Anda di halaman 1dari 30

KELARUTAN

DAN DISTRIBUSI
OBAT
ROBERT TUNGADI
KELARUTAN
 Konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh
pada suhu tertentu
 Larutan jenuh :suatu larutan dimana zat
terlarut berada dalam kesetimbangan
dengan fase padat (zat terlarut)
 Larutan tidak jenuh : larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi
dibawh konsentrasi yg dibutuhkan untuk
penjenuhan sempurna pada suhu tertentu.
 Larutan lewat jenuh : larutan yang
mengandung zat terlarut dalam
konsentrasi lebih banyak daripada yang
seharusnya ada pada suhu tertentu,
terdapat juga zat terlarut yang tidak larut
 Kelarutan obat dapat dinyatakan dalam
beberapa cara
 Dapat dinyatakan dlm molalita, molarita,
dan persentase
 Cth : kelarutan asam borat dalam USP
dikatakan 1 gram asam borat larut dalam
18 ml air, dalam 18 ml alkohol dan dalam
4 ml gliserin.
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan
untuk melarutkan

Sangat mudah larut Kurang dari 1

Mudah larut 1-10

Larut 10-30

Agak sukar larut 10-100

Sukar larut 100-1000

Sangat sukar larut 1000-10000

Praktis tidak larut Lebih dari 10000


INTERAKSI PELARUT – ZAT
TERLARUT
A. Pelarut Polar
- Kelarutan obat disebabkan oleh :
a. polaritas dari pelarut yaitu momen dipol
b. Kemampuan zat terlarut membentuk
ikatan hidrogen. Cthnya air melarutkan
fenol, alkohol, aldehid, keton, amina
dan senyawa lain yg mengandung
oksigen dan nitrogen yg dpt
membentuk ikatan hidrogen dalam air
c. Perbandingan gugus polar terhadap gugus
nonpolar dari molekul
- Apabila panjang rantai nonpolar dari alkohol
alifatik bertambah maka kelarutan senyawa
tersebut dalam air berkurang.
- Rantai lurus alkohol monohidroksi, aldehid,
keton dan asam yg mengandung lebih dari 4
atau 5 karbon tdk dpt memasuki struktur
ikatan hidrogen dari air sehingga hanya larut
sedikit
- Jika ada gugus polar tambahan dlm mol spt
propilenglikol, gliserin dan asam tartrat
kelarutan dalam air naik banyak karena
percabangan pada rantai mengurangi efek
nonpolar dan menyebabkan kenaikan
kelarutan dalam air.
MEKANISME PELARUT POLAR
 Tingginya tetapan dielektrik sekitar 80 utk air
sehingga mengurangi gaya tarik menarik
antara ion dlm kristal yang bermuatan spt
NaCl
 Memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit
kuat dgn reaksi asam basa (amfiprotik)
contoh : HCl + H2O  H3O+ + Cl-
 Mengsolvasi mol dan ion dengan adanya
gaya interaksi dipol terutama pembentukan
ikatan hidrogen shg senyawa menjadi larut
PELARUT NON POLAR
 Cairan non polar spt hidrokarbon
 Tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik
antara ion elektrolit kuat dan lemah karena
tetapan dielektrik pelarut rendah
 Tidak dpt memecahkan ikatan kovalen dan
elektrolit yang berionisasi lemah krn pelarut
non polar termasuk gol pelarut aprotik dan
tdk dpt membentuk jembatan hidrogen dgn
non elektrolit, oleh karena itu, zat terlarut ionik
dan polar tidak larut atau hanya dapat larut
sedikit dalam pelarut non polar.
Pelarut non polar
 Senyawa non polar dpt melarutkan zat
terlarut nonpolar dengan tekanan dalam
yang sama melalui interaksi dipol induksi
 Mol zat terlarut tetap berada dalam larutan
dengan bantuan gaya van der waals –
London yg lemah maka minyak dan lemak
larut dalam CCl4, benzena dan minyak
mineral
 Alkaloid basa dan asam lemak larut dalam
pelarut nonpolar
PELARUT SEMIPOLAR
 CTH : keton dan alkohol dpt menginduksi
suatu derajat polaritas tertentu dalam mol
pelarut non polar shg dpt larut dalam
alkohol
 Senyawa semipolar dapat bertindak
sebagai pelarut perantara yang dpt
menyebabkan bercampurnya cairan
polar dan non polar
KELARUTAN GAS DALAM
CAIRAN
 Cth : asam hidroklorida, air – amonia, dan
sediaan effervescent yang mengandung
karbondioksida yang terlarut
 Produk aerosol dimana propelan baik itu CO2
maupun nitrogen dilarutkan dengan tekanan
 Kelarutan gas dalam cairan adalah
konsentrasi gas terlarut jika berada dalam
keseimbangan dengan gas murni diatas
larutan
 Kelarutannya bergantung pada tekanan, suhu,
adanya garam, reaksi kimia antara gas dan
pelarut.
 PENGARUH TEKANAN
 Hukum Henry : larutan sangat encer pada suhu
konstan, konsentrasi gas terlarut sebanding
dengan tekanan parsial gas diatas larutan pada
keseimbangan.
 Tekanan parsial gas diperoleh dgn mengurangi
tekanan uap pelarut dari tekanan uap total diatas
larutan
 Hkm Henry dpt dibuktikan dalam larutan
effervescent dimana kelarutan gas naik
sebanding dengan tekanan gas dalam larutan .
 Sebaliknya kelarutan gas turun jika tekanan diatas
larutan dihilangkan
PENGARUH SUHU
 Jika suhu naik maka kelarutan gas turun
disebabkan karena kecenderungan gas yg
besar untuk berekspansi
 Para ahli farmasi hrs berhati-hati dalam
membuka wadah larutan bergas pada
tekanan iklim atau suhu panas
 Cth etil nitrat hrs direndam dalam es atau air
dingin selama beberapa menit untuk
menurunkan suhu dan tekanan gas sblm
membuka wadah
SALTING OUT / Penghilangan
garam
 Gas dpt dibebaskan dari larutan dgn
menambahkan suatu elektrolit spt NaCl
atau dgn zat non elektrolit spt sukrosa
 Gejala ini disebut salting out
PERHITUNGAN KELARUTAN
 Kelarutan gas dalam cairan dinyatakan
dgn tetapan  HK Henry atau dengan
koefisien absorpsi bunsen ().
  : vol gas dalam liter (0oC, 760 mmHg)
V gas, STP / V larutan = .p
Cth soal :
Jika 0,0160 g O2 dilarutkan dalam 1 liter air
pada suhu 25oC pada tekanan oksigen 300
mmHg, Hitung  dan  ?
KELARUTAN CAIRAN DALAM
CAIRAN
 LARUTAN IDEAL DAN LARUTAN NYATA
 Menurut HK Raoult : tekanan parsial
komponen dalam campuran cair pada suhu
tertentu (pi) setara dengan tekanan uap dlm
keadaan murni x fraksi mol komponen dalam
larutan
 Jika salah satu komponen menunjukkan reaksi
penyimpangan negatif maka komponen lain
jg hrs penyimpangan negatif
 Penyimpangan negatif mengakibatkan
kenaikan kelarutan yg dihubungkan
dengan ikatan hidrogen antara senyawa
polar
 Solvasi : interaksi pelarut dalam zat terlarut
 Penyimpangan positif mengakibatkan
penurunan kelarutan
 Apabila uap dianggap mendekati ideal,
tekanan dalam dgn satuan kal/cm3
diperoleh dengan persamaan :
Pi = Hv – RT / V
Hv = panas penguapan &
V = vol molar
KELARUTAN ELEKTROLIT YANG
SUKAR LARUT
 Jika elektrolit yg sukar larut dilarutkan untuk
membentuk larutan jenuh yg disimbolkan Ksp
dr senyawa (hasil kali kelarutan)
 Cth perak klorida merupakan garam yang
sukar larut yg dinyatakan dgn persamaan :
AgCl(s)  Ag+ + Cl-
 Krn garam tersebut sukar larut dan kekuatan
ion rendah persamaan kesetimbangan dpt
ditulis : [Ag+] [Cl-] / [AgCl (s)] = K
 Karena konsentrasi fase padat biasanya
konstan maka : [Ag+] [Cl-] = Ksp
 Aturan diatas tidak dpt digunakan utk
garam yang mudah larut
 Garam yg tidak mempunyai ion sejenis
dengan elektrolit sukar larut menghasilkan
pengaruh yang berlawanan dengan
pengaruh adanya ion sejenis pada
konsentrasi sedang.
 Garam ini akan menaikkan dan bukan
menurunkan kelarutan karena adanya
penurunan koefisien keaktifan
 Karena keaktifan dapat diganti oleh hasil kali
konsentrasi dengan koefisien keaktifan dgn
persamaan :
Ksp = [Ag+] [Cl-] Ag+ Cl-
= [Ag+] [Cl-] 2
Ksp / 2 = [Ag+] [Cl-]
kelarutan = [Ag+] = [Cl-] =  Ksp / 
Cth soal :
Hitung kelarutan perak klorida dalam 0,1 M
larutan amonium sulfat. Kekuatan ion dari 0,1 M
(NH4)2SO4 adalah 0,3 dan koefisien keaktifan
dan elektrolit 1 : 1 pada kekuatan ion sekitar
0,70
KELARUTAN ELEKTROLIT LEMAH
 Kebanyakan obat bersifat asam lemah dan
basa lemah.
 Obat ini berekasi dengan asam kuat dan
basa kuat dengan jarak pH tertentu dalam
bentuk ion yang larut dalam air
 Asam-asam karboksilat mengandung lebih
dari 5 karbon tetapi relatif tidak larut dalam
air
 Asam-asam ini bereaksi dgn NaOH encer,
karbonat, dan bikarbonat membentuk garam
yang larut.
 Asam hidroksi spt asam tartrat dan asam
sitrat agak larut dalam air karena asam ini
tersolvasi melalui gugus hidroksilnya
 Asam aromatik bereaksi dengan alkali
encer membentuk garam yang larut air,
tetapi dapat diendapkan sbg asam
bebas jika ditambahkan zat yang lebih
asam kedalam larutan
Menghitung Kelarutan
Elektrolit Lemah apabila
dipengaruhi pH
 Kelarutan elektrolit lemah sangat dipengaruhi
oleh pH larutan
 Cth : larutan 1% Na fenobarbital larut pada
pH basa yg tinggi.
 Bentuk ion yg larut diubah menjadi bentuk
molekul fenobarbital jika pH rendah dan
dibawah 8,3
 Obat mulai mengendap pada suhu kamar
dimana garam alkaloid spt atropin sulfat
mulai mengendap jika pH naik
 Untuk menjamin kelarutan homogen
yang jernih dan keefektifan terapi yg
maksimum , pembuatan harus
disesuaikan pada pH optimum dan dpt
dihitung :
HP padat  HP larut ……………... (1)
HP larut + H2O  H3O+ + P- ……………… (2)
Tetapan kesetimbangan utk larutan :
So = [HP]larut ……………………….. (3)
Tetapan kesetimbangan asam basa :
Ka = [H3O+] [P-] ……………………. (4)
[HP]
 Kelarutan Total (S) terdiri dari konsetntrasi
asam tidak terdisosiasi (HP) dan basa
konjugatnya atau btk terionisasi (P-)
S = [HP] + [P-] ……………………… (5)
Disubstitusi persamaan (3) ke (4) :
S = So + Ka . So/[H3O+] ………… (6)
S = So (1 + Ka / [H3O+])…………. (7)
Persamaan kelarutan dapat ditulis dalam
btk logaritma dimana persamaan (6)
diubah menjadi :
(S – So) = Ka . So / [H3O+]
log (S – So) = log Ka + log So – log [H3O+]
Jadi : pHp = pKa + log S – So / So
PENGARUH SURFAKTAN
 Obat yang bersifat asam lemah dan basa lemah
dapat dilarutkan dengan bantuan kerja surfaktan
/ bhn aktif permukaan.
 Penelitian Rippie et al meneliti kelarutan misel
obat elektrolit lemah oleh larutan air dari surfaktan
non ionik, polisorbat 80
 Kelarutan total DT dari obat bersifat asam : DT =
(D) + (D-) + [D] + [D-] …………... (1)
(D) dan (D-) : asam yg tdk terionisasi dan terionisasi.
[D] dan [D-] : asam yang tidak terionisasi dan
terionisiasi dalam btk misel .
 Jadi obat dianggap terdistribusi diantara
larutan air dan misel surfaktan menurut
persamaan :
K’ = [D]o / (D)o ……………….. (2)
persamaan diatas utk asam tdk
terionisasi
K’’ = [D-]o / (D-)o ……………. (3)
Utk asam yang terionisasi
K’ = [D] [ 1- (M)] / (D)(M) …….. (4)
K’’ = [D-][1- (M)] / (D-) (M) ……. (5)
M : fraksi vol surfaktan sbg misel dalam
larutan
Continue
 Kelarutan total obat dengan adanya surfaktan
pada pH tertentu menurut persamaan :
DT / DT* = 1 + (M) [(H+)K’ + Ka.K’’ / Ka + (H+)]
DISTRIBUSI ZAT TERLARUT DIANTARA PELARUT
YANG TIDAK BERCAMPUR
• Jika C1 dan C2 adalah konsentrasi
kesetimbangan zat dalam pelarut 1 dan
pelarut 2 persamaan kesetimbangan :
C1 / C2 = K ……………………… (1)
K : perbandingan distribusi , koefisien
distribusi atau koefisien partisi
 Persamaan (1) dikenal sebagai Hukum
Distribusi dan hanya dipakai pada
larutan encer dimana koefisien keaktifan
dapat diabaikan
TUGAS 2
 TUGAS 2 DIKERJAKAN DARI TEXT BOOK
FARFIS (MARTIN, A) HALAMAN 641 NO. 5,
6, 16 DAN 17.
 DIKUMPULKAN MINGGU DEPAN DIDALAM
KELAS SEBELUM DIMULAI PELAJARAN
FARFIS.
 DIKERJAKAN DI KERTAS FOLIO BERGARIS
DAN DITULIS TANGAN.

Anda mungkin juga menyukai