosis maksimum dewasa

= dosis anak
7. TAHAP PERACIKAN
Di dalam tahap peracikan harus ditulis secara berurutan.
Tahap peracikan meliputi:
- Cara dan urutan mencampur
- Cara penimbanan bahan tertentu, misalnya
menggunakan gelas arloji setangkup, diambil
21

dengan sendok porselin atau sendok stainless


stell Dan sebagainya.(lihat daftar alat yang
digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi
serta kegunaannya).
- Jumlah atau bobot bahan obat yang ditimbang.
- Penimbangan harus berurutan dan logis.
Misalnya: cara peracikan kamfer pada sediaan
serbuk tabur
tahap peracikannya:
1) Setarakan timbangan, alasi piring timbangan
dengan kertas perkamen
2) Timbang talk ....... g
3) Timbang kamfer......g
4) Masukkan kamfer dalam mortir, tetesi dengan
alkohol 96% ad tepat larut
5) tambahkan talk untuk mengikat/ mengeringkan
kamfer
8. ETIKET
a) Ukuran disesuaikan dengan wadah.
b) Untuk obat luar warna biru.
c) Untuk obat dalam warna putih.
d) Dalam etiket ditulis:
Nama apoteker
Tempat dan tanggal pembuatan sediaan
Nama pasien
Cara pemakaian, ditulis dengan huruf atau tidak
boleh disingkat.
Untuk obat luar, dibaian bawah ditulis: OBAT
LUAR
Paraf pembuat/ peracik obat pada sudut kanan
bawah etiket
9. LABEL
Dalam hal-hal tertentu pada sediaan perlu disertakan label
: KOCOK DAHULU atau Label N.I ( Pembelian obat tidak
dapat diulang tanpa resep dari dokter)
Penempelan label : jika ruangan cukup, label
KOCOK DAHULU DA N.I. ditempelkan diabian depan botol
dibawah etiket. Jika ruangan tidak cukup, label KOCOK
DAHULU dibawah etiket, label N.I.dibaliknya( bagian
belakang botol).
Label N.I. perlu dicantumkan pada sediaan:
21

a) Mengandung bahan obat golongan narkotika


b) Mengandung bahan obat golongan obat keras,
termasuk obat-obat yang mempunyai takaran
maksimum(TM)
Label KOCOK DAHULU perlu dicantumkan pada sediaan:
a) Emulsi.
b) Suspensi.
c) Larutan dengan :
- Minyak atsiri
- Syrup-syrup kental

MATERI PRAKTIKUM KELAS X SEMESTER 2


PRAKTIKUM RESEP SERI 2
R/

acetosal 0,1 g
S.L
0,4 g
m.f. pulv. d.t.d
No IX
S t d d pulv 1
Pro :
Umur:

R/

Luminal

mg
Oleosacchara citri 0,2
m.f pulv. dtd no X
S b dd pulv 1
Pro :
Umur:

R/ paracetamol 2 g
S.L
qs
m.f. pulv. no X
S b d d pulv
1
Pro:
Umur:
R/ riboflavin 5mg
Calcii lactas 100
mg
S.L
qs
m.f. pulv d.t.d. no.
XII
S t dd
Pro:
Umur:

21

R/ carbo adsorbens
0,1
S.L
qs
m.f. pulv. dtd. No
VIII
S b dd 1 pulv
Pro :
Umur:
R/ Salicyl bedak 20g
Menthol
0,1
Mds pulvis
adspers
SUC
Pro :
Umur:
R/ Balsam peru 0,5
Asam salisilat 0,2
Mentholum 0,3
Camphora
0,2
Calamin
2
Talcum venet ad
30
M d s bedak gatal
Pro:
Umur:
R/ Dexamethasone
o,75 tab
Mucohexin tab
4 mg
CTM
1,6 mg
Methyl prednisolon
2 mg
M f cap dtd No. X
S t dd cap 1
Pro :
Umur:

R/ papaverin tab 20 mg
Vit B1 50 mg tab 3/5
Luminal tab
20 mg
Mf cap dtd No. X
S 2 d d cap 1
Pro:
Umur:

R/ Menthol 0,25
Camphora 0,3
Talc venet ad 20
Mf pulv adspers
Pro:
Umur:
R/ Adeps lanae
0.5
Bolus Alba
ZnO
Talk
22,5
Mf pulv
adspersorius

4
3

Pro:
Umur:
R/ tartaric acid 0,5
Citric Acid
0,5
Natium bicarbonate 1,5
Natrium citras 0,5
Mf effervescen
S 200 ml aqua haustus
Pro:
Umur:

21

R/ acid boric 2 %
++
Mentholum 0,5 %
Talk
ad 50
M f pulv Adspers
S bedak
Pro :
Umur:

R/ amoxicyllin
100 mg
Chlortrimeton 1/5 tab
Decolgen
1/5 tab
Codein Hcl
10 mg
Mf la pulv dtd No. X
S O 6 h pulv 1
Pro :
Umur:

Catatan:

BUKU ACUAN YANG BANYAK DIGUNAKAN


DALAM PRAKTIKUM PRESKRIPSI
1.

Van Duin, Ilmu resep dalam praktek dan teori,


Bandung : PT. Bukit Surungan( terjemahan oleh : kosasih
Setiadarma dan Nainggolan).
2.
Formularium Medicamentorium Indicum(F.M.I)
3.
Formularium Medicamentorium nederlandicum(F.M.N)
4.
Informasi spesialit Obat Indonesia, edisi
farmakoterapi, volume terbaru

21

5.

Formularium Nasional, Ed. 2, Jakarta : departemen


kesehatan republik Indonesia, 1978.
6.
Dep. Kes, R.I.,Farmakope Indonesia Ed. 4, Jakarta :
Departemen kesehatan Republik Indonesia, 1995.
7.
Dep. Kes, R.I., Farmakope Indonesia, Ed. 3, Jakarta :
Departemen kesehatan Indonesia, 1978.

21

Anda mungkin juga menyukai