- =
t
t n
..........(2-16)
2.2.3Titik Nyala (Flash Point)
Pengujian yang dilakukan menggunakan alat
Pensky-Martens Close Cup.
2.2.4 Nilai Kalor
Pengujian yang dilakukan menggunakan alat Bomb
Kalorimeter
2.3 Rancangan Analisis Data
Penelitian tahap I adalah melakukan ekstraksi
serbuk biji jarak dengan variasi ukuran diameter 0,4 mm
; 0,6 mm; 0,8 mm. Data yang dihasilkan dari penelitian
tahap I dianalisis pengaruh ukuran serbuk biji jarak
pagar terhadap rendemen yang dihasilkan dengan
menampilkan grafik hubungan rendemen terhadap
waktu. Hasil eksperimental dibandingkan dengan hasil
simulasi komputer menggunakan Microsoft Visual
Basic 6.0
Penelitian tahap II adalah melakukan pengujian
sifat fisik minyak jarak yang meliputi massa jenis,
viskositas, nilai kalor, dan titik nyala. Hasil dari
pengujian ini kemudian dibandingkan dengan nilai sifat
fisik bahan bakar lain seperti minyak tanah (kerosine)
dan minyak solar. Dari ketiga hasil tersebut dianalisis
perbedaan dan kesamaannya sehingga bisa dipakai
sebagai acuan bahan bakar.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Ukuran Serbuk Kernel Biji Jarak
Pagar terhadap Rendemen Minyak.
J URNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011 139
Pengaruh ukuran serbuk kernel biji jarak pagar
terhadap rendemen minyak dapat dilihat pada gambar
4.1 di bawah ini
Hubungan Rendemen terhadap Waktu
0
10
20
30
40
50
60
70
60 120 180 240
Wakt u (meni t )
R
e
n
d
e
m
e
n
(
%
)
ukuran 0,8 mm
ukuran 0,6 mm
ukuran 0,4 mm
Gambar 4.1. Grafik hubungan rendemen dan waktu pada
berbagai ukuran serbuk
Dari ketiga ukuran serbuk kernel biji jarak pagar
yang dibandingkan, terlihat bahwa serbuk dengan
ukuran 0,4 mm memiliki hasil rendemen yang lebih
baik daripada ukuran 0,6 mm dan 0,8 mm. Hal ini
terjadi karena luas kontak pelarut n-Heksana dengan
serbuk kernel biji jarak pagar yang berukuran 0,4 mm
lebih besar sehingga memudahkan pelarut n-Heksana
untuk masuk di antara serbuk kernel biji jarak pagar.
Kecepatan mengalir yang dibutuhkan pelarut n-
Heksana untuk masuk dan merendam serbuk biji ukuran
0,4 mmlebih cepat daripada ukuran 0,6 mmdan 0,8
mm. Dengan kecepatan alir yang lebih cepat kondisi
tekanan di sekitar serbuk kernel biji jarak pagar menjadi
relatif lebih rendah daripada tekanan di dalam serbuk
kernel biji jarak pagar sehingga mengakibatkan minyak
yang terkandung di dalam serbuk kernel biji jarak pagar
menjadi keluar. Di samping itu, dengan ukuran serbuk
kernel biji jarak pagar yang semakin kecil memudahkan
minyak yang terkandung didalamnya keluar. Hal ini
terjadi karena jarak yang pendek antara letak minyak
yang terkandung didalam serbuk kernel biji jarak pagar
dan permukaan serbuk kernel biji jarak pagar.
Hubungan lama waktu ekstraksi serbuk daging
(kernel) biji jarak pagar oleh pelarut n-Heksana dengan
rendemen yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 4.1 di
bawah ini.
Tabel 4.1. Hubungan Lama Waktu ekstraksi dan
Rendemen pada variasi Ukuran Serbuk
Ukuran
butir
(mm)
Rendemen (%)
60 menit
120
menit
180
menit
240
menit
0,4 34,98 58,1 61,6 61,98
0,6 40,66 52,54 54,42 55,7
0,8 25,74 35,27 43,23 46,58
Tabel di atas menunjukkan bahwa lama waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap rendemen yang
dihasilkan pada setiap ukuran serbuk biji yang berbeda.
Dengan semakin bertambahnya lama waktu ekstraksi,
maka rendemen yang dihasilkan juga semakin
meningkat. Lama waktu ekstraksi juga mempengaruhi
siklus pelarut melakukan kontak dengan serbuk kernel
biji jarak. Sehingga dengan lama waktu yang semakin
meningkat, maka siklus pelarut melakukan kontak
dengan serbuk kernel biji jarak juga semakin bertambah
dan memberi peluang terhadap minyak untuk keluar
menjadi semakin banyak. Ketika pelarut melakukan
kontak dengan serbuk kernel biji, terdapat perbedaan
tekanan yang disebabkan oleh adanya perbedaan rapat
massa dan kecepatan mengalir pelarut. Pada percobaan
ini, pelarut yang digunakan adalah n-Heksana dengan
nilai rapat massa sebesar 0,6548 gr/ml. Minyak yang
terkandung di dalam serbuk kernel biji jarak ini
memiliki tekanan yang relatif lebih besar daripada
tekanan yang di sekitar pelarut menyebabkan minyak
keluar dari dalam serbuk kernel biji jarak pagar dan
bergabung dengan pelarut n-Heksana. Berdasar keadaan
tersebut, semakin banyak kontak antara pelarut dengan
serbuk kernel biji jarak pagar maka semakin banyak
minyak yang keluar, dan kontak pelarut dengan serbuk
kernel biji tergantung dari lama waktu yang dipakai
dalam proses ekstraksi.
3.2 Analisa Ukuran Serbuk Kernel Biji Jarak Pagar
terhadap Volume Berdasar Persamaan
Matematis.
Persamaan matematis hasil ekstraksi disimulasikan
ke dalam program microsoft excel. Hasil perhitungan
persamaan matematis dibandingkan dengan hasil
ekstraksi secara eksperimental pada grafik seperti di
bawah berikut:
hubungan rendemen dan waktu
0
10
20
30
40
50
60
70
0 100 200 300
waktu (meni t)
r
e
n
d
e
m
e
n
(
%
)
0.4mm
0,6 mm
0.8 mm
0.4 mm (matematis)
0.6 mm (matematis)
0.8 mm (matematis)
Gambar 4.3. Grafik hubungan rendemen terhadap waktu
padaberbagai ukuran serbuk biji jarak pagar
Pada gambar diatas terlihat bahwa hasil
ekperimental tidak jauh berbeda dengan hasil
perhitungan secara matematis. Hal ini terlihat pada
kecenderungan grafik volume hasil ekstraksi tiap ukuran
serbuk kernel biji jarak pagar pada eksperimental yang
semakin mendekati hasil volume ekstraksi secara
J URNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011 140
matematis. Pada waktu 60 menit, serbuk kernel 0,4 mm
memiliki volume hasil ekstraksi yang jauh di bawah
ukuran serbuk kernel 0,6 mm. Hal ini disebabkan karena
ukuran serbuk kernel 0,4 mm terlalu halus sehingga
menyebabkan adanya gumpalan pada bahan. Akibat dari
gumpalan ini menyebabkan laju ekstraksi minyak
menjadi terhambat dan volume minyak yang dihasilkan
menjadi lebih rendah dibandingkan dengan ukuran
serbuk kernel 0,6 mm
Perhitungan hasil ekstraksi secara matematis
dilakukan untuk memudahkan perkiraan lama waktu
ekstraksi yang akan dicapai dalam suatu proses
ekstraksi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4 di
bawah ini berikut:
hubungan rendemen dan waktu
0
10
20
30
40
50
60
70
0 250 500 750 1000
wak t u (m enit )
r
e
n
d
e
m
e
n
(
%
)
0.4 mm
0.6 mm
0.8 mm
Gambar 4.4. Grafik hubungan volume ekstraksi terhadap
waktu pada berbagai ukuran serbuk biji jarak pagar
menggunakan persamaan matematis
Berdasar gambar di atas, ukuran serbuk kernel 0,4
mm membutuhkan waktu 600 menit untuk mencapai
volume hasil ekstraksi secara maksimal. Sedangkan
ukuran serbuk kernel 0,6 mm membutuhkan waktu 1500
menit dan ukuran serbuk kernel 0,8 mm membutuhkan
waktu selama 2400 menit.
3.3 Parameter Fisik Minyak Jarak
Parameter fisik minyak jarak yang didapat dari
hasil pengujian seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 pengujian karakteristik fisik minyak
Bahan
Densitas
g/cm
3
Viskositas
( m
2
/s )
LHV
(kal/gram)
Flash
Point
o
C
minyak
jarak
0.912
10,56 x 10
-
4
6785.51 230
solar 0.850 3,48 x 10
-4
7165.77 80
kerosin 0.809 2,57 x 10
-4
6612.67 39
3.3.1 Massa Jenis (Densitas)
Berdasar tabel di atas, minyak jarak pagar memiliki
densitas yang paling besar dibandingkan dengan minyak
tanah dan solar. Hal ini terjadi karena minyak jarak
pagar yang tersusun dari trigliserida memiliki rantai
karbon yang lebih panjang dan lebih kompleks daripada
rantai karbon yang dimiliki oleh minyak tanah dan
solar.
3.3.2 Viskositas
Berdasar tabel di atas terlihat bahwa nilai
viskositas dari minyak jarak pagar paling tinggi
dibandingkan dengan minyak tanah dan solar. Hal ini
disebabkan karena minyak jarak pagar merupakan
minyak nabati dengan komponen utamanya adalah
trigliserida. Berdasar susunan trigliserida ini, minyak
jarak memiliki rapat massa yang lebih besar sehingga
menyebabkan tegangan geser yang dimiliki menjadi
lebih besar. Dengan nilai tegangan geser yang lebih
besar, dapat dikatakan bahwa minyak jarak lebih kental
dibandingkan dengan minyak tanah dan solar.
3.3.3 Titik Nyala (Flash Point)
Pada tabel terlihat bahwa nilai titik nyala yang
dimiliki oleh minyak jarak pagar lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai titik nyala minyak tanah dan
solar. Minyak jarak pagar memiliki ikatan antar molekul
lebih rapat sehingga nilai viskositas lebih tinggi
menyebabkan minyak jarak pagar ini sulit untuk
terbakar.
3.3.4 Nilai kalor
Berdasar tabel di atas, LHV dan HHV yang
dimiliki oleh minyak jarak pagar lebih tinggi daripada
minyak tanah, dan lebih rendah daripada LHV dan
HHV solar. Hal ini menjelaskan bahwa nilai kalor yang
dihasilkan dari minyak jarak pagar memiliki energi
yang lebih baik daripada minyak tanah dalam suatu
waktu tertentu. Hal ini juga menjelaskan bahwa
penggunaan bahan bakar minyak jarak pagar lebih
sedikit dikonsumsi oleh ruang bakar daripada
penggunaan minyak tanah
IV. SIMPULAN
1. Kernel serbuk biji jarak pagar dengan ukuran 0,4
mm memiliki hasil rendemen yang lebih besar
dibandingkan 0,6 mm dan 0,8 mm. Hal ini
disebabkan oleh semakin kecil ukuran serbuk
kernel maka kecepatan alir pelarut untuk kontak
dengan kernel lebih besar mengakibatkan tekanan
di sekitar kernel menjadi lebih rendah sehingga
minyak didalam kernel menjadi keluar.
2. Minyak jarak pagar hasil ekstraksi kurang layak
dijadikan bahan bakar alternatif. Hal ini disebabkan
oleh nilai karakteritik fisik yang berada dibawah
nilai karakteristik fisik minyak tanah dan solar.
Untuk itu perlu adanya proses tambahan yang dapat
mengubah nilai karakteristik fisik minyak jarak ke
arah yang lebih baik.
J URNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011 141
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonymous., 2006, J arak Pagar,
http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak_pagar
[2] Anonymous., 2006, Olive Oil Extraction,
http://en.wikipedia.org/wiki/olive
[3] ASTM. 1994, Annual Book of ASTM for Part
Instrument Company, Philadelpia
[4] Buckle, KA.,RA. Edward,GH. Fleet dan M.
Wooton, 1985, Ilmu Pangan, Penerjemah: Hari
Purnomo Adiono, UI Press Jakarta
[5] Chemistry. 2004, Ethanol
http://www.chemistry.adelaide.edu.au/cdrom/prac
CDROM/ETHANOL.pdf.
[6] Cheresources. 2002. In Depth Look at Extractive
Distillation.
http//www.cheresources.com/extrdist.html.
[7] Furnish, BS., A.J. Hannaford, V. Roger. P.W.G.
Smith and A.R. Tatchell, 1978, Vogels Textbook
of Practical Organic Chemistry, 4
th
Edition,
ELBS/longman London p.137-138
[8] Gubitz, G. M., Mittelbach M. and Trabi M. 1999,
Exploitation of The Tropical Seed Plant Jathropa
curcas L., Bioresource Technology 67: 73-82,
Graz, Austria.
[9] Hamiltor, C (2004) Biofuel Made Easy,
Australian Engineers Institute, Melbourne
[10] Harborne, J B., 1987, Metode Fitokimia, alih
bahasa: Kosasih P., penerbit ITB
[11] Kadin Indonesia. 2006 J arak Pagar Sebagai
Bahan Baku Biodiesel
http//www.kadinindonesia.com/berita.html
[12] Khopkar, SM., 1990, Konsep Dasar Kimia
Analitik, Penerbit UI Press Jakarta
[13] Puslitbangbun. 2006. Populasi Terpilih J arak
Pagar, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
[14] Purseglove, J.W., Brown, E.G., Green, C.L and
Robbins, S.D.J. 1981. Spices. Volume 2.
longman. New York.
[15] Schimtt, C.R. 1996, Pyrophoric Material
Handbook Flammable Metal and Material.
www.towson.edu/~schimtt/pyro/chapter2html.
[17] Schubert, H. 1981, Processing and Propertis of
Instant Powdered Foods. Food Processing
Engineering. 10(1). Applied Science Publisher.
London
[18] Soerawidjaja, T (2005), Proses Produksi Minyak
Jarak Pagar, Institut Teknologi Bandung
[19] Syah A. N. A. 2006. Mengenal Lebih Dekat
Biodiesel Jarak Pagar, Penebar Swadaya, Jakarta,
Indonesia.