Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH KATALIS CaO TERHADAP PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK

DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI


[1] [2] [3]
Nurul Hidayat , Abdul Wahab , Ena Marlina
[1], [2], [3]
Program Studi Teknik Mesin Univesitas Islam Malang
Jl. MT. Haryono 193 Malang 65144, Indonesia
nurulhidayat150796@gmail.com
ABSTRACK
The need for conventional fuel is increasing. This encourages the development of renewable
fuels that can reduce the adverse effects of the combustion process. One substitute for conventional oil
fuel is vegetable oil. Biodiesel fuel from vegetable oils in addition to renewable fuels does not have a
negative impact on the environment. But fuel from vegetable oils still has a disadvantage when used as
fuel, the viscosity in vegetable oils is much higher than diesel. In this study, researchers conducted
experiments to determine the effect of certain treatments on other controlled conditions. And to obtain the
optimum concentration of CaO catalyst percentage of 5%, 10% and 15% in the reaction of making castor
oil biodiesel by transesterification. The results obtained in this study are the characteristics of castor oil
indicating that the amount of CaO catalyst mixture can reduce the characteristic value of castor oil during
the transesterification process.
Keywords: castor oil, CaO catalyst, characteristics of biodiesel.

PENDAHULUAN
Sejak beberapa tahun terakhir Indonesia metil ester tertinggi (98,42%) dicapai pada
mengalami penurunan produksi minyak nasional penambahan THF : metanol = 2:1, molar ratio
yang disebabkan menurunnya secara alamiah CPO:metanol = 1:6 dan katalis NaOH 0,5% -
(natural decline) cadangan minyak pada sumur- berat. Penggunaan katalis NaOH 1,3% - berat
sumur yang berproduksi. Jika pola konsumsi memberi kadar metil ester lebih tinggi dibanding
bahan bakar fosil masih terus menerus seperti penggunaan katalis NaOH 0,5% - berat dengan
sekarang, cadangan sumber energi bahan bakar kenaikan kadar metil ester sebesar 3-4%.
fosil khususnya minyak bumi diperkirakan hanya Reaksi transesterifikasi dengan penambahan
[1]
akan cukup untuk 10 tahun lagi . Produksi co-solvent berlangsung lebih cepat
biodiesel yang dikembangkan saat ini umumnya dibandingkan reaksi konvensional. Untuk
dibuat dari minyak tumbuhan (minyak kedelai, metode dengan penambahan co-solvent kadar
minyak sawit mentah, minyak lobak), lemak metil ester telah mencampai 87,25%-berat
hewani (lemak ayam, lemak babi), dan bahkan dalam 2 menit reaksi sedangkan pada metode
dari minyak goreng bekas. Untuk memproduksi konvensional konversi metil ester hanya
biodiesel, proses reaksi yang digunakan mencapai 43,30% untuk reaksi yang sama
diantaranya adalah transesterifikasi berkatalis
basa (NaOH, KOH), esterifikasi berkatalis asam Penelitian mengenai karakteristik bahan
( , HCI), dan metode supercritical. Proses bakar telah banyak diteliti dengan berbagai
biodiesel dengan metode dengan metode metode, salah satunya adalah oleh Komariah et
transesterifikasi berkatalis basa, baik natrium al. (2013) yang menggunakan metode
hidroksida maupun natrium metoksida, banyak pencampuran bahan bakar diesel dengan
digunakan secara komersial namun metode ini minyak kelapa sawit memperlihatkan semakin
memiliki laju reaksi yang lambat dan ada tinggi kandungan biodiesel sawit dalam
kalanya reaksi berhenti sebelum terkonversi campuran biodiesel-minyak solar
sempurna menjadi produk biodiesel
[2,3,5]
. mengakibatkan densitas dan viskositasnya
meningkat, sebaliknya kadar air dan nilai kalor
Transesterifikasi dengan menambahkan campuran cenderung makin rendah seiring
co-solvent menghasilkan kadar metil ester lebih dengan penambahan kandungan biodiesel.
tinggi dibandingkan metode konvensional. Kadar
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses transesterifkasi. Hasil yang diperoleh
percobaan untuk mengetahui pengaruh dalam penelitian ini adalah karakteristik dari
perlakuan tertentu terhadap yang lain kondisi minyak jarak menunjukkan bahwa besarnya
yang terkendali. Serta untuk mendapatkan campuran katalis CaO dapat menurunkan nilai
konsentrasi optimum prosentasi katalis CaO karakteristik minyak jarak pada saat proses
sebesar 5%, 10% dan 15% dalam reaksi transesterifikasi.
pembuatan biodiesel minyak jarak dengan
METODE PENELITIAN
5. Picnometer : Digunakan untuk
mengukur massa jenis cairan.
6. Pipet : Digunakan untuk mengambil
sempel penelitian untuk di masukan
kedalam picnometer.
7. Corong pisah : Untuk memisahkan
komponen dalam suatu campuran
antara dua fase pelarut dengan
densitas berbeda yang tidak
tercampur.
8. Thermometer : Untuk mengukur suhu
dalam percobaan.
Langkah-langkah penelitian di awali
dengan pemilihan minyak jarak. Bahan baku
yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah biji
jarak yang sudah di keringkan dengan
menggunakan oven, lalu biji dipisahkan dari kulit
buah dan kulit biji, dan hasilnya adalah biji murni
yang kemudian akan di pres menggunakan
mesin pengepres. Saat biji di pres, biji tersebut
dipanasi dengan suhu , sehingga minyak
Gambar 1 Diagram Alir Penelitian biji jarak keluar melalui pengaliran pada mesin
pres tersebut. Minyak biji jarak yang keluar
Gambar 1 adalah diagram alir proses mengandung getah dan asam lemak bebas
penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk yang berkadar tinggi.
mengetahui karakteristik minyak jarak yang
meliputi berat jenis, densitas, dan viskositas Selanjutnya pemilihan CaO. Kulit telur
setelah penambahan variasi katalis CaO 5%, ayam di cuci sampai bersih dan di keringkan
10%, dan 15% dengan total pencampuran kemudian Kulit telur yang sudah kering, lalu
minyak jarak 100% dimasukkan kedalam oven dengan suhu
selama 60 menit. Kulit telur yang sudah di
Instrumen yang di gunakan sebagai panaskan kemudian di blander sampai halus.
penunjang maupun proses pembuatan biodiesel Kulit telur yang sudah di balnder kemudian di
metode katalis dalam penelitian ini adalah ayak untuk memperoleh butiran yang halus.
sebagai berikut : Butiran yang halus di tanur/kalsinasi dengan
suhu selama 120 menit dengan tujuan
1. Gelas beker (Beaker Glass) : untuk menghilagkan kotoran-kotoran yang ada
Digunakan untu mengukur volume dalam kulit telur. Hasil tanur/kalsinasi lalu di
minyak yang akan digunakan sebagai tumbuk dengan tujuan menghancurkan
bahan baku pembuatan biodiesel. gumpalan yang terbentuk saat proses
2. Hotplate : Digunakan untuk tanur/kalsinasi.
memanaskan campuran.
3. Magnetic Stirrer : Digunakan untuk Langkah setelah itu adalah proses
menghomogenkan suatu larutan transesterifikasi. Menyiapkan neraca timbangan
dengan pengadukan. untuk menimbang massa CaO. Katalis CaO
4. Timbangan digital : Digunakan untuk ditumpu untuk menghaluskan butiran-butiran
menimbang berat sempel penelitian. yang menggumpal. Setelah ditumpu, CaO
disaring dengan ayakan teh untuk memisahkan
butiran-butiran yang lebih halus dengan yang Gambar 2. Grafik Pengaruh Variasi CaO
kasar. Katalis CaO di timbang sesuai masing- Terhadap Kadar Air Biodiesel
masing perlakuan (5 gram, 10 gram dan 15
gram), dan di larutkan kedalam metanol yang Terlihat pada gambar 2 pengaruh variasi
akan di campurkan ketika proses pengadukan Cao terhadap kadar air biodesel, ketika
dengan berat methanol sebesar 600 ml. prosentasinya ditambahkan sampai 15% terlihat
Menyiapkan gelas beker dengan ukuran 1000ml mengalami penurunan. Penurunan kadar air
untuk wadah pencampuran. Menyiapkan biodiesel ini disebabkan katalis CaO, yang
hotplate dan magnetic stirrer untuk proses semakin banyak penambahan prosentasinya
pemanasan dan pengadukan. Panaskan maka semakin cepat proses pembakarannya,
o
hotplate dengan suhu 65 C. Ambil minyak jarak dan kadar air juga dipengaruhi adanya
dengan gelas ukur 100ml kemudian tuangkan akumulasi air pada minyak jarak pada proses
bersamaan CaO (dengan variasi masing-masing transesterifikasi. Penurunan kadar air ini dapat
perlakuan yang berbeda-beda yaitu 5gram, mendorong terjadinya proses hidrolisis antara
10gram, dan 15gram) dan methanol kedalam trigliserida dan molekul air sehingga membentuk
gelas beker. Letakkan gelas beker diatas gliserol dan asam lemak bebas.
hotplate yang sudah dipanaskan dengan suhu Jumlah katalis berpengaruh terhadap
o
65 C. Masukkan magnetic stirrer ke dalam gelas prosentase kadar air biodiesel. Kadar air
beker. Putar magnetic stirrer dengan kecepatan tertinggi diperoleh pada penggunaan CaO 5%
putaran 200rpm. Menyiapkan thermometer dengan persentase 0,1%. Penurunan kadar air
untuk mengetahui suhu selama pengadukan. biodiesel disebabkan adanya akumulasi air pada
Pengadukan tersebut dilakukan selama 120 minyak jarak pada proses transesterifikasi.
menit. Setelah itu, campuran didingingkan, dan Peningkatan kadar air ini dapat mendorong
didiamkan selama 24 jam. Kemudian diodiesel terjadinya proses hidrolisis antara trigliserida
terbentuk pada lapisan bagian atas dan gliserol dan molekul air sehingga membentuk gliserol
pada lapisan bagian bawah lalu dipisahkan dan asam lemak bebas. Serupa dengan
dengan corong pisah. Selanjutnya dilakukan pendapat Prihandana et al., 2006. Bila kadar
proses pencucian biodiesel dengan airnya diatas ketentuan akan menyebabkan
mencampurkan aquades dan di aduk selama 15 reaksi yang terjadi pada konversi minyak
o
menit dengan suhu 75 C. Setalah itu pisahkan sempurna seperti terjadi reaksi penyabunan,
lagi antara biodiesel dengan aquades. sabun tersebut akan bereaksi dengan basa dan
Selanjutnya dilakukan proses pemurnian mengurangi efesiensi katalis.
biodiesel dengan cara memasukkan biodiesel
o
pada suhu 110 C hingga diperoleh berat yang Pengaruh Variasi CaO terhadap Berat Jenis
konstan. Langkah tersebut dilakukan untuk
variasi perlakuan sehingga diperoleh biodiesel
. Grafik Pengaruh Variasi CaO
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap Berat Jenis
Biodiesel
Pengaruh Variasi CaO terhadap Kadar Air
0.94 0.9232 0.9172
Berat Jenis (g/ml)

0.92 0.9109
Grafik Pengaruh Variasi CaO 0.9
terhadap Kadar Air 5% 10% 15%
Biodiesel Prosentase Katalis terhadap Minyak
Jarak
0.2 0.1 0.09
Kadar Air (%)

0.04
0 Gambar 3. Grafik Pengaruh Variasi CaO
5% 10% 15% Terhadap Berat Jenis Biodiesel
Prosentase Katalis terhadap Minyak Pada grafik 4.2 terlihat pengaruh variasi
Jarak Cao terhadap berat jenis biodiesel, ketika
penambahan prosentasinya sampai 15% terlihat
mengalami penurunan, ini mengidentifikasikan
bahwa penambahan prosentasi katalis CaO rendah yang semakin baik untuk mesin karena
dapat menurunkan berat jenis biodiesel, namun tidak memberatkan beban pompa dan tidak
tidak begitu segnifikan. Mungkin pengaruh dari menyebabkan pengkabutan, tetapi apabila
proses yang kurang sempurna. Hasil ini terlalu encer akan menyulitkan penyebaran
menunjukkan tidak sesuai standar yang bahan bakar sehingga sulit terbakar dan
ditentukan SNI No. 04-7182-2006. menyebabkan kebocoran dalam pipa.
Kandungan viskositas biodiesel pada proses
Penggunaan variasi katalis CaO tidak trasesterifikasi yang dilakukan sesuai dengan
terlalu berpengaruh terhadap berat jenis SNI No. 04-7182-2006, yaitu viskositas paling
biodiesel. Berdasarkan data di atas tidak ada rendah terdapat pada penambahan campuran
satupun yang sesuai dengan SNI No. 04-7182- katalis CaO 15% dengan nilai 3,1440 cP, dan
2006 yang menyatakan bahwa berat jenis viskositas yang paling tinggi terdapat pada
biodiesel adalah 0,85-0.89 g/mL. Hasil dari penambahan campuran katalis CaO 5% dengan
laboratorium berat jenis yang paling tinggi yaitu nilai 4,8097 cP
pada campuran katalis CaO 5% yaitu
0,9232g/mL, dan nilai terendah pada campuran Hasil Data Dari Keseluruhan Variasi CaO
katalis CaO 15% yaitu 0,9109 g/mL. Jika
biodiesel mempunyai berat jenis lebih dari 0,9
g/ml kemungkinan hasil dari proses reaksi yang Grafik Hasil Data dari
tidak sempurna. Keseluruhan Variasi CaO
Pengaruh Variasi CaO terhadap Viskositas 5.85
5.4 4.8097
4.95
4.5
Grafik Pengaruh Variasi 4.05
3.763
3.6 3.144
CaO terhadap Viskositas 3.15
2.7
Biodiesel 2.25
1.8
1.35 0.9232 0.9172 0.9109
10
4.8097 0.9
Viskositas (cP)

3.763 3.144 0.45 0.1 0.09 0.04


5
0
0 5% 10% 15%
5% 10% 15%
Kadar Air Berat Jenis Viskositas
Prosentase Katalis terhadap Minyak
Jarak
Gambar 4 Grafik Data dari Keseluruhan
Gambar 3. Grafik Pengaruh Variasi CaO Variasi CaO
Terhadap Berat Jenis Biodiesel
Pada grafik 4.3 terlihat pengaruh variasi Terlihat pada grafik 4.4 pengaruh variasi CaO
CaO terhadap viskositas biodiesel, ketika terhadap kadar air, berat jenis, dan viskositas
penambahan prosentasinya sampai 15% terlihat biodesel, ketika prosentasinya ditambahkan
mengalami penurunan. Penambahan variasi sampai 15% terlihat semua hasil keseluruhan
CaO berpengaruh terhadap viskositas mengalami penurunan. Katalis CaO dalam hal
biodeiesel. CaO berperan sebagai pemercepat ini dapat disimpulkan mempercepat semua
reaksi saat proses transesterifikasi Semakin
proses transesterifikasi.
tinggi variasi penambahan CaO maka nilai
viskositas semakin rendah yang semakin baik KESIMPULAN
untuk mesin karena tidak memberatkan beban
pompa dan tidak menyebabkan pengkabutan. 1. Hasil pengamatan data terhadap
karakteristik minyak jarak menunjukkan
Berdasarkan data di atas variasi CaO bahwa besarnya campuran katalis CaO
berpengaruh terhadap viskositas biodeiesel. dapat menurunkan nilai karakteristik
CaO berperan sebagai pemercepat reaksi saat minyak jarak pada saat proses
proses transesterifikasi Semakin tinggi variasi transesterifikasi.
penambahan CaO maka nilai viskositas semakin
2. Hasil pengamatan data terhadap kadar Kalsium Oksida (CaO) dari Tulang
air biodiesel menunjukkan campuran Ayam. Chemistry Progress, 6(2).
katalis CaO dengan variasi sebesar [8.] An, X., Jimmy, C. Y., Wang, Y., Hu, Y.,
15% telah memenuhi SNI (2006) Yu, X., & Zhang, G. (2012). WO 3
dengan kadar air 0,04%. nanorods/graphene nanocomposites for
3. Hasil pengamatan data terhadap berat high-efficiency visible-light-driven
jenis biodiesel menunjukkan campuran photocatalysis and NO 2 gas
katalis CaO tidak terlalu berpengaruh sensing. Journal of Materials
secara segnifikan saat proses Chemistry, 22(17), 8525-8531.
transesterifikasi. [9.] Tiwari, A. K., Kumar, A., & Raheman, H.
4. Hasil pengamatan data terhadap (2007). Biodiesel production from
viskositas biodiesel menunjukkan katalis jatropha oil (Jatropha curcas) with high
CaO berpengaruh dan mampu free fatty acids: an optimized
menurunkan karakteristik viskositas process. Biomass and bioenergy, 31(8),
minyak jarak yang mulanya 52,4806 cP 569-575.
menjadi 4,8097-3,1440 cP, dan telah [10.] USU, D. T. P. (2005). Proses
memenuhi SNI (2006). Pembuatan Minyak Jarak Sebagai
Bahan Bakar Alternatif. Kerjasama
DAFTAR PUSTAKA Antara Departemen Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian USU
[1.] Zhang, Y., Dube, M. A., McLean, D. D. dengan Balai Penelitian dan
L., & Kates, M. (2003). Biodiesel Pengembangan Propinsi Sumatera
production from waste cooking oil: 1. Utara Medan.
Process design and technological
[11.] Prihandana, R., Hendroko, R., &
assessment. Bioresource
Nuramin, M. (2006). Menghasilkan
technology, 89(1), 1-16.
biodiesel murah. AgroMedia.
[2.] Alamsyah, A. N. (2006). Mengenal [12.] Dewi, D. C. (2015). Produksi Biodiesel
Biodiesel Crude Palm Oil. Warta dari Minyak Jarak (Ricinus communis)
dengan Microwave (Doctoral
Pertamina Edisi No, 5
dissertation, UNIVERSITAS NEGERI
[3.] Baidawi, A., Latif, I., & Rachmaniah, O. SEMARANG).
(2008). Transesterifikasi dengan Co- [13.] APRIADI, M. A. (2014). KAPUR
Solvent sebagai salah satu alternatif TOHOR SEBAGAI KATALIS
Peningkatan Yield Metil Ester pada PEMBUATAN BIODIESEL DARI
Pembuatan Biodiesel dari Crude Palm MINYAK JELANTAH (PENGARUH
Oil (CPO). In Chemical National JUMLAH KATALIS DAN
Seminar (Vol. 26). TEMPERATUR (Doctoral dissertation,
[4.] Sari, T. I., Said, M., & Sari, A. K. (2011). Politeknik Negeri Sriwijaya).
Katalis Basa Heterogen Campuran CaO [14.] Muyassaroh, M., Dwi Daryono, E., &
& SrO Pada Reaksi Transesterifikasi Hudha, M. I. (2017). BIODIESEL DARI
Minyak Kelapa Sawit. MINYAK JARAK PAGAR DENGAN
[5.] Alamsyah, R., & Lubis, E. H. (2011). VARIASI PENAMBAHAN CO-
Esterifikasi-Transesterifikasi dan SOLVENT DAN WAKTU
Karakterisasi Mutu Biodiesel Dari Biji REAKSI. Biodisel dari Minyak jarak
Jarak Pagar (Jatropha Curcas Pagar dengan Variasi Penambahan
Linn). Jurnal Kimia dan Kemasan, 33(1), Co-Solvent dan Waktu Reaksi, 7(1).
124-130.
[6.] Zhang, Y., Dube, M. A., McLean, D. D.
L., & Kates, M. (2003). Biodiesel
production from waste cooking oil: 1.
Process design and technological
assessment. Bioresource
technology, 89(1), 1-16.
[7.] Mohadi, R., Lesbani, A., & Susie, Y.
(2013). Preparasi dan Karakterisasi

Anda mungkin juga menyukai