TRANSESTERIFIKASI
Disusun Oleh :
Kelompok III (A4)
Biodiesel adalah bahan bakar terbaru yang didefinisikan sebagai ester dari alkohol
suhu rendah dan asam-asam lemak, dimana asam-asam lemak berasal dari minyak
nabati dan lemak hewani. Tujuan percobaan ini adalah melaksanakan proses
transesterifikasi untuk membuat Alkil Ester (biodiesel) dari minyak nabati,
mengukur perolehan kasar alkil ester yang dihasilkan, dan mengukur densitas
alkil ester yang diperoleh. Proses pembuatan biodiesel dari minyak dengan
kandungan FFA rendah secara proses keseluruhan terdiri dari reaksi
transesterifikasi, pemisahan gliserol dari etil ester, pemurnian etil ester
(netralisasi, pemisahan etanol, pencucian dan pengeringan), pengambilan gliserol
sebagai produk samping dan pemurnian etanol tak bereaksi secara destilasi.
Transesterifikasi juga menggunakan katalis dalam reaksinya, tanpa adanya katalis
konversi yang dihasilkan maksimum namun reaksi berjalan dengan lambat.
Didapatkan hasil perhitungan kadar FFA didalam minyak pada percobaan ini pada
perbandingan katalis dan metanol (run I) adalah 9,30% dan pada perbandingan
katalis dan metanol (run II) adalah 2,56%. Densitas biodiesel pada perbandingan
katalis dan metanol (run I) yaitu 0,766 gr/ml dan pada perbandingan katalis dan
metanol (run II) yaitu 0,864 gr/mol. Yield yang didapatkan pada percobaan ini
yaitu pada perbandingan katalis dan metanol (run I) sebesar 5,598% dan pada
perbandingan katalis dan metanol (run II) sebesar 5,832%. Hasil persen konversi
yang didapat pada perbandingan katalis dan metanol (run I) sebesar 0,29% dan
pada perbandingan katalis dan metanol (run II) sebesar 0,20%. Dari percobaan ini
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi mol katalis yang digunakan maka
semakin besar persen yield yang diperoleh.
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat pada percobaan ini dapat dilihat pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Transesterifikasi
Perbandingan Katalis dan
No. Variabel Metanol
RUN I RUN II
Perbandingan Mol Minyak dan Mol
1. 1:6 1:8
Metanol
1. Suhu (oC) 55°C 55°C
2. Waktu (menit) 55 menit 55 menit
3. Massa minyak (gr) 150 gram 150 gram
4. Massa katalis KOH (gr) 4,9 gram 6 gram
5. Kadar air biodiesel (gr) 0,14 gram 1,05 gram
6. Densitas biodiesel (gr/ml) 0,766 gr/ml 0,864 gr/ml
7. Volume metanol (ml) 41,34 ml 55,15 ml
8. Bilangan asam (%) 0,14 % 0,04 %
9. Yield (%) 5,598 % 5,832 %
10. Konversi (%) 0,29 % 0,20 %
11. Massa Biodiesel (gr) 83,98 gram 87,48 gram
12. Kadar FFA (%) 9,30 % 2,56 %
Sumber: (Praktikum Proses Teknik Kimia I, 2023)
4.2 Pembahasan
Transesterifikasi adalah reaksi antara lemak dan alkohol membentuk alkil
ester dan produk samping gliserol. Prinsip dasar transesterifikasi adalah satu
alkohol menempati asam lemak menghasilkan ester. Reaksi yang terjadi adalah
reversible dan memerlukan alkohol berlebih untuk mempercepat kesetimbangan
kearah produk (Anastopoulous, dkk. 2009).
Percobaan ini bertujuan untuk menghasilkan biodiesel (metil ester) dengan
mereaksikan minyak sunco dengan metanol. Biodiesel dapat berupa metil ester
ataupun etil ester tergantung dari jenis alkohol yang digunakan. Alkohol/metanol
disini berfungsi sebagai reaktan, yang nantinya akan menjadi pelarut KOH yang
berfungsi sebagai katalis. KOH merupakan katalis yang bersifat basa sehingga
akan mempercepat reaksi transesterifikasi bila dibandingkan dengan katalis asam,
karena sifat KOH yang homogen, tidak korosif dan berlangsung searah. Tanpa
adanya katalis (KOH), konversi yang dihasilkan maksimum namun reaksi berjalan
lambat (Arpiwi, 2015).
Percobaan ini minyak nabati yang digunakan yaitu minyak sebanyak 150
gr untuk run I dan run II. Massa katalis KOH yang digunakan perbandingan
katalis dan metanol (run I) sebanyak 4,9 gr dan perbandingan katalis dan metanol
(run II) 6 gr. Kemudian volume metanol yang digunakan pada perbandingan
katalis dan metanol (run I) sebanyak 41,34 ml dan perbandingan katalis dan
metanol (run II) sebanyak 55,15 ml. Langkah pertama yang dilakukan pada proses
transesterifikasi adalah di masukkan minyak ke dalam labu leher tiga setelah
dipanaskan kemudian dimasukkan katalis KOH yang telah dilarutkan dengan
metanol. Campuran dipanaskan dan diaduk dengan magnetic stirer hingga
mencapai suhu reaksi 55℃ pada perbandingan katalis dan metanol (run I) dan
perbandingan katalis dan metanol (run II). Reaksi transesterifikasi merupakan
reaksi bolak-balik yang relatif lambat. Untuk mempercepat jalannya reaksi dan
meningkatkan hasil, proses dilakukan dengan pengadukan yang baik. Peningkatan
kecepatan pengadukan meningkatkan kecepatan reaksi karena dengan pengadukan
akan mempercepat pergerakan molekul dan memperbesar peluang terjadinya
tumbukan antar molekul (Arpiwi, 2015).
Kenaikan suhu reaksi pada waktu yang lebih singkat akan menaikkan
konversi transesterifikasi, hal ini disebabkan karena semakin tinggi suhu
menyebabkan gerakan molekul semakin cepat atau energi kinetik yang dimiliki
molekul-molekul pereaksi semakin besar sehingga tumbukan antara molekul
pereaksi juga meningkat. Suhu mempengaruhi viskositas dan densitas, karena
viskositas dan densitas merupakan dua parameter fisis penting yang
mempengaruhi pemanfaatan biodiesel sebagai bahan bakar. Semakin tinggi suhu
menyebabkan gerakan molekul semakin cepat atau energi kinetik yang dimiliki
molekul-molekul pereaksi semakin besar sehingga tumbukan antara molekul
pereaksi juga meningkat (Arpiwi, 2015).
Setelah campuran yang dipanaskan mencapai suhu reaksi hot plate
dimatikan dan dibiarkan hingga mencapai waktu reaksi, untuk masing-masing
perbandingan katalis dan metanol (run) 55 menit. Berdasarkan teori jika
kesetimbangan reaksi sudah tercapai maka dengan bertambahnya waktu reaksi
tidak akan menguntungkan yaitu produk berkurang karena adanya reaksi balik,
yaitu metil ester terbentuk menjadi trigliserida. Setelah mencapai waktu reaksi
campuran reaksi dikeluarkan dari labu leher tiga dan di masukkan ke dalam
corong pemisah. Pada corong pemisah terbentuk dua lapisan, biodiesel berada
pada lapisan atas sedangkan lapisan bawah adalah gliserol, air, metanol dan sisa
katalis. Gliserol berada di lapisan bawah karena massa jenisnya lebih besar dari
pada massa jenis biodiesel. Biodiesel dipisahkan dari lapisan bawah dan dicuci
menggunakan air panas beberapa kali hingga air pencucinya berwarna bening.
Tujuan dari proses pencucian ini adalah untuk menghilangkan pengotor-pengotor
yang masih ada pada biodiesel. Setelah mengalami proses pencucian biodiesel
dikeringkan di dalam oven selama beberapa hari. Tujuan pengeringan ini adalah
untuk menghilangkan kandungan air. Biodiesel yang dihasilkan diuji densitasnya.
Dari hasil pengujian diperoleh densitas biodiesel perbandingan katalis dan
metanol (run I) adalah 0,766 gram/mol dan densitas biodiesel perbandingan
katalis dan metanol (run II) adalah 0,864 gr/mol. Dari hasil percobaan diperoleh
massa biodiesel yang diperoleh pada perbandingan katalis dan metanol (run I)
adalah 83,98 gr dan pada perbandingan katalis dan metanol (run II) adalah 87,48
gr. Jika massa biodiesel yang dihasilkan pada perbandingan katalis dan metanol
(run II) lebih besar maka begitu pula yield biodiesel pada perbandingan katalis
dan metanol (run II) lebih besar dari pada yield biodiesel pada perbandingan
katalis dan metanol (run I) (Mittlebatch, 2004).
60 55 55
50
40
Waktu (menit)
30 Waktu
Yield
20
10 5.598 5.832
0
1 2
Yield (%)
60 55 55
50
Waktu (menit)
40
30
Waktu
20 Kadar Air
10
0.14 1.05
0
1 2
60 55 55
50
40
Waktu (menit)
30 Waktu
Kadar FFA
20
9.3
10
2.56
0
1 2
Kadar FFA (%)
60 55 55
50
40
Waktu (menit)
Waktu
30
Kadar Asam
20
10
0.14 0.04
0
1 2
60 55 55
50
40
Waktu (menit)
30 Waktu
Konversi
20
10
0.29 0.2
0
1 2
Konversi (%)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil dari transesterifikasi yang telah dilakukan bisa digunakan untuk
memproduksi biodiesel dari minyak nabati.
2. Kadar FFA didalam minyak sunco pada perbandingan katalis dan metanol
(run I) yaitu 9,30% dan perbandingan katalis dan metanol (run II) yaitu
2,56%.
3. Densitas biodiesel pada perbandingan katalis dan metanol (run I) yaitu
0,766 gr/ml dan pada perbandingan katalis dan metanol (run II) yaitu
0,864 gr/ml.
4. Yield yang didapat pada percobaan ini yaitu pada perbandingan katalis dan
metanol (run I) yaitu 5,598% dan perbandingan katalis dan metanol (run
II) yaitu 5,832%.
5. Hasil persen konversi yang didapat pada perbandingan katalis dan metanol
(run I) yaitu 0,29% dan pada perbandingan katalis dan metanol (run II)
yaitu 0,20%.
6. Bilangan asam yang di dapat pada perbandingan katalis dan metanol (run
I) adalah 0,14% dan pada perbandingan katalis dan metanol (run II) adalah
0,04%.
7. Kadar air biodiesel yang didapati pada perbandingan katalis dan metanol
(run I) adalah 0,14 gr dan pada perbandingan katalis dan metanol (run II)
adalah 1,05 gr.
5.2 Saran
Disarankan untuk praktikum transesterifikasi selanjutnya agar
melakukannya dengan variasi bahan yang berbeda misalnya minyak sawit dan
minyak kelapa. Sedangkan untuk katalis, menggunakan katalis lain yaitu katalis
heterogen seperti CaO.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
Ditanya :
Mol minyak ?
Mol metanol ?
Massa metanol ?
Volume metanol ?
Massa katalis (NaOH) ?
Penyelesaian :
Perbandingan mol minyak dengan metanol = 1:6 dan 1:8
massa minyak
1. Mol minyak =
BM minyak
150 gr
=
880,4 gr/mol
= 0,1703 mol
m ol metanol
2. Mol metanol (Run I) = mol minyak ×
mol minyak
6
= 0,1703 mol ×
1
= 1,022 mol
mol metanol
Mol metanol (Run II) = mol minyak ×
mol minyak
8
= 0,1703 mol ×
1
= 1,363 mol
Massa metanol
4. Volume metanol (Run I) =
densitas metanol
32,74 gr
=
0,7918 gr/ml
= 41,34 ml
Massa metanol
Volume metanol (Run II) =
densitas metanol
43,67 gr
=
0,7918 gr/ml
= 55,152 ml
= 0,766 gr/ml
(piknometer + air) – piknometer kosong
Densitas biodiesel (Run II) =
volume piknometer
18,06 – 13,74
=5
= 0,864 gr/ml
= 84,12 gr – 83,98 gr
= 0,14 gram
Run II
Kadar Air = massa biodisel sebelum di oven – massa biodiesel setelah di oven
= 88,53 gr – 87,48 gr
= 1,05 gram
= 0,14 %
N NaOH × V titrasi × BM NaOH
Run II =
Berat sampel
×
100%
0,1 × 0,2 × 40
= 20 gr × 100%
= 0,04 %
= 2,56%
LAMPIRAN C
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Analisa density, kadar air, yield, konversi data FFA dan bilangan asam!
2. Plot perbandingan yield dan waktu!
3. Faktor yang mempengaruhi transesterifikasi!
Jawaban
1. Analisa density, kadar air, yield, konversi data FFA dan bilangan asam!
= 0,766 gr/ml
(piknometer + air) - piknometer kosong
Densitas biodiesel (Run II) =
volume piknometer
18,06 - 13,74
=5
= 0,864 gr/ml
Kadar Air
Run I
Kadar Air = massa biodisel sebelum di oven – massa biodiesel setelah di oven
= 84,12 gr – 83,98 gr
= 0,14 gram
Run II
Kadar Air = massa biodisel sebelum di oven – massa biodiesel setelah di oven
= 88,53 gr – 87,48 gr
= 1,05 gram
Perhitungan Yield
Run I
Massa biodiesel
% Yield =
Massa minyak
× 100%
83,98
=
150
× 100%
= 5,598%
Run II
Massa biodiesel
% Yield =
Massa minyak
× 100%
87,48
=
150
× 100%
= 5,832%
Perhitungan Konversi
Run I
Mol mula-mula = mol minyak + mol metanol
= 0,1703 + 1,022
= 1,192 mol
massa biodiesel
Mol biodiesel =
BM biodiesel
83,98
=
283,77
= 0,351 mol
massa biodiesel
% Konversi =
mol mula-mula
× 100%
0,351
=
1,192
× 100%
= 0,29%
Run II
Mol mula-mula = mol minyak + mol metanol
= 0,1703 + 1,363
= 1,5333 mol
massa biodiesel
Mol biodiesel =
BM biodiesel
87,48
=
283,77
= 0,308 mol
massa biodiesel
% Konversi =
mol mula-mula
× 100%
0,308
=
1,533
× 100%
= 0,20%
Kadar FFA
N N a OH × V titrasi × BM Minyak
Run I =
Berat sampel
× 100%
0,1 × 0,4 × 25,6
= 11 gr × 100%
= 9,30%
N NaOH × V titrasi × BM Minyak
Run II =
Berat sampel
× 100%
0,1 × 0,2 × 25,6
= 20 gr ×100%
= 2,56%
Bilangan Asam
Diketahui :
Konsentrasi NaOH = 0,1 N
BM NaOH = 40
Berat Sampel = 11 gr dan 20 gr
Volume titrasi Run I dan Run II = 0,4 ml dan 0,2 ml
Penyelesaian :
N NaOH × V titrasi × BM NOH
Run I =
Berat sampel
× 100%
0,1 × 0,4 × 40
= 11 gr × 100%
= 0,14 %
= 0,04 %
LAMPIRAN D
GAMBAR ALAT