240210140096
Kelompok 7B
grade). Karena itu perlu hati-hati dalam memilih jenis plastik untuk kemasan
makanan agar terhindar dari kemungkinan adanya gangguan bagi plastik.
Dalam praktikum kali ini akan mengidentifikasi berbagai macam kemasan
plastik yang biasa digunakan untuk mengemas bahan pangan dengan karakteristik
yang berbeda-beda sesuai dengan sifat pengemas plastik tersebut, mengukur
ketebalannya, mengukur beratnya, menghitung massa jenisnya, dan pengujian
nyala api pada kemasan plastik . Sampel yag digunakan adalah plastik PP , PE,
HDPE, PET ,PVC , dan Styrofoam.
dimana sifat yang diamati adalah plastik PP memiliki sifat lentur, tipis, transparan
dan halus.
Monomer polypropilen diperoleh dengan pemecahan secara thermal
naphtha (distalasi minyak kasar) etilen, propylene dan homologues yang lebih
tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur rendah. Dengan menggunakan
katalis NattaZiegler polypropilen dapat diperoleh dari propilen (Birley, et al.,
1988). Melalui penggabungan partikel karet, PP bisa dibuat menjadi liat serta
fleksibel, bahkan di suhu yang rendah. Polipropilena memiliki titik lebur sebesar
160 C atau sebesar 320 F. (Anonima, 2010). Polypropylene dapat dijumpai pada
wadah makanan, kemasan, pot tanaman, tutup botol obat, tube margarin, tutup
lainnya, sedotan, mainan, tali, pakaian dan berbagai macam botol.
4.1.2. PE (Polyethylen)
Plastik dengan kode B merupakan plastik jenis PE. Pengamatan pada tabel
1 menunjukkan bahwa polietilen memiliki sifat lebih halus dan lebih tipis
dibanding plastik PP, serta memiliki kenampakan transparan dan sifat yang lentur,
hasil ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa polietilen merupakan
film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan serta
kekuatan sobek yang baik. (Sacharow dan Griffin, 1970). Polietilen dibuat dengan
proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping dari
industri minyak dan batubara. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
n(CH2= CH2) (-CH2-CH2-)n
Etilen polimerisasi Polietilen
PE dengan berat jenis yang tinggi memiliki sifat perlindungan yang lebih
tinggi terhadap uap air dan stabil dalam keadaan panas. Secara umum sifat-sifat
PE adalah halus dan lentur, tahan terhadap pelarut organik, tahan asam dan alkali,
dapat melalukan gas, tidak berasa dan berbau. Plastik ini baik untuk mengemas
sayuran dan buah-buahan segar. (Djali, 2012)
4.1.3. HDPE (High Density Polyetilene)
Plastik dengan kode C merupakan plastik jenis HDPE. Plastik jenis HDPE
yang diamati memiliki sifat kenampakan licin, buram, kaku, dan lebih tebal dari
plastik jenis PP dan PE. Hasil ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
HDPE mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih sedikit dibanding jenis LDPE,
Kathan Ruth Inessa
240210140096
Kelompok 7B
sehingga plastik HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan
lebih tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul juga berperan
dalam menentukan titik leleh plastik (Harper, 1975). HDPE banyak ditemukan
seperti pada cerek susu, botol detergen, botol obat, botol oli mesin, botol
shampoo, kemasan juice, botol sabun cair, kemasan kopi dan botol sabun bayi.
(Anonimb, 2010)
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941
g/cm3. HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya, memiliki kekuatan
antar molekul, kekuatan tensil dan juga adanya gaya antar molekul yang cukup
tinggi. HDPE lebih keras dan bisa bertahan pada temperatur tinggi yaitu sebesar
120oC karena rantai percabangannya sedikit. (Anonimc, 2011)
HDPE merupakan produk plastik yang aman digunakan karena mempu
mencegah reaksi kimia yang terjadi ketika bahan plastik tersebut kontak dengan
makanan atau minuman yang dikemasnya oleh karena itu plastik ini sangat
disarankan untuk sekali pemakaian karena adanya pelepasan senyawa antimoni
trioksida yang terus meningkat terus menerus.(Anonimc, 2011)
4.1.4 Styrofoam / PS (Polystirene)
Plastik dengan kode D yang diamati merupakan plastik jenis styrofoam.
Plastik jenis PS yang diamati memiliki sifat tebal, kaku, tidak transparan, dan
keras. Styrofoam adalah salah satu jenis plastik golongan 6 yang tebuat dari
polisterin dan gas. Styrofoam biasa digunakan sebagai penyangga kemasan
elektronik seperti TV, kulkas, dan lain lain. Namun sekarang tak asing lagi
apabila Styrofoam sudah dijumpai menjadi kemasan makanan. Styrofoam didesain
sedemikian rupa agar dapat menjadi wadah makanan yang efisien dan praktis.
Salah satu keuntungan memakai styrofoam yaitu styrofoam mampu
mempertahankan panas dan dingin benda yang ada didalamnya, sedangkan,
kekurangan menggunakan styrofoam apabila digunakan sebagai wadah makanan
dengan suhu tinggi maka akan memicu pertumbuhan sel kanker.
4.1.5. PVC (Polivinil Klorida)
Plastik dengan kode E merupakan jenis plastik PVC. Pengamatan terhadap
PVC menunjukkan sifat yang tebal, transparan, cukup lenutr dan halus. PVC
dibuat dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Plastik jenis
Kathan Ruth Inessa
240210140096
Kelompok 7B
PVC ini sangat tidak baik digunakan untuk produk pangan karena mengandung
plasticizer yang berfungsi untuk menambah keelastisan plastik sehingga sesuatu
yang menggunakan plastik PVC diantaranya adalah pelapis kabel listrik, pipa
paralon, tas, jaket, mantel, dll.
4.1.6. PET (Poly Ethylene Terephthalate)
Plastik dengan kode F merupakan plastik dengan jenis PET. Pengamatan
terhadap plastik PET menunjukkan sifat plastik yang kaku, transparan, tebal dan
keras. PET adalah polimer jernih dan kuat dengan sifat-sifat penahan gas dan
kelembaban. Kemampuan plastik PET untuk menampung karbon dioksida
(karbonasi) membuatnya sangat ideal untuk digunakan sebagai botol-botol
minuman ringan (bersoda atau berkarbonasi). Selain itu plastik PET juga sering
digunakan sebagai kemasan botol air minum karena sifatnya yang kaku dan dapat
menyaring udara yang dapat mengoksidasi bagian dalam bahan.PET merupakan
resin polyester yang bersifat tahan lama, kuat namun ringan dan mudah terbentuk
ketika panas.
Indikator
Kehalusan PE PP PVC HDPE PET Styrofoam
Transparan PVC PET PE PP HDPE Styrofoam
Kelenturan PE HDPE PP PVC PET Styrofoam
Ketebalan Styrofoam PET PVC HDPE PP PE
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)
Pengurutan plastik yang dilakukan menggunakan uji ranking, dimana
semakin kecil nilai/ranking yang diberikan semakin tinggi karakteristik/sifat suatu
bahan.
Berdasarkan hasil pada tabel 2, terlihat urutan jenis plastik dari yang
paling halus hingga yang paling kasar yaitu plastik jenis PE, PP, PVC, HDPE,
PET, dan Styrofoam. Urutan plastik dari yang paling transparan hingga yang
kenampakannya paling buram adalah plastik jenis PVC, PET, PE, PP, HDPE, dan
Styrofoam. Ditinjau dari transparansinya, plastik yang memliki tingkat
transparan menurut pengamatan kelompok kami adalah PE. Hal ini sesuai dengan
aplikasi penggunaannya yakni pada pembungkus minuman ringan. Yang dikemas
agar terlihat dari luar sehingga meyakinkan konsumen untuk mengkonsumsinya.
Kebalikannnya, jenis plastik yang paling buram (tidak transparan) adalah jenis
Styrofoam. Sifatnya yang kurang transparan sering digunakan untuk kemas kaku /
wadah pembungkus makanan.
Urutan plastik dari yang paling lentur hingga yang paling kaku adalah
plastik jenis PE, HDPE, PP, PVC, PET, dan Styrofoam. Urutan plastik dari yang
paling tebal hingga yang paling tipis yaitu plastik jenis Styrofoam,diikuti dengan
jenis PET, PVC, HDPE, PP, dan PE. Ketebalan plastik akan mempengaruhi
tekstur, kelenturan, dan ketahan plastik terhadap lemak, pelarut organik, air dan
basa.
Perbedaan warna yang terdapat dalam plastik karena plastik berisi
beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiko kimia plastik
itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja ditambahkan itu disebut komponen non
plastik, diantaranya berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap cahaya
Kathan Ruth Inessa
240210140096
Kelompok 7B
tidak dilakukan pengukuran dengan jangka sorong, karena ketiga jenis plastik
tersebut memiliki ketebalan yang sangat kecil, sehingga hasil pengukuran dengan
jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,01 mm akan menghasilkan nilai yang
bias karena sebab angka yang terukur tidak pasti dan nilainya hanya diterka saja.
Berdasarkan literatur, urutan ketebalan plastik dari yang paling tebal hingga
paling tipis adalah Styrofoam, PET, PVC, PP tebal, HDPE, LDPE, dan PP tipis.
Ketebalan plastik dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan pada bahan plastik
pada saat pembuatan plastik tersebut.
Ketebalan berpengaruh terhadap kualitas pengemas plastik, yaitu
ketahanan plastik tersebut terhadap lemak dan minyak, pelarut organik, air, asam
dan basa. PET memiliki permeabilitas terhadap uap air yang rendah, transmisi
CO2 rendah, tahan terhadap pelarut organik, dapat digunakan untuk kemasan
beku, tidak tahan terhadap asam kuat, tahan terhadap bahan baku organik
sehingga cocok untuk sari buah dan bahan bahan cair lainnya. (Herudiyanto,
2008). PVC dapat bereaksi pada bahan pangan berbahan lemak dan bersuhu tinggi
sehingga memunculkan zat yang bersifat toksik bagi tubuh. Penggunaan PVC
harusnya digunakan pada sayuran dan buah buahan segar. (Miltz, 1992).
gr/cm2 6.79 x 10-4 3.35 x 10-4 7.33 x 10-4 2.215 x 10-3 2.927 x 10-3 6.662 x 10-3
kg/cm2 6.79 x 10-7 3.35x10-7 7.33x10-7 2.215 x 10-6 2.927 x 10-6 6.662 x 10-6
lb/ft2 1.390x10-7 6.863x10-8 1.502x10-7 4.5376x10-7 5.996x10-7 1.3647x10-4
vol (cm3) 0.29 0.13 0.485 0.468 2.242 2.18
Densitas 0.2341 0.257 1.527 0.473 0.1305 0.3038
(gr/cm3)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi , 2017)
Dari hasil pengukuran dan penimbangan dapat dilihat bahwa semakin
tebal plastik maka akan semakin berat, kecuali pada sampel styrofoam walau
terlihat tebal tetapi memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan dengan sampel
PVC dan PET. Hubungan ketebalan dan berat plastik kemudian bisa
dikonversikan menjadi satuan psf (pound per square feet) karena sama seperti
pada kertas, plastik dijual bedasarkan beda ketebalannya yang berhubungan
dengan gaya tarik dan densitasnya, luas dari plastik akan ditentukan sendiri oleh
konsumen karena dari beda ketebalan akan sangat berbeda untuk sifat-sifatnya
dalam mengemas makanan.
Seperti halnya kertas, adanya keragaman dalam gramatur plastik
mengindikasikan pada fluktuasi pemakaian bahan baku plastik per satuan luas.
Semakin kecil gramatur maka penggunaan bahan baku semakin sedikit, konsumsi
energi untuk pengolahan plastik lebih rendah, mengurangi polusi pabrik, biaya
penanganan bahan dan produk rendah, efisiensi ruang penyimpanan, memperkecil
gulungan atau potongan yang nantinya akan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas proses pembuatan plastik secara keseluruhan.
Pengukuran nilai densitas pada plastik sangat penting, karena densitas
dapat menunjukkan struktur plastik secara umum. Aplikasi dari hal tersebut yaitu
dapat dilihat kemampuan plastik dalam melindungi produk dari beberapa zat
seperti air, O2 dan CO2. Birley, et al. (1988), mengemukakan bahwa plastik
dengan densitas yang rendah menandakan bahwa plastik tersebut memiliki
struktur yang terbuka, artinya mudah atau dapat ditembusi fluida seperti air,
oksigen atau CO2. Jadi tidak seperti pada kertas, nilai densitas plastik sangat
penting dalam menentukan sifat-sifat plastik yang berhubungan dengan
pemakaiannya. Dari data yang diperoleh, kemasan yang memiliki densitas dari
yang terbesar hingga terkecil adalah HDPE, PET, PVC, PS, PE, dan PP.
Kathan Ruth Inessa
240210140096
Kelompok 7B
Hasil dari perhitungan masa jenis tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pemilihan bahan kemasan yang baik untuk suatu produk
pangan tertentu. Plastik yang memiliki nilai massa jenis yang lebih baik maka
dapat digunakan untuk mengemas bahan cair seperti air atau susu. Selain itu
volume pada plastik akan lebih memuat banyak bahan untuk dikemas terlebih
dengan sifatnya yang fleksibel dan mudah dibentuk sesuai dengan bahan.
Berdasarkan data yang diperoleh, besar kecilnya densitas suatu plastik, dijadikan
ukuran seberapa besar daya tembus plastik tersebut terhadap gas-gas seperti N2,
O2, CO2, H2O, dan SO2. Hal ini berarti semakin rendah densitas suatu plastik,
makin besar daya tembus terhadap gas-gas tersebut. (Syarief, 1989).
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah :
Plastik dengan kode A merupakan jenis plastik PP atau polipropilena
memiliki tekstur yang halus, transparan, tipis, dan lentur.
Plastik dengan simbol B merupakan jenis plastik PE atau polietilena.
plastik PE lebih tipis dan lebih halus dari A, transparan, dan sangat lentur.
Plastik dengan simbol C merupakan jenis plastik HDPE atau High Density
Polyethylene, besifat buram, licin, kaku dan lebih tebal dari A dan B.
Plastik dengan simbol D merupakan jenis plastik Styrofoam/ PS atau
Polisterina, bersifat kaku, tebal, keras, mudah patah, tidak tranparan.
Plastik dengan simbol E merupakan jenis plastik PVC atau
polivinilklorida, bersifat transparan, tebal, cukup lentur, dan halus.
Plastik dengan simbol F merupakan jenis plastik PET atau polyethylene
terephthalate, bersifat kaku, transparan, tebal, dan keras.
Urutan jenis plastik dari yang paling halus hingga yang paling kasar yaitu
plastik jenis PE, PP, PVC, HDPE, PET, dan PS.
Urutan plastik dari yang paling transparan hingga yang kenampakannya
paling buram adalah plastik jenis PVC, PET, PE, PP, HDPE, dan PS.
Urutan plastik dari yang paling lentur hingga yang paling kaku adalah
plastik jenis PE, HDPE, PP, PVC, PET, dan PS..
Urutan plastik dari yang paling tebal hingga yang paling tipis yaitu plastik
jenis PS, diikuti dengan jenis PET, PVC, HDPE, PP, dan PE.
Urutan ketebalan plastik dari yang paling tebal hingga paling tipis dengan
mikrometer sekrup yaitu PS, PVC, PET, HDPE, PP, dan PE.
Urutan plastik dengan densitas terbesar hingga terkecil adalah HDPE,
PET, PVC, PS, PE, dan PP.
Sampel dengan kode A (PP), saat dibakar mudah menyala, mudah padam
sendiri, berbau gosong, warna apinya biru, plastik meleleh, menetes, dan
mengkerut.
Sampel dengan kode B (PE), saat dibakar sangat mudah menyala, mudah
padam sendiri, berbau gosong, warna apinya biru, plastik tidak meleleh
maupun menetes, tetapi plastik mengkerut.
Kathan Ruth Inessa
240210140096
Kelompok 7B
DAFTAR PUSTAKA