Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Duckweed (Lemna minor) adalah tanaman air kecil yang ditemukan tumbuh mengapung
diatas air dengan tingkat penyebaran yang sangat luas diseluruh dunia dan potensial sebagai
sumber hijauan pakan yang berkualitas tinggi bagi ternak. Lemna minor lebih dikenal sebagai
gulma di perairan yang cenderung sulit untuk dikendalikan (Said 2006), meskipun demikian
tanaman ini memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Selain itu, tanaman ini memiliki
kemampuan fitoremediasi yang efektif dalam memperbaiki kualitas air yang tercemar limbah.
Lemna minor efektif dalam memfiksasi nitrogen perairan yang tercemar limbah (Zimmo et al.
2005).
Whitehead (1975) menyatakan duckweed dapat menghasilkan produksi biomassasegar
pada budidaya 40.678 ton pertahun. Duckweed memiliki potensi sebagai hijauan pakan alternatif
kaya protein dan mineral. Kandungan protein kasar dari duckweed cukup tinggi yakni 37,6% dan
serat yang relative rendah yakni 9,3% (Culley et al. 1981), sehingga tanaman ini potensial
digunakan sebagai suplemen protein bagi ternak unggas (Indarsih&Tamsil 2012).
Duckweed memilliki kandungan mineral yang tinggi yakni N sebanyak 0,8-7,8% dari
total berat kering, P sebanyak 0,03-2,8% dari total berat kering (Landolt & Kandeler 1987).
Duckweed juga memiliki banyak manfaat yakni sebagai biofertilizer untuk meningkatkan
pertumbuhan plankton (Astrid et al. 2013).
1.2 TujuanPraktikum
Untuk mengetahui pengaruh tekanan osmotic terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman
Lemna sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan merupakan suatu peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk
hidup yang beru papertambahan ukuran (volume, massa, tinggi) dan sifatnya irreversible
(tidakdapatkembalikeasal). Tumbuh merupakan perubahan ukuran organism karena
bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organism tidak kembali ke asal dan merubah ukuran
organism dari kecil menjadi besar. Pertumbuhanjugadapatdiartikansebagaisuatu proses yang
dilakukan tanaman hidup pada lingkungan tertentu dan dengan sifat sifat tertentu untuk
memajukan perkembangan dengan menggunakan factor lingkungan. Pada pertumbuhan
sepanjang daur hidup tumbuhan dicirikan oleh suatu fungsi pertumbuhan yang disebut kurva
sigmoid yang berbentuk S (Dessy, 2012).
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil
pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing factor tersebut memiliki kepentingan
sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis dan proses metabolisme
lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Pada pengukuran indeks luas daun (ILD),
tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian, ketepatan dan kecepatan
pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran (SantosodanHariyadi,
2008).Pada laju pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh tekanan osmotik.

Osmosis adalah peristiwa difusi atau perpindahan pelarut dari suatu larutan lebih encer
atau pelarut murni kelarutan yang lebih pekat melalui membrane semi permeabel. Supaya kamu
lebih paham, coba perhatikan gambar di bawah ini. Pada gambar tersebut ada dua wadah yang
diisi air murni (A) dan suatu larutan (B). Keduanya dipisahkan oleh membrane semi permeabel
yang hanya bias dilalui oleh molekul air saja.Media tanam dalam kondisi salin adalah media
yang memiliki kandungan garam terlarut yang antara lain tersusun oleh Natrium (Na+ ) dan Klor
(Cl- ). Pengaruh konsentrasi larutan garam tinggi dapat merusak dan meracuni tanaman yang
disebabkan oleh daya osmotik. Media tanam dengan kondisi salinitas tinggi memiliki potensi
yang terbatas untuk budidaya tanaman, namun masing-masing tanaman memiliki ketahanan dan
daya adaptasi yang berbeda-beda. Beberapa tanaman hortikultura memiliki toleransi garam baik
dalam konsentrasi tinggi maupun sedang. Tanaman asparagus merupakan salah satu tanaman
sayuran yang memiliki tingkat toleransi garam yang tinggi. Kemampuan ketahanan terhadap
lahan bergaram pada tanaman asparagus merupakan keuntungan yang dapat mendukung
penanaman asparagus secara optimal.

Hasil penelitian Siregar et al. (2010) membuktikan bahwa dengan pemberian 450 ppm
(setaradengan 0,45 g/L) NaCl pada masa pembibitan tomat dan penambahan 4.000 ppm
(setaradengan 4 g/L) di penanaman, memberikan pengaruh yang baik bagi tanaman. Hasil positif
dari pemberian garam pada suatu tanaman dibuktikan pula oleh penelitian Rahmawati et al.
(2012), bahwa kadar NaCl yang optimum untuk meningkatkan mutu buah tomat adalah sebesar
2.500 ppm (2,5 g/L). Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan tanaman (bobot kering akar dan
kandungan klorofil), hasil dan mutu buah tomat (padatan terlarut total) lebih baik apabila
dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi perlakuan NaCl (kontrol). Pada setiap kultivar
dan fase pertumbuhan, tanaman memiliki respons berbeda terhadap salinitas. Pengaruh salinitas
terhadap pertumbuhan tanaman tergantung pada jenis atau kultivar dan jumlah garam yang
terkandung di dalam media tanam sehingga dapat dinyatakan bahwa setiap kultivar pada satu
tanaman memiliki kemampuan ketahanan salinitas yang berbeda.
BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Hari : jumat
Tanggal : 6 Desember 2019
Pukul : 15.00- 17.00
Tempat : Laboratorium Dasar Universitas Samudra

3.2 Alat dan Bahan


Alat :
1. Cawan Petri
2. Pinset
3. Pipet

Bahan :
1. Lemnasp.
2. LarutanNacl 0 ; 0,1 ; 1 M dan 2 M
3. Akuades
4. Kertas Label

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan larutan Nacl dengan konsentrasi 0 ; 0,1 ; 1 M dan 2 M.
2. Siapkan cawan dan isikan setengah volume larutan dalam tiap cawan petri untuk
tiap konsentrasi larutan dibuat 3 ulangan.
3. Siapkan cawan dan isikan setengah volume larutan dalam tiap cawan petri untuk
tiap konsentrasi larutan dibuat 3 ulangan.
4. Masing-masing cawan petri dimasukkan 10 tanaman Lemnasp. yang seragam
atau 1 tanaman.
5. Pengamatan dilakukan pada hari ke-3 dan ke-7. Parameter yang diamati yaitu
:Lemnasp. (perubahan warna daun, pemisahan daun, dan pemisahan akar).
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Perlakuan NaCl 0,34%
Hari Komposisi Hasil Pengamatan
Ke- Media Ke- Warna Daun Keterangan
1 Hijau Segar
2 Hijau Segar
3 Hijau Segar
4 Hijau Segar
3
5 Hijau Segar
6 Hijau Segar
7 Hijau Segar
8 Hijau Segar

9 Hijau Segar

10 Hijau Segar

b. Perlakuan NaCL 0,1%

Hari Komposisi Hasil Pengamatan


Ke- Media Ke- Warna Daun Keterangan
1 Hijau kekuningan Segar
2 Hijau kekuningan Rontok
3 Hijau kekuningan Rontok
4 Hijau kekuningan Segar
5 Hijau kekuningan Segar
3
6 Hijau kekuningan Rontok
7 Hijau kekuningan Rontok
8 Hijau kekuningan Rontok

9 Hijau kekuningan Segar

10 Hijau kekuningan Segar


c. Kontrol Aquades

Hari Komposisi Media Hasil Pengamatan


Ke- Ke- Warna Daun Keterangan
1 Hijau Segar
2 Hijau Segar
3 Hijau Segar
4 Hijau Segar
5 Hijau Segar
3
6 Hijau Segar
7 Hijau Segar
8 Hijau Segar

9 Hijau Segar

10 Hijau Segar

4.2 Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa pemberian Nacl dan Kontrol
mempengaruhi pertumbuhan tanaman Lemna sp. Hal ini ditunjukkanpada tanaman Lemna sp.
yang direndam dalam dalam medium Nacl 0,34% pada hari ke-3 10 daun tanaman Lemna sp.
berwarna hijau muda, dan daun nya masih segar. Pada pengamatan dengan NaCL 0,1% hari ke-
3,daun tanaman Lemna sp. berwarna hijau kekuningan, daun mulai rontok dan Pada hari ke-3
pada pengtrolan menggunakan aquades ,daun tanaman Lemna sp. berwarna daun hijau segar.

Pada tanaman Lemna sp ini mengalami keracunan garam atau cekaman salinitas secara
morfologinya pada tanaman ini menunjukkan terjadinya perubahan warna daun. Warna dan daun
tidak hijau segar melainkan hijau pudar, sehingga tampak kekuningan. Penurunan kandungan
klorofil disebabkan adanya penurunan fotosintesis akibat salinitas tinggi. Sehingga tekanan
turgor menurun menyebabkan stomata tertutup dan suplay Co2 untuk fotosintesis berkurang.
Sehingga mengakibatkan fotosintesis menurun.

Tinggi konsentrasi Nacl pada daun dapat menurunkan kandungan klorofil karena
peningkatan aktifitas klorofilase. Dan penyimpangan metabolismedalam memproduksi senyawa
nitrogen Seperti prolin. Kandungan Nacl yang tinggi dapat menunjukkan potensial osmotic
sehingga mengurangi ketersediaan air murni bagi tanaman.
Pada hari ke-3 pengaruh akumulasi kepekaan konsentrasi air garam yang makin
bertambah mulai tampak dan akan berpengaruh menekan pertumbuhan tanaman. Terhambat nya
pertumbuhan tanamaan lemna sp ini akibat salinitas tinggi disebabkan oleh terbatasnya
kandungan air dalam jaringan karena daya serap air oleh tanaman yang rendah yang
menyebabkan terganggunya aktifitas meristem apical dalam pertumbuhan dan perkembangan sel.

Keracunan Nacl akan berdampak pada pengurangan panjang nya akar, sebab sel-sel
meristem sensitive mineral garam dimana pembelahan sel secara mitosis tersebut berlangsung
sangat tinggi. Dalam pertumbuhan akar, disamping itu berpengaruh pula, pada rendahnya
produksi auksin yang berperan dalam pembentukan dosen sehingga mengurangi jumlah akar
akibat dari akar-akar baru yang kurang terpacu untuk tumbuh.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Duckweed (Lemna minor) adalah tanaman air kecil yang ditemukan tumbuh mengapung
diatas air dengan tingkat penyebaran yang sangat luas diseluruh dunia dan potensial sebagai
sumber hijauan pakan yang berkualitas tinggi bagi ternak. Lemna minor lebih dikenal sebagai
gulma di perairan yang cenderung sulit untuk dikendalikan (Said 2006), meskipun demikian
tanaman ini memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Selain itu, tanaman ini memiliki
kemampuan fitoremediasi yang efektif dalam memperbaiki kualitas air yang tercemar limbah.
Lemna minor efektif dalam memfiksasi nitrogen perairan yang tercemar limbah.
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil
pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing factor tersebut memiliki kepentingan
sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis dan proses metabolisme
lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Pada pengukuran indeks luas daun (ILD),
tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian, ketepatan dan kecepatan
pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran (SantosodanHariyadi,
2008).Pada laju pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh tekanan osmotik.
DAFTAR PUSTAKA
Astrid et al. 2013, PengaruhkonsentrasipupukLemna minor
terhadappopulasiDunaliellasalina.
FakultasPerikanandanKelautanUniversitasAirlangga.
JurnalIlmiahPerikanandanKelautan. 5.
Culley et al. 1981, Production chemical quality and use of duckweeds (Lemnaceae) in
aquaculture, waste management and animal feeds. J Worldmariculture Soc. 12:27-
49.
Dessy, 2012, Aquarium Studies on the Selectivity of 16 Aquatic Plants as Food by
Fingerling Hybrids of the Cross Between
Cytenopharyngodonidella and Cyprinuscarpio. J. Fish Biol. 7:203208.
Indarsih&Tamsil 2012, ‘PengaruhkadarNaClterhadapkeragaanbibitwijen
(Sesamumindicum L.)’, Vegetalika, vol. 1, no. 1, pp. 23-31.
Landolt&Kandeler 1987, Plant abiotic stress: Salt. Encyclopedia of agriculture and food
system, vol. 4, pp. 313-29.
Rahmawati et al. 2012, PengaruhNaClterhadaphasildanmutubuahtomat
(Lycopersicumesculentum Mill.)’, Vegetalika, vol. 1, no. 4, pp. 44-54.
Said, 2006,PengaruhkomposisiHydrillaverticillatadanLemna minor
sebagaipakanharianterhadappertumbuhandansintasanikannilamerah
(Oreochromisniloticus X Oreochromismossambicus) dalamkerambajaringapung di
perairanumum Das Musi. PenelitiBalaiRisetPerikananPerairanUmum. Prosiding
Seminar NasionalIkan IV Jatiluhur.
SantosodanHariyadi, 2008.
‘Pengaruhsalinitasterhadapkomponenhasilempatbelaskultivarsorgum (Sorghum
bicolor (L.) Moench)’, Vegatalika, vol. 1, no. 2, pp. 120-30.
Siregar et al. 2010. Siregar, LAM, Rosmayati, R &Julita, J 2010, ‘Ujibeberapavarietastomat
(Lycopersicumesculentum Mill.) terhadapSalinitas’, JurnalIlmuPertanianKultivar,
vol. 4, no. 2, pp. 29-36
Whitehead 1975. MakananIkan. PenebarSwadaya, Jakarta
Zimmo et al. 2005, ‘Kualitasbibitdanpotensihasilsembilankultivarintroduksiasparagus di
Lembang – Jawa Barat’, JurnalAgrikultura, vol. 19, no.1, pp. 37-41.
LAMPIRAN
a. Kontrol

b. NaCl 0,34%
c. NaCl 0,1%

Anda mungkin juga menyukai