Anda di halaman 1dari 0

J URNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3.

NOPEMBER 2011 137




ANALISIS RENDEMEN MINYAK JARAK DENGAN VARIASI UKURAN
SERBUK PADA METODE PELARUTAN DAN KELAYAKAN
SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Adhes Gamayel
1

dan Adi Winarta
2

Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta
1
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali
2

Email: adhes.gamayel@gmail.com


Abstrak : Kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar
minyak menekankan pada upaya mencari sumber daya energi yang dapat terbaharukan. Salah satu tanaman yang
dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif adalah jarak pagar
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ukuran serbuk daging (kernel) biji jarak pagar pada ukuran
0.4 mm, 0.6 mm, 0.8 mm terhadap ekstraksi dengan metode pelarutan pada percobaan eksperimental dan analisis.
Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan minyak jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif.
Penelitian eksperimental ekstraksi minyak jarak pagar menggunakan alat ekstraksi soxhlet. Penelitian secara analisa
menggunakan pemodelan matematis, kemudian dikonversikan ke bahasa pemrograman microsoft visual basic versi
6.0. Penelitian karakteristik fisik berupa pengujian rapat massa, viskositas, nilai kalor, dan nilai titik nyala.
Hasil rendemen terbaik ekstraksi serbuk daging (kernel) biji jarak terdapat pada serbuk kernel biji jarak
berukuran 0,4 mm sebesar 61,98 %, ukuran 0,6 mm sebesar 55,7% dan ukuran 0,8 mm sebesar 46,58 %. Pengujian
karakteristik fisik minyak jarak pagar didapatkan rapat massa sebesar 0.912 kg/m3, viskositas sebesar. 10,56 x 10
-4

m2/s, LHV sebesar 6785.51 kal/gram, dan titik nyala sebesar 230
O
C.
Kata kunci : proses ekstraksi, karakteristik fisik minyak jarak pagar, kelayakan bahan bakar

ANALYSIS OF JATHROPA CURCAS OIL RENDEMENT WITH
GRANULE SIZE VARIATION AT SOLVENT EXTRACTION AND
FEASIBILITY AS ALTERNATIVE FUEL

Abstract: National energy policy to develop alternative energy resources as an Oil Fuel substitution emphasizes on
an endeavor to obtain renewable resources. One of the plants that can be utilized as an alternative bio-fuel is
jatropha curcas.

This study is aimed at recognizing the impact of kernel powder size of Jatropha seed in 0,4 mm, 0,6 mm and 0,8mm
to the extraction with dissolution method in experiment and analysis. In addition, the study was also in purpose to
know the feasibility of Jatropha curcas oil as an alternative fuel. The experimental study on Jatropha oil extraction
used Soxhlet extraction device. The physical characteristics research analyzes massive density, viscosity, calorific
value, and the flash point value.

The result yielded that the best of kernel extract of Jatropha curcas was found in that sized 0,4 mm with
61.98%, size 0.6 mm by 55.7% and the size of 0.8 mm by 46.58%. The physical characteristic of Jatropha curcas oil
showed that the massive density was 0912 kg/m
3
, the viscosity of. 10.56 x 10
-4
m
2
/s, LHV of 6785.51 cal/g, and the
flash point of 230
O
C.
Key word: extracting process,physical characteristic of jatropha curcas oil, fuel feasibility.


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional untuk
mengembangkan sumber energi alternatif sebagai
pengganti Bahan Bakar Minyak menekankan pada
upaya untuk mencari sumber daya yang terbarukan.
Upaya pengembangan bahan bakar nabati ( biofuel ) ini
ditunjang Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2006 tanggal
25 J anuari 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar
Lain [11].
J URNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011 138


Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan
menjadi bahan bakar alternatif adalah jarak pagar
(Jathropa curcas L) yang merupakan tanaman semak
dari keluarga Euphorbiaceae [8]. Tanaman ini tahan
kekeringan dan dapat tumbuh cepat dengan ketinggian
3-5 meter di tempat dengan curah hujan 200-1500
milimeter per tahun [18]. Minyak yang dihasilkan dari
tanaman ini tidak dapat dikonsumsi oleh manusia
sehingga tidak mengalami persaingan dengan minyak
makan seperti minyak kelapa sawit. Minyak jarak pagar
dihasilkan dengan cara ekstraksi biji jarak pagar.
Adapun metode ekstraksi minyak jarak pagar dapat
dilakukan dengan metode pengepresan mekanis
(mechanical expression), pada umumnya pengepresan
hidraulik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir
(screw pressing). Metode ekstraksi lain adalah metode
pelarutan yang menggunakan zat pelarut untuk
mengekstraksi minyak keluar dari biji jarak pagar. Pada
metode pelarutan ini, ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi hasil dari proses ekstraksi, di antaranya
populasi terpilih, lingkungan tumbuh, jenis pelarut,
lama waktu proses pelarutan, dan ukuran butir serbuk
biji yang akan dilarutkan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal di
atas.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh ukuran serbuk kernel biji
jarak terhadap rendemen minyak yang
dihasilkan melalui ekstraksi dengan metode
pelarutan?
2. Bagaimana kelayakan minyak jarak pagar
sebagai bahan bakar alternatif ditinjau dari
karakteristik fisik yang dimiliki ?
1.3 Batasan Masalah
1. Metode penelitian yang digunakan adalah
laboratory experimental research, yaitu
penelitian dilakukan dengan melalui pengujian
secara laboratorium terhadap tanaman jarak
pagar.
2. Menggunakan pelarut organik n-Heksana
3. Waktu yang dipakai untuk proses pelarutan
adalah 4 jam
4. Bagian biji jarak yang diekstraksi adalah
daging biji ( kernel )

II. METODOLOGI PENELITIAN
.
2.1 Pengujian Penelitian Rendemen Hasil Ekstraksi
dengan Pelarut
Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan alat
ekstraksi soxhlet yang menggunakan prinsip evaporasi
dan kondensasi pada pelarut. Persamaan matematis
yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah
persamaan 3-1 sebagaimana berikut:

( ) ( ) t D exp 1 % 62
t
- - = h .........................(3-1)
dengan
t
=Rendemen (%)

D =Koefisien difusi overall (1/menit)

Nilai koefisien difusi overall (D) didapat dari
percobaan, yaitu dengan menggunakan data hasil
eksperimental, yang kemudian dibuat dalam bentuk
tabel dan grafik.

2.2 Pengujian Karakteristik Fisik Minyak Jarak
Pagar
2.2.1 Densitas
Pengujian yang dilakukan menggunakan alat
hydrometer density.
2.2.2 Viskositas
Pengujian yang dilakukan menggunakan alat
viskometer kemudian diukur dengan persamaan
Saybolt
5 3 -
10 29 , 9
93 , 1
) 10 (2,37
-

- =
t
t n
..........(2-16)

2.2.3Titik Nyala (Flash Point)
Pengujian yang dilakukan menggunakan alat
Pensky-Martens Close Cup.
2.2.4 Nilai Kalor
Pengujian yang dilakukan menggunakan alat Bomb
Kalorimeter

2.3 Rancangan Analisis Data
Penelitian tahap I adalah melakukan ekstraksi
serbuk biji jarak dengan variasi ukuran diameter 0,4 mm
; 0,6 mm; 0,8 mm. Data yang dihasilkan dari penelitian
tahap I dianalisis pengaruh ukuran serbuk biji jarak
pagar terhadap rendemen yang dihasilkan dengan
menampilkan grafik hubungan rendemen terhadap
waktu. Hasil eksperimental dibandingkan dengan hasil
simulasi komputer menggunakan Microsoft Visual
Basic 6.0
Penelitian tahap II adalah melakukan pengujian
sifat fisik minyak jarak yang meliputi massa jenis,
viskositas, nilai kalor, dan titik nyala. Hasil dari
pengujian ini kemudian dibandingkan dengan nilai sifat
fisik bahan bakar lain seperti minyak tanah (kerosine)
dan minyak solar. Dari ketiga hasil tersebut dianalisis
perbedaan dan kesamaannya sehingga bisa dipakai
sebagai acuan bahan bakar.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Ukuran Serbuk Kernel Biji Jarak
Pagar terhadap Rendemen Minyak.
J URNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011 139


Pengaruh ukuran serbuk kernel biji jarak pagar
terhadap rendemen minyak dapat dilihat pada gambar
4.1 di bawah ini

Hubungan Rendemen terhadap Waktu
0
10
20
30
40
50
60
70
60 120 180 240
Wakt u (meni t )
R
e
n
d
e
m
e
n

(
%
)
ukuran 0,8 mm
ukuran 0,6 mm
ukuran 0,4 mm

Gambar 4.1. Grafik hubungan rendemen dan waktu pada
berbagai ukuran serbuk

Dari ketiga ukuran serbuk kernel biji jarak pagar
yang dibandingkan, terlihat bahwa serbuk dengan
ukuran 0,4 mm memiliki hasil rendemen yang lebih
baik daripada ukuran 0,6 mm dan 0,8 mm. Hal ini
terjadi karena luas kontak pelarut n-Heksana dengan
serbuk kernel biji jarak pagar yang berukuran 0,4 mm
lebih besar sehingga memudahkan pelarut n-Heksana
untuk masuk di antara serbuk kernel biji jarak pagar.
Kecepatan mengalir yang dibutuhkan pelarut n-
Heksana untuk masuk dan merendam serbuk biji ukuran
0,4 mmlebih cepat daripada ukuran 0,6 mmdan 0,8
mm. Dengan kecepatan alir yang lebih cepat kondisi
tekanan di sekitar serbuk kernel biji jarak pagar menjadi
relatif lebih rendah daripada tekanan di dalam serbuk
kernel biji jarak pagar sehingga mengakibatkan minyak
yang terkandung di dalam serbuk kernel biji jarak pagar
menjadi keluar. Di samping itu, dengan ukuran serbuk
kernel biji jarak pagar yang semakin kecil memudahkan
minyak yang terkandung didalamnya keluar. Hal ini
terjadi karena jarak yang pendek antara letak minyak
yang terkandung didalam serbuk kernel biji jarak pagar
dan permukaan serbuk kernel biji jarak pagar.
Hubungan lama waktu ekstraksi serbuk daging
(kernel) biji jarak pagar oleh pelarut n-Heksana dengan
rendemen yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 4.1 di
bawah ini.

Tabel 4.1. Hubungan Lama Waktu ekstraksi dan
Rendemen pada variasi Ukuran Serbuk
Ukuran
butir
(mm)
Rendemen (%)
60 menit
120
menit
180
menit
240
menit
0,4 34,98 58,1 61,6 61,98
0,6 40,66 52,54 54,42 55,7
0,8 25,74 35,27 43,23 46,58

Tabel di atas menunjukkan bahwa lama waktu
ekstraksi berpengaruh terhadap rendemen yang
dihasilkan pada setiap ukuran serbuk biji yang berbeda.
Dengan semakin bertambahnya lama waktu ekstraksi,
maka rendemen yang dihasilkan juga semakin
meningkat. Lama waktu ekstraksi juga mempengaruhi
siklus pelarut melakukan kontak dengan serbuk kernel
biji jarak. Sehingga dengan lama waktu yang semakin
meningkat, maka siklus pelarut melakukan kontak
dengan serbuk kernel biji jarak juga semakin bertambah
dan memberi peluang terhadap minyak untuk keluar
menjadi semakin banyak. Ketika pelarut melakukan
kontak dengan serbuk kernel biji, terdapat perbedaan
tekanan yang disebabkan oleh adanya perbedaan rapat
massa dan kecepatan mengalir pelarut. Pada percobaan
ini, pelarut yang digunakan adalah n-Heksana dengan
nilai rapat massa sebesar 0,6548 gr/ml. Minyak yang
terkandung di dalam serbuk kernel biji jarak ini
memiliki tekanan yang relatif lebih besar daripada
tekanan yang di sekitar pelarut menyebabkan minyak
keluar dari dalam serbuk kernel biji jarak pagar dan
bergabung dengan pelarut n-Heksana. Berdasar keadaan
tersebut, semakin banyak kontak antara pelarut dengan
serbuk kernel biji jarak pagar maka semakin banyak
minyak yang keluar, dan kontak pelarut dengan serbuk
kernel biji tergantung dari lama waktu yang dipakai
dalam proses ekstraksi.
3.2 Analisa Ukuran Serbuk Kernel Biji Jarak Pagar
terhadap Volume Berdasar Persamaan
Matematis.
Persamaan matematis hasil ekstraksi disimulasikan
ke dalam program microsoft excel. Hasil perhitungan
persamaan matematis dibandingkan dengan hasil
ekstraksi secara eksperimental pada grafik seperti di
bawah berikut:
hubungan rendemen dan waktu
0
10
20
30
40
50
60
70
0 100 200 300
waktu (meni t)
r
e
n
d
e
m
e
n

(
%
)
0.4mm
0,6 mm
0.8 mm
0.4 mm (matematis)
0.6 mm (matematis)
0.8 mm (matematis)

Gambar 4.3. Grafik hubungan rendemen terhadap waktu
padaberbagai ukuran serbuk biji jarak pagar

Pada gambar diatas terlihat bahwa hasil
ekperimental tidak jauh berbeda dengan hasil
perhitungan secara matematis. Hal ini terlihat pada
kecenderungan grafik volume hasil ekstraksi tiap ukuran
serbuk kernel biji jarak pagar pada eksperimental yang
semakin mendekati hasil volume ekstraksi secara
J URNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011 140


matematis. Pada waktu 60 menit, serbuk kernel 0,4 mm
memiliki volume hasil ekstraksi yang jauh di bawah
ukuran serbuk kernel 0,6 mm. Hal ini disebabkan karena
ukuran serbuk kernel 0,4 mm terlalu halus sehingga
menyebabkan adanya gumpalan pada bahan. Akibat dari
gumpalan ini menyebabkan laju ekstraksi minyak
menjadi terhambat dan volume minyak yang dihasilkan
menjadi lebih rendah dibandingkan dengan ukuran
serbuk kernel 0,6 mm
Perhitungan hasil ekstraksi secara matematis
dilakukan untuk memudahkan perkiraan lama waktu
ekstraksi yang akan dicapai dalam suatu proses
ekstraksi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4 di
bawah ini berikut:

hubungan rendemen dan waktu
0
10
20
30
40
50
60
70
0 250 500 750 1000
wak t u (m enit )
r
e
n
d
e
m
e
n
(
%
)
0.4 mm
0.6 mm
0.8 mm

Gambar 4.4. Grafik hubungan volume ekstraksi terhadap
waktu pada berbagai ukuran serbuk biji jarak pagar
menggunakan persamaan matematis

Berdasar gambar di atas, ukuran serbuk kernel 0,4
mm membutuhkan waktu 600 menit untuk mencapai
volume hasil ekstraksi secara maksimal. Sedangkan
ukuran serbuk kernel 0,6 mm membutuhkan waktu 1500
menit dan ukuran serbuk kernel 0,8 mm membutuhkan
waktu selama 2400 menit.
3.3 Parameter Fisik Minyak Jarak

Parameter fisik minyak jarak yang didapat dari
hasil pengujian seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 pengujian karakteristik fisik minyak
Bahan
Densitas
g/cm
3

Viskositas
( m
2
/s )
LHV
(kal/gram)
Flash
Point
o
C
minyak
jarak
0.912
10,56 x 10
-
4

6785.51 230
solar 0.850 3,48 x 10
-4
7165.77 80
kerosin 0.809 2,57 x 10
-4
6612.67 39


3.3.1 Massa Jenis (Densitas)
Berdasar tabel di atas, minyak jarak pagar memiliki
densitas yang paling besar dibandingkan dengan minyak
tanah dan solar. Hal ini terjadi karena minyak jarak
pagar yang tersusun dari trigliserida memiliki rantai
karbon yang lebih panjang dan lebih kompleks daripada
rantai karbon yang dimiliki oleh minyak tanah dan
solar.

3.3.2 Viskositas
Berdasar tabel di atas terlihat bahwa nilai
viskositas dari minyak jarak pagar paling tinggi
dibandingkan dengan minyak tanah dan solar. Hal ini
disebabkan karena minyak jarak pagar merupakan
minyak nabati dengan komponen utamanya adalah
trigliserida. Berdasar susunan trigliserida ini, minyak
jarak memiliki rapat massa yang lebih besar sehingga
menyebabkan tegangan geser yang dimiliki menjadi
lebih besar. Dengan nilai tegangan geser yang lebih
besar, dapat dikatakan bahwa minyak jarak lebih kental
dibandingkan dengan minyak tanah dan solar.

3.3.3 Titik Nyala (Flash Point)
Pada tabel terlihat bahwa nilai titik nyala yang
dimiliki oleh minyak jarak pagar lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai titik nyala minyak tanah dan
solar. Minyak jarak pagar memiliki ikatan antar molekul
lebih rapat sehingga nilai viskositas lebih tinggi
menyebabkan minyak jarak pagar ini sulit untuk
terbakar.

3.3.4 Nilai kalor
Berdasar tabel di atas, LHV dan HHV yang
dimiliki oleh minyak jarak pagar lebih tinggi daripada
minyak tanah, dan lebih rendah daripada LHV dan
HHV solar. Hal ini menjelaskan bahwa nilai kalor yang
dihasilkan dari minyak jarak pagar memiliki energi
yang lebih baik daripada minyak tanah dalam suatu
waktu tertentu. Hal ini juga menjelaskan bahwa
penggunaan bahan bakar minyak jarak pagar lebih
sedikit dikonsumsi oleh ruang bakar daripada
penggunaan minyak tanah

IV. SIMPULAN

1. Kernel serbuk biji jarak pagar dengan ukuran 0,4
mm memiliki hasil rendemen yang lebih besar
dibandingkan 0,6 mm dan 0,8 mm. Hal ini
disebabkan oleh semakin kecil ukuran serbuk
kernel maka kecepatan alir pelarut untuk kontak
dengan kernel lebih besar mengakibatkan tekanan
di sekitar kernel menjadi lebih rendah sehingga
minyak didalam kernel menjadi keluar.

2. Minyak jarak pagar hasil ekstraksi kurang layak
dijadikan bahan bakar alternatif. Hal ini disebabkan
oleh nilai karakteritik fisik yang berada dibawah
nilai karakteristik fisik minyak tanah dan solar.
Untuk itu perlu adanya proses tambahan yang dapat
mengubah nilai karakteristik fisik minyak jarak ke
arah yang lebih baik.
J URNAL LOGIC. VOL. 11. NO.3. NOPEMBER 2011 141




DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonymous., 2006, J arak Pagar,
http://id.wikipedia.org/wiki/Jarak_pagar

[2] Anonymous., 2006, Olive Oil Extraction,
http://en.wikipedia.org/wiki/olive

[3] ASTM. 1994, Annual Book of ASTM for Part
Instrument Company, Philadelpia

[4] Buckle, KA.,RA. Edward,GH. Fleet dan M.
Wooton, 1985, Ilmu Pangan, Penerjemah: Hari
Purnomo Adiono, UI Press Jakarta

[5] Chemistry. 2004, Ethanol
http://www.chemistry.adelaide.edu.au/cdrom/prac
CDROM/ETHANOL.pdf.

[6] Cheresources. 2002. In Depth Look at Extractive
Distillation.
http//www.cheresources.com/extrdist.html.

[7] Furnish, BS., A.J. Hannaford, V. Roger. P.W.G.
Smith and A.R. Tatchell, 1978, Vogels Textbook
of Practical Organic Chemistry, 4
th
Edition,
ELBS/longman London p.137-138

[8] Gubitz, G. M., Mittelbach M. and Trabi M. 1999,
Exploitation of The Tropical Seed Plant Jathropa
curcas L., Bioresource Technology 67: 73-82,
Graz, Austria.

[9] Hamiltor, C (2004) Biofuel Made Easy,
Australian Engineers Institute, Melbourne

[10] Harborne, J B., 1987, Metode Fitokimia, alih
bahasa: Kosasih P., penerbit ITB

[11] Kadin Indonesia. 2006 J arak Pagar Sebagai
Bahan Baku Biodiesel
http//www.kadinindonesia.com/berita.html

[12] Khopkar, SM., 1990, Konsep Dasar Kimia
Analitik, Penerbit UI Press Jakarta

[13] Puslitbangbun. 2006. Populasi Terpilih J arak
Pagar, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.


[14] Purseglove, J.W., Brown, E.G., Green, C.L and
Robbins, S.D.J. 1981. Spices. Volume 2.
longman. New York.

[15] Schimtt, C.R. 1996, Pyrophoric Material
Handbook Flammable Metal and Material.
www.towson.edu/~schimtt/pyro/chapter2html.

[17] Schubert, H. 1981, Processing and Propertis of
Instant Powdered Foods. Food Processing
Engineering. 10(1). Applied Science Publisher.
London

[18] Soerawidjaja, T (2005), Proses Produksi Minyak
Jarak Pagar, Institut Teknologi Bandung

[19] Syah A. N. A. 2006. Mengenal Lebih Dekat
Biodiesel Jarak Pagar, Penebar Swadaya, Jakarta,
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai