Biodesel
A. Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum “Biodesel” ini untuk mengetahui proses pembuatan
Biodesel dari minyak kelapa dengan menguji kadar %FFA serta menganalisa
hasil biodesel dengan uji visikositas dan densitas.
B. Tinjauan Pustaka
Bahan bakar minyak bumi merupakan salah satu kebutuhan utama yang
banyak digunakan di berbagai negara. Cadangan bahan bakar fosil semakin
menipis seiring semakin meningkatnya kebutuhan bahan bakar. Salah satu
alternatif sumber energy adalah Fatty Acid Metil Ester (biodiesel) sebagai produk
untuk menggantikan proteleum diesel (Anshary, dkk., 2012). Biodiesel
merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai
panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin
diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan
(Hikmah, 2010). Asam lemak dari minyak lemak nabati jika direaksikan dengan
alkohol menghasilkan ester yang merupakan senyawa utama pembuatan biodiesel
dan produk sampingan berupa gliserin yang juga bernilai ekonomis cukup tinggi
(Wahyuni, dkk., 2015).
Biodiesel bersifat lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable),
dapat terurai (biodegradable), memiliki sifat pelumasan terhadap mesin piston
karena termasuk kelompok minyak tidak mongering (non-drying oil), mampu
mengeliminasi efek rumah kaca, dan kontinuitas ketersediaan bahan baku
terjamin. Biodisel bersifat ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas
buang yang jauh lebih baik dibandingkan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan
asap (smoke number) rendah, dan angka setana (cetane number) bekisar antara 57-
62 sehingga efisiensi pembakaran lebih baik, terbakar sempurna (clean
burning) ,dan tidak menghasilkan racun (nontoxic) (Hambali,2006).
Biodiesel dapat diperoleh melalui reaksi transesterikasi trigliserida dan atau
reaksi esterifikasi asam lemak bebas tergantung dari kualitas minyak nabati yang
digunakan sebagai bahan baku (Hikmah, 2010). Berdasarkan kandungan FFA
dalam minyak nabati maka proses pembuatan biodiesel secara komersial
dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Esterifikasi
Esterifikasi adalah konversi dari asam lemak bebas menjadi ester.
Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Katalis-katalis
yang cocok adalah zat berkarakter asam kuat merupakan katalis-katalis yang
biasa dipakai dalam industri. Reaktan metanol harus ditambahkan dalam
jumlah yang berlebih dan air sebagai produk samping reaksi disingkirkan
dari fasa reaksi, yaitu fasa minyak. Melalui kombinasi-kombinasi yang
tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan metode penyingkiran air, konversi
sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat dituntaskan dalam
waktu 1 jam (Listiadi, 2013). Reaksi esterifikasi terlihat pada Gambar B.1.
C. Metodologi Percobaan
Percobaan ini dilakukan untuk membuat biodesel dari minyak kelapa dengan
menguji kadar %FFA serta menganalisa hasil biodesel dengan uji visikositas dan
densitas. Isi dari subab ini adalah uraian bahan-bahan dan alat yang digunakan
selama praktikum serta diagram prosedur kerja.
C.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel C.1.
Menimbang sampel minyak yang memiliki nilai FFA < 2 sebanyak 250 gram
Mencuci biodiesel dengan air panas dengan suhu 80˚C - 90˚C, dilakukan
beberapa kali hingga air pencuci berwarna jernih
Percobaan biodiesel dengan bahan utama yaitu minyak kelapa dan katalis
alkali berupa NaOH dicampur dengan methanol karena metanol dapat
menghasilkan ester lebih banyak dari pada jenis alkohol lain. Proses pembuatan
biodiesel ini melibatkan proses transesterifikasi karena sampel minyak yang
digunakan memiliki nilai %FFA 0,44%, nilai tersebut didapatkan dari proses
titrasi yang berasal dari 20 ml sampel minyak yang dipanaskan, kemudian
dicampurkan dengan 50 ml etanol dan ditetesi dengan 3 tetes indikator PP dan
NaOH 0,1 N sebagai titrannya. Nilai %FFA yang didapatkan hasilnya < 2, ini
menunjukkan bahwa proses transesterifikasi dibutuhkan untuk mereaksikan
minyak atau lemak dengan alkohol untuk membentuk asam asam metil ester dan
gliserol.
Minyak yang digunakan dalam pembuatan biodiesel ini sebanyak 500 gram
dengan pebandingan mol minyak dengan metanol 1 : 3, sehingga metanol yang
digunakan sebanyak 187,33 gram dan NaOH yang digunakan pada percobaan
pertama 1% dari jumlah minyak, Proses pembuatan biodiesel, minyak dipanaskan
hingga 60˚C, NaOH dilarutkan dalam metanol dan dipanaskan pada suhu 60˚C,
katalis dan minyak yang masing masing pada suhu 60˚C dimasukkan kedalam
labu bundar leher 4 dan dilakukan pengadukan oleh motor pengaduk selama 60
menit. Campuran larutan biodiesel yang dihasilkan akan membentuk 2 lapisan,
proses selanjutnya yaitu dilakukan pendinginan. Biodiesel yang sudah dingin
dimasukkan ke dalam corong pemisah untuk memisahkan gliserol dengan
biodieselnya dalam jangka waktu 24-48 jam, pada percobaan pertama ini biodiesel
yang didapatkan hasilnya gagal atau mengalami penyabunan, sehingga dilakukan
pengulangan dengan langkah dan bahan yang sama, tetapi berbeda pada
konsentrasi NaOH. NaOH yang digunakan pada percobaan kedua ini sebesar
1,5% dan hasil yang didapatkan yaitu larutan terpisah menjadi 2 lapisan hanya
saja larutan menunjukkan akan terjadi penyabunan, sehingga segera untuk
dilakukan pemisahan. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan pencucian dan
pengujian densitas serta viskositasnya, tetapi untuk kedua langkah ini belum
dilakukan karena masih menunggu hasil dari percobaan kedua.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan Biodiesel dapat disimpulkan, bahwa:
1. Pembuatan biodiesel menggunakan reaksi transesterifikasi antara trigliserida
dan metanol dengan adanya katalis NaOH menghasilkan campuran ester metil
asam lemak (biodiesel) dan gliserol.
F. Daftar Pustaka
Anshary, M. dkk. 2012. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit dengan
katalis padat Berpromotor Ganda dalam Reaktor fixed Bed. Jurnal Teknik
Pomits Vol. 1, No. 1,. Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Hambali, Erliza,. 2006 “Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel”
Jakarta:Penebar Swadaya.
Hikmah, M. N., dan Zuliyana. 2010. Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari
Minyak Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi dan
Transesterifikasi. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. 43 hlm.
Listiadi, A. P., dan I M. B. Putra. 2013. Intensifikasi Biodiesel dari Minyak
Jelantah dengan Metode Transesterifikasi dan Pemurnian Dry Washing.
Skripsi. Universitas Sultan Agung Tirtayasa. Banten.
Pristiyani, R. 2015. Sintesis Biodiesel Dan Fuel Bioadditive Triasetin Secara
Simultan dengan Metode Interesterifikasi Minyak Jarak (Jatropha curcas).
Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 124 hlm.
Susilowati. 2006. Biodiesel dari Minyak Biji Kapuk dengan Katalis Zeolit.
Jurnal Teknik Kimia, Vol. 1(1): 10 – 14.
Wahyuni, S. dan Ramli. 2015. Pengaruh Suhu Proses dan Lama Pengendapan terhadap
Kualitas Biodiesel dari Minyak Jelantah. Phillar of Physics, vol.6. FMIPA
Universitas Negeri Padang.
Yuniwati, M., dan A. A. Karim. 2009. Kinetika Reaksi Pembuatan Biodiesel dari
Minyak Goreng Bekas (Jelantah) dan Metanol dengan Katalisator KOH.
Jurnal Teknologi. Vol. 2(2): 130 – 136.
APPENDIX
A. Data Pengamatan
JUMLAH
NO. BAHAN SATUAN
I
TITRASI
1. Minyak Gram 20,04
2. Etanol ml 50
3. Indikator PP Tetes 3
4. NaOH 0,1 N ml 3,5
TRANSESTERIFIKASI
%FFA % 0,44
1. Minyak Gram 250
2. Metanol Gram 93,71
3. NaOH/KOH Gram 3,75
B. Perhitungan
1. Perhitungan %FFA
V (ml NaOH ) x N x BM asam lemak
x 100%
%FFA pertama = Berat contoh x 1000
3,5 x 0,1 x 256,42
x 100%
= 20,04 x 1000
89,747
x 100%
= 20040
= 0,0044 x 100%
= 0,44 %
Perhitungan Massa Metanol
Gram 250
a. Mol minyak = Mr = 256,42 = 0,9749 Mol
b. Mol minyak : Mol Metanol
1 : 3
0,9749 : 2,9247
c. Massa methanol = n x Mr
= 2,9247 x 32,04
= 93,70 gram
C. Gambar Dokumentasi