Laprak Pb. Acara 8
Laprak Pb. Acara 8
ACARA 8
KLIMATERIK DAN NON KLIMATERIK
Disusun Oleh :
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu membedakan buah
klimaterik dan non klimaterik serta mengetahui penyebab kelayuan pada komoditi
hasil pertanian/perkebunan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat memahami perbedaan antara buah klimaterik dan non
klimaterik.
2. Mahasiswa dapat memahami proses respirasi pada buah.
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kelayuan
pada buah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Buah setelah proses pemanenan terus mengalami berbagai macam proses
katabolisme senyawa organik hingga menuju ke arah kerusakan atau pembusukan
saat bahan perombakan telah habis. Kerusakan buah tersebut dapat diakibatkan dari
sifat buah-buahan yang mudah rusak (perishable), kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan lagi daya simpan, juga akibat dari penanganan pasca panen yang
kurang tepat atau belum memadai (Arti & Manurung, 2018).
Berdasarkan laju respirasinya buah dibedakan menjadi buah klimakterik
dan non klimakterik. Buah klimaterik merupakan buah yang mengalami
peningkatan respirasi dan produksi etilen sesudah dipanen, sedangkan buah non-
klimaterik merupakan buah yang tidak mengalami peningkatan respirasi dan
produksi etilen sesudah dipanen. Salah satu contoh dari buah klimaterik yakni
pisang, sedangkan contoh buah non klimaterik yakni nanas. Secara alami,
pemasakan buah-buah tersebut (pisang dan nanas) menghasilkan tingkat
kemasakan yang tidak seragam hingga sulit untuk mendapatkan dalam jumlah besar
dalam waktu yang singkat (Mubarak dkk., 2021).
Pisang merupakan salah satu buah klimakterik, yaitu buah yang akan tetap
mengalami proses kematangan walaupun telah dipanen dan diikuti dengan proses
kerusakan karena buah tetap melangsungkan proses respirasi dan metabolisme.
Selama proses pascapanen, buah pisang akan mengalami perubahan komposisi
kimia karena adanya kegiatan metabolisme berupa respirasi dan reaksi enzimatis.
Meningkatnya aktivitas respirasi pada buah klimakterik merupakan aktivitas
fisiologis yang terjadi pada saat proses pemasakan buah pisang (Kurniawan &
Deglas, 2022).
Buah tomat merupakan jenis buah klimakterik. Laju respirasi pada buah
klimakterik akan meningkat ketika buah mulai memasuki fase pematangan
(ripening). Ketika respirasi meningkat, maka produksi etilen juga akan meningkat.
Adanya etilen membuat proses pematangan menjadi lebih cepat dan umur simpan
buah tomat menjadi pendek, adapun dampak etilen yaitu mengubah warna tomat
dari hijau menjadi merah melalui mekanisme degradasi klorofil, menambah kadar
glukosa melalui pemecahan zat pati (tepung), perubahan derajat keasaman, serta
terbentuknya aroma pada buah (Wulandari & Ambarwati, 2022).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat
1. Pisau 1 buah
2. Neraca analitik 1 buah
3. Penetrometer 1 buah
4. Plastik 1 gulung
5. Nampan 1 buah
3.2 Bahan
1. Mentimun 4 buah
2. Tomat 4 buah
3. Kedondong 4 buah
4. Pisang 4 buah
3.3 Cara Kerja
Disiapkan
Ditimbang beratnya
Diukur teksturnya
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Pengamatan pada mentimun
No Sampel Perlakuan Hari Berat Tekstur Kenampakan Warna
2
0 38 gr Baik Hijau kekuningan
mm/keras
1,6 Ujungnya
Buah utuh 1 37 gr Hijau kekuningan
Mentimun mm/kerad layu
1 tanpa
1 1,6 Ujungnya
dibungkus 4 36 gr Hijau kekuningan
mm/keras layu
1,5 Ujungnya
5 31 gr Kuning kehijauan
mm/keras layu
1,8
0 56 gr Baik Hijau kekuningan
mm/keras
Buah 1,6
1 54 gr Layu Hijau kekuningan
Mentimun dilukai mm/keras
2
2 tanpa 1,6
4 49 gr Layu Hijau kekuningan
dibungkus mm/keras
1,8
5 48 gr Layu Kuning kehijauan
mm/keras
2 mm/
0 75 gr Baik Hijau kekuningan
keras
Buah utuh 2
1 75 gr Baik Hijau kekuningan
Mentimun dibungkus mm/keras
3
3 dengan 2
4 75 gr Baik Hijau kekuningan
plastik mm/keras
1,3
5 74 gr Baik Kuning kehijauan
mm/keras
2,1
Buah 0 47 gr Baik Hijau kekuningan
mm/keras
dilukai
Mentimun 1,8
4 dibungkus 1 47 gr Baik Hijau kekuningan
4 mm/keras
dengan
1,7 Ujungnya
plastik 4 47 gr Hijau kekuningan
mm/keras layu
No Sampel Perlakuan Hari Berat Tekstur Kenampakan Warna
Ujungnya
5 46 gr 1,3/keras Kuning kehijauan
layu
4.2 Pembahasan
4.2.3 Pengamatan pada mentimun
Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 1, terlihat bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada berat dan tekstur buah mentimun seiring dengan
waktu pada keempat perlakuan tersebut. Pada sampel 1 dan 2 yang tidak dibungkus,
terlihat bahwa setelah hari ke-3 terjadi penurunan kualitas buah dengan munculnya
tanda-tanda layu pada ujung buah. Hal ini disebabkan oleh kehilangan kadar air
yang cukup besar dari dalam buah. Pada sampel 2 yang dilukai, terlihat bahwa buah
mengalami pembusukan lebih cepat karena luka pada kulit buah menjadi pintu
masuk bagi mikroorganisme patogen.
Sementara itu, pada sampel 3 dan 4 yang dibungkus dengan plastik, terlihat
bahwa kualitas buah tetap terjaga dengan baik hingga hari ke-5. Hal ini disebabkan
oleh adanya penghambat aliran oksigen dari luar yang dapat menghambat
kehilangan kadar air dari dalam buah. Namun, pada sampel 4 yang dilukai terlihat
bahwa meskipun dibungkus dengan plastik, buah tetap mengalami pembusukan
karena luka pada kulit buah menjadi pintu masuk bagi mikroorganisme patogen.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa buah klimaterik
memiliki kemampuan untuk matang setelah dipanen, sedangkan buah non
klimaterik tidak memiliki kemampuan tersebut. Penyebab kelayuan pada komoditi
hasil pertanian/perkebunan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti umur
panen yang sudah tua, kondisi lingkungan yang tidak sesuai, atau penggunaan
teknik penyimpanan yang tidak tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan
dan penanganan yang baik pada komoditi hasil pertanian/perkebunan agar tidak
mengalami kelayuan dan tetap memiliki kualitas yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arti, I. M. dan Manurung, A. N. H. 2018 Pengaruh Etilen Apel Dan Daun Mangga
Pada Pematangan Buah Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Formatypia).
Jurnal Pertanian Pangan Persisi, Vol. 2(2).
Kurniawan, T. W. Dan Deglas, W. 2022. Pengaruh Etilen Pada Buah Pepaya
Terhadap Pematangan Buah Pisang Kepok (Musa Paradisiaca. L). Jurnal
Pertanian Dan Pangan, Vol. 4(1).
Mubarak, M. Z., Lailiyyah, H., Wahyuni, D. P., Aini, M., Rahayu. dan Dewi, S. K.
2021. Pengaruh Cara Pemeraman Terhadap Pematangan Buah Pisang Dan
Nanas. Universitas Negeri Padang.
Wulandari, D. dan Ambarwati, E. 2022. Laju Respirasi Buah Tomat (Lycopersicum
Esculentum Mill) Yang Dilapisi Dengan Kitosan Selama penyimpanan.
LAMPIRAN