Deteksi lipid dibagi menjadi 2 cara analisis, yakni analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif terbagi atas metode Bligh/Dyer, metode deteksi dengan HPLC, uji kelarutan,
uji Salkowsi, dan uji reaksi. Analisis kuantitatif terbagi menjadi uji angka asam, uji angka sabun,
uji angka Reichert-Meissl, uji angka Polenski, uji angka Iod, uji Liebermand-Burchard dan
metode analisis dengan menggunakan ESI-MS.
A. Analisis Kualitatif
a. Metode Bligh Dyer
Bligh/Dyer adalah metode ekstraksi dan purifikasi lipid yang didapatkan melalui
studi dekomposisi lipid dari ikan yang telah dibekukan. Prosedur ini dapat
dilakukan hanya dalam waktu singkat, sehingga sangat efisien, mudah untuk
direproduksi, dan bebas dari manipulasi.
Prinsip kerja metode ini adalah dengan menghomogenisasi jaringan basah dengan
menggunakan campuran kloroform dan metanol, sehingga terbentuk sistem
campuran yang homogen dengan air dalam jaringan. Pengenceran dengan
kloroform dan air akan menyeparasikan jaringan yang telah terhomogenisasi
tersebut menjadi dua lapisan, dimana lapisan kloroform akan mengandung semua
lipid/lemak non polar, sementara lapisan metanol akan mengandung semua
senyawa non-lemak atau senyawa lipid polar.
b. Metode deteksi dengan HPLC
Pada dasarnya HPLC adalah versi improvisasi dari Column Chromatography,
dimana ketinggian kolom dikurangi, sehingga jumlah piringannya bertambah
menjadi 100.000 piringan per meter (normal : 40.000 hingga 60.000 piringan per
meter) dan ditambahkan tekanan pada proses penghantaran fase bergerak (mobile
phase) melewati fase stasioner (stationary phase) yang rapat dengan kecepatan
yang sesuai (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, biasanya antara 0,5
hingga 4 mL/menit). Karena ketinggian kolom pada HPLC diperkecil, maka
ukuran partikel yang terdapat pada kolom juga lebih kecil (3 - 5 m). Ukuran
partikel yang kecil ini memberikan luas kontak yang lebih besar, sehingga proses
separasi yang terjadi lebih efisien daripada kromatografi kolom biasa. Selain itu,
keuntungan lain dari penggunaan HPLC adalah menghemat penggunaan pelarut
pada
kolom.
1. Pompa
Pompa yang digunakan adalah pompa piston 2 arah, pompa screw-driven
syringe atau pompa pneumatic constant-pressure. Pompa-pompa tersebut
haruslah mampu memompa dengan tekanan hingga 6000 psi.
2. Sample Injection System
Kebanyakan sample injection system sudah dibuat otomatis, dengan sistem
Loop. Sistem ini memungkinkan injeksi berkala sample dengan volume
tertentu yang diinginkan
3. Kolom
Dibedakan menjadi :
a. Normal Phase Column
Adalah kolom dengan fase stasioner berupa senyawa polar,
menggunakan fase stasioner berupa silika. Cocok digunakan untuk
mendeteksi kandungan senyawa non polar. Contoh senyawa yang
umunya dideteksi oleh dengan menggunakan kolom ini adalah
heksana, sikloheksana, karbon tetraklorida, kloroform, benzena dan
toluena.
b. Reverse Phase Column
Kebalikan dari Normal Phase Column, fase stasioner yang digunakan
pada kolom adalah senyawa non-polar, menggunakan fase stasioner
berupa senyawa rantai karbon yang non-polar. Cocok digunakan untuk
mendeteksi kandungan senyawa polar. Contoh senyawa yang
4. Detektor
Ada beberapa jenis detektor yang digunakan, antara lain :
a. UV Absorption
Memanfaatkan prinsip absorpsi cahaya komponen. Absorbansi
komponen
kemudian
dideteksi
oleh
kromatogram.
Walaupun
ikatan
ester
lipid.
d. Uji Kelarutan
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai
macam pelarut. Dalam uji ini kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran
pelarut. Sesuai dengan sifat laruttan, apabila larutan non-polar dilarutkan ke
dalam larutan polar, maka kedua larutan tidak akan menyatu, apabila lipid
dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya tidak akan larut. Hal tersebut
karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang
sama-sama nonpolar.
Uji kelarutan lipid hampir semua jenis lipid, yaitu lemak dan minyak tidak larut
dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam pelarut non polar seperti
kloroform, eter, dan benzene.
e. Uji Reaksi
Uji reaksi pada prinsipnya menguji ada tidaknya kandungan minyak dengan
reaksi-reaksi kimia, kemudian mengamati produk hasil reaksi yang terbentuk. Uji
reaksi terdiri dari uji reaksi dengan oksidasi, ozonisasi dan hidrolisis.
i. Oksidasi
Oksidasi asam lemak merupakan penambahan bilangan oksidasi. Lemaklemak di dalam tubuh akan dipecah menjadi asam lemak yang selanjutnya
akan didegradasi melalui oksidasi dan oksidasi . Oksidasi akan
mendegradasi asam lemak menjadi molekul dengan 1 atom C, sedangkan
oksidasi mendegradasi asam lemak menjadi molekul dengan 2 atom C.
ii. Ozonisasi
Ozonisasi merupakan reaksi ozon dan lipid tak jenuh menghasilkan lipid
peroksida. Dimana lipid terdegradasi oleh ozon
iii. Hidrolisis
Hidrolisis merupakan reaksi pemecahan oleh air, lipid di pecah menjadi
gliserol dan alcohol, dengan menggunakan panas, asam, alkali/ enzim.
O
CH2 O C R1
O
R2
C O C H
Lipase or Acid
O
CH2 O C R3
Triacylglycerol
3 H2O
H2C
HO C
H2C
OH
H
O
R1 C OH
O
+ R C OH
2
OH
R3
O
C OH
B. Analisis Kuantitatif
a. Uji Angka Asam
Angka asam adalah jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas yang terdapat dalam 1 g lemak/ minyak. Uji ini dilakukan dengan
cara mentitrasi suatu larutan yang akan diuji dengan menggunakan KOH. Angka
asam dapat dihitung dengan rumus :
AV =
N = Normality of KOH
ml of KOH x N x 56
Weight of Sample
= mg of KOH
H2 C
HC
H2 C
O
C
O
C
O
C
R
R
3 KOH
H2 C
OH
HC
OH
H2 C
OH
+ 3R
O
C OK
Saponification Value
Milk fat
210-233
Coconut oil
250-264
189-198
Soybean oil
189-195
lard
190-202
220 250
kemudian
ditambahkan
larutan
iodin
bromide
(atau
iodin
dilakukan perlakuan blanko dengan jalan yang sama yaitu titrasi blanko misal y
ml.
f. Uji Angka Liebermand-Burchard
Uji Lieberman Buchard selain dapat digunakan sebagai uji kualitatif juga dapat
digunakan sebagai uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah
mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat pekat ke
dalam campuran kolesterol dalam kloroform dan sedikit asam asetat pekat.
Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke
dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus
C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena.
Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang
menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi
positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna
pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua. Reaksi yang
terjadi pada uji Lieberman Buchard dapat dilihat pada gambar dibawah
terbentuk. Sehingga dengan digantinya asam asetat anhidrat dengan asam asetat
pekat tidak akan memengaruhi hasil yang diinginkan selama larutan uji tersebut
tidak mengandung air.
g. Uji dengan ESI-MS
ESI adalah metode ionisasi umum dalam MS untuk analisis lipid dari cairan
tubuh, sel, bakteria, virus, dan jaringan. ESI-MS bergantung pada pembentukan
ion gas dari molekul polar, labil secara termal dan non-volatil sehingga cocok
untuk mendeteksi berbagai jenis lipid dengan akurat. ESI-MS memiliki sifat
ionisasi halus yang tidak mengganggu sifat kimia dari analit sebelum
dilakukannya MS. Berbagai macam metode ESI-MS telah dikembangkan untuk
analisis berbagai kelas dan subkelas lipid dari ekstrak biologis.
Keuntungan besar dari penggunaan ESI-MS adalah keakuratannya yang tinggi,
sensitif, dapat direproduksi, dan aplikatif untuk larutan kompleks tanpa perlu
derivatisasi.
Dalam penerapannya, ESI-MS biasanya digabungkan dengan LC. Tujuannya,
untuk melakukan pemisahan senyawa yang polar dan non-polar terlebih dahulu
sebelum masuk ke ESI-MS. Penggunaan LC meminimalisir efek supresi ion.
Selain itu, waktu retensi dalam kolom LC dapat juga digunakan sebagai parameter
lain untuk identifikasi senyawa (selain dari sinyal MS).
Prosedur ESI-MS dalam deteksi lipid secara singkat
i.
Sampel
diekstrak
terlebih
Referensi :
Pratt Pandjiwidjaja. 1992. Teknologi Minyak dan Lemak I. Bogor: IPB Press.
Bligh, E.G., dan W.J. Dyer. 1959. A Rapid Method of Total Lipid Extraction and
Purification. Canadian Journal of Biochemistry and Physiology Vol. 37, No. 8: 911-917.
Dewi, Mega Twilana Indah, dan Nurul Hidajati. 2012. Peningkatan Mutu Minyak Goreng
Curah Menggunakan Adsorben Bentonit Teraktivasi. UNESA Journal of Chemistry Vol. 1,
No. 2: 47-53.
Kenkel, John. 2003. Analytical Chemistry for Technicians 3rd Ed. CRC Press LLC. USA
Skoog, Douglas A. , et.al. 2004. Analytical Chemistry 8th Ed. Thomson Inc. Canada
Li, Lin, et al. Mass Spectrometry Methodology in Lipid Analysis. International Journal of
Molecular Sciences, 2014, 15, 10492-10507