0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
302 tayangan64 halaman
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk sediaan obat, termasuk serbuk, salep, dan cara membuat berbagai jenis sediaan obat. Jenis-jenis sediaan obat dijelaskan beserta komposisinya dan alasan-alasan pemilihan bentuk tertentu.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk sediaan obat, termasuk serbuk, salep, dan cara membuat berbagai jenis sediaan obat. Jenis-jenis sediaan obat dijelaskan beserta komposisinya dan alasan-alasan pemilihan bentuk tertentu.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk sediaan obat, termasuk serbuk, salep, dan cara membuat berbagai jenis sediaan obat. Jenis-jenis sediaan obat dijelaskan beserta komposisinya dan alasan-alasan pemilihan bentuk tertentu.
Alasan : - melindungi obat dari pengaruh luar seperti udara, kelembaban dan cahaya - melindungi obat dari kerusakan akibat pengaruh asam lambung setelah pemberian oral ( tab.salut) - menutupi rasa pahit, asin atau tidak mengenakkan dari obat - menyiapkan bentuk sediaan yang membuat obat lebih stabil - mencapai kerja obat yang lebih optimal; cara pemberian dan rute pemberian obat
sediaan padat Pulvis, pulveres, kapsul, pil, tablet, suppositoria sediaan cair sirup, eliksir, obat tetes, gargarisma, saturasi/netralisasi, emulsi, suspensi semi padat salap, pasta, krem, gel SERBUK : Partikel-partikel halus yang merupakan hasil suatu proses pengecilan ukuran partikel dari suatu bahan kering campuran yang homogen dari beberapa bahan obat yang diserbukkan dalam keadaan relatif kering dan halus secara kimia fisik partikel bahan padat yang mempunyai ukuran antara 10.000 nm 0,1 m Sbg campuran bahan obat sesuai kebutuhan Dosis lebih tepat Lebih stabil daripada sediaan cair Memberikan disolusi lebih cepat
Kurang baik untuk BO yg mudah rusak/terurai dg adanya kelembaban/kontak dg udara BO yg pahit muntah, mual, yg korosif sulit diatasi Peracikannya relatif lama 1. Homogen dan kering Homogenitas dipengaruhi faktor: a. Ukuran Partikel b. Densitas/berat jenis Kering : tidak boleh menggumpal atau mengandung air 2. Punya derajat kehalusan tertentu - Sediaan lebih homogen - Disolusi makin cepat - Permukaan serbuk jadi luas dan punya daya absorbsi besar (antasida atau karbo adsorben cocok) PULVERES (serbuk terbagi) PULVIS (serbuk tidak terbagi)dalam (contoh??) dan luar (contoh??)
1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur) - serbuk ringan - penggunaan topikal - wadah khusus (berlubang diatas) - melewati ayakan 100 mesh (halus halus) - bebas dari mikroorganisme spt Closteridium tetani, C.welchii, Bachilus anthracis (terutama bahan talk, kaolin dan bahan mineral) steril kering - tdk boleh utk luka terbuka
2. Pulvis dentrificius (serbuk gigi) - mengandung karmin (dilarutkan dlm etanol 90%) 3. Pulvis sternutatorius (serbuk bersin) - partikel halus sekali - dihisap melalui hidung 4. Pulvis effervescent - serbuk biasa yg pemakaiannya dgn dilarutkan dlm air dingin/hangat dan mengeluarkan gas CO 2 lar.jernih - campuran asam-basa - rasa segar - untuk pengobatan, dll
1. Lumpang dilapisi dgn sedikit bahan penambah 2. Dimulai dgn menambahkan obat yg jumlahnya sedikit 3. Bahan obat yg berwarna dicampur diantara dua lapisan zat netral 4. Bahan obat yg kasar dihaluskan terlebih dahulu 5. Bahan obat yg berbobot ringan dan mudah menguap dimasukkan terakhir Bahan padat 1. Halus sekali a. berkhasiat keras: - juml.banyak, dilapisi zat tambahan - juml.sedikti, pengenceran b. tidak berkhasiat keras - Belerang; tdk diayak dgn bahan sutra/logam - Iodoform; diayak dgn ayakan khusus dan terpisah; bau tdk enak dan lengket
2. Hablur/kristal - kamfor; ditetesi etanol 95%; mudah mengkristal - asam salisilat,; ringan, mudah beterbangan tetesi etanol tambahkan zat tambahan - as.benzoat, naftol, salol, timol,; campuran mudah mencair ; as.salisilat - garam-garam yg mengandung air kristal (NaCO 3 , Fe(2)SO 4 , AlSO 4 , dll; diambil bentuk keringnya (eksikatus) Bahan setengah padat - jumlah banyak bahan dilebur terlebih dulu - jumlah sedikit tetesi aseton, eter contoh : adepslanae, cera, paraffin padat, vaselin
Bahan Cair - minyak atsiri; diteteskan terakhir - kalii arsenitis solutio; diuapkan samp.kering, tambahkan zat tambahan - sol.formalida (formalin); diganti dgn btk padatnya (paraformaldehid) jumlah kadar formalin tersedia - tingtur; menguap dan tdk menguap - ekstrak; kering spt bhn padat lain kental etanol 70%/90% dlm lumpang panas cair dikerjakan spt tingtur
1. Pembagian secara visual (juml.maks.10 bgks) 2. Juml.lebih dari 10 bgks; dibagi melalui penimbangan bbrp bagian shg bisa dibuat maks.utk 10 bgks, dan jika juml.nya ganjil ditentukan berat ratanya dan timbnag juml.bungkus secukupnya lalu sisanya dibagi. 3. Pemakaian dgn DM>80% harus ditimbang satu per satu, hasil akhir ditimbang sbg berat rata-rata dan timbang satu persatu.
RUMAH SAKIT KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS HASANUDDIN NO.SIPKH : ..................................... JALAN MAKASSAR
Dokter Hewan : .........................................
Makassar, xx xx 2014 R/ Paracetamol 500 mg Coffein 50 mg mf pulv dtd No XV S 2 dd pulv I # Paraf
Pro : Anjing X Milik : Tn. Andi Alamat : Jl. Makassar
Resep tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter CONTOH RESEP perkamen, kertas lilin, kertas perak, dll Caranya???
WADAH Syarat : terlindung dari pengaruh cahaya, udara, mencegah penguapan serbuk, mudah diambil dari wadahnya Dos serbuk, pot, botol mulut lebar a. BO berkhasiat keras. BO yg beratnya<50 mgpengenceran b. BO higrokopis dan deliquescent lengket atau jadi pasta bila kontak dg udara terbuka. Mengatasinya: Digerus dlm mortir kering dan hangat Ditambah absorben inert, misal MgO, MgCO3 Dibungkus yg baik dan rapat c. Bahan eflorecen mengandung air kristal dlm jumlah besar, bila diserbuk/digerus akan melepaskan air kristalnya shg serbuk lembab. Cara mengatasi : o diganti btk anhidrous o Dipanaskan suhu ttt ad berat konstan Contoh: asam citrat, asam tartrat, dll
d. Terbentuk campuran etektik. Camp bahan- bahan yg pd suhu ttt mjd basah, contoh mentol- kamfer 53-74% mentol. Mengatasinya: Ditambah absorben, mis: MgO, MgCO3,@bhn dicampur dg absorben baru digabung. Diberikan terpisah tapi diberi keterangan keduanya diminum bersama Dibiarkan terbentuk etektik, mis: mentol dan kamfer a. Ekstrak kental BO dlm mortir hangat dilarutkan dg pelarut yg sesuai + pengering inert.Ekstrak beladon, Ekstr. Hyoscyami: alkohol 70%. Ekstrak Canabis indicae: alkohol 90%.Pengering: amilum, SL b. Adep lanae, vaselin: - jumlah kecil: +pelarut organik + bhn pengering - jumlah besar dilebur di wb + pengering a. Tingtura, ada 2 jenis: - bahan berkhasiat tahan pemanasan * jumlah kecil: mortir panas + pengering * jumlah besar : uapkan di wb ad kental + pengering - Tak tahan pemanasan. bhn berkhasiat dpt diganti komponen- komponennya maka ambil komponennya saja tanpa bhn cairnya, mis: TOB, Iodii, sol camphora spirituosa. Bila tak dpt diganti : - jumlah kecil dpt langsung ditambahkan - Jumlah besar: uapkan T rendah ad kental+pengering mial : TOC, Tinct Valeriana
b. Ekstrak cair. Sama dg tingtura. Bila tahu bobot sisa keringnya diganti komponen keringnya, misal: Extrac Rhamni Purshianae liq, sisa keringnya 25 % ganti btk kering 25 % berat. c. Bhn cair non alkoholis, mis: Liquor Arenicalis Fowleri mengandung 1% As2O3 - jumlah kecil langsung tambahkan - jumlah bear uapkan di wb ad 1/3nya+pengering. Tak boleh diganti As2O3 krn absorbsi beda d. Minyak atsiri dlm elaiosacchara. Camp gula- minyak atsiri 2g: 1 tetes, mis: elaiosacchara foeniculi, anisi, dll
1. Pulvis adspersorius: sediaan serbuk bebas dari butiran kasar dan utk obat luar. Syaratnya: Homogen, bebas dari sifat fisik yg menyebabkan iritasi Mudah mengalir, tersebar merata dan melekat di kulit Sesuai tujuannya, misal: menyerap air
2. Serbuk effervescent: sediaan padat bentuk serbuk utk pemakaian dlm tdd camp asam- basa, saat dilarutkan dlm air akan melepas CO2. Asam: asam sitrat, asam tartrat Basa : Na bicarbonat ALASAN PENGGUNAAN : Menutup rasa pahit/ tak enak (krn ada CO2) Gas CO2 mempercepat penyerapan, krn merangsang cairan lambung+karminatif Serbuk lebih stabil daripada potio a. Cara kering: serbuk dikeringkan & dihaluskan kec asam sitrat. Lalu campur asam sitrat panaskan 100 o C dalam oven. As sitrat melepas air kristal serbuk jd lembab membentuk pasta, lalu digranul ayakan no 6, keringkan suhu 50 o C
b. Cara basah. Bhn pembasahnya alkohol 95%. Semua serbuk dicampur lalu + alkohol 95 % sedikit-sedikit aduk ad massa granul, ayak no 6, keringkan suhu 50 o C
Bila ada zat aktif saja ambil zat aktif saja Bila tidak: tablet digerus dulu, campur dg serbuk lain, ayak Bila jumlah tablet pecahan timbang dalam perbandingan. Misal: CTM 1/6 tab.Berat 1 tab= 200mg ambil 1 tablet gerus +SL ad berat camp 600 mg. Lalu ambil 100 mg campuran. R/ Salycil talc 2 % 100 mfds pulvis adspersorius R/ Menthol 7 camphor 3 ZnO 10 Calamin 10 Talk ad 100 R/ NaCl 0,700 KCl 0,300 Na bicarbonat 0,500 Glucosum 5 mf pulv dtd no III R/ TOB 1 SL qs mf pulv dtd no X R/ Aspirin tab 0,5 tab Parasetamol 0,25 tab Coffein 25 mg mf pulv dtd No XV R/ Pulv aerophorus 10 Adde Ac Ascorbic 5 mf pulvis Salep (unguenta/ointment) : bentuk sediaan yang lunak, tidak bergerak dan tergolong sediaan semi padat, biasanya mengandung obat untuk pemakaian pada kulit atau pada membran mukosa. Sediaan salep bervariasi dalam komposisi, konsistensi dan tujuan penggunaannya. Beberapa variasi dari prototipe salep banyak digunakan dalam praktek peresepan dan dibedakan dengan namanya. Macamnya : unguenta, krim, pasta, jeli, oculenta,cerata.
1. Bagian bagian yang dapat larut dalam sejumlah campuran lemak yamg diperuntukkan bilamana perlu dilarutkan dengan pemanasan di dalamnya.
2. Zat-zat yang mudah larut dalam air kecuali ditentukan lain ,bila banyak nya air yang dipergunakan untuk pelarutan dapat dipungut oleh jumlah campuran lemak yang telah ditentukan, mula-mula dilarutkan dalam air; banyaknya air yang dipergunakan mula-mula dikurangi dari jumlah yang telah ditentukan dari campuran lemak.
3. Zat-zat yang dalam lemak dan dalam air atau kurang cukup dapat larut harus sebelumnya dijadikan serbuk, dan diayak melalui dasar ayakan B40. Pada pembuatan unguenta ini zat yang padat sebelumnya dicampur rata dengan lemak, yang beratnya sama atau setengahnya,bilamana perlu sebelumnya dilelehkan dan kemudian sejumlah sisa lemaknya telah atau tidak dilelehkan ditambahkan sebagian demi sebagian.
4. Apabila unguenta dibuat dengan perlelehan, maka campurannya harus diaduk sampai dingin. Unguenta : mengandung relatif lebih sedikit bahan dan perbedaan pokok dengan yang lainnya pada konsistensi; bila dipakaikan pada kulit akan melunakkan dan membentuk lapisan penutup pada permukaan kulit. Krim : jenis salep yang dapat dicuci, memiliki konsistensi yang lebih lunak dan mengkilat, biasanya digunakan pada daerah yang teriritasi atau tempat yang sensitif. Pasta : mengandung zat padat dalam persentase tinggi; popular digunakan pada bidang dermatologi, bersifat kaku, biasanya tidak meleleh pada suhu tubuh, membentuk dan mempertahankan lapisan pelindung pada area yang diaplikasikan.
Cerata : salep berlemak, mengandung malam dalam persentase tinggi, titik lebur tinggi. Jeli : salep yang sangat tipis, hampir cair, mengandung sedikit atau tanpa malam, digunakan pada membran mukosa, untuk tujuan melicinkan dan sebagai basis obat, biasanya terdiri dari campuran sederhana lemak dengan titik leleh rendah dan minyak.
Dasar salep atau pembawa substansi obat untuk penggunaan pada kulit (topikal) Pelumas pada kulit Pelindung untuk mencegah kontak permukaan kulit dengan rangsang kulit
Banyak faktor berpengaruh dalam pemilihan dasar salep : sifat dasar obat, stabilitas, dan aksi terapi (obat yang terhidrolisis cepat lebih stabil dalam basis hidrokarbon dibandingkan basis berair) karakteristik umum kulit pasien (kering atau berminyak) daerah kulit yang akan diterapi (berambut atau gundul) jenis lesi yang terjadi (kering atau serous) efek kimia bahan pembawa terhadap obat dan obat terhadap bahan pembawa aksi bahan pembawa pada kulit
Stabil, bereaksi netral, tidak mengotori, tidak mengiritasi, tidak menimbulkan dehidrasi, tidak beraksi menghilangkan lemak, tidak higroskopis, dapat dihilangkan dengan air, dapat dicampur dengan semua obat bebas dari bau yang tidak enak, tidak memberi noda, mampu memenuhi sebagai medium bagi obat yang tak larut dalam lemak atau air, efisien untuk kulit kering, berminyak, atau basah, dapat disimpan untuk penggunaan ekstemporer, dapat mengandung 50% air, mudah dibuat, meleleh atau melunak pada suhu badan.
Dasar salep hanya dapat memenuhi beberapa sifat-sifat tersebut diatas (tergantung pada tipe dasar salep dan akhir penggunaan).
Dasar salep anhidrus Minyak hidrofob : minyak mineral (vaselin, paraffin), minyak dari hewan (adeps lanae), minyak tumbuh2an (Ol. Sesami, Ol. Olivarum, Ol. Cocos) Minyak hidrofil : dasar salep tercuci (aquaphor, carbowax, polysorb) Dasar salep yang mengandung air Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin) Dasar salep emulsi tipe M/A (hydrophilic ointment USP, cold cream, vanishing cream) Dasar salep yang mengandung serbuk Serbuk dalam minyak hidrofob (zinc oxide ointment USP) Serbuk dalam minyak hidrofil (starch in hydrophilic petrolatum)
Dasar salep berminyak/berlemak (vaselin, paraffin cair, paraffin dan jelene, minyak tumbuh2an, silicon) Dasar salep absorpsi (adeps lanae, hydrophilic ointment petrolatum dan dasar salep yang baru : aquaphor, polysorb, hydrosorb dan plastibase hydrophilic). Dasar salep tercuci (polyethylene glycol ointment USP) Dasar salep emulsi (lanolin, cold cream, vanishing cream, Hydrophilic ointment, Emulsifying ointment dan emulsifying wax )
Vaselin terdiri dari vaselin putih dan vaselin kuning. Vaselin putih : bentuk yang telah dimurnikan/dipucatkan warnanya dengan asam sulfat shg tidak boleh digunakan pada salep mata krn akan mengiritasi. Vaselin digunakan jika dikehendaki adanya film penutup pada kulit yang diobati. Kemampuan menyerap air 5%, dapat ditingkatkan dengan menambah kholesterol.
Parafin adl paraffin padat, digunakan untuk mengeraskan salep krn titik lebur campuran naik. Paraffin cair, ada dua kualitas, yang viskositasnya encer digunakan untuk pembuatan vanishing cream, yang viskositasnya kental digunakan untuk pembuatan cold cream. Minyak tumbuh2an ditambahkan pada dasar salep sebagai pelumas dan untuk menurunkan titik lebur. Pada proses hidrogenasi minyak akan menjadi semi solid dan berwarna putih, keuntungan : makin stabil, tidak tengik, menambah daya absorpsi air.
Jelene : terdiri dari minyak hidrokarbon dan malam, fase air mudah bergerak shg difusi obat ke media sekelilingnya dapat terjadi lebih baik. Silikon : dikenal dengan dimetikon, suatu semi polimer sintetik yang struktur dasarnya bukan suatu hidrokarbon tetapi rantai Si dan O, silicon termasuk dasar berminyak, bila dipegang rasanya seperti minyak, tak campur dengan air. Silicon stabil pada suhu tinggi, tahan terhadap oksidasi, Contoh sediaan ; Silicone hydrophilic ointment, silicone absorption base, silicone emulsion base.
Ada dua tipe pokok dasar salep absorpsi : Dasar salep anhidrus: dapat menyerap air dan membentuk emulsi A/M (adeps lanae dan hydrophilic petrolatum). Dasar salep anhidrus dan merupakan emulsi A/M tapi masih mampu menyerap air yang ditambahkan (cold cream, lanoline), tidak mudah dicuci, tidak tercuci, krn fase kontinu adl minyak. Adeps lanae digunakan sbg lapisan penutup dan melunakkan kulit tetapi banyak yang alergi. Hydrophilic petrolatum digunakan sebagai pengganti adeps lanae.
Dasar salep emulsi tipe A/M (lanolin, cold cream). Lanolin adalah adeps lanae cum aqua digunakan sbg pelumas dan penutup kulit serta bersifat lebih mudah digunakan. Cold cream, emulsi tipe M/A, dibuat dengan pelelehan cera alba, cetacium dan Ol. Amygdalarum ditambah larutan borax dlm air panas, diaduk sampai dingin. Dasar salep ini harus dibuat baru krn Ol. Amygdalarum tidak stabil. Digunakan sbg pendingin, pelunak dan sbg pembawa obat. Hydrophilic ointment: dapat ditambah cairan obat tanpa merubah viskositasnya, mudah dicuci dari kulit. Vanishing cream, digunakan sbg dasar kosmetik dan pengobatan kulit. Emulsifying ointment dan emulsifying wax : tipe M/A krn natrium lauril sulfat larut dalam air.
Inkompatibilitas : tak tercampurkannya bahan-bahan obat dalam suatu formula sediaan obat yang diresepkan. Akibat : perubahan efek, perubahan penampilan Peran farmasis : pengatasan problema inkompatibilitas dengan beberapa alternatif
drh. Dian NO.SIPKH : .......................................... JL. Makassar Praktek : setiap hari kerja (17.00-20.00)
Malang, 25 November 2011
R/ Neomycin 1 % Hydrocortisone acetat 1 % Vasselin album ad 50 g m.f.l.a unguentum S ue # paraf
Pro : Kucing Y Milik : Nn. Aldila Alamat : Jl. Makassar
Resep tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan Dokter Polietilenglikol (PEG) : PEG kompatibel dengan HgO kuning, ammoniated mercury, asam salisilat, kalomel, asam benzoate, asam undesilinat, sulfur, asam borat, resorsinol, dan pix liquida. PEG inkompatibel dengan resorcinol, balsam Peruvian, dan tannin. Silikon : bersifat inkompatibel dengan PEG, sabun lunak, gliserin dan malam, minyak tumbuh2an, dan paraffin liq.
Asam undesilinat (undecylenic acid) : digunakan dalam bentuk garam (zinc undecylenate) digunakan pada salep tidak menyebabkan inkompatibilitas. Urea : membentuk campuran eutetik dengan chloral hydrate, pyrocatechol, pyrogallol. Asam salisilat : menyebabkan inkompatibilitas akibat asam dan salisilat nya. Methyl salicylate : inkompatibel dengan volatile oil dan salisilat.
Resorcinol : Warna menjadi gelap oleh adanya alkali; Membentuk komponen yang berwarna dengan ferric chloride, chloroform, formaldehyde, beberapa gula. Membentuk campuran eutetik dengan acetamide, acetanilide, antipyrin, camphor, chloral hydrate, menthol, phenol, pyrogallol dan urethane.
Resin : mencair atau melunak bila dicampur dengan camphor, menthol, phenol, phenyl salicylate, thymol atau urethane. Promethazine hydrochloride (phenergan) : Bersifat asam, inkompatibel dengan alkali, dirusak oleh oksidator. Procaine hydrochloride : diendapkan oleh alkali dan alkaloid, inkompatibel dengan mild mercurous chloride, mercuric chloride, garam perak, dan oksidator.
Phenol : membentuk campuran eutetik dengan acetanilide, aminopyrine, chloral hydrate, camphor, menthol, resorcinol, phenyl salicylate dan thymol. Menthol : dirusak oleh oksidator kuat, sifat inkompatibilitas : liquefaction, membentuk campuran eutetik dengan betanaphthol, borneol, chloralhydrate, camphor, phenol, resorcinol, thymol, urethane, pyrocatechol, pyrogallol.
Naphthalene (naphthalin) : inkompatibel dengan oksidator kuat, membentuk campuran eutetik dengan phenol, phenyl salicylate, dan beberapa komponen organic lain. Betanaphtol : inkompatibel dengan oksidator dan membentuk komponen yang bervariasi dengan beberapa asam. Membentuk suatu massa yang lembab bila dicampur dengan antipyrine, camphor, menthol, phenol dan phenyl salicylate. Glycerin (glycerol) : pelarut yang baik untuk asam borat dan sodium borat, bukan pelarut yang baik untuk volatile oil, camphor, menthol, dan resin, pelarut yang baik untuk phenol. Inkompatibel dengan oksidator kuat. Bila dicampur dengan tannin, phenol, salisilat menyebabkan warna menjadi gelap yang dapat dicegah dengan penambahan sedikit sodium citrate.
Lidocaine hydrochloride : inkompatibel dengan garam alkali. Iodoform : dirusak oleh cahaya, alkali, tannin dan mild mercurous chlorides, inkompatibel dengan mercuric oxide. Vioform (iodochlorhydroxyquin) : Bila dicampur dengan bacitracin akan menyebabkan inaktifasi sampai 10%. Ichthammol (ichthyol) : diendapkan oleh asam dan mineral dan garam asam, dan dirusak oleh alkali. Membentuk komponen tak larut dengan mild mercurous chloride, resorcinol dan potassium iodide.
Asam benzoate : inkompatibel dengan besi, perak dan merkuri. Balsam Peruvian : menyebabkan masalah pada salep karena tidak dapat bercampur dengan baik dan menjadi kotor, dapat dicegah dengan mencampurkan separuh jumlah balsam terlebih dulu dengan castor oil. Bacitracin : diurai oleh larutan alkali kuat. Diinaktivasi oleh sodium thiosulfate dan oksidator. Diendapkan oleh garam logam berat, asam benzoate, asam salisilat, tannic acid, dan sodium chloride konsentrasi tinggi. Perborates : inkompatibilitas dengan oksidator dan borat.
R/ Menthol 0,200 Ephedrin 0,200 Paraff. Liq. ad 30 Menthol dan ephedrine dapat meleleh, tetapi pada waktu penambahan paraffin akan terjadi pemisahan (menthol larut, ephedrine tidak larut dan akan memisah lagi).
R/ Precipitated sulfur 2% Salicylic acid 5% I.O.D 2% Vanishing cream qs ad 30 M ung.
Pengatasan : ditambahkan stablisator gliserin atau basis vanishing cream diganti dengan washable ointment base yang mengandung non-ionic emulsifier.
Problema : asam salisilat menyebabkan emulsi vanishing cream pecah.