Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI KECIL KIMIA

PEMBUATAN BIODISEL DARI MINYAK JELANTAH

DISUSUN OLEH:
ABIELA NURWAHIED F.K. 2018510
ALDIRAHMAN KURNIANTO 2018533
ANNISYA ZIKRIYANA 2018548
NADIRA MUHARRAMI 2018683
NATASYA ALFIRA 2018687
RESTI NAFILAH PRATIWI 2018713

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Adanya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh pada
peningkatan pola konsumsi energi. Pada tahun 2008, Indonesia telah mengimpor BBM
mencapai 153 juta barel (Djamaludin, 2011). Hal tersebut dikarenakan stok minyak
mentah yang berasal dari fosil terus berkurang seiring dengan meningkatnya jumlah
kebutuhan konsumsi. Dari berbagai macam produk olahan minyak bumi yang digunakan
sebagai bahan bakar, maka yang paling banyak pemakaiannya adalah minyak solar.
Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan sumber energi terbarukan sebagai
alternatif penggunaan solar, yaitu biodiesel karena memiliki karakteristik yang hampir
sama dengan minyak solar sehingga dapat digunakan untuk menggantikan minyak solar
pada motor diesel.
Biodiesel memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar yang ramah
lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh lebih baik (bebas sulfur, smoke
number rendah) sesuai dengan isu-isu global [2], asap buangan biodiesel tidak hitam
dan asap buangnya berkurang 75% dibandingkan solar biasa. Sifat biodegradable juga
baik, karena lebih dari 90% biodiesel dapat terurai dalam 21 hari. Menurut DHARSONO
& OKTARI (2010), biodiesel dapat diproduksi dengan menggunakan minyak nabati atau
lemak minyak hewani melalui proses transesterifikasi dengan bantuan alkohol dan
katalis.
Minyak goreng bekas (waste cooking oil) atau minyak jelantah, sangat potensial untuk
diolah menjadi biodiesel. Penggunaan minyak goreng bekas atau minyak jelantah
sebagai bahan baku biodiesel, karena secara karakteristik masih ada kesamaan dengan
minyak kelapa sawit: masih mengandung trigliserida, di samping asam lemak bebas.
Secara ekonomi, minyak goreng bekas yang kualitas sangat rendah seperti bentuknya
yang sudah hitam, saat ini dapat diperoleh secara gratis karena merupakan limbah yang
sudah tidak digunakan lagi. Selain ketersediaannya yang relatif berlimpah, minyak
jelantah merupakan limbah sehingga berpotensi mencemari lingkungan berupa naiknya
kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biology Oxygen Demand) dalam
perairan, selain itu jugamenimbulkan bau busuk akibat degradasi biologi. secara umum
trigiserida yang ada dalam minyak jelantah akan bereaksi dengan alkohol dibantu
katalis asam/basa, mengahsilkan biodisel (metill ester dan gliserin) dan menggunakan
metanol.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui metode pembuatan biodisel dari minyak jelantah
2. Mengenalkan sumber energi terbarukan biodiesel yang terbuat dari limbah minyak
jelantah Diharapkan dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan akibat
pembuangan limbah minyak goreng
3. Mengetahui metode pembuatan biodiesel dari minyak jelantah
4. Dengan menggunakan biodiesel dari minyak jelantah diharapkan dapat membantu
mengurangi emisi karbon dan polusi ( lebih ramah lingkungan).
1.3 Prinsip
Pada prinsipnya, proses pembuatan biodiesel sangat sederhana. Biodiesel
dihasilkan melalui proses yang disebut reaksi esterifikasi asam lemak bebas atau reaksi
transesterifikasi trigliserida dengan alkohol dengan bantuan katalis dan dari reaksi ini akan
dihasilkan metil ester/etil ester asam lemak dan gliserol.

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pembuatan biodisel dari minyak jelantah
2. Mampu memberikan wawasan tentang pemanfaatan limbah, dalam hal ini yaitu
minyak goreng bekas/jelantah
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk penggunaan Minyak Goreng Bekas sebagai
bahan baku Biodiesel.
4. Untuk meningkatkan nilai ekonomis dari Minyak Goreng Bekas.

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan bahan
1. Alat
a. Minyak Goreng bekas
b. Methanol
c. KOH
d. Indikator PP
e. Aquadest
f. karbon aktif
g. isopropil alkohol
2. Bahan
a. erlenmeyer
b. buret
c. batang pengadung
d. corong
e. beaker glas
f. corong pisah
g. penyangga corong
h. magnetik stiner
i. pipet mohr
j. Termometer
k.

2.2 Cara Kerja


1. minyak jelantah disaring
2. tambahkan karbon aktif
3. disaring lagi dengan kain
4. kemudian dititrasi dengan menggunakan koh
a. tambahkan 1ml minyak jelantah dan 10 ml isopropil alkohol ke erlenmeyer
kemudian dititar sampai TA pink
5. pembuatan biodisel
a. minyak jelantah yang sudah disaring ditambahkan matoxide
b. kemudian dipanaskan dan di aduk selama 30 menit dengan suhu 65-75 c
c. setelah dingin masukan kedalam corong pisah
d. diamkan selama 24 jam (biodisel diatas dan trigliserida di bagian bawah)
e. kemudian pisahkan trigliserida dari cairan biodiselnya
f. cuci dengan aquades sampai warnanya jernih
g. biodisel dipanaskan pada suhu 130c selama 10 menit

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi atau Karakteristik Bahan yang Digunakan


Uraian Pengamatan

Wujud Warna Bau

Minyak jelantah Cairan Kuning kecokelatan Bau tengik

Potasium hidroksida Padatan Putih Bau khas KOH

Isopropil alkohol Cairan Tak berawarna Bau khas alkohol

Metanol Cairan Tak berwarna Bau khas alkohol

3.2 Deskripsi atau Karakteristik Produk

Nama produk Pengamatan

Wujud Warna Bau

Biodiesel Cairan Kuning Bau khas biodiesel

3.3 Data Pengamatan


3.3.1 Data titrasi larutan KOH
Ulangan Volume KOH (mL)

1 6,57

2 6,43

3 6,65

Rerata Volume 6,55


3.3.2 Bobot KOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan metoksida
Bobot KOH (g) = Volume minyak (L) x (volume titran (g/L) + 7 (g/L))
= 0,1 L x (6,55 g/L + 7 g/L)
= 1,355 g
3.3.3 Volume Metanol yang Dibutuhkan untuk Membuat Larutan Metoksida
Volume metanol = 20% x Volume minyak (mL)
= 20% x 100 mL
= 20 mL
3.4

3.5 Pembahasan
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari sumber daya alam yang dapat
diperbarui, diantaranya adalah minyak tumbuhan dan hewan. Biodiesel ini dapat dijadikan
sebagai bahan bakar pengganti solar, sebab komposisi fisika-kimia antara biodiesel dan
solar tidak jauh berbeda. Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran
mono – alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan bakar mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui yang mengandung trigliserida.
Pada praktikum kali ini, minyak jelantah mengubah molekul-molekul asam lemak tak jenuh
dalam minyak nabati menjadi asam lemak jenuh dengan menggunakan metanol dan katalis
KOH. Campuran dari minyak jelantah dengan KOH yang bersifat basa akan membentuk
gliserol yang mengendap di bagian bawah dan biodiesel berada di bagian atas. Selanjutnya,
dilakukan pemurnian biodiesel dengan menggunakan aquadest sebagai pencuci. Aquadest
tersebut ditambahkan ke dalam corong pemisah dan dikocok. Pencucian dilakukan hingga
crude methyl ester terpisah. Kemudian dilakukan pemanasan pada suhu sekitar 130 C
selama kurang lebih 10 menit untuk menghilangkan aquadest yang tersisa hingga diperoleh
produk biodiesel berwarna kuning.
Biodisel juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan bakar solar yaitu: Angka
setana lebih tinggi (>57) sehingga efisiensi pembakaran lebih baik dibanding dengan minyak
solar,Ramah lingkungan karena tidak ada emisi gas sulfur, Aman dalam penyimpanan dan
transfortasi karena tidak mengandung racun.
berdasarka percobaan kali ini pembuatan biodisel dari minyak jelantah dihasilkan minyak
biodisel berwarna kuning, dan warna dari gliserinnya berwarna merah kecoklatan

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa biodiesel dapat
dihasilkan dari minyak jelantah melalui reaksi kimia transesterifikasi dengan bantuan
katalisator. Biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti solar karena memiliki karakteristik
yang hampir sama.

DAFTAR PUSTAKA

SYAMSIDAR, H. S. Pembuatan dan uji kualitas biodiesel dari minyak jelantah. Teknosains:
Media Informasi Sains dan Teknologi, 2013, 7.2: 209-218.
PRASEETYO, J. 2018. Studi Pemanfaatan Minyak Jelantah sebagai Bahan Baku Pembuatan
Biodiesel. Jurnal Ilmiah Teknik Kimia UNPAM. Vol 2: 1-4.
SINAGA, S, V. HARYANTO, A. & S, TRIYONO. 2014. Pengaruh Suhu dan Waktu Reaksi
pada Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Vol 3:
27-34.
KAPUJI, Andri; HADI, Sjahrul; ARIFIN, Zainul. Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak
Jelantah. Jurnal Chemtech, 2021, 7.1: 1-6.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai