6. Antistatik
Plastik adalah isolator listrik yang baik, sehingga dapat menahan muatan listrik
yang dihasilkan dari gesekan dengan mesin pengolahan, akibatnya terjadi
akumulasi listrik statis , dan ini dapat menimbulkan masalah, misalnya dapat
menarik debu, saling tarik menarik antara lembaran plastik, kejutan listrik atau
bahkan kebakaran. Bahan antistatis dapat meningkatkan daya konduktifitas
listrik. Bahan antistatik yang ditambahkan misalnya turunan glikol (glikol
polietilen) dan amonium kuartener.
JENIS-JENIS POLIMER PLASTIK
KODE PLASTIK
Type of plastic polymer Properties
Polyethylene Terephthalate(PET, Clarity, strength, toughness,
PETE) barrier to gas and moisture.
• Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau
PET (Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik, memiliki
warna transparan seperti botol plastik air mineral, botol plastik jus, dan hampir semua botol
plastik minuman lainnya. botol plastik jenis PETE atau PET ini disarankan hanya untuk sekali
pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi
panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol plastik tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang.
• Bahan PETE ini pun berbahaya bagi pekerja yang berhubungan dengan pengolahan maupun
botol plastik daur ulang botol plastik PETE. Pembuatan PETE menggunakan senyawa antimoni
trioksida. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan dengan
menghirup udara yang mengandung senyawa tersebut. Seringnya menghirup senyawa ini dapat
mengakibatkan iritasi kulit dan saluran pernapasan.
• Bagi wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Bila melahirkan
pun, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia
12 bulan. Mayoritas bahan PETE di dunia digunakan untuk serat sintesis dan bahan dasar botol
plastik kemasan. Di dalam pertekstilan, PETE biasa disebut dengan polyester.
2. HDPE/PE-HD
• Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang
dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (High Density
Polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik susu
yang berwarna putih susu, Tupperware, galon air minum dan lain-lain.
Botol plastik jenis HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram
dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.
• Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik
berbahan HDPE dengan makanan dan minuman yang dikemasnya. Sama
seperti PETE, HDPE juga disarankan hanya untuk sekali pemakaian
karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring
waktu.
3. V/PVC
• Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (Low
Density Polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic, dibuat dari minyak
bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol plastik-
botol plastik yang lembek.
• Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus pandang, fleksibel dan permukaan
agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya
proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat di daur ulang serta baik untuk
barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tapi kuat.
• Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat
makanan karena sulit bereaksi secara kimia dengan makanan yang dikemas dengan
bahan ini.
5. PP (Poly Propylene)
• Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS (Polystyrene). Biasa
dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.
PS merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam
makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa
didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.
• Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu
hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan
dan sistem saraf, juga karena bahan ini sulit di daur ulang. Bila di daur ulang, bahan ini
memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
• Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6. Namun, bila tidak tertera kode angka
tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir
dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna
kuning-jingga dan meninggalkan jelaga.
7. OTHER/O
• Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk
jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS
(Acrylonitrile Butadiene Styrene), PC (Polycarbonate) dan Nylon. Dapat ditemukan
pada tempat makanan dan minuman seperti botol plastik minum olahraga, suku
cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik dan plastik kemasan.
• SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu,
kekuatan, kekakuan dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya SAN
terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring
kopi dan sikat gigi.
• Sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Bahan-
bahan ini merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan
dalam kemasan makanan ataupun minuman.
• PC (Polycarbonate) dapat ditemukan pada botol plastik susu bayi, gelas
anak batita, botol plastik minum polikarbonat dan kaleng kemasan
makanan serta minuman, termasuk kaleng susu formula. Bahan ini
dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam
makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon,
kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah
fungsi imunitas.
• Pemakaian dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan
ataupun minuman. Ironisnya botol plastik susu sangat mungkin
mengalami proses pemanasan. Entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan
cara merebus, dipanaskan dengan microwave atau dituangi air panas.
• Kita harus bijak dalam menggunakan plastik, khususnya plastik
dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (khususnya polycarbonate), seluruhnya
memiliki bahaya secara kimiawi. Ini tidak berarti bahwa plastik
dengan kode yang lain secara utuh aman, namun perlu dipelajari
lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus menggunakan plastik, akan
lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7
(kecuali polycarbonate) bila memungkinkan.
• Bila tidak ada kode plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe
plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak selamanya
berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah
menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang tipe
plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kemasan
plastik adalah sebagai berikut:
1. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang
penghisapnya) berbahan polycarbonate, cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi
berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene. Gunakanlah cangkir bayi
berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah
yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik
sebagaimana pada dot berbahan latex.
2. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah
menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
3. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan
botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah,
gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa
antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat
digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.
4. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada
microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik
tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal ini pun dapat
terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau
berlemak.
5. Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum
dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.
6. Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran,
makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel
atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman
7. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat
makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.
8. Terapkan, sebarkan dan ajaklah setiap orang di lingkungan
rumah, kantor, sekolah, kampus, dan di manapun untuk
mengetahui informasi ini dan mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
9. Ajukan kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan
berkenaan dengan plastik ini.
Klasifikasi Plastik Berdasarkan Performa Fisik
Plastik TERMOPLASTIK:
• Meleleh pada suhu tertentu (Titik leleh) dan melunak mengikuti
perubahan suhu.
• Reversible yaitu dapat balik kesifat aslinya bila didinginkan
• Recyclable
• Contoh: PE, PP, PET, PVC
Plastik AMORPHE
• Struktur molekul tidak terorganisir (acak)
• Contoh: PS, ABS, PVC
Plastik CRISTALLINE:
• Struktur molekul terorganisir: sejajar, tegak lurus, atau
symetrik.
• Contoh: PET, PE, PP, PA (Nylon)
Komponen Plastik