KABUPATEN MAGELANG
Disusun oleh:
Disusun oleh:
ii
Telah dibimbing dan disahkan oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, Allah SWT atas
berkat dan rahmat Nya, sehingga laporan yang berjudul “Evaluasi PIS-PK Desa
Ngepanrejo Kabupaten Magelang” ini telah berhasil diselesaikan. Laporan ini
adalah salah satu bagian dari syarat dalam pemenuhan tugas kepaniteraan klinik
pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Pencegahan FK Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis menyadari penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan dan segala kritik dan saran
sangat penulis terima dengan terbuka. Penulis berharap laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta bagi semua
pihak yang membutuhkan.
iii
Jakarta, Maret 2021
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR v
BAB I TINJAUAN UMUM vi
I.1.1Keadaan Geografis dan Lingkungan 1
I.1.2Keadaan Demografi 2
I.1.3Daftar Masalah 2
BAB II ANALISIS MASALAH 5
II.1Identifikasi Masalah 5
II.2Prioritas Masalah 6
BAB III ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 9
III.1.Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah PIS – PK 9
III.2.Alternatif Pemecahan Masalah PIS – PK 12
III.3.Rekapitulasi Pemecahan Masalah PIS – PK 16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 17
IV.1Kesimpulan 17
v
IV.2Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 19
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
TINJAUAN UMUM
Desa Ngepanrejo memiliki luas wilayah kurang lebih 284,75 Ha/m2 dengan
batas wilayah utara dengan Desa Kembang Kuning Kecamatan Windusari, batas
Timur dengan Desa Gandu Sari Kecamatan Bandongan, batas Selatan dengan
1
2
Desa Tono Boyo Kecamatan Bandongan, dan batas wilayah Barat dengan Desa
Pasang Sari Kecamatan Windusari.
Secara administratif Desa Pucungrejo mempunyai 14 dusun, 8 Rukun
Warga (RW) dan 36 Rukun Tetangga ( RT ) yang saling berdekatan antara RW
yang satu dengan RW yang lain dan antara RT yang satu dengan RT yang lain.
Dengan melihat kondisi yang ada maka semua wilayah dapat terjangkau dengan
mudah dari pusat Pemerintahan Desa.
6
7
12
13
pengetahuan Ibu
mengenai akibat
yang dialami oleh
Ibu dan anak jika
tidak memberikan
bayi ASI Ekslusif
2 Penderita
Hipertensi tidak
melakukan 1. Kurangnya tingkat 1. Penderita hipertensi
pengobatan pengetahuan warga yang tidak berobat
secara teratur desa untuk berobat teratur belum
rutin walaupun tidak mengetahui bahaya
ada keluhan, hipertensi yang tidak
dikarenakan terkontrol sehingga
hipertensi adalah penderita hipertensi
penyakit yang perlu masih tidak patuh
pengobatan rutin untuk meminum obat
dan terkontrol secara teratur
2. Kurangnya 2. Penderita hipertensi
kepatuhan pasien tidak ada yang
hipertensi dalam mengawasi dalam
meminum obat dan minum obat hipertensi
kontrol rutin secara teratur
3. Kurangnya anggota
keluarga atau
pengawas yang
14
mengawasi pasien
dalam meminum
obat hipertensi
secara teratur
KB mengenai efek
samping dari KB
4 Penderita 1. Kurangnya
Tuberkulosis pengetahuan
paru tidak penderita TB paru 1. Kurangnya edukasi
mendapatkan tentang penyakit TB mengenai penyakit
pengobatan serta bahayanya bila TB serta bahayanya
sesuai standar tidak diobati bila tidak diobati
2. Kurangnya 2. Penderita tuberkulosis
sosialisasi kepada yang tidak berobat
penderita secara standar belum
tuberkulosis yang mengetahui
tidak berobat sesuai pentingnya
standar mengenai pengobatan
penyakit tuberkulosis harus
tuberkulosis dan secara tuntas agar
cara penyebarannya. bakteri dapat sembuh
3. Kurangnya anggota dari tuberculosis.
keluarga atau 3. Penderita tuberkulosis
pengawas yang paru yang tidak
mengawasi pasien berobat sesuai standar
dalam meminum kurang mengetahui
obat tuberkulosis tentang cara
secara teratur. penyebaran TB.
4. Kurangnya 4. Kurangnya sosialisasi
pemberian informasi mengenai
kepada keluarga pengendalian infeksi
terkait kepatuhan TB dan tugas
minum Obat Anti Pengawas Minum
Tuberkulosis (OAT)
dan pengendalian
16
infeksi TB
manfaat mengikuti
program KB
2. Kurangnya manfaat KB, dan
kesadaran mengenai tujuan penggunaan
pentingnya KB.
mengikuti program 2. Sosialisasi cara
KB penggunaan tiap KB
3. Banyak pasangan sesuai kebutuhan
berusia tua merasa 3. Sosialisasi mengenai
tidak perlu pencegahan efek
menggunakan KB samping yang
namun sering mungkin dari
didapatkan kasus penggunaan KB
kehamilan tanpa
rencana
4. Ketakutan keluarga
yang tidak mengikuti
program KB
mengenai efek
samping dari KB
4 Penderita 1. Kurangnya
Tuberkulosis pengetahuan
paru tidak penderita TB paru 1. Sosialisasi pasien dan
mendapatkan tentang penyakit TB keluarga pentingnya
pengobatan serta bahayanya bila patuh minum obat
sesuai standar tidak diobati sesuai aturan
2. Kurangnya 2. Sosialisasi mengenai
sosialisasi kepada penyakit TB dan cara
penderita penularan TB
tuberkulosis yang
tidak berobat sesuai
20
standar mengenai
penyakit
tuberkulosis dan cara 3. Sosialisasi mengenai
penyebarannya. penyakit TB serta
3. Kurangnya anggota bahayanya bila tidak
keluarga atau diobati
pengawas yang
mengawasi pasien
dalam meminum
obat tuberkulosis
secara teratur.
4. Kurangnya
pemberian informasi
kepada keluarga
terkait kepatuhan
minum Obat Anti
Tuberkulosis (OAT)
dan pengendalian
infeksi TB
5 Keluarga belum 1. Masyarakat
menjadi anggota mengenai JKN dan
JKN manfaatnya namun 1. Sosialisasi keluarga
masih memiliki mengenai pentingnya
kendala dalam menjadi peserta
mendafrtarkan JKN Jaminan Kesehatan
2. Sosialisasi dari pihak Nasional (JKN)
BPJS Kesehatan terutama saat ada
kepada wilayah desa kejadian kesehatan
dan distribusi yang tidak terduga.
informasi tidak
merata
21
3. Karena pembayaran
premi yang mahal
menurut warga 2. Sosialisasi keluarga
terutama untuk mengenai cara
keluarga yang pendaftaran dan alur
memiliki jumlah pengurusan kartu
anggota banyak Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
3. Sosialisasi mengenai
pembayaran JKN.
IV.1 Kesimpulan
Desa Ngepanrejo masih banyak memiliki indikator kesehatan yang
bermasalah yaitu, kurangnya kesadaran dan pengetahuan mengena pemberian ASI
pada bayi, Pengobatan hipertensi bagi penderita tidak teratur, kurangnya
kesadaran masyarakat tentang penggunaan KB, Penderita TB yang belum patuh
dan sadar terhadap pengobatan rutin, serta masih banyak keluarga yang belum
menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Secara umum penyebab dari
masalah-masalah tersebut adalah karena kurangnya pengetahuan atau kurangnya
kesadaran masayarakat tentang kesehatan, sehingga pemecahan masalah yang
dapat dilakukan oleh petugas kesehatan adalah sosialisasi dan pendampingan
mengenai indikator yang bermasalah.
IV.2 Saran
a. Petugas kesehatan
23
24
b. Perangkat desa
c. Masyarakat
26