Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGEMASAN BAHAN MAKANAN

OLEH :

NAMA : ALDI SANJAYA


KELAS : 1.A
NIM : PO7133121005

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN


KESEHATAN PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dari sisi “makanan” kemasan makanan bukan sekedar bungkus tetapi juga sebagai pelindung agar
makanan aman dikonsumsi. Kemasan pada makanan juga mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan,
kemudahan, penyeragaman, promosi dan informasi. Namun tidak semua kemasan makanan aman bagi
makanan yang dikemas. Kemasan yang paling sering kita jumpai saat ini adalah plastik dan styrofoam.
Plastik telah merupakan bagian kehidupan sehari-hari manusia. Kemasan plastic telah menggantikan
kemasan kaleng dan gelas. Kemasan plastik sudah mendominasi industri makanan di Indonesia dan
kemasan luwes (fleksibel) menempati porsi 80%. Jumlah plastik yang digunakan untuk mengemas,
menyimpan dan membungkus makanan mencapai 53% khusus untuk kemasan luwes, sedangkan kemasan
kaku sudah mulai banyak digunakan untuk minuman. Bahan kemasan plastik dibuat melalui proses
polimerisasi. Selain bahan dasar monomer, plastik juga mengandung bahan aditif yang diperlukan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia plastik tersebut, dan disebut komponen non plastik.
Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat, tetapi ringan, tidak karatan
dan bersifat termoplastik (heat seal) serta dapat diberi warna. Kemasan plastik juga mempunyai
kelemahan yaitu adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain dari plastik yang melakukan migrasi ke
dalam bahan makanan yang dikemas. Di lapangan sering dijumpai pembungkus yang umum disebut “tas
kresek”. Pembungkus ini sering dibuat dari bahan dasar yang berasal dari daur ulang berbagai jenis
plastik. Pemakaian “tas kresek” yang tidak pada tempatnya, perlu ditelaah lebih lanjut misalnya
pemakaian untuk pembungkus bakso kuah panas, bakmi kuah panas, bubur panas, dan sebagainya. Juga
sering dijumpai para produsen membuat makanan yang dibungkus daun pisang dengan tambahan
lembaran plastik di sisi dalam yang merupakan bagian yang langsung bersentuhan dengan makanan, yang
bertujuan agar air/bumbu tidak keluar/bocor, misalnya untuk membuat garang asem, “gadon” dan lain-
lain. Perlu ditelaah juga pemakaian tempat plastik untuk memanaskan lauk, menyebabkan monomer-
monomer plastik ikut bercampur dengan makanan. Selama ini telah diketahui bahwa monomer
mempunyai efek karsinogenik.
Selain plastik, styrofoam atau yang dikenal dengan plastik busa juga sedang marak digunakan untuk
pembungkus makanan terutama untuk makanan cepat saji. Keunggulan plastic dan styrofoam yang praktis
dan tahan lama rupanya merupakan daya tarik yang cukup kuat bagi para penjual maupun konsumen
makanan untuk menggunakannya. Sampai saat ini belum banyak yang sadar bahaya dibalik penggunaan
kemasan plastik atau styrofoam.
2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari Polietilen, Polipropilen, Polivinil chorida, Saran atau Poliviniliden, Polistiren,
Selulosa asetat, Polyester dan Cellophane?
b. Sebutkan karkteristik atau sifat-sifat dari Polietilen, Polipropilen, Polivinil chorida, Saran atau
Poliviniliden, Polistiren, Selulosa asetat, Polyester dan Cellophane?
c. Sebutkan contoh bahan makanan yang dikemas menggunakan Polietilen, Polipropilen, Polivinil
chorida, Saran atau Poliviniliden, Polistiren, Selulosa asetat, Polyester dan Cellophane?

3. Tujuan
a. Dapat mengetahui pengertian dari jenis-jenis pengemasan bahan makanan tersebut!
b. Dapat mengetahui sifat-sifat dari pengemasan bahan makanan tersebut !
c. Dapat mengetahui contoh bahan makanan yang dikemas menggunakan pengemasan tersebut !
BAB II
PEMBAHASAN
 Pengertian
a. Polietilen adalah Jenis Plastik yang hanya bisa sekali pakai, seperti Botol air Mineral dan hampir semua
Botol minuman lainnya. Jika pemakaiannya dilakukan secara berulang, terutama menampung air panas,
lapisan polimer botol meleleh mengeluarkan zat karsinogenik dan dapat menyebabkan Kanker.
b. Polipropilen juga baik digunakan untuk tempat minuman maupun makanan. Jenis Plastiksemacam ini
lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah dan biasanya digunakan untuk botol minum
bayi.
c. Polivinil chorida merupakan Jenis Plastikyang sulit didaur ulang, seperti botol-botol Plastik dan Plastik
Pembungkus. Jangan gunakan Plastik jenis ini untuk membungkus makanan karena jenis plastik ini
memiliki kandungan PVC atau DEHA yang berbahaya untuk Ginjal dan Hati.
d. Saran atau Poliviniliden merupakan kopolimer dari vinil klorida dan viniliden klorida yang dibuat
dengan cara menarik dari dua arah secara simulate, sehingga molekul PVDC berorientasi pararel dengan
permukaannya.
e. Polistiren merupakan Jenis Plastik yang digunakan untuk tempat minum atau makanan sekali pakai.
Mengandung bahan bahan Styrine yang berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen
pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi dan sistem saraf.
f. Selulosa asetat bahan Kristal termoplastik yang keras dan mudah diproses. Memiliki sifat sangat kernih
dan kaku. Meskipun terbuat dari selulosa, tetapi sifatnya sangat berbeda dengan selopan.
g. Polyester banyak digunakan dalam laminasi (pelapisan), terutama untuk bagian luar suatu kemasan
sehingga kemasan memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap kikisan dan sobekan. PET banyak
digunakan sebagai kantong makanan yang memerlukan perlindungan,
h. Cellophane merupakan produk lama yang digunakan sebagai bahan pengemasan, dan banyak
digunakan dengan dikombinasikan dengan bahan plastic lainnya. Sebagai akibat perkembangan
ekonomis, pemakaian cellophane, makin berkurang dan digantikan bahan plastic lainnya antara lain
adalah ariented polypropylene film.

 Sifat/karakteristik jenis kemasan


1. Polietilen
Bahan ini bersifat kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaannya terasa agak berlemak. Di bawah
temperatur 60° C sangat resisten terhadap sebagian besar senyawa kimia. Di atas temperature tersebut
polimer ini menjadi larut dalam pelarut karbon dan hidrokarbon klorida. Daya proteksinya terhadap uap
air baik, tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Titik lunaknya rendah, sehingga tak
tahan untuk proses steriilisasi dengan uap panas dan bila ada senyawa kimia yang bersifat polar akan
mengalami stress cracking (retak oleh tekanan).
2. Polipropilen
Bersifat lebih keras dan titik lunaknya lebih tinggi daripada PEDT, lebih kenyal tetapi mempunyai daya
tahan terhadap kejutan lebih rendah. Tidak mengalami stress cracking oleh perubahan kondisi
lingkungan. Senyawa kimia kecuali pelarut aromatik dan hidrokarbon klorida dalam keadaan panas, serta
sifat permeabilitasnya terletak antara PEDR dan PEDT.
3. Polivinil chorida
Mempunyai sifat kaku, keras, namun jernih dan lengkap, sangat sukar ditembus air dan permeabilitas
gasnya rendah. Pemberian plasticizers (biasanya ester aromatik) dapat melunakkan film yang
membuatnya lebih fleksibel tetapi regang putusnya rendah, tergantung jumlah plasticizers yang
ditambahkan.
4. Saran
Sifat-sifat umum dari saran adalah :
 Transparan dan luwes dengan kejernihan yang bervariasi
 Tahan terhadap bahan kimia, asam, basa dan minyak.
 Barrier yang baik untuk sinar ultraviolet, sehingga baik digunakan untuk bahan-bahan yang peka
terhadap sinar ultraviolet seperti daging segar dan keju.
 Permeabilitas uap air dan gas sangat rendah, sehingga baik digunakan untuk produk-produk yang
peka terhadap oksigen seperti daging, keju dan produk kering (buah-buahan dan candy).
 Dapat menahan aroma
 Tahan terhadap pemanasan yang keringatau basah (perebusan).
5. Polistiren
Bersifat sangat amorphous dan tembus cahaya, mempunyai indeks refraksi tinggi, sukar ditembus oleh
gas kecuali uap air. Dapat larut dalam alcohol rantai panjang, kitin, ester hidrokarbon yang mengikat
khlorin. Polimer ini mudah rapuh, sehingga banyak dikopolimerisasikan dengan batu diena atau
akrilonitril.
6. Selulosa asetat
Selulose asetat memiliki sifat:
 Sensitif terhadap air.
 Akan terdekomposisi olah asam kuat, basa kuat alkohol dan ester.
 Tidak mudah mengkerut bila dekat api.
 Sangat jernih, mengkilap, agak kaku dan mudah sobek.
 Terhadap benturan maka selulosa asetat lebih tahan dibandingkan HDPE namun lebih lebih
lemah bila dibandingkan dengan selulosa propionate.
 Tidak cocok untuk mengemas produk beku karena CA mudah rapuh pada suhu rendah.
 Tahan terhadap minyak atau oli.
7. Polyester
PET memiliki sifat :
 Transparan (tembus pandang), bersih dan jernih.
 Memiliki sifat beradaptasi terhadap suhu tinggi (300°C) yang sangat baik.
 Permeabilitas uap air dan gas sangat rendah.
 Tahan terhadap pelarut organic, seperti asam-asam dari buah-buahan, sehingga dapat digunakan
untuk mengemas produk sari buah. Tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzyl alkohol.
Kuat, tidak mudah sobek.
8. Cellophane
Memiliki sifat :
 Transparan dan sangat terang
 Tidak bias direkatkan dengan panas
 Tidak larut dalam air atau minyak
 Tidak dapat dilewati oksigen atau aroma
 Mudah dilaminasi sebagai pelapis yang baik
 Mudah sobek dan pada suhu dingin akan mengkerut

 Contoh bahan yang dikemas

a. Polietilen
 Roti tawar, sangat membutuhkan perlindungan terhadap kelembaban, karena itu kemasan yang
memiliki barier terhadap uap seperti LDPE sudah cukup baik.
 Susu membutuhkan persyaratan yang lebih ketat sehingga perlu PE dengan densitas tinggi.
b. Polipropilen
 Cake (bolu) agar tidak kering dan bau apek dikemas dengan selulosa berlapis atau OPP.
c. Polivinil chorida
 Daging segar, jus daging harus dilindungi oleh jenis kemasan yang tepat yaitu yang tinggi daya
transmisi okesigen dan tinggi tingkat pencegahan hilangnya kadar air, dengan pembalut
plasticizea PVC.
 Kemasan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang menggunakan bahan baku polivinil
khlorida dan kopolimer akrilonitril perlu disimpan di tempat yang bebas dari panas matahari,
untuk mencegah lepasnya monomer-monomer plastik.
d. Saran
 Sering digunakan untuk mengemas (wrapping) produk ternak, ham atau produk yang sejenis
termasuk keju. Dapat diseal (direkatkan) dengan panas akan tetapi tidak stabil bila dipanaskan
pada suhu >600C.
e. Polistiren
 Digunakan untuk mengemas buah-buahan dan sayuran karena memiliki permiabilitas yang tinggi
terhadap air dan gas.
f. Selulosa asetat
g. Polyester
 Buah kering
 Makanan beku dan permen.
h. Cellophane
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1.Alat dan Bahan
Alat :
 kertas
 pensil
 penggaris
 kamera
Bahan :
 Yakult
 Botol coca – cola
 Kaleng khong guan
 Kinder joy
 Permen sugus

Cara Kerja
 Disiapkan alat dan bahan.
 Dilakukan alat pengamatan menggunakan pengindraan terhadap berbagai
macam kemasan produk pangan.
 Dicatat hasil pengamatan pada kolom pengamatan.
 Dicari referensi untuk melengkapi laporan.

No Jenis produk Jenis kemasan Struktur kemasan Sifat kemasan


1 Yakult plastik primer Tahan cahaya
2 Botol coca-cola kaca primer Tahan cahaya
3 Kaleng khong logam primer Tahan Suhu
guan tinggi
4 Kinder joy plastik primer Tahan cahaya
5 Indomie plastik primer Tahan cahaya

BAB IV
HASIL DAN PRMBAHASAN

No Jenis produk Kelebihan Kekurangan


1 Yakult Praktis,mudah dibuka,mudah Kualitas menurun jika terkena
dibawa sinar matahari
2 Botol coca- Mudah dibawa Mudah pecah,sulit dibuka
cola
3 Kaleng khong Mudah dibuka Tidak ramah lingkungan butuh
guan waktu lama untuk terurai,terlalu
besar,sulit untuk dibawa
4 Kinder joy Praktis,mudah dibuka,mudah Tidak ramah lingkungan butuh
dibawa waktu lama untuk terurai,ukuran
terlalu kecil
5 Indomie Praktis,mudah dibuka,mudah Tidak ramah lingkungan butuh
dibawa waktu lama untuk terurai
Tabel kekurangan dan kelebihan produk makanan

Pembahasan :
Dalam praktikum ini juga diidentifikasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari kemasan
produk pangan. Rata-rata kelebihan kemasan tergolong praktis, tahan lama, Adapun kekurangan
kemasan yaitu tidak ramah lingkungan, ini dikarenakan proses penguraian kemasan oleh
mikroba membutuhkan waktu yang sangat lama, tidak ekonomis karena hanya sekali pakai, jika
menumpuk dapat menyebabkan kebanjiran dan menimbulkan wabah penyakit seperti diare,
namun untuk kemasan dari daun pisang memiliki kekurangan yakni , kemasan mudah rusak. Jika
menumpuk dapat menyebabkan kebanjiran dan menimbulkan wabah penyakit seperti diare.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat, tetapi ringan, tidak karatan
dan bersifat termoplastik (heat seal) serta dapat diberi warna. Kemasan plastik juga mempunyai
kelemahan yaitu adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain dari plastik yang melakukan migrasi ke
dalam bahan makanan yang dikemas.

Anda mungkin juga menyukai