Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan salah satu pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang berperan dalam beberapa aspek salah satunya adalah untuk meningkatkan
pembangunan kesehatan. Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik,
mental dan sosial serta spiritual.
Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.
Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung awab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Dalam hal ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana
kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa
layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin
selektif dan berpengetahuan mengharuskan Puskesmas selaku salah satu
penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas
pelayanannya.
Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus
diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien atau pelanggan
selama ini telah sesuai dengan harapan atau belum.
Dinas Kesehatan Kabupaten merupakan Penanggunng jawab salah satu
penyedia pelayanan kesehatan juga berkewajiban dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya ditingkat Puskesmas sebagai pelayanan
kesehatan di tingkat kecamatan. Oleh karena itu Puskesmas di bawah naungan
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota perlu adanya evaluasi atau penilaian
untuk meningkatkan mutu kualitas pelayanannya.

II. TUJUAN
Untuk meningkatkan manajemen data dan informasi tentang derajat kesehatan,
sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan yang dilakukan Puskesmas
Bandongan sebagai kontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan.

1
III. VISI, MISI, TATA NILAI DAN MOTTO PUSKESMAS
A. Visi Puskesmas Bandongan
Terwujudnya Kecamatan Bandongan Sehat Melalui Profesionalitas dan
Kemandirian Masyarakat
B. Misi Puskesmas Bandongan
1. Meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan.
2. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.
3. Meningkatkan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan
kemandirian masyarakat dibidang kesehatan.
C. Tata Nilai
1. Profesional,
2. Ramah,
3. Inisiatif,
4. Meningkatkan kedisiplinan,
5. Aman.
D. Motto Puskesmas Bandongan
“Kepuasan anda adalah harapan kami”

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

I. KEADAAN GEOGRAFIS
Puskesmas Bandongan merupakan salah satu Puskesmas dari 29
Puskesmas yang ada di Kabupaten Magelang yang letaknya dekat dengan Kota
magelang tepatnya di Dusun Kwancen, Desa Bandongan Kecamatan Bandongan.
Di Kecamatan Bandongan hanya ada satu puskesmas yaitu Puskesmas
Bandongan. Batas wilayah Puskesmas Bandongan :
Utara : Kecamatan Windusari
Timur : Kota Magelang
Selatan : Kecamatan Tempuran
Barat : Kecamatan Kaliangkrik
Luas wilayah kerja Puskesmas Bandongan 45,79 km 2, beberapa wilayah Desa di
wilayah Puskesmas Bandongan merupakan daerah rawan bencana tanah longsor
dan kekeringan.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kecamatan Bandongan

II. KEADAAN DEMOGRAFI


A. Wilayah Administrasi Pemerintahan
Kecamatan Bandongan secara administrasi meliputi 14 Desa. Luas
wilayah Kecamatan Bandongan kurang lebih 45.79 km 2, Luas wilayah menurut
desa disajikan pada grafik sebagai berikut :

3
Grafik 1.1 Luas wilayah menurut Desa di Kecamatan Bandongan (km2)
7.00
6.02
6.00
5.25
5.05
5.00
4.04
4.00 3.62
3.41
3.00 2.75 2.69
2.45 2.50
2.19 2.25
2.03
2.00 1.54

1.00

jo
n
ci
ri
0.00

ri
yo

n
i

jo
n
ri

ri
d
a
n

n
n
sa

re

sa
u

e
sa

sa
g

o
a
ka

sa

re
g

g
n

n
d
g

u
w

a
ko

jo
le
o

o
n

ko

a
ra
m

d
n
yu

id
u

p
n

e
a
u

o
T
la

u
n
d

e
o

R
n

S
b
S

S
e

g
T
a

G
a

e
K

N
S

K
Luas wilayah Desa di Kecamatan Bandongan yang terluas adalah Desa
Gandusari seluas 6,02 km2 sedangkan yang terkecil Desa Kedungsari seluas
1,54 km2. Kecamatan Bandongan terdiri dari 115 Dusun, 122 RW, dan 410
RT. Jumlah Dusun, RW, dan RT di Kecamatan Bandongan :

Tabel 1.1 Jumlah Dusun, RW, RT dan KK di Kecamatan Bandongan


No Desa Dusun RW RT KK
1
Sukosari 6 10 19 690
2
Kedungsari 5 5 17 513
3
Salamkanci 9 9 30 1.122
4
Banyuwangi 15 10 30 1.727
5
Trasan 11 11 42 2.167
6
Bandongan 13 11 38 1.967
7
Sukodadi 8 8 22 740
8
Tonoboyo 4 8 26 939
9
Kebonagung 6 10 31 775
10
Kalegen 6 8 24 809
11
Ngepanrejo 8 8 36 1.279
12
Gandusari 10 10 29 1.243
13
Sidorejo 6 6 23 991
14
Rejosari 8 8 43 2.105
Jumlah 115 122 410 17.067
Sumber: Kecamatan Bandongan Dalam Angka 2019, BPS Kab. Magelang

B. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk


Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Magelang tahun 2019 jumlah
penduduk Kecamatan Bandongan sebanyak 60.481 jiwa. Distribusi jumlah
penduduk menurut Desa di Kecamatan Bandongan dan kepadatan penduduk
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

4
Tabel 1.2 Luas wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Jarak dengan
Puskesmas
Luas Jumlah Jarak dg
Kepadatan
No Desa Wilayah Penduduk Puskesmas
Penduduk
(Km2) (Jiwa) (Km2)
1 Sukosari 2.45 1.764 1.019,65 9
2 Kedungsari 1.54 2.463 1.599,35 8
3 Salamkanci 3.41 4.001 1.173,31 5.5
4 Banyuwangi 4.04 6.388 1.585,11 3.5
5 Trasan 2.75 7.450 2.709,09 1.5
6 Bandongan 3.62 6.860 1.895,03 0
7 Sukodadi 2.03 2.546 932,60 4.5
8 Tonoboyo 2.19 3.305 1.530,09 4
9 Kebonagung 2.5 2.766 1.106,40 5.5
10 Kalegen 2.25 2.911 1.293,78 6
11 Ngepanrejo 5.25 4.520 860,95 7
12 Gandusari 6.02 4.524 751,50 4
13 Sidorejo 2.69 3.444 1.004,08 2.5
14 Rejosari 5.05 7.539 1.492,87 6
Jumlah/ Rata-rata 45.79 60.481 1.301,51 1.8
Sumber: Kecamatan Bandongan Dalam Angka 2019, BPS Kab. Magelang

Jumlah penduduk Kecamatan Bandongan terbesar ada di Desa Rejosari


dengan jumlah penduduk 7.539 jiwa dan yang terkecil ada di Desa Sukosari
dengan jumlah penduduk 1.764 jiwa. Kepadatan penduduk di Kecamatan
Bandongan terbesar adalah Desa Trasan dan yang terkecil Desa Sukosari.
Sedangkan Jarak desa ke Puskesmas, terdekat adalah Desa Bandongan
dengan jarak kurang dari 1 km dan terjauh Desa Sukosari dengan jarak 9 km,
rata-rata jarak dengan puskesmas 5 km Berdasarkan pada jarak diatas, rata-
rata waktu tempuh sampai puskesmas kurang lebih 15 menit dengan sarana
sepeda motor.

C. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Golongan Umur


Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bandongan tahun 2019 adalah
60.481 jiwa. Struktur penduduk menurut jenis kelamin dan golongan umur:

5
Grafik 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki
49% 51% Perempuan

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa proporsi penduduk


berdasarkan jenis kelamin yaitu penduduk laki-laki lebih banyak yaitu sejumlah
30.886 jiwa (51,03%) dibanding penduduk perempuan yaitu sejumlah 29.615
jiwa (48,97%).
Tabel 1.3 Struktur penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin di
Kecamatan Bandongan 2019
Rasio Jenis
No Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah
Kelamin
1.Sukosari 898 866 1.764 103,70
2.Kedungsari 1.267 1.196 2.463 105,94
3.Salamkanci 2.009 1.992 4.001 100,85
4.Banyuwangi 3.337 3.051 6.388 109,37
5.Trasan 3.747 3.703 7.450 101,19
6.Bandongan 3.424 3.436 6.860 99,65
7.Sukodadi 1.306 1.240 2.546 105,32
8.Tonoboyo 1.678 1.627 3.305 103,13
9.Kebonagung 1.434 1.332 2.766 107,66
10.Kalegen 1.503 1.408 2.911 106,75
11.Ngepanrejo 2.314 2.206 4.520 104,90
12.Gandusari 2.311 2.213 4.524 104,43
13.Sidorejo 1.732 1.712 3.444 101,17
14.Rejosari 3.906 3.633 7.539 107,51
Jumlah/Total 30.866 29.615 60.481 104,22
Sumber: Kecamatan Bandongan Dalam Angka 2019, BPS Kab. Magelang

Jumlah penduduk terbanyak untuk jenis kelamin laki-laki terdapat di desa


Rejosari sebesar 3.906 jiwa, sedangkan untuk jenis kelamin perempuan
terdapat di desa Trasan yakni sebesar 3.703 jiwa.

6
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

I. DATA UMUM
A. Status Kesehatan
Dalam menilai status kesehatan masyarakat, terdapat beberapa
indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya
tercermin dalam kondisi status kesehatan dan program pelayanan
kesehatan. Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan
Bandongan digambarkan melalui Angka kelahiran Bayi (AKB), Angka
Kematian bayi (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), angka kunjungan
kesakitan dan pola 10 penyakit terbanyak ditemukan.
B. Data Kelahiran dan Kematian/ Mortalitas
Jumlah kelahiran dan jumlah kematian bayi dan kematian balita serta
kematian ibu bersalin di Puskesmas Bandongan dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.1 Data Kelahiran Puskesmas Bandongan
Jumlah Kelahiran
2017 2018 2019
No Desa
Persalin Lahir Persalin Lahir Persalin Lahir
an Hidup an Hidup an Hidup
1 Sukosari 27 27 32 32 25 25
2 Kedungsari 32 32 46 45 35 35
3 Salamkanci 38 38 48 48 39 39
4 Banyuwangi 71 71 79 79 58 58
5 Trasan 88 88 84 84 67 67
6 Bandongan 85 83 92 92 90 89
7 Sukodadi 29 29 45 45 36 36
8 Tonoboyo 58 57 55 55 53 53
9 Kebonagung 45 45 38 38 55 55
10 Kalegen 45 45 40 40 37 37
11 Ngepanrejo 80 80 68 68 67 67
12 Gandusari 68 68 67 66 47 47
13 Sidorejo 64 64 62 61 53 53
14 Rejosari 137 137 154 153 126 125
Jumlah 907 867 910 906 788 786

Kelahiran yang tertinggi di Desa Rejosari, selanjutnya Desa Bandongan


dan Desa Trasan. Kelahiran yang paling sedikikit di Desa Sukosari, Desa
Kedungsari dan Kalegen. Untuk data kematian di wilayah kerja Puskesmas
Bandongan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

7
Tabel 2.2 Data Kematian Puskesmas Bandongan
Jml Kematian Ibu
Jml Kematian Bayi Jml Kematian Balita
No Desa Melahirkan
2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 Sukosari - - - - - - - - -
2 Kedungsari 1 1 - - - - - - -
3 Salamkanci - - - - - - - - -
4 Banyuwangi - - - - - - - - -
5 Trasan - - - - - - - - -
6 Bandongan - - 1 - - - - 1 -
7 Sukodadi - 1 - - - - - - -
8 Tonoboyo 1 1 - - - - - - -
Kebonagun
9 - - - - - - - - -
g
10 Kalegen - - - - - - - - -
11 Ngepanrejo - 2 - - - - - - -
12 Gandusari - 2 - - - - - - -
13 Sidorejo - 2 - - - - - - -
14 Rejosari - 3 1 - - - - - -
Jumlah 2 12 2 - - - - 1 -

Kematian bayi Puskesmas Bandongan tahun 2019 lebih sedikit


dibanding tahun 2018, untuk tahun 2017 sampai tahun 2019 tidak ada
kematian balita dan Ibu melahirkan sedang tahun 2018 ada kematian ibu
melahirkan 1 orang.
C. Data Kunjungan Kesakitan/ Mordibitas
Puskesmas Bandongan merupakan salah satu Puskesmas di wilayah
Kabupaten Bandongan yang Jumah kunjungan pasien cukup banyak karena
jumlah penduduknya yang cukup besar dan wilayahnya cukup luas. Jumlah
kunjungan pasien di faskes Puskesmas Bandongan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.3 Data Kunjungan Kesakitan Puskesmas Bandongan
JUMLAH KUNJUNGAN 2018 JUMLAH KUNJUNGAN 2019
NO DESA BARU LAMA BARU LAMA
TOTAL TOTAL
L P L P L P L P
1 Januari 338 374 1.137 2.217 4.066 931 1.502 724 1.339 4.375
2 Februari 253 330 986 1.858 3.427 423 599 1.265 2.307 4.458
3 Maret 385 442 1.054 2.030 3.911 394 636 1.160 2.088 4.203
4 April 306 354 997 1.922 3.579 370 639 1.179 2.061 4.218
5 Mei 430 440 930 1.875 3.675 231 340 1.039 1.809 3.348
6 Juni 226 223 739 1.235 2.423 196 243 875 1.557 2.828
7 Juli 402 503 1.092 2.071 4.068 275 480 1.251 2.400 4.363
8 Agustus 286 365 1.213 2.040 3.904 268 394 1.086 2.020 3.746
9 September 271 336 1.177 2.142 3.926 193 307 1.087 2.139 3.685
10 Oktober 338 488 1.254 2.373 4.453 210 381 1.262 2.272 4.085
11 Nopember 238 310 1.016 1.754 3.318 180 283 1.064 1.932 3.436
12 Desember 304 451 879 1.644 3.278 184 239 1.099 2.030 3.513
 JUMLAH 3.777 4.616 12.474 23.161 44.028 3.855 6.043 13.091 23.954 46.258

8
D. Pola Penyakit : 20 Penyakit Terbesar yang Ditemukan
Pola penyakit dari kunjungan pasien yang datang di fasilitas kesehatan
Puskesmas Bandongan dapat dilihat dengan melihat Penyakit terbesar yang
ditemukan. Penyakit terbesar yang ditemukan ini dapat dipergunakan untuk
merencanaan usulan pengadaan obat yang dibutuhkan Puskesmas
Bandongan dalam memberikan pelayanan pengobatan, serta perencanaan
kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif terhadap penyakit-
penyakit terbesar yang ditemukan. Data dua puluh penyakit terbesar yang
ditmukan Puskesmas Bandongan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.4 Pola Penyakit : 20 Peyakit Terbesar yang Ditemukan Puskesmas Bandongan
20 PENTAKIT TERBESAR TAHUN 2018

NO KODE ICD 10 NAMA PENYAKIT/ DIAGNOSA JUMLAH


ACUTE UPPER RESPIRATORY INFECTIONS OF
1 J06.9 4.963
MULTIPLE AND UNSPECIFIED SITES
2 I10 ESSENTIAL (PRIMARY) HYPERTENSION 2.840
3 R51 HEADACHE 1.766
4 JOO ACUTE NASOPHARYNGITIS 1.396
5 K05.2 ACUTE PERIODONTITIS 1.222
6 K29.7 GASTRITIS, UNSPECIFIED 1.170
7 B86 SCABIES 1.118
8 Z00.0 GENERAL MEDICAL EXAMINATION 1.100
9 M06.9 RHEUMATOID ATHRITIS, UNSPECIFICATE 1.043
10 Z34.0 SUPEVISION OF NORMALFIRST PREGNANCY 1.040
20 PENTAKIT TERBESAR TAHUN 2019
NO KODE ICD 10 NAMA PENYAKIT/ DIAGNOSA JUMLAH
ACUTE UPPER RESPIRATORY INFECTION,
1 J06.9 5587
UNSPECIFIED
2 I10 ESSENTIAL (PRIMARY) HYPERTENSION 3775
3 R51 HEADACHE 2105
4 J00 ACUTE NASOPHARYNGITIS [COMMON COLD] 1782
5 M06.9 RHEUMATOID ARTHRITIS, UNSPECIFIED 1488
6 Z34.0 SUPERVISION OF NORMAL FIRST PREGNANCY 1325
7 Z00.0 GENERAL MEDICAL EXAMINATION 1212
8 Z71.9 COUNSELLING, UNSPECIFIED 1112
9 K29.7 GASTRITIS, UNSPECIFIED 1093
10 L20.9 ATOPIC DERMATITIS, UNSPECIFIED 960

E. Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Wabah


Kejadian Luar Biasa yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Bandongan pada tahun 2017 sampai tahun 2019 tidak ada. Data KLB dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.5 Data KLB dan Wabah Puskesmas Bandongan

9
KLB KLB KLB
No Desa Ket
2017 2018 2019
1 Sukosari - - -  
2 Kedungsari - - - ` 
3 Salamkanci - - -  
4 Banyuwangi - - -  
5 Trasan - - -
6 Bandongan - - -
7 Sukodadi - - -
8 Tonoboyo - - -
9 Kebonagung - - -  
10 Kalegen - - -  
11 Ngepanrejo - - -  
12 Gandusari - - -  
13 Sidorejo - - -  
14 Rejosari - - -  
Jumlah - - -  

Puskesmas Bandongan merupakan daerah endemis demam berdarah


(DBD) dan berbatasan dengan Kota Magelang yang juga merupakan daerah
endemis DBD. Penemuan kasus DBD setiap bulan untuk melihat apakah ada
lonjakan kasus sehingga KLB DBD dapat dicegah. Data penemuan kasus
DBD dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.6 Data Kasus DBD di Puskesmas Bandongan
Keterangan
No Desa DBD 2017 DBD 2018 DBD 2019
Kematian
1 Sukosari - - - -
2 Kedungsari - - - -
3 Salamkanci - - - -
4 Banyuwangi 1 - - -
5 Trasan - - 1 -
6 Bandongan - 4 - -
7 Sukodadi - - 1 -
8 Tonoboyo - - - -
9 Kebonagung - - - -
10 Kalegen - - - -
11 Ngepanrejo - - - -
12 Gandusari - - - -
13 Sidorejo - - - -
14 Rejosari - - - -
 Jumlah 1 4 2 -

II. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN


Dalam penyelengaraan pembangunan kesehatan, sumber daya
kesehatan perlu ditingkatkan dan didayagunakan setinggi-tingginya dapat
mendukung peningkatan pelayan kesehatan pada masyarakat. Untuk
mendukung keberhasilan pencapaian cakupan program kesehatan dapat

10
dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya kesehatan yang mencukupi sesuai
kebutuhan.
A. Sarana dan Prasana Kesehatan
Puskesmas Bandongan memiliki tiga (3) Puskesmas Pembantu yaitu:
Puskesmas Kalegen, Salamkanci, dan Rejosari. Masing-masing Pustu buka
seminggu 4 hari. Di wilayah kerja Puskesmas Bandongan terdapat 10 PKD,
sehingga seluruh masyarakat dapat mengakses tempat-tempat pelayanan
kesehatan dengan mudah dan lebih dekat. Sarana dan Prasarana yang
dimiliki Puskesmas Bandongan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.7 Sarana dan Prasarana yang Dimiliki Puskesmas Bandongan
JENIS SARANA
NO JUMLAH KONDISI KETERANGAN
PRASARANA
1 Puskesmas Pembantu 3 Baik  
2 PKD 10 Baik  
1 Baik, Diusulkan
3 Rumah Dinas Tenaga Kes. 2
1 Rusak direhab
4 Puskesmas Keliling Roda 4 1 Baik  
5 Baik,
5 Sepeda Motor 6  
1 Rusak S
6 Genset 2 Baik  
7 Penangkal Petir Ada Baik  
13.500 VA +
8 Sumber Daya Listrik    
5.500 VA
9 Proteksi Kebakaran (APAR) 8 Baik  
IPAL (Instalasi
10 Ada Baik  
Pembuangan Air Limbah)
11 Air Bersih/PDAM Ada Baik  
12 Telpon Ada Baik  
13 Internet Ada Baik  
14 Fasilitas Parkir Ada Cukup  

B. Sarana dan Prasarana Penunjang


Bangunan gedung Puskesmas Bandongan terdiri dari satu lantai, terbagi
atas:
Tabel 2.8 Ruangan Puskesmas
NO NAMA RUANG Ada / Tidak
1. Ruangan Kepala Puskesmas Ada
2. Ruangan Administrasi Kantor Ada
3. Ruangan Rapat Ada
4. Ruangan pendaftaran dan rekam medik Ada
5. Ruangan Tunggu Ada
6. Ruangan Pemeriksaan Umum Ada
7. Ruangan Tindakan Ada
8. Ruangan KIA KB Ada
9. Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut Ada
10. Ruangan Konsultasi (Promosi Kesehatan Ada

11
dan Gizi)
11. Ruangan Laktasi Ada
12. Ruang Farmasi Ada
13. Ruangan persalinan Ada
14. Ruangan rawat paska persalinan Ada
15. Laboratorium Ada
16. Ruangan sterilisasi Ada
17. Ruangan Perpustakaan Ada
18. Ruangan Bidan Ada
19. Ruangan Bikor Ada
20. Ruangan Kesehatan Lingkungan Ada
21. Ruangan Pemeriksaan TB Ada
9 (petugas dan
22. Kamar Mandi
pasien)
23. Gudang Umum Ada
24. Rumah Dinas 2 rumah
25. Garasi Ada
Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Bandongan 2019

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, ruang pelayanan


rawat jalan adalah sudah memenuhi jumlah ruang menurut PMK Nomor
75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas. Tata letak ruang pelayanan pada
bangunan Puskesmas Bandongan sudah memperhatikan kelompok zona
infeksius dan non infeksius.
Pencahayaan dan penghawaan untuk semua bangunan Puskesmas
dirasa belum maksimal, karena masih diperlukan lampu penerang di
semua ruangan pada saat pelayanan.
Dalam rangka pelaksanaan program di Puskesmas beserta
jaringannya dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang yang dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.9 Jenis Sarana Penunjang
Jenis Sarana Jumlah Sarana Penunjang
No
Penunjang Kurang Cukup Lebih
1. Obat-obatan 
2. Laboratorium 
3. Sterilisator 
4. Alkes Lainnya 
5. Genset 
6. Pusling 
Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Bandongan 2019

Berdasarkan PMK No 75 Tahun 2014, maka Sarana Penunjang yang belum


terpenuhi adalah Pusling (Puskesmas Keliling), hal ini di sebabkan karena
kurangnya tenaga untuk pelaksanaan Pusling.

12
C. Data Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan didalam pelaksanaan
upaya-upaya kesehatan Puskesmas, tanpa peran serta masyarakat yang baik
maka kegiatan-kegiatan yang telah direencanakan Puskesmas tidak dapat
berjalan dengan lancar dan tidak memperoleh hasil sesuai dengan harapan.
Dari peran serta masyarakat tersebut terbentuklah UKBM. UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) adalah Upaya Kesehatan yang
direncanakan, dibentuk, dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dalam upaya
mengatasi permasalahan kesehatan di daerahnya. UKBM yang ada di desa
terus dikembangkan untuk peningkatan peran serta masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat di desa tersebut. Lingkup peran serta masyarakat
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.10 Peran Serta Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Bandongan
Posyan JUMLAH KADER DUKUN BAYI TOMA DESA SIAGA
NO DESA du
Balita Dilatih Aktif % Dilatih Aktif % Dilatih Aktif %
1 Sukosari 8 32 32 100 1 1 100 40 40 100
2 Kedungsari 6 30 28 93.3 0 0 100 40 40 100
3 Salamkanci 8 40 32 80 2 2 100 40 40 100
4 Banyuwangi 11 53 49 92.4 2 2 100 40 40 100
5 Trasan 12 70 68 97.1 2 2 100 40 40 100
6 Bandongan 11 55 44 80 3 3 100 40 40 100
7 Sukodadi 8 40 32 80 2 2 100 40 40 100
8 Tonoboyo 7 35 35 100 2 2 100 40 40 100
9 Kebonagung 7 35 33 94.2 0 0 100 40 40 100
10 Kalegen 6 35 28 80 0 0 100 40 40 100
11 Ngepanrejo 8 40 36 90 5 5 100 40 40 100
12 Gandusari 10 45 40 88.8 3 3 100 40 40 100
13 Sidorejo 7 45 42 93.3 3 3 100 40 40 100
14 Rejosari 11 50 43 86 2 2 100 40 40 100
JUMLAH 120 120 605 542 91 27 27 100 560 560

UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) di Puskesmas


Bandongan, Kabupaten Magelang ini ada beberapa macam yaitu :

13
Tabel 2.11 Peran serta UKBM Posyandu Balita Puskesmas Bandongan
NO UKBM JUMLAH KET
1 Posyandu Pratama 7 posyandu
2 Posyandu Madya 9 posyandu
3 Posyandu Purnama 35 posyandu
4 Posyandu Mandiri 69 posyandu
Jumlah 120 posyandu

Posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Bandongan terbagi


menjadi 4 strata Posyandu. Rata-rata posyandu di wilayah Puskesmas
Bandongan sudah tahap strata Posyandu Mandiri.
Tabel 2.12 Perat serta UKBM Puskesmas Bandongan
NO UKBM JUMLAH KET
1 Posyandu Lansia 104 posyandu
2 Poskesdes 10 desa
3 Poskestren 18 pesantren
4 Posbindu PTM 14 desa
5 Saka Bhakti Husada 40 orang
6 Desa Siaga Aktif 14 desa

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan


menerapkan berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan
potensi masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pemberdayaan
pengembangan masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam
pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM).

D. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan (Nakes) dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004 adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan
melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Nakes
merupakan pelaksana pelayanan kesehatan yang langsung berhubungan
dengan masyarakat. Jumlah nakes di Puskesmas Bandongan tahun 2019 :

14
Tabel 2.13 Jumlah SDM Puskesmas Bandongan berdasarkan Standar Ketenagaan
Minimal
Standar
Yang Kelebihan/ Status
No Jenis Ketenagaan Puskesmas Ket.
ada skrg Kekurangan Kepegawaian
Pedesaan
1 Dokter 1 2 +1 PNS
2 Dokter Gigi 1 2 +1 PNS
3 Perawat 5 3 -2
a. D3 Akper 2 -2 PNS
Sekolah D3
b. SPK 1 0 PNS
dalam proses
4 Bidan 4 2 -2
a. D4 Kebidanan 2 -2 PNS
b. D3 Kebidanan 0 0 PNS
5 Tenaga Kes Masyarakat 1 0 -1
Diusulkan ke
a. SKM 0 -1
Dinkes
b. D3 1 0
6 Tenaga Kes Lingkungan 1 1 0
D3 kesling 1 0 PNS
7 Ahli Teknologi. Lab.
1 1 0
Medik
D3 Analis Lab. Kes 1 0 PNS
8 Tenaga Gizi 1 1 0
D3 Ilmu Gizi 1 0 PNS
9 Tenaga Kefarmasian 1 0 -1
Diusulkan ke
a. Apoteker 0 -1
Dinkes
b. D3 Farmasi 1 0 PNS
10 Perawat Gigi 1 1 0
D3 Akper Gigi 1 0 PNS
11 Tenaga Fisioterapi 1 1 0
D3 Fisioterapi 1 0 PNS
12 Rekam Medik 1 1 0
D3 Rekam Medik 1 0 PNS
13 Perawat Pustu 3 0 -3
14 Bidan Desa 14 14 0
15 Tenaga Admin & Pekarya 3 7 +4
a. Pengadministrasian 5 0 PNS
b. Pengemudi 1 0 PNS
Diusulkan ke
c. Akuntansi 0 1
Dinkes
d. Penjaga Kantor 1 0 PNS
Diusulkan ke
e. Pramu Kantor 0 1
Dinkes
16 Kepala Puskesmas 1 1 0 PNS
17 Kepala TU 1 1 0 PNS
JUMLAH 36 40 -1

Untuk Kekurangan tenaga sudah dicukupi dengan mengangkat Tenaga


Non PNS diantaranya Tenaga Perawat 2 orang. Akuntan 1 orang, & Cleaning
Service 1 orang.

15
Kebutuhan ketenagaan Puskesmas Bandongan Tahun 2019
berdasarkan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja (ANJAB dan ABK)
menurut Permenkes No 33 tahun 2015, untuk Puskesmas Bandongan dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.14 Kebutuhan Ketenagaan Berdasarkan Analisis Jabatan dan Analisis


Beban Kerja Puskesmas Bandongan 2019
JML SDMK Kesenjangan
JML
No Nama SDMK Saai ini PNS SDMK
Seharusnya
(Riil) (Kekurangan)
1 Dokter Umum 2 4 (2)
2 Dikter Gigi 2 2 +1
3 Bidan 16 16 0
4 Perawat 4 6 (2)
5 Perawat Gigi 1 1 0
6 Apoteker - 1 (1)
7 Asisten Apoteker 1 1 0
8 Nutrisionis 1 1 0
9 Penyuluhan Kesehatan 1 1 0
10 Sanitasi Kesehatan Lingkungan 1 1 0
11 Rekam Medik 1 1 0
12 Pranata Laboratorium 1 1 0
13 Fisioterapi 1 1 0
14 Administrasi Kepegawaian 1 1 0
15 Administrasi Umum 2 2 0
16 Bendahara 2 2 0
17 Akuntans - 1 (1)
18 Pengurus barang - 1 (1)
19 Pengemudi 1 1 0
20 Penjaga Kantor 1 1 0
21 Pemelihara/Pramu Kantor - 1 (1)
22 Struktural 2 2 0
Jumlah 41 49 8

Kondisi yang sebenarnya/ jumlah SDMK saat ini sebanya 41 orang, yang
sudah sesuai dengan jabatan sebanyak 14 (empat belas) SDMK terdiri dari 32
orang PNS.
Ada Jabatan Fungsional Umum dan Jabatan Fungsional Tertentu yang
belum ada pemangku jabatannya/belum sesuai dengn hasil Rencana
Kebutuhan Pegawai/SDMK sebagaimana tampak dalam tabel tersebut diatas,
yaitu:

16
1. Dokter Umum kurang 2 (dua) orang
Rekomendasi :
Sesuai Renbut SDMK th 2019 untuk tenaga Dokter Umum dengan beban
kerja yang ada membutuhkan 4 orang Dokter Umum, hal ini sesuai
dengan standart pelayanan yang disyaratkan oleh BPJS bahwa setiap
10.000 pasien/jiwa maka diampu oleh 1 orang Dokter, Puskesmas
Bandongan dengan kapitasi/jumlah kunjungan pasien lebih dari 40,000
jiwa dalam satu tahun maka idealnya diampu oleh 4 orang Dokter Umum.
RTL: Diampu oleh 2 orang Dokter Umum, dibantu oleh Pejabat Struktural
(Kepala Puskesmas) dengan kompetensi Dokter Umum dan mengusulkan
kebutuhan tenaga Dokter Umum ke Dinas Kesehatan.
2. Tenaga Perawat 4 (empat) orang, kurang 2 (dua) orang
Rekomendasi :
Sesuai dengan perhitungan Renbut SDMK th 2019 untuk tenaga Perawat
dengan beban kerja yang ada membutuhkan 6 orang, mengingat
Puskesmas Bandongan dengan jumlah penduduk 57.103 jiwa dan dengan
jumlah Puskesmas 1 Puskesmas Induk, 3 Puskesmas Pembantu dan 10
PKD serta banyaknya Program Kesehatan maka untuk tenaga Perawat
dirasa sangat kurang.
RTL: Diampu oleh 4 orang Perawat dan 2 orang perawat non PNS serta
mengusulkan kebutuhan tenaga Perawat ke Dinas Kesehatan.
3. Penyuluh Kesehatan Masyarakat (Promkes) kurang 1 (satu) orang
Rekomendasi :
Untuk promotif dan preventif terhadap penyakit maka perlu tenaga
penyuluh kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pencegahan dan
perubahan perilaku masyarakat, mengingat program Promkes juga
banyak maka idealnya dijabat oleh 1 orang tenaga yg profesional,
RTL : Untuk sementara diampu oleh tenaga Pengadministrasi Umum dan
yg sudah terlatih dan selanjutnya mengusulkan tenaga Promkes ke Dinas
Kesehatan.
4. Jabatan Tenaga Akuntan kurang 1 ( satu ) orang.
Rekomendasi :
Jabatan akuntansi masih dijabat oleh 1 orang tenaga Non PNS, idealnya
dijabat oleh 1 (satu) orang akuntan yang PNS mengingat beban kerja
Puskesmas BLUD semua laporan menggunakan system akuntansi.
RTL : Mengusulkan tenaga akuntansi ke Dinas Kesehatan

5. Jabatan Pengelola Barang kurang 1 (satu) orang.


17
Rekomendasi :
Jabatan pengelola barang masih dijabat/ dirangkap oleh Pengemudi
Ambulan, idealnya dijabat oleh tenaga khusus Pengelola Barang
mengingat barang2 milik Daerah yg semakin hari semakin bertambah dan
juga administrasi Pengelolaan Barang semakin rumit (menggunakan
aplikasi)
RTL : Mengusulkan kebutuhan tenaga Pengelola Barang ke Dinas
Kesehatan.
6. Jabatan Pramu Kantor kurang 1 ( satu ) orang.
Rekomendasi :
Jabatan Pramu Kantor masih dijabat/diampu oleh 1 orang tenaga
kebersihan kantor Non PNS (cleaning service)
RTL : Mengusulkan kebutuhan tenaga Kebersihan/Cleaning Service (CS)
ke Dinas Kesehatan.
7. Dokter Gigi sesuai hasil Renbut kurang 2 (dua) orang
Rekomendasi :
Sesuai renbut SDMK th 2019 untuk tenaga Dokter gigi dengan beban
kerja yang ada membutuhkan 1 (satu) orang Dokter gigi, untuk itu
Puskesmas bandongan kelebihan Dokter Gigi 1 (satu) orang, akan tetapi
terhitung mulai Desember 2019 1 (satu) orang Dokter Gigi atas nama Drg.
Maya Christanti di Tugaskan di Puskesmas Mertoyudan 1 Magelang
RTL: Dokter gigi sudah cukup diampu oleh 1 (satu) orang Dokter gigi yang
ada saat ini

III. PEMBIAYAAN KESEHATAN


Sumber dana yang dikelola oleh Puskesmas Bandongan untuk kegiatan
operasional (pelaksanaan Pelayanan Kesehatan) dan kegiatan rutin (manajemen
dan biaya rutin) diperoleh dari:
a. Dana Kapitasi
Dana klaim kapitasi merupakan pendapatan terbesar yang digunakan untuk
membiayai kebutuhan operasional Puskesmas. Kapitasi yang diperoleh
berdasarkan jumlah anggota BPJS yang terdaftar di Puskesmas Bandongan.
Dari 60.481 penduduk Bandongan lebih dari separuhnya adalah peserta
BPJS baik PBI dan non PBI. Pendapatan jasa kapitasi Puskesmas
Bandongan selama tahun 2019 sebesar Rp. 3.251.304.300

18
b. Dana non Kapitasi
Dana klaim non kapitasi merupakan pendapatan yang diperoleh berdasarkan
jumlah pasien persalinan jam kerja dan tindakan KB di puskesmas
Bandongan selama tahun 2019 sebesar Rp 43.115.000
c. Jamkesda
Penduduk miskin yang tidak terdaftar dalam PBI mendapat jaminan
kesehatan dari pemerintah daerah dalam bentuk Jamkesda. Namun jumlah
penduduk Bandongan yang memiliki Jamkesda tidak banyak. Pendapatan
Jamkesda Puskesmas Bandongan selama tahun 2019 adalah sebesar Rp.
22.457.500. Pendapatan Puskesmas Bandongan untuk Jampersal sebesar
Rp. 700.000
d. Jasa Pelayanan Umum
Jasa pelayanan Umum diperoleh dari biaya retribusi pasien umum serta dari
biaya tindakan medis yang dilakukan di berbagai pelayanan kesehatan
seperti Puskesmas induk, Pustu, PKD, Pusling. Pendapatan Puskesmas dari
jasa pelayanan umum selama tahun 2019 sebesar Rp. 163.790.500
e. BOK
Dana BOK merupakan Dana Alokasi Khusus non fisik yang digunakan untuk
membiayai segala kegiatan puskesmas yang bersifat promotif dan preventif.
Dana BOK yang diterima Puskesmas Bandongan tahun 2019 sebesar Rp.
853.149.830

19
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

I. SUSUNAN ORGANISASI
Susunan oganisasi Puskesmas Bandongan Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No 75 tahun 2014 terdiri :
1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha;
3. Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat meliputi :
a. Pelayanan Promosi Kesehatan;
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c. Pelayanan Kesehatan Ibu, anak, dan Keluarga Berencana;
d. Pelayanan Gizi; dan
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
4. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium; dan
5. Penanggung Jawab Jaringan pelayanan Puskesmas dan Jejaring
Berikut ini struktur organisasi Puskesmas Bandongan tahun 2019 :

20
21
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1. KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Tugas : Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan
teknis penunjang dibidang pelayanan kesehatan,
penggerakan dan pengembangan kesehatan serta usaha
pemberdayaan masyarakat dan keluarga secara paripurna
dan mandiri sesuai wilayah kerjanya.
Rincian : 1) Mempelajari peraturan perundang undangan, kebijakan
teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan
lainnya yang berhubungan dengan tugasnya.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang bermutu melalui upaya rawat jalan, rawat inap dan
penunjang.
3) Melaksanakan usaha penggerakan pembangunan
berwawasan kesehatan melalui upaya penyehatan
lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular serta upaya khusus sesuai dengan program
spesifik.
4) Melaksanakan usaha pemberdayaan masyarakat dan
keluarga melalui upaya penyuluhan kesehatan
masyarakat, kesehatan keluarga, kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan
penyelenggaraan tugas operasional pelayanan
kesehatan, penggerakan pengembangan kesehatan
serta usaha pemberdayaan masyarakat dan keluarga
secara paripurna dan mandiri.
6) Melaksanakan tigas lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. KEPALA SUB. BAG. TATA USAHA
Tugas : Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan
teknis penunjang dibidang pelayanan kesehatan,
penggerakan dan pengembangan kesehatan serta usaha
pemberdayaan masyarakat dan keluarga secara paripurna
dan mandiri sesuai wilayah kerjanya.
Rincian : 1) Mempelajari peraturan perundang undangan, kebijakan
teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan

22
lainnya yang berhubungan dengan tugasnya.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang bermutu melalui upaya rawat jalan, rawat inap dan
penunjang.
3) Melaksanakan usaha penggerakan pembangunan
berwawasan kesehatan melalui upaya penyehatan
lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular serta upaya khusus sesuai dengan program
spesifik.
4) Melaksanakan usaha pemberdayaan masyarakat dan
keluarga melalui upaya penyuluhan kesehatan
masyarakat, kesehatan keluarga, kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan
penyelenggaraan tugas operasional pelayanan
kesehatan, penggerakan pengembangan kesehatan
serta usaha pemberdayaan masyarakat dan keluarga
secara paripurna dan mandiri.
6) Melaksanakan tigas lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. PETUGAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas Sistem informasi
puskesmas.
Rincian : 1) Mengkoordinir seluruh laporan puskesmas dan
melaporkannya ke Dinas Kesehatan atau Dinas terkait
lainya.
2) Membantu membina petugas puskesmas dalam
pelaksanaan SIMPUS.
3) Membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan data
(pengumpulan, pengolahan dan penyajian data)
4) Membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun Laporan
Tahunan dan Profil Puskesmas.
5) Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektoral terkait
dalam pengumpulan data kesehayan dan data
kependudukan serta data lain yang terkait dengan
program kesehatan.
6) Memelihara dan mengembangkan perangkat keras dan
23
perangkat lunak yang digunakan dalam pengelolaan
data.
7) Membantu petugas dalam pengelolaan data diunit
masing-masing.
4. PETUGAS KEPEGAWAIAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi, dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas kepegawaian.
Rincian : 1) Memproses mutasi kepegawaian yang meliputi kenaikan
pangkat, KGB, jabatan fungsional.
2) Mengusulkan kartu Taspen, Karis, Karpeg.
3) Memproses usulan tugas belajar dan ijin belajar.
4) Memproses usulan cuti pegawai,
5) Memproses usulan pensiun.
5. PETUGAS RUMAH TANGGA
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggung jawab dan petugas Rumah Tangga.
Rincian : 1) Menerima dan mencatat barang-barang/alat medis dan
non medis yang dikirim ke puskesmas.
2) Melaksanakan pencatatan keluar masuknya barang pada
buku inventaris barang/alat medis dan non medis.
3) Membuat laporan inventaris barang/alat medis dan non
medis.
4) Memonitor penggunaan barang / alat dan melaporkan
kondisi/ keadaan alat tersebut.
5) Membuat RKBU (Rencana Kebutuhan Buku Unit).
6) Membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) dan
memasangnya di setiap ruang.
6. PETUGAS KEUANGAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi, dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas keuangan.
Rincian : 1) Menerima dan membukukan dalam Buku Kas Umum
Penerimaan.
2) Mencatat dan membukukan dalam buku Kas Umum
semua pengeluaran puskesmas.
3) Membuat laporan keuangan penerimaan pengembalian
setoran dan pengeluaran puskesmas serta SPJ dan
pendukung lainnya,
4) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat
24
perencanaan penggunaan dana puskesmas.
5) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan
keuangan puskesmas.
6) Membuat SPJ ASKES (Jasa Pelayanan dan Jasa
Sarana)
7. PENANGGUNGJAWAB UKM ESENSIAL
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi petugas
UKM esensial.
Rincian : -
8. PETUGAS PROMOSI KESEHATAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas Promosi Kesehatan.
Rincian : 1) Sebagai koordinator kegiatan promosi kesehatan,
penyuluh kesehatan dan peningkatan peran serta
masyarakat,
2) Melakukan pendataan dan upaya upaya dalam
peningkatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
baik untuk individu, kelompok, institusi, sekolah maupun
masyarakat.
3) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan.
4) Membina kegiatan UKBM.
9. PETUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas Kesehatan Lingkungan.
Rincian : 1) Membuat perencanaan kegiatan program Kesehatan
Lingkungan, bersama petugas lintas program dan lintas
sektoral terkait,
2) Melaksanakan kunjungan pengawasan (inspeksi
Sanitasi) pada TTU, TPM dan lingkungan pemukiman.
3) Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan kesehatan
lingkungan,
4) Melaksanakan pemantauan pencemaran lingkungan dan
kualitas air,
5) Melaksanakan penyuluhan, konsultasi dan bimbingan
teknis kesehatan lingkungan.
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
program kesehatan lingkungan.
10 PETUGAS GIZI
25
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas gizi.
Rincian : 1) Membuat perencanaan kegiatan program gizi, bersama
petugas lintas program dan lintas sektoral terkait.
2) Melaksanakan kegiatan dalam rangka UPGK (Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga), mengkoordinir kegiatan
penimbangan dan penyuluhan gizi di posyandu.
3) Melaksanakan pendataan sasaran dan distribusi vitamin
A, kapsul yodiol dan tablet besi (Fe)
4) Melaksanakan PSG (Pemantauan Status Gizi)
5) Bersama dengan petugas lintas program dan lintas
sektoral melaksanakan SKPG (Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi).
6) Melaksanakan pemantauan garam beryodium.
7) Mendeteksi dan melaporkan adanya balita KEP.
8) Mengkoordinir pelaksanaan PMT penyuluhan dan PMT
Pemulihan balita KEP.
9) Melaksanakan konseling gizi di klinik gizi maupun
posyandu.
10)Membina gizi institusi (pondok pesantren, panti asuhan
dll)
11)Bersama petugas lintas sektoral merencanakan,
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan PMT-ASI.
12)Bersama dinas lintas sektoral terkait melaksanakan
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
13)Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kgiatan
program gizi.
11 PETUGAS PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggung jawab dan petugas Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit.
Rincian : 1) Melaksanakan rencana kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular (TBC, DBD, Malaria,
ISPA, diare, Kusta) dan tidak menular (Hipertensi, DM
dll) serta penyakit PD3I.
2) Melaksanakan kegiatan pencegahan dan
26
pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
serta penyakit PD3I.
3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan
pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
serta penyakit PD3I.
4) Melaksanakan surveilens, penyelidikan epidemiologi dan
mendeteksi adanya KLB (Kejadian Luar Biasa)
5) Mengumpulkan data kegiatan pemberantasan penyakit
menular dan tidak menular serta PD3I.
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan
tidak menular serta PD3I.
12 KOORDINATOR KEGIATAN UKP, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM
.
Tugas : Memberikan saran rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas UKP, Kefarmasian dan Laboratorium.
Rincian : -
13 PETUGAS PEMERIKSAAN UMUM
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas pemeriksaan umum.
Rincian : 1) Melaksanakan tugas pelayanan kepada pasien
Puskesmas.
2) Membina petugas dalam meningkatkan mutu playanan
(QA).
3) Membina perawat bidan dalam pelaksanaan MTBS.
14 PETUGAS PELAYANAN GIGI DAN MULUT
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Gigi dan Mulut.
Rincian : 1) Membina unit pelayanan gigi dan mulut dalam
pelaksanaan Quality Assurance.
2) Bertanggungjawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis gigi dan mulut.
3) Melaksanakan pelayanan gigi dan mulut.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan gigi dan
mulut.

27
5) Membantu penataan/kebersihan ruangan pelayanan gigi
dan mulut.
15 PETUGAS PELAYANAN KIA-KB
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan KIA-KB
Rincian : 1) Membina unit KIA-KB dalam pelaksanaan Quality
Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis KIA-KB.
3) Melaksanakan pelayanan KIA-KB.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan KIA-KB.
5) Membantu penataan / kebersihan ruangan pelayanan
KIA-KB.
16 PETUGAS PELAYANAN GAWAT DARURAT/ RUANG TINDAKAN
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Ruang Tindakan
Rincian : 1) Membina pelayanan gawat darurat dalam pelaksanaan
Quality Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis pelayanan gawat darurat.
3) Melaksanakan pelayanan gawat darurat
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan gawat
darurat.
5) Membantu penataan/ kebersihan ruangan pelayanan
gawat darurat
17 PETUGAS PELAYANAN PERSALINAN
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Persalinan
Rincian : 1) Membina pelayanan persalinan dalam pelaksanaan
Quality Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis pelayanan persalinan.
3) Melaksanakan pelayanan persalinan.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan

28
persalinan.
5) Membantu penataan / kebersihan ruangan pelayanan
persalinan.
18 PETUGAS PELAYANAN KEFARMASIAN
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Kefarmasian
Rincian : 1) Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan di ruang
farmasi.
2) Melaksanakan pelayanan pemberian obat di ruang
farmasi.
3) Mencatat petugas gudang obat dalam memonitor obat di
ruang gudang obat (LPLPO).
4) Membantu petugas gudang obat dalam memonitor obat
di posyandu dan PKD.
5) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat
perencanaan kebutuhan obat Puskesmas.
6) Membina unit apotek dalam pelaksanaan Quality
Assurance.
7) Entry data SIMPUS.
19 PETUGAS PELAYANAN LOBARATORIUM
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Laboratorium
Rincian : 1) Membuat perencanaan kebutuhan alat/ sarana,
reagensia dan bahan habis pakai lainnya yang
dibutuhkan selama setahun.
2) Membuat perencanaan pengembangan kegiatan
laboratorium.
3) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan laboratorium
sesuai prosedur.
4) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
laboratorium.
20 PETUGAS PELAYANAN GIZI
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Gizi

29
Rincian : 1) Membina pelayanan gizi dalam pelaksanaan Quality
Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis pelayanan gizi.
3) Melaksanakan pelayanan gizi.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi.
5) Membantu penataan / kebersihan ruangan pelayanan
gizi
21 PETUGAS PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Rincian : 1) Membina pelayanan kesehatan lingkungan dalam
pelaksanaan Quality Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat pelayanan kesehatan lingkunga.
3) Melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan
kesehatan lingkungan.
5) Membantu penataan/ kebersihan ruangan pelayanan
kesehatan lingkungan
22 PENANGGUNG JAWAB JARINGAN PUSKESMAS DAN JEJARING
. FASYANKES
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Rincian : 1) Membina pelayanan kesehatan lingkungan dalam
pelaksanaan Quality Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat pelayanan kesehatan lingkunga.
3) Melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan
kesehatan lingkungan.
5) Membantu penataan/ kebersihan ruangan pelayanan
kesehatan lingkungan

30
31
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerja Puskesmas
Bandongan.
Upaya kesehatan masyarakat (UKM) setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga kelompok dan masyarakat.
Upaya kesehatan perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan atau
serangkaian kpelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
Situasi pelayanan kesehatan di puskesmas Bandongan yang telah pada tahun
2019 akan diuraikan sebagai berikut :
A. STATUS GIZI
Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat
kesehatan penduduk di suatu wilayah. Dari total jumlah seluruh balita di wilayah
Puskesmas Bandongan tahun 2019 sebanyak 1,12% adalah BGM sedangkan
98,88% adalah gizi baik.
Grafik 4.1 Presentase status gizi balita
Balita BGM 1.11731843575419%

Balita non BGM


98.8826815642458%

Sumber : Data Program perbaikan gizi, 2019 Puskesmas Bandongan

32
B. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. KIA
Pelayanan KIA merupakan pelayanan yang berfokus pada ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu nifas dan bayi. Berikut ini cakupan pelayanan ibu hamil dan
melahirkan di wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil dan Melahirkan

PELAYANAN K1, K4 DAN IBU NIFAS

33% 34%
K1
K4
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A

33%

Hasil dari grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa pelayanan ibu hamil K1
mencapai target 100%, untuk pelayanan ibu hamil K4 pencapaiannya 99.0%
karena terdapat ibu hamil yang keguguran. Pelayanan pada ibu nifas
mendapatkan vit. A pencapaiannya 97.2% karena terdapat ibu nifas yang
belum mengetahui tentang fungsi dan kegunaan pemberian vit A pada ibu
nifas, sehingga sangat diperlukan sosialisasi tentang fungsi dan manfaat vit A
pada ibu nifas dan anak.
Komplikasi neonatal merupakan kondisi bayi yang lahir dengan situasi
kegawatdaruratan yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat
pada bayi baru lahir yang sakit kritis. Berikut ini tabel penanganan neonatal
komplikasi yang sudah mendapatkan penanganan dari tenaga kesehatan:
Grafik 4.3 Penanganan Komplikasi Neonatal

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL


120
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100

80

60

40

20
0
0
I

JO
RI

AN
CI

RI
YO
RI

DI

JO

RI
G

EN
N

N
N
SA

AN

SA
SA

RE
DA
SA

SA
RE
BO
G

EG
KA

N
G

AG

DU
A

AN
KO

JO
W

KO

DO
M

L
DO
N

TR

KA
YU

RE
N

AN
DU
SU

EP
LA

SU

SI
N

TO

O
N
SA

G
BA
KE

G
B
BA

N
KE

LAKI-LAKI PEREMPUAN

33
Hasil dari grafik 4.3 dapat disimpulkan bahwa penanganan pada kasus
komplikasi neonatal tertangani dengan baik dan memenuhi target 100%.
BBLR merupakan kondisi di mana bayi memiliki berat badan kurang dari
2,5 kilogram saat dilahirkan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beragam hal.
Bayi yang berat badan lahirnya rendah rentan mengalami gangguan
kesehatan, sehingga memerlukan perawatan ekstra. Berikut ini tabel
penanganan BBLR di wilayah kerja Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.4 Penanganan BBLR

BBLR
10.00
9.26
9.00
7.95
8.00 7.55
7.14
7.00 6.56
6.00
5.00 4.55 4.62 4.44
4.00
3.13
3.00 2.42
2.04
2.00
1.00
0.00 0.00 0.00
0.00
I

JO
AN
RI

CI

RI
YO
DI
RI

JO

RI
G

EN
AN

N
N
SA

AN

SA
RE
SA

DA

SA
RE
G

BO

U
KA

G
AS

N
G

AG

DU
LE
KO

AN

JO
W

KO

DO
M

O
DO
N

TR

KA
YU

RE
N

AN
SU

EP
DU

SU
LA

SI
N

TO

BO
N
SA

G
BA

G
KE

BA

N
KE

Hasil dari grafik di atas, jumlah bayi dengan BBLR tertinggi dari desa Sidorejo
sebesar 9.26%, diikuti dari desa Bandongan 7.95% dan desa dengan BBLR
0% dari desa Sukosari, Sukodadi dan Kalegen.
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan
cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Pemeriksaan Payudara Klinis
(SADANIS) oleh tenaga kesehatan terlatih. SADANIS secara berkala dengan
tujuan menemukan benjolan dan tanda-tanda abnormal pada payudara sedini
mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya.
Grafik 4.5 Pemeriksaan IVA dan Sadanis

CAKUPAN HASIL PEMERIKSAAN IVA DAN SADANIS


3

2 2 2
2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
GI

JO
RI

NG
I

N
I

I
YO
DI

RI
JO
AN

N
NC

AR
AR

GA

GE
SA

DA

SA
AN

RE

RE
BO

GU
AS
KA
S

US
LE
ON
NG
KO

JO
KO

AN

DO
UW

NO
TR
M

ND
NA

KA

RE
SU

ND

SU
DU

EP
LA

SI
NY

TO

GA
BO
SA

NG
BA
KE

BA

KE

IVA POSITIF TUMOR/BENJOLAN

34
Hasil dari data grafik 4.5 diatas dapat di simpulkan bahwa data hasil
pemeriksaan IVA positif ada 2 desa terbanyak yaitu desa Kalegen dan desa
Sidorejo, sedangkan untuk pemeriksaan sadanis yang hasilnya ada benjolan
tumor yang terbanyak dari desa Kedungsari.

2. KB
Keluarga berencana merupakan gerakan untuk membentuk keluarga yang
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Berikut ini tabel cakupan
KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.6 Cakupan KB Aktif

CAKUPAN KB AKTIF
60

50
50

40

30

20

10 8.4
6.3 5.3
4.6
2.2
0.2
0
KONDOM SUNTIK PIL AKDR MOP MOW IMPLAN

Hasil dari grafik 4.6 dapat disimpulkan bahwa cakupan penggunaan KB


tertinggi yaitu KB suntik. Berikut ini cakupan desa yang menggunakan KB di
Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.7 Cakupan Peserta KB Aktif

PESERTA KB AKTIF
120.00

99.41
100.00 95.25

80.59 80.23 78.36


80.00 72.73 73.64 77.10
69.47 72.31
64.26 64.96
60.66 62.02
60.00

40.00

20.00

0.00
AN
RI

RI
O
N
DI

YO
RI

I
JO
GI

NG
NC

AR
GE

EJ
GA
SA

SA
DA
SA

AN

RE
BO
AS
KA

GU

OR
US
LE
KO

JO
KO
NG

ON

AN
UW

TR

NO
M

ND

S ID
KA
NA

RE
SU

SU
ND
DU

LA

EP
TO
NY

GA
BO
SA

NG
BA
KE

BA

KE

Hasil dari grafik 4.7 peserta KB aktif terbanyak dari desa Trasan sebanyak
99.41% dan peserta KB rendah dari desa Kebonagung sebanyak 60.66%.

35
3. PROMKES
Promosi kesehatan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat agar
masyarakat mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi diri dan
lingkungan guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Kegiatan promkes
diantaranya yaitu penjaringan. Penjaringan kesehatan merupakan kegiatan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kelas 1 SD/MI,
SLTP/MTs, SLTA/MA (siswa baru). Dapat digunakan untuk memilah siswa
yang memiliki masalah kesehatan supaya mendapatkan penanganan sedini
mungkin. Kegiatan penjaringan ini meliputi pemeriksaan perorangan (rambut,
kulit, kuku), pemeriksaan status gizi berupa pengukuran antropometri,
pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran) pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan laboratorium untuk anemia
kecacingan.
Berikut ini grafik cakupan pelayanan kesehatan melalui penjaringan UKS
dan UKGS pada siswa baru :
Grafik 4.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan UKS & UKGS

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (UKS/UKGS)

94.48 100

96.57

KELAS 1 SD/MI KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA

Hasil dari grafik penjaringan diatas bahwa untuk kelas 1 SD/MI sudah 100%,
untuk kelas 7 SMP/MTs sebanyak 96.57% dan kelas 10 SMA/MA sebanyak
94.48% hal ini dikarenakan terdapat beberapa siswa yang tidak masuk saat
pelaksanaan penjaringan UKS dan UKGS.

4. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Perbaikan gizi masyarakat merupakan usaha untuk peningkatan mutu
gizi perorangan dan masyarakat. Pemberian tablet tambah darah pada ibu

36
hamil bertujuan untuk menurunkan angka hamil anemia. Berikut grafik
cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah di wilayah kerja
Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.9 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan TTD

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH


DARAH (TTD)
140.00
121.43
120.00
104.26 104.17 108.26
103.77
100.00 94.44 91.67
85.11 80.88 85.42 89.61 88.06 85.53
80.00 73.79

60.00

40.00

20.00

0.00
RI

DI

JO
RI

GI

YO

RI
AN

JO
N

NG
NC

AR
GE
GA
SA

DA

SA
SA

AN

RE

RE
BO
AS

GU
KA

US
LE
KO

JO
NG

ON

KO

DO
AN
UW

TR

NO
M

ND
NA

KA

RE
SU

SU
ND
DU

EP

SI
LA

TO
NY

GA
BO
SA

NG
BA
KE

BA

KE

Hasil dari grafik 4.9 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian tablet
tambah darah yang sesuai target dari 14 desa, 5 desa sudah sesuai target
100% sedangkan untuk desa yang cakupan ibu hamil mendapatkan TTD
terendah dari desa Bandongan yaitu 73.79%. Hal ini disebabkan beberapa ibu
hamil malas minum TTD karena saat minum bikin mual.
Vitamin A untuk bayi dan balita berperan penting dalam menjaga
kesehatan mata, tercukupinya vitamin A dalam tubuh juga berfungsi penting
untuk menjaga dan membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Berikut ini
cakupan pemberian vitamin A di wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.10 Cakupan Pemberian Vitamin A

CAKUPAN PEMBERIAN VIT A

100 100

100

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

37
Hasil dari grafik 4.10 dapat disimpulkan pemberian vitamin A pada bayi dan
balita di wilayah Puskesmas Bandongan sudah memenuhi target 100%.
ASI Eksklusif penting diberikan kepada bayi, sejak lahir sampai usia
enam bulan. ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang tidak ada di susu
formula. ASI melindungi bayi dari alergi dan menjadi antibodi alami. Bayi tepat
untuk sistem pencernaan bayi tanpa harus diberikan makanan atau minuman
tambahan apapun hingga usia 6 bulan. Berikut ini cakupan pemberian ASI
Eksklusif di wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.11 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif

CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


250.0
213.6
200.0
180.0 176.7

150.0
115.0
104.5
100.0 90.0
74.2
60.0
50.0 47.1
50.0 40.7 35.1
24.3 20.0

0.0

RI
AN

O
RI

N
DI

I
YO
RI

JO
GI

NG
NC

AR
GE

EJ
GA

SA
DA
SA

SA

AN

RE
BO
AS

GU
KA

OR
US
LE

JO
KO

KO
ON
NG

AN
UW

TR

NO
M

ND

SID
KA
NA

RE
SU

SU
ND
DU

LA

EP
TO
NY

GA
BO
SA

NG
BA
KE

BA

KE

Hasil dari grafik 4.11 dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI Eksklusif
tertinggi dari desa Bandongan sebesar 213.6% dan yang terendah dari desa
Gandusari sebesar 20.0%. Rendahnya pemberian ASI Eksklusif karena
kurangnya sosialisasi tentang pentingnya ASI Eksklusif dan masih banyak
masyarakat yang sudah memberikan makanan pokok pada bayi usia 4 bulan.

5. KESLING
Akses Jamban merupakan akses pada sanitasi khususnya pada
penggunaan jamban sehat. Penuntasan akses jamban melalui program ODF
(Open Defecation Free) yang sedang di intervensi oleh pemerintah kabupaten
untuk digalakkan di desa-desa untuk penuntasan BABS (Buang Air Besar
Sembarang) dengan membangun jamban sehat untuk masyarakat kurang
mampu yang tidak mempunyai jamban. Berikut ini grafik akses jamban sehat
di wilayah kerja Puskesmas Bandongan:

38
Grafik 4.12 Cakupan Akses Jamban

AKSES JAMBAN PUSKESMAS BANDONGAN


1%

5%

SHARING/KOMUNAL
JAMBAN SEHAT SEMI PERMANEN
JAMBAN SEHAT PERMANEN
KELUARGA DENGAN AKSES JAMBAN
50% SEHAT
45%

Hasil dari grafik 4.12 dapat disimpulkan bahwa 50% keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Bandongan sudah menggunakan jamban sehat, dan hanya 1%
masyarakat yang masih menggunakan jamban komunal. Berikut ini grafik
cakupan keluarga di beberapa desa di wilayah Puskesmas Bandongan yang
sudah menggunakan jamban sehat:
Grafik 4.13 Cakupan Keluarga dengan Akses Jamban Sehat

KELUARGA DENGAN AKSES JAMBAN SEHAT LAYAK


120.0

100 100 100


100.0 96
90
83 84
80 78
80.0 75
67 69

60.0 54
41
40.0

20.0

0.0
RI

RI
AN

O
N
DI

YO

I
RI

JO
GI

NG
NC

AR
GE

EJ
GA

SA
SA

DA
SA

AN

RE
BO
AS

GU
KA

OR
US
LE
KO

JO
KO
ON
NG

AN
UW

TR

NO
M

ND

SID
KA
NA

RE
SU

SU
ND
DU

LA

EP
TO
NY

GA
BO
SA

NG
BA
KE

BA

KE

Hasil dari grafik 4.13 dapat disimpulakn bahwa desa yang sudah ODF
terdapat 3 desa yaitu desa Kedungsari, Gandusari dan Sidorejo. Sedangkan
desa yang masih rendah cakupan akses jamban sehat dari desa Tonoboyo
sebanyak 41.1%. Rendahnya cakupan akses jamban tersebut menjadi
pekerjaan rumah bagi pemerintah desa untuk mengganggarkan dana desa
lebih banyak untuk bantuan fisik jamban sehat.

39
TTU (Tempat-Tempat Umum) merupakan tempat kegiatan bagi umum
yang dilaksanakan oleh badan pemerintah, swasta, maupun perorangan yang
langsung digunakan oleh masyarakat serta memiliki fasilitas. Tempat-tempat
umum adalah sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran, hotel, sarana
kesehatan, tempat rekreasi, pasar, terminal, dan lain-lain. Berikut ini grafik
cakupan TTU memenuhi syarat kesehatan:
Grafik 4.14 Cakupan TTU Memenuhi Syarat Kesehatan

TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


120

100
100
87.9
78.3
80
66.7

60 54.5
50

40

20

0
SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS TEMPAT IBADAH PASAR

Hasil dari grafik 4.14 diatas dapat disimpulkan bahwa TTU yang memenuhi
syarat 100% dari target yakni di Puskesmas, dan tempat ibadah sebesear
87.9%. TTU yang terendah atau kurang dari syarat yakni pasar sebesar 50%.
Rendahnya TTU di pasar disebabkan karena kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menjaga kebersihan disekitar wilayah pasar tersebut.
TPM (Tempat Pengolahan Makanan) merupakan tempat yang digunakan
untuk mengolah makanan dan dimanfaatkan oleh masayarakat umum. Yang
termasuk TPM antara lain rumah makan, warung nasi, toko penjual makanan,
dan lokasi jajanan makanan. Berikut ini grafik cakupan TPM berdasarkan
tempat pengolahan makanannya:
Grafik 4.15 Cakupan TPM memenuhi syarat

TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


8%

JASA BOGA

RUMAH MAKAN/ RESTORAN

48% DEPOT AIR MINUM (DAM)

44% MAKANAN JAJANAN/KANTIN/ SENTRA MAKANAN


JAJANAN

JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

40
Hasil dari grafik 4.15 dapat disimpulkan bahwa jumlah TPM yang memenuhi
syarat 48% sedangkan TPM yang memenuhi syarat hanya dari makanan
jajanan/ kantin/ sentra makanan jajanan sebesar 44% dan depot air minum
(DAM) sebesar 8%. Berikut ini hasil TPM yang memenuhi syarat di beberapa
desa yang terdapat TPM di wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.16 Cakupan TPM Memenuhi Syarat

TPM YANG MEMENUHI SYARAT


120.0

100 100
100.0
83.3333333333333
80.0 75
66.6666666666667 63.6363636363636 66.6666666666667
60.0 54.5454545454545

40.0

20.0

0
0.0

RI
CI

AN

YO

EN

AR
G

GA

EJ
N

SA
AN

G
AS
KA

US

R
LE
OB

JO
ON

DO
UW

TR
M

ND
KA

RE
N
ND

SI
LA

NY

TO

GA
SA

BA
BA

Hasil dari grafik 4.16 dapat disimpulkan bahwa TPM yang memenuhi syarat
dari desa Gandusari dan Rejosari sedangkan yang tidak memenuhi syarat
terdapat dari desa Banyuwangi.

6. P2P
a. TB
TB Paru atau Tuberculosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran penyakit ini melalui
droplet (cairan dahak dari pasien TB Paru) dan didukung dengan
lingkungan yang kurang sehat.
Grafik 4.17 Cakupan Kasus TB Paru

JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS


7
6
6

4
3 3 3
3
2 2 2
2
1 1 1 1 1
1
0 0
0
RI

GI

JO
I

NG
I

I
YO
DI

RI
JO
AN

N
NC

AR
AR

GA

GE
SA

DA

SA
AN

RE

RE
BO

GU
AS
KA
S

US
LE
ON
NG
KO

JO
KO

AN

DO
UW

TR

NO
M

ND
NA

KA

RE
SU

ND

SU
DU

EP
LA

SI
NY

TO

GA
BO
SA

NG
BA
KE

BA

KE

41
Hasil dari grafik 4.17 dapat disimpulkan bahwa kasus terbanyak dari desa
Bandongan sebanyak 7 orang, dan desa yang tidak terdapat kasus TB
Paru dari desa Kebonagung dan Salamkanci.
b. HIV
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel
CD4. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang
terinfeksi, air mani, atau cairan vagina. Berikut ini kasus HIV di wilayah
kerja Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.18 Cakupan Kasus HIV

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN


KELOMPOK UMUR
4

3 3
3

1
1

0 0 0
0
≤ 4 TAHUN 5 - 14 TAHUN 15 - 19 TAHUN 20 - 24 TAHUN 25 - 49 TAHUN ≥ 50 TAHUN

Hasil dari grafik 4.18 dapat disimpulkan bahwa kasus HIV terbanyak pada
usia 20-24 tahun dan usia 25-49 tahun masing-masing sebanyak 3 orang.
c. IMUNISASI
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada balita dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat
antibodiuntuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Proses pembentukan
antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut imunisasi
alamiah, sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah
upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan
antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan antigen
yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin. Berikut ini cakupan
imunisasi di Puskesmas Bandongan:

42
Grafik 4.19 Cakupan Imunisasi

CAKUPAN IMUNISASI
140
124.7
120.1 119.3
120 116.3

100

80

60

41
40 36.5

20

0
BCG DPT-HB-Hib3 POLIO 4 CAMPAK/MR DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2

Hasil dari grafik 4.19 dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi pada
balita sudah mencapai bahkan melebihi target, namun untuk imunisasi
pada baduta masih kurang dari target. Untuk imunisasi DPT-HB-Hib4
sebesar 41.0% dan Campak/MR sebesar 36.5%. Rendahnya cakupan
imunisasi pada baduta karena beberapa orang tua kurang mengetahui
bahwa terdapat 2x imunisasi campak/MR dan DPT-HB-Hib4.
d. PTM
Program PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan Berikut ini
cakupan skrining lansia khususnya pada pelayanan hipertensi dan DM di
wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.20 Cakupan Pelayanan Penyakit Tidak Menular
120

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100

80

60

40

20 12.1 14.7 13 14 13.8 11.8


11 9.1 10.8 10.1 11
7.2 4.5 6
0
AN
RI

RI
O
N
DI

YO
RI

I
JO
GI

NG
NC

AR
GE

EJ
GA
SA

SA
DA
SA

AN

RE
BO
AS
KA

GU

OR
US
LE
KO

JO
KO
NG

ON

AN
UW

TR

NO
M

ND

S ID
KA
NA

RE
SU

SU
ND
DU

LA

EP
TO
NY

GA
BO
SA

NG
KE

BA
BA

KE

PELAYANAN HIPERTENSI PELAYANAN DM

Hasil dari tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa cakupan pelatanan DM di


wilayah Puskesmas Bandongan sudah memenuhi target di seluruh desa,
namun untuk pelayanan hipertensi masih kurang dari target di semua

43
desa. Cakupan pelayanan hipertensi terendah di desa Ngepanrejo
sebanyak 4.5%.
Skrining pada lansia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pada
lansia untuk memelihara kesehatan sendiri, meningkatkan kemampuan
dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam mengatasi kesehatan
lansia, meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan lansia serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Berikut ini cakupan skrining
usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.21 Skrining Usila yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan

SKRINING USILA YANG MENDAPATKAN PELAYANAN KE-


SEHATAN
120
108.0
100.0 96.6 97.8 97.8 100.0 100.0
100 91.0 90.9 90.6 89.4
81.1 80.3
80
65.8
60

40

20

RI
AN

O
DI

N
RI

YO
RI

I
JO
GI

NG
NC

AR
GE

EJ
GA

SA
DA
SA

SA

AN

RE
BO
AS

GU
KA

OR
US
LE

JO
KO

KO
NG

ON

AN
UW

TR

NO
M

ND

S ID
KA
NA

RE
SU

SU
ND
DU

LA

EP
TO
NY

GA
BO
SA

NG
KE

BA
BA

KE

Hasil dari grafik 4.21 dapat disimpulkan bahwa rata-rata di beberapa desa
ada yang sudah memenuhi target namun di desa Rejosari cakupan
skriningnya masih rendah sebesar 65.8%. Rendahnya cakupan tersebut
karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan terdekat.

7. KESEHATAN JIWA MASYARAKAT


Kesehatan jiwa masyarakat (keswamas) merupakan program yang khusus
menangani pasien dengan gangguan kejiawaan. Orang Dengan Gangguan
Jiwa yang selanjutnya disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku, danperasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta
dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia. Berikut cakupan ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan di Puskesmas Bandongan:

44
Grafik 4.22 Sasaran ODGJ Berat yang mendapatkan Pelayanan

SASARAN ODGJ BERAT YANG MENDAPATKAN PELAYANAN


30

24
25

20
17
16
15
12

10 9
8
7
6
5
4
5 3 3
2
1
0
RI

GI

YO

JO
RI

DI

RI
JO
NG

N
AN
NC

AR
GA

GE
SA

DA

SA
SA

AN

RE

RE
BO
AS

GU
KA

US
LE
KO

JO
NG

ON

KO

DO
AN
UW

TR

NO
M

ND
NA

KA

RE
SU

SU
ND
DU

LA

EP

SI
TO
NY

GA
BO
SA

NG
KE

BA
BA

KE
Hasil dari grafik 4.22 dapat disimpulkan bahwa sasaran dengan ODGJ
terbanyak terdapat di desa Sidorejo sebanyak 24 orang dan yang paling
sedikit yakni dari desa Kebonagung sebanyak 1 orang.

8. PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dalam bentuk promotif
dan preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan preventif dilakukan
petugas kesehatan secara aktif dengan mengunjungi sekolah dengan
melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta praktik sikat gigi
masal. sedangkan upaya kuratif dan rehabilitatif dilakukan secara pasif ,
artinya upaya tersebut dilakukan oleh petugas kesehatan ketika ada pasien
yang datang ke puskesmas. Berikut cakupan UKGS di Puskesmas
Bandongan:
Grafik 4.23 Cakupan Pelayanan UKGS

Cakupan UKGS
70.0

60.0 58.1
55.8 54.8
53.7 53.8
51.5 50.1 50.2 50.4
49.1
50.0 47.0 46.0 46.1 46.8

40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
AN

RI
O
RI

DI

N
YO
I

I
JO
GI

NG
NC

AR
AR

GE

EJ
GA

SA
SA

DA
AN

RE
BO
AS
KA

GU

OR
GS

US
LE

JO
KO

KO
ON

AN
UW

TR

NO
M

ND

S ID
N

KA
NA

RE
SU

SU
ND
DU

LA

EP
TO
NY

GA
BO
SA

NG
KE

BA
BA

KE

45
Hasil dari grafik 4.23 dapat disimpulkan bahwa pelayanan UKGS terbanyak
dari desa Kebonagung sebesar 58.1% dan pelayanan terendah dari desa
Sukodadi sebesar 46.0%.
Upaya kuratif dan rehabilitatif antara lain pengibatan dan perawatan gigi,
penambahan gigi serta pencabutan gigi. Berikut ini cakupan pelayanan
rujukan kasus gigi dan mulut di Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.24 Cakupan Pelayanan Rujukan Kasus Gigi dan Mulut

PELAYANAN RUJUKAN KASUS GIGI DAN MULUT


30.0
27.3

25.0
21.7 21.7 21.7 22.2 22.2
20.0 20.0
20.0 18.8

15.0 14.3 13.6

10.0 10.0
10.0
5.9
5.0

0.0

RI
AN

O
DI

N
RI

YO
RI

I
JO
GI

NG
NC

AR
GE

EJ
GA

SA
DA
SA

SA

AN

RE
BO
AS

GU
KA

OR
US
LE

JO
KO

KO
NG

ON

AN
UW

TR

NO
M

ND

S ID
KA
NA

RE
SU

SU
ND
DU

LA

EP
TO
NY

GA
BO
SA

NG
KE

BA
BA

KE

Hasil dari grafik 4.24 dapat disimpulkan bahwa pelayanan kasus rujukan
terbanyak dari desa Sukosari sebesar 27.3% dan yang paling sedikit dari desa
Kebonagung sebesar 5.9%.

C. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN PENUNJANG


Alur rujukan ke puskesmas Bandongan untuk pasien gawat darurat bisa
langsung datang ke unit gawat darurat, untuk pasien rawat jalan bisa berasal
dari 3 pustu atau 10 poskesdes dan dari BPM/ klinik swasta/ dokter swasta.
Sedangkan rujukan dari puskesmas ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
diutamakan ke RSUD Tidar Magelang maupun fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat lanjut yang mempunyai MoU dengan BPJS.

46
BAB V
PENUTUP

Demikian Profil singkat Puskesmas Bandongan ini dibuat untuk persyaratan


Registrasi Puskesmas, semoga bisa memberikan gambaran kondisi Puskesmas
Bandongan yang sebenarya dan guna seperlunya,

47

Anda mungkin juga menyukai