PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan salah satu pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang berperan dalam beberapa aspek salah satunya adalah untuk meningkatkan
pembangunan kesehatan. Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik,
mental dan sosial serta spiritual.
Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat.
Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung awab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Dalam hal ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana
kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa
layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin
selektif dan berpengetahuan mengharuskan Puskesmas selaku salah satu
penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas
pelayanannya.
Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus
diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien atau pelanggan
selama ini telah sesuai dengan harapan atau belum.
Dinas Kesehatan Kabupaten merupakan Penanggunng jawab salah satu
penyedia pelayanan kesehatan juga berkewajiban dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya ditingkat Puskesmas sebagai pelayanan
kesehatan di tingkat kecamatan. Oleh karena itu Puskesmas di bawah naungan
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota perlu adanya evaluasi atau penilaian
untuk meningkatkan mutu kualitas pelayanannya.
II. TUJUAN
Untuk meningkatkan manajemen data dan informasi tentang derajat kesehatan,
sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan yang dilakukan Puskesmas
Bandongan sebagai kontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan.
1
III. VISI, MISI, TATA NILAI DAN MOTTO PUSKESMAS
A. Visi Puskesmas Bandongan
Terwujudnya Kecamatan Bandongan Sehat Melalui Profesionalitas dan
Kemandirian Masyarakat
B. Misi Puskesmas Bandongan
1. Meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan.
2. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.
3. Meningkatkan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan
kemandirian masyarakat dibidang kesehatan.
C. Tata Nilai
1. Profesional,
2. Ramah,
3. Inisiatif,
4. Meningkatkan kedisiplinan,
5. Aman.
D. Motto Puskesmas Bandongan
“Kepuasan anda adalah harapan kami”
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
I. KEADAAN GEOGRAFIS
Puskesmas Bandongan merupakan salah satu Puskesmas dari 29
Puskesmas yang ada di Kabupaten Magelang yang letaknya dekat dengan Kota
magelang tepatnya di Dusun Kwancen, Desa Bandongan Kecamatan Bandongan.
Di Kecamatan Bandongan hanya ada satu puskesmas yaitu Puskesmas
Bandongan. Batas wilayah Puskesmas Bandongan :
Utara : Kecamatan Windusari
Timur : Kota Magelang
Selatan : Kecamatan Tempuran
Barat : Kecamatan Kaliangkrik
Luas wilayah kerja Puskesmas Bandongan 45,79 km 2, beberapa wilayah Desa di
wilayah Puskesmas Bandongan merupakan daerah rawan bencana tanah longsor
dan kekeringan.
3
Grafik 1.1 Luas wilayah menurut Desa di Kecamatan Bandongan (km2)
7.00
6.02
6.00
5.25
5.05
5.00
4.04
4.00 3.62
3.41
3.00 2.75 2.69
2.45 2.50
2.19 2.25
2.03
2.00 1.54
1.00
jo
n
ci
ri
0.00
ri
yo
n
i
jo
n
ri
ri
d
a
n
n
n
sa
re
sa
u
e
sa
sa
g
o
a
ka
sa
re
g
g
n
n
d
g
u
w
a
ko
jo
le
o
o
n
ko
a
ra
m
d
n
yu
id
u
p
n
e
a
u
o
T
la
u
n
d
e
o
R
n
S
b
S
S
e
g
T
a
G
a
e
K
N
S
K
Luas wilayah Desa di Kecamatan Bandongan yang terluas adalah Desa
Gandusari seluas 6,02 km2 sedangkan yang terkecil Desa Kedungsari seluas
1,54 km2. Kecamatan Bandongan terdiri dari 115 Dusun, 122 RW, dan 410
RT. Jumlah Dusun, RW, dan RT di Kecamatan Bandongan :
4
Tabel 1.2 Luas wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Jarak dengan
Puskesmas
Luas Jumlah Jarak dg
Kepadatan
No Desa Wilayah Penduduk Puskesmas
Penduduk
(Km2) (Jiwa) (Km2)
1 Sukosari 2.45 1.764 1.019,65 9
2 Kedungsari 1.54 2.463 1.599,35 8
3 Salamkanci 3.41 4.001 1.173,31 5.5
4 Banyuwangi 4.04 6.388 1.585,11 3.5
5 Trasan 2.75 7.450 2.709,09 1.5
6 Bandongan 3.62 6.860 1.895,03 0
7 Sukodadi 2.03 2.546 932,60 4.5
8 Tonoboyo 2.19 3.305 1.530,09 4
9 Kebonagung 2.5 2.766 1.106,40 5.5
10 Kalegen 2.25 2.911 1.293,78 6
11 Ngepanrejo 5.25 4.520 860,95 7
12 Gandusari 6.02 4.524 751,50 4
13 Sidorejo 2.69 3.444 1.004,08 2.5
14 Rejosari 5.05 7.539 1.492,87 6
Jumlah/ Rata-rata 45.79 60.481 1.301,51 1.8
Sumber: Kecamatan Bandongan Dalam Angka 2019, BPS Kab. Magelang
5
Grafik 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki
49% 51% Perempuan
6
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
I. DATA UMUM
A. Status Kesehatan
Dalam menilai status kesehatan masyarakat, terdapat beberapa
indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya
tercermin dalam kondisi status kesehatan dan program pelayanan
kesehatan. Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan
Bandongan digambarkan melalui Angka kelahiran Bayi (AKB), Angka
Kematian bayi (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), angka kunjungan
kesakitan dan pola 10 penyakit terbanyak ditemukan.
B. Data Kelahiran dan Kematian/ Mortalitas
Jumlah kelahiran dan jumlah kematian bayi dan kematian balita serta
kematian ibu bersalin di Puskesmas Bandongan dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.1 Data Kelahiran Puskesmas Bandongan
Jumlah Kelahiran
2017 2018 2019
No Desa
Persalin Lahir Persalin Lahir Persalin Lahir
an Hidup an Hidup an Hidup
1 Sukosari 27 27 32 32 25 25
2 Kedungsari 32 32 46 45 35 35
3 Salamkanci 38 38 48 48 39 39
4 Banyuwangi 71 71 79 79 58 58
5 Trasan 88 88 84 84 67 67
6 Bandongan 85 83 92 92 90 89
7 Sukodadi 29 29 45 45 36 36
8 Tonoboyo 58 57 55 55 53 53
9 Kebonagung 45 45 38 38 55 55
10 Kalegen 45 45 40 40 37 37
11 Ngepanrejo 80 80 68 68 67 67
12 Gandusari 68 68 67 66 47 47
13 Sidorejo 64 64 62 61 53 53
14 Rejosari 137 137 154 153 126 125
Jumlah 907 867 910 906 788 786
7
Tabel 2.2 Data Kematian Puskesmas Bandongan
Jml Kematian Ibu
Jml Kematian Bayi Jml Kematian Balita
No Desa Melahirkan
2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 Sukosari - - - - - - - - -
2 Kedungsari 1 1 - - - - - - -
3 Salamkanci - - - - - - - - -
4 Banyuwangi - - - - - - - - -
5 Trasan - - - - - - - - -
6 Bandongan - - 1 - - - - 1 -
7 Sukodadi - 1 - - - - - - -
8 Tonoboyo 1 1 - - - - - - -
Kebonagun
9 - - - - - - - - -
g
10 Kalegen - - - - - - - - -
11 Ngepanrejo - 2 - - - - - - -
12 Gandusari - 2 - - - - - - -
13 Sidorejo - 2 - - - - - - -
14 Rejosari - 3 1 - - - - - -
Jumlah 2 12 2 - - - - 1 -
8
D. Pola Penyakit : 20 Penyakit Terbesar yang Ditemukan
Pola penyakit dari kunjungan pasien yang datang di fasilitas kesehatan
Puskesmas Bandongan dapat dilihat dengan melihat Penyakit terbesar yang
ditemukan. Penyakit terbesar yang ditemukan ini dapat dipergunakan untuk
merencanaan usulan pengadaan obat yang dibutuhkan Puskesmas
Bandongan dalam memberikan pelayanan pengobatan, serta perencanaan
kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif terhadap penyakit-
penyakit terbesar yang ditemukan. Data dua puluh penyakit terbesar yang
ditmukan Puskesmas Bandongan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.4 Pola Penyakit : 20 Peyakit Terbesar yang Ditemukan Puskesmas Bandongan
20 PENTAKIT TERBESAR TAHUN 2018
9
KLB KLB KLB
No Desa Ket
2017 2018 2019
1 Sukosari - - -
2 Kedungsari - - - `
3 Salamkanci - - -
4 Banyuwangi - - -
5 Trasan - - -
6 Bandongan - - -
7 Sukodadi - - -
8 Tonoboyo - - -
9 Kebonagung - - -
10 Kalegen - - -
11 Ngepanrejo - - -
12 Gandusari - - -
13 Sidorejo - - -
14 Rejosari - - -
Jumlah - - -
10
dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya kesehatan yang mencukupi sesuai
kebutuhan.
A. Sarana dan Prasana Kesehatan
Puskesmas Bandongan memiliki tiga (3) Puskesmas Pembantu yaitu:
Puskesmas Kalegen, Salamkanci, dan Rejosari. Masing-masing Pustu buka
seminggu 4 hari. Di wilayah kerja Puskesmas Bandongan terdapat 10 PKD,
sehingga seluruh masyarakat dapat mengakses tempat-tempat pelayanan
kesehatan dengan mudah dan lebih dekat. Sarana dan Prasarana yang
dimiliki Puskesmas Bandongan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.7 Sarana dan Prasarana yang Dimiliki Puskesmas Bandongan
JENIS SARANA
NO JUMLAH KONDISI KETERANGAN
PRASARANA
1 Puskesmas Pembantu 3 Baik
2 PKD 10 Baik
1 Baik, Diusulkan
3 Rumah Dinas Tenaga Kes. 2
1 Rusak direhab
4 Puskesmas Keliling Roda 4 1 Baik
5 Baik,
5 Sepeda Motor 6
1 Rusak S
6 Genset 2 Baik
7 Penangkal Petir Ada Baik
13.500 VA +
8 Sumber Daya Listrik
5.500 VA
9 Proteksi Kebakaran (APAR) 8 Baik
IPAL (Instalasi
10 Ada Baik
Pembuangan Air Limbah)
11 Air Bersih/PDAM Ada Baik
12 Telpon Ada Baik
13 Internet Ada Baik
14 Fasilitas Parkir Ada Cukup
11
dan Gizi)
11. Ruangan Laktasi Ada
12. Ruang Farmasi Ada
13. Ruangan persalinan Ada
14. Ruangan rawat paska persalinan Ada
15. Laboratorium Ada
16. Ruangan sterilisasi Ada
17. Ruangan Perpustakaan Ada
18. Ruangan Bidan Ada
19. Ruangan Bikor Ada
20. Ruangan Kesehatan Lingkungan Ada
21. Ruangan Pemeriksaan TB Ada
9 (petugas dan
22. Kamar Mandi
pasien)
23. Gudang Umum Ada
24. Rumah Dinas 2 rumah
25. Garasi Ada
Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Bandongan 2019
12
C. Data Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan didalam pelaksanaan
upaya-upaya kesehatan Puskesmas, tanpa peran serta masyarakat yang baik
maka kegiatan-kegiatan yang telah direencanakan Puskesmas tidak dapat
berjalan dengan lancar dan tidak memperoleh hasil sesuai dengan harapan.
Dari peran serta masyarakat tersebut terbentuklah UKBM. UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) adalah Upaya Kesehatan yang
direncanakan, dibentuk, dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dalam upaya
mengatasi permasalahan kesehatan di daerahnya. UKBM yang ada di desa
terus dikembangkan untuk peningkatan peran serta masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat di desa tersebut. Lingkup peran serta masyarakat
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.10 Peran Serta Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Bandongan
Posyan JUMLAH KADER DUKUN BAYI TOMA DESA SIAGA
NO DESA du
Balita Dilatih Aktif % Dilatih Aktif % Dilatih Aktif %
1 Sukosari 8 32 32 100 1 1 100 40 40 100
2 Kedungsari 6 30 28 93.3 0 0 100 40 40 100
3 Salamkanci 8 40 32 80 2 2 100 40 40 100
4 Banyuwangi 11 53 49 92.4 2 2 100 40 40 100
5 Trasan 12 70 68 97.1 2 2 100 40 40 100
6 Bandongan 11 55 44 80 3 3 100 40 40 100
7 Sukodadi 8 40 32 80 2 2 100 40 40 100
8 Tonoboyo 7 35 35 100 2 2 100 40 40 100
9 Kebonagung 7 35 33 94.2 0 0 100 40 40 100
10 Kalegen 6 35 28 80 0 0 100 40 40 100
11 Ngepanrejo 8 40 36 90 5 5 100 40 40 100
12 Gandusari 10 45 40 88.8 3 3 100 40 40 100
13 Sidorejo 7 45 42 93.3 3 3 100 40 40 100
14 Rejosari 11 50 43 86 2 2 100 40 40 100
JUMLAH 120 120 605 542 91 27 27 100 560 560
13
Tabel 2.11 Peran serta UKBM Posyandu Balita Puskesmas Bandongan
NO UKBM JUMLAH KET
1 Posyandu Pratama 7 posyandu
2 Posyandu Madya 9 posyandu
3 Posyandu Purnama 35 posyandu
4 Posyandu Mandiri 69 posyandu
Jumlah 120 posyandu
D. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan (Nakes) dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004 adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan
melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Nakes
merupakan pelaksana pelayanan kesehatan yang langsung berhubungan
dengan masyarakat. Jumlah nakes di Puskesmas Bandongan tahun 2019 :
14
Tabel 2.13 Jumlah SDM Puskesmas Bandongan berdasarkan Standar Ketenagaan
Minimal
Standar
Yang Kelebihan/ Status
No Jenis Ketenagaan Puskesmas Ket.
ada skrg Kekurangan Kepegawaian
Pedesaan
1 Dokter 1 2 +1 PNS
2 Dokter Gigi 1 2 +1 PNS
3 Perawat 5 3 -2
a. D3 Akper 2 -2 PNS
Sekolah D3
b. SPK 1 0 PNS
dalam proses
4 Bidan 4 2 -2
a. D4 Kebidanan 2 -2 PNS
b. D3 Kebidanan 0 0 PNS
5 Tenaga Kes Masyarakat 1 0 -1
Diusulkan ke
a. SKM 0 -1
Dinkes
b. D3 1 0
6 Tenaga Kes Lingkungan 1 1 0
D3 kesling 1 0 PNS
7 Ahli Teknologi. Lab.
1 1 0
Medik
D3 Analis Lab. Kes 1 0 PNS
8 Tenaga Gizi 1 1 0
D3 Ilmu Gizi 1 0 PNS
9 Tenaga Kefarmasian 1 0 -1
Diusulkan ke
a. Apoteker 0 -1
Dinkes
b. D3 Farmasi 1 0 PNS
10 Perawat Gigi 1 1 0
D3 Akper Gigi 1 0 PNS
11 Tenaga Fisioterapi 1 1 0
D3 Fisioterapi 1 0 PNS
12 Rekam Medik 1 1 0
D3 Rekam Medik 1 0 PNS
13 Perawat Pustu 3 0 -3
14 Bidan Desa 14 14 0
15 Tenaga Admin & Pekarya 3 7 +4
a. Pengadministrasian 5 0 PNS
b. Pengemudi 1 0 PNS
Diusulkan ke
c. Akuntansi 0 1
Dinkes
d. Penjaga Kantor 1 0 PNS
Diusulkan ke
e. Pramu Kantor 0 1
Dinkes
16 Kepala Puskesmas 1 1 0 PNS
17 Kepala TU 1 1 0 PNS
JUMLAH 36 40 -1
15
Kebutuhan ketenagaan Puskesmas Bandongan Tahun 2019
berdasarkan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja (ANJAB dan ABK)
menurut Permenkes No 33 tahun 2015, untuk Puskesmas Bandongan dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Kondisi yang sebenarnya/ jumlah SDMK saat ini sebanya 41 orang, yang
sudah sesuai dengan jabatan sebanyak 14 (empat belas) SDMK terdiri dari 32
orang PNS.
Ada Jabatan Fungsional Umum dan Jabatan Fungsional Tertentu yang
belum ada pemangku jabatannya/belum sesuai dengn hasil Rencana
Kebutuhan Pegawai/SDMK sebagaimana tampak dalam tabel tersebut diatas,
yaitu:
16
1. Dokter Umum kurang 2 (dua) orang
Rekomendasi :
Sesuai Renbut SDMK th 2019 untuk tenaga Dokter Umum dengan beban
kerja yang ada membutuhkan 4 orang Dokter Umum, hal ini sesuai
dengan standart pelayanan yang disyaratkan oleh BPJS bahwa setiap
10.000 pasien/jiwa maka diampu oleh 1 orang Dokter, Puskesmas
Bandongan dengan kapitasi/jumlah kunjungan pasien lebih dari 40,000
jiwa dalam satu tahun maka idealnya diampu oleh 4 orang Dokter Umum.
RTL: Diampu oleh 2 orang Dokter Umum, dibantu oleh Pejabat Struktural
(Kepala Puskesmas) dengan kompetensi Dokter Umum dan mengusulkan
kebutuhan tenaga Dokter Umum ke Dinas Kesehatan.
2. Tenaga Perawat 4 (empat) orang, kurang 2 (dua) orang
Rekomendasi :
Sesuai dengan perhitungan Renbut SDMK th 2019 untuk tenaga Perawat
dengan beban kerja yang ada membutuhkan 6 orang, mengingat
Puskesmas Bandongan dengan jumlah penduduk 57.103 jiwa dan dengan
jumlah Puskesmas 1 Puskesmas Induk, 3 Puskesmas Pembantu dan 10
PKD serta banyaknya Program Kesehatan maka untuk tenaga Perawat
dirasa sangat kurang.
RTL: Diampu oleh 4 orang Perawat dan 2 orang perawat non PNS serta
mengusulkan kebutuhan tenaga Perawat ke Dinas Kesehatan.
3. Penyuluh Kesehatan Masyarakat (Promkes) kurang 1 (satu) orang
Rekomendasi :
Untuk promotif dan preventif terhadap penyakit maka perlu tenaga
penyuluh kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pencegahan dan
perubahan perilaku masyarakat, mengingat program Promkes juga
banyak maka idealnya dijabat oleh 1 orang tenaga yg profesional,
RTL : Untuk sementara diampu oleh tenaga Pengadministrasi Umum dan
yg sudah terlatih dan selanjutnya mengusulkan tenaga Promkes ke Dinas
Kesehatan.
4. Jabatan Tenaga Akuntan kurang 1 ( satu ) orang.
Rekomendasi :
Jabatan akuntansi masih dijabat oleh 1 orang tenaga Non PNS, idealnya
dijabat oleh 1 (satu) orang akuntan yang PNS mengingat beban kerja
Puskesmas BLUD semua laporan menggunakan system akuntansi.
RTL : Mengusulkan tenaga akuntansi ke Dinas Kesehatan
18
b. Dana non Kapitasi
Dana klaim non kapitasi merupakan pendapatan yang diperoleh berdasarkan
jumlah pasien persalinan jam kerja dan tindakan KB di puskesmas
Bandongan selama tahun 2019 sebesar Rp 43.115.000
c. Jamkesda
Penduduk miskin yang tidak terdaftar dalam PBI mendapat jaminan
kesehatan dari pemerintah daerah dalam bentuk Jamkesda. Namun jumlah
penduduk Bandongan yang memiliki Jamkesda tidak banyak. Pendapatan
Jamkesda Puskesmas Bandongan selama tahun 2019 adalah sebesar Rp.
22.457.500. Pendapatan Puskesmas Bandongan untuk Jampersal sebesar
Rp. 700.000
d. Jasa Pelayanan Umum
Jasa pelayanan Umum diperoleh dari biaya retribusi pasien umum serta dari
biaya tindakan medis yang dilakukan di berbagai pelayanan kesehatan
seperti Puskesmas induk, Pustu, PKD, Pusling. Pendapatan Puskesmas dari
jasa pelayanan umum selama tahun 2019 sebesar Rp. 163.790.500
e. BOK
Dana BOK merupakan Dana Alokasi Khusus non fisik yang digunakan untuk
membiayai segala kegiatan puskesmas yang bersifat promotif dan preventif.
Dana BOK yang diterima Puskesmas Bandongan tahun 2019 sebesar Rp.
853.149.830
19
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
I. SUSUNAN ORGANISASI
Susunan oganisasi Puskesmas Bandongan Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No 75 tahun 2014 terdiri :
1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha;
3. Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat meliputi :
a. Pelayanan Promosi Kesehatan;
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c. Pelayanan Kesehatan Ibu, anak, dan Keluarga Berencana;
d. Pelayanan Gizi; dan
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
4. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium; dan
5. Penanggung Jawab Jaringan pelayanan Puskesmas dan Jejaring
Berikut ini struktur organisasi Puskesmas Bandongan tahun 2019 :
20
21
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1. KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Tugas : Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan
teknis penunjang dibidang pelayanan kesehatan,
penggerakan dan pengembangan kesehatan serta usaha
pemberdayaan masyarakat dan keluarga secara paripurna
dan mandiri sesuai wilayah kerjanya.
Rincian : 1) Mempelajari peraturan perundang undangan, kebijakan
teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan
lainnya yang berhubungan dengan tugasnya.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang bermutu melalui upaya rawat jalan, rawat inap dan
penunjang.
3) Melaksanakan usaha penggerakan pembangunan
berwawasan kesehatan melalui upaya penyehatan
lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular serta upaya khusus sesuai dengan program
spesifik.
4) Melaksanakan usaha pemberdayaan masyarakat dan
keluarga melalui upaya penyuluhan kesehatan
masyarakat, kesehatan keluarga, kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan
penyelenggaraan tugas operasional pelayanan
kesehatan, penggerakan pengembangan kesehatan
serta usaha pemberdayaan masyarakat dan keluarga
secara paripurna dan mandiri.
6) Melaksanakan tigas lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. KEPALA SUB. BAG. TATA USAHA
Tugas : Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan
teknis penunjang dibidang pelayanan kesehatan,
penggerakan dan pengembangan kesehatan serta usaha
pemberdayaan masyarakat dan keluarga secara paripurna
dan mandiri sesuai wilayah kerjanya.
Rincian : 1) Mempelajari peraturan perundang undangan, kebijakan
teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan
22
lainnya yang berhubungan dengan tugasnya.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang bermutu melalui upaya rawat jalan, rawat inap dan
penunjang.
3) Melaksanakan usaha penggerakan pembangunan
berwawasan kesehatan melalui upaya penyehatan
lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular serta upaya khusus sesuai dengan program
spesifik.
4) Melaksanakan usaha pemberdayaan masyarakat dan
keluarga melalui upaya penyuluhan kesehatan
masyarakat, kesehatan keluarga, kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana dan perbaikan gizi.
5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan
penyelenggaraan tugas operasional pelayanan
kesehatan, penggerakan pengembangan kesehatan
serta usaha pemberdayaan masyarakat dan keluarga
secara paripurna dan mandiri.
6) Melaksanakan tigas lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. PETUGAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas Sistem informasi
puskesmas.
Rincian : 1) Mengkoordinir seluruh laporan puskesmas dan
melaporkannya ke Dinas Kesehatan atau Dinas terkait
lainya.
2) Membantu membina petugas puskesmas dalam
pelaksanaan SIMPUS.
3) Membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan data
(pengumpulan, pengolahan dan penyajian data)
4) Membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun Laporan
Tahunan dan Profil Puskesmas.
5) Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektoral terkait
dalam pengumpulan data kesehayan dan data
kependudukan serta data lain yang terkait dengan
program kesehatan.
6) Memelihara dan mengembangkan perangkat keras dan
23
perangkat lunak yang digunakan dalam pengelolaan
data.
7) Membantu petugas dalam pengelolaan data diunit
masing-masing.
4. PETUGAS KEPEGAWAIAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi, dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas kepegawaian.
Rincian : 1) Memproses mutasi kepegawaian yang meliputi kenaikan
pangkat, KGB, jabatan fungsional.
2) Mengusulkan kartu Taspen, Karis, Karpeg.
3) Memproses usulan tugas belajar dan ijin belajar.
4) Memproses usulan cuti pegawai,
5) Memproses usulan pensiun.
5. PETUGAS RUMAH TANGGA
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggung jawab dan petugas Rumah Tangga.
Rincian : 1) Menerima dan mencatat barang-barang/alat medis dan
non medis yang dikirim ke puskesmas.
2) Melaksanakan pencatatan keluar masuknya barang pada
buku inventaris barang/alat medis dan non medis.
3) Membuat laporan inventaris barang/alat medis dan non
medis.
4) Memonitor penggunaan barang / alat dan melaporkan
kondisi/ keadaan alat tersebut.
5) Membuat RKBU (Rencana Kebutuhan Buku Unit).
6) Membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) dan
memasangnya di setiap ruang.
6. PETUGAS KEUANGAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi, dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas keuangan.
Rincian : 1) Menerima dan membukukan dalam Buku Kas Umum
Penerimaan.
2) Mencatat dan membukukan dalam buku Kas Umum
semua pengeluaran puskesmas.
3) Membuat laporan keuangan penerimaan pengembalian
setoran dan pengeluaran puskesmas serta SPJ dan
pendukung lainnya,
4) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat
24
perencanaan penggunaan dana puskesmas.
5) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan
keuangan puskesmas.
6) Membuat SPJ ASKES (Jasa Pelayanan dan Jasa
Sarana)
7. PENANGGUNGJAWAB UKM ESENSIAL
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi petugas
UKM esensial.
Rincian : -
8. PETUGAS PROMOSI KESEHATAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas Promosi Kesehatan.
Rincian : 1) Sebagai koordinator kegiatan promosi kesehatan,
penyuluh kesehatan dan peningkatan peran serta
masyarakat,
2) Melakukan pendataan dan upaya upaya dalam
peningkatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
baik untuk individu, kelompok, institusi, sekolah maupun
masyarakat.
3) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan.
4) Membina kegiatan UKBM.
9. PETUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas Kesehatan Lingkungan.
Rincian : 1) Membuat perencanaan kegiatan program Kesehatan
Lingkungan, bersama petugas lintas program dan lintas
sektoral terkait,
2) Melaksanakan kunjungan pengawasan (inspeksi
Sanitasi) pada TTU, TPM dan lingkungan pemukiman.
3) Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan kesehatan
lingkungan,
4) Melaksanakan pemantauan pencemaran lingkungan dan
kualitas air,
5) Melaksanakan penyuluhan, konsultasi dan bimbingan
teknis kesehatan lingkungan.
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
program kesehatan lingkungan.
10 PETUGAS GIZI
25
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas gizi.
Rincian : 1) Membuat perencanaan kegiatan program gizi, bersama
petugas lintas program dan lintas sektoral terkait.
2) Melaksanakan kegiatan dalam rangka UPGK (Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga), mengkoordinir kegiatan
penimbangan dan penyuluhan gizi di posyandu.
3) Melaksanakan pendataan sasaran dan distribusi vitamin
A, kapsul yodiol dan tablet besi (Fe)
4) Melaksanakan PSG (Pemantauan Status Gizi)
5) Bersama dengan petugas lintas program dan lintas
sektoral melaksanakan SKPG (Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi).
6) Melaksanakan pemantauan garam beryodium.
7) Mendeteksi dan melaporkan adanya balita KEP.
8) Mengkoordinir pelaksanaan PMT penyuluhan dan PMT
Pemulihan balita KEP.
9) Melaksanakan konseling gizi di klinik gizi maupun
posyandu.
10)Membina gizi institusi (pondok pesantren, panti asuhan
dll)
11)Bersama petugas lintas sektoral merencanakan,
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan PMT-ASI.
12)Bersama dinas lintas sektoral terkait melaksanakan
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
13)Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kgiatan
program gizi.
11 PETUGAS PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggung jawab dan petugas Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit.
Rincian : 1) Melaksanakan rencana kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular (TBC, DBD, Malaria,
ISPA, diare, Kusta) dan tidak menular (Hipertensi, DM
dll) serta penyakit PD3I.
2) Melaksanakan kegiatan pencegahan dan
26
pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
serta penyakit PD3I.
3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan
pemberantasan penyakit menular dan tidak menular
serta penyakit PD3I.
4) Melaksanakan surveilens, penyelidikan epidemiologi dan
mendeteksi adanya KLB (Kejadian Luar Biasa)
5) Mengumpulkan data kegiatan pemberantasan penyakit
menular dan tidak menular serta PD3I.
6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan
tidak menular serta PD3I.
12 KOORDINATOR KEGIATAN UKP, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM
.
Tugas : Memberikan saran rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas UKP, Kefarmasian dan Laboratorium.
Rincian : -
13 PETUGAS PEMERIKSAAN UMUM
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
penanggungjawab dan petugas pemeriksaan umum.
Rincian : 1) Melaksanakan tugas pelayanan kepada pasien
Puskesmas.
2) Membina petugas dalam meningkatkan mutu playanan
(QA).
3) Membina perawat bidan dalam pelaksanaan MTBS.
14 PETUGAS PELAYANAN GIGI DAN MULUT
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Gigi dan Mulut.
Rincian : 1) Membina unit pelayanan gigi dan mulut dalam
pelaksanaan Quality Assurance.
2) Bertanggungjawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis gigi dan mulut.
3) Melaksanakan pelayanan gigi dan mulut.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan gigi dan
mulut.
27
5) Membantu penataan/kebersihan ruangan pelayanan gigi
dan mulut.
15 PETUGAS PELAYANAN KIA-KB
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan KIA-KB
Rincian : 1) Membina unit KIA-KB dalam pelaksanaan Quality
Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis KIA-KB.
3) Melaksanakan pelayanan KIA-KB.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan KIA-KB.
5) Membantu penataan / kebersihan ruangan pelayanan
KIA-KB.
16 PETUGAS PELAYANAN GAWAT DARURAT/ RUANG TINDAKAN
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Ruang Tindakan
Rincian : 1) Membina pelayanan gawat darurat dalam pelaksanaan
Quality Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis pelayanan gawat darurat.
3) Melaksanakan pelayanan gawat darurat
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan gawat
darurat.
5) Membantu penataan/ kebersihan ruangan pelayanan
gawat darurat
17 PETUGAS PELAYANAN PERSALINAN
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Persalinan
Rincian : 1) Membina pelayanan persalinan dalam pelaksanaan
Quality Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis pelayanan persalinan.
3) Melaksanakan pelayanan persalinan.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan
28
persalinan.
5) Membantu penataan / kebersihan ruangan pelayanan
persalinan.
18 PETUGAS PELAYANAN KEFARMASIAN
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Kefarmasian
Rincian : 1) Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan di ruang
farmasi.
2) Melaksanakan pelayanan pemberian obat di ruang
farmasi.
3) Mencatat petugas gudang obat dalam memonitor obat di
ruang gudang obat (LPLPO).
4) Membantu petugas gudang obat dalam memonitor obat
di posyandu dan PKD.
5) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat
perencanaan kebutuhan obat Puskesmas.
6) Membina unit apotek dalam pelaksanaan Quality
Assurance.
7) Entry data SIMPUS.
19 PETUGAS PELAYANAN LOBARATORIUM
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Laboratorium
Rincian : 1) Membuat perencanaan kebutuhan alat/ sarana,
reagensia dan bahan habis pakai lainnya yang
dibutuhkan selama setahun.
2) Membuat perencanaan pengembangan kegiatan
laboratorium.
3) Melaksanakan kegiatan pemeriksaan laboratorium
sesuai prosedur.
4) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
laboratorium.
20 PETUGAS PELAYANAN GIZI
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Gizi
29
Rincian : 1) Membina pelayanan gizi dalam pelaksanaan Quality
Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat medis dan non medis pelayanan gizi.
3) Melaksanakan pelayanan gizi.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi.
5) Membantu penataan / kebersihan ruangan pelayanan
gizi
21 PETUGAS PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN
.
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Rincian : 1) Membina pelayanan kesehatan lingkungan dalam
pelaksanaan Quality Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat pelayanan kesehatan lingkunga.
3) Melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan
kesehatan lingkungan.
5) Membantu penataan/ kebersihan ruangan pelayanan
kesehatan lingkungan
22 PENANGGUNG JAWAB JARINGAN PUSKESMAS DAN JEJARING
. FASYANKES
Tugas : Memberikan saran, rekomendasi dan konsultasi kepada
petugas Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Rincian : 1) Membina pelayanan kesehatan lingkungan dalam
pelaksanaan Quality Assurance.
2) Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan
alat pelayanan kesehatan lingkunga.
3) Melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan.
4) Membantu pencatatan dan pelaporan pelayanan
kesehatan lingkungan.
5) Membantu penataan/ kebersihan ruangan pelayanan
kesehatan lingkungan
30
31
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
32
B. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. KIA
Pelayanan KIA merupakan pelayanan yang berfokus pada ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu nifas dan bayi. Berikut ini cakupan pelayanan ibu hamil dan
melahirkan di wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil dan Melahirkan
33% 34%
K1
K4
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A
33%
Hasil dari grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa pelayanan ibu hamil K1
mencapai target 100%, untuk pelayanan ibu hamil K4 pencapaiannya 99.0%
karena terdapat ibu hamil yang keguguran. Pelayanan pada ibu nifas
mendapatkan vit. A pencapaiannya 97.2% karena terdapat ibu nifas yang
belum mengetahui tentang fungsi dan kegunaan pemberian vit A pada ibu
nifas, sehingga sangat diperlukan sosialisasi tentang fungsi dan manfaat vit A
pada ibu nifas dan anak.
Komplikasi neonatal merupakan kondisi bayi yang lahir dengan situasi
kegawatdaruratan yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat
pada bayi baru lahir yang sakit kritis. Berikut ini tabel penanganan neonatal
komplikasi yang sudah mendapatkan penanganan dari tenaga kesehatan:
Grafik 4.3 Penanganan Komplikasi Neonatal
80
60
40
20
0
0
I
JO
RI
AN
CI
RI
YO
RI
DI
JO
RI
G
EN
N
N
N
SA
AN
SA
SA
RE
DA
SA
SA
RE
BO
G
EG
KA
N
G
AG
DU
A
AN
KO
JO
W
KO
DO
M
L
DO
N
TR
KA
YU
RE
N
AN
DU
SU
EP
LA
SU
SI
N
TO
O
N
SA
G
BA
KE
G
B
BA
N
KE
LAKI-LAKI PEREMPUAN
33
Hasil dari grafik 4.3 dapat disimpulkan bahwa penanganan pada kasus
komplikasi neonatal tertangani dengan baik dan memenuhi target 100%.
BBLR merupakan kondisi di mana bayi memiliki berat badan kurang dari
2,5 kilogram saat dilahirkan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beragam hal.
Bayi yang berat badan lahirnya rendah rentan mengalami gangguan
kesehatan, sehingga memerlukan perawatan ekstra. Berikut ini tabel
penanganan BBLR di wilayah kerja Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.4 Penanganan BBLR
BBLR
10.00
9.26
9.00
7.95
8.00 7.55
7.14
7.00 6.56
6.00
5.00 4.55 4.62 4.44
4.00
3.13
3.00 2.42
2.04
2.00
1.00
0.00 0.00 0.00
0.00
I
JO
AN
RI
CI
RI
YO
DI
RI
JO
RI
G
EN
AN
N
N
SA
AN
SA
RE
SA
DA
SA
RE
G
BO
U
KA
G
AS
N
G
AG
DU
LE
KO
AN
JO
W
KO
DO
M
O
DO
N
TR
KA
YU
RE
N
AN
SU
EP
DU
SU
LA
SI
N
TO
BO
N
SA
G
BA
G
KE
BA
N
KE
Hasil dari grafik di atas, jumlah bayi dengan BBLR tertinggi dari desa Sidorejo
sebesar 9.26%, diikuti dari desa Bandongan 7.95% dan desa dengan BBLR
0% dari desa Sukosari, Sukodadi dan Kalegen.
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan
cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Pemeriksaan Payudara Klinis
(SADANIS) oleh tenaga kesehatan terlatih. SADANIS secara berkala dengan
tujuan menemukan benjolan dan tanda-tanda abnormal pada payudara sedini
mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya.
Grafik 4.5 Pemeriksaan IVA dan Sadanis
2 2 2
2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
GI
JO
RI
NG
I
N
I
I
YO
DI
RI
JO
AN
N
NC
AR
AR
GA
GE
SA
DA
SA
AN
RE
RE
BO
GU
AS
KA
S
US
LE
ON
NG
KO
JO
KO
AN
DO
UW
NO
TR
M
ND
NA
KA
RE
SU
ND
SU
DU
EP
LA
SI
NY
TO
GA
BO
SA
NG
BA
KE
BA
KE
34
Hasil dari data grafik 4.5 diatas dapat di simpulkan bahwa data hasil
pemeriksaan IVA positif ada 2 desa terbanyak yaitu desa Kalegen dan desa
Sidorejo, sedangkan untuk pemeriksaan sadanis yang hasilnya ada benjolan
tumor yang terbanyak dari desa Kedungsari.
2. KB
Keluarga berencana merupakan gerakan untuk membentuk keluarga yang
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Berikut ini tabel cakupan
KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.6 Cakupan KB Aktif
CAKUPAN KB AKTIF
60
50
50
40
30
20
10 8.4
6.3 5.3
4.6
2.2
0.2
0
KONDOM SUNTIK PIL AKDR MOP MOW IMPLAN
PESERTA KB AKTIF
120.00
99.41
100.00 95.25
40.00
20.00
0.00
AN
RI
RI
O
N
DI
YO
RI
I
JO
GI
NG
NC
AR
GE
EJ
GA
SA
SA
DA
SA
AN
RE
BO
AS
KA
GU
OR
US
LE
KO
JO
KO
NG
ON
AN
UW
TR
NO
M
ND
S ID
KA
NA
RE
SU
SU
ND
DU
LA
EP
TO
NY
GA
BO
SA
NG
BA
KE
BA
KE
Hasil dari grafik 4.7 peserta KB aktif terbanyak dari desa Trasan sebanyak
99.41% dan peserta KB rendah dari desa Kebonagung sebanyak 60.66%.
35
3. PROMKES
Promosi kesehatan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat agar
masyarakat mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi diri dan
lingkungan guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Kegiatan promkes
diantaranya yaitu penjaringan. Penjaringan kesehatan merupakan kegiatan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap siswa kelas 1 SD/MI,
SLTP/MTs, SLTA/MA (siswa baru). Dapat digunakan untuk memilah siswa
yang memiliki masalah kesehatan supaya mendapatkan penanganan sedini
mungkin. Kegiatan penjaringan ini meliputi pemeriksaan perorangan (rambut,
kulit, kuku), pemeriksaan status gizi berupa pengukuran antropometri,
pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran) pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan laboratorium untuk anemia
kecacingan.
Berikut ini grafik cakupan pelayanan kesehatan melalui penjaringan UKS
dan UKGS pada siswa baru :
Grafik 4.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan UKS & UKGS
94.48 100
96.57
Hasil dari grafik penjaringan diatas bahwa untuk kelas 1 SD/MI sudah 100%,
untuk kelas 7 SMP/MTs sebanyak 96.57% dan kelas 10 SMA/MA sebanyak
94.48% hal ini dikarenakan terdapat beberapa siswa yang tidak masuk saat
pelaksanaan penjaringan UKS dan UKGS.
36
hamil bertujuan untuk menurunkan angka hamil anemia. Berikut grafik
cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah di wilayah kerja
Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.9 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan TTD
60.00
40.00
20.00
0.00
RI
DI
JO
RI
GI
YO
RI
AN
JO
N
NG
NC
AR
GE
GA
SA
DA
SA
SA
AN
RE
RE
BO
AS
GU
KA
US
LE
KO
JO
NG
ON
KO
DO
AN
UW
TR
NO
M
ND
NA
KA
RE
SU
SU
ND
DU
EP
SI
LA
TO
NY
GA
BO
SA
NG
BA
KE
BA
KE
Hasil dari grafik 4.9 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian tablet
tambah darah yang sesuai target dari 14 desa, 5 desa sudah sesuai target
100% sedangkan untuk desa yang cakupan ibu hamil mendapatkan TTD
terendah dari desa Bandongan yaitu 73.79%. Hal ini disebabkan beberapa ibu
hamil malas minum TTD karena saat minum bikin mual.
Vitamin A untuk bayi dan balita berperan penting dalam menjaga
kesehatan mata, tercukupinya vitamin A dalam tubuh juga berfungsi penting
untuk menjaga dan membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Berikut ini
cakupan pemberian vitamin A di wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.10 Cakupan Pemberian Vitamin A
100 100
100
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
37
Hasil dari grafik 4.10 dapat disimpulkan pemberian vitamin A pada bayi dan
balita di wilayah Puskesmas Bandongan sudah memenuhi target 100%.
ASI Eksklusif penting diberikan kepada bayi, sejak lahir sampai usia
enam bulan. ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang tidak ada di susu
formula. ASI melindungi bayi dari alergi dan menjadi antibodi alami. Bayi tepat
untuk sistem pencernaan bayi tanpa harus diberikan makanan atau minuman
tambahan apapun hingga usia 6 bulan. Berikut ini cakupan pemberian ASI
Eksklusif di wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.11 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
150.0
115.0
104.5
100.0 90.0
74.2
60.0
50.0 47.1
50.0 40.7 35.1
24.3 20.0
0.0
RI
AN
O
RI
N
DI
I
YO
RI
JO
GI
NG
NC
AR
GE
EJ
GA
SA
DA
SA
SA
AN
RE
BO
AS
GU
KA
OR
US
LE
JO
KO
KO
ON
NG
AN
UW
TR
NO
M
ND
SID
KA
NA
RE
SU
SU
ND
DU
LA
EP
TO
NY
GA
BO
SA
NG
BA
KE
BA
KE
Hasil dari grafik 4.11 dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI Eksklusif
tertinggi dari desa Bandongan sebesar 213.6% dan yang terendah dari desa
Gandusari sebesar 20.0%. Rendahnya pemberian ASI Eksklusif karena
kurangnya sosialisasi tentang pentingnya ASI Eksklusif dan masih banyak
masyarakat yang sudah memberikan makanan pokok pada bayi usia 4 bulan.
5. KESLING
Akses Jamban merupakan akses pada sanitasi khususnya pada
penggunaan jamban sehat. Penuntasan akses jamban melalui program ODF
(Open Defecation Free) yang sedang di intervensi oleh pemerintah kabupaten
untuk digalakkan di desa-desa untuk penuntasan BABS (Buang Air Besar
Sembarang) dengan membangun jamban sehat untuk masyarakat kurang
mampu yang tidak mempunyai jamban. Berikut ini grafik akses jamban sehat
di wilayah kerja Puskesmas Bandongan:
38
Grafik 4.12 Cakupan Akses Jamban
5%
SHARING/KOMUNAL
JAMBAN SEHAT SEMI PERMANEN
JAMBAN SEHAT PERMANEN
KELUARGA DENGAN AKSES JAMBAN
50% SEHAT
45%
Hasil dari grafik 4.12 dapat disimpulkan bahwa 50% keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Bandongan sudah menggunakan jamban sehat, dan hanya 1%
masyarakat yang masih menggunakan jamban komunal. Berikut ini grafik
cakupan keluarga di beberapa desa di wilayah Puskesmas Bandongan yang
sudah menggunakan jamban sehat:
Grafik 4.13 Cakupan Keluarga dengan Akses Jamban Sehat
60.0 54
41
40.0
20.0
0.0
RI
RI
AN
O
N
DI
YO
I
RI
JO
GI
NG
NC
AR
GE
EJ
GA
SA
SA
DA
SA
AN
RE
BO
AS
GU
KA
OR
US
LE
KO
JO
KO
ON
NG
AN
UW
TR
NO
M
ND
SID
KA
NA
RE
SU
SU
ND
DU
LA
EP
TO
NY
GA
BO
SA
NG
BA
KE
BA
KE
Hasil dari grafik 4.13 dapat disimpulakn bahwa desa yang sudah ODF
terdapat 3 desa yaitu desa Kedungsari, Gandusari dan Sidorejo. Sedangkan
desa yang masih rendah cakupan akses jamban sehat dari desa Tonoboyo
sebanyak 41.1%. Rendahnya cakupan akses jamban tersebut menjadi
pekerjaan rumah bagi pemerintah desa untuk mengganggarkan dana desa
lebih banyak untuk bantuan fisik jamban sehat.
39
TTU (Tempat-Tempat Umum) merupakan tempat kegiatan bagi umum
yang dilaksanakan oleh badan pemerintah, swasta, maupun perorangan yang
langsung digunakan oleh masyarakat serta memiliki fasilitas. Tempat-tempat
umum adalah sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran, hotel, sarana
kesehatan, tempat rekreasi, pasar, terminal, dan lain-lain. Berikut ini grafik
cakupan TTU memenuhi syarat kesehatan:
Grafik 4.14 Cakupan TTU Memenuhi Syarat Kesehatan
100
100
87.9
78.3
80
66.7
60 54.5
50
40
20
0
SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS TEMPAT IBADAH PASAR
Hasil dari grafik 4.14 diatas dapat disimpulkan bahwa TTU yang memenuhi
syarat 100% dari target yakni di Puskesmas, dan tempat ibadah sebesear
87.9%. TTU yang terendah atau kurang dari syarat yakni pasar sebesar 50%.
Rendahnya TTU di pasar disebabkan karena kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menjaga kebersihan disekitar wilayah pasar tersebut.
TPM (Tempat Pengolahan Makanan) merupakan tempat yang digunakan
untuk mengolah makanan dan dimanfaatkan oleh masayarakat umum. Yang
termasuk TPM antara lain rumah makan, warung nasi, toko penjual makanan,
dan lokasi jajanan makanan. Berikut ini grafik cakupan TPM berdasarkan
tempat pengolahan makanannya:
Grafik 4.15 Cakupan TPM memenuhi syarat
JASA BOGA
40
Hasil dari grafik 4.15 dapat disimpulkan bahwa jumlah TPM yang memenuhi
syarat 48% sedangkan TPM yang memenuhi syarat hanya dari makanan
jajanan/ kantin/ sentra makanan jajanan sebesar 44% dan depot air minum
(DAM) sebesar 8%. Berikut ini hasil TPM yang memenuhi syarat di beberapa
desa yang terdapat TPM di wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.16 Cakupan TPM Memenuhi Syarat
100 100
100.0
83.3333333333333
80.0 75
66.6666666666667 63.6363636363636 66.6666666666667
60.0 54.5454545454545
40.0
20.0
0
0.0
RI
CI
AN
YO
EN
AR
G
GA
EJ
N
SA
AN
G
AS
KA
US
R
LE
OB
JO
ON
DO
UW
TR
M
ND
KA
RE
N
ND
SI
LA
NY
TO
GA
SA
BA
BA
Hasil dari grafik 4.16 dapat disimpulkan bahwa TPM yang memenuhi syarat
dari desa Gandusari dan Rejosari sedangkan yang tidak memenuhi syarat
terdapat dari desa Banyuwangi.
6. P2P
a. TB
TB Paru atau Tuberculosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran penyakit ini melalui
droplet (cairan dahak dari pasien TB Paru) dan didukung dengan
lingkungan yang kurang sehat.
Grafik 4.17 Cakupan Kasus TB Paru
4
3 3 3
3
2 2 2
2
1 1 1 1 1
1
0 0
0
RI
GI
JO
I
NG
I
I
YO
DI
RI
JO
AN
N
NC
AR
AR
GA
GE
SA
DA
SA
AN
RE
RE
BO
GU
AS
KA
S
US
LE
ON
NG
KO
JO
KO
AN
DO
UW
TR
NO
M
ND
NA
KA
RE
SU
ND
SU
DU
EP
LA
SI
NY
TO
GA
BO
SA
NG
BA
KE
BA
KE
41
Hasil dari grafik 4.17 dapat disimpulkan bahwa kasus terbanyak dari desa
Bandongan sebanyak 7 orang, dan desa yang tidak terdapat kasus TB
Paru dari desa Kebonagung dan Salamkanci.
b. HIV
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel
CD4. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang
terinfeksi, air mani, atau cairan vagina. Berikut ini kasus HIV di wilayah
kerja Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.18 Cakupan Kasus HIV
3 3
3
1
1
0 0 0
0
≤ 4 TAHUN 5 - 14 TAHUN 15 - 19 TAHUN 20 - 24 TAHUN 25 - 49 TAHUN ≥ 50 TAHUN
Hasil dari grafik 4.18 dapat disimpulkan bahwa kasus HIV terbanyak pada
usia 20-24 tahun dan usia 25-49 tahun masing-masing sebanyak 3 orang.
c. IMUNISASI
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada balita dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat
antibodiuntuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Proses pembentukan
antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut imunisasi
alamiah, sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah
upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan
antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan antigen
yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin. Berikut ini cakupan
imunisasi di Puskesmas Bandongan:
42
Grafik 4.19 Cakupan Imunisasi
CAKUPAN IMUNISASI
140
124.7
120.1 119.3
120 116.3
100
80
60
41
40 36.5
20
0
BCG DPT-HB-Hib3 POLIO 4 CAMPAK/MR DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
Hasil dari grafik 4.19 dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi pada
balita sudah mencapai bahkan melebihi target, namun untuk imunisasi
pada baduta masih kurang dari target. Untuk imunisasi DPT-HB-Hib4
sebesar 41.0% dan Campak/MR sebesar 36.5%. Rendahnya cakupan
imunisasi pada baduta karena beberapa orang tua kurang mengetahui
bahwa terdapat 2x imunisasi campak/MR dan DPT-HB-Hib4.
d. PTM
Program PTM (Penyakit Tidak Menular) merupakan Berikut ini
cakupan skrining lansia khususnya pada pelayanan hipertensi dan DM di
wilayah Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.20 Cakupan Pelayanan Penyakit Tidak Menular
120
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100
80
60
40
RI
O
N
DI
YO
RI
I
JO
GI
NG
NC
AR
GE
EJ
GA
SA
SA
DA
SA
AN
RE
BO
AS
KA
GU
OR
US
LE
KO
JO
KO
NG
ON
AN
UW
TR
NO
M
ND
S ID
KA
NA
RE
SU
SU
ND
DU
LA
EP
TO
NY
GA
BO
SA
NG
KE
BA
BA
KE
43
desa. Cakupan pelayanan hipertensi terendah di desa Ngepanrejo
sebanyak 4.5%.
Skrining pada lansia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pada
lansia untuk memelihara kesehatan sendiri, meningkatkan kemampuan
dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam mengatasi kesehatan
lansia, meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan lansia serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Berikut ini cakupan skrining
usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.21 Skrining Usila yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan
40
20
RI
AN
O
DI
N
RI
YO
RI
I
JO
GI
NG
NC
AR
GE
EJ
GA
SA
DA
SA
SA
AN
RE
BO
AS
GU
KA
OR
US
LE
JO
KO
KO
NG
ON
AN
UW
TR
NO
M
ND
S ID
KA
NA
RE
SU
SU
ND
DU
LA
EP
TO
NY
GA
BO
SA
NG
KE
BA
BA
KE
Hasil dari grafik 4.21 dapat disimpulkan bahwa rata-rata di beberapa desa
ada yang sudah memenuhi target namun di desa Rejosari cakupan
skriningnya masih rendah sebesar 65.8%. Rendahnya cakupan tersebut
karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan terdekat.
44
Grafik 4.22 Sasaran ODGJ Berat yang mendapatkan Pelayanan
24
25
20
17
16
15
12
10 9
8
7
6
5
4
5 3 3
2
1
0
RI
GI
YO
JO
RI
DI
RI
JO
NG
N
AN
NC
AR
GA
GE
SA
DA
SA
SA
AN
RE
RE
BO
AS
GU
KA
US
LE
KO
JO
NG
ON
KO
DO
AN
UW
TR
NO
M
ND
NA
KA
RE
SU
SU
ND
DU
LA
EP
SI
TO
NY
GA
BO
SA
NG
KE
BA
BA
KE
Hasil dari grafik 4.22 dapat disimpulkan bahwa sasaran dengan ODGJ
terbanyak terdapat di desa Sidorejo sebanyak 24 orang dan yang paling
sedikit yakni dari desa Kebonagung sebanyak 1 orang.
Cakupan UKGS
70.0
60.0 58.1
55.8 54.8
53.7 53.8
51.5 50.1 50.2 50.4
49.1
50.0 47.0 46.0 46.1 46.8
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
AN
RI
O
RI
DI
N
YO
I
I
JO
GI
NG
NC
AR
AR
GE
EJ
GA
SA
SA
DA
AN
RE
BO
AS
KA
GU
OR
GS
US
LE
JO
KO
KO
ON
AN
UW
TR
NO
M
ND
S ID
N
KA
NA
RE
SU
SU
ND
DU
LA
EP
TO
NY
GA
BO
SA
NG
KE
BA
BA
KE
45
Hasil dari grafik 4.23 dapat disimpulkan bahwa pelayanan UKGS terbanyak
dari desa Kebonagung sebesar 58.1% dan pelayanan terendah dari desa
Sukodadi sebesar 46.0%.
Upaya kuratif dan rehabilitatif antara lain pengibatan dan perawatan gigi,
penambahan gigi serta pencabutan gigi. Berikut ini cakupan pelayanan
rujukan kasus gigi dan mulut di Puskesmas Bandongan:
Grafik 4.24 Cakupan Pelayanan Rujukan Kasus Gigi dan Mulut
25.0
21.7 21.7 21.7 22.2 22.2
20.0 20.0
20.0 18.8
10.0 10.0
10.0
5.9
5.0
0.0
RI
AN
O
DI
N
RI
YO
RI
I
JO
GI
NG
NC
AR
GE
EJ
GA
SA
DA
SA
SA
AN
RE
BO
AS
GU
KA
OR
US
LE
JO
KO
KO
NG
ON
AN
UW
TR
NO
M
ND
S ID
KA
NA
RE
SU
SU
ND
DU
LA
EP
TO
NY
GA
BO
SA
NG
KE
BA
BA
KE
Hasil dari grafik 4.24 dapat disimpulkan bahwa pelayanan kasus rujukan
terbanyak dari desa Sukosari sebesar 27.3% dan yang paling sedikit dari desa
Kebonagung sebesar 5.9%.
46
BAB V
PENUTUP
47