E
Formulasi Infus Parasetamol L
C
O
Kelompok 3 : M
Tasya Ayu Lestari (202002060036) E
Rizky Saputri (202002060040)
Naila Izza Sabila (202002060045)
Novel Umarella (202002060054)
1
Infus Intravena
FI Ed III : 12
2
Formulasi Infus
R/ Parasetamol 500mg
NaCl 250mg
Note : Dapar fosfat pH 7,3 sebanyak 30 ml mengandung NaH₂PO₄ 150 mg dan Na₂HPO₄ 430
mg
3
Alasan penggunaan
Parasetamol
Parasetamol digunakan sebagai zat aktif pada infus karena efek yang didapatkan cepat
atau langsung dan memberi dampak pada tubuh sehingga efektif untuk antipiretik dan
analgesik. Efek terapi obat bisa dengan cepat masuk tanpa proses absorbsi seperti obat oral.
Kandungan parasetamol tersebut akan langsung bercampur dengan darah dan memberikan
dampak atau efek kurang lebih 10 menit setelahnya.
4
Alasan Penggunaan Bahan
NaCl Na₂HPO₄
NaCl biasa digunakan untuk berbagai jenis Disodium Phosphate digunakan sebagai
sediaan parenteral atau non perenteral. Terutama penyusun larutan dapar dalam Dapar Fosfat
digunakan pada sediaan paranteral sebagai (FI ed. III hal 15). HPO₄²⁻ merupakan ion
bahan pengisotonis sehingga memiliki tekanan yang berguna bagi sel tubuh karena mampu
osmosis yang sama dengan cairan tubuh dan mempertahankan pH cairan intra sel.
sebagai asupan ion Na⁺ dan Cl⁻ (DI 88th edition
hal. 1451)
5
Alasan Penggunaan Bahan
6
Penyesuaian Dosis
Dewasa dan remaja BB >50kg : 1000mg sebagai infus IV selama 15 menit, berikan 4x/hari. Dosis
harian maksimal 4g.
Dewasa dan remaja BB <50kg, anak BB >33kg : 15mg/kg BB secara infus IV selama 15 menit
4x/hari. Dosis harian maksimal 60mg/kg
― MIMS edisi 19 : 56
7
Pengambilan Bahan
Parasetamol : (500mg + 20%) x 5 wadah : 3000mg
8
Perhitungan Tonisitas
Osmolaritas
9
Perhitungan Tonisitas
10
Prosedur pembuatan infus
Disiapkan alat dan bahan
Disterilkan terlebih dahulu, menggunakan oven untuk alat-alat gelas yang tidak berskala pada suhu
170℃ selama 1-2 jam sedangkan untuk alat gelas yang berskala disterilkan menggunakan autoklaf
pada suhu 121℃ selama 15 menit
Dikalibrasi botol infus yang telah disterilkan hingga tanda batas (100ml)
Ditimbang parasetamol 3 gram dalam beaker glass dan dilarutkan dengan aqua pro injeksi,
kemudian diaduk hingga larut
11
Lanjutan...
Ditimbang 1,5 gram NaCl tambahkan ke dalam beaker glass diaduk dan cek pH
Ditambahkan sisa aqua pro injeksi, kemudian saring menggunakan kertas saring dua lapis atau
sampai jernih
Masukkan ke dalam botol infus kemudian tutup dengan menggunakan aluminium foil kemudian
ikat dengan tali godam
12
Lanjutan...
13
Evaluasi : Uji Kejernihan (Lachman : 1355)
Produk dalam wadah diperiksa secara visual dibawah penerangan cahaya yang baik
Terhalang terhadap refleksi ke dalam mata dan berlatarbelakang hitam dan putih, dengan
rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar
14
Evaluasi : Uji Keseragaman Volume (FI IV : 1044)
Disiapkan 2 wadah sampel yang akan diuji dan 2 gelas ukur
Tuangkan isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah
Diamkan selama tidak lebih dari 30 menit untuk menghindari pembentukan gelembung
Diukur volume larutan. Volume rata-rata tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah
yang kurang dari 95% dari volume yang dinyatakan pada etiket
15
Evaluasi : Uji Kebocoran
Dibersihkan terlebih dahulu bagian luar wadah sediaan yang akan diuji
Dilakukan pengocokan sediaan dengan cara dibolak-balik sebanyak ± 20 kali, sediaan yang telah
dikocok dan letakkan sediaan dalam permukaan datar yang telah dilapisi kertas saring, biarkan
selama ± 5 menit
16
Evaluasi : Uji mikroba atau sterilitas
Disiapkan media agar yang telah dibuat dalam cawan petri
Dituangkan sebanyak 1ml sediaan infus yang dibuat ke dalam media agar, ratakan sampel dan
tutup dengan rapat
Dimasukkan cawan petri ke dalam inkubator pada suhu 37℃ selama 24 jam dengan posisi cawan
terbalik
17
Daftar Pustaka
Anonim. 2019. MIMS Petunjuk Konsultasi Edisi 19. Jakarta: Bhuana Ilmu Popular.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Evory MC, Gerald K. 2003. Drug Information. USA: American Society of Health
System Pharmacist.
Lachman, L., Lieberman H.A., dan Kanig J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI-press.
18
T
Thank you!
H
A
N
K
Do you have any questions?
Y
O
U
19