Anda di halaman 1dari 19

*

ROBERT TUNGADI
* Syarat formulasi suatu produk
* Beberapa sifat fisik adalah konstitutif dan
sudah diukur sifat aditifnya
* Cth bias molar senyawa : penjumlahan dari
bias atom dan gugusnya yang menyusun
senyawa tsb tetapi susunan kerangka atom
berbeda sehingga indeks bias berbeda.
* Perhatikan rumus dibawah ini :

*
O
II
C2H5 --- C --- CH3 CH3 --- CH == CH ----CH2 ----
OH

Table 1. Andil Atom dan Gugus Terhadap Bias Molar


C – (tunggal) 2,418
-C = (ganda) 1,733
-C= (rangkap tiga) 2,398
Fenil (C6H5) 25,463
H 1,100
O (C=O) 2,211
O (O-H) 1,525
O (eter, ester, C-O) 1,643
Cl 5,967
Br 8,865
I 13,900
* Sifat fisik meliputi hubungan tertentu antara mol
dan bentuk energinya
* Cth : gaya gravitasi : ukuran luar utk
membandingkan massa benda
* Dengan menghubungkan sifat fisik tertentu dengan
sifat kimia dari mol dapat disimpulkan :
a. Menggambarkan susunan ruang dari mol obat
b. Memberikan keterangan utk sifat kimia atau fisik
dari sebuah mol
c. Memberikan metode utk analisis kualitatif dan
kuantitatif suatu zat tertentu
* Energi elektromagnetik digolongkan suatu
radiasi berbentuk gelombang kontinu, suatu
bentuk atau wujud yang bergantung pada
ukuran dan bentuk dari gelombang
* Rumus : .v = c
*  adalah panjang dari suatu gelombang tunggal
radiasi yaitu jarak antara dua puncak
gelombang yg bersebelahan dan dihubungkan
dengan frekuensi

*
* Frekuensi (v) : jumlah dari gel yang melewati satu
titik tertentu dalam 1 detik
* C adalah kecepatan cahaya 3x108 m/s
SPEKTRA ATOM
* Spektra dpt diperoleh dari interaksi antara radiasi
elektromagnetik dari  tertentu melalui suatu
sampel menghasilkan spektra emisi jika energi
dalam jumlah besar yang didapat dari suatu nyala
mengeksitasi elektron dalam atom
* Dalam kehilangan energi eksitasinya beberapa
dari atom ini memancarkan radiasi yang berbeda
ketika kembali ke suatu tingkat energi yang lebih
rendah.
* Interaksi menghasilkan spektra absorpsi jika
radiasi dari suatu  tertentu melewati suatu
sampel dan diukur penurunan intensitas radiasi
akibat eksitasi elektronik.
* Menurut model dari Bohr :
E = 2.2.Z2.m.e4 ………………… (1)
n2.h2
* m : massa elektron 9,1x10-31 kg
* n : bil kuantum 1,602x10-19 C atau 1,519x10-14
* h : konstanta Plank 6,626x10-34 joule detik
* Jika kita menggambarkan E sebagai energi foton
dari radiasi elektromagnetik maka diperoleh :
E = h.c.v …………………………. (2)
* Kemudian substitusikan persamaan (2) ke (1)
* Setelah disubstitusikan maka akan diperoleh
suatu tetapan yang disebut tetapan Rydberg R
yang dihubungkan dengan sejumlah energi dari
atom dgn rumus :
v = R (1/n12 - 1/n22)
* Pada umumnya perbedaan antara tingkat energi
elektron E2 – E1 yang mempunyai bil kuantum n2
dan n1 diberikan dalam persamaan :
E2 – E1 = 2.2.Z2.m.e4 (1/n12 - 1/n22)
h2
* Absorpsi dari radiasi elektromagnetik oleh
molekul-molekul meliputi transisi vibrasi dan
rotasi.
* Adanya transisi tambahan ini membuat spektra
dr molekul lebih rumit drpd spektra atom
* Transisi tambahan ini akibat interaksi energi
yang menghasilkan salah satu vibrasi didalam
molekul dihubungkan dengan stretching atau
bending dari ikatan antar atom-atom

*
* Jika mol mengabsorpsi radiasi elektromagnetik
dapat melalui beberapa transisi bergantung pada
besaran jumlah dari energi yang diabsorpsi
* Suatu energi yang diabsorpsi oleh suatu molekul
dapat ditemukan pada berapa panjang gelombang
yg berlainan didalam daerah ultraungu, cahaya
tampak, dan inframerah
* Radiasi panjang gelombang yg lebih panjang
ditemukan pada molekul yg mempunyai struktur
resonansi seperti benzen dimana ikatan
diperpanjang oleh resonansi dan yang mempunyai
energi transisi yang lebih rendah
* Jika molekul-molekul organik didalam larutan atau
cairan yang dikenakan cahaya didalam daerah
spektrum cahaya tampak dan UV, molekul-molekul
tersebut akan mengabsorpsi cahaya pada  tertentu
bergantung pada jenis transisi elektron yang
dihubungkan dengan absorpsi
* Apabila suatu gugus karbonil ada didalam molekul
maka atom oksigen dari gugus fungsi ini memiliki
sepasang elektron tidak berikatan(n) yg dapat
mengalami transisi orbital elektronik n  * atau
n  *

*
* Transisi ini membutuhkan energi yg lebih rendah
daripada transisi   * oleh karena itu terjadi
absorpsi radiasi dgn  yg lbh panjang.
* Utk aldehid dan keton, daerah spektrum UV antara
270 nm dan 290 nm, menunjukkan adanya transisi
elektronik n  * dari karbonilnya dimana
digunakan utk identifikasi
* Bagian dari suatu mol itu dpt langsung berhubungan
dengan absorpsi sinar UV atau sinar tampak spt
gugus karbonil disebut kromofor

*
* Besarnya absorpsi sinar pada  tertentu dpt dihitung
dengan menggunakan HK. BEER :
A = abc atau  = A / bc
A : absorbansi
c : konsentrasi zat (g/l)
b : panjang jalan sinar yg melewati zat (cm)
 : daya serap molar
Besarnya A disebut absorban dan hubungan dengan
transmittance dari sinar T dinyatakan :

*
A = - log Io / I = - log T
Io = intensitas sinar masuk
I = intensitas sinar keluar
• Absorbansi biasa dinyatakan E1%
1 cm

Artinya
absorbansi yg melalui suatu jalan sepanjang 1
cm dari larutan yang mengandung 1 g zat yg terlarut
per 100 ml larutan
• * Kemudian E1% tidak digunakan lagi diganti menjadi
1 cm
 Daya serap molar.
* Spektrofotometri : alat untuk mempelajari
keseimbangan kimia atau untuk menentukan
laju reaksi kimia
* Zat kimia yg mengambil bagian dalam
keseimbangan harus mempunyai spektra
absorpsi yang berbeda shg mudah diamati pada
 tertentu utk setiap zat
* Jia Peneliti menentukan konsentrasi dengan
menggunakan hukum Beer dan mengetahui pH
larutan jadi dapat dihitung pKa suatu obat.
* Jika obat merupakan suatu asam bebas (HA)
dlm kesetimbangan dengan basanya (A-) maka
pKa = pH + log [HA] / [A-]
* Photoluminescence : suatu mol yg pada
permukannya menabsorpsi cahaya UV utk
mencapai suatu keadaan tereksitasi dan
kemudian memancarkan cahaya UV atau
cahaya tampak pada waktu kembali ke tingkat
dasar

*
* Dlm mol polar dpt terjadi pemisahan daerah
bermuatan positif dan negatif secara permanen
sehingga mol akan memiliki momen dipol permanen
() dgn satuan debye (1 debye = 10-18 esu cm)
* Ini suatu gejala non ionik meskipun daerah ini dapat
memiliki muatan yang akan seimbang satu sama
lainnya sehingga secara keseluruhan tidak
mempunyai jaringan muatan
* Cth mol air memiliki dipol permanen
* Besarnya dipol permanen  tidak bergantung pada
dipol induksi dari medan listrik

*
* Momen dipol permanen dpt dikorelasikan dengan
aktivitas biologi dari mol tertentu untuk memperoleh
informasi tentang hubungan sifat fisik dan pemisahan
muatan dalam suatu kelas senyawa obat
* Cth aktivitas insektisida dari 3 isomer DDT (lihat Farfis
hal 257)
* Para isomer p’ – DDT mempunyai momen dipol yang
paling kecil dan aktivitas yang terbesar
* Ini sesuai teori bahwa kelarutan yang besar dalam
pelarut nonpolar dapat disebabkan oleh momen dipol
zat terlarut kecil
* Molekul yg lbh mudah larut paling mudah menembus
membran lipid dari serangga dan merusak enzim
susunan saraf serangga, karena itu, makin rendah
momen dipol isomer makin besar aksi insektisidanya.
* KERJAKAN TUGAS 1 DARI BUKU FARFIS JILID 1
(MARTIN, ALFRED) HAL 283
NO. 2, 6, 8 DAN 10.

TUGAS 1 DITULIS DI KERTAS FOLIO BERGARIS DAN


DITULIS TANGAN SERTA DIKUMPULKAN MINGGU
DEPAN DI KELAS SEBELUM PELAJARAN FARFIS
DIMULAI.

Anda mungkin juga menyukai