Anda di halaman 1dari 7

Sukma dkk (2010).

http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/03/makalah-analisa-protein-
metode-kjeldahl.html

PENENTUAN KADAR PROTEIN BAHAN ORGANIK DENGAN

KJELDAHL

Metode Kjeldahl
 Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada
asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen.
 Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga
akan menghasilkan amonium sulfat.
 Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif
ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.
 Metode ini telah banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok digunakan secara
semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan waktu
analisa yang pendek.
 Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada senyawa yang mengandung atom nitrogen
yang terikat secara langsung ke oksigen atau nitrogen. Tetapi untuk zat-zat seperti
amina,protein,dan lain – lain hasilnya lumayan.
 Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan
secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya.
 Dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,25, diperoleh nilai protein
dalam bahan makanan itu.
 Untuk beras, kedelai, dan gandum angka konversi berturut-turut sebagai berikut: 5,95, 5,71,
dan 5,83. Angka 6,25 berasal dari angka konversi serum albumin yang biasanya mengandung
16% nitrogen.
 Prinsip cara analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut: mula-mula bahan didestruksi dengan
asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran Zn.
 Amonia yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator. Cara Kjeldahl pada
umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimakro.
 Cara makro Kjeldahl digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan besar contoh 1-
3g
 Cara semimikro Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari
bahan yang homogen.
 Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan asumsi nitrogen dalam bentuk ikatan N-N
dan N-O dalam sampel tidak terdapat dalam jumlah yang besar.
 Kekurangan cara analisis ini ialah bahwa purina, pirimidina, vitamin-vitamin, asam amino
besar, kreatina, dan kreatinina ikut teranalisis dan terukur sebagai nitrogen protein.
 Walaupun demikian, cara ini kini masih digunakan dan dianggap cukup teliti untuk
pengukuran kadar protein dalam bahan makanan.
 Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses
destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.

1.      Tahap destruksi


1. Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi
menjadi unsur-unsurnya.
2. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO 2 dan H2O. Sedangkan nitrogennya
(N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4.
3. Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran
Na2SO4 dan HgO (20:1).
4. Gunning menganjurkan menggunakan K2SO4 atau CuSO4. Dengan penambahan
katalisator tersebut titk didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan
lebih cepat.
5. Selain katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium.
Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik
didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau
sebaliknya.
6. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
H              destruksi
R-C-COOH  --------------- NH3     + CO2     + H2O
   NH2                       H2SO4
Asam amino  CuSO4
(protein)           Na2SO4

2 NH3 + H2SO4  ----------------- (NH4)2SO4 


                                                 Hasil Destruksi

2.      Tahap destilasi


1. Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH 3) dengan
penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan.
2. Agar supaya selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau
timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink (Zn).
3. Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh asam khlorida atau asam
borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan.
4. Agar supaya kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung
destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam.
5. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG
+ MR atau PP.
6. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
(NH4)2SO4  +  NaOH ------------------ NH3      + H2O + Na2SO4
NH3     + HCl 0,1 N   ------------------- NH4Cl
             Berlebihan

3.      Tahap titrasi


1. Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang
bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N).
2. Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan
tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.
3. Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah:
HCl 0,1 N + NaOH 0,1 N ------------------ NaCl +  H2O
Kelebihan
4. Kandungan nitrogen kemudian dapat dihitung sebagai berikut:
%N = ml NaOH blanko – ml NaOH sampel × N. NaOH × 14,008 × 100%
                      Gram bahan x 1000
5. Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang
bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam khlorida 0,1
N dengan indikator (BCG + MR).
6. Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda.
7. Kandungan nitrogen kemudian dapat dihitung sebagai berikut:
%N = ml NaOH blanko – ml NaOH sampel × N. HCl × 14,008 × 100%
                                            Gram bahan x 1000
8. Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu
faktor.
9. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada persentase N yang
menyusun protein dalam suatu bahan.
10. Kadar protein (%) = % N x faktor konversi. Nilai faktor konversi berbeda tergantung
sampel:
1.      Sereal                     5,7
2.      Roti                        5,7
3.      Sirup                      6,25
4.      Biji-bijian               6,25
5.      Buah                      6,25
6.      Beras                      5,95
7.      Susu                       6,38
8.      Kelapa                   5,20
9.      Kacang Tanah        5,46
11. Apabila faktor konversi tidak diketahui, faktor 6,25 dapat digunakan . Faktor ini
diperoleh dari fakta rata-rata nitrogen dalam protein adalah 16 %.
Kadar Protein (%)        = N x 100/16
                                     = N x 6,25     
                         
PRAKTIKUM: Analisa Protein Pada Kedelai
1.      Proses Destruksi
        Ditimbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl, namun karena
kandungan protein tinggi pada kedelai  maka digunakan bahan kurang dari 1 g
        Kemudian ditambahkan 7,5 g kalium sulfat dan 0,35 g raksa (II) oksida dan 15 ml asam
sulfat pekat.
        dipanaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl dalam lemari asam sampai berhenti berasap
dan diteruskan pemanasan sampai mendidih dan cairan  menjadi jernih. ditambahkan
pemanasan kurang lebih 30 menit, dimatikan pemanasan dan dibiarkan sampai dingin.
        Selanjutnya ditambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang didinginkan dalam air
es dan beberapa lempeng Zn, tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4% (dalam air) dan
akhirnya ditambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 50% sebanyak 50 ml yang
telah didinginkan dalam lemari es.
2.      Proses Destilasi
         Diipasang labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Dipanaskan labu Kjeldahl
perlahan-lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian dipanaskan dengan cepat
sampai mendidih.
         Destilat ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan baku asam klorida
0,1N sebanyak 50 ml dan indicator merah metil 0,1% b/v (dalam etanol 95%) sebanyak 5
tetes, ujung pipa kaca destilator dipastikan masuk ke dalam larutan asam klorida 0,1N.
         Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 75 ml.

3.      Proses Titrasi


         Sisa larutan asam klorida 0,1N yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan
baku natrium hidroksida 0,1N. Titik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan warna
larutan dari merah menjadi kuning. Lakukan titrasi blanko.

Ada pun penentuan kadar protein kasar :


Protein Kasar = (y-z) X titar NaOH X 0,014 X 6,25  X 100%
                                   Berat Sampel (x) g
GAMBAR ALAT PENENTUAN NITROGEN DENGAN METODE KJELDAHL

Keuntungan Dan Kerugian Menggunakan Metode Kjeldahl


                Kentungan menggunakan Metode Kjeldahl,diantaranya :
a.       Secara internasional dan masih merupakan metode standar untuk perbandingan terhadap
semua metode lainnya.
b.      presisi tinggi dan baik reproduktifitas telah membuat metode utama untuk estimasi protein
dalam makanan.
           Kerugian menggunakan Metode Kjeldahl,diantaranya :
a.       memberikan ukuran protein yang benar, karena semua nitrogen dalam makanan tidak dalam
bentuk protein.
b.      Protein yang berbeda memerlukan faktor koreksi yang berbeda karena mereka memiliki
urutan asam amino yang berbeda.
c.       Penggunaan asam sulfat pekat pada suhu tinggi menimbulkan bahaya yang cukup besar,
seperti halnya penggunaan beberapa kemungkinan katalis teknik ini memakan waktu untuk
membawa keluar.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,M,Natsir,2001, KAMUS KIMIA ARTI DAN PENJELASAN ISTILAH, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Anonymous,2009, ANALISA PROTEIN,
http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2009/02/11/reaksi-analisa-protein/, diakses
tanggal 13 Maret 2009
Anonymous,2009, KJELDAHL, http://kisahfathe.blogspot.com/2009/02/kjeldahl.html, diakses
tanggal 13 Maret 2009
Anonymous,2009, ANALISA PROTEIN, http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&langpair=en|id&u=http://www-unix.oit.umass.edu/~mcclemen/581Proteins.html,
diakses tanggal 14 Maret 2009
Anonymous,2009, PROSEDUR ANALISA LABOTARIUM,
damandiri.or.id/file/muhamadjuraidwatiheluwipblampiran.pdf, di akses tanggal 14 Maret
2009
Fatmawaty,2009, KJELDAHL, http://www.turbovista.com/quantitative-analysis.php.htm,
diakses tanggal 13 Maret 2009

Anda mungkin juga menyukai