MATERIAL POLIMER
Oleh:
Nama
NIM
: 13713008
Kelompok
:2
Anggota
(10512051)
Rudy Yohansya
(13712020)
Iqbal Fadilah
(13712022)
Dery Kurniawan
(13713003)
(13713008)
(13713011)
(13713014)
(13713029)
(13713032)
(13713049)
Tanggal Praktikum
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia tidak terlepas dari polimer. Polimer merupakan bahan
yang sangat bermanfaat dan digunakan secara luas dalam berbagai bidang, yaitu
bidang industri, konstruksi bangunan, transportasi, komunikasi, otomotif dan lainlain. Hal ini disebabkan polimer secara umum mempunyai sifat yang khas yaitu
mampu dicetak dengan baik, ringan, isolator yang baik, dan murah, dimana sifatsifat ini tidak dimiliki oleh bahan-bahan lainnya, seperti logam, komposit,
keramik dan lain-lain.
Peningkatan penggunaan polimer secara terus menerus untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat terutama plastik, menuntut adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang lebih cepat dalam menghasilkan penemuanpenemuan baru yang diharapkan mempunyai sifat yang lebih baik. Selain itu
pengembangan suatu polimer baru untuk memenuhi suatu kebutuhan khusus,
merupakan usaha yang membutuhkan biaya yang tinggi. Dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat inilah sebagai dasar semakin banyaknya jenis-jenis plastik
yang beredar di dunia.
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui jenis plastik dari beberapa sampel polimer yang diberikan.
BAB II
DASAR TEORI
Plastik merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaranlembaran yang mempunyai ketebalan-ketebalan yang berbeda-beda. Plastik
banyak digunakan untuk mengemas bahan pangan karena kemudahan dibentuk,
mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap produk, tidak korosif, dan mudah
dalam penanganannya (Herudiyanto,M.S. 2008). Komponen utama plastik
sebelum membentuk polimer adalah monomer, yaitu rantai yang paling pendek.
Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk
rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama
dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika
teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar
(Syarief, et al., 1988).
Cara pembuatan plastik secara umum adalah dengan menggunakan resin
yang alami maupun sintetik. Resin alami seperti oleoresin, terpentin, damar
sedangkan resin sintetis seperti polietilen, polipropilen, polivinil klorida, dll.
Untuk memperbaiki sifat plastik yang diperoleh, ditambahkan bahan lain seperti
filler, plastikizer, lubricant, antioksidan, zat warna dan lain sebagainya.
Kelemahan bahan kemasan plastik ini adalah adanya zat-zat monomer dan
molekul kecil lain yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi
ke dalam bahan makanan yang dikemas. Berbagai jenis bahan kemasan lemas
seperti misalnya polietilen, polipropilen, nilon poliester dan film vinil dapat
digunakan secara tunggal untuk membungkus makanan atau dalam bentuk lapisan
dengan bahan lain yang direkatkan bersama. Kombinasi ini disebut laminasi.
Sifat-sifat yang dihasilkan oleh kemasan laminasi dari dua atau lebih film dapat
memiliki sifat yang unik.(Winarno, 1994).
Syarief et al., (1989) membagi plastik menjadi dua berdasarkan sifatsifatnya terhadap perubahan suhu, yaitu:
membentuk arang
dengan
ini.
Semakin
rapat
molekul(monomernya),
semakin
rendah
obat, botol oli mesin, botol shampoo, kemasan juice, botol sabun cair, kemasan
kopi dan botol sabun bayi dan bahan pembersih. Berdasarkan hasil pengamatan,
bila dideskripsikan plastik jenis HDPE permukaanya kesat dan kaku. HDPE
adalah resin yang liat, kuat dan kaku yang berasal dari minyak bumi, yang sering
dibentuk dengan cara meniupnya. Rumus molekulnya adalah (-CH2-CH2-)n.
HDPE biasanya berwarna pekat, tidak tembus pandang, dan dapat muncul
dengan berbagai warna walau biasanya berwarna putih. Tetapi bisa juga
setengah transparan, seperti pada cerek air. HDPE terasa lebih lunak dibandingkan
PET, dan cirinya tidak mudah penyok seperti pada botol air #1.
Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE
dengan makanan/minuman yang dikemasnya
3. PVC
4. LDPE
5. PP (POLYPROPYLENE)
Polystyrene (PS), juga dikenal sebagai plastik #6, secara tidak sengaja
ditemukan oleh seorang ahli farmasi dari Berlin di tahun 1839. Saat ini
polystyrene sangat luas penggunaannya, walau jarang digunakan pada botol
plastik, mengandung benzene yang secara umum dikenal sebagai zat carcinogen
(penyebab kanker) dan tidak boleh dibakar. Polystyrene merupakan polimer
aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika
makanan tersebut bersentuhan. Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah
dibentuk bila dipanaskan, rumus molekulnya adalah (-CHC6H5-CH2-)n. Sangat
kaku dalam suhu ruangan.
Polystyrene dapat dijumpai pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas
plastik, wadah makanan dan nampan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa
didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.
Polypropylene bisa tembus cahaya, bisa juga berwarna. Fleksibel pada
batas tertentu, namun secara umum kaku, sangat baik hasilnya bila dicetak dengan
rancangan yang rumit.
Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga,
dan meninggalkan jelaga. Bahan ini diolah kembali menjadi isolasi, kemasan,
pabrik tempat tidur, dan lain-lain.
7. Others
Paling sering, produk dengan label #7 terbuat dari campuran dua atau lebih
jenis plastik (#1 sampai #6). Kadang kala label #7 mengindikasikan bahwa bahan
baku resinnya tidak diketahui.
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan
OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu: SAN styrene
acrylonitrile, ABS acrylonitrile butadiene styrene, PC polycarbonate, dan Nylon.
Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum
olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat
elektronik, dan plastik kemasan.
SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan
suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan.
Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan,
penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan
mainan lego dan pipa. Merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk
digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.
PC atau nama Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas
anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan
dan minuman, termasuk kaleng susu formula.
Tidak semua plastik nomor 7 adalah polikarbonat, bahkan segelintir
berbahan nabati. Palikarbonat masih menjadi perdebatan dalam beberapa tahun
terakhir, karena ditemukan pada saat mencuci BPA (bisphenol A), menjadi bahan
hormon pengganggu kehamilan dan pertumbuhan janin.
BAB III
DATA PERCOBAAN
1. Data Percobaan
Massa Jenis H2O
: 1 g/cm3
: 0,8 g/cm3
: 0,789 g/cm3
: 1,26 g/cm3
Label
Platik
H2O
Minyak
Etanol
Gliserin
Keterangan
Dari bau
menunjukkan
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Terapung
platik untuk
bungkus pasta
gigi
Tipis, flexibel,
Terapung
Melayang
Tenggelam
Terapung
lunak, tidak
transpara
Tipis,
transparant,
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Melayang
kemungkinan
platik botol
aqua
Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Terapung
Agak keras
Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Terapung
Keras
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Terapung
NO
Platik
H2O
Minyak
Etanol
Gliserin
Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Terapung
2
3
4
III
K
7
Terapung
Terapung
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Tenggelam
Terapung
Terapung
Terapung
Keterangan
Mirip kertas
laminating
-
2. Pengolahan Data
Label
Massa Jenis
Kemungkinan Jenis
Jenis
Platik
Perkiraan (g/cm3)
Plastik
Plastik
Other
0,8 L < 1
PP
1 < R 1,26
PET
0,8 K < 1
PP
0,8 M < 1
HDPE
1 < B <1,26
PVC
1 < I <1,26
PS
0,8 W < 1
LDPE
III
HDPE
10
K1
0,8 K1 < 1
LDPE
11
1 < I <1,26
PET
NO
BAB IV
ANALISIS
jenis polypropylene yaitu 0,8 g/cm3 sampai 1 g/cm3, sedangkan massa jenis
polypropylene sendiri adalah 0,91 g/cm3 sampai 0,905 g/cm3. Hal lain yang
mempengaruhi identifikasi ini juga karena plastik berlabel K sedikit keras, sesuai
dengan sifat dari plastik polypopylene.
Sampel M yang memiliki range massa jenis antara 0,8 g/cm3 sampai 1
g/cm3 dikategorikan sebagai paltik bernomer 2 yaitu High Density Polyethylene
(HDPE).
Sampel B dikenali sebagai plastik jenis PVC, dikarenakan range massa
jenisnya lebih dari 1,26 g/cm3 dan sampel ini keras sperti PVC kebanyakan.
Sampel dengan label I diidentifikasi sebagai plastik bernomer 6 atau
polystyrene (PS). Pengidentifikasian ini didapatkan sesuai dengan range massa
jenis dari percobaan yaitu sampel I memiliki range massa jenis antara 1g/cm3
sampai 1,126 g/cm3.
Tiga sampel dengan label W, III dan K1 diidentifikasi berturut-turut
sebagai plastik jenis LDPE, HDPE dan LDPE karena range massa jenis yang
didapatkan dari percobaaan sampel W, III, K1 diantara 0,8 g/cm3 sampai 1 g/cm3.
Akan tetapi jika dilihat secara fisik plastik W dan K 1 lebih mengarah pada plastik
LDPE karena bahannya yang keras dan tembus pandang dan lunak tidak seperti
sampel berlabel III.
Sampel terakhir yakni sampel berlabel angka 7 diidentifikasi sebagai
plastik jenis PET karena berada pada range massa jenis antara 1 g/cm3 sampai
1,26 g/cm3.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
SARAN
1. Sebaiknya dilihat juga tampak fisik dari sampel plastik yang diberikan,
tidak hanya melihat keadaan plastik saat didalam cairan.
2. Sebaiknya lebih teliti dalam melihat keadaan sampel plastik ketika
didalam cairan. Apakah sampel tersebut mengapung atau tenggelam
atau melayang.
3. Sebaiknya memasukkan plastik satu persatu kedalam cairan, agar tidak
terjadi kesalahan saat melihat sampel mana yang sedang diobservasi
atau menghalangi spesimen lain saat akan mengapung sehinga terjadi
kesalahan pembacaan keadaan sampel.
4. Volume cairan yang digunakan sebaiknya juga lebih besar, agara lebih
memudahkan saat pengidentifikasian.
DAFTAR PUSTAKA
Callister, William D. 2007. Materials and Science Engineering : An Introduction.
7th edition. New York : John Wiley & Sons,
LAMPIRAN