METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum Kemunduran Hasil Pertanian Pasca Panen dilakukan pada hari Selasa,
tanggal 31 Desember 2020 pukul 07.00-09.40 WIB, bertempat di rumah masing-
masing.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah baskom plastik. Bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah pepaya california, pisang muli, pisang
janten, pisang ambon, tomat, timun dan plastik cling film, plastik polyetilen dan
box untuk penyimpanan.
Hasil
Perlakuan sampel pisang janten pada praktikum yang dilakukan dibagi menjadi 3
perlakuan yaitu 3 pisang tanpa dikemas digunakan sebagai control ,3 pisang
kemas dengan plastic cling film, dan 3 pisang dimasukkan kedalam plastic
polyetilen yang diusahakan menggelembung lalu diikat. Kemudian sampel
tersebut dimasukkan kedalam box atau wadah tertutup yang bertujuan untuk
mencegah serangan hama mikrobiologi seperti tikus. Pengemasan dengan plastic
film adalah salah satu cara untuk menurunkan laju respirasi tersebut. Dengan
kemasan plastic untuk produk segar akan menyebabkan adanya perubahan
konsentrasi CO2 dan O2 sekitar produk didalam kemasan sebagai akibat dari
proses respirasi produk serta interaksinya dengan permeabilitas plastic terhadap
O2 dan CO2. Menurunnya konsentrasi O2 dan meningkatnya konsentrasi CO2
sebagai akibat respirasi produk, dan karakteristik permeabilitas dari kemasan
pelastik ikut berperan dalam mengkreasi konsentrasi O2 dan CO2 didalam ruang
bebas kemasan dapat berakibat terhadap penurunan laju respirasi produk kemasan
itu sendiri. Kemasan polyethtlene merupakan bahan pengemas plastik yang baik
digunakan pada sistem penyimpanan pada dengan atmosfer modifikasi karena
mempunyai permeabilitas yang besar terhadap CO2 dibandingkan dengan O2
meskipun permeabilitas film kemasan polyethtlene cukup besar tetapi tidak cocok
digunakan sebagai kemasan penutup (Rosalina,2011).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu pada pisang
yang tidak dikemas atau control. Sampel 1 yaitu 3 pisang janten yang tidak
dikemas, pada hari pertama warnanya sedikit menguning,dan teksturnya keras.
Pada hari kedua warnanya menguning, teksturnya sedikit lunak. Pada hari ketiga
warnanya menguning dan teksturnya lunak, pada hari keempat warnanya kuning
kecokelatan, teksturnya sangat lunak, aroma manis alami kuat, bonggol pisang
tumbuh jamur. Pada hari kelima warnanya didominasi warna cokelat kehitaman,
tekstur sangat lunak, busuk, aroma sangat menyengat,dan tumbuh jamur pada
bonggol.
Pada sampel 3 pisang yang dikemas menggunakan plastic Polyetilen hari pertama
warnanya hijau dan teksturnya keras, pada hari kedua warnanya sedikit
menguning dan teksturnya masih keras. Pada hari ketiga warnanya sedikit
menguning dan teksturnya sedikit lunak, pada hari keempat warnanya kuning dan
hijau seimbang teksturnya lebih lunak dari hari ketiga. Pada hari kelima warnanya
hampir seluruhnya menguning, timbul warna cokelat kehitaman dan jamur pada
kulit, teksturnya lunak. Pada hari keenam warnanya kuning kecokelatan (pada
ujung bawah pisang dan tangkai masih berwarna kehijauan),teksturnya lunak,
tumbuh jamur pada kulit pisang dan bonggol. Pada hari ketuju teksturnya lunak,
warna kuning kecokelatan dan sedikit menghitam, tumbuh jamur pada kulit
bonggol. Dan pada hari kedelapan teksturnya sangat lunak, berair, didominasi
warna cokelat kehitaman, kulit dan bonggol pisang tumbuh banyak jamur, busuk,
aroma menyengat.
Pada sampel 3 pisang yang dikemas dengan menggunakan plastic cling film pada
hari pertama warnanya hijau, teksturnya keras. Pada hari kedua warnanya sedikit
menguning, teksturnya sedikit lunak. Pada hari ketiga warnanya sedikit
menguning, teksturnya sedkit lunak, pada hari keempat warnanya menguning dan
teksturnya lunak. Pada hari kelima warnanya kuning kecokelatan, lunak, tumbuh
jmur pada bonggol (satu buah pisang sgt lunak dan berwarna kecokelatan). Pada
hari keenam warnanya kuning kecokelatan,teksturnya lunak (satu buah pisang
didominasi warna cokelat kehitaman dan tekstur sgt lunak), bonggol tumbuh
jamur cukup banyak. Dan pada hari ketuju warnanya didominasi warna cokelat
kehitaman, sgt lunak, bonggol tumbuh jamur sgt banyak, busuk, aroma menyengat
(1 buah pisang sgt busuk).
Berdasarkan data diatas pengemasan plastik yang sesuai untuk pengemasan adalah
jenis plastik yang memiliki permeabilitas yang sesuai untuk memodifikasi
atmosfer sehingga terjadi perubahan kondisi oksigen dan karbondioksida yang
mampu menekan laju respirasi yaitu plastic polyetilen karena pisang yang
dikemas dengan plastic polyetilen tahan hingga 8 hari, cling film bertahan 7 hari
dan pada pisang yang tidak dikemas hanya bertahan 5 hari. Kondisi wadah yang
sesuai pada saat pengemasan adalah pada keadaan kedap udara, karena pada
kondisi kedap udara maka konsentrasi O2 akan berkurang, dan konsentrasi CO2
meningkat, sehingga proses pematangan dan umur simpan lebih lama. Hal
tersebut dikarenakan berkurangnya aktifitas respirasi yang terjadi pada
produk(sayuran). Namun kondisi pada kondisi CO2 tinggi juga dapat beresiko
terjadinya respirasi anaerob. Sehingga kondisi udara dalam kemasan tersebut
harus disesuaikan dengan jenis kemasan, jenis produk dll. Menurut Brown (1992),
penggunaan plastik sebagai bahan kemasan buah-buahan dapat memperpanjang
masa simpan produk hortikultura segar, dimana kemasan plastik memberikan
perubahan gas-gas atmosfer dalam kemasan itu sendiri yang berbeda dengan
atmosfer udara normal yang mana dapat memperlambat perubahan fisiologis yang
berhubungan dengan pemasakan dan pelayuan sehingga dapat menghambat
pembusukan(Utama,2005).
Modified atmosphere packaging (MAP) adalah alah satu cara untuk menekan laju
respirasi adalah dengan pengemasan dalam film plasticyang dapat memodifikasi
atmosfer di sekitar produk (pengemasan atmosfer termodifikasi ataumodified
atmosphere packaging atau MAP). MAP umumnya menghalangi pergerakan
udara, memungkinkan proses respirasi normal produk mengurangi kadar oksigen
dan meningkatkan kadar karbon dioksida udara di dalam kemasan. Keuntungan
utama tambahan penggunaan film plastik adalah mengurangi kehilangan air.
Penyimpanan produk segar hortikultura dengan sistem MAP dilakukan dalam
bentuk kemasan menggunakan plastik film yang mempunyai nilai premeanilitas
terhadap O2 dan CO2 tertentu tanpa melakukan monitoring terhadap komposisi
gas selama penyimpanan. Pelaksanaan teknologi Map lebih banyak diterapkan
karean tidak membutuhkan gas generator untuk mengatur atmosfer
penyimpanan,sehingga lebih ekonomis. Penggunaan teknologi MAP ditujukan
untuk menjaga atmosfer dalam kemasan tetap kemasan tetap terjaga, sehingga
diharapkan dapat mengoptimalkan umur simpan bah segar.Teknologi
penyimpanan ini memerlukan kesesuaian antara bahan keamsan dan produk yang
dikemas (Rosalina,2011).
V KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah pengaruh penggunaan plastic
cling film dan polyetilen dapat menunda kematangan pada buah pisang janten
terbukti dari praktikum yang dilakukan pisang janten yang tidak dikemas lebih
cepat matang dan busuk hanya dalam 5 hari kemudian plastic cling film bertahan
hingga 7 hari untuk menunda kematangan pada pisang dan plastic Polyetilen yang
dapat bertahan 8 hari .Hal ini dipengaruhi oleh permeabilitas dari plastic tersebut
karena karakteristik permeabilitas dari kemasan plastic ikut berperan dalam
memodifikasi konsentrasi O2 dan CO2 di dalam ruang dalam kemasan. Hal ini
dapat berakibat terhadap penurunan laju respirasi produk didalam kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Hall, C.W, Nurminah R.E & Rosalina. B. 2011. Pengemasan untuk Konsumen
denganPlastik. dalam Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan
Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub Tropika.
(Ed Pantastico Er.B). UGM Press. Yogyakarta.
Hartanto R. dan C. Sianturi. 2008. Perubahan Kimia, Fisika Dan Lama Simpan
Buah PisangMuli dalam Penyimpanan Atmosfir Pasif. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi. Universitas Lampung
Hari Kedua
Hari Ketiga
Hari Keempat
Hari Kelima
Hari Keenam
Hari Ketujuh
Hari Kedelapan
Lampiran 2. Perhitungan susut bobot
Pisang Kontrol :
(37 Gram ,)
x 100 % = 12,982 %
287 Gram
(34 Gram ,)
x 100 % = 11,971 %
284 Gram
Pisang Plastik PE :
(38 Gram ,)
x 100 % = 12,925 %
294 Gram