DISUSUN OLEH:
NAMA NIM
ULFATUNNISA 227022015
Gambar 1. Negara Tujuan Utama Ekspor Minyak Jelantah 2019 (US$ Juta)
Pada 2019, tercatat 148.380-ton atau 184,09 kilo liter minyak jelantah dalam
negeri untuk ekspor. Sisanya 1,95 juta ton atau 2,43 juta kilo liter didaur ulang
menjadi minyak goreng. Biaya konversi biodiesel dari minyak jelantah lebih besar
dibandingkan biaya konversi biodiesel dari kelapa sawit. Harga indeks produksi
(HIP) minyak jelantah untuk biodiesel lebih murah dibandingkan dengan HIP
biodiesel kelapa sawit karena faktor bahan baku.
Biaya konversi minyak jelantah sebesar US$209 per ton, kemudian untuk
kelapa sawit hanya US$ 85 per ton. Namun harga indeks produksi harga terendah
minyak jelantah hanya sekitar Rp. 5000 dan harga tertinggi minyak jelantah Rp.
6000. Sedangkan CPO harga indeks produksi tertinggi Rp 9539 dan terendah Rp
6348. Sehingga perlu adanya kebijakan yang menyebutkan minyak jelantah sebagai
salah satu feedstock biodiesel.
Minyak goreng bekas (minyak jelantah) sangat berpeluang untuk dijadikan
sebagai bahan baku dalam pembuatan biodiesel, karena selain mengandung asam
lemak bebas juga mengandung trigliserida. Kandungan asam lemak bebas pada
minyak jelantah berkisar 5-30% (w/w) (Oko, dkk 2021). Komposisi asam lemak
pada minyak jelantah seperti pada tabel 1:
𝐸𝑥𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡
Yield (%) = 𝑥 100% (1)
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑘
Rangkaian Peralatan:
• Rasio molar methanol/ minyak: 6:1, 9:1, dan bantuan katalis NaOH/bentonin 4 wt%
12:1
• Kecepatan pengadukan: 200, 350 dan 500 rpm
(Mohamed et al., • Katalis sulfonasi (RS-SO3H) dari pirolisis cepat Diperoleh Yield 92,5% biodiesel pada kondisi
2020) jerami padi optimum: katalis 10 wt% menggunakan rasio molar
• Waktu: 6 – 12 jam methanol/minyak 20:1 pada 70 oC selama 6 jam.
• Suhu: 50 – 70 oC
• Rasio molar methanol/minyak: 10:1, 20:1 dam
30:1
(Jume et al., 2020) • Nanokatalis dari gram graphene oksida dengan Diperoleh Yield 91% biodiesel dengan kondisi
jumlah bimetal stronsium nitrat dan zirkonium optimum perbandingan 1:0,5 (b/b) graphene oksida
oksohidrat (ZrO2-SrO) dalam rasio: (1:1, 1:0.3, dengan ZrO2-SrO, 1:4 rasio molar minyak dan
1:0.5, 1:1.0, dan 1:2.0 b/b) metanol, 90 menit waktu reaksi, dan suhu reaksi
• Berat Katalis: 0,2 g 120 °C
• Waktu: 10-120 menit
• Suhu: 30-150oC
• Rasio molar WCO/methanol: 1:1, 1:2, 1:3, 1:4,
dan 1:5
(Degfie et al., 2019) Nanokatalis CaO disintesis dengan kemurnian Hasil biodiesel yang optimal dengan yield sebesar
tinggi menggunakan metode dekomposisi termal. 96,0% (b/b) pada pemuatan katalis 1% (b/b), rasio
% berat katalis: 0,5 sampai 5% berat terhadap molar minyak/metanol 1:8 pada suhu 50 °C dan
massa WCO lama reaksi 90 menit
Waktu: 30-130 menit
Suhu: 30-70 oC interval 5 oC
Rasio molar WCO/methanol: 1:4, 1:5, 1:6, 1:7, 1:8,
1:9, 1:10
(Erchamo et al., Nanokatalis CaO dari kulit telur ayam Nilai optimum pemuatan katalis 2,5% berat, rasio
2021) % berat katalis: 1- 4 % berat minyak terhadap metanol 1:12, suhu reaksi 60 °C,
Waktu: 60,90,120 dan 180 menit dan waktu reaksi 2 jam telah ditentukan, dan hasil
Suhu: 50, 55, 60 dan 65 oC biodiesel 94%
Rasio molar WCO/methanol: 1:6, 1:8, 1:10, 1:12,
1:14, dan 1:16
Hasil penelitian tersebut menandakan adanya keberhasilan dalam
pemanfaatan minyak jelantah (WCO) yang diperoleh dari limbah rumah tangga dan
restoran. Dengan berbagai macam katalis yang digunakan dapat mempengaruhi
peningkatan produksi biodiesel berdasarkan penelitian (Erchamo et al., 2021)
menunjukkan bahwa peningkatan beban katalis dapat meningkatkan luas permukaan
aktif katalis yang terlibat dalam reaksi transesterifikasi dan meningkatkan hasil
biodiesel. Namun, hasil bisa menurun. Penurunan biodiesel setelah mencapai nilai
optimum dapat disebabkan jumlah katalis yang lebih besar melebihi nilai rata-rata
membuat produk reaksi transesterifikasi lebih lengket yang biasanya menghambat
proses perpindahan massa dalam struktur cair (minyak)-cair (alkohol)-padat (katalis).
Pada pemuatan katalis rendah, itu juga menurunkan hasil biodiesel hal ini dapat
dikaitkan dengan jumlah katalis yang tidak cukup untuk konversi penuh dan
pembentukan metil ester.
100
90
80
Yield Biodiesel (%)
70
60
50
40
30
20
10
0
(Ulakpa et al., (Mohamed et (Jume et al., (Degfie et al., (Erchamo et al.,
2022) al., 2020) 2020) 2019) 2021)
Kesimpulan:
Kajian proses pembuatan biodiesel dengan menggunakan berbagai macam katalis
heterogen pada berbagai kondisi operasi, menunjukkan indikasi bahwa pengaruh
katalis dan berbagai kondisi operasi berpengaruh dalam proses pembuatan biodiesel
dari bahan baku minyak jelantah (WCO). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh berbagai peneliti yield tertinggi yang dapat dihasilkan yaitu 96%
dicapai pada kondisi reaksi yang optimal yaitu rasio molar WCO terhadap metanol
1:8, 1% berat katalis nano CaO, suhu reaksi 50 °C dan waktu reaksi 90 menit.
Viskositas biodiesel yang dihasilkan, berat jenis, air dan sedimen, keasaman total,
kadar abu dan kandungan sulfur diuji sesuai dengan standar bahan bakar dan
ditemukan sesuai dengan standar tersebut.
Daftar Pustaka:
Aboelazayem, O., Gadalla, M., & Saha, B. (2019). Derivatisation-free
characterisation and supercritical conversion of free fatty acids into biodiesel
from high acid value waste cooking oil. Renewable Energy, 143, 77–90.
https://doi.org/10.1016/j.renene.2019.04.106
Aini, D. N., Arisanti, D. W., Fitri, H. M., & Safitri, L. R. (2020). Pemanfaatan
Minyak Jelantah Untuk Bahan Baku Produk Lilin Ramah Lingkungan Dan
Menambah Penghasilan Rumah Tangga Di Kota Batu. Warta Pengabdian,
14(4), 253. https://doi.org/10.19184/wrtp.v14i4.18539
Benti, N. E., Aneseyee, A. B., Geffe, C. A., Woldegiyorgis, T. A., Gurmesa, G. S.,
Bibiso, M., Asfaw, A. A., Milki, A. W., & Mekonnen, Y. S. (2023). Biodiesel
production in Ethiopia: Current status and future prospects. In Scientific African
(Vol. 19). Elsevier B.V. https://doi.org/10.1016/j.sciaf.2022.e01531
Busyairi, M., Za, A., Muttaqin, im, Meicahyanti, I., Studi Teknik Lingkungan, P.,
Teknik, F., Mulawarman Jalan Sambaliung No, U., & Timur, K. (2020). Potensi
Minyak Jelantah Sebagai Biodiesel dan Pengaruh Katalis Serta Waktu Reaksi
Terhadap Kualitas Biodiesel Melalui Proses Transesterifikasi. Serambi
Engineering, V(2).
Chen, Jing et al. 2019. “From Ethyl Biodiesel to Biolubricants: Options for an Indian
Mustard Integrated Biorefinery toward a Green and Circular Economy.”
Industrial Crops and Products 137(April): 597–614.
https://doi.org/10.1016/j.indcrop.2019.04.041.
Degfie, T. A., Mamo, T. T., & Mekonnen, Y. S. (2019). Optimized Biodiesel
Production from Waste Cooking Oil (WCO) using Calcium Oxide (CaO) Nano-
catalyst. Scientific Reports, 9(1). https://doi.org/10.1038/s41598-019-55403-4
Erchamo, Y. S., Mamo, T. T., Workneh, G. A., & Mekonnen, Y. S. (2021).
Improved biodiesel production from waste cooking oil with mixed methanol–
ethanol using enhanced eggshell-derived CaO nano-catalyst. Scientific Reports,
11(1). https://doi.org/10.1038/s41598-021-86062-z
Jume, B. H., Gabris, M. A., Rashidi Nodeh, H., Rezania, S., & Cho, J. (2020).
Biodiesel production from waste cooking oil using a novel heterogeneous
catalyst based on graphene oxide doped metal oxide nanoparticles. Renewable
Energy, 162, 2182–2189. https://doi.org/10.1016/j.renene.2020.10.046
Ma, Xiaoling et al. 2021. “Current Application of MOFs Based Heterogeneous
Catalysts in Catalyzing Transesterification/Esterification for Biodiesel
Production: A Review.” Energy Conversion and Management 229(January):
113760. https://doi.org/10.1016/j.enconman.2020.113760.
Mohamed, R. M., Kadry, G. A., Abdel-Samad, H. A., & Awad, M. E. (2020). High
operative heterogeneous catalyst in biodiesel production from waste cooking
oil. Egyptian Journal of Petroleum, 29(1), 59–65.
https://doi.org/10.1016/j.ejpe.2019.11.002
Ulakpa, W. C., Ulakpa, R. O. E., Eyankware, E. O., & Egwunyenga, M. C. (2022).
Statistical optimization of biodiesel synthesis from waste cooking oil using
NaOH/ bentonite impregnated catalyst. Cleaner Waste Systems, 3, 100049.
https://doi.org/10.1016/j.clwas.2022.100049