Anda di halaman 1dari 30

“Validasi Metode Uji Penetapan Krom Heksavalen dalam Air secara

Spektrofotometri UV-Vis”

Disusun Oleh

Kelompok 6 - Akselerasi 2021

Putri Aliah 2140170


Putu Gita Gayatri Dewi 2140171
Rafi’ud Darojat 2140172
Raihan Achmad Hidayat 2140173
Raihana Putri Mardhika 2140174
Rany Ramadhani 2140175
Rejmi Fanesha 2140176
Riska Adira 2140177
Salsabilla Pramesti Rahayu 2140178
Zakia Mega Fikrah 2140187

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
2022
Daftar Isi

Daftar Isi 1

I. JUDUL 2

II. METODE ACUAN 2

III. RUANG LINGKUP 2

IV. PRINSIP 2

VI. BAHAN DAN ALAT 2


A. Bahan 2
B. Alat 3

VII. CARA KERJA 3


A. Tahap Persiapan 3
B. Tahap Pengujian 4
Kriteria Minimum (Syarat Keberterimaan) Validasi Metode Uji Standar Penetapan Kadar
Krom Heksavalen dalam Air secara Spektrofotometri UV-Vis 6

VIII. DATA PENGAMATAN 7

IX. PERHITUNGAN 7
A. PEMBUATAN LARUTAN 7
B. RUMUS PERHITUNGAN 9
C. PERHITUNGAN HASIL UJI 12

X. HASIL DAN PEMBAHASAN 16

KEPUTUSAN HASIL VALIDASI METODE UJI PENETAPAN KROM HEKSAVALEN


DALAM AIR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS 23

XII. DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 26

1
I. JUDUL
Validasi Metode Uji Penetapan Krom Heksavalen dalam Air Secara
Spektrofotometri UV-Vis

II. METODE ACUAN


SNI 6989.71:2009

III. RUANG LINGKUP


Metode pengujian ini digunakan untuk menentukan logam krom heksavalen
(Cr-VI) terlarut dalam air dan air limbah secara spektrofotometri dengan kisaran 0,1
mg/L sampai 1,0 mg/L pada panjang gelombang 530 nm atau 540 nm.

IV. PRINSIP

Ion krom heksavalen bereaksi dengan difenilkarbazida dalam suasana asam


membentuk senyawa kompleks berwarna merah-ungu yang menyerap cahaya tampak
pada panjang gelombang 530 nm atau 540 nm. Serapannya yang diukur pada panjang
gelombang tersebut sebanding dengan kadar ion krom heksavalen.

V. REAKSI

VI. BAHAN DAN ALAT

A. Bahan
1) Aquabidest 6) Aseton (C3H6O)
2) Kalium dikromat (K2Cr2O7) 7) Kertas pH Universal
3) Asam sulfat (H2SO4) 0,2 N 8) Kertas Serap
4) Asam orto fosfat (H3PO4) pekat
5) Larutan difenilkarbazida
(C13H14N4O)

2
B. Alat
1) Spektrofotometer UV-Vis Agilent 8) Corong
2) Labu ukur 50 mL; 100 mL; 250 9) Batang pengaduk
mL 10) Kaca arloji
3) Pipet Volumetrik 10 mL; 50 mL 11) Pipet Tetes
4) Pipet Ukur 5 mL 12) Botol Semprot
5) Buret 25 mL; 50 mL 13) Neraca Analitik
6) Gelas Piala 100 mL; 250 mL; 500 14) Bulb Merah
mL 15) Standar dan Klem
7) Gelas Ukur 100 mL 16) Wadah berskala

VII. CARA KERJA


A. Tahap Persiapan
1) Pembuatan Larutan Induk Krom 500 mg/L

2) Pembuatan Larutan Baku Krom 50 mg/L

3) Pembuatan Larutan Baku Krom 5 mg/L

4) Pembuatan Larutan 1,5 difenilkarbazida

3
5) Pembuatan Larutan deret standar Cr (0,0 - 1,0) mg/L

6) Pembuatan Larutan Asam Sulfat 0,2 N

B. Tahap Pengujian

1) Scanning panjang gelombang maksimum larutan standar 0,6 mg/L

2) Uji Linearitas

3) Uji LDI (Limit Deteksi Instrumen)

4
4) Uji Presisi

5) Uji Akurasi

6) Uji LDM (Limit Deteksi Metode)

5
Kriteria Minimum (Syarat Keberterimaan) Validasi Metode Uji Standar Penetapan
Kadar Krom Heksavalen dalam Air secara Spektrofotometri UV-Vis

Pengujian Batas Toleransi


No. Parameter (Syarat Acuan/Sumber
Bahan Uji Jumlah Keberterimaan)
Pengujian

1. Panjang Standar 1x - SNI


Gelombang Max 6989.71.2009
halaman 1

2. Limit Deteksi Standar 5x ulangan Respon positif, NATA 2018


Instrumen tidak presisi dan halaman 17-18
akurasi

3. Limit Deteksi Sampel 5x ulangan Respon positif, NATA 2018


Metode tidak presisi dan halaman 17-18
akurasi

4. Linearitas Deret Standar 2x ulangan r ≥ 0.9950 SNI


6 standar 6989.71.2009
halaman 4

5. Robustness Sampel 7x ulangan F hitung < F tabel SNI


Presisi 100 mL t hitung < t tabel 6989.71.2009

7x ulangan
50 mL

Robustness Sampel + 7x ulangan F hitung < F tabel SNI


Akurasi Spike 0,3 ppm 100 mL t hitung < t tabel 6989.71.2009

7x ulangan
50 mL

6 Akurasi Sampel + 7x ulangan 85 % - 115 % SNI


(%Recovery) Spike 0,3 ppm 100 mL 6989.71.2009
halaman 4
7x ulangan
50 mL

6
VIII. DATA PENGAMATAN

Nama Bahan Pengamatan Bahan

Wujud Warna Bau

K2Cr2O7 Padatan Kuning Bau Khas K2Cr2O7

Aquabidest Larutan Tak Berwarna Tak Berbau

H2SO4 Larutan Tak Berwarna Bau Khas H2SO4

H3PO4 Larutan Tak Berwarna Bau Khas H3PO4

Difenilkarbazida Padatan Putih Bau Khas Difenilkarbazida

Aseton Larutan Tak Berwarna Bau Khas Aseton

Larutan Induk Krom Larutan Kuning Bau Khas Larutan Krom

Sampel Larutan Tak Berwarna Tak Berbau

Sampel + Larutan Ungu Tidak Berbau


Larutan Kompleks

IX. PERHITUNGAN

A. PEMBUATAN LARUTAN

1. Pembuatan Larutan Induk Krom Heksavalen 500 mg/L


𝐵𝑀 𝐾2𝐶𝑟2𝑂7
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐾𝑟𝑜𝑚 𝐻𝑒𝑘𝑠𝑎𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 2 𝑥 𝐴𝑟 𝐶𝑟
𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑝𝑝𝑚)
294 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 2 𝑥 52 𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑥 0, 25 𝐿𝑥 500 𝑝𝑝𝑚

= 353, 4 𝑚𝑔
= 0, 3534 𝑔

2. Pembuatan Larutan Standar Krom Heksavalen 50 mg/L


𝑉1 𝑥 𝐶1 = 𝑉2 𝑥 𝐶2
𝑉1 𝑥 500 𝑝𝑝𝑚 = 250 𝑚𝐿 𝑥50 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 25 𝑚𝐿

7
3. Pembuatan Larutan Standar Krom Heksavalen 5 mg/L
𝑉1 𝑥 𝐶1 = 𝑉2 𝑥 𝐶2
𝑉1 𝑥 50 𝑝𝑝𝑚 = 100 𝑚𝐿 𝑥5 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 10 𝑚𝐿

4. Pembuatan H2SO4 0,2 N


𝑉1 𝑥 𝐶1 = 𝑉2 𝑥 𝐶2
𝑉1 𝑥 1 𝑁 = 100 𝑚𝐿 𝑥 0, 2 𝑁
𝑉1 = 20 𝑚𝐿

5. Pembuatan Difenilkarbazida 5000 ppm


𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐷𝑖𝑓𝑒𝑛𝑖𝑙𝑘𝑎𝑟𝑏𝑎𝑧𝑖𝑑𝑎 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑝𝑝𝑚) 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝐿)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐷𝑖𝑓𝑒𝑛𝑖𝑙𝑘𝑎𝑟𝑏𝑎𝑧𝑖𝑑𝑎 = 5000 𝑝𝑝𝑚 𝑥 0, 25 𝐿
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐷𝑖𝑓𝑒𝑛𝑖𝑙𝑘𝑎𝑟𝑏𝑎𝑧𝑖𝑑𝑎 = 1250 𝑚𝑔
= 1, 25 𝑔

6. Pembuatan Larutan Untuk Linearitas

0,0 ppm 0,1 ppm 0,2 ppm

V1 x C 1 = V 2 x C 2 V1 x C1= V 2 x C2 V1 x C1= V 2 x C2
V1 x 5ppm = 50 mL x 0ppm V1 x 5ppm = 50 mLx 0.1ppm V1 x 5ppm = 50 mLx0.2ppm
V1 = 0 mL V1 = 1 mL V1 = 2 mL

0,5 ppm 0,6 ppm 0,8 ppm

V1 x C 1 = V 2 x C 2 V1 x C 1 = V 2 x C 2 V1 x C 1 = V 2 x C 2
V1 x 5ppm = 50mLx0.5ppm V1 x 5ppm = 50mLx0.6ppm V1 x 5ppm = 50mLx0.8ppm
V1 = 5 mL V1 = 6 mL V1 = 8 mL

7. Pembuatan Larutan Limit Deteksi Instrumen (LDI)


● Pembuatan Larutan Krom Heksavalen 0,5 ppm
𝑉1 𝑥 𝐶1 = 𝑉2 𝑥 𝐶2
𝑉1 𝑥 5 𝑝𝑝𝑚 = 50 𝑚𝐿 𝑥 0, 5 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 5 𝑚𝐿

8
● Pembuatan Krom Heksavalen 0,01 ppm (yang digunakan untuk LDI)
𝑉1 𝑥 𝐶1 = 𝑉2 𝑥 𝐶2
𝑉1 𝑥 0, 5 𝑝𝑝𝑚 = 50 𝑚𝐿 𝑥 0, 01 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 1 𝑚𝐿

8. Pembuatan Larutan Akurasi


● Spike Larutan Standar 0,3 ppm (Labu ukur 50 mL)
𝑉1 𝑥 𝐶1 = 𝑉2 𝑥 𝐶2
𝑉1 𝑥 5 𝑝𝑝𝑚 = 50 𝑚𝐿 𝑥 0, 3 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 3 𝑚𝐿

● Spike Larutan Standar 0,3 ppm (Labu ukur 100 mL)


𝑉1 𝑥 𝐶1 = 𝑉2 𝑥 𝐶2
𝑉1 𝑥 5 𝑝𝑝𝑚 = 100 𝑚𝐿 𝑥 0, 3 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 6 𝑚𝐿

9. Pembuatan Larutan Limit Deteksi Metode (LDM)


● Pengenceran Konsentrasi Sampel 10x (dari 0,2 ppm menjadi 0,02 ppm)
𝑉1 𝑥 𝐶1 = 𝑉2 𝑥 𝐶2
𝑉1 𝑥 0, 2 𝑝𝑝𝑚 = 50 𝑚𝐿 𝑥 0, 02 𝑝𝑝𝑚
𝑉1 = 5 𝑚𝐿

B. RUMUS PERHITUNGAN

1. Limit Deteksi Instrumen (LDI)


𝑛
Σ𝑖=1 𝑥𝑖
x̅ = 𝑛

𝑛 2
Σ𝑖=1 (𝑥−𝑥)
SB = 𝑛−1

𝑆𝐵
% SBR = 𝑥 100%
𝑥

𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛


%𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
𝑥 100%

LD Teoritis = 𝑥 + (3 𝑥 𝑆𝐵)

9
Keterangan :
x = Konsentrasi (mg/L)

𝑥 = Rata-rata konsentrasi (mg/L)


xi = Konsentrasi ke-i (mg/L)
n = Jumlah Ulangan
SB = Simpangan Baku (mg/L)
% SBR = Simpangan Baku Relatif (%)

2. Presisi

Σ (𝑋−𝑋̅̅)²
SD = 𝑛−1

𝑆𝐷
RSD = 𝑥100%
𝑋̅̅

Keterangan :
SB = Simpangan Baku (mg/L)
x = Konsentrasi (mg/L)
xi = Konsentrasi ke-i (mg/L)
x̅ = Konsentrasi Rata-rata (mg/L)
n = Jumlah Ulangan

3. Akurasi
𝐶2−𝐶1
% 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝐶3
𝑥 100%

Keterangan :
C1 = Kadar analit sampel sebelum dispike analit standar (mg/L)
C2 = Kadar analit sampel setelah dispike analit standar (mg/L)
C3 = Kadar analit standar spike (mg/L)

4. Limit Deteksi Metode (LDM)


LDM = [Ẋ Blk] + 3 SD

10
5. Linearitas
Σ(𝑥𝑖 − 𝑥) (𝑦𝑖 − 𝑦)
𝑟 = 2 2
Σ (𝑥𝑖 − 𝑥) Σ (𝑦𝑖 − 𝑦)

Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
xi = Konsentrasi ke-i (mg/L)
yi = Absorbansi ke-i

6. Ketidakpastian
Dilakukan evaluasi estimasi ketidakpastian pengukuran kadar Krom
Heksavalen dalam sampel air terhadap hasil data linearitas, presisi, dan akurasi.

a. Ketidakpastian asal kurva kalibrasi (µ regresi )


2
𝑆𝑦/𝑥 Σ(𝑌𝑜−Ŷ')
𝑏
=
(𝑛−2)

2
𝑆𝑦/𝑥 1 (𝑌𝑜−Ŷ)
µ 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 = 𝑆(𝑥) 𝑝𝑝𝑚 = 𝑏
1 + 𝑛
+ 2 2
𝑏 . Σ(𝑥𝑖−𝑥𝑟)

Keterangan :
xi = Konsentrasi deret standar ke-i
xr = Rata-rata konsentrasi deret standar yang dibuat
xo = Konsentrasi rata-rata analit terukur dalam sampel
yi = Absorbansi standar ke-i (hasil pengukuran)
yc = Absorbansi hasil perhitungan (persamaan kurva kalibrasi)
yo = Absorbansi rata-rata hasil pengukuran sampel
n = Jumlah deret standar yang dibuat

b. Ketidakpastian asal Presisi Metode (µ Presisi Metode )


𝑆𝐷
µ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 =
𝑛

Keterangan :
SD = Standar Deviasi
n = Jumlah Pengulangan

11
c. Ketidakpastian asal Labu Takar (µ Labu Takar )
𝑈 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟
µ 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 = ( )
3

µ 𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 = ( 𝑉𝑜𝑙 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑥 ∆ 𝑇 (℃) 𝑥 𝐾𝑀𝑉 (/℃)


2 2
µ 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 = (µ 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟) + (µ 𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒)
Keterangan :
∆T = Selisih suhu pengukuran labu takar dengan suhu ruang (℃)
KMV = Koefisien Muai Volume (/℃)

d. Ketidakpastian Gabungan
µ Gabungan Cr (VI) mg/L = x̅ Cr (VI) mg/L

µ 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 2 µ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 2 µ 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 2


( 𝑥̅ 𝑝𝑝𝑚
) + ( 𝑥̅ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 ) + ( 𝑉𝑜𝑙 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 )

C. PERHITUNGAN HASIL UJI

● Perhitungan Konsentrasi Sampel


y = bx + a
y = 0,7803x + 0,0007

>> Labu 100 mL (Absorban terbaca 0,1592)


𝑦−𝑎
𝐶𝑟 (𝑉𝐼) 𝑚𝑔/𝐿 = 𝑏

0,1592 𝐴𝑏𝑠 −0,0007 𝐴𝑏𝑠


= 0,7803 𝐴𝑏𝑠/𝑝𝑝𝑚
= 0, 2031 𝑝𝑝𝑚
= 0, 2031 𝑚𝑔/𝐿

>> Labu 50 mL (Absorban terbaca 0,1611)


𝑦−𝑎
𝐶𝑟 (𝑉𝐼) 𝑚𝑔/𝐿 = 𝑏

0,1611 𝐴𝑏𝑠 −0,0007 𝐴𝑏𝑠


= 0,7803 𝐴𝑏𝑠/𝑝𝑝𝑚
= 0, 2056 𝑝𝑝𝑚
= 0, 2056 𝑚𝑔/𝐿

12
D. KETIDAKPASTIAN
1. Skema Kerja

2. Rumus Konsentrasi
𝑦−𝑎
𝐶𝑟 (𝑉𝐼) 𝑚𝑔/𝐿 = 𝑏
Keterangan :
y = Absorbansi (absorbansi)
a = Intersep (Absorbansi)
b = Slope (abs/ppm)

3. Fishbone Ketidakpastian

4. Perhitungan Ketidakpastian
a. Ketidakpastian asal kurva kalibrasi (µ regresi )
2
𝑆𝑦/𝑥 1 (𝑌𝑜−Ŷ)
µ 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 = 𝑆(𝑥) 𝑝𝑝𝑚 = 𝑏
1 + 𝑛
+ 2 2
𝑏 . Σ(𝑥𝑖−𝑥𝑟)
2
Σ(𝑌𝑖−Ŷ)
𝑆𝑦/𝑥 =
(𝑛−2)
0,00001286 𝑎𝑏𝑠
𝑆𝑦/𝑥 = 4
𝑆𝑦/𝑥 = 0, 0017927 𝑎𝑏𝑠

● Labu Takar 100 mL


0,0017927 𝑎𝑏𝑠 1 0,0158 𝑎𝑏𝑠
µ 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 = 𝑆(𝑥) 𝑝𝑝𝑚 = 0.78803 𝑎𝑏𝑠/𝑝𝑝𝑚
1+ 6
+ 0.60886809 𝑎𝑏𝑠/𝑝𝑝𝑚 𝑥 0.0621 𝑝𝑝𝑚

= 0, 002891 𝑝𝑝𝑚

13
● Labu Takar 50 mL
0,0017927 𝑎𝑏𝑠 1 0,0162 𝑎𝑏𝑠
µ 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 = 𝑆(𝑥) 𝑝𝑝𝑚 = 0.78803 𝑎𝑏𝑠/𝑝𝑝𝑚
1+ 6
+ 0.60886809 𝑎𝑏𝑠/𝑝𝑝𝑚 𝑥 0.0621 𝑝𝑝𝑚

= 0, 002902 𝑝𝑝𝑚

b. Ketidakpastian asal Presisi Metode (µ Presisi Metode )


● Labu Takar 100 mL
𝑆𝐷
µ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 =
𝑛
0,0012 𝑝𝑝𝑚
µ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 =
7
0,0012 𝑝𝑝𝑚
µ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 = 2,6458
= 0, 0005 𝑝𝑝𝑚

● Labu Takar 50 mL
0,0008 𝑝𝑝𝑚
µ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 =
7

0,0008 𝑝𝑝𝑚
µ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 = 2,6458
= 0, 0003 𝑝𝑝𝑚

c. Ketidakpastian asal Labu Takar (µ Labu Takar )


● Labu Takar 100 mL
𝑈 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟
µ 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 = ( )
3
0,10 𝑚𝐿
= ( )
3
= 0, 0577 𝑚𝐿

( 𝑉𝑜𝑙 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑥 ∆ 𝑇 (℃) 𝑥 𝐾𝑀𝑉 (/℃)


µ 𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 =
3

100 𝑚𝐿 𝑥 (25 −20)℃ 𝑥 0,00021/℃


=
3

= 0,0606 mL

2 2
µ 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 = (µ 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟) + (µ 𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒)
2 2
= (0, 0577 𝑚𝐿) + (0, 0606 𝑚𝐿)
2
= 0, 0070 𝑚𝐿
= 0,0837 mL

14
● Labu Takar 50 mL
𝑈 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟
µ 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 = ( )
3
0,06 𝑚𝐿
= ( )
3
= 0, 0346 𝑚𝐿
( 𝑉𝑜𝑙 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑥 ∆ 𝑇 (℃) 𝑥 𝐾𝑀𝑉 (/℃)
µ 𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒 =
3
50 𝑚𝐿 𝑥 (25 −20)℃ 𝑥 0,00021/℃
=
3

= 0,0303 mL

2 2
µ 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 = (µ 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟) + (µ 𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑒)
2 2
= (0, 0346 𝑚𝐿) + (0, 0303 𝑚𝐿)
2
= 0, 0021 𝑚𝐿
= 0,0460 mL

d. Ketidakpastian Gabungan

µ 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 2 µ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 2 µ 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 2


µ 𝐺𝑎𝑏 𝐶𝑟 (𝑉𝐼) 𝑚𝑔/𝐿 = 𝑥̅ 𝐶𝑟 (𝑉𝐼) 𝑥 ( 𝑥̅ 𝑝𝑝𝑚
) + ( 𝑥̅ 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 ) + ( 𝑉𝑜𝑙 𝐿𝑎𝑏𝑢 𝑇𝑎𝑘𝑎𝑟 )

0,002891 𝑝𝑝𝑚 2 0,0005 𝑝𝑝𝑚 2 0,0837 𝑚𝐿 2


● 𝐿𝑇 100 𝑚𝐿 = 0, 2507 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 ( 0,3667 𝑝𝑝𝑚
) + ( 0,2507 𝑝𝑝𝑚 ) + ( 100 𝑚𝐿
)

= 0, 2507 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 (0, 000062) + (0, 0000034) + (0, 0000007)


= 0, 002 𝑚𝑔/𝐿

0,002902 𝑝𝑝𝑚 2 0,00029 𝑝𝑝𝑚 2 0,0460 𝑚𝐿 2


● 𝐿𝑇 50 𝑚𝐿 = 0, 2035 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 ( 0,3667 𝑝𝑝𝑚
) +( 0,2035 𝑝𝑝𝑚
) + ( 50 𝑚𝐿
)

= 0, 2507 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 (0, 000063) + (0, 0000020) + (0, 0000008)


= 0, 002 𝑚𝑔/𝐿

e. Ketidakpastian (U)

Labu Takar 100 mL Labu Takar 50 mL


U = K x µ Gab U = K x µ Gab
U = 2 x 0,002 mg/L U = 2 x 0,002 mg/L
U = 0,004 mg/L U = 0,004 mg/L

15
5. Pelaporan

Tingkat Kepercayaan 95 % Tingkat Kepercayaan 95 %


Labu Takar 100 mL Labu Takar 50 mL
X ± U = ( 0,203 ± 0,004 ) mg/L X ± U = ( 0, 206 ± 0,004 ) mg/L

6. Evaluasi Penyumbang Ketidakpastian

X. HASIL DAN PEMBAHASAN

Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter


tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter
tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode analisis bertujuan
untuk mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut dapat sesuai untuk peruntukannya.
Parameter uji yang dilakukan pada praktikum ini antara lain presisi, akurasi, linieritas,
dan limit deteksi. Validasi metode analisis juga merupakan proses yang dilakukan melalui
percobaan laboratorium dimana karakteristik dari suatu prosedur memenuhi persyaratan
untuk aplikasi analisis. Validasi metode merupakan proses untuk memastikan bahwa
prosedur yang memenuhi standar limit deteksi, akurasi, presisi sesuai tujuan yang
diharapkan. Validasi metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat,
spesifik, reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis.
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semua parameter yang diuji untuk
validasi metode kadar Cr-VI dalam sampel air secara Spektrofotometri UV-Vis.

16
a. Scanning Lamda Maksimum

Konsentrasi Larutan Deret Standar Cr-VI Panjang Gelombang (nm)


(mg/L)

0,6 542

Pada penentuan nilai λ max menggunakan larutan standar 0,6 mg/L didapatkan
nilai panjang gelombang sebesar 542 nm (visible) yang dimana pada panjang
gelombang tersebut dihasilkan serapan/absorban maksimal.

b. Linearitas
Pengujian linearitas dilakukan terhadap sejumlah konsentrasi standar yaitu
(0,0; 0,1; 0,2; 0,5; 0,6; 0,8) mg/L. Adapun persamaan regresi hasil pengujian linearitas
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

17
Linieritas adalah kemampuan suatu metode analisis untuk mendapatkan hasil
yang proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel pada kisaran yang ada.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan standar dalam mendeteksi analit
dalam sampel. Parameter hubungan kelinearitasan yang digunakan yaitu koefisien
korelasi (r) dan koefisien determinasi (r) pada analisis regresi linier y = bx + a, b
adalah Slope, a adalah intersep, x adalah konsentrasi analit dan y adalah respon
absorban. Persamaan yang didapatkan pada praktikum ini adalah y = 0,7803x +
0,0007 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 1,0000.

c. Uji Konfirmasi Limit Deteksi Instrumen (LDI)


Pada pengujian ini konsentrasi larutan Cr-VI yang digunakan adalah 0,01 mg/L
yang diencerkan dari larutan standar 5 mg/L sebanyak 5 kali ulangan, hasil perolehan
konfirmasi LDI dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Ulangan Konsentrasi Absorbansi Konsentrasi Larutan % Recovery


yang Dibuat Cr-VI Terukur (mg/L)
(mg/L)

1 0,01 0,0068 0,0078 78

2 0,01 0,0072 0,0083 83

3 0,01 0,0079 0,0092 92

4 0,01 0,0070 0,0081 81

5 0,01 0,0078 0,0091 91

Rerata 0,0085

SD 0,0006

%RSD 7,35

LDI Teoritis 0,0104

Syarat Keberterimaan Respon konsentrasi


positif. Hasil data tidak
presisi dan akurasi.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai LDI Cr-VI sebesar 0,0013 mg/L.
Nilai tersebut menunjukkan konsentrasi analit terendah yang masih dapat dideteksi

18
oleh instrumen dan memberikan respon signifikan dibandingkan blanko, artinya
pengukuran di bawah nilai tersebut merupakan noise alat sehingga tidak dapat
dipercaya sebagai respon dari analit. Respon yang dihasilkan positif, dengan hasil
tidak presisi dan tidak akurasi sesuai syarat keberterimaan.
d. Uji Presisi
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang
homogen. Pada uji presisi dilakukan juga uji robustness dengan menggunakan
pengujian pada 2 labu yaitu labu 100 mL dan 50 mL dengan %RSD sebesar 0,37%
dan 0,59% dimana %RSD yang didapatkan memenuhi (< 5%). Pada uji robustness
dilakukan uji F dimana hasil yang diperoleh F hitung < F tabel (0,38 < 4,82) yang
memberikan hasil tidak berbeda nyata.

Ulangan 50 mg/L 100 mg/L

Absorbansi Konsentrasi Absorbansi Konsentrasi


(mg/L) (mg/L)

1 0,1589 0,203 0,1603 0,205

2 0,1595 0,204 0,1622 0,207

3 0,1603 0,205 0,1621 0,207

4 0,1596 0,204 0,1610 0,205

5 0,1596 0,202 0,1616 0,206

6 0,1585 0,204 0,1615 0,206

7 0,1598 0,203 0,1596 0,204

Rerata 0,1590 0,203 0,1612 0,206

SD 0,001 0,001

%RSD 0,37 0,59

F Hitung 0,2474

F Tabel 4,28

Tidak Berbeda Nyata

19
e. Uji Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (Recovery) analit yang ditambahkan. Pada pengujian akurasi, digunakan
sampel dengan penambahan spike standar 0,3 ppm.

Ulangan 100 mg/L

C Sampel C Spike Abs C sampel + spike Recovery


(mg/L) (mg/L) (mg/L) (%)

1 0,2045 0,3000 0,3887 0,4972 98

2 0,2070 0,3000 0,3875 0,4957 96

3 0,2068 0,3000 0,3871 0,4952 96

4 0,2064 0,3000 0,3886 0,4971 97

5 0,2062 0,3000 0,3894 0,4981 97

6 0,2061 0,3000 0,3875 0,4957 97

7 0,2036 0,3000 0,3877 0,4960 97

Rerata 0,4960 97

SD 0,0011

%RSD 0,2153

Ulangan 50 mg/L

C Sampel C Spike Abs C sampel + spike Recovery


(mg/L) (mg/L) (mg/L) (%)

1 0,2027 0,3000 0,3877 0,4960 98

2 0,2035 0,3000 0,3894 0,4981 98

3 0,2045 0,3000 0,3852 0,4928 96

4 0,2036 0,3000 0,3852 0,4928 96

5 0,2036 0,3000 0,3866 0,4946 97

6 0,2022 0,3000 0,3904 0,4994 99

20
7 0,2039 0,3000 0,3885 0,4970 98

Rerata 0,4960 97

SD 0,0026

%RSD 0,5214

Kesimpulan

T Hitung 0,2474

T Tabel 2,1788

Kesimpulan Tidak berbeda nyata

f. Uji Limit Deteksi Metode (LDM) pada Sampel Cr-VI dalam Matriks Sampel
LDM merupakan konsentrasi terkecil yang yang masih terdeteksi oleh jalur preparasi
dalam metode yang digunakan. Pada LDM dilakukan pengenceran 10x (perbandingan
LDM teoritis) pada sampel dalam labu 50 mL. Diperoleh respon konsentrasi positif,
namun hasil yang diperoleh masih akurasi dan presisi sehingga tidak memenuhi syarat
keberterimaan (syarat dari LDM adalah respon positif, tidak akurasi dan tidak presisi).
Dengan demikian perlu dilakukan pengenceran untuk mengetahui limit respon dari
metode yang digunakan.

Ulangan Abs C Terukur (mg/L) % Recovery

1 0,0164 0,020 101

2 0,0162 0,020 99

3 0,0167 0,021 103

4 0,0153 0,019 94

5 0,0166 0,020 102

Rerata 0,020

SD 0,001

%RSD 3,60

21
XI. KESIMPULAN

KEPUTUSAN HASIL VALIDASI METODE UJI PENETAPAN KROM HEKSAVALEN


DALAM AIR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Metode Acuan : SNI 6989.71:2009


Modifikasi : Wadah Sampel
Teknik : Validasi Metode
Analit : Cr (VI)
Matriks Sampel : Air

No Parameter Tanggal Hasil Batas Toleransi Simpulan


. Pelaksanaan (Syarat
Keberterimaan)

1. Panjang 14 Oktober 2022 542 nm Memenuhi


Gelombang Max -

2. Limit Deteksi 14 Oktober 2022 0.01 mg/L Respon Memenuhi


Instrumen - Presisi konsentrasi
RSD: 7.35% positif, hasil data
- Akurasi tidak presisi dan
%Recovery: 84% tidak akurasi

3. Linearitas 14 Oktober 2022 R = 1.0000 R > 0.9950 Memenuhi

4. Limit Deteksi 14 Oktober 2022 0,33 mg/L Respons Tidak


Metode - Presisi konsentrasi Memenuhi
RSD 4,44 % positif, tidak
- Akurasi akurasi dan tidak
%Recovery 100 % presisi

5. Robustness 14 Oktober 2022 F hitung = 0,38 F hitung < F tabel Memenuhi


Presisi F tabel = 4,28

Robustness T hitung= 0,2474 T hitung < T Memenuhi


Akurasi T tabel = 2,1788 tabel

6. Akurasi (% 14 Oktober 2022 LT 100 mL = 97% 85 % - 115 % Memenuhi


Recovery) LT 50 mL = 97%

7. Ketidakpastian 14 Oktober 2022 µgab (100 mL)= - Memenuhi


(U) 0,004
µgab (50 mL)=
0,004

22
8. Laporan Hasil 14 Oktober 2022 LT 100 mL - Memenuhi
Uji (X ± U) X ± U = (0,203 ±
0,004) mg/L

LT 50 mL
X ± U = (0,206 ±
0,004) mg/L

Persyaratan :
Metode uji dinyatakan valid jika nilai parameter (1-8) memenuhi syarat (tidak melebihi batas
toleransi)

Valid Tidak Valid


Kesimpulan
- ✓

Pada parameter limit deteksi metode perlu dilakukan pengenceran lagi untuk
mengetahui limit respon terkecil yang masih dapat terdeteksi dari metode (LDM) dari SNI
6989.71:2009.

23
XII. DAFTAR PUSTAKA

BADAN STANDARDISASI NASIONAL. 2009. SNI 6989.71:2009 Air dan air limbah
– Bagian 71: Cara uji krom heksavalen (Vr-VI) dalam contoh uji
secara spektrofotometri. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

ELLISON, S. L., & WILLIAMS, A. (2012). Quantifying uncertainty in analytical


measurement.

MAGNUSSON, B. (2014). The fitness for purpose of analytical methods: a laboratory


guide to method validation and related topics (2014).

NATIONAL ASSOCIATION OF TESTING AUTHORITIES (NATA). (2018).


General accreditation guidance—validation and verification of
quantitative and qualitative test methods

PUSPARANI, D. P. (2018). VERIFIKASI METODE UJI KROM HEKSAVALEN


(Cr-VI) DALAM AIR LAUT SECARA SPEKTROFOTOMETRI
UV-VISIBEL DI LABORATORIUM SUCOFINDO KOTA CIREBON.

24
LAMPIRAN

Scanning Panjang Gelombang

Linearitas Standar Cr6+0 ; 0,1 ; 0,2 ; 0,5 ; 0,6 ; 0,8 mg/L

b =0,7834
a =-0,0003
R2=1.0000

b =0,7774
a =0,0017
R2=0,9999

25
b =0,7803
a =-0,0007
R2=1.0000

Limit Detection Instrument (LDI)

26
Presisi

Akurasi

27
Limit Detection Method

Interpretasi : Masih masuk presisi dan akurasi karena masuk rentang 85 - 115%,
Harus Diencerkan Lagi

Ketidakpastian

Ketidakpastian REGRESI

  Labu 100 mL Labu 50 mL


Sy/x 0.0017927 0.0017927
b 0.7803 0.7803
n 6 6
(Yo-Yr)^2 0.0158 0.0162
b^2 0.60886809 0.60886809
Jml (Xi-Xr)^2 0.0621 0.0621
b^2*Jml(Xi-Xr) 0.03780848 0.03780848
(Yo-Yr)^2/b^2(Xi-Xr 0.41724396295381 0.42861522148565
u regresi 0.002891 0.002902

Ketidakpastian Presisi Metode

  Labu 100 mL Labu 50 mL


u PM 0.000462251 0.000286497
SD 0.001223 0.000758
n 7 7
akar n 2.645751311 2.645751311

28
Ketidakpastian Labu Takar

  100 mL 50 mL
Ukal labu teori 0.1 0.06
akar 3 1.732050808 1.732050808
Ukal labu hitung 0.057735027 0.034641016
     
delta T 5 5
koef muai 0.00021 0.00021
Volume labu 100 50
U ET 0.060621778 0.030310889
     
U labu takar 0.083715789 0.046029882

U gabungan

u regresi 0.002891 0.002902


rata2 ppm 0.3667 0.3667
(ureg/ppm)^2 6.21837E-05 6.26301E-05
U PM 0.000462251 0.000286497
rata2 pm 0.2507 0.2035
(u Pm/pm)^2 3.39974E-06 1.98204E-06
U labu 0.083715789 0.046029882
V labu 100 50
(Ulabu/Vlabu)^2 7.00833E-07 8.475E-07
U gabungan 0.002 0.002

  LT 100 mL LT 50 mL
u regresi 0.0029 0.0029
u PM 0.0005 0.0003
U labu takar 0.0837 0.0460

29

Anda mungkin juga menyukai