Anda di halaman 1dari 105

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.03.1.23.07.11.6664 TAHUN 2011
TENTANG
PENGAWASAN KEMASAN PANGAN

• Plastik adalah senyawa makromolekul organik


yang diperoleh dengan cara polimerisasi,
polikondensasi, poliadisi, atau proses serupa
lainnya dari monomer atau oligomer atau
dengan perubahan kimiawi makromolekul alami
atau fermentasi mikroba.
KELEBIHAN KEMASAN PLASTIK
• ringan,
• fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan
• bersifat termoplastis (heat seal),
• dapat diberi warna
• harganya yang murah

KELEMAHAN KEMASAN PLASTIK


• adanya zat monomer molekul kecil dari plastik yang mungkin
bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas
Berdasarkan struktur kimianya, maka polimer
dari plasik dibedakan atas :
1. Linier, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus, dan
akan terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat
meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu
dan sifatnya yang dapat balik (reversible) yaitu dapat kembali
mengeras bila didinginkan.
2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat
polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik termoseting yang
bersifat tidak dapat mengikuti perubahan suhu dan irreversibel. Bila
plastik termoseting yang mengeras dipanaskan maka bahan tidak
dapat lunak kembali, tetapi akan membentuk arang dan terurai.
Jenis plastik ini sering digunakan sebagai tutup ketel seperti jenis-
jenis melamin.
2. Kopolimer
• Gabungan dari dua jenis monomer yang berbeda disebut dengan koplimer,
dimana bagian yang terbanyak disebut dengan monomer dasar dan bagian
yang kecil disebut komonomer.
a. Etilen-Vinil Asetat (EVA)
• EVA mengandung 20% vinil asetat, dan mempunyai sifat yang mirip dengan
polietilen densitas rendah, tetapi lebih transparan dan luwes pada suhu
rendah. Kekurangan EVA adalah daya permeabilitasnya terhadap uap air dan
gas tinggi.
b. Kopolimer Vinil Klorida (VC)
• Vinil klorida mempunyai sifat aliran yang baik, dan digunakan untuk bahan film
atau untuk melindungi bahan yang memerlukan permeabilitas terhadap uap air
dan gas yang rendah. Kopolimer vinil klorida sering mengalami kopolimerisasi
dengan vinil asetat, viniliden klorida, polipropilen dan akrilonitril (vinil sianida).
c. Kopolimer Polistiren
• Kopolimer polistiren terdiri dari monomer stiren, akrilonitril
dan butadien dengan jumlah yang bervariasi. Kopolimer
stiren dan akrilonitril digunakan untuk peralatan dapur, botol
dan sumbat. Kopolimer akrilonitril butadien stiren (ABS)
digunakan untuk tube, baki, kotak dan dinding lemari es.
Akrilonitril dan butadien dapat meningkatkan daya tahan
terhadap pukulan. Resin nitril yang tinggi dapat
meningkatkan sifat perlindungan terhadap gas sehingga
cocok digunakan untuk wadah minuman berkarbonasi, bir
dan air mineral.
5. Antiblok
Bahan antiblok adalah bahan yang digunakan untuk membuat permukaan
menjadi kasar sehingga tidak lengket satu sama lain. Contoh bahan antiblok
pada proses pembuatan plastik adalah silika, asam lemak amida.

6. Antistatik
Plastik adalah isolator listrik yang baik, sehingga dapat menahan muatan listrik
yang dihasilkan dari gesekan dengan mesin pengolahan, akibatnya terjadi
akumulasi listrik statis , dan ini dapat menimbulkan masalah, misalnya dapat
menarik debu, saling tarik menarik antara lembaran plastik, kejutan listrik atau
bahkan kebakaran. Bahan antistatis dapat meningkatkan daya konduktifitas
listrik. Bahan antistatik yang ditambahkan misalnya turunan glikol (glikol
polietilen) dan amonium kuartener.
JENIS-JENIS POLIMER PLASTIK
KODE PLASTIK
Type of plastic polymer Properties
Polyethylene Terephthalate(PET, Clarity, strength, toughness,
PETE) barrier to gas and moisture.

High Density Polyethylene Stiffness, strength, toughness,


(HDPE) resistance to moisture,
permeability to gas.
Polyvinyl Chloride (V) Versatility, clarity, ease of
blending, strength, toughness.

Low Density Polyethylene Ease of processing, strength,


(LDPE) toughness, flexibility, ease of
sealing, barrier to moisture.
Polypropylene (PP) Strength, toughness, resistance
to heat, chemicals, grease and
oil, versatile, barrier to moisture.
Polystyrene (PS) Versatility, clarity, easily formed

Other Dependent on polymers or


combination or polymers.
Type of plastic
Properties
polymer
Polyethylene Clarity, strength, toughness,
Soft drink, water and salad dressing bottles;
Terephthalate barrier to gas and moisture.
peanut butter and jam jars
(PET, PETE)
High Density Stiffness, strength,
Polyethylene (HDPE) toughness, resistance to Milk, juice and water bottles; yogurt and
moisture, permeability to margarine tubs; trash and retail bags.
gas.
Polyvinyl Chloride (V) Versatility, clarity, ease of Juice bottles; cling films
blending, strength,
toughness. Frozen food bags; squeezable bottles, e.g. honey,
mustard; cling films; flexible container lids.
Low Density Ease of processing, strength,
Polyethylene (LDPE) toughness, flexibility, ease of
sealing, barrier to moisture. Reusable microwaveable ware; kitchen-ware;
Polypropylene (PP) Strength, toughness, yogurt containers; margarine tubs;
resistance to heat, microwaveable disposable take-away containers;
chemicals, grease and oil, disposable cups and plates.
versatile, barrier to moisture.
Egg cartons; disposable cups, plates, trays and
Polystyrene (PS) Versatility, clarity, easily
cutlery; disposable take-away containers;
formed
yoghurt and margarine containers
Other Dependent on polymers or
combination or polymers.
Beverage bottles; baby milk bottles.
1. PETE/PET

• Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau
PET (Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, memiliki
warna transparan seperti botol plastik air mineral, botol plastik jus, dan hampir semua botol
plastik minuman lainnya. botol plastik jenis PETE atau PET ini disarankan hanya untuk sekali
pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi
panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol plastik tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang.
• Bahan PETE ini pun berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan maupun
botol plastik daur ulang botol plastik PETE. Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni
trioksida. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan dengan
menghirup udara yang mengandung senyawa tersebut. Seringnya menghirup senyawa ini dapat
mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernapasan.
• Bagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Bila melahirkan
pun, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia
12 bulan. Mayoritas bahan PETE di dunia digunakan untuk serat sintesis dan bahan dasar botol
plastik kemasan. Di dalam pertekstilan, PETE biasa disebut dengan polyester.
2. HDPE/PE-HD

• Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang
dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (High Density
Polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik susu
yang berwarna putih susu, Tupperware, galon air minum dan lain-lain.
Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram
dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
• Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik
berbahan HDPE dengan makanan dan minuman yang dikemasnya. Sama
seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian
karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring
waktu.
3. V/PVC

• Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya,


serta tulisan V atau PVC (Polyvinyl Chloride), yaitu jenis plastik yang
paling sulit di daur ulang. Ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus
(cling wrap) dan botol plastik-botol plastik.
• Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas
dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat
badan. PVC mengandung DEHA (Diethyl Hydroxylamine) yang dapat
bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC
ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA
ini meleleh pada suhu -15°C.
4. LDPE/PE-LD

• Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (Low
Density Polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic, dibuat dari minyak
bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol plastik-
botol plastik yang lembek.
• Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, fleksibel dan permukaan
agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya
proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat di daur ulang serta baik untuk
barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tapi kuat.
• Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat
makanan karena sulit bereaksi secara kimia dengan makanan yang dikemas dengan
bahan ini.
5. PP (Poly Propylene)

• Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan


PP (Polypropylene). Karakteristik PP adalah botol plastik
transparan biasa yang tidak jernih atau berawan. PP lebih kuat dan
ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik
terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
• Jenis PP ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk
tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan
makanan, botol plastik minum dan terpenting botol plastik minum
untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang
berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan
dan minuman.
6. PolyStyrene

• Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS (Polystyrene). Biasa
dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.
PS merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam
makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa
didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.
• Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu
hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan
dan sistem saraf, juga karena bahan ini sulit di daur ulang. Bila di daur ulang, bahan ini
memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
• Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6. Namun, bila tidak tertera kode angka
tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir
dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna
kuning-jingga dan meninggalkan jelaga.
7. OTHER/O

• Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk
jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS
(Acrylonitrile Butadiene Styrene), PC (Polycarbonate) dan Nylon. Dapat ditemukan
pada tempat makanan dan minuman seperti botol plastik minum olahraga, suku
cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik dan plastik kemasan.
• SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu,
kekuatan, kekakuan dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya SAN
terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring
kopi dan sikat gigi.
• Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-
bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan
dalam kemasan makanan ataupun minuman.
• PC (Polycarbonate) dapat ditemukan pada botol plastik susu bayi, gelas
anak batita, botol plastik minum polikarbonat dan kaleng kemasan
makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula. Bahan ini
dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam
makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon,
kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah
fungsi imunitas.
• Pemakaian dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan
ataupun minuman. Ironisnya botol plastik susu sangat mungkin
mengalami proses pemanasan. Entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan
cara merebus, dipanaskan dengan microwave atau dituangi air panas.
• Kita harus bijak dalam menggunakan plastik, khususnya plastik
dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (khususnya polycarbonate), seluruhnya
memiliki bahaya secara kimiawi. Ini tidak berarti bahwa plastik
dengan kode yang lain secara utuh aman, namun perlu dipelajari
lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus menggunakan plastik, akan
lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7
(kecuali polycarbonate) bila memungkinkan.
• Bila tidak ada kode plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe
plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak selamanya
berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah
menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang tipe
plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kemasan
plastik adalah sebagai berikut:

1. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang
penghisapnya) berbahan polycarbonate, cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi
berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene. Gunakanlah cangkir bayi
berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah
yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik
sebagaimana pada dot berbahan latex.
2. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah
menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
3. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan
botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah,
gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa
antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat
digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.
4. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada
microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik
tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal ini pun dapat
terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau
berlemak.
5. Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum
dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.
6. Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran,
makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel
atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman
7. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat
makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.
8. Terapkan, sebarkan dan ajaklah setiap orang di lingkungan
rumah, kantor, sekolah, kampus, dan di manapun untuk
mengetahui informasi ini dan mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
9. Ajukan kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan
berkenaan dengan plastik ini.
Klasifikasi Plastik Berdasarkan Performa Fisik
Plastik TERMOPLASTIK:
• Meleleh pada suhu tertentu (Titik leleh) dan melunak mengikuti
perubahan suhu.
• Reversible yaitu dapat balik kesifat aslinya bila didinginkan
• Recyclable
• Contoh: PE, PP, PET, PVC

Plastik TERMOSET atau TERMODURSISABLE:


• Tidak dapat mengikuti perubahan suhu dan tidak reversible.
• Non recyclable
• Pemanasan yg tinggi tidak akan melunakkan plastik jenis ini
tapi akan membentuk arang.
• Contoh: bakelite, epoxy plastik, phenoplast, selulose plastik
Klasifikasi Plastik Berdasarkan Struktur Molekuler

Plastik AMORPHE
• Struktur molekul tidak terorganisir (acak)
• Contoh: PS, ABS, PVC

Plastik CRISTALLINE:
• Struktur molekul terorganisir: sejajar, tegak lurus, atau
symetrik.
• Contoh: PET, PE, PP, PA (Nylon)
Komponen Plastik

2. Bahan tambahan (Additive)


Tipe Additif Efek Senyawa Plastik % use
Plasticizer Meningkatkan Phtalat, PVC fleks 50
elastisitas/fleksibi phosphat, adipat, Cellulose 10-20
litas stearat, glycol
Stabilisant Mencegah Garam dr Pb, Ba, Vinylic 5
degradasi plastik Ca, Sn, minyak
karena UV & pns kedelai, stearat
Antioxidant Bertindak Amine aromatic Poliolefine 5
melawan oxidasi Turunan phenolic Styrenic
(UV, O2, O3,
oxidants yg lain)
Colorant Meningkatkan dy Titanium dioxide Semua 1
tarik, mengurangi (TiO2), FeO, jenis
transmisi UV. pigmen organic
(hitam arang,
phtalocyanine)
Komponen Plastik

• Menginsersi dalam rantai polimer, memungkinkan ikatan


molekuler berpisah satu dengan yang lainnya tanpa
mengubah kesetimbangan secara keseluruhan.

courtesy of Tourtignon et al., 1996


• Plasticizer ideal:
Tidak bersifat volatil, tidak mudah lepas/migrasi dari polimer,
stabil, tidak toksik
Komponen Plastik

2. Bahan tambahan (Additive)


Tipe Additif Efek Senyawa Plastik % use
Plasticizer Meningkatkan Phtalat, PVC fleks 50
elastisitas/fleksib phosphat, adipat, Cellulose 10-20
ilitas stearat, glycol
Stabilisant Mencegah Garam dr Pb, Ba, Vinylic 5
degradasi plastik Ca, Sn, minyak
karena UV & pns kedelai, stearat
Antioxidant Bertindak Amine aromatic Poliolefine 5
melawan oxidasi Turunan phenolic Styrenic
(UV, O2, O3,
oxidants yg lain)
Colorant Meningkatkan dy Titanium dioxide Semua 1
tarik, mengurangi (TiO2), FeO, jenis
transmisi UV. pigmen organic
(hitam arang,
phtalocyanine)
Komponen Plastik
2. Bahan tambahan (lanjutan)
Tipe Additif Efek Senyawa Plastik % use
Anti-UV Mencegah Benzophenon, Styrenic 1
degradasi photo- Salicylate organic
chimique
Anti-statik Mengurangi Alkylphenol PS, ABS, 1
energi alkylsulfonat PVC, PE
electrostatic
Anti- Mencegah Preserfatifs Polyesters, 5
microbial pertumbuhan PET
mikroba pd
permukaan plast
Lubrifiant Memudahkan asam Stearat, PS, PVC, 1
pencetakan & asam palmitat, PE, PP
penanganan, Oleamine
memberi kesan
licin dan
mengkilap
Komponen Plastik
3. KO-MONOMER

• Monomer additif untuk memperbaiki performance dari suatu


jenis homopolimer.
• Produk akhir: KO-POLIMER
CONTOH:
Ko-polimer Etylene-vinil acetat (EVA)
• Monomer dasar: Etilen (80%) + ko-monomer VA ( 20%)
• Plastik EVA lebih transparan dan fleksibel dibandingkan
LDPE atau HDPE.
KO-POLIMER lain:
ABS = Acrilonitril-Butadiene-Styren
EVOH = Etylen-vinil alkohol
Plastik Suhu max WVP OP CO2 P
(°C)
LDPE 80 0.5 250 700
HDPE 100 0.2 100 200

PP 130 0.1 60 200


PET 150 0.6 2 6
PS 75 3 120 400
PVC 75 5 140 900
PA 120 5 0.6 3
PVDC 80 0.1 0.05 2
Permeability diukur dalam unit: cm3 mm/(mm2 day)
JENIS DAN SIFAT KEMASAN PLASTIK
1. Polietilen
• Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang
dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen
yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan
batubara.
(-CH2-CH2-)n
• Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan
fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek
yang baik.
• Pemanasan polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi
lunak dan cair pada suhu 110oC.
• Sifat permeabilitasnya yang rendah dan sifat mekaniknya
yang baik, maka polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01
inchi banyak digunakan unttuk mengemas bahan pangan.
• Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik sehingga
dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan
yang baik.
Berdasarkan densitasnya, maka plastik
polietilen dibedakan atas :
a. Polietilen densitas rendah (LDPE= Low Density Polyethylene)
• LDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan tinggi, mudah
dikelim/direkat dan harganya murah. Karena LDPE memiliki derajat
elongasi yang tinggi (400-800%) maka plasik ini mempunyai kekuatan
terhadap kerusakan dan ketahanan untuk putus yang tinggi. Titik lelehnya
berkisar antara 105-115oC. Digunakan untuk film, mangkuk, botol dan
wadah/kemasan.
b. Polietilen densitas menengah (MDPE = Medium Density Polyethylene)
• MDPE lebih kaku dari LDPE dan titik lelehnya lebih tinggi dari LDPE, yaitu
antara 115-125oC, mempunyai densitas 0.927-0.940 g/cm3.
c. Polietilen Densitas Tinggi (HDPE = High Density
Polyethylene)
• HDPE lebih kaku dibanding LDPE dan MDPE, tahan terhadap
suhu tinggi sehingga dapat digunakan untuk produk yang
akan disterilisasi.
d. Linear-low-density polyethylene (LLDPE)
• Koplimer etilen dengan sejumlah kecil butana, heksana atau
oktana, sehingga mempunyai cabang pada rantai utama
dengan interval (jarak) yang teratur. LLDPE lebih kuat
daripada LDPE dan sifat heat sealing-nya juga lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai