Anda di halaman 1dari 126






    


  

e pendidika
aK n
Pe
ag
n
n
Te

PELATIHAN
di
di
n
t Guru da

kan

GTK PAUD
Anak Us

BERJENJANG
TINGKAT
o ra

i
kt

DASAR
a
e

D
ir

n
i

D i

2020

DIREKTORAT GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
MODUL 7.

KESEHATAN DAN GIZI ANAK


USIA DINI

Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2020
Penyusun

KESEHATAN DAN GIZI ANAK USIA DINI


Merupakan bagian dari Modul Pelatihan GTK PAUD Berjenjang tingkat Dasar yang diterbitkan oleh :

Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini


Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia
Tahun 2020

Modul pada Pelatihan Berjenjang GTK PAUD tingkat Dasar adalah:

1. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini


2. Perkembangan Anak Usia Dini
3. Pengenalan Anak dengan Kebutuhan Khusus
4. Cara Belajar Anak Usia Dini
5. Perencanaan Pembelajaran
6. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini
7. Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini
8. Komunikasi dalam Pengasuhan
9. Etika dan Karakter Pendidik PAUD

ii Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB I Pendahuluan

KATA PENGANTAR
P
erjalanan panjang pengembangan Pelatihan GTK Inisiatif lainnya adalah dengan menyiapkan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Berjenjang (Diklat penyelenggaraan Diklat Berjenjang moda daring (online
Berjenjang) telah dimulai sejak tahun 2009. Terbitnya atau blended learning). Moda ini pada dasarnya telah
Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar dikembangkan secara terpisah oleh Unit Pelaksana
Pendidikan Anak Usia Dini menjadi awal persiapan diklat Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang diperuntukkan khusus bagi Pendidik dan Tenaga (Kemendikbud) sejak beberapa tahun lalu, dan kemudian
Kependidikan (PTK) Pendidikan Anak Usia Dini tersebut. akan diintegrasikan secara nasional. Kami meyakini dengan
Diklat yang dirancang dalam 3 jenjang: dasar, lanjut, menjadikan Diklat Berjenjang dalam format pelatihan digital
dan mahir, dimaksudkan untuk menyiapkan kompetensi (online atau blended learning) akan dapat melatih lebih
pengasuh, guru pendamping dan guru PAUD sebagaimana banyak PTK PAUD di seluruh Indonesia. Berbagai perangkat
diamanatkan Permendikbud tersebut. Berbagai perangkat untuk persiapan moda daring telah disiapkan, salah satunya
disiapkan untuk mendukung pelaksanaan diklat, adalah dengan pembaruan modul Diklat Berjenjang, yang
diantaranya pedoman, modul serta bahan tayang/bahan dimulai dengan modul Diklat Berjenjang tingkat dasar.
paparan. PTK PAUD menyambut gembira adanya diklat Modul-modul ini merupakan bagian pertama dari proses
berjenjang, dan mengikuti diklat dengan berbagai skema digitalisasi tersebut. Modul yang telah dan dikemas secara
biaya, antara lain berasal dari APBN, APBD, dana desa, lebih menarik ini dapat langsung digunakan sebagai bahan/
bahkan dana mandiri. Hingga saat ini sudah lebih dari 175 materi diklat berjenjang konvensional atau moda tatap
ribu PTK PAUD mengikuti diklat berjenjang. muka dengan luring (offline).

Berbagai pengembangan terus dilakukan terhadap Modul ini merupakan hasil kerja berbagai pihak,
Diklat Berjenjang. Pengembangan terhadap materi dan yang bersama sama melakukan pengkajian (review),
modul Diklat Berjenjang dilakukan untuk memastikan materi menambahkan, menyempurnakan dan memastikan
terkini telah tercakup. Di samping itu, pengembangan pemanfaatannya bagi pendidik PAUD di Indonesia. Kami
terhadap sistem juga dilakukan untuk memastikan bahwa menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota tim
seluruh pendidik di berbagai pelosok Indonesia dapat penulis yang telah bekerja keras menyelesaikan seluruh
mengikuti Diklat Berjenjang. Contohnya, sebuah inisiatif Modul Diklat Berjenjang Tingkat Dasar tahun 2020.
dilaksanakan untuk dapat menjangkau peningkatan mutu Semoga modul tersebut dapat dipergunakan secara optimal
pendidik PAUD khususnya yang berada di daerah terluar, di masyarakat, sebagai bagian dari upaya peningkatan
terpencil, dan tertinggal, yang memungkinkan dilaksanakan kualitas pendidik PAUD di Indonesia.
dengan pendanaan dari berbagai sumber. Inisiasi tersebut
memperkaya Diklat Berjenjang dengan integrasi program
Gugus PAUD, Kunjungan Belajar Lokal, dan coaching.

Jakarta, 28 April 2020


Plt. Direktur GTK PAUD

Dr. Abdoellah
NIP 196008201986031005

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini iii


BAB I Pendahuluan

DAFTAR ISI
iii Sambutan 22 BAB V PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
iv Daftar Isi (PHBS)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Satuan
1 A. Latar Belakang PAUD dan di Rumah
5 B. Tujuan 37 C. Rangkuman
C. Ruang Lingkup
D. Pengguna Modul 38 BAB VI GIZI ANAK USIA DINI
E. Petunjuk Belajar A. Pengertian Zat Gizi
44 B. Pemilihan Bahan Pangan Yang Aman
6 BAB II RENCANA PENYAJIAN MATERI 47 C. Pengolahan Dan Penyajian Makanan
A. Kompetensi 50 D. Bahan Tambahan Makanan
B. Materi/Sub Materi E. Gizi Seimbang untuk Berbagai Kelompok Usia
7 C. Strategi/Metode Penyajian 52 F. Gangguan Akibat Kurang Gizi
D. Sumber Belajar 53 G. Contoh Menu Makanan Bagi Anak Usia Dini
E. Alat dan Bahan 55 H. Pemantauan Status Gizi
F. Evaluasi 62 I. Mengatasi Anak Sulit Makan
8 G. Alokasi Waktu 63 J. Hubungan Antara Gizi Dan Kecerdasan
H. Langkah-langkah Penyajian Materi 65 K. Gangguan Gizi Pada Anak Usia Dini

10 BAB III PENTINGNYA KESEHATAN DAN GIZI 67 BAB VII PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
PADA ANAK USIA DINI STUNTING
A. Peran Kesehatan bagi Masa Depan Anak A. Pengertian Stunting
B. Peran Gizi bagi Anak 68 B. Faktor Penyebab Stunting
11 C. Rangkuman 70 C. Hubungan Antara Stunting dan Kualitas Hidup
Anak
12 BAB IV KONSEP KESEHATAN 71 D. Pencegahan Stunting
A. Pengertian Kesehatan E. Penanganan Stunting
15 B. Ciri-Ciri Anak Sehat 73 F. Rangkuman
C. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Anak
17 D. Pemeliharaan Kesehatan Anak 74 BAB VIII GIZI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN
19 E. Gangguan Kesehatan Anak KHUSUS
20 F. Kondisi Lingkungan yang Perlu Diwaspadai 75 A. Gambaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
21 G. Peran Pendidik dalam Pemeliharaan Kesehatan B. Prinsip Pemberian Makan bagi Anak
Anak Berkebutuhan Khusus
H. Sistem Rujukan 76 C. Rangkuman
I. Rangkuman

iv Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB I Pendahuluan

78 BAB IX PERTOLONGAN PERTAMA PADA


KECELAKAAN (P3K) DAN GANGGUAN
KESEHATAN
A. Pentingnya Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
80 B. Prosedur Operasional Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
82 C. Pertolongan Pertama pada Gangguan Kesehatan
85 D. Pertolongan Pertama Pada Berbagai Kasus di
Satuan PAUD
86 E. Rangkuman

87 BAB X PERLINDUNGAN, KEAMANAN DAN


KESELAMATAN ANAK USIA DINI
92 A. Perlindungan Anak Usia Dini
93 B. Keamanan Anak Usia Dini
C. Keselamatan Anak Usia Dini
D. Tanggung Jawab terhadap Keselamatan dan
Keamanan Anak Usia Dini
E. Rangkuman

98 BAB XI DUKUNGAN KELUARGA DAN


MASYARAKAT
A. Dukungan Keluarga
102 B. Dukungan Masyarakat
C. Identifikasi Sumber Daya Keluarga dan
Masyarakat
104 D. Rangkuman

105 BAB XII PENUTUP


106 DAFTAR PUSTAKA
110 SOAL LATIHAN
112 KUNCI JAWABAN
115 TUGAS MANDIRI

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini v


BAB I Pendahuluan

vi Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


GAMBARAN UMUM MODUL
Modul Kesehatan dan Gizi terbagi atas 12 bab, yang menyajikan ulasan
tentang konsep kesehatan, pemeliharaan kesehatan anak usia dini, gangguan
kesehatan pada anak, pemenuhan gizi anak usia dini, gangguan gizi anak usia
dini (malnutrisi), pencegahan dan penanganan stunting, pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) dan gangguan kesehatan, perlindungan, keamanan
dan keselamatan anak usia dini dan dukungan sumber daya (keluarga dan
masyarakat).

Bab I berisi tentang gambaran umum permasalahan berisi uraian tentang gambaran anak berkebutuhan khusus
kesehatan yang ada di Indonesia. Bab II berisi tentang (ABK), prinsip pemberian makan bagi anak berkebutuhan
rencana penyajian materi. Bab III berisi tentang pentingnya khusus. Bab IX pertolongan pertama pada kecelakaan
kesehatan dan gizi bagi anak usia dini. Bab IV berisi tentang (P3K) dan gangguan kesehatan, menguraikan tentang
konsep kesehatan, yang memuat rincian tentang pengertian pentingnya pertolongan pertama pada kecelakaan, prosedur
kesehatan, ciri-ciri anak sehat, faktor yang mempengaruhi operasional pertolongan pertama pada kecelakaan, dan
kesehatan anak, pemeliharaan kesehatan anak, gangguan pertolongan pertama pada gangguan kesehatan. Bab X
kesehatan anak, kondisi lingkungan yang perlu diwaspadai, berisi tentang perlindungan, keamanan dan keselamatan
peran pendidik dalam pemeliharaan kesehatan anak dan anak usia dini. Bab XI berisi tentang dukungan keluarga
sistem rujukan. Bab V berisi tentang perilaku hidup bersih dan masyarakat serta identifikasi sumber daya keluarga dan
dan sehat (PHBS), yang didalamnya memuat rincian tentang masyarakat.
pengertian perilaku hidup bersih dan sehat, perilaku hidup
bersih dan sehat di satuan PAUD dan di rumah. Bab VI berisi Pada setiap bagian penting terdapat kotak, yang berisikan
tentang gizi anak usia dini yang memuat uraian tentang peristiwa, fakta, data, kasus, berita, pertanyaan maupun
pengertian zat gizi, pemilihan bahan pangan yang aman, pernyataan, yang diharapkan mampu melatih kecakapan
pengolahan dan penyajian makanan, bahan tambahan berpikir kritis peserta, dan menstimulasi proses belajar lebih
makanan, gizi seimbang untuk berbagai kelompok usia, lanjut. Sumber-sumber penting juga dicantumkan dalam
gangguan akibat kurang gizi, contoh menu makanan bagi modul, sebagai bahan referensi lanjutan untuk pengayaan
anak usia dini, pemantauan status gizi, mengatasi anak pengetahuan dan keterampilan.
sulit makan, hubungan antara gizi dan kecerdasan dan
gangguan gizi pada anak usia dini. Bab VII pencegahan Pada setiap bab, terdapat hal-hal yang perlu didiskusikan
dan penanganan stunting, yang memuat uraian tentang oleh peserta pelatihan, sebagai upaya untuk peningkatan
pengertian stunting, faktor penyebab stunting, hubungan pemahaman. Bagian terakhir modul terdapat soal-soal
antara stunting dan kualitas hidup anak, pencegahan latihan dan tugas mandiri yang merupakan bagian dari
stunting, penanganan stunting. Bab VIII memberikan kegiatan pelatihan tatap muka, sehingga harus dikerjakan
uraian tentang gizi bagi anak berkebutuhan khusus, yang oleh setiap peserta pelatihan.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini vii


DAFTAR ISI

viii Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia dini merupakan usia emas, yang sedang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Di usia ini pula, anak cenderung sangat aktif, namun demikian,
kekebalan tubuh anak belum stabil. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018,
menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Proporsi
status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2% (Riskesdas 2013) menjadi
30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6%
(Riskesdas 2013) menjadi 17,7%.

Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan anak, diantaranya alergi, asma,


campak, cacar, flu, penyakit mata dan infeksi telinga, maupun penyakit-penyakit
lainnya. Di Indonesia, permasalahan kesehatan dan gizi masih cukup banyak.
Dari sisi kesehatan, masih banyak anak usia dini yang mendapatkan gangguan
kesehatan dan belum mendapatkan penanganan yang tepat, serta mendapatkan
akses layanan kesehatan yang memadai. Dari sisi gizi, masih banyak anak yang
mengalami malnutrisi (salah gizi), baik kekurangan gizi, bahkan sejak dalam
kandungan, maupun kelebihan gizi.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 1


BAB I Pendahuluan

KOTAK I.1

ASI EKSKLUSIF
Usia dini pada masa-masa awal kelahiran, merupakan
periode penting pertumbuhan dan perkembangan
anak, sehingga perlu mendapatkan gizi yang tepat,
salah satunya adalah pemberian air susu ibu (ASI)
eksklusif.

ASI eksklusif pada masa awal kelahiran sampai enam


bulan pertama sangat berperan dalam pembentukan
kekebalan tubuh. ASI juga memiliki manfaat yang
sangat besar, antara lain membangun hubungan
psikologis yang erat antara ibu dan bayi, membuat
berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari
obesitas, mencegah alergi, mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan,
menguatkan tulang dan mencegah penyakit kanker pada bayi dan kanker payudara pada
ibu yang menyusui serta mengurangi risiko kematian mendadak atau Sudden Infant Death
Syndrome (SIDS).

Kecerdasan anak yang lebih menonjol juga dijumpai pada bayi yang mendapat ASI
dibandingkan dengan susu formula, hal ini terkait dengan pola asuh gizi pada bayi.
Pengetahuan tentang gizi sejak bayi dilahirkan sampai usia 2 tahun, baik mengenai jenis,
porsi makanan bayi dan anak, sangat mendukung pertumbuhan otak dan fisik, baik bagi
bayi yang lahir dengan berat kurang maupun normal.

Selain tingkat kesehatan anak, lingkungan berbagai budaya, cara pengolahan, atau bahan tambahan pengawet, untuk
adat yang ada beragam serta sosial ekonomi atau nilai menjangkau konsumen yang berada di luar lokasi pabrik.
(value) anak, turut pula mempengaruhi pola makan bayi Upaya penelitian untuk mendapatkan berbagai macam adat
dan anak di masyarakat. Pangan lokal dari produk lahan dan budaya makan, yang dapat memperkuat pola makan
tanah masyarakat ataupun ketersediaan bahan pangan bergizi dan aman, sangat diperlukan untuk membangun
baik masa subur atau kemarau dapat mempengaruhi pola kepercayaan masyarakat tentang pola makan berbahan
makan keluarga dan distribusi makan pada bayi dan anak. pangan lokal, baik sumber karbohidrat, protein, lemak,
Di lain pihak muncul berbagai produk makanan pabrik yang vitamin maupun mineral.
disertai informasi yang gencar tanpa memberi keterangan

2 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB I Pendahuluan

KOTAK I.2
MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA
TBC, stunting, cakupan serta mutu imunisasi merupakan permasalahan kesehatan yang saat ini
menjadi perhatian di Indonesia. Data WHO, 2018, menunjukkan bahwa Indonesia berada pada
peringkat kedua untuk beban TBC tertinggi di dunia. Angka stunting di Indonesia juga cukup tinggi,
meskipun mengalami penurunan, tetapi masih di atas batasan Badan kesehatan dunia (WHO). WHO
membatasi angka stunting 20%, tetapi angka stunting di Indonesia masih
sekitar 30%. Terkait imunisasi, masih muncul kejadian luar biasa dipteri
dan campak, sehingga permasalahan cakupan dan kualitas vaksin perlu
diperhatikan lebih serius (Rakekesnas, Maret 2018).

Permasalahan di atas sangat terkait dengan anak usia dini, sehingga perlu
ada upaya penanganan secara serius melalui keterlibatan semua pihak,
termasuk pendidikan anak usia dini.

Apa kontribusi pendidik PAUD terhadap penuntasan permasalahan


kesehatan di atas?

Untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan, makanan yang sehat, bergizi dan bervariasi dapat menjadi
salah satu solusi, karena bagaimanapun juga kesehatan dan gizi saling terkait.

Kotak I.3
APA UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN
OLEH PENDIDIK PAUD DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK?
Maraknya makanan cepat saji di restoran dengan berbagai
variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot dog, pizza,
hamburger, juga jajanan di PKL seperti cilok, cireng, gorengan
menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan
kebutuhan gizi yang sehat. Makanan cepat saji utamanya hanya
mengandung lemak dan karbohidrat, kurang protein, vitamin
dan mineral. Lebih baik sempatkan waktu untuk masak makanan
kesukaan anak.

Perlu kreativitas yang tinggi bagi pendidik dan orang tua untuk mengemas makanan sehat
yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji. Di sisi lain, orangtua juga sering kesulitan
menyusun dan mengatur menu makanan, serta pemilihan dan pengolahan bahan makanan dengan
benar. Kondisi ibu yang bekerja di luar rumah juga kadang menjadi permasalahan tersendiri dalam
pemenuhan makanan yang sehat dan bergizi seimbang.

Upaya penanganan berbagai permasalahan tersebut di atas dapat dilakukan melalui kerjasama yang
baik antara orangtua dan pendidik di satuan pendidikan anak usia dini.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 3


BAB I Pendahuluan

Upaya memelihara kesehatan dan memenuhi kebutuhan holistik integratif. Dengan demikian, setiap upaya yang
zat gizi bagi anak usia dini merupakan tanggung jawab terkait dengan kesehatan dan gizi merupakan salah satu
orangtua dan pendidik di satuan Pendidikan Anak Usia Dini aspek yang harus diberikan kepada anak. Kesehatan anak
(PAUD), karena merupakan aspek penting dalam upaya juga berhubungan dengan permasalahan mental, misalnya
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak tekanan (stres), depresi, pola asuh yang tidak sesuai dengan
usia dini. Oleh karena itu, setiap pendidik PAUD hendaknya karakteristik anak. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan
memahami dasar-dasar kesehatan dan kebutuhan gizi anak, kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari permasalahan
sehingga dapat memenuhi dengan layak. Pemahaman tersebut.
tersebut akan membantu pendidik PAUD dalam upaya
memelihara kesehatan anak, mengenali kemungkinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 137
adanya gangguan kesehatan dan gizi, menangani secara tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
dini permasalahannya serta membangun sistem rujukan Dini, menyebutkan tentang enam lingkup perkembangan,
yang tepat. Hal ini penting dilakukan pada setiap satuan dan pada setiap lingkup perkembangan terdapat tingkat
PAUD, yang pada saat ini dituntut memberikan layanan pencapaian perkembangan anak menurut usia.

Kotak I.4
LINGKUP PERKEMBANGAN
Lingkup perkembangan anak usia dini terdiri atas nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,
sosial emosional dan seni.

Lingkup perkembangan nilai agama dan moral meliputi kemampuan mengenal nilai agama yang dianut,
mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, mengetahui hari besar agama, menghormati, dan toleran terhadap agama orang lain.
Lingkup perkembangan fisik motorik, terbagi atas motorik kasar, motorik halus dan perilaku keselamatan
dan kesehatan. Kognitif meliputi belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis, dan berfikir simbolik.
Lingkup perkembangan bahasa meliputi memahami bahasa reseptif, mengekspresikan bahasa dan
keaksaraan awal.

Lingkup perkembangan sosial emosional meliputi kesadaran diri, terdiri atas memperlihatkan kemampuan
diri, mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan orang
lain, rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, mencakup kemampuan mengetahui hak-haknya,
mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan sesama;
dan perilaku prososial.

Lingkup perkembangan seni meliputi kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi
dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta
mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama.

Keseluruhan lingkup perkembangan tersebut saling terkait satu sama lain.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137/2014


tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini

4 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB I Pendahuluan

Oleh karena itu, pendidik perlu memiliki kecakapan untuk h. Perlindungan, keamanan dan keselamatan anak
menumbuhkan dan mengembangkan perilaku tersebut usia dini
pada anak. Kemampuan pendidik akan sangat ditunjang i. Dukungan sumber daya (keluarga dan masyarakat)
oleh pengetahuan dan keterampilannya, yang salah
satunya ditingkatkan melalui pemahaman terhadap modul C. Ruang Lingkup
“Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini”. Modul ini berisikan tentang pentingnya kesehatan dan gizi
pada anak usia dini, konsep kesehatan, perilaku hidup bersih
Modul “Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini” memberikan dan sehat, gizi anak usia dini, pencegahan dan penanganan
gambaran mengenai konsep kesehatan dan gizi, upaya- stunting, Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
upaya pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan gizi dan gangguan kesehatan, perlindungan, keamanan dan
anak, gangguan kesehatan dan gizi pada anak usia dini, keselamatan anak usia dini dan dukungan sumber daya
penanganan pertama terhadap gangguan kesehatan dan yang ada dalam satuan PAUD, keluarga dan masyarakat,
gizi, pertolongan pertama pada kecelakaan, perlindungan, serta berbagai bahan pengayaan bagi peserta pendidikan
keselamatan dan keamanan anak serta dukungan dan pelatihan.
lingkungan dan keluarga terhadap berbagai upaya
pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan gizi anak. D. Pengguna Modul
1. Pelatih diklat guru pendamping muda Pendidikan Anak
Modul ini disusun sebagai bahan bagi para pelatih pendidik Usia Dini
PAUD, khususnya pelatih pada pendidikan dan pelatihan 2. Peserta diklat guru pendamping muda Pendidikan Anak
(diklat) guru pendamping muda, sehingga dapat melakukan Usia Dini
transfer pengetahuan dan keterampilan mengenai 3. Penyelenggara diklat guru pendamping muda
kesehatan dan gizi, dan pada akhirnya diharapkan guru Pendidikan Anak Usia Dini
pendamping muda dapat mengimplementasikan pada 4. Pihak-pihak lain yang memiliki perhatian terhadap
satuan PAUD masing-masing. Di sisi lain, modul ini juga berbagai upaya pemeliharaan kesehatan dan
merupakan salah satu bahan bacaan bagi guru pendamping pemenuhan gizi anak usia dini
muda, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mengenai berbagai hal yang terkait dengan E. Petunjuk Belajar
kesehatan dan gizi anak usia dini. Agar dapat memahami materi kesehatan dan gizi bagi
anak usia dini secara tepat, utuh dan mendalam, Anda
B. Tujuan diharapkan:
1. Tujuan Umum 1. Membaca secara tuntas dan cermat seluruh paparan
Memberikan deskripsi mengenai perawatan kesehatan yang ada dalam bahan ajar ini.
dan pemenuhan gizi bagi anak usia dini. 2. Mengikuti paparan atau penyajian materi ini secara
2. Tujuan Khusus fokus pada saat disampaikan dalam kegiatan pelatihan
Memberikan deskripsi secara mendetail mengenai : yang diikuti.
a. Konsep kesehatan 3. Melakukan analisis dan mendiskusikan setiap paparan
b. Pemeliharaan kesehatan anak usia dini yang disajikan baik dengan teman peserta pelatihan
c. Gangguan kesehatan pada anak maupun dengan narasumber
d. Pemenuhan gizi anak usia dini 4. Mengerjakan berbagai tugas yang diminta, baik yang
e. Gangguan gizi anak usia dini (malnutrisi) disajikan dalam bahan ajar ini maupun yang diberikan
f. Pencegahan dan penanganan stunting oleh narasumber pada saat mengikuti pelatihan.
g. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan 5. Melaksanakan tugas mandiri setelah kegiatan pelatihan
ganggguan kesehatan tatap muka selesai, sesuai dengan acuan yang tertuan
pada bagian terakhir modul ini.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 5


BAB II Rencana Penyajian Materi

BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. Kompetensi 3. Gizi Anak Usia Dini
a. Pengertian Zat Gizi
1. Menjelaskan pentingnya pemeliharaan kesehatan anak
b. ASI
usia dini
c. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
2. Mempraktekkan pemenuhan gizi seimbang anak usia
a) Pemilihan Bahan Pangan Yang Aman
dini
b) Pengolahan dan Penyajian Makanan
3. Menjelaskan pentingnya upaya penanganan gangguan
c) Bahan Tambahan Makanan
kesehatan dan gizi pada anak usia dini, termasuk
d) Prinsip Pemberian Makan pada Anak Usia Dini
masalah stunting
e) Pola Makan Dengan Gizi Seimbang
4. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan
f) Menu Makanan Bagi Anak Usia Dini
gangguan kesehatan yang terjadi pada anak usia dini
d. Pemantauan dan Penilaian Status Gizi
5. Melakukan berbagai upaya perlindungan, keselamatan
e. Mengatasi Anak Sulit Makan
dan keamanan pada anak usia dini
f. Hubungan Antara Gizi Dan Kecerdasan

B. Materi/Sub Materi g. Gangguan Gizi Pada Anak Usia Dini


4. Pencegahan dan Penanganan Stunting
1. Konsep Kesehatan
a. Pengertian Stunting
a. Pengertian Kesehatan
b. Faktor Penyebab Stunting
b. Ciri-Ciri Anak Sehat
c. Stunting di Indonesia
c. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Anak
d. Hubungan Antara Stunting dan Kualitas Hidup Anak
d. Pemeriksaan Kesehatan Anak
e. Pencegahan Stunting
e. Gangguan Kesehatan Anak
f. Penanganan Stunting
f. Pemeliharaan Kesehatan Anak
g. Asupan Gizi Bagi Anak Stunting
g. Peran Guru dalam Pemeliharaan Kesehatan Anak
5. Gizi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
h. Sistem Rujukan
a. Prinsip Pemberian Makan bagi Anak Berkebutuhan
2. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Khusus
a. Membuang Sampah pada Tempatnya
b. Menu Makanan bagi Anak Berkebutuhan Khusus
b. Mencuci Tangan
6. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Gangguan
c. Menggosok Gigi
Kesehatan
d. Menjaga Kebersihan Diri Dan Lingkungan
a. Pentingnya Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
e. Makan Makanan Sehat Seimbang
dan Gangguan Kesehatan
f. Olahraga
b. Prosedur Operasional Pertolongan Pertama Pada
g. Istirahat
Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan
7. Perlindungan, Keamanan Dan Keselamatan Anak Usia Dini

6 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB II Rencana Penyajian Materi

a. Perlindungan Anak Usia Dini


b. Keamanan Anak Usia Dini
D. Sumber Belajar
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
c. Keselamatan Anak Usia Dini
137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
d. Tanggung Jawab terhadap Keamanan dan
Anak Usia Dini
Keselamatan Anak Usia Dini
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
8. Dukungan Keluarga dan Masyarakat
146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan
a. Dukungan Keluarga
Anak Usia Dini
a) Dukungan ayah
3. Modul Kesehatan dan Gizi, Direktorat Pembinaan GTK
b) Dukungan Ibu dan anggota keluarga lainnya
PAUD dan Dikmas, 2018
b. Dukungan Masyarakat
4. Bahan paparan atau bahan tayang
c. Identifikasi Sumber Daya Keluarga dan Masyarakat
5. Bahan-bahan bacaan lainnya yang relevan

C. Strategi/Metode Penyajian E. Alat dan Bahan


1. Strategi dan Metode
1. Kartu Menuju Sehat (KMS)
a. Diskusi
2. Boneka bayi/anak
b. Tanya Jawab
3. Peralatan mandi (bak mandi, sabun, samphoo, handuk,
c. Curah Pendapat
pakaian ganti)
d. Ceramah
4. Peralatan kebersihan (sapu, tempat sampah, serok
e. Penugasan
sampah, kain pel, ember, dan lain-lain)
f. Simulasi/Praktek kelas
5. Peralatan menggosok gigi (sikat gigi, pasta gigi, gelas
kumur)
2. Tugas individu/kelompok
6. Peralatan mencuci tangan (sabun cair, waslap)
a. Tugas individu
7. Peralatan makan (piring, gelas, garpu, sendok, model
a) Peserta membuat ringkasan materi kesehatan
makanan/food model atau makanan asli)
dan gizi
8. Alat penimbang berat badan
b) Peserta melakukan identifikasi gangguan
9. Alat pengukur tinggi badan
kesehatan anak
10. Kartu Pertumbuhan Anak (bacaan status gizi : hasil
c) Peserta menyusun menu makanan bagi anak
penimbangan berat badan menurut umur, berat badan
usia dini dengan bahan dasar lokal
menurut tinggi badan, panjang badan/tinggi badan
b. Tugas kelompok
menurut umur)
a) Peserta berkelompok mempraktekkan
11. Obat-obatan dan peralatan kesehatan sederhana (obat
pembimbingan perilaku hidup bersih dan sehat
penurun demam, alkohol, antiseptik, plester, kapas, dan
(memandikan anak, membersihkan lingkungan,
lain-lain)
toilet training, makan dan minum, menggosok
12. Meteran dan pita untuk mengukur lingkar kepala
gigi, membimbing anak tidur)
13. Termometer (air raksa atau digital)
b) Peserta berkelompok melakukan pertolongan
14. Kertas HVS
pertama pada kecelakaan dan gangguan
15. Alat tulis (spidol, ballpoint, dll)
kesehatan (sesuai kasus yang sering terjadi di
16. Post it
satuan PAUD)
17. Kertas plano
c) Upaya-upaya penanganan stunting yang bisa
dilakukan
d) Upaya-upaya memastikan keamanan dan
F. Evaluasi
1. Tes awal (Pre test)
keselamatan anak usia dini
2. Tes akhir (Post test)

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 7


BAB II Rencana Penyajian Materi

3. Pengamatan
4. Tugas individu/kelompok
H. Langkah-langkah Penyajian
Materi
G. Alokasi Waktu Pelatih atau fasilitator perlu menyusun dan mengembangkan
Alokasi waktu pembelajaran adalah 8 jam pelajaran, langkah-langkah penyajian materi sesuai dengan kondisi
dengan 4 jam pelajaran untuk teori dan 4 jam pelajaran dan karakteristik peserta pelatihan. Berikut ini diberikan
untuk praktek. gambaran langkah-langkah penyajian materi yang dapat
dikembangkan oleh fasilitator atau pelatih.

No. Kegiatan Alokasi Waktu


Pengantar
1. Perkenalan 5’
Fasilitator memperkenalkan diri kepada peserta
2. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan penyegaran (energizer). 5’
Energizer disesuaikan dengan :
Kondisi sasaran (usia, jenis kelamin, latar belakang pekerjaan, sosial dan
budaya)
Waktu penyampaian materi
3. Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan dan hasil yang diharapkan 10’
dari sesi ini
Penghubung
1. Metaplan 10’
Fasilitator menempelkan kertas karton/plano di papan
Fasilitator membagikan kertas metaplan, spidol dan perekat kepada peserta.
Fasilitator menggali permasalahan dan pengetahuan peserta terkait dengan
permasalahan kesehatan dan gizi yang dihadapi di satuan PAUD, dengan
memberikan pertanyaan:
Apa pentingnya kesehatan dan gizi bagi anak usia dini?
Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh peserta terkait kesehatan dan gizi
anak usia dini?
Fasilitator meminta peserta menuliskan jawaban dalam kertas metaplan dan
menempelkan pada kertas karton/plano
2. Fasilitator membahas jawaban peserta, dan mengaitkan dengan pokok 10’
bahasan dalam materi kesehatan dan gizi
KEGIATAN INTI
1. Fasilitator menjelaskan tentang konsep kesehatan 30’
Fasilitator menggali pemahaman peserta tentang konsep kesehatan
Fasilitator meminta peserta menuliskan dalam kertas metaplan
2. Fasilitator memberikan penjelasan tentang perilaku hidup bersih dan sehat 60’
Fasilitator meminta peserta mendiskusikan perilaku hidup bersih dan sehat
Fasilitator meminta peserta mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Fasilitator menjelaskan tentang gizi anak 75’
Fasilitator menggali potensi makanan lokal di wilayah masing-masing
Fasilitator meminta peserta menyusun menu makanan
Peserta mempresentasikan hasil diskusi

8 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB II Rencana Penyajian Materi

Ice Breaking 5’
4. Fasilitator menjelaskan tentang pencegahan dan penanganan stunting 25’
Fasilitator menjelaskan tentang stunting, penyebab dan dampaknya
Fasilitator memutarkan video tentang stunting
Fasilitator meminta pendapat peserta tentang tayangan video
5. Fasilitator menjelaskan gizi bagi anak berkebutuhan khusus 30’
Fasilitator menjelaskan tentang karakteristik umum anak berkebutuhan khusus
Fasilitator mengajak peserta mengidentifikasi bahan makanan yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi anak
6. Fasilitator menjelaskan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan dan 30’
gangguan kesehatan pada anak
Fasilitator mengajak melakukan identifikasi kecelakaan dan gangguan
kesehatan pada anak
Fasilitator mengajak peserta mendiskusikan prosedur penanganan kecelakaan
dan gangguan kesehatan
7. Fasilitator menjelaskan perlindungan, keamanan dan keselamatan anak usia 30’
dini
Fasilitator mengajak peserta mengidentifikasi kondisi bahaya bagi anak
Fasilitator mengajak peserta melakukan tindakan untuk mengatasi potensi
bahaya bagi anak
8. Fasilitator menjelaskan dukungan keluarga dan masyarakat 15’
Akhir Sesi Kegiatan
1. Fasilitator meminta peserta menyimpulkan hal-hal yang sudah dipelajari dalam 10’
materi “Kesehatan dan Gizi”
2. Fasilitator mengakhiri sesi dengan mengucapkan terima kasih kepada peserta 10’
atas perhatian dan kerjasamanya
Jam pelajaran : 8 Jam pelajaran (@45 menit) : 360 menit 360’

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 9


BAB III Pentingnya Kesehatan dan Gizi Pada Anak

BAB III
PENTINGNYA KESEHATAN DAN
GIZI PADA ANAK USIA DINI

A. Peran Kesehatan bagi menggosok gigi secara teratur, makan makanan yang
sehat seimbang, membuang sampah pada tempatnya,
Masa Depan Anak dan sebagainya. Peran pendidik dan orang tua adalah
Usia dini memerlukan perhatian dalam hal pemeliharaan memberikan dukungan terhadap proses pembiasaan pada
kesehatan, karena terkait dengan masa pertumbuhan anak.
dan perkembangan, yang mempengaruhi kehidupan
kelak kemudian hari. Pertumbuhan sel dimulai dari saat B. Pentingnya Gizi bagi Anak
pembuahan pertama dan pertumbuhan janin dalam rahim Pemenuhan gizi yang seimbang penting bagi anak usia dini.
ibu, sampai usia baligh atau remaja. Kekurangan zat gizi untuk pertumbuhan (protein, kalsium,
fosfat, energi) pada anak perempuan akan menyebabkan
Pemeliharaan kesehatan sesungguhnya diawali ketika ibu pertumbuhan tulang panggul dalam tidak optimal,
hamil, dan hal ini sangat menentukan ada atau tidaknya sehingga pada masa dewasa mengalami gangguan
permasalahan kesehatan yang akan dihadapi anak pada persalinan, hingga timbulnya risiko kematian pada saat
masa dewasa. Pemeliharaan kesehatan dapat dimulai melahirkan anak.
dari hal-hal yang sederhana, misalnya mencuci tangan,

10 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB III Pentingnya Kesehatan dan Gizi Pada Anak

KOTAK III.1 SIKLUS PERTUMBUHAN


Dalam daur hidup manusia terdapat dua siklus pertumbuhan, yakni pertama atau awal pada masa
janin sampai balita dan masa percepatan pertumbuhan kedua adalah masa remaja atau baligh.
Pada masa pertumbuhan awal yang perlu diperhatikan dari organ tubuh yang penting adalah
pertumbuhan sel otak, yaitu optimal terjadi hingga usia 2 tahun, dan pada usia berikutnya otak sudah
siap menerima stimulasi serta dapat memberikan respon. Sementara itu, pertumbuhan tulang dari
seluruh organ gerak atau tinggi badan akan berakhir pada masa remaja, dan mengalami penurunan
massa tulang saat lanjut usia (lansia).

Hal ini dapat menjadi perhatian kita bahwa ketika bayi dideteksi berisiko stunting (pendek, atau sangat
pendek, atau tinggi badan di bawah ukuran standar untuk anak seusianya), maka diupayakan terpenuhi
status gizinya, terutama protein hewani, sehingga pada fase kedua percepatan pertumbuhan, tinggi
badan anak dapat mencapai standar.

Untuk mengetahui kesesuaian tinggi badan dengan standar tinggi badan menurut umur dapat
digunakan Kartu Pertumbuhan Tinggi badan menurut Umur berbeda pada jenis kelamin laki dan
wanita, yang terdapat dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).

Pemenuhan gizi yang sehat dan seimbang dapat dengan menggunakan bahan-bahan pangan lokal yang aman, sehingga
mudah ditemukan dan terjangkau dari sisi harga. Bahan pangan lokal juga dipilih yang nilai gizinya seimbang.

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Jelaskan kemungkinan gangguan yang dialami ibu hamil dan janin jika tidak mendapatkan asupan gizi
yang baik?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

C. Rangkuman
Pemenuhan gizi dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini penting karena mempengaruhi kehidupan sampai dewasa.
Siklus pertumbuhan optimal terdiri atas 2 bagian yaitu 2 tahun pertama kehidupan dan sebelum akhir baligh. Seorang ibu
hamil dapat menderita berbagai penyakit pada ibu dan anak jika kekurangan zat gizi seperti, berat bayi lahir rendah (BBLR),
kretin, bibir sumbing, dan lain-lain. Ibu hamil perlu melakukan kontrol rutin ke Puskesmas untuk mendeteksi penyakit,
memonitor perkembangan kehamilan dan janin serta mendapatkan edukasi bekal sebagai calon orang tua dalam merawat
anak sejak bayi.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 11


BAB IV Konsep Kesehatan

BAB IV
KONSEP KESEHATAN

A. Pengertian Kesehatan
Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam ketiadaan penyakit atau kelemahan”. Pada tahun 1986,
kehidupan seorang anak, karena derajat atau status WHO, dalam Piagam Ottawa untuk promosi kesehatan,
kesehatan dapat mempengaruhi proses belajar anak. Anak menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah
yang sehat dapat menerima dan memproses informasi “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan
dengan baik, sehingga mengoptimalkan kecerdasannya. hidup, kesehatan adalah konsep positif, yang menekankan
Demikian pula dengan tumbuh kembang anak. Ketika sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
anak sehat, anak dapat melakukan berbagai aktivitas,
Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian tentang
antara melakukan eksplorasi, bermain, bersosialisasi,
kesehatan. Perkins menyatakan bahwa kesehatan
mengungkapkan gagasan, menciptakan banyak karya-
merupakan suatu keadaan yang seimbang dan dinamis
karya kreatif, dan sebagainya. Dengan demikian, kesehatan
antara bentuk dan fungsi tubuh juga berbagai faktor yang
akan berpengaruh terhadap optimalisasi pertumbuhan dan
mempengaruhinya. Sementara itu, Paune mengemukakan
perkembangan anak.
kesehatan sebagai fungsi yang efektif dari sumber-sumber
Kesehatan sesungguhnya tidak hanya kondisi yang perawatan diri yang menjamin sebuah tindakan untuk
menunjukkan bahwa anak bebas dari penyakit atau perawatan diri. Kesehatan merupakan perilaku yang sesuai
kecacatan, tetapi lebih luas dari itu. Ada banyak dengan tujuan, agar mendapatkan, mempertahankan dan
sekali pengertian kesehatan, baik menurut peraturan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual. Neuman
perundangan, organisasi kesehatan dunia, maupun menyatakan bahwa kesehatan adalah suatu keseimbangan
beberapa ahli. Menurut Undang-undang No. 36 tahun bio-psiko, sosio, kultural dan spiritual pada tiga garis
2009 tentang Kesehatan, Bab I, Pasal 1 disebutkan pertahanan yang fleksibel, normal dan resisten. White, 1977,
bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, menjelaskan sehat sebagai suatu keadaan ketika seseorang
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap pada waktu diperiksa tidak memiliki keluhan apapun atau
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. tidak ada tanda-tanda kelainan atau penyakit. Perkin,
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health 1938, menyebutkan bahwa sehat adalah suatu keadaan
Organization/WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya.
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya

12 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB IV Konsep Kesehatan

KOTAK IV.1 PENGERTIAN KESEHATAN


Kesehatan adalah kondisi terbaik anak, yang menunjukkan keseimbangan dalam dimensi fisik, sosial,
mental, ekonomi, termasuk di dalamnya perilaku.

Masyarakat sering menganggap bahwa kesehatan hanya terkait dengan kondisi fisik, sehingga yang
disebut sehat hanyalah ketika anak tidak sakit. Hal ini tidak terlalu salah, mengingat kondisi fisik ini yang
paling mudah dikenali. Anak dikatakan sehat apabila secara fisik, sosial, dan mental dalam kondisi yang
baik, serta menunjukkan produktivitas yang tinggi. Dari sini terlihat bahwa aspek kesehatan sangatlah
luas, satu sama lain saling terkait, sehingga perlu diperhatikan secara
keseluruhan.

Keseluruhan aspek kesehatan tersebut sangat berpengaruhi terhadap


proses belajar anak, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangannya. Anak yang sehat dapat bermain,
bereksplorasi, melakukan berbagai aktivitas, sehingga proses belajar
dapat berjalan optimal. Anak yang dapat belajar dengan baik memiliki
pengalaman yang kaya, yang berguna untuk hidupnya kelak.

Dimensi fisik dari kesehatan dikenali dari tidak adanya Agar seseorang mencapai kondisi seimbang terbaiknya,
penyakit tertentu yang diderita. Kesehatan dari dimensi maka perlu adanya pendidikan kesehatan yang dimulai sejak
sosial menyangkut hubungan dengan orang-orang di usia dini. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu
sekitarnya. Anak yang sehat secara sosial dapat berinteraksi seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun
secara baik, memiliki kemampuan adaptasi yang memadai, secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan
dapat berkomunikasi dengan baik dan sebagainya. pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi
Kesehatan dari dimensi mental menyangkut aspek psikologi kesehatan pribadinya dan orang lain.
dari dalam diri. Anak yang sehat secara mental adalah
anak yang terbebas dari tekanan atau stres, ancaman, Larry Green menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan
dan kondisi yang tidak menyenangkan lainnya. Anak adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang
tersebut akan tampak ceria dan bersemangat. Kesehatan untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku
dari sisi ekonomi sesungguhnya menyangkut pada tingkat yang kondusif bagi kesehatan. Dengan demikian,
produktivitas. Pada anak, produktivitas tampak dari ide/ pendidikan kesehatan merupakan upaya sadar untuk
gagasan/pendapat anak, maupun karya-karya kreatif yang membentuk perilaku sehat, dan karena merupakan suatu
dihasilkan. Anak yang sehat akan menunjukkan hal-hal perilaku, maka terdiri atas komponen sikap, pengetahuan
tersebut dengan memadai. Kesehatan dari sisi perilaku dan keterampilan. Dengan demikian, dengan pendidikan
tampak dari tindakan anak sehari-hari, yang mengacu pada kesehatan, diharapkan anak dapat mencapai kompetensi
perilaku hidup sehat, misalnya dari pemilihan makanan, dasar hidup sehat.
minuman, dan sebagainya.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 13


BAB IV Konsep Kesehatan

Kotak IV.2 KESEHATAN DALAM


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, yang tertuang dalam lingkup perkembangan fisik motorik, yaitu
kesehatan dan perilaku keselamatan, mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala sesuai usia
serta kemampuan berperilaku hidup bersih, sehat, dan peduli terhadap keselamatannya.
Juga sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Di dalam peraturan tersebut, terkait dengan kompetensi
dasar, diharapkan anak memiliki perilaku hidup sehat, sebagaimana tercantum dalam kompetensi dasar
sebagai berikut.
a. KD 2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
b. KD 3.4 Mengetahui cara hidup sehat
c. KD 4.4 Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
Apabila kompetensi dasar tersebut tercapai, maka anak akan memiliki sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang sejalan terkait dengan kesehatan dan perilaku untuk hidup sehat.

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Berikan gambaran kondisi kesehatan anak Indonesia dari sisi fisik, mental dan sosial
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Berikan gambaran hal-hal yang melatarbelakangi/mempengaruhi kondisi kesehatan kesehatan anak Indo-
nesia dari sisi fisik, mental dan sosial
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

14 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB IV Konsep Kesehatan

B. Ciri-Ciri Anak Sehat 5. Tidak menderita penyakit seperti batuk pilek, mencret,
penyakit telinga, mata dan kulit.
Ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari berbagai segi, antara Penyimpangan atau gangguan perkembangan lebih lanjut
lain segi fisik, segi psikis, dan segi sosialisasi. Ciri-ciri anak dapat diketahui melalui deteksi dini tumbuh kembang
sehat menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2014, anak. Materi deteksi dini tumbuh kembang anak secara
yaitu: rinci disampaikan dalam diklat berjenjang tingkat lanjut.
1. Rambut bersih dan mengkilap, tidak kotor, tidak kusam,
tidak berketombe, tidak ada kutu.
2. Mata bersih dan bersinar, tidak merah, tidak bengkak,
C. Faktor yang Mempengaruhi
tidak gatal dan tidak nyeri/sakit. Kesehatan Anak
3. Telinga bersih dan sehat, tidak berbau, tidak keluar H.L Blum menjelaskan bahwa terdapat empat faktor besar
cairan dari lubang telinga dan tidak ada keluhan sakit yang mempengaruhi kesehatan, yaitu :
telinga. 1. Perilaku
4. Hidung bersih, tidak ada ingus, tidak mudah berdarah/ Perilaku merujuk pada sikap, pengetahuan dan
mimisan. Rongga mulut bersih, nafas tidak bau, gusi keterampilan terkait kesehatan. Perilaku ini terwujud dalam
tidak mudah berdarah, tidak ada sariawan. kebiasaan sehari-hari, misalnya kebiasaan makan, minum,
5. Gigi geligi bersih, tidak berlubang, tidak ada keluhan istirahat, olah raga dan sebagainya. Perilaku yang sehat
sakit gigi. akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan. Salah
6. Bibir dan lidah tampak segar, bersih, tidak pucat, tidak satu bentuk perilaku adalah gaya hidup (life style). Anak
kering dan tidak pecah-pecah. usia dini yang terbiasa dengan gaya hidup tidak sehat,
7. Leher berkulit bersih, tidak bersisik, tidak ada benjolan, misalnya kebiasaan mengkonsumsi junk food, makanan
tidak ada bercak putih, panu, atau kadas, dan tidak yang mengandung bahan aditif (bahan tambahan
gatal. makanan) berlebihan, dan sebagainya, memiliki risiko
8. Tangan bersih, kuku pendek bersih, kulit bersih tidak terkena gangguan kesehatan di kemudian hari. Sementara
bersisik, tidak ada luka, tidak ada bisul, tidak ada itu, anak usia dini yang terbiasa dengan gaya hidup sehat,
koreng misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
9. Badan bersih, kulit bersih tidak bersisik, tidak ada bercak konsumsi makanan minuman yang sehat dan seimbang,
putih, tidak ada luka atau bisul, tidak ada benjolan. kemungkinan besar akan terhindar dari banyak gangguan
10. Kaki bersih, kuku pendek dan bersih, kulit tidak bersisik, kesehatan.
tidak ada bercak putih, tidak ada luka atau borok.
2. Lingkungan
Di samping ciri fisik tersebut status gizi dan tingkat Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar
perkembangan anak menunjukkan tanda-tanda : dalam status kesehatan anak. Yang dimaksud lingkungan
1. Tumbuh proporsional (berat badan dan tinggi badan sesungguhnya tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga non
sesuai umur), tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu fisik. Lingkungan yang bersifat fisik antara lain pencahayaan,
kurus dan gizi anak baik. suhu, aliran udara, air bersih, suara, warna, kondisi sarana
2. Tahapan perkembangan tidak terlambat, kemampuan dan prasarana, luas ruang, binatang, tumbuhan, aroma/
motorik, kognitif dan afeksi, sosialisasi dan kemandirian bau dan sebagainya. Lingkungan fisik tersebut harus terjaga
anak sesuai dengan umurnya. kebersihan dan keamanannya, sehingga anak tetap sehat.
3. Tampak aktif/gesit dan gembira tidak lesu, tidak Lingkungan yang bersifat fisik bisa berwujud perilaku
murung dan tidak pemarah. orang-orang yang ada di sekitar anak. Anak hendaknya
4. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mendapatkan kesempatan yang seluas-luas untuk
tidak cengeng dan tidak rewel. Anak tidak mempunyai berinteraksi dengan orang-orang yang memberikan suasana
masalah kejiwaan dan kelainan perilaku. nyaman, bebas dari tekanan/stres/intimidasi, dan sebagainya.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 15


BAB IV Konsep Kesehatan

3. Pelayanan kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan,
dan pelayanan kesehatan yang
berkualitas akan berpengaruh
terhadap derajat kesehatan anak.
Ketersediaan tersebut menyangkut
petugas kesehatan yang berkualitas,
dengan diimbangi dengan
kelengkapan sarana/prasarana,
dan dana akan menjamin kualitas
pelayanan kesehatan. Pelayanan
seperti ini akan mampu mengurangi
atau mengatasi masalah kesehatan
anak yang berkembang di suatu
wilayah atau kelompok masyarakat.
Misalnya, jadwal imunisasi yang
teratur dan penyediaan vaksin yang
cukup sesuai dengan kebutuhan,
serta informasi tentang pelayanan
imunisasi yang memadai kepada
masyarakat akan meningkatkan
cakupan imunisasi. Cakupan imunisasi yang tinggi akan menekan angka kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi. Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan
dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap kabupaten dan kota.

4. Herediter atau keturunan


Faktor genetik sesungguhnya adalah faktor yang paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan anak, dan pengaruhnya secara
perorangan sulit untuk dideteksi dan bersifat evolutif. Yang perlu diwaspadai dari faktor genetik ini adalah kemungkinan
adanya pengaruh terhadap derajat kesehatan anak apabila dilahirkan dari orangtua yang memiliki risiko penyakit atau
gangguan kesehatan tertentu, misalnya alergi, sehingga perlu ada upaya untuk menjaga kesehatan anak, makan, kebiasaan
olahraga, sehingga faktor risiko tersebut dapat ditekan kemunculannya.

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Apa saja yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka memelihara kesehatan anak di lembaga PAUD?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

16 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB IV Konsep Kesehatan

D. Pemeliharaan Kesehatan 9. Biasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan.


10. Biasakan cuci tangan setelah bermain, bermain dengan
Anak hewan, setelah buang air kecil atau buang air besar,
Pemeliharaan kesehatan anak perlu dilakukan sejak lahir atau setelah membersihkan ingus atau menyentuh
secara berkala agar kondisi kesehatan tetap terjaga dan barang kotor.
dapat diantisipasi kemungkinan timbulnya gangguan 11. Menggosok gigi secara teratur (2 kali sehari).
kesehatan. Beberapa upaya pemeliharaan kesehatan yang
dapat dilakukan antara lain: Pemeliharaan kesehatan tersebut di atas dapat dilakukan
1. Mengajak anak ke tempat imunisasi sesuai jadwal oleh orangtua, guru, maupun orang dewasa lainnya yang
pemberian imunisasi dan usia anak. dalam keseharian berinteraksi dengan anak. Secara berkala
2. Memberikan makan sesuai usia dan jenis serta porsi anak perlu diajak untuk melakukan kunjungan ke posyandu
makanan dengan kasih sayang. terdekat. Kunjungan ke puskesmas dilakukan bila terdapat
3. Menimbangkan berat badan ke posyandu setiap bulan kebutuhan pengobatan saat anak sakit, dan konsultasi
4. Mengukur panjang dan tinggi badan ke puskesmas lebih lanjut bila terdapat risiko gangguan pertumbuhan dan
setiap 3 bulan sekali. perkembangan.
5. Kontrol rutin perkembangan dan pertumbuhan ke
bidan puskesmas. Gangguan kesehatan dapat pula dicegah melalui pemberian
6. Membawa ke poliklinik atau puskesmas pada saat anak sakit imunisasi yang tepat dan teratur kepada anak, sesuai
7. Konsultasi ke petugas gizi bila anak mengalami sulit dengan jadwal yang tepat pula. Pelayanan imunisasi dan
makan. lainnya seperti pemberian vitamin A, obat cacing terdapat
8. Menjauhkan anak dari lingkungan berbahaya, merokok pada posyandu ataupun puskesmas sebagai unit layanan
dan buangan sampah. kesehatan terdepan.

PERTANYAAN
KOTAK IV.3

PD3I (PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI)


Banyak penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit tersebut dinamakan PD3I
(Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi).

Berikan tanda (√) penyakit yang tergolong PD3I pada daftar berikut ini.
o Batuk o Demam Berdarah
o Pilek o Batuk rejan/pertussis
o Campak/Gabag (measles) o Tetanus
o Gondongan/mumps o Alergi
o Rubela o Meningitis (radang selaput otak)
o Penyakit kulit o Hepatitis B
o Polio o Tuberculosis (TBC)

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 17


BAB IV Konsep Kesehatan

Imunisasi pada anak harus dilakukan sejak lahir sesuai dengan jadwal pemberian sebagaimana tabel IV.1. tentang imunisasi
dasar wajib bagi anak.

Umur (Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12+


Vaksin
HB-0 (0-7 hari)
BCG
*Polio
*DPT-HB-Hib 1
*Polio 2
*DPT-HB-Hib 2
Polio 3
*DPT-HB-Hib 3
*Polio 4
*IPV
Campak

: Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap


: Waktu yang masih diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap
: Waktu pemberian imunisasi bagi anak di atas 1 tahun yang belum lengkap
: Waktu yang tidak diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap

Untuk memastikan bahwa semua imunisasi wajib di atas sudah diterima anak, maka orangtua perlu memiliki kartu
imunisasi, yang biasanya diberikan oleh layanan kesehatan. Orangtua perlu memantau jadwal imunisasi dengan baik,
sehingga tidak ada yang terlewatkan. Peran pendidik adalah mengingatkan orang tua agar tidak melewatkan jadual
imunisasi dasar wajib bagi anak.

PERTANYAAN
KOTAK IV.4

BAGAIMANA KITA MENYIKAPI IMUNISASI ?


Imunisasi berperan penting dalam upaya memelihara kesehatan anak, baik dalam masa kini maupun
masa depan. Dampak imunisasi pun sesungguhnya tidak hanya bersifat individu, tetapi juga meluas
kepada orang di sekitar anak dan bahkan dapat mencegah dampak buruk pada generasi selanjutnya,
sehingga dapat mencegah terjadinya penularan penyakit.

Namun demikian, masih banyak orang tua yang menolak imunisasi bagi bayi maupun anaknya.
Orangtua mengganggap, bahwa yang penting anak diberi makanan yang sehat dan bergizi, maka
kekebalan tubuh pasti terjaga dan terhindar dari berbagai penyakit. Di sisi lain, juga beredar banyak
sekali berita kontroversial, serta keraguan seputar imunisasi, misalnya tentang kehalalan vaksin yang
digunakan, dampak imunisasi yang dapat menyebabkan kematian, rusaknya vaksin, dan sebagainya.

18 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB IV Konsep Kesehatan

E. Gangguan Kesehatan Anak


Anak usia dini berada dalam kondisi rentan dari sisi e. Mimisan
kesehatan, sehingga mudah mengalami gangguan f. Demam
kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut perlu dideteksi g. Ruam kulit, dan lain-lain
agar orang dewasa dapat mengenali gejala dan penanganan 2. Gangguan kesehatan mental
dasarnya, sehingga tidak mengganggu kesehatan anak a. Stres
lebih lanjut dan juga kesehatan anak lainnya. b. Depresi
1. Gangguan kesehatan fisik c. Gangguan/penyimpangan perilaku.
a. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), 3. Gangguan kesehatan sosial
misalnya campak, dipteri, rubella, cacar air, hepatitis. a. Kesulitan beradaptasi
b. Influenza b. Kesulitan berkomunikasi
c. Alergi c. Mutisme selektif.
d. Kecacingan

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Berikan gambaran gangguan kesehatan yang sering muncul di beberapa wilayah di Indonesia!
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Berikan gambaran hal-hal yang menyebabkan munculnya gangguan kesehatan tersebut


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Buatlah rancangan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 19


BAB IV Konsep Kesehatan

F. Kondisi Lingkungan yang a. Menjadikan sekolah sebagai kawasan bebas rokok


b. Sedapat mungkin membebaskan rumah dari asap
Perlu Diwaspadai rokok, sehingga ketika ada anggota keluarga yang
Pada saat ini terdapat beberapa kondisi berbahaya yang merokok hendaknya tidak berada di dalam rumah dan
perlu diperhatikan karena mempengaruhi kesehatan, menghindar dari anak.
pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa kondisi
tersebut adalah : 2. Bahaya narkoba dan zat adiktif lainnya
1. Bahaya rokok Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan
Rokok dan merokok adalah hal berisiko yang terdapat di berbahaya. Selain “narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan
sekitar lingkungan anak, sehingga anak perlu dihindarkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
dari hal tersebut. Lebih dari 4.000 bahan kimia terdapat adalah Napza, yang merupakan singkatan dari narkotika,
di dalam rokok. Ratusan di antaranya zat beracun, dan psikotropika, dan zat adiktif. Narkoba tidak hanya berwujud
sekitar 70 bahan dapat mengakibatkan kanker. Anak dapat fisik obat-obatan, tetapi sudah ada yang dicampurkan dalam
menjadi perokok pasif karena perilaku orang di sekitar makanan, minuman, dan sebagainya. Penyebaran narkoba
anak. Bahaya perokok pasif antara lain: hampir tidak terbendung, sehingga perlu penanggulangan
a. Meningkatnya risiko gangguan pernafasan sejak dini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
b. Meningkatnya risiko gangguan jantung dengan mengajarkan anak untuk melakukan konfirmasi
c. Meningkatnya risiko gangguan pendengaran kepada guru atau orang tua tentang makanan dan minuman
d. Mengurangi kadar vitamin dan antioksidan dalam yang akan dikonsumsi, serta tidak mudah menerima dan
darah mengkonsumsi makanan dan minuman yang diberikan
e. Meningkatnya risiko kanker. oleh orang lain. Pendidikan keluarga merupakan salah satu
Untuk itu, hal yang dapat dilakukan antara lain : upaya penanggulangan narkoba sejak dini.

Kotak IV.5
BAHAYA ASAP ROKOK
Sekolah adalah kawasan bebas dari asap rokok, tetapi rumah
bukan, sehingga sangat mungkin anak terpapar asap rokok
ketika berada di rumah, karena ada anggota keluarga yang
merokok, yang menyebabkan anak menjadi perokok pasif.

Perokok pasif adalah orang yang berada dekat perokok yang


menghadapi risiko bahaya kesehatan yang hampir sama atau
bahkan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perokok
aktif. Perokok pasif berisiko terkena penyakit jantung, kanker
paru-paru dan jenis kanker lainnya, seperti kanker lambung, kanker payudara, kanker otak, kanker
darah, kanker tenggorokan, dan lain-lain.

Anak yang terpapar asap rokok berisiko terkena infeksi pernapasan (bronkitis, peneumonia, dan infeksi
saluran paru-paru), serangan asma mendadak, infeksi telinga, batuk kronis, limfoma, tumor otak dan
daya tahan tubuh melemah.

Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak dari paparan asap rokok?

20 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB IV Konsep Kesehatan

G. Peran Pendidik dalam H. Sistem Rujukan


Pemeliharaan Kesehatan Pada saat pemeriksaan kesehatan dan gizi di puskesmas (baik
puskesmas pembantu atau polindes) akan mendapatkan
Anak pelayanan kesehatan, pemberian konseling atau bantuan
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian makan bila anak mengalami kekurangan
pemeliharaan kesehatan anak, terutama ketika anak gizi. Apabila kondisi penyakit yang masih berlanjut atau
berada di satuan PAUD. Peran guru dalam memelihara berbahaya memerlukan rujukan lanjutan pemeriksaan dan
kesehatan anak antara lain : atau pengobatan di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Prosedur rujukan ke tingkat layanan kesehatan lebih tinggi
1. Area promotif sudah diatur dalam pedoman layanan di setiap jenjang
Pada area ini pendidik turut membantu setiap upaya tingkat layanan.
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Hal yang dapat
dilakukan adalah melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan Rujukan bersifat layanan medis, laboratoris atau konsultasi
kesehatan dapat dilakukan dengan cara memasukkan ke rumah sakit. Biaya pemeriksaan di puskesmas dengan
pesan-pesan kesehatan dalam tema-tema pembelajaran BPJS bisa juga untuk rujukan ke rumah sakit sesuai peraturan
dan dalam kegiatan sehari-hari melalui pembiasaan dan pemerintah. Sebagai contoh apabila saat melakukan
keteladanan. pemantauan dan penilaian status gizi ditemukan tanda awal
atau risiko stunting, maka perlu tindakan lanjutan untuk
2. Area preventif
mengirimkan anak tersebut ke puskesmas. Puskesmas
Pada area ini, pendidik turut membantu dalam pencegahan
akan menentukan apakah anak mengalami stunting sesuai
timbulnya penyakit, misalnya dengan mencuci tangan
dengan peralatan dan standard tinggi badan menurut usia
sebelum makan, pembiasaan menggosok gigi, penyediaan
(TB/U) atau panjang badan menurut usia (PB/U) dan akan
lingkungan yang bersih (bebas dari debu, binatang
mendapatkan layanan gizi dan kesehatan sesuai prosedur.
berbahaya yang merupakan vektor penyakit, dan lain-lain).
Sementara ini yang banyak berlangsung adalah gizi buruk
Guru dapat pula membantu anak dan orangtua dalam
dengan komplikasi diare atau radang paru dirujuk kader ke
proses penyembuhan. Guru dapat membantu mengenali
puskesmas rawat jalan untuk gizi buruk.
kondisi anak. Misalnya ada anak yang sedang sakit, maka
diberikan kesempatan untuk beristirahat, kesempatan
untuk tidak mengikuti kegiatan tertentu, membantu I. Rangkuman
orangtua dalam memberikan obat sesuai dengan anjuran Kesehatan merupakan suatu kondisi yang sempurna, baik
tenaga profesional di bidangnya (dokter, apoteker), ketika fisik, mental, maupun sosial, sehingga setiap individu
anak berada di sekolah, memberikan saran kepada orangtua memiliki produktivitas tinggi. Kesehatan dibangun sejak
untuk membawa anak ke pusat pelayanan kesehatan usia dini, dan pendidik perlu memiliki kemampuan untuk
ketika terindikasi sakit atau beristirahat di rumah ketika mengidentifikasi kondisi kesehatan anak, dan mengenali
anak sakit (terutama penyakit yang berat atau menular), berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan.
dan sebagainya. Pendidik juga bisa mencegah timbulnya
gangguan lebih lanjut pasca sakit pada saat pemulihan. Oleh karena itu, pendidik perlu memahami ciri-ciri anak
Misalnya, dengan memberikan rasa nyaman pada anak, sehat, dan mendeteksi kemungkinan adanya gangguan
memberikan dukungan kepada anak untuk mengikuti kesehatan pada anak, sehingga dapat melakukan
kegiatan pasca sakit sesuai dengan kondisi anak. tindakan pertolongan awal. Satuan PAUD hendaknya
mengembangkan kerjasama dengan institusi layanan
kesehatan, sebagai bagian dari upaya layanan PAUD yang
holistik dan integratif, sehingga kesehatan anak dapat
terpelihara.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 21


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

BAB V

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN


SEHAT (PHBS)
A. Pengertian Perilaku Hidup luar dan dalam sekolah termasuk kebersihan udara di

Bersih dan Sehat lingkungan sekolah


3. Kebersihan sarana, prasarana dan alat permainan di
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
sekolah
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
4. Kebersihan anak usia dini sebagai peserta didik di PAUD
kondisi bagi anak dengan membuka jalur komunikasi,
.
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku serta B. Perilaku Hidup Bersih dan
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perawatan dan kebersihan anak usia dini merupakan
Sehat di Satuan PAUD dan
kegiatan penting yang dilakukan untuk menjaga dan di Rumah
menjamin proses pertumbuhan, perkembangan dan Perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat dilaksanakan di
pembelajaran bisa berlangsung dengan baik. Anak usia satuan PAUD dan rumah, meliputi :
dini yang tidak bersih dan terawat akan cenderung mudah 1. Membuang sampah pada tempatnya
diserang oleh kuman dan penyakit. Jika anak sakit maka 2. Mencuci tangan dengan benar
akan mengganggu proses bermain, proses berpikir, juga 3. Konsumsi makanan sehat, bergizi dan aman
keceriaan anak usia dini. Berkenaan dengan mewujudkan 4. Menjaga kebersihan diri (mandi, membersihkan dan
anak usia dini yang sehat dan terawat tidak lepas dari memotong kuku tangan dan kaki, membersihkan
kondisi pendidik/pengasuh juga lingkungan tempat anak rambut, membersihkan telinga, menggosok gigi dan
berada. membersihkan mulut, buang air besar dan air kecil pada
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk tempatnya, dan lain lain)
di antaranya debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, 5. Olahraga dan aktifitas fisik yang memadai
setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan 6. Istirahat yang cukup
penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan
juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan
kimia berbahaya. Hal-hal yang perlu dijaga kebersihannya
Membuang Sampah pada
antara lain : Tempatnya
1. Kebersihan diri pengasuh /pendidik/ tenaga
kependidikan Membuang sampah pada tempatnya merupakan kebiasaan
2. Kebersihan lingkungan meliputi kebersihan lingkungan baik yang hendaknya ditanamkan dan ditumbuhkan pada

22 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

anak sejak dini. Untuk menumbuhkannya diperlukan Sementara itu, pengkondisian dapat dilakukan dengan
keteladanan, pembiasaan dan pengkondisian. Keteladanan penyediaan tempat sampah yang memadai, termasuk
dilakukan oleh orangtua dan pendidik, pembiasaan menyediakan tempat sampah untuk berbagai jenis sampah
dilakukan melalui kegiatan rutin sehari-hari, sepanjang yang berbeda karakteristiknya, misalnya sampah basah dan
waktu dan sepanjang tahun. Pembiasaan yang dilakukan sampah kering. Tempat sampah yang disediakan hendaknya
oleh pendidik hendaknya direncanakan dalam perencanaan juga mudah dijangkau oleh anak, tertutup sehingga
pembelajaran, baik dalam program semester, rencana binatang tidak mudah masuk, demikian juga menghindari
pelaksanaan pembelajaran mingguan, maupun rencana bau yang tidak sedap, sekaligus juga memperhatikan aspek
pelaksanaan pembelajaran harian. estetika (keindahan).

Kotak V.1
DAMPAK BUANG SAMPAH SEMBARANGAN
Membuang sampah sembarangan ternyata sangat berbahaya
bagi kesehatan. Beberapa penyakit berbahaya yang dapat
terjadi akibat membuang sampah sembarangan, antara lain:
1. Disentri (radang usus yang disertai dengan diare dan darah
atau lendir)
2. Hepatitis A (gangguan fungsi hati)
3. Salmonellosis (penyakit tipes, panas karena infeksi bakteri
salmonella, terjadi di daerah perut atau usus)
4. Penyakit pes (penyakit yang ditularkan melalui tikus dan
juga binatang lainnya yang terinfeksi oleh penyakit ini, misalnya kucing berkutu, kelinci, anjing), yang
dapat memicu timbulnya meningitis (radang selaput otak) dan berujung pada kematian.

Mencuci Tangan Dengan Benar mencuci tangan dengan benar dan bersih, antara lain diare,
cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), TBC,
Pada umumnya, baik orang dewasa apalagi anak- penyakit yang mematikan seperti SARS, Flu burung (H5N1)
anak cenderung mencuci tangan dengan air. Beberapa dan flu babi (H1N1).
penelitian menunjukan mencuci tangan saja tanpa sabun
tidak efektif untuk kebersihan terutama untuk membunuh Selain untuk membunuh kuman yang menempel pada
kuman, karena mencuci tangan dengan sabun merupakan tangan, sabun juga berperan dalam melepaskan lemak dan
salah satu upaya pencegahan penyakit. Tangan merupakan kotoran yang menempel. Di dalam lemak dan kotoran yang
bagian tubuh yang banyak bersentuhan dengan sumber- menempel inilah terdapat kuman penyakit hidup. Mencuci
sumber kuman baik secara langsung maupun tidak tangan membutuhkan waktu lebih lama sedikit. Waktu yang
langsung. Tangan yang bersentuhan langsung dengan diperlukan mencuci tangan dengan sabun lebih kurang 1
kotoran manusia dan binatang (faeses), air seni (urin), (satu) menit. Hal ini yang menyebabkan kadangkala anak
ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/ usia dini bahkan orang dewasa cenderung mencuci tangan
minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan tanpa sabun. Untuk mencegah infeksi pada anak usia dini
sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit apalagi bayi yang sangat rentan terhadap infeksi maka
pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang pendidik harus memastikan bahwa tangannya selalu dalam
ditularkan. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan keadaan bersih dan kuku sebaiknya terpotong pendek.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 23


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kotak V.2
WAKTU TEPAT UNTUK MENCUCI TANGAN
1. Ketika tiba di sekolah/rumah
2. Sebelum dan sesudah berinteraksi dengan bayi
3. Apabila tangan terpecik cairan tubuh, misalnya keringat, air
liur
4. Sesudah atau setelah dari kamar mandi dan membersihkan
hidung atau batuk
5. Memegang barang atau tempat kotor, misalnya sampah
6. Sebelum dan sesudah makan
7. Sesudah buang air besar/buang air kecil, dari toilet/kamar
mandi
8. Sebelum dan setelah merawat anak yang sakit

Selain untuk pembiasaan dari pendidik itu sendiri, pendidik tangan sendiri. Fasilitas mencuci tangan harus disediakan di
harus mengajarkan dan membangun kebiasaan mencuci lembaga PAUD, yang tinggi, bentuk dan kenyamanannya
tangan pada anak usia dini. Khusus bagi anak yang sudah menyesuaikan dengan usia dan kondisi anak.
bisa berdiri sempurna, sudah bisa didorong melakukan cuci

Kotak V.3
MANFAAT MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan dengan benar merupakan hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah
berbagai penyakit berbahaya yang menular melalui tangan kedalam mulut, seperti diare, ISPA, tifus,
kecacingan, disentri dan flu burung.

Langkah mencuci tangan 7. Bersihkan pergelangan tangan kiri dengan


Mencuci tangan yang benar dilakukan dengan tujuh menggunakan tangan kanan dan sebaliknya, dengan
langkah mencuci tangan sebagai berikut. gerakan memutar. Buka kran, lalu bilaslah hingga bersih.
1. Membuka kran air, kemudian membasahi tangan Tutuplah kran air dengan terlebih dahulu membersihkan
dengan air, lalu menutup kran alat penutup kran dengan cara menyiramnya atau
2. Menuangkan sabun ke telapak tangan, lalu menutup kran dengan mengalasinya menggunakan
meratakannya sambil menggosok kedua telapak tangan serbet. Setelah itu, keringkan kedua tangan. Untuk
3. Menggosok-gosokkan sabun ke arah punggung tangan mengeringkan kedua tangan, dapat digunakan tissue/
4. Gosok sisi dalam jari dengan kedua tangan saling serbet/sapu tangan/lap/pengering tangan. Hanya saja,
mengunci kalau menggunakan serbet/sapu tangan/lap, harus
5. Gosok ibu jari kanan dengan gerakan memutar, lalu dipastikan bahwa serbet bersih, misalnya dengan
dilanjutkan dengan ibu jari kiri mencucinya setiap hari dan tidak digunakan bergantian,
6. Gosokkan ujung jari tangan kanan pada telapak tangan karena berpotensi menjadi tempat pembiakan dan
kiri. Lakukan bergantian sarana penularan kuman atau bibit penyakit.

24 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kotak V.4
REFLEKSI MENCUCI TANGAN
Mari kita pikirkan, mengapa mencuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih yang
mengalir, sabun dan urutan yang benar?

Bagaimana bila tidak tersedia sabun dan air bersih yang mengalir?

Waktu mencuci tangan bagi Anak Usia Dini


1. Sebelum dan sesudah makan
2. Sesudah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil
(BAK)
3. Sesudah atau setelah dari kamar mandi dan
membersihkan hidung atau batuk
4. Sesudah bermain
5. Sesudah memegang atau bersentuhan dengan semua
benda/makhluk yang bisa menjadi sumber kuman,
misalnya sampah, uang, binatang, tanaman.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 25


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Menggosok Gigi

Kotak V.5
MENGGOSOK GIGI
Menggosok gigi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada saat menggosok gigi,
secara tidak langsung melatih gerakan refleks dan gerakan terkendali. Menggosok gigi juga bermanfaat
bagi perkembangan persarafan yang ada di aderah mulut, dan terhubung pada area-area lainnya, yang
dapat merangsang perkembangan bicara dan berfungsinya sistem pendengaran semakin baik.

Anne Gracia, 2015

yang sama. Gigi ini berfungsi untuk menggigit makanan.


2. Gigi taring, yaitu gigi yang ujungnya lancip dan berada
mengapit gigi seri di rahang atas dan bawah. Gigi taring
berfungsi untuk memotong makanan.
3. Gigi geraham depan, gigi ini berfungsi untuk
menghancurkan makanan.
4. Gigi geraham belakang, gigi ini juga berfungsi untuk
menghancurkan makanan dan memiliki ukuran yang
lebih besar daripada gigi geraham depan.

Pada usia 4 tahun, rahang dan tulang wajah anak akan


mulai tumbuh, sehingga memberi ruang antara gigi susu.

M enggosok gigi sangat baik diperkenalkan pada


pertumbuhan gigi awal di usia dini.
dilakukan? Apakah setelah bangun atau sebelum tidur?.
Kapan
Ruang ini memberi kesempatan gigi dewasa atau gigi tetap
yang lebih besar untuk tumbuh. Gigi anak biasanya mulai
tanggal/lepas pada usia 6 atau 7 tahun, lalu digantikan oleh
Menggosok gigi yang benar adalah sebelum tidur untuk gigi tetap. Pada usia 6 - 12 tahun, biasanya anak memiliki
menjaga kesehatan mulut, dan saat bangun tidur. Gigi gigi susu dan juga gigi tetap dalam mulutnya.
bayi sebenarnya sudah tumbuh sejak dalam kandungan,
hanya saja giginya belum muncul. Oleh karena itu, Saat anak mulai mempunyai gigi tetap, ajarkan anak untuk
kebutuhan kalsium ibu hamil meningkat guna menunjang menyikat giginya secara rutin setiap hari. Menggosok gigi
pertumbuhan gigi dan tulang bayi dalam kandungan. yang benar adalah sebelum tidur dan sesudah makan.
Gigi mengandung banyak sekali unsur kalsium, hampir Menggosok gigi sebelum tidur untuk menjaga kesehatan
seluruhnya. Kemudian, saat bayi sudah memasuki usia mulut sedangkan menggosok gigi setelah makan
beberapa bulan setelah lahir, gigi bayi akan muncul pada merupakan kebiasaan yang baik untuk menjaga agar gigi
usia yang tidak sama tergantung pada terpenuhinya zat tetap sehat.
gizi untuk pertumbuhan. Jenis gigi bermacam-macam
dan mempunyai peran masing-masing dalam mencerna Menggosok gigi sangat baik diperkenalkan pada
makanan yang masuk mulut sebagai berikut. pertumbuhan gigi awal di usia dini. Hal ini bertujuan agar
anak selalu menjaga kebersihan giginya, sehingga terhindar
1. Gigi seri, yaitu gigi depan pada rahang atas dan bawah. dari kerusakan gigi. Gigi tetap tidak akan tergantikan lagi
Biasanya gigi seri atas dan bawah muncul dalam waktu seumur hidup.

26 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kotak V.6
MELATIH MENGGOSOK GIGI
Menggosok gigi seringkali menjadi hal yang sangat sulit untuk dibiasakan pada anak, karena berbagai
faktor, antara lain karena rasa pasta gigi, timbulnya rasa tidak nyaman ketika menggosok gigi, misalnya
ngilu atau sakit pada gusi, sikat gigi yang berbulu kasar, belum bisa berkumur dengan baik, belum bisa
menggerakkan sikat gigi dengan baik karena perkembangan motorik, dan sebagainya.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?

Memotong Kuku Tangan dan Kaki

Kotak V.7 MANFAAT MEMOTONG


KUKU TANGAN DAN KAKI
Kuku adalah salah satu tempat perkembangbiakan bakteri, yang dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit, termasuk jamur, yang dapat menimbulkan jamur kuku, sehingga kebersihannya harus terjaga
dengan baik, dan memotong kuku adalah cara yang bijak untuk itu.
Apabila kuku tidak dipotong dengan rutin, berisiko terkena penyakit seperti :
1. Diare
2. Infeksi cacing kremi
3. Infeksi kuku
Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?

K uku tangan maupun kaki akan tumbuh setiap hari.


Kuku yang panjang memiliki potensi terisi kotoran
tempat bakteri dan kuman berkembang. Sementara
Kotak V.8
tangan adalah organ tubuh sangat aktif digunakan
untuk makan, menyentuh, menggaruk, memegang
benda, cebok, dan lain-lain. Kuku yang tampaknya
bersih, putih belum tentu aman. Memotong kuku
penting untuk mencegah rangkaian masuknya infeksi
ke dalam tubuh saat makan atau menggaruk tubuh
yang gatal. Anjuran memotong kuku tangan dan kaki
baiknya dilakukan satu minggu sekali menggunakan
alat pemotong kuku atau gunting kuku. Adapun alat REFLEKSI
pemotong kuku yang digunakan pastikan tajam, tidak
berkarat, dan tidak digunakan bergantian dengan orang CARA MEMOTONG KUKU
lain. Hindari memotong kuku dengan menggunakan Alat pemotong kuku hendaknya tidak
silet, cutter atau gunting karena berbahaya, yaitu dapat digunakan bergantian anak satu dengan
melukai anak. lainnya. Mengapa?

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 27


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Mandi i)
j)
Minyak penghangat tubuh (sesuai kebutuhan)
Sisir
Mandi adalah membersihkan badan dengan air, sabun
b. Melakukan pengecekan kelayakan perlengkapan mandi
mandi, dan bahan pendukung kebersihan lainnya. Fungsi
mandi antara lain :
2. Pelaksanaan
1. Membersihkan kotoran dan lemak di kulit
a. Membantu anak membuka baju dan mendorong anak
2. Memberikan rasa nyaman dan segar
untuk melakukannya secara mandiri
3. Merangsang peredaran darah, otot-otot dan saraf
b. Buang air kecil dan membersihkan area kelamin serta
perifer (saraf tepi)
dubur
4. Membersihkan rambut dan kulit dari kotoran
c. Menggosok gigi
Kegiatan mandi pada anak usia dini disesuaikan dengan d. Menyiramkan air ke badan, dimulai dari arah kaki lalu
kondisi dan umur anak. Secara bertahap anak dapat badan, dan dilanjutkan kepala
dibimbing untuk melakukan kegiatan mandi secara mandiri. e. Memberikan sampo ke rambut dan sabun ke badan
Berdasarkan kondisi anak usia dini, kegiatan mandi ini dapat f. Membilas rambut dan badan anak
dibagi sebagai berikut: g. Membersihkan kembali area kelamin dan dubur
1. Mandi bagi bayi yang masih sangat kecil, yaitu sejak h. Mengeringkan rambut dan badan dengan handuk
lahir hingga sekitar usia 3 bulan. Mengingat bahwa anak i. Memberikan minyak penghangat tubuh (misalnya :
yang masuk ke lembaga PAUD umumnya sekitar umur 3 minyak telon, minyak kayu putih), sesuai kebutuhan
bulan ke atas, maka cara memandikan bayi yang masih dan kondisi anak
kecil tidak dibahas pada modul ini. j. Memakai baju, ajarkan anak memakai sendiri
2. Memandikan bayi yang sudah berumur beberapa bulan celana dalam. Jangan biasakan orang lain selain ibu
3. Memandikan anak sudah bisa berdiri menggantikan celana dalam anak. Hal ini untuk
mengajarkan bahwa bagian tubuh yang ditutupi
Kebiasaan yang memandikan bayi yang baru lahir di pakaian dalam adalah sangat perlu dijaga dari sentuhan
masyarakat adalah bidan penolong atau dukun bayi orang lain.
terlatih. Hal ini terjadi karena rasa ketakutan ibu memegang k. Menyisir rambut.
tubuh yang bayi yang masih kecil dan rapuh, sehingga
perlu penguatan teknik memegang tubuh bayi dengan 3. Akhir kegiatan
meletakkan bagian leher pada telapak tangan kiri ibu atau a. Mengembalikan seluruh peralatan mandi ke tempatnya.
tangan kanan bila ibu kidal. b. Pendidik memastikan bahwa tempat mandi kembali
rapi dan bersih
Prosedur umum memandikan anak antara lain :
1. Persiapan Kegiatan mandi dimulai dari persiapan, kegiatan mandi,
a. Melakukan pengecekan kelengkapan dan kebersihan hingga selesainya kegiatan mandi. Pada setiap tahap
perlengkapan mandi kegiatan mandi, pendidik mendorong agar anak mampu
a) Bak/ember mandi melakukan secara mandiri. Uraian kegiatan mandi sesuai
b) Gayung usia anak disajikan berikut ini.
c) Washlap
d) Sabun mandi
e) Shampoo
f) Sikat dan pasta gigi
g) Handuk
h) Pakaian ganti

28 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Memandikan bayi usia yang 3. Perhatikan lingkungan bayi, jangan sampai bayi
kedinginan
belum bisa berdiri (usia 3 4. Mengatur tempat untuk memandikan sesuai dengan

bulan ke atas) kebutuhan


5. Selama kegiatan mandi, ajaklah bayi berbicara tentang
kegiatan mandi
Persiapan pendidik
6. Buka selimut bayi
1. Mengecek kelengkapan dan kebersihan peralatan
7. Bersihkan mata dengan kapas yang sudah dibasahi
mandi
dengan air matang, dan untuk sekali pakai
2. Mengecek kelayakan peralatan mandi
8. Bersihkan dengan kapas yang sudah dibasahi dengan
minyak (terutama daerah lipatan-lipatan)
Persiapan peralatan mandi
9. Sabunlah seluruh tubuh bayi dengan menggunakan
1. Bak mandi berisi air hangat (gunakan siku pendidik
waslap yang sudah dibasahi dengan air hangat dan beri
untuk mengecek suhu air dan memastikan bahwa suhu
sabun khusus bayi, kecuali muka bayi
air tidak terlalu panas atau dingin)
10. Bersihkan busa sabun dari tubuh bayi dengan
2. Baskom kecil berisi air hangat. Alas baskom tidak licin,
menggunakan waslap basah
dengan cara diberi alas berstruktur kasar (perlag)
11. Masukkan tubuh bayi ke dalam bak mandi, dengan cara
3. Gayung
tengkuk bayi berada di lengan kiri, bagian bawah ketiak
4. Sabun bayi pada tempatnya
bayi dikait dengan ibu jari dan telunjuk, pantat bayi
5. Waslap 2 buah (satu waslap untuk membasuh
ditopang dengan tangan kanan
muka, kepala, badan dan menyabun, satu lagi untuk
12. Basuh kepala, leher, ketiak dan lipatan-lipatan dan
membersihkan busa/sabun)
seluruh badan bayi sampai bersih (jagalah agar air
6. Handuk 2 buah
jangan sampai masuk ke telinga bayi)
7. Kapas
13. Bersihkan alat kelamin bayi
8. Minyak kayu putih/minyak telon pada tempatnya (untuk
14. Bayi diangkat dan tubuhnya ditutup menggunakan
menghangatkan tubuh bayi) – sesuai dengan kebutuhan
handuk, lalu keringkan, dari kepala, lipatan-lipatan
9. Kapas lidi pada tempatnya
tubuh dan badan seluruhnya
10. Sisir bayi
15. Pakaikan baju dan popok bayi, kemudian digendong
11. Pakaian ganti bayi dan selimut
16. Sisir rambut bayi
12. Ember untuk tempat pakaian kotor
17. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya.
13. Bengkok untuk tempat kotoran (seandainya bayi buang
air besar atau buang air kecil)

Persiapan bayi
1. Mengajak bayi berbicara tentang kegiatan mandi yang
menyenangkan
2. Menyiapkan posisi bayi
3. Menjaga kehangatan bayi

Pelaksanaan
1. Alat-alat dibawa ke dekat bayi (bak mandi di sebelah
kanan pendidik/pengasuh)
2. Pendidik/pengasuh cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan memandikan bayi

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 29


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Memandikan anak yang 7. Memberikan sabun pada badan anak dan dibilas
dengan gosokan lembut.
belum dapat berdiri sempurna 8. Memberikan sampo pada rambut anak, dan digosok
secara lembut.
Persiapan Pendidik 9. Membilas rambut dan badan anak hingga bersih.
1. Melakukan pengecekan kelengkapan dan lebersihan 10. Membersihkan kembali area kelamin dan dubur anak.
peralatan mandi 11. Anak dapat diajak masuk ke bak air, dan berikan
2. Melakukan pengecekan kelayakan peralatan mandi kesempatan pada anak untuk bermain air sebentar.
12. Mengajak anak keluar dari bak mandi.
Persiapan Peralatan Mandi 13. Mengeringkan dengan handuk, mengolesi minyak
1. Bak mandi (kalau bisa berwarna-warni) berisi air telon/kayu putih (sesuai dengan kebutuhan), lalu
hangat-hangat kuku atau dingin sesuai dengan dikenakan baju .
kebiasaan 14. Menyisir rambut anak.
2. Gayung Setelah kegiatan mandi selesai, pendidik hendaknya
3. Air mengalir memastikan bahwa seluruh peralatan mandi
4. Sabun bayi dikembalikan pada tempatnya dan tempat mandi
5. Sampo bayi kembali bersih dan rapi.
6. Waslap
7. Handuk kecil warna-warni dan tiap hari dicuci
8. Sikat gigi yang lunak Memandikan anak yang sudah
9. Pasta gigi sesuai anak
10. Minyak telon / kayu putih sebagai penghangat – sesuai
bisa berdiri
dengan kebutuhan Sejak anak bisa berdiri sempurna, anak sudah bisa diajak
11. Pakaian ganti dan diajarkan mandi sendiri, sehingga secara bertahap
anak mampu melakukannya sendiri.
12. Sisir

Persiapan pendidik
Teknik Pelaksanaan
1. Melakukan pengecekan kelengkapan dan kebersihan
1. Anak diajak bicara tentang kegiatan mandi, tujuan
peralatan mandi
mandi serta diinformasikan bahwa anak tersebut akan
2. Melakukan pengecekan kelayakan peralatan mandi
dimandikan segera serta disampaikan tentang perlunya
3. Berkomunikasi dengan anak tentang :
anak mulai belajar mandi sendiri. Kegiatan harus
a. Tujuan mandi bagi kesehatan dan kesegaran tubuh
dilakukan dengan cara menyenangkan. Perlu pastikan
b. Akibat jika mandi tidak dilakukan
bahwa anak tidak kedinginan dengan membiarkannya
c. Frekuensi mandi dalam sehari
berendam.
d. Alat-alat mandi
2. Mengajak anak berbicara tentang tahapan mandi yang
e. Cara mandi yang tepat. Perlu disampaikan kegiatan
akan dilakukannya untuk merangsang kemampuan
yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah mandi
bahasa.
f. Hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi
3. Memberikan kesempatan kepada anak untuk
anak ketika mandi, sehingga perlu berhati-hati
menggosok gigi.
ketika mandi
4. Membantu anak membuka pakaian.
5. Memberikan kesempatan kepada anak untuk buang air Persiapan alat mandi
kecil dan membersihkan area kelamin serta dubur anak. 1. Gayung
6. Memandikan dengan guyuran pelan (mulai dari kaki 2. Bak mandi
dan badan anak) sehingga anak tidak terkejut. 3. Sabun mandi

30 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

4. Samphoo 7. Memberikan sampo ke rambut anak dan menyabuni


5. Pakaian ganti badan anak
6. Handuk 8. Membilas rambut dan badan anak hingga bersih
7. Minyak kayu putih/minyak telon 9. Membersihkan kembali area kelamin dan dubur anak
8. Sisir 10. Mengeringkan rambut dan badan anak dengan handuk
11. Memberikan minyak penghangat tubuh anak (misalnya:
Pelaksanaan minyak telon, minyak kayu putih) – sesuai dengan
1. Mengajak anak berbicara tentang kegiatan mandi yang kebutuhan
akan dilakukan 12. Membantu anak mengenakan baju melalui instruksi
2. Membantu anak membuka baju sederhana yang akan diikuti oleh anak
3. Membantu anak menggosok gigi 13. Menyisir rambut anak.
4. Memberikan kesempatan kepada anak untuk buang air
kecil Setelah kegiatan mandi selesai, pendidik hendaknya
5. Membersihkan area kelamin dan dubur anak memastikan bahwa seluruh peralatan mandi dikembalikan
6. Menyiramkan air ke badan anak, dimulai dari arah kaki pada tempatnya dan tempat mandi kembali bersih dan rapi.
lalu badan, dan dilanjutkan kepala

Kotak V.9
KASUS DAERAH
Pada daerah-daerah tertentu, ketersediaan air sangat minim, bahkan hampir tidak tersedia air bersih,
sehingga kegiatan mandi dan mencuci rambut dengan benar sulit untuk dilakukan.

Bagaimana menyikapi hal tersebut untuk kegiatan mandi dan mencuci rambut?

Melatih Anak Buang Air Besar hanya menuntun anak ke toilet, kemudian menyuruhnya
untuk BAB atau BAK. Toilet training lebih mengarah pada
(BAB) dan Buang Air Kecil upaya menumbuhkan pada diri anak untuk mengenali
(BAK) di Toilet (Toilet training) rasa ingin BAB dan BAK, serta tempat juga cara sehat
menggunakan toilet. Anak harus mengenal tanda-tanda
Toilet training atau Latihan untuk Buang Air Besar (BAB) dan tekanan di kandung kemihnya dan adanya rasa mulas ingin
Buang Air Kecil (BAK) merupakan salah satu upaya untuk BAB. Anak kemudian diajarkan untuk membuat hubungan
membangun kemandirian anak usia dini dalam mengurus antara perasaan tersebut dengan proses metabolisme
dirinya sendiri secara bertahap. Latihan ini harus dilakukan yang sedang terjadi di dalam tubuhnya. Selanjutnya, anak
dalam bentuk interaksi yang menyenangkan antara diajarkan belajar menanggapi dengan tepat rasa tersebut.
pendidik dan anak usia dini. Toilet training juga merupakan Oleh karena itu, terlebih dahulu anak diajarkan tentang
salah satu upaya pengenalan pendidik terhadap kondisi cara melepaskan pakaian secara mandiri. Hal yang juga
dan karakteristik anak didik yang sedang dilatih. penting dilakukan adalah mengajarkan anak cara menahan
keinginannya sampai semua sudah kondusif untuk proses
Toilet training sesungguhnya bukan sekedar melatih anak BAK dan BAB. Anak juga dilatih cara membersihkan alat
menggunakan toilet, karena kalau demikian, pendidik kelamin atau pantatnya, turun dari toilet dengan aman,

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 31


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

mengenakan celana kembali, menyiram, dan mencuci 1. Perkembangan fisiologis


tangan serta mengeringkannya dengan cara yang benar. Perlu diperhatikan :
a) Kemampuan pengendalian otot-otot yang
Untuk kegiatan toilet training, terdapat beberapa langkah
mengelilingi ujung usus besar dan kantung kemih
yang harus dilakukan sebagaimana diuraikan berikut ini.
b) Pada usia 12 - 24 bulan anak sudah mampu

Kotak V.10
7 LANGKAH KEGIATAN TOILET TRAINING
Langkah 1. Memastikan bahwa anak telah siap toilet training
Langkah 2. Menyiapkan diri sebaik mungkin serta peralatan yang diperlukan.
Langkah 3. Membantu anak untuk mengetahui arah yang akan dituju dan cara
untuk menyebutkan BAB/BAK
Langkah 4. Membantu anak mengetahui antara rasa ingin BAB/BAK dan pergi ke toilet.
Langkah 5. Mengalihkan pemakaian popok ke celana yang mudah dilepas
Langkah 6. Membasuh, menyiram dan mengenakan celana
Langkah 7. Mencuci dan mengeringkan tangan

Penjelasan mengendalikan otot-otot tersebut. Akan tetapi,


Langkah 1. Memastikan bahwa anak telah siap toilet pengendalian otot yang mengelilingi kantung
training kemih lebih sulit apabila dibandingkan dengan
Menurut Wiliam Sears, M.D dan Martha Sears, R. N (2007), ujung usus besar, sehingga buang air kecil lebih
tanda-tanda kesiapan tersebut antara lain mencakup: sulit kendalikan.
1. Mampu menirukan tingkah laku orang dewasa ketika c) Latihan buang air besar lebih mudah, sehingga
menggunakan toilet harus lebih dahulu dilakukan.
2. Dapat mengutarakan rasa secara lisan seperti lapar, 2. Keterampilan motorik
haus Perlu diperhatikan :
3. Dapat mengerti permintaan yang sederhana atau a) Keterampilan koordinasi tangan dan jari jemari
instruksi sederhana seperti “Silakan berjongkok di b) Keterampilan menggunakan peralatan toilet
kloset” training (gayung, ember, sabun, dan lain-lain),
4. Mulai mendorong celana sampai lepas ketika basah untuk duduk/jongkok di toilet, membersihkan alat
atau kotor, atau ketika dapat mengatakan bahwa ia kelamin, melepas dan mengenakan kembali celana.
kotor 3. Perkembangan kognitif dan bahasa
5. Dapat duduk atau berjongkok di atas pispot atau kloset Perlu diperhatikan :
6. Sudah tidak buang air besar atau buang air kecil di a) Pengenalan terhadap fungsi-fungsi anggota
celana selama tiga jam tubuhnya
7. Mulai meneliti anggota tubuhnya. b) Pengenalan tanda-tanda hendak BAK/BAB
c) Merencanakan untuk pergi ke toilet
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan d) Melepas celana dalam
bahwa kegiatan toilet training berhubungan dengan e) Menggunakan toilet
berbagai aspek perkembangan pada anak. Waktu yang f) Pengenalan waktu untuk berhenti dari buang air
tepat melakukan toilet training harus mengacu pada besar dan buang air kecil.
kematangan empat aspek yaitu: g) Kemampuan untuk menyampaikan pendapat,
memahami penjelasan, perintah dan respons dari
pendidik

32 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

h) Pemahaman proses keseluruhan toilet training. kemudahan untuk dibersihkan, keamanan, kekuatan,
4. Kesadaran emosional dan sosial stabilitas dan desain, dan bahkan kalau memungkinkan,
Perlu diperhatikan : terdapat juga celana khusus untuk latihan ke toilet.
a) Pengenalan bagian-bagian tubuhnya dan fungsinya
secara sederhana Langkah 3. Membantu anak untuk mengetahui arah
b) Penguatan pemahaman terhadap hal-hal yang yang akan dituju dan cara untuk menyebutkan BAB/
berhubungan dengan buang air besar dan buang BAK
air kecil, seperti rasa atau tanda-tanda keinginan 1. Anak dikenalkan tempat BAB dan BAK bersamaan
BAB/BAK, yang disimbolkan dengan kata-kata dengan memberikan penamaan terhadap seluruh
seperti “e-ek”, “pup” dan “pipis”. peralatan tersebut dan cara penggunaannya
c) Pengenalan dan penamaan alat kelamin sesuai 2. Anak dapat juga dibantu memberikan nama secara
dengan namanya, misalnya penis, vagina, WC, tepat dan spesifik pada kegiatan BAB dan BAK, misalnya
basah, kering, pakaian dalam. BAB dinamai “e-ek” dan BAK dinamai “pipis”.
d) Kemampuan anak untuk berpikir simbolik, 3. Anak juga perlu diberi pemahaman tentang penamaan
merencanakan atau memecahkan masalah dan bagian tubuhnya. Berikan nama-nama yang wajar dan
mengingat, kemudian belajar mengetahui waktu umum diterima anak dan keluarga untuk bagian tubuh
untuk BAK/BAB, arah menuju ke toilet, melepaskan (penis, testis, vagina, dll) yang terlibat dalam BAB dan
pakaian dalam, mengeluarkan air besar/air kecil di BAK. Kata-kata tersebut diucapkan pendidik dengan
toilet, mencuci dan mengeringkan tangan. nada yang wajar seperti menyebutkan anggota tubuh
lainnya, misalnya mata, hidung, telinga.
Pada saat usia 6 bulan sampai 1 tahun, anak sudah jarang
atau tidak buang air besar lagi di malam hari. Pada usia 1 - 2 Langkah 4. Membantu anak mengetahui antara rasa
tahun, anak semakin jarang buang air kecil di celana, yang ingin BAB/BAK dan pergi ke toilet
menunjukkan bahwa kemampuan mengendalikan otot di 1. Pengenalan rasa ingin BAB atau BAK pada anak dan
sekitar panggul sudah semakin bagus. Jika pendidik tidak untuk segera pergi ke toilet, lalu duduk di pispot atau
bisa menemukan polanya maka anak diajak untuk berlatih jamban yang berujung dengan melakukan BAB atau
buang air besar/buang air kecil di pispot/jamban setiap BAK di atas pispot.
2 jam atau lebih sering lagi, atau menanyakan kepada 2. Kemampuan anak untuk menyampaikan rasa tersebut
anak apakah akan BAB/BAK, serta tidak membiasakan diri kepada pendidik, misalnya: “Sayang, mau e-ek ya,
menahan hal tersebut karena berbahaya bagi kesehatan. bilang ke ibu guru ya”.
3. Meningkatkan kemampuannya ke arah kemandirian,
Langkah 2. Menyiapkan diri sebaik mungkin serta misalnya dengan mengatakan: “Sudah terasa mau e-ek
peralatan yang diperlukan. ya, ayo pergi ke pispot”, meskipun pada tahap awal
Pendidik perlu memahami teknik komunikasi dengan masih ditemani namun secara bertahap anak mulai
anak sesuai tahap perkembangan anak, penuh dengan diajarkan BAB atau BAK secara mandiri.
kesungguh-sungguhan dan kesabaran, serta memahami
cara memotivasi dan mengajak anak secara kreatif. Hindari Langkah 5. Mengalihkan pemakaian popok ke celana
hal-hal yang dapat membuat anak merasa tidak nyaman. yang mudah dilepas
Teknik komunikasi dengan anak dapat dipelajari dalam 1. Penggunaan celana dalam yang mudah dilepas sebagai
modul “Komunikasi dalam Pengasuhan”. pengganti popok
2. Meningkatkan kemampuan anak untuk melepas dan
Pendidik juga perlu memastikan bahwa terdapat pispot atau menggunakan kembali celana, baik celana dalam
jamban yang ukuran dan bentuknya cocok untuk anak, maupun celana luar
sehingga disukai anak. Di sisi lain, perlu juga diperhatikan

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 33


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Langkah 6. Membasuh, menyiram dan mengenakan Kenalkan cara menyiram sesuai dengan kloset yang
celana digunakan. Ajaklah anak untuk menyiram hingga bersih
1. Cara membasuh yang baik adalah dari depan ke 3. Bantu anak untuk secara mandiri mengenakan kembali
belakang. Ini bertujuan mencegah kuman yang dapat celana
menyebabkan infeksi saluran kencing. Perlu kesabaran
dan kreativitas dalam memotivasi anak untuk membasuh Langkah 7. Mencuci dan mengeringkan tangan
sendiri. Kemampuan membasuh berhubungan dengan Di penghujung semua kegiatan toilet training adalah
kemampuan motorik anak. Anak berumur 2 tahun mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
jarang yang sudah memiliki keterampilan tangan untuk dengan cara yang tepat dan mengeringkannya.
mengelap dengan layak, bahkan beberapa anak tidak siap
untuk melakukan ini sampai berumur 4 atau 5 tahun. Seluruh kegiatan toilet training dilakukan dengan suasana,
2. Penyiraman kotoran di WC dapat berjalan dengan sikap dan kata-kata pendidik yang membuat anak merasa
mudah atau sulit, tergantung pada keterampilan anak. nyaman dan dihargai.

Kotak V.11 REFLEKSI TOILET TRAINING


Mengapa toilet training harus
dilakukan dengan urutan
yang benar?

Makan Makanan Sehat , Jenis makanan terdiri atas karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral. Oleh karena itu, setelah usia 6 bulan
Bergizi Dan Aman sebaiknya mulai diperkenalkan berbagai jenis karbohidrat ,
lauk, sayur dan buah. Karbohidrat tidak hanya nasi tetapi
Pola makan sehat harus diterapkan sejak usia dini, dengan juga singkong, umbi-umbian yang lain, jagung, sagu, roti
tahapan pemberian makan sesuai usia. Pada masa usia atau kue yang lain, mie dan produknya. Lauk yang harus
setelah pemberian ASI eklusif, pembentukan pola makan dipilih sesuai struktur alat panca indera seorang bayi. Daging
sangat penting karena mulai perlu dilakukan pengenalan sapi, atau ayam selain mempunyai rasa spesifik amis, juga
rasa, jenis, dan tekstur pada anak. mempunyai tekstur lebih keras dari bubur yang sebelumnya

Kotak V.12 PEMBENTUKAN POLA MAKAN


Perkenalan rasa makanan pada anak hendaknya bervariasi, mulai dari rasa gurih (ASI), manis (bubur),
rasa asam (buah cair) dan pahit (sayur pare, melinjo). Pola pemberian makan dengan tahapan rasa
penting untuk pola makan setelah dewasa. Seorang anak yang tidak pernah mengenal rasa pahit akan
mengalami kesukaran mengubah pola makan apabila setelah dewasa mendapat anjuran makan sayur.

34 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

di bawah 9 bulan pilihan adalah protein yang lunak seperti


telur, ikan, susu. Lemak diperlukan dalam jumlah sedikit
dalam sehari dan terutama dijumpai dalam minyak goreng,
mentega dan santan, ataupun tersembunyi dalam kue dan
roti, daging hewani dan kacang-kacangan.

Untuk kegiatan makan dan minum, prosedur umum yang


harus diikuti oleh pendidik antara lain :
sebagai makanan utama bayi. Selain daging sapi dan ayam, 1. Persiapan
sumber lauk sehat juga segala jenis ikan segar, telur, dan lauk a. Menyiapkan bahan makanan dan minuman pilihan,
nabati seperti tahu dan tempe. Hal tersebut memerlukan bergizi dan aman
pengenalan rasa dan pertumbuhan gigi pemotong dan b. Melakukan pengolahan makanan sehat
pelumat. Oleh karena itu, mulai diperkenalkan berbagai c. Menyajikan makanan dan minuman yang bersih
jenis lauk, sayur dan buah. Buah selain memperkenalkan d. Menyiapkan perlengkapan makan dan minum yang
rasa manis, asam, juga rasa asam manis juga berbagai bersih
warna, dan bentuk. Sayur selain memperkenalkan rasa a) Piring
manis, asam, pahit dalam berbagai derajat, juga tekstur b) Sendok
dan warna. Untuk dapat melumat lauk diperlukan gigi c) Garpu
geraham yang sebagian besar belum tumbuh sehingga usia d) Mangkuk sayur
e) Gelas minum
f) Teko air minum
Kotak V.13 g) Lap dada/celemek/serbet
h) Lap mulut/tissue
REFLEKSI i) Lap piring/serbet
GIZI UNTUK KESEHATAN j) Peralatan mencuci tangan
Zat gizi meliputi karbohidrat, protein, e. Memeriksa kebersihan peralatan makan dan
lemak, vitamin, dan mineral serta air . Zat minum
gizi dapat diperoleh dari bahan pangan f. Melakukan pengecekan kelayakan peralatan
lokal segar yang bervariasi. Hanya saja pada makan dan minum yang sehat
saat ini kita menghadapi banyak tantangan,
antara lain kehadiran makanan cepat 2. Pelaksanaan
saji, maraknya makanan dalam kemasan, Memberikan bimbingan kegiatan makan dan minum sesuai
berbagai iklan tentang makanan di media dengan perkembangan anak
massa, tercemarnya bahan pangan, dan a. Mencuci tangan sebelum makan
tingginya harga bahan pangan yang segar b. Menggunakan peralatan pendukung makan dan
dan sehat. minum
c. Berdoa sebelum makan dan minum
Apa yang bisa kita lakukan untuk menyikapi d. Mengenalkan nama makanan kepada anak
hal di atas? e. Memegang peralatan makan dan minum
f. Makan sendiri
Bahan pangan lokal apa saja yang ada di g. Makan secara tertib
sekitar kita, dan mengandung zat gizi yang h. Menjaga kebersihan pada saat makan
diperlukan oleh anak? i. Berdoa sesudah makan dan minum
j. Membersihkan diri setelah makan

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 35


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Olahraga dan Aktivitas Fisik


Anak yang sehat tidak duduk diam tetapi mempunyai
aktifitas gerak yang dinamis setiap waktu seperti berlarian,
memanjat, duduk, jungkir balik, naik turun tangga,
bersepeda, berenang dan aktivitas bermain aktif yang lain.
Kesemuanya sudah termasuk gerakan olahraga. Aktifitas
fisik sebaiknya dilakukan di luar kelas atau ruangan terbuka
sebelum matahari berada di puncak kepala. Hal ini penting
agar anak mendapatkan paparan sinar matahari yang
penting untuk mengaktifkan pro vitamin D yang berada di
bawah kulit sehingga aktif menjadi vitamin D yang penting
untuk pertumbuhan tulang. Hilangnya aktivitas olah raga
apabila anak diperkenalkan permainan games olahraga,
youtube dalam Handphone, atau laptop.

Permainan olah raga bisa diperkenalkan pada anak akan


tetapi yang lebih sehat adalah mengajak permainan di luar
rumah bersama kakak, teman sebaya dengan pengawasan
orang tua. Bersepeda, bermain lompat tali merupakan olah
raga sehat bagi seorang anak.

Kotak V.14 REFLEKSI


KEBUTUHAN GERAK
Anak memiliki kebutuhan gerak yang tinggi, bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangan,
tetapi juga untuk kesehatan. Kebutuhan gerak tersebut salah satunya dapat dipenuhi melalui kegiatan
olah raga. Olah raga sangat baik ketika dilakukan pada pagi hari, karena pada saat itu udara masih
cukup mengandung oksigen yang sangat baik untuk pernafasan, dan sinar matahari mengandung
pro vitamin D yang sangat baik untuk kekuatan tulang. Namun demikian, seringkali anak tidak
mendapatkan kesempatan untuk berolah raga secara rutin, misalnya karena jam masuk sekolah terlalu
pagi, anak bangun terlalu siang, kegiatan pagi hari berada di kelas yang banyak dilakukan dengan
duduk, maraknya penggunaan gawai HP atau tontonan televisi, sehingga membuat anak cenderung
malas bergerak.

Bagaimana memenuhi kebutuhan anak untuk berolah raga?

36 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB V Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Istirahat yang Teratur dan Seringkali terjadi permasalahan dalam pengasuhan bayi
Cukup dengan pola tidur ayah/ibu. Harus dibiasakan pola tidur
seorang bayi, karena bayi biasa tidur siang hari yang lama
Istirahat merupakan hal penting untuk pertumbuhan dan bangun tidur saat malam hari yang berbeda dengan
anak. Pada saat bangun tidur, anak sudah beraktifitas pola tidur orang dewasa. Cara membiasakan bayi mengikuti
dan mendapat makanan bergizi sehingga memerlukan pola tidur panjang pada malam hari adalah dengan
proses tubuh dalam mengatur kebutuhan zat gizi untuk membangunkan dan mengajak bermain pada siang hari.
memenuhi kebutuhan sel otot, sel otak, sel paru, jantung,
usus dan organ lain pada tubuh. Kualitas tidur mencakup kualitas pencahayaan, suhu udara,
tingkat kebisingan suara yang hendaknya dihindari, pencegahan
Anak memerlukan waktu yang cukup untuk dari radiasi yang ditimbulkan oleh gawai atau media elektronik
beristirahat dalam bentuk tidur. Tidur sangat penting lainnya. Kuantitas tidur mencakup jumlah jam tidur anak
bagi pertumbuhan, perbaikan sel yang mengalamai bervariasi dari tidur pagi, tidur siang dan tidur malam, yang
kerusakan, pengaturan metabolisme tubuh, pengaturan sangat tergantung pada usia dan aktivitas anak. Variasi tidur
(regulasi emosi), dan perkembangan kognitif. Agar tidur malam hari seorang bayi adalah setelah jam terakhir menyusui
dapat sesuai dengan kebutuhan, maka kualitas dan atau makan pada jam 9 atau 10 malam, dan pagi subuh bangun
kuantitas (lama) tidur menjadi sangat penting untuk bayi disusui pertama kali. Jumlah jam total sehari minimal 10
diperhatikan. jam pada awal tahun pertama sampai usia 5 tahun.

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Apa saja yang termasuk dalam perilaku hidup bersih dan sehat?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Bagaimana cara menanamkan perilaku hidup bersih, dan sehat?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

C. Rangkuman
Menjaga kebersihan anak merupakan bagian dari upaya hari. Indikator tersebut meliputi membuang sampah pada
menjaga kesehatan. Kesehatan anak perlu dijaga sehingga tempatnya, mencuci tangan, menggosok gigi, memotong
tetap dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara kuku tangan dan kaki, menjaga kebersihan diri dan
optimal. Upaya pemeliharaan kesehatan dasar dapat lingkungan, mengkonsumsi makanan yang sehat bergizi,
dimulai dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan istirahat secara teratur dan berolahraga.
sehat dalam kehidupan anak sehari-hari.
Perilaku hidup bersih dan sehat perlu didukung oleh
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan sikap, ketersediaan sarana dan prasarana minimal, serta
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk secara keteladanan dan pembiasaan yang dilakukan secara
mandiri mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari- berkelanjutan di rumah.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 37


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

BAB VI
GIZI ANAK USIA DINI

A. Pengertian Zat Gizi


Makanan terbaik bagi anak usia dini adalah ASI (Air Susu Ibu) yang mengandung kombinasi zat gizi ideal. Zat gizi yang
lengkap pada ASI mudah untuk dicerna dan diserap pada saluran pencernaan bayi. ASI berkaitan dengan berbagai manfaat
kesehatan. Hasil penelitian menyatakan ASI melindungi bayi dari alergi, asma, kanker masalah pencernaan dan masalah
kesehatan lainnya (AAP, 2005).

Kotak VI.1
REFLEKSI MANFAAT ASI
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena memiliki kandungan gizi yang ideal untuk pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan bayi serta mengandung antibodi yang dapat mencegah berbagai
penyakit.

ASI mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa
yang bermanfaat untuk perkembangan otak bayi. Karbohidrat lain yang terdapat dalam ASI mampu
menghambat pertumbuhan kuman berbahaya seperti Streptococcus pneumonia dan Haemophilus
influenzae. ASI berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit karena
kolostrum yang merupakan bagian dari ASI mengandung imunoglobin M. Kolostrum merupakan ASI
yang keluar pada beberapa hari setelah melahirkan, berwarna bening atau putih kekuningan.

Mitos yang beredar di masyarakat, ASI yang pertama keluar adalah ASI basi yang harus di buang.

Data Riskesdas7 tahun 2010 menunjukkan bahwa hanya 15,3% bayi yang mendapat ASI eksklusif selama
lima bulan.

Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat membantu mencegah infeksi penyakit pada bayi,
karena antibodi dalam ASI meningkatkan pertahanan tubuh. Penyakit infeksi dapat ditandai dengan
adanya gejala seperti demam, batuk, pilek, dan diare. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan riwayat pemberian ASI dengan penyakit infeksi pada balita. Penyakit infeksi akan
menurunkan nafsu makan pada bayi dan berakibat penurunan status gizi. Bayi yang tidak diberi ASI
eksklusif selama enam bulan berisiko dua kali lebih sering menderita diare rotavirus dibanding bayi
dengan ASI eksklusif. Diare jarang terjangkit pada bayi berumur tiga bulan ke bawah, diduga karena
antibodi ibu yang diturunkan kepada anak melalui plasenta dan ASI. Semakin lama pemberian ASI
dapat menurunkan episode diare.

38 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Pemberian ASI berpengaruh positif terhadap pertumbuhan. Anak dengan ASI eksklusif mengalami
pertumbuhan lebih baik dibanding tidak ASI eksklusif.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif memiliki berat badan normal pada usia enam bulan dibandingkan
dengan bayi non-ASI eksklusif yang cenderung memiliki berat badan berlebih. Zat antibodi untuk
kekebalan tubuh bayi yang diperoleh janin semenjak dalam kandungan melalui plasenta juga terdapat
dalam ASI. Oleh sebab itu, ASI harus diberikan sedini mungkin.

(Nur, Abidah, 2014, dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Masyarakat, Vol. 9, No. 2, November 2014)

Makanan yang kita makan sehari-hari mengandung zat berada dalam sel tubuh seperti air mata, air ludah, air susu
gizi. Zat gizi diartikan sebagai substansi yang ada di dalam ibu, keringat, air kencing dan air ketuban. Dalam tubuh
makanan dan menghasilkan energi, membangun dan bayi mengandung 70-80% air sehingga peka pada kondisi
memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan lingkungan panas, dan aktivitas diluar rumah sehingga
bagi manusia untuk dapat tumbuh, berkembang, dan tubuh mengalami dehidrasi.
melakukan aktivitas. Zat gizi berperan dalam pengaturan
proses perubahan makanan yang masuk ke dalam mulut Zat Gizi Makro
menjadi bagian terkecil dalam sel tubuh yang berperan Dikatakan zat gizi makro karena dibutuhkan dalam jumlah
untuk kesehatan, yang apabila tubuh kekurangan atau besar oleh tubuh dan berfungsi untuk menghasilkan energi
kelebihan zat gizi akan memberikan gangguan atau (kalori) bagi tubuh. Zat gizi makro dibagi menjadi 3 (tiga)
dampak kesehatan sekarang atau masa depan. jenis, yaitu:
1. Karbohidrat
Menurut jenisnya, zat gizi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu zat Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan dibagi
gizi makro dan mikro. Air juga merupakan zat gizi yang menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan
kompleks. Perbedaan antara kedua jenis tersebut adalah
pada kemampuan meningkatkan gula darah, yaitu bahwa
karbohidrat sederhana lebih cepat meningkatkan kadar
Kotak VI.2 gula darah. Beberapa contoh bahan makanan sumber
REFLEKSI karbohidrat sederhana yaitu gula pasir, sirup, permen,
MAKANAN SUMBER ENERGI sedangkan karbohidrat kompleks contohnya seperti
Dari makanan berikut ini, mana yang lebih ting- nasi, roti, mi, bihun, pasta, umbi-umbian (singkong, ubi,
gi kalorinya? kentang), jagung, susu, sayur-sayuran dan buah-buahan.
1. Nasi goreng vs nasi putih Sumber karbohidrat lainnya yang penting yaitu serat yang
2. Ayam goreng vs. Sate ayam berasal dari sumber sayur dan buah.
3. Telur dadar vs. Telur rebus
4. Kare ayam vs. Sup ayam 2. Protein
5. Pepes ikan vs. Ikan goreng Protein dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun,
6. Tumis sayur vs. Lodeh sayur menjaga imunitas tubuh, penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini terutama untuk usia 0 – 2
Semua bahan makanan yang dimasak dengan tahun. Protein terbentuk dari berbagai jenis asam amino
menggunakan minyak atau santan, memiliki kalori antara lain asam amino valin, histidin, triptofan, isoleusin,
tinggi. Jenis makanan berkalori tinggi baik dikon- lisin, leusin, metionin, treonin, dan fenilalanin. Agar tinggi
sumsi oleh anak yang kurang gizi, dan sebaiknya badan anak dapat optimal, maka konsumsi protein harus
tidak dikonsumsi oleh anak yang kelebihan gizi. dipenuhi. Terdapat 2 (dua) jenis protein yaitu protein hewani

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 39


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

(contohnya: semua jenis ikan, ayam, bebek, daging sapi, dll) Zat Gizi Mikro
dan protein nabati (contohnya: tempe, tahu, kacang hijau, Zat gizi mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit (milligram
kacang merah, dan kacang-kacangan lainnya). atau microgram), namun tetap harus dipenuhi karena
fungsinya yang krusial bagi tubuh yaitu menjalankan reaksi
3. Lemak kimia yang terjadi dalam tubuh. Zat gizi mikro juga tidak
Lemak merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh berfungsi menghasilkan energi bagi tubuh. Terdapat 2 (dua)
selain sebagai sumber energi, juga sebagai pengatur jenis zat gizi mikro, yaitu:
suhu tubuh, pelindung organ-organ penting tubuh, serta
untuk melarutkan vitamin dalam tubuh. Terdapat 2 (dua) 1. Vitamin
jenis lemak berdasarkan sifatnya yaitu lemak tidak jenuh Vitamin merupakan zat gizi esensial untuk proses
dan lemak jenuh. Lemak tidak jenuh memiliki fungsi baik metabolisme dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
bagi tubuh, sedangkan lemak jenuh memiliki efek yang Terdapat 2 (dua) jenis vitamin yaitu vitamin larut lemak yaitu
kurang baik bagi tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan. vitamin A, D, E, dan K serta vitamin larut air yaitu vitamin B
Contoh lemak tidak jenuh diantaranya yaitu berbagai jenis dan C. Vitamin B merupakan vitamin dengan jenis terbanyak
kacang-kacangan, buah alpukat, ikan salmon (dan ikan laut sehingga juga disebut vitamin B kompleks, terdiri dari 8
dalam lainnya), minyak zaitun, minyak kacang, dan minyak (delapan) jenis yaitu vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3
jagung; sedangkan contoh lemak jenuh diantaranya yaitu (niasin), B5 (asam pantotenat), B6 (piridoksin), B9 (asam
daging merah, daging olahan (sosis, burger, dll), butter folat), B12 (sianokobalamin), dan biotin. Penjelasan fungsi
(termasuk cake, donat, kue-kue yang diolah menggunakan dari masing-masing vitamin akan dipaparkan pada tabel VI.2
butter), keju, minyak yang dipanaskan cukup lama (produk
makanan yang digoreng/deep fried).
Tabel VI.1 Fungsi Vitamin dan Sumbernya
Vitamin Larut Lemak
Vitamin Fungsi Sumber Bahan Makanan
Vitamin A Menjaga kesehatan mata, melihat pada saat Hewani: hati, telur, minyak ikan, susu dan
gelap olahannya
Menjaga kesehatan kulit Nabati: sayuran berdaun hijau, buah dan sayur
berwarna kuning-orange
Vitamin D Penyerapan kalsium untuk kepadatan tulang Paparan sinar matahari pagi
Kesehatan gigi Hati, telur, minyak ikan, susu, butter
Minyak yang difortifikasi vitamin D
Vitamin E Menghilangkan radikal bebas yang masuk ke Sereal
dalam tubuh (mengurangi oksidasi) Kacang-kacangan
Minyak tanaman
Vitamin K Faktor pembekuan darah, untuk mempercepat Sayuran berdaun hijau
penyembuhan luka Telur, hati
Vitamin Larut Air
Vitamin B Membantu menghasilkan energi bagi tubuh Telur, hati, unggas, daging merah, ikan
Menjaga kesehatan sistem saraf Sayuran berdaun hijau
Pembentukan sel darah merah Kacang-kacangan
Membantu proses pencernaan dan meningkat- Gandum
kan nafsu makan

Vitamin C Memperkuat gigi dan tulang Buah-buahan citrus seperti jeruk, lemon, jam-
Membantu menyerang bakteri/virus penyebab bu biji, dll
penyakit infeksi Sayuran/kacang bertunas seperti kacang hijau,
tauge, dll

40 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

2. Mineral Makromineral dibutuhkan lebih banyak (>100 miligram/


Mineral merupakan zat gizi mikro yang berfungsi penting hari) dibandingkan mikromineral (<100 miligram/hari).
untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, membangun Mineral yang termasuk makromineral yaitu kalsium, fosfor,
jaringan tulang, membantu sistem saraf dan kontraksi otot, magnesium, natrium/sodium, klorida, kalium, sulfur,
serta melindungi tubuh dari radikal bebas yang berbahaya sedangkan yang termasuk mikromineral yaitu zat besi,
bagi kesehatan. Menurut jenisnya, mineral dibagi menjadi asam folat, yodium, selenium, copper, mangan, flouride,
2 (dua) yaitu makromineral dan mikromineral (disebut juga kromium, dan molybdenum. Fungsi dari masing-masing
trace mineral); keduanya berbeda dalam hal kebutuhan. mineral akan dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel VI.2 Fungsi Mineral dan Sumbernya

Makromineral
Mineral Fungsi Sumber Bahan Makanan
Sodium / Natrium Keseimbangan cairan Garam dapur
Transmisi sel saraf Makanan hewani
Kontraksi otot Makanan kaleng /yang diawetkan
menggunakan garam (ikan asin, burger, hot
dogs, bacon, dll)
Biskuit, krakers, chips
Klorida Keseimbangan cairan Telur, daging segar, dan seafood
Menghasilkan asam lambung
Kalium Keseimbangan cairan Baik  buah-buahan: pisang, blewah, melon,
Transmisi sel saraf mangga, alpukat, dan pepaya; sayuran: labu,
Kontraksi otot sayuran hijau, dan ubi jalar; Susu dan yoghurt
Sedang  kacang-kacangan dan biji-bijian, selai
kacang; Sayuran: kentang, asparagus, jamur,
dan okra; Buah: jeruk, persik, pir, kiwi
Kalsium Menjaga kepadatan tulang dan gigi Susu skim/biasa
Transmisi sel saraf Produk olahan susu; keju, yoghurt, es krim, dll
Kontraksi otot Tiram, telur, udang kering, teri kering, sarden,
Faktor pembekuan darah, untuk teri nasi, teri segar
mempercepat penyembuhan luka Sayur: bayam, brokoli, wortel, sawi, katuk,
daun melinjo, selada air, daun singkong
Kacang kedelai kering, tempe, tahu
Fosfor Menjaga kepadatan tulang dan gigi Daging sapi, unggas, ikan, telur
Keseimbangan asam basa (pH) tubuh Susu dan produk olahannya
Kacang tanah, kacang hijau, kacang almond
Gandum; sereal

Magnesium Produksi asam amino (protein) Makanan : kacang-kacangan (polong),


Transmisi sel saraf gandum, rempah-rempah, seafood, sayuran
Kontraksi otot berdaun hijau, jagung, wortel, beras merah,
peterseli
Minuman : Kopi, teh, dan cokelat
Sulfur Produksi asam amino (protein) Semua makanan sumber protein
Mikromineral (trace minerals)
Zat besi Pembawa oksigen di dalam aliran darah Hewani (heme)*: hati, daging merah, ikan,
ayam, seafood, kuning telur
Nabati (non-heme): kacang kedelai, tempe,
oncom, sayuran hijau (bayam, sawi, pokcoy, dll)

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 41


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Seng Produksi asam amino (protein) dan DNA Kerang, tiram


Faktor penyembuhan luka Kacang-kacangan
Meningkatkan kekebalan tubuh (imun) Susu
Menambah nafsu makan Gandum
Yodium Produksi hormon tiroid yang penting untuk Garam beryodium
pertumbuhan Seafood
Selenium Antioksidan, meminimalisir efek radikal Seafood (cumi-cumi, gurita, salminn, tiram),
bebas hati, ginjal, telur, daging sapi, ayam, domba
Sayuran: bayam, brokoli, kubis Brussel, dan
jamur.
Buah-buahan: kiwi, anggur, jeruk, pisang,
alpukat, dan strawberry
Serealia/gandum, kacang-kacangan dan biji-
bijian
Mangan Antioksidan Nabati: kacang panjang, kacang almon, kacang
Pembentukan jaringan ikat kedelai, biji labu, bayam, kale, stroberi, pisang,
nanas
Bumbu: lada hitam, kunyit, bawang putih,
cengkeh
Nasi merah
Tahu
Copper / Membantu metabolisme zat besi Seafood (tiram, kerang)
Tembaga Daging sapi, hati, ginjal
Kacang mede, kenari, hazelnut, almond,
kedelai
Cokelat
Biji labu, biji bunga matahari, wijen
Bumbu dapur
Kopi, teh hitam
Flouride Menjaga kesehatan tulang dan gigi Teh hijau
menghambat terjadinya kerusakan gigi Susu, keju
Bawang merah, seledri
Sayur – sayuran seperti wortel, brokoli, ubi, dan
labu
Daging sapi, daging ayam, telur ayam
Kromium Membantu hormon insulin dalam Daging sapi, hati, organ lain
metabolisme glukosa Bekatul, gandum (roti)
Kacang hijau, kacang kedelai, tempe
Brokoli, jagung , sawi, buncis, kentang, jamur,
tomat
Anggur
Keterangan:
*) Zat besi heme atau berasal dari sumber hewani memiliki penyerapan yang lebih baik dibandingkan sumber zat
besi nabati/non-heme

Melihat beragamnya kandungan zat gizi pada satu jenis Untuk keseharian makan maka akan lebih mudah dengan
bahan makanan, maka disarankan anak-anak untuk pedoman sebagai pemberian variasi makanan dapat
mengonsumsi makanan beragam atau bervariasi setiap mengadopsi edukasi Kementerian Kesehatan tentang
kali makan. Dengan mengkonsumsi makanan beragam, makanan 4 bintang dengan aturan:
maka semua kebutuhan zat gizi bagi tubuh dapat dipenuhi 1. Bintang 1*, adalah makanan bersumber hewani yang
untuk menunjang status gizi dan kesehatan yang optimal.

42 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

kaya protein dan zat besi, antara lain ikan, telur dan ¼ porsi, sayur dan buah juga ¼ piring, dan minum susu
produk-produk susu untuk anak atau air pada orang dewasa sebagai gambar
2. Bintang 2** adalah makanan pokok, misalnya jagung/ VI.2. Sebagaimana kebiasaan orang Indonesia makan 3 kali
gandum/ nasi / biji-bijian/ umbi-umbian (singkong, yakni pagi, siang dan sore maka susunan isi piring berganti-
kentang) ganti dari jenis lauk, sayur dan buahnya ataupun jenis
3. Bintang 3*** berasal dari kacang-kacangan (buncis, karbonya. Bisa lauk bergantian telur, ikan, daging ayam,
kacang polong, kacang tanah), biji-bijian (wijen) hati ayam. Jenis sayur bisa bergantian sayur sop, sayur
4. Bintang 4**** adalah buah-buahan dan sayuran, bayam, sayur asam.
yang kaya vitamin A (mangga, pepaya, alpukat, jeruk,
markisa, sayuran hijau, wortel, ubi jalar,labu) dan buah-
buahan sayuran lain (pisang, nenas, semangka, tomat,
alpukat, terong dan kubis).

Tambahkan minyak atau lemak dalam jumlah kecil untuk


tambahan energi (tambahan tidak diperlukan bila anak
makan makanan yang digoreng, atau bila bayi terlihat sehat
dan gemuk). Asupan gula dan garam pada anak usia dini
hendaknya dibatasi, demikian konsumsi makanan cepat
saji. Penggunaan BAHAN TAMBAHAN PANGAN (penyedab
rasa, pemanis buatan, pengawet, pewarna) yang TIDAK
ALAMI sebaiknya DIHINDARI.

Dalam praktek makan pilihan makan berbintang seperti


diatas dapat diukur porsi dalam skema “isi piringku”.
Skema “isi piringku” adalah piring makan ukuran biasa Gambar VI.1
Isi piringku: Porsi Satu Kali Makan
yang terisi makanan terdiri karbohidrat ¼ piring, lauk sehat

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Jelaskan pengertian zat gizi dan pembagian menurut jenisnya?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Sebutkan sumber zat gizi tersebut pada makanan?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 43


BAB IVIPendahuluan
Gizi Anak Usia Dini

B. Pemilihan Bahan Pangan c. Telur


a) Kulit telut tidak retak, rongga udara tak terlihat
Yang Aman b) Terlihat jernih bila dilihat dengan sinar
Dalam memilih bahan pangan yang aman, kita harus c) Tenggelam dan terlentang jika dimasukkan air
mampu menentukan mutu suatu produk. Apabila mutunya d) Tidak bersuara saat digoyangkan
baik, maka pangan tersebut juga semakin aman dan jauh e) Jika dipecahkan, maka telur yang baik masih
dari kontaminan. Berikut penjelasan terkait cara memilih terlihat jelas bagian putih telur yang kental dan
bahan pangan yang aman: agak encer serta kuning telur
1. Memperhatikan mutu fisik bahan pangan
Memperhatikan mutu fisik termasuk karakteristik
warna, tekstur, ukuran dan aroma pada setiap jenis
bahan pangan dapat menjadi indikator aman tidaknya
suatu bahan pangan. Ciri-ciri pangan bermutu baik dan
aman adalah sebagai berikut:
a. Daging
Ditentukan dari tingkat kesegarannya, diantaranya:
a) Bila ditekan terasa tidak membekas (bingkas)
b) Segar, bersih, lembab (tetapi tidak menetes
terus), agak kenyal
c) Tidak memiliki bercak kering, kehitaman/
kehijauan/abu-abu gelap
d) Warnanya merah cerah dan tidak kusam d. Ikan
e) Tidak berlendir dan tidak lengket bila disentuh Mutu ikan dapat dilihat dari 7 aspek berikut pada
f) Aroma segar dan khas sesuai jenisnya (bukan gambar VI.2.
busuk atau bau bahan kimia),
g) Jika membeli daging dalam kemasan, pastikan
1
kemasan utuh dan tidak ada genangan air di
dalamnya
h) Pastikan daging berasal dari rumah pemotongan
hewan yang resmi/berizin
b. Unggas
a) Dagingnya terdiri dari serat yang halus, kenyal
dan lembut
b) Berwarna cerah, tidak gelap, tidak ada warna
atau bercak-bercak merah kecoklatan atau
kebiruan 2

c) Kulit putih kekuningan tidak robek ataupun


terdapat luka
d) Tidak banyak mengandung lemak terutama
pantat
e) Bagian dada tampak montok, rata dan penuh
berisi
f) Paha tidak keras tetapi penuh berisi
g) Tidak berlendir dan berbau busuk

44 Kesehatan
PENILAIANdan Gizi Anak Usia Dini
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
BAB VIBAB I Pendahuluan
Gizi Anak Usia Dini

e. Sayur
3 a) Tampak segar, tidak layu, kering atau bekas hama
b) Sayuran biji tampak penuh dan tidak keriput
c) Sayuran kacang-kacangan tampak penuh, tapi
mudah patah dan bijinya belum tampak jelas
f. Buah
a) Tampak segar, kulit mulus, tidak keriput/layu
b) Warna kulit menunjukkan bahwa buah cukup
matang pada waktu dipetik
c) Tidak terlalu matang
4
d) Tidak terdapat memar/ciri-ciri kerusakan lainnya

2. Hindari makanan dengan Bahan Tambahan


Pangan (BTP) yang dilarang
Penggunaan BTP yang dilarang membuat bahan pangan
menjadi tidak aman karena cemaran bahan kimia. Berikut
contoh bahan makanan yang mengandung BTP yang
dilarang.
5

Tabel VI.3
Contoh Beberapa Makanan Yang Tidak Aman Karena
Mengandung BTP Yang Dilarang
Makanan Ciri-ciri
Bakso/tahu boraks Cenderung kenyal ketika digigit,
warna lebih putih, aroma kurang
alami, memantul bila dijatuhkan,
dan tak lengket
Bakso formalin Bakso tidak mudah hancur, awet
lebih tiga hari, tak lengket, dan
6 lalat enggan hinggap.

3. Memilih bahan pangan yang disimpan dengan


sesuai
Apabila membeli bahan pangan, perhatikan juga bagaimana
praktek penjual dalam menyimpan bahan pangan tertentu.
Bahan pangan yang dibiarkan terlalu lama dalam suhu
7 ruang dapat meningkatkan paparan terhadap bakteri/
jamur/mikroba lainnya sehingga menyebabkan makanan
menjadi tidak aman. Sebaiknya, pilih bahan pangan yang
tidak diletakkan >2 jam pada ruangan dengan zona
berbahaya (10 – 600C).

Gambar VI.3 Mutu Kualitas Ikan

Kesehatan dan Gizi


PENILAIAN PERKEMBANGAN AnakUSIA
ANAK Usia DINI
Dini 45
BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Bakteri
Kapang roti

Gambar VI.4 Contoh cemaran bahan makanan

4. Memilih makanan kemasan karena berisiko terkontaminasi dengan bakteri Clostridium


Apabila membeli makanan kemasan, upayakan memilih botulinum. Selalu perhatikan juga tanggal kadaluwarsa/
makanan kaleng yang bentuknya masih utuh untuk best before untuk memastikan bahwa produk masih aman
menghindari cemaran fisik maupun kimia. Selain itu, jangan dikonsumsi.
membeli produk kalengan yang penyok atau ada tonjolan

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk menentukan keamanan produk makanan?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

46 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

C. Pengolahan Dan Penyajian Tabel VI.4


Pemberian ASI dan MP ASI

Makanan ASI Umur (bulan) Makanan


Lumat
Makanan
Lembek
Makanan
Keluarga
Proses pengolahan dan penyajian makanan juga harus
memperhatikan prinsip higiene dan sanitasi karena dapat 0-6
mempengaruhi keamanan makanan. Makanan yang
6-9
dimasak aman untuk dimakan hanya setelah dipanaskan
sampai suhu yang cukup tinggi untuk membunuh bakteri. 9-12
Kita tidak bisa menilai kondisi “matang” hanya dengan 12-24
warna dan tekstur, sebaiknya, gunakan termometer
makanan untuk memastikan bahwa makanan dimasak Bentuk makanan

pada suhu yang sesuai. Suhu memasak minimum yang Bentuk makanan bagi anak-anak harus diperhatikan sesuai

sesuai bervariasi tergantung pada jenis makanan. Makanan dengan tumbuh kembang anak agar makanan dapat dicerna

laut harus dimasak dengan suhu 145°F / 62,7°C , daging dengan baik. Untuk usia 0 – 6 bulan hanya disarankan

sapi, domba, dan babi hingga 160°F / 71°C, ayam dan mengonsumsi ASI secara eksklusif, lalu ditambahkan MP-

kalkun hingga 165°F / 74°C, dada unggas hingga 170°F ASI setelah usia 6 bulan. Pola pemberian ASI dan MPASI

/ 77°C, dan unggas utuh dan paha hingga 180°F / 82°C. dapat dilihat dengan mudah pada tabel VI.4 berikut ini.

Apabila menggunakan microwave, putar piringan dan aduk


isinya beberapa kali untuk memastikan bahwa makanan Metode Pengolahan Makanan

telah dimasak dengan merata. Pengolahan makanan adalah suatu proses mengolah bahan
makanan dari mentah menjadi bahan makanan siap saji

Syarat pengelolaan makanan yang aman yang dalam prosesnya dapat menggunakan penerapan

1. Peralatan masak dan makan harus utuh, tidak cacat, panas atau tidak

dan mudah dibersihkan


2. Lapisan permukaan alat tidak mudah larut asam/ basa/ Terdapat beberapa metode pengolahan dasar yang dapat

garam yang dipakai dalam proses pemasakan diterapkan, yaitu:


3. Tutup wadah harus menutup sempurna 1. Pengolahan panas basah (moist heat cooking)
4. Pengolah makanan (pemasak) dalam kondisi sehat, Beberapa contoh teknik pengolahan sebagai berikut

tidak memiliki penyakit infeksi/menular dalam tabel VI.7.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 47


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Tabel VI.5 Teknik Pengolahan Basah

Teknik Keterangan Contoh masakan


Merebus Mengolah makanan dengan cairan mendidih (suhu 100 C), o
Sayur asam
misalnya air, santan, kaldu, susu; cairan yang sudah mendidih akan Sayur lodeh
menggelembung besar dan memecah diatas permukaan Kentang rebus
Simmering Merebus makanan dengan api kecil (90ºC - 95ºC) dengan bahan Kaldu sapi
makanan yang sedikit. Ciri gelembung cairan naik secara perlahan
dan berbentuk gelembung kecil-kecil
Poaching Merebus bahan makanan secara perlahan dalam cairan dengan Egg poach
api yang sedikit lebih kecil dari proses simmering, dan cairan yang Poached Fish
dipergunakan merupakan campuran cuka dan air Fillet

Stewing Mengolah bahan makanan dengan cairan berbumbu, api sedang


(Menggulai) dan sering diaduk. Cairan yang bisa digunakan seperti susu, santan,
kaldu.
Braising Merebus bahan makanan di atas api atau di dalam oven dengan
menggunakan cairan dalam jumlah sedikit atau setengah dari
bahannya dengan menggunakan api kecil secara perlahan-lahan

Steaming Memasak makanan dengan menggunakan uap air panas (steam). Roti kukus
(Mengukus) Bahan makanan diletakkan di suatu tempat (steamer), lalu uap air
disalurkan di sekeliling bahan makanan yang dikukus
Blansir Memasak dengan cara memasukkan bahan makanan kedalam Tomat blansir
cairan mendidih yang diberi garam dan dalam waktu yang singkat. Sayur blansir
Makanan setelah diangkat langsung direndam dalam air dingin/air es

2. Pengolahan panas kering (dry heat cooking)


Beberapa contoh teknik pengolahan panas kering sebagaimana dalam tabel berikut ini tabel VI.8.

Tabel VI.6 Pengolahan Panas Kering

Teknik Keterangan Contoh masakan

Baking Memasak makanan di dalam oven dengan panas dari Kentang panggang dalam
(Mengepan) segala arah. aluminium foil.
Apel panggang
Cookies / cake

Grilling Memasak makanan dengan api terbuka dari bawah Berbagai macam sate
makanan yang dimasa

Roasting Makanan dengan panas tinggi dari segala arah, Ayam panggang (Roasted
biasanya dilakukan di dalam oven; dan diberi lemak chicken)
untuk menjaga kelembaban makanan (minyak panas, Bebek panggang (Roasted duck)
dibungkus lemak tipis)

Menyangrai Teknik memasak menggunakan pasir yang dipanaskan Kacang sangrai

Mengasap Teknik memasak menggunakan asap Bandeng asap

48 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

2. Pengolahan panas kering dengan minyak (oil heat cooking)


Beberapa contoh teknik pengolahan panas kering sebagaimana dalam tabel berikut ini tabel VI.8.

Tabel VI.7 Tehnik Pengolahan Kering dengan Minyak

Teknik Keterangan Contoh masakan

Menumis Mengolah makanan dengan minyak sedikit untuk - Tumis sayur-sayuran


mengeluarkan aroma

Stir frying Menggoreng makanan dengan mengaduk aduk - Nasi goreng


makanan

Pan frying Mengolah makanan dengan minyak sedikit untuk - Orak-arik telor
membentuk makanan

Shallow frying Memasak dengan minyak yang tingginya ½ atau 1/3 - Kerupuk
makanan

Deep frying Menggoreng dengan minyak paling banyak sampai - Ayam goreng,
makanan terendam - Perkedel kentang

Penyajian Makanan
Setelah makanan dimasak, kemungkinan pertumbuhan agar tetap lembab, seperti buah-buahan segar, sayuran,
bakteri meningkat ketika suhu menurun. Oleh karena dan salad.
itu, makanan harus disimpan di suhu aman yaitu di atas
140°F / 60°C, menggunakan sumber panas seperti baki Setelah makan, jangan menyimpan sisa makanan pada

pemanasan atau slow cooker. Untuk makanan dingin harus suhu kamar selama lebih dari dua jam. Makanan tersebut

disimpan pada suhu 40°F / 4°C atau lebih rendah. harus didinginkan sesegera mungkin. Mendata/memberi
tanggal pada sisa-sisa makanan juga penting agar kita
Saat menyajikan makanan, tutuplah makanan untuk mengetahui sampai makan makanan dapat digunakan
menghalangi paparan spora jamur yang menggantung di dalam waktu yang aman, umumnya tiga sampai lima hari
udara. Gunakan bungkus plastik untuk menutupi makanan setelah disimpan dalam lemari es.

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Sebutkan 3 jenis proses pengolahan dasar pada beberapa teknik berikut!


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Jelaskan kiat penyajian makanan yang aman?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 49


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

D. Bahan Tambahan Makanan perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan


Bahan Tambahan Makanan (Bahan Tambahan Pangan/BTP) dan/atau pengangkutan pangan untuk menghasilkan
merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam pangan atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau
untuk mempengaruhi sifat dan/atau bentuk pangan. mempengaruhi sifat pangan tersebut, baik secara langsung
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia maupun tidak langsung.
Nomor 33 Tahun 2012, BTP yang digunakan dalam pangan 3. BTP tidak termasuk cemaran atau bahan yang
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: ditambahkan ke dalam pangan untuk mempertahankan
1. BTP tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi secara atau meningkatkan nilai gizi.
langsung dan/atau tidak diperlakukan sebagai bahan
baku pangan Dalam kehidupan sehari-hari, BTP sudah digunakan secara
2. BTP dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, umum oleh masyarakat, termasuk dalam pengolahan makanan
yang sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk untuk anak usia dini. BTP yang umum digunakan adalah
tujuan teknologis pada pembuatan, pengolahan, sebagai pemanis, pengawet, pewarna dan penyedap rasa.

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Sebutkan 5 jenis golongan bahan tambahan pangan?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Apakah boleh dan aman mengonsumsi MSG untuk anak?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

E. Gizi Seimbang untuk yang dapat menggantikan ASI. ASI memiliki kelebihan yang
Berbagai Kelompok Usia meliputi tiga aspek, yakni aspek gizi, aspek kekebalan, dan
aspek kejiwaan. Aspek terakhir ini berupa jalinan kasih
Anak sayang antara ibu dengan anak yang penting berpengaruh
Gizi seimbang sejak usia dini sangat penting dimulai. untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak.
Pengertian gizi seimbang adalah susunan makanan
sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan Setiap ibu mampu menyusui, niat menyusui itu sendiri harus
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan diinisiasi sejak kehamilan pertama. Untuk memperoleh
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi manfaat ASI yang maksimum, ASI harus diberikan segera
makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. sesudah bayi dilahirkan (30 menit setelah lahir), karena
daya isap bayi saat itu paling kuat untuk merangsang
Gizi Seimbang Bayi Usia 0 – 6 Bulan produksi ASI selanjutnya. Manfaat ASI akan diterima bayi
Makanan dengan gizi seimbang untuk bayi usia 0 – 6 bulan secara langsung sejak program inisiasi menyusu dini (IMD)
hanyalah air susu ibu (ASI). Tiada satu pun makanan lain pada bayi yang baru lahir, yakni melakukan stimulasi ASI

50 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

dengan meletakkan bayi pada perut ibu sesaat setelah Gizi Seimbang Anak Usia 6 – 24 Bulan
melahirkan dan dibersihkan. Proses berikutnya bayi akan Setelah bayi berumur 6 bulan, volume dan kandungan zat
mencari dan menyusu pada ibu. Manfaat IMD diteliti juga gizi dalam ASI saja tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan
dapat menurunkan volume darah saat ibu bersalin sehingga pertumbuhan bayi. Pertumbuhan berat badan menjadi dua
dapat menurunkan risiko ibu meninggal karena perdarahan kali lipat pada usia 6 bulan, sehingga kebutuhan zat gzi juga
saat bersalin. IMD sudah dipraktekkan pada persalinan ibu meningkat. Oleh karenanya, setelah lewat umur 6 bulan,
melahirkan di seluruh RS bersalin. bayi perlu mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI). MP-ASI diberikan kepada bayi secara bertahap baik
ASI yang keluar pertama kali sampai beberapa hari pasca- jenis, jumlah dan tekstur sesuai dengan pertambahan umur.
persalinan disebut kolostrum. Dibandingkan dengan ASI, Setiap bulan anak akan bertambah berat mengikuti pola
kolostrum lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan, pertumbuhan badan, dan perkembangan kecerdasannya.
mengandung zat kekebalan dan anti oksidan seperti Pada usia 6 – 24 bulan, konsumsi lemak tidak perlu dibatasi.
vitamin A yang tinggi. Oleh karena itu, kolostrum harus Pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai anak berumur
diberikan kepada bayi sejak baru lahir. Meskipun produksi 24 bulan. Manfaatnya adalah untuk membantu tumbuh
ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, kebutuhan bayi kembang anak, mempertahankan dan meningkatkan
sudah tercukupi. Hindari pemberian air gula, air tajin, dan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit infeksi, serta
makanan lain selain ASI, sebelum ASI lancar dihasilkan. mengakrabkan jalinan kasih sayang ibu dan anaknya secara
Lakukan kontak hubungan bayi dan ibu lebih intensif untuk timbal balik. Dengan demikian perlu perhatian pada macam
melancarkan refleks menyusui pada ibu. jenis dan jumlah zat gizi saat memberikan makanan pada
bayi dan anak.
Kebersihan diri ibu seperti baju dan bra yang bersih, serta
sudah mencuci tangan, perlu dijaga. Ibu yang sedang sakit Gizi Seimbang untuk Anak Usia 2 – 5 Tahun
batuk agar memakai penutup mulut atau masker, dan yang Kebutuhan gizi pada anak usia dini berubah saat ia
tidak kalah penting adalah ayah tidak merokok . tumbuh, maka makanan juga perlu disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi bayi maupun
orang dewasa, variasi makanan sangat memengaruhi
Kotak VI.3 nafsu makan. Selain menjamin agar makanan anak sudah
KAPAN lengkap dengan makanan utama dan makanan selingan,
GIZI MULAI DIPERLUKAN? juga penting memberi beragam variasi makanan dalam
Pemenuhan gizi diperlukan mulai janin terbentuk menunya, seperti daging merah, ayam, ikan, macam-
dalam rahim ibu sampai bayi lahir dan masa macam buah dan sayuran, susu, sereal, nasi, pasta maupun
pertumbuhan selesai. Kebutuhan zat gizi meliputi kentang. Makanan dengan jenis berbeda, walau masih
jenis dan jumlah. Jenis zat gizi meliputi semua dalam kelompok yang sama, mengandung gizi yang
zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro adalah berbeda pula, sehingga memberi beragam variasi makanan
karbohidrat, protein dan lemak. Zat gizi mikro sangat penting untuk memberi menu seimbang pada anak.
antara lain mineral ( kalsium, fosfat, zat besi,
magnesium , yodium ) vitamin larut air (vitamin B Gizi Seimbang untuk Anak Usia 6 – 9 Tahun
1, B2, B12, vitamin C), vitamin larut lemak (vitamin Pada kelompok usia ini anak banyak bermain di luar rumah,
A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K) serta air. sehingga pengaruh lingkungan sangat kuat, termasuk
Setiap tahap usia pertumbuhan terdapat pilihan jenis makanan, pola makan, aktivitas yang tinggi
kenaikan jumlah jenis jat gizi tertentu dan intensitas paparan terhadap berbagai jenis penyakit
penyebab infeksi juga meningkat. Anak juga mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 51


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Sebagian anak pada usia 6 – 9 tahun sudah memasuki masa pubertas, sehingga kebutuhan zat gizi semakin
meningkat.
Dengan demikian, pemberian makanan dengan zat gizi yang seimbang perlu memperhatikan hal-hal tersebut.
Bahan makanan hendaknya lebih bervariasi, dengan menu yang beragam, sehingga mengundang selera anak, dan
mengurangi makanan jajanan yang tidak memiliki gizi seimbang.

F. Gangguan Akibat
Kekurangan Gizi
Gizi kurang tanda-tanda :

1. Kurus
2. Tulang iga dan tulang dada menonjol
Kurang gizi
3. Lapisan otot mengecil

Gizi buruk
1. Tipe kwashiorkor (gemuk air)
Tanda-tanda : edema/bengkak pada kedua tungkai
bawah, rambut merah, mudah dicabut tanpa rasa
sakit, exzema kulit.

2. Tipe marasmus-kwashiorkor
Posisi gambar kiri
Tanda-tanda: tulang dada menonjol, antar iga cekung,
edema/bengkak pada kedua tungkai bawah kwashiorkor marasmus

3. Tipe marasmus
Tanda-tanda : pipi dan pantat : jaringan lemak hilang,
tampak hanya lipatan kulit

4. Stunting

Apabila menjumpai anak dalam kondisi seperti gambar


diatas harus segera informasikan ke petugas gizi di
puskesmas untuk segera mendapatkan upaya perbaikan
gizi .

marasmus - kwashiorkor Stunting

Gambar VI.5 Akibat gizi Buruk

52 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

G. Contoh Menu Makanan Cara Membuat:


1. Campur tahu, bayam, daging ayam bebas kulit dan
Bagi Anak Usia 2 – 6 Tahun lemak, telur, seledri, daun bawang, garam dan merica.
Menu makan terbaik berasal dari pangan lokal yang Diaduk rata.
tersedia di pasar atau berasal dari kebun sayur dan empang 2. Bungkus dengan daun pisang menjadi 5 bungkus.
ikan di sekitar rumah dengan mempertimbangkan kriteria Dikukus sampai matang. Angkat dan siap disajikan
makanan berbintang. Pada tulisan halaman berikut contoh hangat-hangat.
menu untuk anak usia dini yang mempunyai ciri makanan
asal bahan yang lunak seperti tahu dan ikan. Sayur yang MARTABAK TAHU TELUR
mudah lunak dengan hanya dikukus seperti bayam. Berikut
contoh resep makanan bagi anak usia 2 – 6 tahun. Manfaat dan kandungan gizi tahu dan telur telah banyak
dibahas pada resep yang lain. Penyajian dalam bentuk
TAHU PEPES ISI SAYUR martabak yang berbumbu unsur sayur, ikan dan kentang
menjadikan sajian ini digemari balita Anda serta bergizi tinggi.
Ibu yang sedang menyusui, memerlukan makanan dengan
kandungan gizi seimbang. Resep Pepes Tahu isi sayur
sangat tepat untuk konsumsi ibu yang sedang melakukan
proses laktasi maupun balita. Kandungan gizinya lengkap
yang dibutuhkan ibu dan anak.

Total energi : 496,55 kal.


Bahan:
• 50 gram telur
• 20 gram wortel dicincang
• 50 gram tahu dipotong kecil-kecil
• 20 gram teri dicincang
• 20 gram bayam dipotong kecil-kecil
Total energi 178 Kkal
• 100 gram kentang dicincang
Bahan: • 30 gram minyak goreng
• 300 gram tahu dihaluskan • Bumbu yang dihaluskan, bawang putih, garam.
• 50 gram daging ayam (bebas lemak dan kulit)
dihaluskan Cara Membuat:
• 1 butir telur 1. Tumis bawang sampai keluar aroma harum angkat.
• 1 sendok makan daun bawang diiris-iris 2. Wortel, kentang, bayam, teri dan tahu dicincang
• 1 sendok makan seledri cincang masukkan dalam mangkok.
• 50 gram bayam diseduh dengan air panas lalu di 3. Campur dengan bumbu yang sudah ditumis.
cincang 4. Siapkan wajan teflon dengan minyak. Tuangkan semua
• Garam dan merica bahan dari mangkok, tekan merata seluruh permukaan
• Daun pisang untuk membungkus wajan, balikkan martabak dengan bantuan piring ceper.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 53


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

2. Didihkan air dalam panci, lalu masukkan sayuran beserta


SAYUR ASEM DAN LAUK IKAN PINDANG
bumbu.
BERBALUT TELUR
3. Tunggu sebentar hingga matang, lalu angkat dan siap
untuk disajikan.
Kombinasi berbagai macam sayur seperti kacang panjang,
kangkung ditambah ikan pindang dan telur membuat sajian Cara Membuat Pindang Berbalut Telur:
ini menjadi makanan yang sangat ideal bagi balita. 1. Hilangkan duri dan kepala pindang, setelah itu di cuci.
2. Olesi dengan kocokan telor, lalu di goreng.

BOBOR BAYAM LAUK MUJAER

Sayur bayam salah satu sayur yang memiliki kandungan


zat besi sangat tinggi. Selain itu kandungan mineralnya
meliputi kalsium, kalium, magnesium, fosfor dan mangan.
Sayur bayam juga memiliki kandungan vitamin yang sangat
bagus, meliputi vitamin A, B2, B6, C, E, dan vitamin K. Selain
mineral dan vitamin, bayam kaya akan karbohidrat, protein,
lemak, serat pangan dan beberapa komponen kimia yang
sangat menguntungkan bagi konsumennya.

Sementara ikan mujaer kaya akan manfaat karena


merupakan sumber protein bagi tubuh. Mengandung
berbagai zat yang sangat bermanfaat antara lain Omega
3,untuk proses perkembangan otak pada janin dan penting
untuk perkembangan fungsi syaraf dan penglihatan bayi.
Mengandung serat protein yang pendek sehingga mudah
di cerna. Kaya akan asam amino seperti taurin untuk
merangsang pertumbuhan sel otak balita.
Energi 1 porsi: 632,001 kal.
Bahan:
• 20 gram kacang panjang
• 12 gram kangkung
• Bumbu yang dihaluskan, bawang merah, bawang putih,
laos, kemiri, asem.
• 15 gram telur
• 22 gram minyak goreng

Menu ini cocok untuk balita dengan grafik pertumbuhan


berat badan menurut umur pada Kartu menuju Sehat
(KMS) di grafik hijau.

Cara Membuat Sayur Asem:


1. Kangkung dan kacang panjang dicuci lalu di potong- Energi 655,26 kal
potong.

54 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Bahan: Cara Membuat:


• 50 gram bayam 1. Haluskan bumbu bobor bayam.
• 50 gram ikan mujaer 2. Masak air masukkan bayam yang sudah dicuci dan
• Santan secukupnya dipotong-potong dimasukkan.
• 30 gram minyak goreng 3. Bersihkan Ikan mujaer lalu direndam dalam air garam yang
• 2,5 gram atau seujung sendok teh gula untuk penyedap telah diuleg dengan bumbu bawang putih dan kunyit.
• Bumbu bobor bayam yang terdiri 2 siung bawang putih, 4. Gorenglah ikan mujaer.
4 siung bawang merah, I buah daun jeruk, 1 buah daun
salam dan 2 cm lengkuas dan santan. Untuk balita dengan berat badan menurut umur pada Kartu
• Bumbu mujaer : 1 siung bawang putih, 1 sendok teh Menuju Sehat (KMS) di garis kuning atau merah, sebaiknya
ketumbar dan1 potong ukuran 3 cm kunyit. gunakan sayur bobor bersantan.

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Susunlah menu yang bergizi dan sehat untuk anak sesuai bahan pangan yang tersedia di daerah saudara!
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

H. Pemantauan Status Gizi biasa digunakan timbangan dacin. Namun, menggunakan


Pemantauan status gizi dapat dilakukan dengan timbangan digital dengan dua angka dibelakang koma
memperhatikan gambaran klinis akibat kekurangan lebih disarankan karena lebih akurat dalam memberikan
ataupun kelebihan zat gizi baik jangka pendek atau jangka hasil. Cara pengukurannya sebagai berikut:
panjang. Berikut akan dibahas pemantauan status gizi a) Letakkan alat timbang di bagian yang rata/datar dan
pada anak usia dini. keras
b) Pastikan alat timbang menunjukkan angka 00.00
1. Berat Badan Menurut Usia (BB/U) sebelum melakukan penimbangan dengan menekan
Berat badan menggambarkan jumlah massa otot, alat timbang
lemak, air, organ tubuh dan mineral tulang. Pengukuran c) Ketika alat timbang sudah menunjukkan angka 00.00
berat badan secara periodik/berkala dapat memberikan mintalah anak tersebut untuk berdiri di tengah-tengah
gambaran kurang gizi pada anak-anak yang ditentukan alat timbang.
dengan pertambahan berat badan yang kurang. d) Pastikan posisi badan anak dalam keadaan berdiri
tegak, mata/kepala lurus ke arah depan, kaki tidak
Pengukuran berat badan anak harus dilakukan secara menekuk. Pengukur dapat membantu anak tersebut
benar agar hasil yang diberikan dan interpretasi datanya berdiri dengan baik di atas timbangan dan untuk
tepat. Menimbang dapat dilakukan dengan menggunakan mengurangi gerakan anak yang tidak perlu yang dapat
timbangan injak, baik pegas atau digital, dan di posyandu mempengaruhi hasil penimbangan.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 55


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Jika anak belum bisa berdiri tegak secara sempurna, maka Hasil pengukuran dicatat dengan menggunakan Kartu
pengukuran dapat dilakukan bersama ibu/pengasuh. Menuju Sehat (KMS), yang terdapat pada Buku Kesehatan
Berikut cara pengukuran berat badannya: Ibu dan Anak (KIA). Secara normal, setiap anak setiap
a) Minta ibu/pengasuh untuk menggendong tanpa bulan makin tumbuh sehingga berat badan meningkat
selendang. Ketika alat timbang sudah menunjukkan setiap bulan minimal 500 gram setiap bulan. Secara
angka 00.00 mintalah ibu dengan menggendong sang teratur timbang, dapat diikuti pertumbuhan dari garis pita
anak untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang. warna hijau pada kartu menuju sehat. Ataupun kejadian
b) Pastikan posisi ibu, badan tegak, mata lurus ke depan, gangguan pertumbuhan anak pada gambar pita dibawah
kaki tidak menekuk dan kepala tidak menunduk ke garis merah (BGM). Apabila tidak teratur timbang sulit
bawah. Sebisa mungkin bayi/anak dalam keadaan diketahui pertumbuhan dan biasanya anak sakit.
tenang ketika ditimbang.
c) Setelah ibu berdiri dengan benar, secara otomatis Data berat badan menurut umur untuk menilai status
alat timbang akan menunjukkan hasil penimbangan gizi sesuai kriteria Depkes dalam kategori gizi baik, gizi
digital. Mintalah ibu tersebut untuk turun dulu dari kurang, gizi buruk dan gizi lebih. Hal ini bisa dilihat pada
timbangan dan pewawancara harus segera mencatat titik pertemuan berat badan dan usia anak pada garis
hasil penimbangan tersebut pertumbuhan KMS.
d) Ulangi proses pengukuran, kali ini hanya ibu saja tanpa
menggendong anak

Gambar VI.6 Cara Menimbang Anak Yang Belum Bisa Berdiri Tegak Gambar VI.7 Posisi Pembaca Alat Timbang

1 3
Pastikan timbangan pada Lihat angka pada layar
ANGKA 0 timbangan

2 4
Ibu naik timbangan Anak diberikan
dengan menggendong ke petugas 2 lalu
anak melihat kembali hasil
penimbangan

56 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Apabila menemukan anak dalam status gizi kurang ataupun gizi lebih rujuklah ke petugas gizi puskesmas untuk
mendapatkan upaya perbaikan gizi dari pemerintah.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 57


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Gambar VI.8
Kartu Menuju Sehat (KMS)

58 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Keterangan gambar: d) Telentangkan anak di atas papan pengukur dengan


Warna Hijau : Berat Badan Normal posisi kepala menempel pada bagian papan yang
Warna Kuning : Berat badan kurang datar dan tegak lurus (papan yang tidak dapat
BGM : Bawah Garis Merah (Berat Badan bergerak)
Sangat Kurang) e) Posisi ibu menghadap ke kepala bayi, lakukan
dengan senyum dan kontak mata dengan anak
Masing-masing warna memberikan gambaran kondisi gizi agar anak tenang.
anak. Ibu dapat memantau status gizi anak melalui data f) Pengukur posisi berada di samping alat ukur.
pada Kartu Menuju Sehat (KMS) dalam Buku Kesehatan Tangan kiri menekan lutut anak ke bawah, tangan
Ibu dan Anak (Buku KIA). KMS merupakan kartu kanan menggeser bagian papan bawah yang
pertumbuhan balita yang sudah populer di masyarakat bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki
yang hadir pada penimbangan di Posyandu. Informasi menempel pada bagian papan yang bisa digeser.
dalam KMS bukan hanya grafik pertumbuhan, tetapi Posisikan telapak kaki anak lurus ke atas, apabila
juga tentang perkembangan dan bermacam program telapak kaki anak tidak dapat lurus ke atas maka
imunisasi, anjuran pemberian makanan bayi dan anak serta gelitik telapak kaki anak sampai pada posisi lurus
tindakan yang perlu dilakukan saat anak diare. Setiap ibu ke atas.
yang memeriksakan anaknya ke Posyandu akan diberikan g) Baca panjang badan anak dari angka kecil ke angka
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) sebagai laporan besar dan catat. Ulangi pengukuran jika selisih >0.4
pertumbuhan anak sampai usia 5 tahun pada penimbangan cm.
sebelumnya.

2. Panjang atau Tinggi Badan Menurut Usia (TB/U)


Tinggi badan merupakan pengukuran dasar terhadap
pertumbuhan skeletal (tulang) yang berfungsi untuk
melihat apakah seorang anak memiliki pertumbuhan
Gambar VI.9
optimal ataupun stunting (pendek/kerdil). Indeks Panjang Length Board / Papan Pengukur Panjang Badan
badan (anak belum bisa berdiri) atau tinggi badan terhadap
umur ini dapat mengetahui bahwa anak mengalami
pendek karena kejadian gizi kurang yang berulang terjadi
dalam waktu lama maupun sering sakit. Tinggi badan
dapat diukur dengan posisi tidur jika anak belum bisa
berdiri tegak (usia <2 tahun) dan posisi berdiri pada anak
usia >2 tahun.
a. Pengukuran panjang badan anak belum bisa berdiri
Panjang badan dapat diukur menggunakan papan
pengukur atau length board dan dilakukan oleh 2 (dua)
orang pengukur dengan cara sebagai berikut:
a) Pilih meja atau tempat yang datar dan rata.
Siapkan length board dan pastikan meteran
menunjuk angka 0
b) Buka papan hingga posisinya memanjang dan
datar
c) Minta ibu untuk melepas semua aksesoris rambut Gambar VI.10 Metode Mengukur Panjang Badan

dan kaki

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 59


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

b. Pengukuran tinggi badan anak sudah bisa berdiri stadiometer sesuai urutannya
Untuk mengukur tinggi badan dapat menggunakan d) Minta ibu untuk melepas aksesoris kepala dan kaki
alat stadiometer atau microtoa. Stadiometer memiliki (topi, jepit/cepol rambut, kaos kaki, sepatu, dan
akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan microtoa lain-lain)
sehingga lebih baik untuk digunakan. Pengukuran harus e) Posisikan anak berdiri tegak lurus di bawah
dilakukan oleh 2 (dua) orang dengan cara mengukur microtoise/stadiometer membelakangi dinding.
sebagai berikut: f) Posisikan kedua lutut dan tumit rapat, menempel
a) Jika menggunakan mikrotoa → Tempelkan alat dinding. Kepala anak lurus kedepan, garis mata
pengukur pada bagian dinding dengan bagian lurus dengan lubang telinga
yang lebih panjang menempel di lantai dan g) Pastikan 5 titik tubuh menempel pada dinding:
bagian yang lebih pendek menempel di tembok. kepala, pundak, pantat, betis, dan tumit belakang).
Tarik meteran pengukur ke atas hingga anda Cara termudah adalah dengan memberikan aba-
bisa melihat angka 0 pada garis merah di kaca aba “hormat grak!”, sebagaimana dalam baris-
pengukur yang menempel di lantai (anda harus berbaris. Posisi itu membuat anak dada tegap,
berlutut untuk melihat angka 0 ini sehingga anda kepala dan mata lurus kedepan.
harus dibantu seseorang untuk menahan ujung h) Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak.
atas meteran pengukur). Prosedur ini sangat h) Baca angka yang berada pada garis merah dan
penting untuk memastikan pengukuran yang mata pembaca sejajar dengan garis merah tersebut.
akurat. Ulangi pengukuran jika selisih > 1 cm.
b) Tempelkan ujung atas alat pengukur dengan i) Catat hasil pengukuran tinggi badan.
menggunakan isolasi yang kuat, pastikan kestabilan j) Laporkan hasil pengukuran tinggi badan kepada
alat teresbut dan tidak bergeser. orang tua
c) Jika menggunakan stadiometer → rangkai alat

Kotak VI.4
BAGAIMANA MENGETAHUI ANAK
TERMASUK STUNTING ATAU TIDAK?
Caranya: hasil ukuran panjang atau tinggi badan dicocokkan dengan grafik pertumbuhan KMS (panjang
badan/tinggi badan menurut umur) dalam buku KIA. KMS panjang/tinggi badan untuk anak berbeda
menurut umur dan jenis kelamin, karena kecepatan pertumbuhan antara laki-laki dan perempuan
berbeda, yang tampak nyata setelah umur 10 tahun atau masa baligh (puber).

Indikator cepat untuk mengetahui anak termasuk stunting adalah dengan melihat ukuran tinggi badan.
Bila anak usia 2 tahun mempunyai tinggi badan anak kurang dari 85 cm maka anak tersebut tergolong
stunting.
Sebaiknya anak stunting perlu dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan upaya perbaikan gizi.

60 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Gambar VI.12 Grafik Lingkar Kepala Perempuan (Nelhaus, 1969)

Gambar VI.13 Grafik Lingkar Kepala Laki-laki (Nelhaus, 1969)

Gambar VI.11 b) Cara mengukur lingkar kepala


Cara Pengukuran Tinggi Badan
Untuk mengukur lingkar kepala perlu dilakukan cara
sebagai berikut:
• Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak
melewati dahi, menutupi alis mata, di atas kedua
3. Pengukuran Lingkar Kepala (LK) telinga, dan bagian belakang kepala yang menon-
Tujuan pengukuran LK adalah untuk mengetahui lingkar jol, tarik agak kencang.
kepala anak dalam batas normal atau di luar batas normal • Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
yang hanya berlaku untuk anak dibawah usia 2 tahun. • Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung usia bayi/
Jadwal pengukuran disesuaikan dengan usia anak. Usia anak.
0-11 bulan, pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada • Pengukuran dapat dilakukan lebih dari 1 kali, dan
anak usia 12-24 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam diambil pengukuran terbesar
bulan. • Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkar
a) Grafik lingkar kepala kepala menurut usia dan jenis kelamin anak.
Grafik lingkar kepala dibedakan antara perempuan dan • Laporkan hasil pengukuran lingkar kepala kepada
laki-laki. Grafik tersebut disajikan berikut ini. orang tua

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 61


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

I. Mengatasi Anak Sulit Tindakan segera dilakukan bila menemui anak sulit makan
adalah kasih sayang dan kesabaran pengasuh karena harus
Makan bisa membujuk anak sehingga kualitas dan porsi makan
agar tetap terpenuhi.
Kita seringkali menemukan anak yang sulit makan, dan
ini sering dijumpai pada keadaan masa inkubasi serangan Upaya pertama, kenali dan berikan makanan kesukaan anak.
infeksi atau masa anak dalam kondisi awal kondisi Penambahan variasi makan untuk melengkapi kekurangan
kurang gizi (Adiningsih, 2009). Juga terjadi pada seorang unsur zat gizi yang tidak ada dalam kandungan makanan
anak mengalami gangguan pertumbuhan gigi. Dampak yang disuka. Contoh kesukaan makan hanya dengan lauk
anak sulit makan akan mengalami kekurangan zat gizi telur goreng saja, dapat divariasi dengan adanya wortel
yang penting untuk melawan infeksi seperti energi dan potong halus seperti martabak. Hal yang ekstrim apabila
protein serta vitamin A, vitamin C. Dengan demikian kesukaan hanya mie saja berarti jenis karbohidrat saja,
anak akan jatuh sakit karena sistem imunitas kurang maka rebus mie sampai lunak angkat dan tiriskan. Jangan
berjalan dan hal ini seringkali berulang bila saat sembuh potong mie biarkan panjang sehingga sudah cukup makan
sakit tidak mendapatkan dobel porsi untuk pemulihan sehelai mie bila ditaruh dalam piring kecil sudah memenuhi
cadangan zat gizi dalam tubuh yang terpakai saat anak seperempat piring. Penambahan vitamin dan mineral
sakit. Sebagaimana diketahui bila porsi makan kurang dengan tomat saring atau jeruk lemon peras atau jeruk
dari kebutuhan aktifitas karena anak malas makan maka nipis manis. Untuk protein buatkan bakso daging potong
kebutuhan energi diambil asal dari cadangan energi yang halus dengan campuran tepung tapioka dan sedkiti garam
tersimpan dalam jaringan lemak tubuh. Secara fisik yang (Adiningsih , 2009).
terlihat badan anak mengurus, hilangnya lemak dibagian
tubuh yang berlemak seperti area pipi di wajah dan pantat.

Kotak VI.5
REFLEKSI MENGAPA ANAK KURUS
Anak yang aktif biasanya berbadan kurus, karena jumlah kalori yang dikonsumsi lebih sedikit daripada
kebutuhan tubuh untuk melakukan aktivitas. Apa yang harus dilakukan?

62 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Hubungan ASI eksklusif dan kecerdasan


J. Hubungan Antara Gizi dan Zat gizi memiliki hubungan dengan kecerdasan pada anak
Kecerdasan utamanya usia dini. Apabila makanan tidak mengandung
Kecerdasan menurun dari kedua orang tua adalah benar zat gizi yang cukup, pada keadaan yang berlangsung
adanya. Akan tetapi faktor lingkungan akan dapat lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme
mempengaruhi kecerdasan anak sejak dari pembuahan dalam otak yang berakibat otak tidak dapat berfungsi
janin sampai pertumbuhan sel otak berhenti pada dengan baik dan normal. Pada kondisi lebih berat dan
usia 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan otak kronis, kekurangan gizi menyebabkan terganggunya
yang optimal apat memaksimalkan tingkat kecerdasan pertumbuhan badan diikuti masalah pertumbuhan otak.
seorang anak, dimana pertumbuhan sel-sel otak anak Gangguan ini dapat terjadi dengan menurunnya jumlah
mencapai 80% pada usia 2 (dua) tahun. Oleh karena sel otak, terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan
itu, masa 2 (dua) tahun juga disebut dengan golden organisasi biokimia di dalam otak yang secara langsung
period yang menentukan kecerdasan anak. Setelah usia akan mempengaruhi kecerdasan anak. Pengaruh zat gizi
tersebut diperlukan pengasuhan dini untuk merangsang terhadap perkembangan otak anak dapat dijelaskan melalui
kecerdasan otak. sebuah penelitian dengan hewan coba. Hasil penelitian ini
menyatakan adanya gangguan sistem neuron dan susunan
Beberapa hasil studi menemukan bahwa aspek-aspek saraf pusat pada hewan yang mengalami kekurangan atau
terkait gizi memiliki peran dalam menentukan tingkat defisiensi zat gizi.
kecerdasan anak.

Kotak VI.6 Kotak VI.7


KURANG
GIZI DAN KECERDASAN
Secara tidak langsung, zat gizi juga dapat MANFAAT ZAT BESI
mempengaruhi kecerdasan. Kekurangan gizi Salah satu bentuk zat gizi adalah zat besi (Fe), dan
menyebabkan isolasi diri, yaitu mempertahankan kekurangan Fe dapat menyebabkan anemi. Hasil
untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak penelitian yang dilakukan pada bayi manusia
dengan mengurangi interaksi sosial, aktivitas, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
perilaku eksploratori, perhatian dan motivasi. perilaku dan kecerdasan bayi yang mengalami
anemia, dibanding yang tidak mengalami
Pada keadaan kurang energi dan protein (KEP) anemia. Zat besi yang terikat dengan Oksigen
anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif dan tidak dalam hemoglobin diketahui berperan sangat
mampu berkonsentrasi. Akibatnya aktifitas anak penting dalam metabolisme transmitter pada
dalam melakukan kegiatan eksporasi lingkungan sistem susunan saraf pusat.
fisik sekitar terbatas sehingga perkembangan
kognitif menjadi terhambat.

Kebutuhan zat gizi untuk kecerdasan,


keterampilan dan perkembangan mental
balita tidak terlepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak
berkembang secara optimal, ibu harus memenuhi
aneka zat gizi yang diperlukan.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 63


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Kelompok asam lemak tak jenuh sangat dominan ASI mengandung seluruh unsur zat gizi untuk pertumbuhan
berkontribusi dalam susunan sel-sel syaraf otak anak. fisik dan otak bayi sampai usia 6 bulan. Di dalam ASI
Sebanyak 60% otak manusia terdiri atas lemak dalam terdapat unsur omega 3, omega 6, antioksidan (vitamin
berbagai bentuk. Bagian yang termasuk asam lemak tak A, C, E ) dalam ASI. ASI juga mengandung berbagai
jenuh itu adalah DHA (asam dokosaheksaenoat) atau macam zat gizi yang lengkap dan tepat untuk optimalisasi
yang kita kenal sebagai omega-3. Asam lemak omega-3 kecerdasan bayi.
berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan
penglihatan. Kekurangan omega-3 bisa mengganggu
perkembangan sistem saraf. Akibatnya, mungkin saja
Kotak VI.9
terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya
ingat, mental, dan penglihatan.
ASI DAN PERKEMBANGAN
Di samping itu, ada AA (Asam Arakidonat) atau omega-6. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa

Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan pemberian ASI secara signifikan dapat
senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu bertugas meningkatkan skor perkembangan kognitif

sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu

lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak. Kedua asam lemak formula. Durasi pemberian ASI juga memberi

ini terdapat dalam ASI. Asam lemak tak jenuh ini dapat pengaruh pada skor kognitif anak. Selain itu,

diperoleh dari ikan tuna atau tenggiri, bayam, minyak anak yang diberi ASI memiliki keterampilan

kedelai dan minyak bunga matahari. motorik pada usia yang lebih dini dan mempunyai
lebih sedikit masalah perilaku dan emosional
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu
Kotak VI.8 formula.

Sumber : Anderson, dkk., 1999


PRAKTEK MAKAN SALAH
Terdapat praktek orang tua memberikan
makanan seperti nasi pisang, dan yang lainnya, Hubungan Ibu Hamil dan Kretin
setelah bayi lahir. Hal ini akan menyebabkan bayi Kekurangan faktor gizi akan mengganggu kecerdasan anak
gemuk gula (sugar baby). Di samping itu, dapat kemudian hari. Seorang ibu yang selama masa kehamilan
menyebabkan kolik (perut kembung, usus tidak mengalami kekurangan yodium akibat kurang konsumsi
bekerja sebagaimana mestinya). Oleh karena garam beryodium akan melahirkan bayi kretin. Bayi
itu, hindari makanan selain ASI sejak bayi lahir dalam kondisi ini di kemudian hari mengalami gangguan
hingga usia 6 bulan. pertumbuhan atau perkembangan sehingga sulit dapat
Data kejadian dampak pemberian makanan selain mengikuti pendidikan yang akibat penurunan kecerdasan
ASI menyebabkan kelebihan konsumsi kalori IQ point 10-30 point dari orang normal.
(tambahan dari nasi pisang) sehingga tubuh bayi
Gambaran fisik sebagai tanda kekurangan yodium adalah
gemuk gula. Pada tahap pertumbuhan berikutnya
pembesaran kelenjar tiroid yang berada di tengah leher
kebutuhan makanan yang mengandung zat gizi
bagian depan. Gejala kretin terbagi dalam 2 kelompok
seperti protein, kalsium, vitamin A dan C , B1 dll,
yang mengalami gangguan fisik adalah tubuh kerdil
bila tidak diberikan sehingga terjadi gangguan
yang biasanya masih mengalami perkembangan cukup
gizi seperti marasmus dan kwashiorkor.
dan mampu bekerja, dan kelompok lain pertumbuhan
baik akan gangguan mental yang kurang. Kedua tipe ini
pertumbuhan seksual tidak mengalami gangguan.

64 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

Dampak kretin adalah beban ekonomi keluarga karena gizi buruk berdasarkan indikator IMT/U lebih banyak
seumur hidup akan tergantung pada bantuan kedua orang mengalami kesulitan belajar mencakup kekeliruan dalam
tua. Kekurangan yodium ini biasanya menyerang penduduk belajar membaca, menulis dan matematika serta memiliki
yang tinggal di area dengan kandungan tanah yang kurang kecerdasan emosional yang lebih rendah (Indriawati, 2013).
yodium atau sulit mendapat akses pangan yang kaya Studi lain di Surakarta melihat bahwa status gizi berdasarkan
yodium. Pada daerah endemik kretin tersebut dijumpai Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) juga menemukan
jumlah anak sekolah SD terbanyak pada kelas 1 dan 2 bahwa anak yang pendek (TB/U rendah) memiliki tingkat
sedangkan kelas 3 ke atas makin sedikit. kecerdasan berdasarkan IQ yang lebih rendah (Sari, 2010).
Hasil studi Ramaningrum, dkk (2013) juga menemukan
Dengan demikian setiap ibu hamil dan balita dan anak bahwa anak yang kurus cenderung memiliki hasil tes IQ
sekolah termasuk dalam golongan rawan gizi karena masa yang lebih rendah. Tes IQ dilakukan menggunakan Culture
pertumbuhan memerlukan konsumsi garam beryodium Fair Intelligence Scale for Children (CFIT) dan The Wechsler
dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari. Intelligence Scale for Children (WISC).

K. Gangguan Gizi Pada Anak


Kotak VI.10 Usia Dini
Di Indonesia, kasus gizi buruk dan gizi kurang masih cukup
GARAM YODIUM tinggi. Berikut ini disajikan data Riset Kesehatan Dasar tahun

DAN GANGGUAN 2018, tentang proporsi status gizi buruk dan gizi kurang.

PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa
pemberian ASI secara signifikan dapat
meningkatkan skor perkembangan kognitif
dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu
formula. Durasi pemberian ASI juga memberi
pengaruh pada skor kognitif anak. Selain itu,
anak yang diberi ASI memiliki keterampilan
motorik pada usia yang lebih dini dan mempunyai
Berdasarkan gambar di atas, terjadi penurunan proporsi,
lebih sedikit masalah perilaku dan emosional
dari 19,6% (tahun 2013), menjadi 17,7% pada tahun 2018.
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu
Gangguan gizi pada anak usia dini dapat berupa anemia
formula.
gizi besi, sembelit, gigi karies, malnutrisi, gagal tumbuh
dan gangguan gizi karena cacat lahir, masalah keamanan
Sumber : Anderson, dkk., 1999
pangan, dan keracunan logam berat.

Anemia gizi besi terjadi pada anak yang hanya suka minum susu
Status Gizi dan Kecerdasan
saja tanpa makan yang lain seperti nasi, lauk, sayur dan buah.
Balita dengan status gizi buruk memiliki dampak pada
Susu kurang mengandung zat besi sehingga harus dilengkapi
penurunan tingkat kecerdasan atau IQ yang ditandai
dengan makan utama dengan lauk hewani dan sayur hijau.
dengan penurunan IQ sebesar 10 – 13 poin (Depkes
RI, 2004). Penelitian yang dilakukan di beberapa SD di Karies gigi adalah kerusakan gigi akibat sisa makanan yang
Jakarta juga memperlihatkan bahwa anak dengan status berada disela gigi anak. Gangguan ini makin hebat setelah

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 65


BAB VI Gizi Anak Usia Dini

mengkonsumsi makanan manis lumat seperti permen, es krim irigasi, pendidikan, agama, dan lain-lain. Cacat lahir meliputi
sehingga perlu segera di guyur dengan minum air hangat gangguan fisik seperti bibir sumbing, kelainan metabolik, dan
untuk mengurangi sisa makanan pada sela gigi. lain-lain, sehingga menyebabkan gagal tumbuh.

Sembelit adalah gangguan pada peristaltik usus akibat Mengingat kapasitas lambung balita yang terbatas, maka
kekurangan konsumsi serat dari sayur atau buah. Untuk keinginan untuk memberikan makan dalam volume lebih besar
mengatasi masalah sembelit perlu makan papaya karena dapat dilakukan dengan memberi makanan dalam frekuensi
terdapat kandungan papain yang dapat mencerna sisa makan lebih sering. Misalnya dalam sehari lima kali pemberian makan.
dalam usus sehingga sembelit hilang.
Rangkuman
Keamanan pangan perlu diwaspadai adanya bahan pewarna, Zat gizi merupakan substansi pada makanan dan minuman yang
pengawet pada makanan jajanan dan minuman yang menarik bermanfaat sebagai sumber energi, pembangun dan pengatur.
akan tetapi mengganggu fungsi ginjal anak . Sehingga perlu Zat gizi terbagi atas makro (karbohidrat, protein, lemak) dan
pengawasan keluarga, masyarakat dan pemerintah serta mikro (vitamin dan mineral). Pemilihan bahan pangan sebagai
kesadaran produsen makanan jajanan anak untuk menjaga sumber zat gizi yang aman dilakukan dengan memperhatikan
kesehatan anak. mutu dan karakteristik pangan seperti warna, aroma, rasa dan
tekstur. Konsumsi pangan yang tidak aman akan menimbulkan
Malnutrisi adalah salah gizi yang meliputi anak kurus atau lebih penyakit bagi konsumen sehingga perlu hati-hati dalam
gizi. Obesitas juga dijumpai meningkat pada usia dini yang memilih, mengolah dan mengonsumsi. Untuk memperbaiki
terkait dengan pengasuhan makan dengan pilihan makanan masa simpan bahan pangan, dapat dilakukan upaya seperti
yang mudah disiapkan seperti mengandung gula dan lemak, pengolahan dengan suhu tinggi/rendah dan penambahan
kurang protein dan mineral. Aktifitas yang kurang karena BTP. Pengolahan secara umum terbagi atas pengolahan panas
adanya permainan games dari youtube dan mudah diakses basah, panas kering dan panas kering dengan minyak. BTP
pada alat komunikasi orang dewasa. Kurang gizi bisa terjadi adalah bahan tambahan untuk meningkatkan mutu dan
pada karena porsi atau jumlah zat gizi energi yang kurang karakteristik dalam bahan pangan.
dikonsumsi pada anak yang mempunyai aktifitas berlebih.
Terdapat 27 golongan bahan tambahan pangan yang
Gagal tumbuh seperti stunting dengan patokan tinggi badan diperbolehkan sebagai pengawet, pemanis, pewarna, perisa,
atau panjang badan menurut umur pada posisi z skor dan lain-lain. Hindari bahan pangan yang dilarang dikonsumsi
berada pada – 2 SD. Penyebab stunting dikatakan rumit seperti boraks dan rodamin B. Kenali dan pelajari karakteristik
yang terdiri multikausal (asupan protein, mineral dan energi, bahan pangan yang tidak aman.
sulit makan,ibu bekerja, penyakit diare dan infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA), praktek perilaku hidup bersih dan Secara singkat, jenis-jenis zat gizi dapat dilihat pada gambar
sehat (PHBS), imunisasi, dan lain-lain, bersifat multisektor, VI.14 berikut ini.
bukan hanya bidang kesehatan tetapi juga sosial, perumahan,

Gambar VI.14 Jenis-Jenis Zat Gizi yang Dibutuhkan Tubuh Manusia

66 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VII Pencegahan dan Penanganan Stunting

BAB VII

PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN STUNTING

A. Pengertian Stunting hilang dan disertai kenaikan berat badan yang berlebihan
di masa kanak-kanak, peningkatan risiko penyakit kronis
Menurut Kementerian Menteri Kesehatan (Kemenkes,
yang terkait gizi ketika dewasa. Pertumbuhan linear pada
2010) stunting adalah status gizi yang didasarkan pada
anak usia dini adalah penanda kuat pertumbuhan yang
indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi
sehat mengingat hubungannya dengan morbiditas dan
badan menurut umur (TB/U) pada posisi Z skor -2SD.
risiko kematian, penyakit tidak menular di kemudian hari,
dan kapasitas dan produktivitas pembelajaran. Hal ini juga
Kotak VII.1 terkait erat dengan perkembangan anak di beberapa domain
termasuk kapasitas kognitif, bahasa dan sensorik-motorik.

PENGERTIAN STUNTING
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan Kotak VII.2
perkembangan yang dialami anak-anak akibat gizi
buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial PERMASALAHAN
yang tidak memadai. Anak didefinisikan sebagai
stunted (pendek) jika tinggi badan mereka
STUNTING DAN PERAN
lebih rendah daripada anak seusianya, secara PAUD DI INDONESIA
perhitungan Z skor tinggi badan menurut umur Jumlah balita stunting di Indonesia mengalami
berada antara -2SD dan -3SD di bawah standar penurunan yaitu dari 37,2% (Riskesdas 2013),
Median Pertumbuhan Anak WHO. menjadi 30,8%. Upaya percepatan penurunan
stunting akan efektif apabila dilakukan multisektor,
termasuk di bidang pendidikan anak usia dini.
Stunting pada awal kehidupan - terutama dalam 1000 hari
pertama sejak konsepsi sampai usia dua tahun, gangguan Apa yang bisa dilakukan oleh pendidik PAUD
pertumbuhan memiliki konsekuensi fungsional yang buruk untuk membantu percepatan penurunan angka
pada anak. Beberapa dari konsekuensi tersebut termasuk stunting?
kognisi yang buruk dan pendidikan, produktivitas yang

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 67


BAB VII Pencegahan dan Penanganan Stunting

Stunting di masa kanak-kanak memiliki konsekuensi jangka 1. Faktor keluarga dibagi menjadi faktor ibu, pola asuh
pendek dan jangka panjang yang mempengaruhi kesehatan yang tidak memadai, ASI tidak eklusif, MP-ASI yang
dan pengembangan SDM. Selain pertumbuhan fisik yang tidak tepat, kondisi rumah tangga, kualitas makanan,
buruk, stunting mempengaruhi risiko infeksi dan kematian, keamanan pangan dan air, infeksi.
perkembangan kognitif dan motorik, kapasitas belajar dan a. Faktor ibu berupa gizi yang kurang pada saat sebe-
kinerja sekolah, kemudian itu mempengaruhi produktivitas, lum hamil, kehamilan, dan laktasi, tinggi badan ibu
upah, dan kesehatan reproduksi. Stunting yang terjadi yang rendah, infeksi, kehamilan usia remaja, Jarak
diikuti oleh perbaikan gizi yang kurang tepat, justru hanya kehamilan yang terlalu dekat, Intrauterine Growth
menimbulkan kenaikan berat badan yang berlebihan di Restriction (IUGR), kesehatan mental ibu, dan
masa kanak-kanak menyebabkan terjadi obesitas dan hipertensi.
meningkatnya risiko penyakit kronis yang berhubungan b. Faktor pola asuhan yang tidak memadai termasuk
dengan gizi seperti diabetes dan penyakit jantung. praktek pengasuhan yang kurang, stimulasi dan
aktivitas yang baik, tidak memberikan makan yang
bergizi.
Kotak VII.3 c. Faktor ASI tidak eksklusif termasuk tidak melaku-
kan IMD, tidak melanjutkan menyusui sampai usia

CIRI-CIRI ANAK STUNTING 24 bulan.


d. Faktor MP-ASI yang tidak tepat termasuk frekuen-
1. Tinggi badan lebih rendah dari anak seusianya
si makan anak yang kurang, kualitas pemberian
2. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
makanan selama anak sakit dan masa penyembu-
3. Pertumbuhan melambat
han, kurangnya porsi makan anak, jenis makanan
4. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam,
terlalu cair dan tidak padat gizi untuk usia anak.
tidak banyak melakukan kontak mata
e. Faktor infeksi termasuk infeksi saluran pencernakan
(eyecontact)
(penyakit diare, diare karena faktor lingkungan), ke-
5. Tanda pubertas terlambat
cacingan, infeksi saluran nafas, malaria, penurunan
6. Performa buruk pada tes perhatian dan
nafsu makan karena infeksi, dan inflamasi
memori belajar
f. Faktor kondisi rumah tangga termasuk kurangnya
7. Pertumbuhan gigi terlambat
sanitasi dan ketersediaan air bersih, rendahnya
pendapatan dan status ekonomi, rendahnya status
Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting,
wanita di masyarakat, rendahnya pendidikan ibu,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
dan pengasuh anak, pembagian makanan dalam
Tertinggal dan Transmigrasi, 2017
keluarga yang tidak adil.

B. Faktor Penyebab Stunting Faktor komunitas terdiri dari pertanian dan sistem pangan,

Stunting disebabkan oleh multifaktor dan multideterminan air, sanitasi, dan lingkungan, pendidikan, kesehatan, politik

secara langsung maupun tidak langsung (Laura et.al 2010, ekonomi, sosial budaya.

Cochran 2015). Berdasarkan kerangka kerja konseptual a. Faktor pertanian dan ketahanan pangan termasuk

UNICEF tentang penyebab kekurangan gizi, masalah gizi produksi dan proses pengolahan pangan, ketersediaan

dipengaruhi 2 faktor utama yaitu asupan makanan dan makanan yang kaya gizi, kualitas dan keamanan pangan

infeksi. b. Faktor air, sanitasi dan lingkungan termasuk sarana dan


prasarana kebersihan sampah dan limbah, ketersediaan
WHO (2016) membagi penyebab stunting pada anak air bersih, kepadatan penduduk, perubahan iklim,
menjadi faktor keluarga, dan faktor komunitas dengan urbanisasi, bencana alam dan bencana akibat ulah
uraian masing-masing di bawah ini. manusia.

68 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VII Pencegahan dan Penanganan Stunting

c. Faktor pendidikan termasuk, pendidikan yang Ketidakcukupan gizi adalah salah satu penyebab utama
berkualitas, kompetensi guru, kompetensi tenaga stunting. Kegagalan pertumbuhan dimulai sejak janin hingga
pendidik kesehatan. anak lahir. Hal ini dapat diperparah oleh praktek pemberian
d. Faktor kesehatan termasuk akses pelayanan kesehatan, ASI dan MP-ASI yang buruk serta adanya penyakit infeksi.
kompetensi penyedia layanan kesehatan, ketersediaan Oleh karena itu, fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
sarana dan prasarana, infrastruktur, sistem kebijakan adalah bagian terpenting untuk meminimalisir risiko
dan layanan kesehatan. peningkatan prevalensi stunting.
e. Faktor politik ekonomi termasuk harga makanan,
dan politik perdagangan, regulasi pemasaran dan Menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
stabilitas ekonomi, kemiskinan, pendapatan dan Tertinggal dan Transmigrasi RI, 2017, stunting disebabkan
kekayaan, pelayanan finansial, lapangan kerja dan mata oleh 5 faktor utama yaitu:
pencaharian. 1. Faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun balita
f. Faktor sosial budaya termasuk, kepercayaan dan norma, 2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan
dukungan social, status wanita, pengasuh anak orang gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah
tua dan bukan orang tua. ibu melahirkan
3. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan
Dengan demikian faktor penyebab stunting dalam lingkaran ANC (Ante Natal Care/ Pelayanan kesehatan untuk
keluarga adalah pola makan, pola asuh dan infeksi sejak ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care dan
anak dalam kandungan. Faktor penyebab stunting di pembelajaran dini yang berkualitas.
komunitas, adalah bukan hanya di bidang kesehatan tetapi 4. Masih kurangnya akses kepada makanan bergizi.
juga terkait dengan bidang di luar kesehatan. 5. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Komunitas/Nasional

Rumah
tangga
Tidak ASI
eksklusif

Anak MPASI
tidak
layanan kesehatan

ekonomi
Politik &

Faktor tepat
ibu Stunting &
Kesehatan &

perkembangan
Infeksi

Gambar.1
Gambar VII.1

Framework Penyebab Stunting dan Gangguan Perkembangan


Anak (WHO, 2016)

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 69


BAB VII Pencegahan dan Penanganan Stunting

Kotak VII.4 KASUS SUKU SASAK


Kepala adat menyatakan stunting bukan masalah gizi tetapi trah (apakah yang dimaksud keturunan)…..
“karena biarlah saja, saat tumbuh ya akan tumbuh”.

Dibalik kisah kepala adat diketahui terdapat suatu kehidupan anak dapat digali ada factor ekologi dan how
to be survive saat mengalami rasa lapar dapat menolong lepas dari stunting. “ rasa lapar” karena mendapat
jatah makan jagung dari ibu sekali sehari itupun sudah jam 3 siang… mendorong dia (bapak kepala adat )
mencari makanan bersama teman2nya laki atau perempuan berjalan masuk hutan, mencari dan makan buah-
buahan liar yang sekarang sudah langka karena hutan tidak ada lagi. Minum dari air sawah, sehingga kalau
jalan bawa garam saja untuk dioleskan pada burung sebelum dibakar. Mereka bersama juga berburu burung
untuk dibakar dan dimakan rame-rame.”
Secara analisis gizi, tentang makanan apa yang telah dimakan anak tersebut…daging burung termasuk zat
gizi protein hewani dan buah mengandung zat gizi vitamin dan mineral yang semuanya zat gizi bahan baku
pertumbuhan sel.

Sekarang perubahan ekologi sudah terjadi tidak ada hutan dengan pohon berbuah dan burungpun sudah
jarang, bagaimana anak-anak saat lapar ?

( Sri Adiningsih, wawancara kualitatif dalam penelitian stunting di Lombok Tengah, 2018)

C. Hubungan Antara Stunting dan pertumbuhan saat di awal kehidupan ini adalah dampak
dari interaksi antara asupan gizi yang masuk saat itu dan
dan Kualitas Hidup Anak kecepatan pertumbuhan yang sudah diatur selama kehamilan
Stunting berhubungan dengan kualitas hidup anak. yang merupakan refleksi ukuran kedua orang tuanya.
Secara keseluruhan stunting akan menurunkan kualitas
sumberdaya manusia, produktifitas dan daya saing bangsa.
Menurut Kementerian Kesehatan, dampak buruk yang Kotak VII.5
dapat ditimbulkan oleh stunting antara lain:
1. Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan
DAMPAK STUNTING PADA
otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan ANAK PEREMPUAN
gangguan metabolisme dalam tubuh. Bake, 1992 Anak perempuan lebih banyak mengalami
menyatakan bahwa efek dari kegagalan pertumbuhan stunting daripada anak laki, yang berdampak
pada awal kehidupan maka berikutnya akan melalui pada saat dewasa mempunyai risiko kematian
suatu tahap kehidupan berikutnya sebagaimana yag persalinan. Anak perempuan yang stunting
telah diprogramkan sejak dalam janin yang akan juga mengalami gangguan pertumbuhan pada
mendapatkan efek kekurangan gizi kumulatif ‘. tulang panggul bagian dalam sehingga ukuran
2. Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat panggul dalam sempit yang akan menyulitkan
ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan pertumbuhan janin dan saat persalinan. Maka
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan akan terjadi peningkatan risiko persalinan melalui
tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk tindakan operasi kehamilan apabila tinggi badan
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit ibu hamil di bawah 147 cm.
jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan Sumber
disabilitas pada usia tua.
Mengapa perempuan lebih banyak mengalami
Efek dalam jangka panjang, menurut Cole, 2000 bahwa
stunting?
penambahan tinggi badan telah diatur pada saat usia 2 tahun

70 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VII Pencegahan dan Penanganan Stunting

D. Pencegahan Stunting perempuan lebih awal dari laki-laki, perempuan sekitar usia
Sesuai dengan konsep 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) 11-12 tahun, yaitu usia kelas 5-6 SD, dan laki-laki sekitar
masa konsepsi hingga usia 2 tahun merupakan periode usia 13-14 tahun, yaitu usia SMP. Usia baligh mempunyai
penting untuk memperbaiki status gizi anak. Pada rentang tren makin awal, dahulu usia haid pertama 13-14 tahun
usia ini terjadi 80% pertumbuhan dan perkembangan usia kelas 2 SMP karena tren perbaikan gizi di level keluarga
organ tubuh anak sehingga dengan intervensi yang sesuai ataupun konsumsi fast food. Growth hormone memerlukan
dapat mencapai pertumbuhan optimal. Stunting dapat kolesterol dan protein untuk pembentukannya sehingga
dicegah melalui berbagai cara. konsumsi fast food mendorong percepatan pembentukan
hormon pertumbuhan dan hormone reproduksi.
Sejak dalam Kandungan – 2 Tahun Pertama (1000 Hari
Pertama Kehidupan) Tanda tanda yang dijumpai pada perempuan adalah
1. Fokus kesehatan dan gizi pada 1000 Hari Pertama haid pertama, pertumbuhan payudara, pertumbuhan
Kehidupan, yaitu sejak anak berada dalam kandungan rambut pada ketiak dan atas kemaluan. Pada laki-
hingga usia dua tahun, dengan cukup memberikan laki terjadi mimpi basah pada pagi hari, suara berubah
asupan protein hewani menjadi dewasa, tumbuh rambut pada ketiak dan atas
2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) kemaluan, pertumbuhan alat kelamin laki-laki. Apabila
3. ASI eksklusif sampai usia 6 bulan sudah mengalami tanda tersebut maka pertumbuhan
4. Melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun telah mencapai 80% sehingga perbaikan gizi hanya
5. Pemberian makanan pendamping ASI yang berkualitas bisa menambahkan optimal growth 20%. Saat terakhir
6. Suplementasi vitamin A sejak usia 6 bulan memperbaiki gizi adalah sebelum mengalami baligh, yakni
7. Pengasuhan yang berkualitas pada murid SD untuk perempuan dan murid SMP untuk
laki-laki.
Usia 2 – 6 Tahun
1. Melanjutkan suplementasi vitamin A hingga usia 5 Asupan Gizi Bagi Anak Dengan Stunting Sekitar Usia
tahun 11-12 Tahun
2. Menyediakan air bersih yang memadai Zat gizi yang diperlukan untuk penambahan tinggi badan
3. Lingkungan yang bersih adalah energi, protein, kalsium, fosfat, vitamin D, zat besi,
4. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan terutama zinc, magnesium, vitamin A, B, C, lemak, vitamin B, dan air.
yang berbahan dasar lokal Dengan demikian isi piringku harus berisi bahan makanan
5. Membiasakan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang megandung zat gizi tersebut setiap hari dan kalau bisa
6. Imunisasi dasar lengkap setiap kali makan.
7. Pengasuhan yang berkualitas

E. Penanganan Stunting
Dalam daur kehidupan manusia terdapat dua siklus
pertumbuhan yakni pertama pertumbuhan pada masa
balita dan percepatan pertumbuhan kedua pada masa
remaja saat baligh. Peranan hormon pertumbuhan (growth
hormon) penting pada masa percepatan kedua tersebut.
Terdapat kemungkinan melakukan penambahan tinggi
badan dengan intervensi yang waktu yang tepat, karena
sebagian besar anak sadar adanya kekurangannya setelah
masa pertumbuhan usai atau telah akil baligh. Usia baligh

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 71


BAB VII Pencegahan dan Penanganan Stunting

2. Intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia


0-6 bulan
Kotak VII.6
a. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI
REFLEKSI jolong/kolostrum)
b. Mendorong pemberian ASI Eksklusif
KONSUMSI MAKANAN 3. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia
PADA ANAK SD 7-23 bulan:
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah China a. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia
pada murid sekolah dasar adalah minum segelas 23 bulan didampingi oleh pemberian Makanan
susu sapi segar sebelum masuk kelas, minum zat Pendamping ASI (MP-ASI)
besi saat masuk kelas setelah istirahat siang, yang b. Menyediakan obat cacing
diberikan dalam kurun waktu 10 tahun maka c. Menyediakan suplementasi zinc
tinggi badan bertambah 10 cm dibandingkan d. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan
generasi penduduk China sebelumnya. e. Memberikan perlindungan terhadap malaria
f. Memberikan imunisasi lengkap
g. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
Program pemerintah
Penanganan stunting dilakukan melalui Intervensi Gizi Intervensi Gizi Sensitif
Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif pada sasaran 1000 Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan
hari pertama kehidupan seorang anak sampai berusia 6 pembangunan di luar sektor kesehatan Sasarannya adalah
tahun. Uraian intervensi tersebut menurut Kementerian masyarakat umum, tidak khusus untuk sasaran 1000 Hari
Kesehatan sebagaimana berikut ini. Pertama Kehidupan. Idealnya dilakukan melalui berbagai
kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dan
Intervensi Gizi Spesifik berkontribusi pada 70% intervensi stunting.
Intervensi yang ditujukan kepada ibu hamil dan anak dalam
Sasaran dari intervensi gizi spesifik adalah masyarakat
1.000 hari pertama kehidupan. Kegiatan ini umumnya
secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada
dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi gizi spesifik
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), antara lain dengan :
bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu
1. Menyediakan dan memastikan akses pada air bersih
relatif pendek.
2. Menyediakan dan memastikan akses pada sanitasi
Intervensi gizi spesifik merupakan intervensi yang ditujukan 3. Melakukan fortifikasi bahan pangan
kepada anak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) 4. Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan
dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka keluarga berencana (KB)
kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada 5. Menyediakan jaminan kesehatan nasional (JKN)
sektor kesehatan, sebagai berikut 6. Menyediakan jaminan persalinan universal (JAMPERSAL)
1. Intervensi dengan sasaran ibu hamil 7. Memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua
a. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil 8. Memberikan pendidikan anak usia dini universal
untuk mengatasi kekurangan energi dan protein 9. Memberikan pendidikan gizi masyarakat
kronis 10. Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi,
b. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat serta gizi pada remaja
c. Mengatasi kekurangan iodium 11. Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga
d. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil miskin
e. Melindungi ibu hamil dari malaria 12. Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.

72 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VII Pencegahan dan Penanganan Stunting

Stunting dapat diintervensi dengan 10 cara berikut: 5. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
1. Ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah, minimal 6. Berikan ASI eksklusif pada bayi usia sampai 6 bulan
90 tablet selama kehamilan 7. Berikan makanan pendamping ASI untuk bayi diatas 6
2. Pemberian makanan tambahan ibu hamil bulan hingga 2 tahun
3. Pemenuhan gizi seimbang 8. Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A
4. Persalinan dengan dokter atau tenaga bidang yang ahli 9. Pantau pertumbuhan balita di Posyandu terdekat
10. Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Apakah faktor penyebab anak stunting?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

JUpaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

F. Rangkuman
Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Stunting berhubungan dengan kualitas hidup anak, dalam
panjang badan menurut umur (PB/U atau TB/U). Stunting jangka pendek dapat terganggu perkembangan otak,
pada kehidupan 1000 HPK sejak konsepsi sampai usia kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan metabolisme
2 tahun memiliki konsekuensi fungsional yang buruk dalam tubuh. Dalam jangka panjang dapat menurunkan
pada anak. Faktor penyebab stunting disebabkan gizi kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Penanganan
yang buruk, kurangnya pengetahuan ibu, terbatasnya stunting dapat dilakukan dalam program yang spesifik dan
layanan kesehatan, kurangnya akses makanan bergizi dan sensitif.
kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 73


BAB VIII Gizi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

BAB VIII
GIZI BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Gambaran Anak Indonesia telah menandatangani Konvensi tentang Hak-

Berkebutuhan Khusus Hak Penyandang Disabilitas yang menunjukkan tekad


Indonesia untuk menghormati dan melindungi hak anak.
(ABK) Dalam upaya melindungi, menghormati, memajukan, dan
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami memenuhi hak-hak penyandang disabilitas, Pemerintah
keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental- Indonesia telah membentuk berbagai peraturan perundang-
intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh undangan yang mengatur pelindungan terhadap
secara signifikan dalam proses pertumbuhan ata penyandang disabilitas, termasuk di antaranya Undang-
perkembangannya dengan anak-anak lain yang seusia Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
dengannya. Yang termasuk ABK adalah anak autis, anak memuat mengenai Kesehatan Lanjut Usia dan Penyandang
hiperaktif, anak down syndrome, anak cerebral palsy, anak Cacat pada Bagian Ketiga yaitu pasal 138-140.
dengan hambatan fisik, juga termasuk lainnya seperti
anak yang mengalami disabilitas pada penglihatan, dan Dalam Undang Undang Dasar RI pasal 28 B ayat dicantumkan
pendengaran, ataupun cacat fisik sejak pertumbuhan bahwa “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
ataupun setelah lahir. Di sisi lain juga anak berkelebihan IQ tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan
atau super cerdas termasuk ABK. dari kekerasan dan diskriminasi”.

Kotak VIII.1 HAK ANAK


Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan Undang-undang Nomer 35 tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

74 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VII Gizi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Data tahun 2010 mengenai jumlah penyandang tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, down
syndrome, cerebral palsy dan lainnya, dan juga pada tahun 2013 ditunjukkan sebagaimana dalam gambar berikut.

Data Rikesdas tahun 2010 dan 2013 menunjukkan terdapat anak pada usia 24 - 59 bulan mengalami down syndrome
terbanyak urutan ketiga (12% dari 1000 anak). Urutan pertama ditemukan anak tuna daksa (17% dari 1000 anak),
berikutnya tuna wicara (15% dari 1000 anak). Pembahasan secara detail mengenai anak berkebutuhan khusus terdapat
dalam “Modul Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus”.

B. Prinsip Pemberian Makan bagi Anak Berkebutuhan Khusus


Beberapa kondisi anak berkebutuhan khusus membutuhkan pengaturan pola makan (diet) yang lebih spesifik seperti pada
anak autis, down syndrome dan ADHD. Pengaturan pola makan ini tidak disamaratakan pada setiap anak yang mengalami
autis, down syndrome dan ADHD. Pengaturan anak berkebutuhan khusus seperti tuna netra (gangguan penglihatan), tuna
rungu (gangguan pendengaran), tuna daksa (cacat fisik) tidak ada perbedaan pengaturan pola makan dengan anak normal
lainnya.

Berikut ini lebih rinci dijelaskan pengaturan pola makan untuk anak down syndrom, autis dan ADHD.
Anak Down Syndrom
1. Sebaiknya makan dengan makanan bergizi, yang dapat menekan gejala fisik dan meningkatkan kesehatan. Fisiologi
otak, dan gangguan kesehatan yang umum akan segera membaik. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan hanya
ASI sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan, yang memberikan keuntungan untuk bayi sebagai berikut yaitu lebih sehat
(kualitasnya mencakup semua zat gizi dan volume ASI cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan), jarang sakit (ASI
mengandung antibodi, laktosa dan probiotik ), lebih cerdas (kandungan omega 3), jarang mengalami obesitas/
kegemukan, perkembangan psikologis bayi lebih baik. Keuntungan pada ibu praktis, ekonomis, efek kontrasepsi seperti
KB, jarang terkena kanker payudara, bentuk tubuh cepat pulih.
2. Pada saat menyusu, ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Lebih lama menyusui tidak masalah karena makin lama membaik
b. Harus lebih sering diberikan terutama siang hari
c. Menggunakan alas bantal
d. Menghindarkan anak dari tersedak atau masuk ke dalam nafas kepala dan mulut lebih tinggi
e. Karena lidah terjulur maka dilatih lidah ditekan ke bawah sebelum menyusu
f. Perlu ditopang pada dagu dan rahang anak
g. Diteruskan dgn ASI perah (bila ibu bekerja ) setelah usia 6 bulan

Setelah diberi ASI, diikuti dengan makanan khusus atau diet tentang makanan yang dilarang, karena :
1. Anak down syndrom akan mudah mengalami overweight dan mempunyai risiko besar obesitas. Pembakaran kalori lambat dan
seringkali didiagnosis karena kelenjar tiroid yang kurang aktif bekerja yang menyebabkan cepatnya kenaikan berat badan

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 75


BAB VIII Gizi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

2. Menjauhkan dari obesitas, sehingga harus ada dalam tepung terigu. Lebih baik makanan berupa jajanan
pengendalian makanan yang padat gizi dan makanan tradional seperti kue lemper (dari ketan isi daging ayam),
sampah yang tidak bergizi. Perlu acungan jempol untuk kue lapis (asal tepung beras dengan santan). Bahan kedele
makan yang bagus asal alamiah dan menjauhkan dibolehkan bila sudah mengalami fermentasi seperti tempe.
sedapat mungkin dari makanan buatan pabrik, termasuk
lemak sehat asal kelapa dan minyak olive atau proses Setelah diketahui beberapa makanan yang dilarang dan
organik, pasteurisasi mentega yang mengandung asam dianjurkan serta diperbolehkan untuk anak berkebutuhan
butirat dan asam lemak omega 3 khusus, perlu juga diperhatikan kedekatan dan interaksi
3. Untuk mengatasi kelenjar tiroid yang kurang aktif, orang tua, keluarga dengan ABK agar anak tidak merasa
pilihan yang bagus rumput laut yang kaya iodium dibeda-bedakan dalam makan. Hal-hal berikut perlu dicoba
4. Bekal makan siang sebaiknya terdiri makanan asal dan diterapkan untuk membangun kedekatan ABK dan
rumput laut, salad sebagai makanan ringan sehat orang tua maupun keluarga.
dengan taburan garam beriodium.
C. Makan Bersama Keluarga
Gejala sakit maag, sakit tenggorokan, regurgitasi (sendawa Anak berkebutuhan khusus jangan sampai merasa
dan keluar cairan lambung dan makanan) dan nyeri dada dibedakan dan diperlakukan tidak adil dalam makan.
banyak dijumpai pada anak dengan down syndrom. Sebaiknya keluarga melakukan kegiatan makan bersama
dengan menu yang mengikuti ABK. Contohnya anak down
Oleh karena itu, harus dijauhi makanan pencetusnya, yang syndrom tidak diperkenankan untuk makan roti dari terigu,
pada umumnya buah jeruk citrun, makanan yang bergula maka sebaiknya ketika sarapan bersama keluarga tidak
banyak atau banyak lemak seperti keripik chips, brownies, memakan roti.
cookies, es krim, daging pilih yang rendah lemak, nugget
ayam goreng, kentang goreng. Studi menunjukkan bahwa orang tua dan anak dapat
mengerjakan semua lebih baik pada saat makan atau
Angka kejadian tinggi pada anak down syndrom antara waktu makan dan banyak keuntungan dalam menemukan
lain intoleransi terhadap gluten. Hal ini menyebabkan “hubungan makan” antara ortu dan anaknya. Tujuan
kekurangan zat gizi dan mengganggu sistem kekebalan makan bersama ini untuk menemukan peran adalah
tubuh jika makanan yang dibutuhkan dilarang makan. Anak promosi hubungan positif antara orang tua dan anaknya
sebaiknya dihindarkan dari makanan yang mengandung selama waktu makan dan saat memutuskan pilihan
gluten (terdapat dalam gandum), kasein (terdapat dalam makan. Komunikasi pertama anak dengan bayi adalah
susu bubuk), dan pengenalannya secara perlahan-lahan saat pemberian makan. Saat kita memegang bayi dan
sedikitnya mulai usia 18-24 bulan saat sistem pencernaan memberikan ASI atau susu botol, terjadi interaksi alamiah.
makanan sudah berkembang. Pandang langsung ke dalam mata bayi dan fokus perhatian
pada gerakan tubuh untuk melihat apakah sudah payah
Anak dengan Hiperaktif (ADHD) atau sudah kenyang.
Perlu diet dengan mengeliminasi makanan gula, gluten,
susu, telor, beberapa jenis daging, pewarna makan dapat Interaksi ini berlanjut mengikuti pertumbuhan bayi. Perlu
memperbaiki gejala 70% anak dengan ADHD. Pemberian disediakan (bila memungkinkan) meja makan dengan kursi
susu sapi berdampak buruk karena proses pencernaan anak setinggi meja makan, pastikan makanan yang dimakan
dalam usus yang berbeda dengan anak normal yang itu aman, enak, dan sehat. Pada posisi ini terjadi hubungan
berefek morphin like sehingga menimbulkan ketagihan. makan yang positif karena saling memperhatikan satu
dengan yang lain. Mencontohkan cara makan mulai tangan
Anak dengan Autisme bergerak mengambil makanan dari sajian di meja, menelan,
Makanan seperti roti dan bakery sebaiknya juga tidak kemudian menyiapkan makanan masuk berikutnya
diberikan pada anak autism karena mengandung gluten

76 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB VII Gizi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Perhatikan dan tunggu persiapan anak untuk makan yang akan dicoba untuk dikonsumsi anak. Hal ini sering
berikutnya. Beri waktu anak untuk menentukan apa yang dapat dilihat dari pandangan mata saat makan dan saat
dibutuhkan. Bila anak menghindarkan dengan menolehkan melakukan aktifitas. Apabila anak kegemukan, diperlukan
wajah ke samping jangan disentuh dengan sendok, tetapi aktivitas untuk menurunkan berat badannya. Agar lebih
ijinkan anak untuk menyatakan “gak mau nambah lagi”, sehat diperlukan menumbuhkan perilaku sehat, yang
atau “saya sudah kenyang”. Mendengarkan anak pada utama adalah rileks, mendengar, mencoba, dan senang,
awal pelajaran makan ini dapat menjalin hubungan bahwa berbagai strategi yang dapat dicoba.
pengasuh mau mendengarkan keluhan anak dan respek
pada keputusan anak.
D. Kenalkan Menu Baru
Mencoba makanan baru bersama, pergi ke supermarket
Jika anak tahu dia punya hak untuk memilih dan
dan mencari sesuatu yang benar-benar baru untuk
menyatakan berapa banyak makanan atau tidak makan
dimasak dalam bentuk atau rasa baru merupakan kegiatan
apapun. Dia mulai belajar memahami tanda-tanda bahasa
menyenangkan yang dapat dilakukan bersama anak.
tubuhnya. Hal ini paling tidak mencegah permasalahan
Sebulan sekali pilih menu baru, dan dimasak bersama.
yang muncul, seperti makan dengan emosional. Selain itu,
Rencanakan waktu dan tepat memasaknya, sehingga anak
anak dapat juga diajarkan mengucapkan terima kasih saat
mendapat keterampilan baru. Anak hendaknya selalu diberi
diberikan makanan, nama makan yang disajikan. Untuk
kesempatan untuk membuat pilihan. Hal ini penting untuk
mencegah obesitas, sebaiknya tidak melarang makan yang
menumbuhkan perilaku sehat yaitu belajar komunikasi dan
tinggi kalori, akan tetapi lebih baik diganti sajian makanan
memilih. Yakinkan mendapat gambaran visual proses masak
dalam porsi kecil dan rendah kalori, jauhkan snack dari
tersebut dengan dokumentasi foto, dengan bermacam
meja. Kita dapat mengenal jenis makanan yang disukai
jenis makanan.
anak dan mendorong membuat berbagai macam makanan

Kotak VIII.2
HAK ANAK
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan Undang-undang Nomer 35
tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Apakah faktor penyebab anak stunting?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 77


BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Gangguan Kesehatan

BAB IX
PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN (P3K)
DAN GANGGUAN KESEHATAN

A. Pentingnya Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Anak usia dini selalu aktif bereksplorasi dengan keingintahuan yang amat tinggi. Semua benda yang baru
dan menarik akan diamati dan dipelajarinya. Mereka belum mengetahui dan menyadari jika ada hal yang
membahayakan dirinya. Keinginantahuannya yang besar akan mendorong anak untuk memanjat furnitur,
memasuki lemari, meraih apapun yang menarik, memasukkan benda ke dalam mulut dan hidungnya,
menggoyang-goyang dan mendorong TV, bahkan akan memasukkan tangannya ke colokan listrik. Ini
sesungguhnya adalah perilaku positif yang dapat membuat anak menjadi lebih cerdas dari waktu ke waktu.
Tugas pendidik dan pengelola adalah memastikan semua yang berada di dekat anak aman dan edukatif.

Kotak IX.1
LINGKUNGAN AMAN BAGI ANAK USIA DINI
Aturan umum untuk menciptakan lingkungan aman bagi anak usia dini adalah semua area dan
benda-benda yang berada dalam radius jangkauannya harus aman menjadi pusat perhatian dan
bahan eksplorasi anak. Keamanan area dan benda-benda di lembaga PAUD akan mencegah terjadinya
kecelakaan pada anak.

Kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan dengan selalu melakukan pengawasan penuh pada setiap
anak karena kecelakaan juga bisa ditimbulkan oleh hal lain seperti interaksi antar anak atau gerakan
anak yang melampaui batas dan berbagai penyebab lainnya. Anak perlu mengenal setiap benda
dan kejadian yang berpeluang dapat menimbulkan kecelakaan. Anak perlu dididik untuk disiplin
memenuhi aturan yang berlaku dan secara bertahap anak ditumbuhkan kesadarannya, bahwa disiplin
mematuhi aturan akan menyelamatkan diri sendiri dan orang lain.

Apa yang dapat dilakukan oleh pendidik PAUD untuk memastikan bahwa kondisi lingkungan adalah
aman untuk anak?

78 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Gangguan Kesehatan

Terdapat dua tindakan utama yang berkenaan dengan g. Jatuh dan menghantam sudut meja yang tajam,
kecelakaan yang terjadi di lembaga PAUD yaitu: tepian tangga, sisi dinding yang tajam, sisi kursi,
1. Tindakan preventif melalui penyiapan lingkungan sehingga mengalami memar atau luka
yang aman, nyaman, bersih, sehat, membuat aturan, h. Terkena benda panas, misalnya api atau air panas
memberi penjelasan kepada anak tentang bahaya di i. Kecelakaan karena alat bantu berjalan atau kereta
sekitar anak dan cara pencegahannya. Oleh karena dorong
itu, hendaknya setiap satuan PAUD memiliki prosedur j. Digigit binatang, misalnya semut, serangga, dan
operasional standar (POS) penyiapan lingkungan sebagainya.
2. Tindakan penanganan pertama pada kecelakaan,
meliputi : 3. Anak yang berusia 1-2 tahun
a. Pertolongan dasar Pada saat ini anak mulai banyak berjalan, berlari,
b. Pertolongan lanjutan apabila diperlukan bersama melompat, meloncat dan menyelidik atau melakukan
dengan institusi layanan kesehatan terdekat. eksplorasi. Kecelakaan yang mungkin terjadi antara lain
:
Kemungkinan Kecelakaan pada Anak a. Kecelakaan karena peralatan main, misalnya terke-
1. Bayi yang baru lahir – 6 bulan na gunting, alat main yang bersudut tajam
Pada saat ini bayi mulai berguling dan menjangkau b. Kecelakaan karena memanjat anak tangga, alat
benda-benda yang ada di sekitarnya. Kecelakaan yang permainan luar ruangan
mungkin terjadi antara lain : c. Terpeleset karena lantai yang licin
a. Terjatuh dari tempat tidur atau kursi d. Tersandung hingga terjatuh
b. Tersedak e. Terjatuh dari tangga atau ketika menaiki tempat
c. Terkena tumpahan air panas yang tinggi
d. Kecelakaan di kendaraan karena penggunaan kursi f. Terkena gigitan serangga atau binatang lainnya
mobil untuk bayi dengan tidak semestinya atau g. Kecelakaan karena bermain dengan binatang, tana-
tidak menggunakan sama sekali man berduri
e. Benturan, baik dengan benda tajam maupun ben- h. Menelan benda-benda kecil, berbahaya atau bera-
da tumpul cun
f. Memasukkan ke dalam mulut, telinga atau hidung i. Kecelakaan karena adanya peralatan elektronik
serta menelan benda-benda kecil atau listrik yang tidak aman
g. Tergores alat mainan atau benda-benda berujung j. Risiko dari tempat air yang tidak dijaga, misalnya
tajam atau runcing, dan sebagainya. terjatuh ke kolam ikan, kolam renang, bathtub,
kloset dan air mancur
2. Bayi yang berusia 6-12 bulan k. Terpotong, tergores dan hal lain yang menyebab-
Pada saat ini bayi mulai merangkak dan belajar berjalan. kan terluka
Kecelakaan yang mungkin terjadi antara lain : l. Terkena ulat bulu
a. Kecelakaan akibat alat permainan, misalnya terkena m. Terkena pecahan kaca
ujung mainan yang tajam, tergores alat main n. Tersedak
b. Tersedak o. Terkilir
c. Terkena aliran listrik karena colokan yang tidak p. Terkena benda panas, misalnya api, air panas, atau
aman benda panas lainnya
d. Terpeleset hingga jatuh q. Terkena sengatan listrik
e. Tertelan makanan atau benda-benda kecil r. Terpeleset karena lantai yang kotor atau licin
f. Terpelanting akibat duduk di kursi bayi yang tinggi s. Digigit serangga atau binatang lainnya, misalnya
atau terguling dari tempat tidur nyamuk, kucing, anjing, dan sebagainya

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 79


BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Gangguan Kesehatan

t. Tersengat lebah, dan sebagainya. Prosedur Operasional Standar (POS) pencegahan dan
pertolongan pertama pada kecelakaan yang dialami oleh
4. Anak yang berusia 2 - 6 tahun anak.
Pada saat ini anak senang sekali melakukan eksplorasi
dan bermain bersama teman, sehingga kemungkinan Prosedur umum pertolongan pertama pada anak yang
timbul kecelakaan antara lain : mengalami kecelakaan ataupun gangguan kesehatan
a. Terjatuh antara lain :
b. Terkena gigitan binatang 1. Tetap tenang atau tidak panik
c. Tertusuk duri dari tanaman 2. Menenangkan anak
d. Tertelan cairan yang beracun, misalnya cairan pem- 3. Membebaskan jalan nafas anak (bila terdapat tanda
bersih kesulitan bernafas pada anak)
e. Tersengat listrik 4. Mengamati jenis kecelakaan dan tingkat keparahan
f. Terkena api atau air panas sehingga mengalami 5. Menyiapkan peralatan atau obat-obatan sesuai dengan
luka bakar kebutuhan
g. Terjatuh karena permainan yang dilakukan 6. Melakukan tindakan pertolongan
h. Terpeleset karena lantai yang kotor atau licin 7. Menghubungi pimpinan lembaga dan orangtua
i. Terjatuh dari tangga atau tempat yang tinggi 8. Menghubungi fasilitas layanan kesehatan terdekat
j. Terpelanting dari kursi apabila diperlukan
k. Tersandung 9. Membuat catatan kejadian/kasus yang timbul
l. Tersedak
Oleh karena itu, tindakan utama adalah seperti prosedur 1
m. Memar/lebam
sampai 6, bila sudah teratasi dengan pertolongan, pendidik
n. Muntah
segera mengisi format. Format membantu guru dalam
o. Terkena ulat bulu
melakukan prosedur pertolongan pada anak terutama
p. Terkena potongan kaca
apabila memerlukan rujukan pengiriman ke layanan
q. Terbakar
kesehatan atau sebagai laporan kejadian kecelakaan.
r. Perdarahan
Format tersebut berisi catatan identitas, lokasi dan waktu
s. Terkilir
kejadian serta proses kejadian kecelakaan dengan contoh
t. Patah tulang/tulang retak
sebagai berikut.
u. Luka, dan sebagainya

B. Prosedur Operasional
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
Tindakan yang utama adalah mencegah anak tidak
mengalami kecelakaan, namun, kadangkala ada saja hal-hal
yang tidak bisa kita hindarkan terjadi. Pertolongan pertama
pada kecelakaan perlu dipahami oleh setiap orang dewasa
yang dekat/berinteraksi dengan anak, karena kemungkinan
terjadinya kecelakaan tetap ada dalam hubungan anak
dengan anak, anak dengan alat main, anak dengan
makanan dan minuman, serta anak dengan lingkungan.
Oleh karena itu, setiap satuan PAUD hendaknya memiliki

80 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Gangguan Kesehatan

KARTU CATATAN
KEJADIAN KECELAKAAN/GANGGUAN KESEHATAN DI SEKOLAH

Hari, Tanggal : ____________________________________________


Nama Anak : ____________________________________________
Usia : ___________ tahun
Lokasi : ____________________________________________
Waktu : ____________________________________________
Peristiwa : ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
Kondisi Anak : ____________________________________________
____________________________________________
Tindakan Guru : ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
Pihak yang
Dihubungi : 1. Kepala sekolah
2. Orangtua
3. Tenaga kesehatan
4. Lainnya : ______________________
Tindak Lanjut : ____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________

------------------------, 2018
Pendidik,

( )

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 81


BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Gangguan Kesehatan

C. Pertolongan Pertama pada b. Bila mata terkena tinju/pukulan, kelopak mata


bisa bengkak dan luka memar. Dalam bola mata
Berbagai Kasus di Satuan dapat terjadi pendarahan. Keadaan ini merupakan

PAUD keadaan darurat. Beritahu orang tua agar memba-


wa anak ke rumah sakit.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Luka
Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan
1. Luka iris, luka robek, luka tusuk terbuka
Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh
a. Luka dibersihkan dengan antiseptik (obat merah,
Kembang Anak, berikut ini pertolongan pertama yang
larutan yodium) mengikuti arah jarum jam, mulai
dapat dilakukan di satuan PAUD ketika terjadi kasus-kasus
dari tengah luka ke arah luar (tepi luka dan kulit
pada anak.
sekitar luka)
b. Tepi luka dirapatkan satu sama lain, tutup dengan
Perdarahan
pembalut atau kasa steril.
1. Perdarahan di kepala, muka, leher dan daerah lainnya
c. Bila perdarahan tidak berhenti, beritahu orang tua
a. Tentukan asal perdarahan, tekan pembuluh darah
agar membawa anak ke puskesmas atau rumah
tersebut selama 1–2 menit agar perdarahan berhen-
sakit.
ti.
b. Periksa adanya patah tulang bila tulang disekitarnya
2. Luka tusuk tertutup (tertusuk paku, duri, dan
luka teraba utuh, rata dan bentuk tidak berubah,
sebagainya)
kemungkinan tidak ada patah tulang
a. Luka dibersihkan dengan antiseptik (obat merah,
c. Bersihkan luka dengan zat antiseptik seperti obat
larutan yodium) mengikuti darah arah jarum jam,
merah/larutan yodium
mulai dari tengah luka ke arah luar (tepi luka dan
d. Buat gulung kasa steril, letakkan pada luka tersebut
kulit sekitar luka).
dan kemudian luka ditutup dengan pembalut/kasa
b. Bila luka tidak dalam, tepi luka terbuka dan sisa ko-
steril
toran/duri tampak jelas, maka untuk mengeluarkan
e. Beritahu orang tua agar agar membawa anak ke
kotoran tersebut tepi luka perlu dilebarkan secara
puskesmas dan RS bila : (1) Tidak sadar, (2) Ada
hati-hati memakai gunting berujung tajam/runcing
keluhan pusing, mual, muntah, dan sebagainya, (3)
yang sebelumnya telah direalisasi. Setelah sisa duri
Perdarahan tidak berhenti.
dikeluarkan bersihkan dengan antiseptik, selanjutn-
ya tutup dengan kasa steril.
2. Perdarahan hidung (mimisan)
c. Bila luka dalam dan kotoran tidak terlihat karena
a. Anak duduk dengan kepala sedikit menunduk
tertutup kulit, beritahu orang tua agar membawa
b. Tekan/jepit hidung dengan ibu jari dan telunjuk
anak ke puskesmas atau rumah sakit. Hati-hati
selama 1-2 menit. Bila tidak ada perubahan sumbat
bahaya timbul tetanus atau infeksi kulit.
lubang hidung dengan gulungan kasa steril selama
d. Cara sterilisasi gunting: rebus gunting dalam air
c. 1 jam. Secara tradisional, gulungan daun sirih yang
yang telah mendidih selama 10-15 menit. Buang
sudah dicuci bersih dengan air matang, dapat digu-
habis air rebusan tersebut, biarkan sampai panas
nakan sebagai tampon.
berkurang dan gunting dapat dipegang.
d. Beritahu orang tua agar membawa anak ke Puskes-
mas bila perdarahan tidak berhenti.
3. Luka memar, tidak ada perdarahan, daerah luka
bengkak, tampak membiru dan nyeri tekan.
3. Perdarahan di dalam telinga, mata
a. Bersihkan kotoran yang menempel pada kulit yang
a. Bila keluar darah dari lubang telinga, jangan mem-
memar.
bersihkan/mencuci bekuan darah bawa ke rumah
b. Jangan dikompres dengan es.
sakit.

82 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Gangguan Kesehatan

4. Luka lecet Tindakan :


a. Kulit di daerah tidak utuh, lecet berdarah a. Jaga agar bagian yang dicurigai patah tidak berubah
b. Luka dibersihkan dengan antiseptik (obat merah, posisi dengan memasang bidai (spalk)
larutan yodium) mengikuti arah jarum jam, mulai b. Manfaatkan benda yang ada seperti kayu panjang,
dari tengah luka ke arah tepi luka dan kulit sekitar papan atau bahan lain yang kuat dan ringan untuk
luka, kemudian dibalut dengan kasa steril. menahan/menjaga agar bagian yang patah tidak
bergerak
5. Luka gigitan binatang c. Pasang bidai pada bagian yang dicurigai patah, panjang
a. Luka gigitan ular bidai harus mencapai sendi di atas dan di bawah bagian
a) Daerah gigitan tidak boleh digerakkan agar bisa tersebut.
ular tidak menyebar. d. Ikatkan pada bagian yang patah, ikatan tidak boleh
b) Di bagian atas luka gigitan diikat kuat dengan terlalu kuat dan jumlah ikatan dapat menahan bagian
kain. Setiap 30 menit longgarkan ikatan tersebut. tersebut tidak bergerak
c) Buat sayatan pada masing-masing bekas taring e. Beritahu orang tua agar membawa ke puskesmas
sepanjang 1 cm dan dalamnya 0,5 cm.
d) Isap racun ular oleh orang yang tidak mempunyai
luka dimulut, lalu dibuang. Hal ini dilakukan
selama 15 menit, kemudian luka dikompres air
dingin.
e) Bila gigitan terjadi lebih 30 menit bisa ular sudah
menyebar, tidak bisa dilakukan penyayatan dan
penghisapan.
f) Beritahu orang tua agar membawa anak ke
rumah sakit.

b. Luka gigitan anjing/kera/kucing.


a) Bersihkan luka dengan sabun atau deterjen
secepat mungkin, kemudian cuci dengan alkohol
70 dan atau yodium tinctuur.
b) Tutup luka dengan kasa steril. Bila luka cukup
parah, beritahu orang tua agar membawa anak Terkilir
ke puskesmas atau rumah sakit. Terkilir adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok,
sering terjadi pada sendi bahu, sendi siku, sendi panggul,
Patah Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Terdapat patah tulang, baik retak, patah sebagian ataupun
seluruhnya. Tanda patah tulang antara lain: Tanda terkilir :
a. Bagian yang terluka bengkak dan nyeri bila digerakkan 1. Pembengkakan setempat
b. Pada perabaan permukaan tidak utuh, tidak rata 2. Nyeri tekan dan nyeri waktu bergerak
c. Bagian yang terluka berubah bentuk 3. Bentuk sendi berubah

Jenis patah tulang antara lain: Jenis :


a. Patah tulang terbuka, bila disertai luka terbuka 1. Terkilir dengan luka
b. Patah tulang tertutup (tidak disertai luka terbuka) 2. Terkilir tanpa luka

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 83


BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Gangguan Kesehatan

Tindakan : c. Anak segera dirujuk ke Puskesmas bila terdapat luka/


1. Kepala sendi yang terkilir tidak boleh dimasukkan robek pada mata atau luka menembus bola mata
kedudukan sendi dipertahankan dengan memasang d. Bila mata terkena asam atau basa, seperti air accu,
bidai seperti pada patah tulang. Bagian yang terkilir amonia, atau cuka, segera cuci dengan air bersih sampai
ditinggikan. tidak ada zat yang tersisa
2. Kompres es daerah sekitar sendi setiap 20 menit e. Keadaan ini merupakan keadaan darurat.
3. Beritahu orang tua agar membawa anak ke puskesmas/ f. Pendidik dan orang tua dianjurkan membawa anak ke
rumah sakit puskesmas/rumah sakit

2. Hidung
Kejang Tindakan :
Tanda : kaku pada anggota gerak/tubuh a. keluarkan benda asing dengan cara menghembuskan
Penyebab : udara ke lubang hidung yang tersumbat sementara
1. Suhu tinggi atau demam lubang ridung yang lain ditutup.
2. Penyakit infeksi seperti radang otak b. Jika tidak berhasil, orang tua dianjurkan membawa
3. Kekurangan cairan anak ke puskesmas.
4. Gangguan pada syaraf pusat seperti epilepsi
3. Telinga
Tindakan yang dilakukan antara lain : Tindakan:
1. Balut sudip lidah atau sendok bersih dengan kaus steril a. Bila telinga kemasukan serangga, tetes dengan minyak/
atau sapu tangan bersih di bagian ujungnya. Masukkan air bersih, serangga akan keluar
bagian tersebut ke dalam mulut agar lidah tidak tergigit, b. Jika tidak berhasil, orang tua dianjurkan membawa
atau dipasang ganjalan karet pada mulut anak ke puskesmas/rumah sakit h.
2. Bersihkan lendir dan sisa makanan di mulut dan
longgarkan pakaian yang dikenakan anak, agar ia dapat Dengan demikian, hendaknya satuan PAUD memiliki
bernafas dengan baik Prosedur Operasional Standar (POS) penanganan atau
3. Bila demam, kompres dengan air biasa (bukan air es pertolongan pertama pada kecelakaan, sehingga setiap
atau alkohol) pada tulang dahi, ketiak dan lipatan paha pendidik dapat memahami dan melaksanakan prosedur
4. Beritahu orang tua agar membawa anak ke puskesmas tersebut dengan benar. Berkenaan dengan kemungkinan
timbulnya kecelakaan, maka setiap lembaga PAUD harus
Kemasukan benda asing memiliki Kotak P3K. Kotak P3K ini berisi alat, bahan dan
1. Mata obat-obatan yang diperlukan menangani pertama saat
Penyebab : debu, benda tajam, dan sebagainya,masuk kecelakaan. Selain Kotak P3K, pendidik PAUD seharusnya
kedalam mata menguasai juga tindakan sederhana pada pertolongan
Tindakan : pertama saat kecelakaan terjadi. Isi kotak P3K antara lain :
a. Identifikasi lokasi benda asing tersebut, bila ada di 1. Penghilang rasa sakit, asetaminofen, baik yang
kelopak mata sebelah kanan dapat dilihat dengan merupakan cairan maupun supositoria (obat yang
membuka/melipat kelopak mata, bila ada di bagian dimasukkan ke dubur)
putih mata atau selaput bola mata, dapat dilihat dengan 2. Obat penurun demam (digunakan apabila perlu, dan
membuka mata anak dan gunakan lampu senter agar atas petunjuk dokter)
kotoran terlihat jelas 3. Salep untuk luka bakar
b. Gunakan ujung sapu tangan atau kertas tisu bersih 4. Pelester perekat
secara hati-hati. Bersihkan atau keluarkan benda 5. Minyak untuk menghangatkan tubuh, misalnya minyak
tersebut kayu putih, minyak telon, balsam ringan

84 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Gangguan Kesehatan

6. Kain penyeka beralkohol Penyakit Gigi dan Mulut


7. Salep antibiotik 1. Karies gigi (gigi berlubang)
8. Larutan antiseptik (Misalnya betadine) Penyebab :
9. Plester luka Sisa makanan dan bakteri (plak) yang menutupi dan melekat
10. Kapas berbentuk bola kecil pada permukaan gigi. Plak nampak jelas setelah diberi zat
11. Lampu senter pewarna gigi (disclosing solution) atau pewarna makanan
12. Kain kassa: persegi masing-masing berukuran empat inci
(sepuluh sentimeter) dengan bantalan yang tidak lengket Gejala :
13. Kantong es instan Semula tidak ada rasa sakit hanya ada rasa linu bila ada
14. Alat kompres rangsangan pada makanan atau minuman manis, asam,
15. Cangkir dan sendok obat atau penetes yang dikalibrasi dingin. Bila dibiarkan lubang gigi akan semakin dalam
16. Aspirator hidung timbul rasa sakit bila kena makanan manis, asam, dingin,
17. Obat tetes hidung atau obat semprot hidung yang dan panas. Pada keadaan yang lebih berat timbul rasa sakit
mengandung garam berdenyut-denyut siang dan malam. Akhirnya rasa sakit
18. Gunting (Ujung tumpul) akan hilang karena syaraf gigi mati, gigi menjadi busuk dan
19. Termometer (kaca atau digital) bisa menyebabkan pembengkakan (bisul) pada gusi dan
20. Alat penekan lidah terlihat benjolan (pulpa polip) dalam lubang gigi (karies gigi)
21. Penjepit/pinset
22. Termometer Tindakan :
Anak dibawa berobat ke fasilitas kesehatan atau dokter gigi
Di samping peralatan dan obat-obatan di atas, perlu juga terdekat
disediakan :
1. Alat pengukur berat badan Gudig atau kudis (skabies)
2. Alat pengukur tinggi badan Penyebab : Parasit ( semacam kutu kecil )
3. Alat pengukur berat badan Penularan : melalui kulit (kontak langsung, melalui
4. Instrumen pencatat tinggi badan, berat badan dan pakaian atau handuk, alas tempat tidur dan lain-lain)
lingkar kepala (KMS, KKA, buku KIA atau bentuk Gejala :
pencatatan lainnya) 1. Gatal pada malam hari
2. Timbul gelembung pada kulit kadang-kadang bernanah
Berbagai obat-obatan yang terdapat dalam kotak P3K harus dan gatal
digunakan sesuai dengan petunjuk dokter atau aturan yang 3. Kulit yang terkena biasanya di daerah lipatan jari
tertera dalam kemasan, perlu selalu dicek tanggal kadaluarsanya, tangan, siku, paha, pantat, dan telapak tangan
sementara untuk peralatan kesehatan perlu dicek dan dikalibrasi
sehingga dapat memberikan hasil yang akurat. Pencegahan :
1. Menghindari kontak langsung dengan penderita

D. Pertolongan Pertama Pada 2. Menghindari pemakaian barang-barang yang lelah


dipakai oleh penderila
Gangguan Kesehatan
Anak usia dini cukup rentan terhadap gangguan kesehatan, Tindakan :
dan perlu mendapatkan penanganan. Berikut ini beberapa 1. Setelah mandi dengan sabun, badan dikeringkan dan
gangguan kesehatan dan penanganannya sebagaimana kemudian dioleskan salep 2-4 pada bagian yang gatal
tertuang dalam Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 2. Pakaian penderita dan alas tempat tidur, direbus, dicuci,
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang dan dijemur
Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan 3. Alat tidur penderita dibersihkan dan dijemur setiap hari
Tumbuh Kembang Anak.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 85


BAB IX Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Gangguan Kesehatan

Influenza 4. Demam
Penyebab : Virus influenza (orthomyxovirus) 5. Abdominal cramps/kram perut
Penularan :
1. Airborne (droplet)/melalui udara Penanganan :
2. Kontak langsung dengan penderita 1. Rehidrasi (oral/parenteral) dengan pemberian oralit
2. Simtomatik
Masa inkubasi (penularan) : 1-7 hari (rata-rata 2-3 hari) 3. Antibiotik pada kecurigaan infeksi Shigella, G Lamblia,
Gejala : E hystolitic Cholera yang dibuktikan dengan kultur feses
1. Hidung tersumbat 8. Sakit kepala 4. Probiotik
2. Nyeri menelan 9. Nausea
3. Demam 10. Nafsu makan menurun Pencegahan :
4. Batuk 11. Muntah 1. Higiene lingkungan
5. Pilek 12. Diare 2. Cuci tangan sebelum makan dan memberi makanan
6. Nyeri otot 13. Nyeri perut 3. ASI Eksklusif 4-6 bulan
7. Fatigue/lemas 4. Imunisasi campak
5. Status gizi yang baik
Penanganan :
1. Simtomatik (mengatasi gejala yang timbul) Malnutrisi
2. Antivirus Malnutri adalah kondisi yang disebabkan oleh
ketidakcukupan asupan gizi, tidak dapat menyerap gizi yang
Pencegahan : diperlukan agar tetap sehat, atau mendapatkan asupan
1. Cuci tangan sebelum makan makanan yang berlebihan. Malnutrisi dapat berdampak
2. Hindari kontak penggunaan alat makan bersama serius terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin Anak yang mengalami kekurangan asupan gizi dapat
4. Vaksin influenza (bila diperlukan) menderita penyakit infeksi atau kerusakan otak yang
5. Serangan batuk panjang dapat disertai muntah bersifat permanen. Sementara itu, yang kelebihan asupan
6. Menghindari kontak langsung dengan penderita gizi dapat menderita penyakit degeneratif (penyakit yang
Tindakan : Anak dianjurkan dibawa berobat ke fasilitas tidak menular), seperti jantung, diabetes mellitus. Oleh
kesehatan terdekat karena itu, perlu pengawasan makanan dan minuman anak.
Salah satu permasalahan gizi adalah stunting (pendek).
Diare Akut
Penyebab
1. Virus : Rotavirus (25-40%), Calicivirus (1-20% dan E. Rangkuman
Astrovirus 4-9%) Prosedur pertolongan pertama pada kecelakaaan dan
2. Bakteri : C. jejuni (6-8%), Salmonera (3-7%) dan E colli gangguan kesehatan perlu dipahami oleh pendidik
(3-5%) sehingga dapat memberikan berbagai upaya pertolongan
3. Parasit : Criptosporidium (1-3%) dan G lamblia (1-3%) awal untuk mencegah timbulnya gangguan yang lebih
serius pada anak. Agar setiap pendidik dapat melakukan
Penularan : Waterborne (oral-fecal)/mulut – tinja pertolongan pertama pada kecelakaan maupun gangguan
Masa inkubasi/penularan : 1-72 jam kesehatan, perlu adanya prosedur operasional standar
Gejala Klinis : (POS), dan bahkan pelatihan khusus bagi pendidik.
1. Lamanya < 7 hari
2. Buang air besar cair, >3x sehari
3. Muntah

86 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

BAB X
PERLINDUNGAN, KEAMANAN
DAN KESELAMATAN ANAK
USIA DINI

A. Perlindungan Anak Usia Dini


Perlindungan anak usia dini merupakan upaya untuk dan penelantaran anak’, kekerasan dan penelantaran
melindungi anak dari situasi atau perilaku yang berisiko anak, perlakuan salah terhadap anak atau penyalahgunaan
terhadap kondisi fisik, psikologis maupun sosial anak. anak. Istilah yang digunakan di sini adalah kekerasan dan
Situasi atau perilaku berisiko yang sering diperoleh anak penelantaran anak, yang dianggap telah mewakili semua
adalah child abuse dan neglect serta perundungan jenis kekerasan, baik fisik, seksual, emosional, maupun
(bullying). Child abuse dan neglect serta perundungan penelantaran. Menurut WHO, penelantaran anak adalah
(bullying) yang dialami anak usia dini akan mengakibatkan tindakan sengaja atau tidak sengaja yang mengakibatkan
problem kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis tidak terpenuhi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
anak. kembang secara fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
Oleh karenanya semua pihak, baik orang tua, pendidikan spiritual.
maupun pengelola lembaga PAUD perlu memahami
pengertian, bentuk, penyebab, akibat dan pencegahan dari Berdasarkan definisi yang dikeluarkan oleh World Report
child abuse dan neglect serta perundungan (bullying). Hal on Violence and Health, WHO, 1999, dikatakan bahwa
ini perlu dilakukan agar anak terlindungi dari hal-hal yang kekerasan dan penelantaran pada anak (Child Abuse and
dapat mengancam tumbuh kembangnya secara optimal Neglect/CAN) adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan
dalam aspek fisik, psikologis maupun sosial. secara fisik maupun emosional, penyalahgunaan seksual,
penelantaran, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain,
1. Perlindungan Anak terhadap Child Abuse dan yang mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun
Neglect potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup
Child Abuse and Neglect (CAN) dalam peraturan anak, tumbuh kembang anak, atau martabat anak, yang
perundang-undangan di Indonesia belum memiliki istilah dilakukan dalam konteks hubungan tanggung jawab,
dalam Bahasa Indonesia yang baku, seperti ‘penganiayaan kepercayaan atau kekuasaan.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 87


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

Kotak X.1 PENGERTIAN KEKERASAN PADA ANAK


Kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual, psikologis, termasuk penelantaran
dan perlakuan buruk yang mengancam integritas tubuh dan merendahkan martabat anak yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka
yang memiliki kuasa atas anak tersebut, yang seharusnya dapat dipercaya, misalnya orang tua,
keluarga dekat, pendidik, dan pendamping.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penanganan Anak Korban Kekerasan

Kotak X.2
Kejadian kekerasan pada anak
Laporan kekerasan terhadap anak mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berikut ini berita terkait
kekerasan terhadap anak.

Angka kekerasan terhadap anak di Indonesia terus meningkat. Hingga pertengahan Maret 2018,
Kementerian Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) telah menerima sekitar 1.900
laporan. Kekerasan terbanyak berasal dari lingkungan sekitar anak (sekolah, rumah/tetangga)
https://nasional.sindonews.com, 19 Maret 2018

Terdapat 445 kasus bidang pendidikan yang ditangani sepanjang 2018. Sebanyak 228 kasus atau 51,20
persen di antaranya merupakan kasus kekerasan baik fisik, seksual, dan verbal.
https://nasional.tempo.co, 27 Desember 2018

Bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mencegah kekerasan terhadap anak?

Ada lima bentuk dari CAN menurut Consultation on Child b. Sexual abuse terhadap anak adalah pelibatan anak
Abuse Prevention, WHO (1999) yaitu: dalam kegiatan seksual, sementara anak tidak
a. Physical abuse terhadap anak yang artinya adalah sepenuhnya memahami, atau tidak mampu memberi
kekerasan yang menyebabkan cedera fisik nyata persetujuan, atau oleh karena perkembangannya belum
ataupun potensial terhadap anak, sebagai akibat dari siap atau tidak dapat memberi persetujuan, atau yang
interaksi atau tidak adanya interaksi, yang layaknya melanggar hukum atau pantangan masyarakat
berada dalam kendali orangtua atau orang dalam c. Emosional abuse terhadap anak adalah meliputi
posisi hubungan tanggung jawab, kepercayaan, atau kegagalan penyediaan lingkungan yang mendukung
kekuasaan. Orangtua, pengasuh atau pendidik di sini dan memadai bagi perkembangannya, termasuk
dapat memiliki atau tidak memiliki niat untuk menyakiti ketersediaan seseorang yang dapat dijadikan figur
anaknya, atau cedera dapat pula merupakan hasil dari primer, sehingga anak dapat berkembang secara
hukuman disiplin yang berlebihan. stabil dan dengan pencapaian kemampuan sosial dan

88 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

emosional yang diharapkan sesuai dengan potensi Tekanan akibat kekerasan yang dialami anak dapat
pribadinya dan dalam konteks lingkungannya. merusak kemampuannya untuk fokus dan konsentrasi
d. Penelantaran anak (child neglect) adalah kegagalan terhadap suatu hal. Misalnya, pada saat kegiatan dan
dalam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan pelajaran di sekolah, anak jadi sulit untuk menangkap
untuk tumbuh kembangnya, seperti kesehatan, materi yang diberikan oleh gurunya. Hal ini dapat
pendidikan, perkembangan emosional, gizi, rumah menghilangkan minat dan bakat anak yang tadinya
atau tempat bernaung, dan keadaan hidup yang aman, tampak besar.
di dalam konteks sumber daya yang layaknya dimiliki c. Sulit tidur
oleh keluarga atau pengasuh, yang mengakibatkan Tekanan pikiran yang dialami anak akibat kekerasan
atau sangat mungkin mengakibatkan gangguan atau penganiayaan yang ia terima akan berlanjut hingga
kesehatan atau gangguan perkembangan fisik, mental, mempengaruhi pola tidur anak. Anak dapat mengalami
spiritual, moral dan sosial. Termasuk didalamnya adalah susah tidur bahkan mimpi buruk sebagai hasil dari
kegagalan dalam mengawasi dan melindungi secara beban pikiran yang disimpan di alam bawah sadarnya.
layak dari bahasa atau gangguan. Jika anak kerap bermimpi buruk yang sulit dijelaskan
penyebabnya, kita perlu mewaspadai, karena bisa saja
Penyebab terjadinya kekerasan dan penelantaran anak sedang mengalami suatu tindakan kekerasan yang
anak tidak diketahui.
Orang tua yang pernah jadi korban penganiayaan anak d. Sulit mengendalikan emosi
dan terpapar oleh kekerasan dalam rumah, orang tua Kecenderungan anak yang mengalami kekerasan
yang kondisi kehidupannya penuh stres, seperti rumah hingga berakibat merasa kurang percaya diri dan
yang sesak, kemiskinan, orang tua yang menyalahgunakan tidak mempercayai orang dawasa, umumnya tak
NAPZA, orang tua yang mengalami gangguan jiwa seperti dapat mengungkapkan perasaannya dengan benar.
depresi atau psikotik atau gangguan keperibadian. Maka Akhirnya, anak kesulitan mengungkapkan perasaan
dari itu, pengelolaan stres, kontrol diri orang tua dalam yang sebenarnya sehingga mengalami kesulitan dalam
menghadapi anak sangat dibutuhkan. Contoh yang dapat mengendalikan atau menunjukkan emosi dirinya
dilakukan untuk meningkatkan kontrol diri orang tua kepada orang lain.
adalah mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa, e. Luka atau cedera fisik
menerima kehadiran anak apa adanya dan ikhlas, diskusi a. Memar, bengkak, atau pendarahan di area kelamin
dengan orang yang lebih paham tentang kesehatan anak (perempuan)
misal bidan. b. Luka bakar
c. Sulit berjalan atau duduk
Akibat Kekerasan dan Penelantaran Anak d. Kebersihan yang buruk
Akibat dari kekerasan dan penelantaran anak adalah : e. Keseleo atau patah tulang
a. Gangguan kecemasan dan depresi f. Muka pucat
Sikap murung pada anak akibat mengalami kekerasan f. Kondisi kesehatan yang menurun
yang berlanjut, lambat laun bisa mengarah kepada Mudah sakit atau sakit dalam waktu yang
depresi atau stres. Kehilangan kemampuan untuk berkepanjangan
merasakan kebahagiaan perlahan akan meningkatkan
perasaan yang buruk dan depresi sehingga anak Pencegahan Kekerasan dan Penelantaran Anak
akan selalu dipengaruhi oleh perasaan negatif, tanpa Angka kekerasan terhadap anak semakin meningkat di
ada keinginan untuk berpikir positif meningkatkan Indonesia, terutama kekerasan seksual terhadap anak.
semangat di dalam dirinya. Anak juga bisa menderita Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah berusaha
gangguan kecemasan akut serta depresi kronis. mendorong berfungsinya peran seluruh pemangku
b. Sulit fokus dan berkonsentrasi kepentingan untuk bekerjasama menciptakan lingkungan

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 89


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

yang aman untuk anak. Pendidik sangat berperan penting 2. Perlindungan Anak Terhadap Perundungan
untuk bekerjasama mencegah terjadinya kekerasan pada (Bullying)
anak. Perundungan (bullying) adalah perilaku tidak menyenangkan
yang dilakukan secara sengaja dan berulang sehingga
Strategi pencegahan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : seseorang menjadi trauma dan tidak berdaya. Perundungan
a. Pencegahan primer dapat terjadi kapanpun dan dimanapun, termasuk pada
Pencegahan primer lebih ditujukan kepada orangtua anak usia dini di lembaga PAUD.
dalam rangka meningkatkan kemampuan pengasuhan
dan menjaga agar tidak terjadi perlakuan yang salah Bentuk-bentuk perundungan (bullying) :
pada anak. Di sisi lain, pencegahan primer juga a. Perundungan Fisik
ditujukan kepada anak, yang antara lain meningkatkan a) Mendorong
kecakapan hidup anak dalam rangka melindungi diri. b) Meninju dan memukul
Bantuan dapat dilakukan dengan cara mengajarkan c) Memukul
pada anak agar tidak mudah mempercayai orang d) Menjambak
asing, menghindari tindak kekerasan (misalnya dengan e) Menendang
berteriak dan berlari), mengajarkan anak supaya dapat f) Mendorong, meninju dan memukul
mengkomunikasikan dan mengungkapkan bila ada hal- g) Menjegal
hal yang mengancam kesalamatan dirinya kepada orang b. Perundungan verbal
tua, guru, keluarga, sekolah atau orang lain terdekat a) Memberikan julukan yang tidak menyenangkan
anak. Misalnya anak didorong oleh temannya hingga b) Menghina
jatuh dan tangannya memar. Hal yang kita harapkan c) Menyindir
adalah anak tersebut mampu berkata pada temannya d) Mengancam
bahwa perbuatan memukulnya itu tidak baik. Anak e) Menyebarkan gosip
juga melaporkan ke guru bahwa tangannya sakit. c. Perundungan sosial
a) Mengucilkan
b. Pencegahan sekunder b) Mengabaikan
Pencegahan sekunder ditujukan kepada kelompok c) Memalak
masyarakat yang memiliki risiko tinggi untuk melakukan d) Memfitnah
kekerasan fisik terhadap anak. Kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain kunjungan rumah. Hal ini dapat Penyebab Perilaku Perundungan (bullying)
terlaksana melalui kerjasama antara sekolah, keluarga Perilaku bullying dapat disebabkan oleh beberapa
dan masyarakat. faktor, seperti kurangnya rasa menghargai antar sesama,
lingkungan yang buruk, kurangnya perhatian dari berbagai
c. Pencegahan tersier pihak, dan sebagainya. Anak yang menjadi pelaku bullying
Pencegahan tersier dimaksudkan untuk meningkatkan tidak menyadari bahwa dirinya telah mengganggu dan
kemampuan pengasuhan agar kekerasan fisik tidak melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan terhadap
terulang, melimpahi anak dengan cinta dan kasih anak lain.
sayang, konseling, layanan terpadu bagi anak yang
mengalami kekerasan fisik, mengawasi aktivitas anak Bullying hanyalah suatu canda dan merupakan hal yang
dalam bermain dan bergaul di rumah dan di luar rumah, wajar, sehingga mereka berbuat semena-mena. Mereka
secara rutin pendidik dapat melakukan pengecekan tidak menyadari bahwa bullying dapat mengakibatkan
kondisi fisik anak (baik dalam waktu khusus maupun dampak yang fatal bagi korbannya.
pada saat bermain dengan anak) dan sebagainya.

90 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

Akibat Perilaku Perundungan (Bullying) Pencegahan Perundungan (Bullying)


Dampak negatif dari perilaku perundungan (bullying) Perundungan (Bullying) dapat dicegah oleh orang tua
sangatlah banyak. Anak dapat mengalami depresi yang maupun guru dengan cara :
berkepanjangan, trauma, hilangnya percaya diri, mudah a. Memahami ciri-ciri anak yang terlibat perundungan
tersinggung, mudah marah, menjadi pendiam, pemalu, b. Memberikan pemahaman tentang akibat perundungan
menarik diri dari pergaulan, menolak sekolah dan dan cara anak menyikapinya
sebagainya. c. Menciptakan suasana rumah atau lembaga PAUD
yang aman, nyaman dan menyenangkan, misalnya
Dampak tersebut tidak bisa dianggap remeh, karena dampak memberikan perhatian, kasih sayang, penghargaan
tersebut dapat memiliki efek jangka panjang. Gangguan terhadap anak serta komunikasi yang baik
psikologis tersebut dapat juga memengaruhi kondisi fisik d. Melatih keterampilan sosial, misalnya percaya diri
korban. Contohnya, anak yang sedang mengalami depresi di lingkungan baru, ramah, tersenyum dan peduli
karena bullying dapat menjadi lesu dan kehilangan nafsu terhadap perasaan orang lain dan saling menolong
makannya. Akibatnya anak lebih mudah terserang penyakit.
Bahkan anak dapat sakit berkepanjangan. 3. Melindungi Anak di Lembaga PAUD
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat kita lakukan untuk
dapat melindungi anak di lembaga PAUD.

Memastikan lingkungan, alat, dan bahan main yang Memastikan tidak ada anak yang terkena bully atau
digunakan anak dalam kondisi aman, nyaman dan kekerasan fisik ataupun ucapan oleh teman, guru, atau
menyenangkan orang dewasa lainnya di sekitar PAUD

Mengenalkan kepada anak bagian tubuh yang boleh Semua area di satuan PAUD berada dalam jangkauan
disentuh dan yang tidak boleh disentuh pengawasan guru

Menumbuhkan situasi di area satuan PAUD yang Semua anak mendapat perhatian yang sama sesuai den-
penuh keramahan, santun, dan saling menyayangi. gan kebutuhan dan kondisinya.

Mengajarkan anak untuk dapat menolong dirinya apabila


Memastikan semua guru terbiasa ramah, menghor-
mendapat perlakuan tidak nyaman, misalnya meminta
mati, menyayangi, serta peduli kepada semua anak
pertolongan atau menghindari tempat dan orang yang
dengan tidak memberikan label sesuatu pada anak
dirasakan membahayakan.

Memastikan saat anak pulang sekolah dalam posisi Menangani dengan segera ketika anak mengalami ke-
aman (ada orang dewasa yang mendampingi) celakaan yang terjadi di Lembaga PAUD

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 91


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

B. Keamanan Anak Usia Dini e.


orang yang mengaku suruhan ayah atau ibunya.
Menghafal identitas dirinya
Keamanan (security) pada anak usia dini dimaksudkan agar
Orang tua dan pendidik juga perlu mengajari anak
anak terlindungi dari bahaya ancaman maupun kejahatan
menghafal identitas dirinya, mulai dari nama panjangnya,
yang dilakukan/terjadi secara disengaja oleh pelakunya.
nama ayah dan ibu, hingga alamat lengkap rumah. Selain
Keamanan dari kejahatan yang mungkin terjadi pada anak,
itu, anak juga diajari menghafal nomor telepon rumah,
misalnya ancaman dari penculikan dan pelaku pedofilia
orang tua, dan keluarga lainnya, sehingga memudahkan
(kekerasan seksual pada anak).
minta bantuan ketika anak dalam bahaya.

1. Keamanan Anak dari Ancaman Penculikan


2. Keamanan Anak dari Ancaman Pedofilia
Ancaman kejahatan penculikan anak, membuat orangtua
Pedofilia adalah suatu gejala gangguan seksual yang berupa
harus terus waspada. Beragam modus penculikan terjadi,
nafsu seksual terhadap remaja atau anak usia di bawah 14
dari uang tebusan, penjualan anak, penjualan organ
tahun, orang yang mengidap pedofilia biasanya disebut
tubuh anak, sakit hati pada orangtua anak, hingga kasus
pedofil. Dari pengertian tersebut maka bisa disimpulkan
perebutan anak di antara suami-istri yang tidak harmonis.
bahwa orang yang mengidap penyakit pedofil akan sangat
Korban penculikan pun tidak pandang bulu, bisa berasal
mengancam dan membahayakan anak-anak, karena
dari berbagai kalangan kelas ekonomi. Pelaku penculikan
orientasi seksualnya yang lebih cenderung menyukai anak-
juga beragam, dari orang yang dikenal, seperti pembantu
anak.
rumah tangga, perawat rumah sakit, hingga keluarga
dekat korban. Oleh karena itu, orangtua, sekolah, dan
Sembilan Tips Melindungi Anak Dari Kejahatan dan
masyarakat perlu berupaya lakukan pencegahan secara
Ancaman Pelaku Pedofilia
bersama. Tindak penculikan bisa dialami oleh anak kapan
1. Pengawasan lingkungan
pun dan di mana pun.
Lingkungan tempat anak biasa melakukan kegiatan
Upaya perlindungan anak dari ancaman penculikan
dan aktivitas adalah hal penting untuk mendapatkan
diantaranya adalah
perhatian lebih, misalnya saja lingkungan sekolah dan
a. Usai kegiatan di satuan PAUD, guru-guru wajib
masyarakat. Sehingga mengawasi suasana dan situasi
memastikan bahwa anak sampai ke tangan penjemput.
lingkungan oleh semua pihak sangat penting.
Jika anak dijemput oleh orang yang berbeda, orangtua
2. Koordinasi dengan pihak sekolah
wajib mengabarkan sebelumnya kepada anak dan
Modus yang kadang digunakan dalam melancarkan
gurunya.
aksi/kejahatan terhadap anak biasanya dilakukan
b. Memberikan kata sandi atau password khusus juga
setelah anak pulang sekolah dan hendak pulang ke
bisa diberikan pada anak sebagai sandi penghubung
rumah, di saat tersebut pelaku akan melakukan aksinya.
yang hanya diketahui oleh si anak dan orangtua.
Oleh karena itu koordinasi dengan pihak sekolah sangat
Jelaskan pada anak jika ada orang asing yang mencoba
dibutuhkan agar kejahatan terhadap anak, termasuk
mengajak atau penjemput, anak harus menanyakan
kejahatan oleh pelaku pedofilia bisa dihindarkan.
terlebih dahulu password-nya.
Usahakan membangun komunikasi dengan pihak
c. Memberikan peluit tanda bahaya dan GPS tersembunyi,
sekolah, agar anak anda bisa mendapat perhatian lebih
juga bisa untuk upaya pencegahan penculikan anak.
oleh pihak sekolah, misalnya oleh guru dan security/
Peluit digunakan saat anak membutuhkan bantuan dan
satpam.
GPS memberikan sinyal lokasi posisi keberadaan anak.
3. Koordinasi dengan warga masyarakat
d. Menanamkan sikap waspada pada anak sejak dini
Salah satu faktor yang menyebabkan mulusnya aksi
Orang tua dan pendidik perlu mengajarkan kepada anak
kejahatan terhadap anak adalah rendahnya koordinasi
untuk berani mengatakan ‘tidak’ terhadap pemberian
yang dilakukan oleh pihak masyrakat. Perilaku acuh
orang lain ataupun diajakan orang tidak dikenal. Anak
tak acuh membuat pelaku pedofilia mudah menyusup
juga perlu diajarkan agar tak langsung percaya pada

92 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

dalam lingkungan masyrakat tanpa terdeteksi. 7. Hadirkan suasana keluarga yang harmonis
Koordinasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan Peran keluarga dalam mengantisipasi bahaya pelaku
untuk mengenali atau mencegah aksi kejahatan pedofilia pada anak sangat besar, sehingga tindakan atentif
terhadap anak, misalnya saja melakukan koordinasi (pencegahan) sangat perlu dilakukan oleh pihak keluarga.
dengan lurah, ketua RT, ketua RW dan warga sekitar, Salah satu bentuk positif yang bisa dilakukan untuk
sehingga pelaku tidak leluasa untuk melakukan aksinya. menghindarkan anak dari bahaya pelaku pedofilia adalah
dengan menghadirkan suasana keluarga yang harmonis,
4. Pendampingan pada anak agar anak merasa betah untuk tinggal di rumah. Suasana
Tips selanjutnya yang bisa anda lakukan untuk melindungi anak keluarga yang kurang harmonis bisa membuat mood anak
anda dari ancaman pelaku pedofil adalah dengan melakukan untuk tinggal di rumah jelek, sehingga anak akan lebih
pempamdingan pada anak anda dengan maksimal. Bentuk memilih menghabiskan waktunya di luar rumah, kondisi
pendampingan yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan tersebut bisa menjadi cikal bakal peluang kaum pedofilia
menyempatkan diri mengantar anak ke sekolah sekaligus untuk melancarkan aksinya pada anak.
memperkenalkan diri sebagai orangtua sang anak, agar guru
dan pihak sekolah mengetahui siapa orangtua anak tersebut. 8. Ajarkan anak untuk waspada terhadap orang
Dalam lingkungan masyarakat bentuk pendampingan yang yang tidak dikenal
bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan anak untuk Langkah antisipatif selanjutnya dalam mengatasi kejahatan
selektif dalam memilih teman, jika perlu temani anak saat seksual yang sering menimpa anak-anak adalah dengan
melakukan sosialisasi/interaksi dengan teman sejawatnya mengajarkan anak untuk waspada terhadap orang asing/
serta membangun komunikasi yang baik dengan warga orang yang tidak dikenal, apalagi jika orang asing tersebut
masyarakat. sok akrab dan memberikan sesuatu (permen/makanan/
minuman) pada anak. Sampaikan pada anak untuk jangan
5. Membangun komunikasi yang baik dengan anak sesekali menerima pemberian dari orang yang tidak dikenal.
Komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua sangat
penting agar anak bisa dengan terbuka menceritakan 9. Ajarkan anak untuk melakukan tindakan
berbagai hal yang dialami baik di sekolah maupun di pembelaan diri.
lingkungan masyarakat, jadikan keluarga sebagai tempat Terakhir, cara untuk menekan angka kejahatan seksual pada
yang bersahabat dan nyaman bagi anak untuk menceritakan anak yang dilakukan oleh pelaku pedofilia adalah dengan
berbagai masalah yang dia hadapi. Berusahalah merespon mengajarkan anak untuk melakukan tindakan pembelaan
setiap cerita anak dengan penuh perhatian, hindarkan diri, misalnya berteriak minta tolong ketika dipaksa
sikap acuh tak acuh pada anak. Komunikasi yang kurang melakukan hal-hal yang negatif, menggigit, melapor pada
baik membuat anak merasa enggan untuk menceritakan pihak/orang terdekat, berusaha lari ke tempat umum,
peristiwa/kejadian buruk yang menimpanya, misalnya saja membunyikan peluit, dan sebagainya.
perlakuan seksual yang dialaminya, sehingga terkadang
beberapa korban dari pelaku pedofilia lama baru diketahui
karena buruknya komunikasi dalam lingkungan keluarga.

6. Pendidikan seksual bagi anak


Pendidikan seksual bukan berarti mengajarkan anak cara
melakukan hubungan seksual melainkan mendidik anak
bagaimana mengetahui jenis kelamin, memberikan arahan
untuk lebih melindungi/menjaga organ vital dan berikanlah
pemahaman bahwa organ vital sangat privasi sehingga
tidak boleh ada satupun orang lain yang boleh memegang
atau melihatnya.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 93


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

C. Keselamatan Anak Usia Dini


Keselamatan anak usia dini dimaksudkan sebagai upaya untuk menjaga anak usia dini dari kondisi membahayakan,
mencelakakan dan berisiko yang terjadi tanpa disengaja. Menjaga keselamatan anak usia dini dilakukan di lembaga maupun
lingkungan di luar lembaga tempat anak berada.
1. Menjaga Keselamatan Anak di Lembaga PAUD
Kondisi yang berisiko terhadap keselamatan anak di lembaga PAUD diantaranya adalah:

a. Terjatuh

Penyebab Akibat Pencegahan


a. Adanya benda yang terdapat di a. Gejala ringan, anak memar a. Lantai yang bersih, kering dan
lantai atau benjol rata
b. Lantai yang licin karena basah, b. Gejala sedang, terdapat luka b. Barang-barang tidak bertebaran
berminyak, berlumut berdarah, nyeri dan gigi goyang di lantai
Posisi tempat berada anak Gejala berat, pingsan, muntah, c. Menjaga agar anak tidak naik
c. seperti tempat tinggi, lereng c. keluar darah dari hidung suatu tempat yang tinggi dan
Keadaan kesehatan anak, telinga, gigi patah. berbahaya
khususnya kesehatan mata
d. seperti rabun senja karena
kekurangan vitamin A

b. Keracunan

Penyebab Akibat Pencegahan


a. Bahan mengandung racun a. Pusing, sakit kepala a. Bahan-bahan yang mengandung
b. Obat-obatan b. Mual, muntah, sakit perut, racun disimpan di tempat yang
c. Cairan pembersih mencret sulit di jangkau anak
d Bahan bakar c. Bengkak, nyeri, perubahan b. Obat yang diminum dan obat
e. Obat anti hama/serangga atau warna kulit luar diletakkan terpisah dan
pestisida d. Kejang-kejang diberi tanda yang jelas
f. Gigitan binatang e. Sesak nafas c. Bahan pembasmi serangga
g. Pupuk tanaman f. Pingsan disimpan terpisah atau tersendiri
g. Mulut berbusa d. Bersihkan seluruh lingkungan
dan ruangan yang ada secara
baik
e. Anak diberi pengertian mengenai
bahan-bahan maupun serangga

c. Kemasukan benda asing


Penyebab Akibat Pencegahan
a. Benda yang tanpa sengaja a. Luka, pendarahan, gangguan a. Jauhkan benda-benda yang
masuk ke dalam mulut, lubang pendengaran dapat dimasukan ke mulut
hidung dan telinga b. Kesulitan bernafas, sesak b. Letakkan biji-bijian pada wadah
Serpihan c. Hidung tersumbat yang tertutup rapat
b. Bulu-bulu/benang halus d. Benda yang tajam dapat c. Lekatkan pernak-pernik mainan
c. Biji-bijian menyebabkan luka dengan kuat
d. Serangga d. Hindari mainan dengan unsur
bulu-bulu/benang yang mudah
tercerabut

94 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

2. Menjaga Keselamatan Anak di lingkungan sekitar mengajari mengenal warna. Hal-hal yang perlu diajarkan
Lembaga PAUD untuk keselamatan anak di jalan raya antara lain:
a. Keselamatan di Jalan Raya 1. Berjalan kaki di atas trotoar
Anak-anak belum tahu bahaya di jalan raya. Akan tetapi, 2. Saat jalan posisikan anak pada bagian dalam jalan dan
paling tidak, ia paham betapa sakitnya terjatuh di jalan orang tua pada posisi luar
ketika sedang bersepeda. Kepala bisa benjol, lutut biru 3. Tidak berjajar lebih dari dua ketika sedang berjalan,
lebam, bahkan luka berdarah, apalagi jika jatuh dari motor apalagi sambil bercanda atau dorong-dorongan
padahal tidak pakai helm atau tertabrak kendaraan ketika 4. Menggunakan jembatan penyeberangan atau zebra
berlari menyeberang jalan. cross ketika menyeberang jalan
5. Mengetahui cara berhenti, melihat dan mendengarkan
Menanamkan tingkah laku tertib di jalan kepada anak- sekeliling sebelum menyeberang.
anak sejak usia dini menjadi kegiatan wajib. Tidak hanya a) Berhenti: berhentilah dahulu sebelum menye-
demi keselamatan pribadi tapi juga orang lain dan berang, posisi berhenti ada di pinggir jalan bukan
menyangkut sikap perilaku bagaimana menghargai diri dan di badan jalan.
menghormati sesama pengguna jalan. Sopan di rumah dan b) Melihat: Tengok kanan dan kiri, lihat apakah ada
di lembaga pendidikan (sekolah), kendaraan yang akan lewat,
sopan pula dalam berlalu-lintas. jangan menyeberang apabila
Pembelajaran berlalu-lintas ada kendaraan yang akan lewat.
dapat diterapkan sejak anak c) Dengar: dengarkan bunyi
usia 3 tahun. Dimulai dari hal- kendaraan atau klakson. Biasa
hal sederhana, namun jelaskan pengendara yang akan lewat
dengan gamblang dan mudah membunyikan klakson apabila
dimengerti oleh jalan pikiran ada orang yang akan menye-
anak-anak. Misalnya dari yang berang tidak aman. Suara
paling dasar, yaitu cara berjalan. kendaraan yang semakin keras
Berjalan harus di sebelah kiri. menunjukkan bahwa posisi
Karena lajur posisi, baik ketika kendaraan mendekat
berjalan kaki atau mengendarai 5. Selalu bersama orang yang
kendaraan, menganut lajur kiri yang lebih melindungi, lebih tua dan dapat dipercaya ketika berjalan kaki atau
maka ketika berjalan bersama, anak-anak harus berjalan di bersepeda.
sebelah kiri atau bagian dalam dari orang yang lebih tua. 6. Berikan bantuan bila diketahui ada anak yang
Anak usia dini yang sudah masuk TK dan mulai bersepeda menyeberang jalan
bisa diajarkan cara berkendaraan sepeda yang aman. 7. Peganglah tangan anak saat menyeberang jalan
Pastikan ia mengenakan helm khusus mengendarai sepeda. 8. Hendaknya anak tidak bermain bola, layang-layang
Walau di dalam kompleks perumahan, berhenti dahulu atau kejar-kejaran di jalan
untuk menengok kanan-kiri dan memantau ada atau 9. Hati-hati ketika bermain bola, karena ketika bola
tidaknya kendaraan lain jika ingin menyeberang. yang terlempar ke jalan, kadang anak-anak mengejar
bola tanpa melihat sekitar jalan dan ini sangat
Begitu pula jika di dalam mobil. Anak harus diperingatkan
membahayakan
agar tidak mengeluarkan anggota badan dari kendaraan
10. Seharusnya terdapat tanda khusus untuk area
yang sedang melaju. Pengetahuan berlalu-lintas tentu
penyeberangan anak sekolah.
berkaitan dengan pentingnya mengenal tanda rambu-
rambu lalu lintas. Apa saja yang perlu diketahui balita?
Kenalkan fungsi lampu lalu lintas di perempatan jalan ketika

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 95


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

LEMBAR DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Bagaimana mengenali anak yang menjadi korban kekerasan ?


...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Apa yang perlu dilakukan oleh pendidk dan orang tua agar anak terhindar dari pelaku pedofilia?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Bagaimana menjaga keselamatan anak yang lokasi lembaga PAUD berada di pinggir jalan raya?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Apa yang harus diajarkan pada anak dan bagaimana cara mengajarkannya?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Apa yang harus dilakukan oleh pendidik dan pengelola PAUD untuk menjaga keselamatan anak?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

D. Tanggung Jawab terhadap Mengingat kejadian bencana mungkin saja terjadi

Keselamatan dan Keamanan pada saat anak-anak berada di rumah maupun di


satuan PAUD, guru perlu bekerja sama dengan pihak
Anak Usia Dini kecamatan (Tim Siaga Bencana) untuk mengajarkan
Keselamatan dan keamanan anak tidak hanya menjadi anak cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana.
tanggung jawab pendidik PAUD, tapi juga tanggung jawab Selain bencana alam, anak-anak juga mempunyai risiko
orangtua serta masyarakat sekitar. Guru perlu bekerjasama mengalami bencana yang terjadi saat anak berkegiatan
dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan dan sehari-hari di PAUD. Kondisi lingkungan fisik merupakan
keamanan anak, baik selama berada di layanan PAUD, saat salah satu faktor yang bisa menyebabkan anak berada
perjalanan menuju PAUD dan kembali ke rumah, maupun dalam situasi yang tidak aman saat bermain. Oleh
selama anak berada di lingkungan sekitar. Membangun karena itu, kita perlu bekerjasama dengan orangtua
sistem yang dapat mendukung keselamatan dan keamanan untuk memastikan kondisi bangunan PAUD sebagai
anak bisa dilakukan dengan berbagi peran antara guru, tempat bermain yang aman bagi anak.
orangtua, masyarakat serta para pihak terkait yang berada di
lingkungan PAUD misalnya kantor pemerintahan setempat.
Selain bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, guru juga
bisa mulai menanamkan nilai-nilai keamanan pada anak
dengan mengajarkan anak mempersiapkan diri ketika berada
dalam situasi yang tidak aman. Beberapa situasi yang dapat
membuat anak berada dalam situasi tidak aman adalah :

1. Saat terjadi bencana


Bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus,
kebakaran, maupun banjir sering terjadi di Indonesia.

96 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB X Perlindungan, Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini

2. Saat dalam perjalanan; baik menuju dan dari keramaian, guru dan orangtua dapat mengajarkan anak
satuan PAUD, atau perjalanan bersama keluarga. untuk mengetahui identitas dirinya sejak dini, seperti
Pendidik bisa menanamkan tingkah laku tertib di jalan nama, nama ayah dan ibu, alamat tempat tinggal
raya kepada anak dengan bekerjasama dengan kepolisian bahkan nama tetangga di sekitar rumah. Hal ini dapat
di tingkat kecamatan (Polsek) untuk memperkenalkan membantu anak jika terpisah, tersesat atau kebingungan
rambu-rambu, mengajarkan tata tertib di jalan raya, saat dalam keramaian, mereka dapat menyebutkan
bersepeda yang baik, cara menyeberang jalan, dan identitas mereka sehingga akan mempermudah pihak
sebagainya. lain untuk membantu anak bertemu kembali dengan
keluarga.
3. Ketika bertemu dan diajak oleh orang yang baru
dikenal.
Anak-anak sangat menyukai hal baru, termasuk orang
E. Rangkuman
Perlindungan, keamanan, dan keselamatan bagi anak usia
yang baru dikenalnya. Untuk mencegah terjadinya
dini merupakan bagian penting yang harus dipastikan.
penculikan anak, guru bisa mengembangkan sistem
Oleh karena itu, pendidik perlu memastikan bahwa tidak
keamanan di layanan PAUD untuk memastikan proses
ada benda-benda berbahaya di sekitar anak, mewaspadai
penjemputan anak sepulang sekolah dilakukan oleh
kemungkinan adanya orang-orang yang membahayakan
pihak keluarga atau tetangga yang seperjalanan
anak, ataupun situasi yang mengancam keselamatan anak.
dengan anak. Perlu juga menanamkan sikap berhati-
Benda-benda berbahaya tersebut antara lain saklar listrik
hati dengan ajakan orang lain yang baru dikenalnya
yang terbuka, sudut meja yang runcing, benda tajam atau
kepada anak-anak.
runcing, pecahan kaca/keramik, dan sebagainya. Orang-
4. Saat berada di tempat keramaian orang yang membahayakan dapat orang asing atau bahkan
Di lingkungan anak, banyak peristiwa besar yang orang yang dikenal oleh anak. Situasi yang mengancam
melibatkan penduduk setempat untuk hadir bersamaan anak dapat berupa kondisi yang penuh kekerasan,
seperti saat upacara adat. Tentu saja anak juga akan intimidasi/ancaman, letak sekolah yang di tepi jalan raya,
tertarik untuk ikut menyaksikannya. Untuk menghindari dan sebagainya.
dan mengatasi anak terpisah dari keluarga saat di

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 97


BAB XI Dukungan Keluarga dan Masyarakat

BAB XI
DUKUNGAN KELUARGA DAN
MASYARAKAT
A. Dukungan Keluarga

Kotak XI.1 PENGERTIAN KELUARGA


Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus
ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga. Keluarga memiliki peran penting dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

Keluarga berperan dalam urusan pertumbuhan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan
perkembangan, pemenuhan gizi dan kesehatan anak usia oleh setiap keluarga termasuk meningkatkan akses
dini, sehingga tumbuh sehat tanpa mengalami gangguan terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga
atau hambatan, misalnya stunting. Selain itu peran keluarga kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit
juga penting dalam mendukung serta memfasilitasi terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi
perkembangan anak melaui stimulasi, komunikasi dan untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh
penyediaan lingkungan sosial yang kondusif. Keluarga menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan
sebagai sistem terkecil yang berinteraksi langsung dengan terhambatnya pertumbuhan.
anak akan membentuk sikap, karakter dan kebiasaan yang Karakteristik dukungan keluarga terhadap perilaku hidup
akan terpelihara hingga anak tumbuh dewasa. bersih dan sehat:
a) Ketersediaan air bersih, adalah rumah tangga yang
Menurut Gochman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya
sehat (health behaviour) dapat dilihat sebagai atribut untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air
personal seperti kepercayaan, harapan, motif, nilai, persepsi dalam kemasan, air ledeng, air sumur terlindung dan
dan unsur-unsur kognitif lainnya, sebagai karakteristik penampungan air hujan. Sumber air pompa, sumur
individu meliputi unsur-unsur dan keadaan afeksi dan emosi dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari
dan sebagai pola perilaku yang tampak yakni tindakan- tempat penampungan kotoran atau limbah
tindakan dan kebiasaan yang berhubungan dengan b) Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah tangga
mempertahankan, memelihara dan untuk meningkatkan yang memiliki atau menggunakan jamban leher angsa
kesehatan. dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran
sebagai pembuangan akhir.

98 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB XI Dukungan Keluarga dan Masyarakat

c) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang
rumah tangga yang mempunyai luas lantai rumah yang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Faktor
ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang
dibagi dengan jumlah penghuni (9 m per orang)
2
secara psikologis muncul sebagai problematika makan
d) Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah tangga yang pada anak. Anak balita memang sudah bisa makan apa
mempunyai rumah dengan bawah atau dasar terbuat saja seperti halnya orang dewasa. Akan tetapi, merekapun
dari semen, papan ubin dan kayu. bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi
e) Tidak merokok dalam rumah selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga
f) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, adalah penduduk/ harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan
anggota keluarga umur 10 tahun keatas dalam 1 makanan yang memang menjadi kegemaran anak.
minggu terakhir melakukan aktifitas fisik (sedang
maupun berat) minimal 30 menit setiap hari Kotak XI.3
g) Makan buah dan sayur setiap hari, adalah anggota
keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkonsumsi DUKUNGAN KELUARGA DAN
minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya
setiap hari dalam 1 minggu terakhir SISTEM PENGASUHAN
Dukungan keluarga secara umum dalam
membangun sistem pengasuhan yang
Kotak XI.2 berorientasi pada kesehatan fisik dan mental akan
mengarah pada perilaku hidup bersih dan sehat,
KELUARGA pemenuhan gizi yang memadai, pencegahan

DAN POLA ASUH stunting, keterampilan melakukan pertolongan


pertama pada kecelakaan serta memberikan
Keluarga menjadi wahana bagi berkembangnya
perlindungan, keamanan dan keselamatan bagi
pola asuh yang mengakibatkan anak tumbuh
anak dari berbagai resiko yang membahayakan
sehat secara fisik maupun mental. Ketersediaan
atau mencelakakan diri anak. Bentuk-bentuk
makanan dengan asupan gizi yang memadai
dukungan keluarga sangat beragam dan khas
dalam kehidupan sehari-hari di keluarga akan
sesuai dengan nilai, budaya dan latar belakang
berdampak pada ketahanan anak menghadapi
sosial ekonomi. Meskipun beragam dukungan
berbagai penyakit serta anak dapat beraktivitas
keluarga bermuara pada tujuan yang sama yakni
dengan lincah dan mengeksplorasi lingkungan
tumbuh kembang anak secara optimal.
sekitarnya. Pemeliharaan kesehatan yang
diperhatikan oleh keluarga sejak masa anak
dalam kandungan menjadi indikator kualitas Umumnya di dalam keluarga, yang berperan dalam
kesehatan anak yang dapat mempredikasikan pengasuhan anak adalah ibu. Namun pada kondisi tertentu
minimnya gangguan kesehatan yang dialami seperti ibu yang bekerja baik masih di sekitar tempat
anak. tinggal maupun bekerja jauh sampai luar kota maupun
luar negeri, anak yang ditinggal meninggal satu atau kedua
orang tuanya maka pengasuhan menjadi tanggung jawab
anggota keluarga dekat lainnya, masyarakat atau negara.
Keluarga menjadi penentu ketersediaan makanan yang Berikut sub bab ini diuraikan bagaimana dukungan
bergizi di rumah. Idealnya di rumah tersedia makanan pengasuhan yang dapat diberikan oleh ayah, ibu dan
yang bergizi, akan tetapi konsumsi gizi yang baik dan anggota keluarga lainnya dalam program penurunan dan
cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak pencegahan stunting.
karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 99


BAB XI Dukungan Keluarga dan Masyarakat

1. Dukungan ayah yang dilakukan keluarga dalam bentuk :


Umumnya di masyarakat, pendidikan ayah lebih tinggi a) Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk
dari pendidikan ibu sehingga peran ayah sangat penting membeli bahan pangan yang bergizi. Bahan pangan
dalam menentukan praktik pengasuhan di rumah tangga. bergizi tidak harus mahal
Pendidikan dapat menjadi modal dalam melancarkan b) Memilih menu dan mengolah bahan pangan secara
program dari puskesmas, PAUD, Posyandu ke dalam bentuk higienis
kepemimpinan dalam rumah tangga. Pemimpin selayaknya c) Menyajikan olahan bahan pagan secara menarik
dapat memberikan contoh pengasuhan yang baik dan sehingga menimngkatkan selera makan anak
penyedia perlindungan kesehatan dan gizi yang cukup bagi d) Membangun suasana makan yang menyenangkan dan
anggota keluarganya. kebersamaan di rumah
e) Menambah pengetahuan seputar gizi dan bahan
Secara rinci peran ayah dalam upaya pencegahan dan pangan sehat serta pengolahan higienis dan penyajian
penanggulangan stunting adalah: menarik
1). Memastikan ketersediaan bahan makanan yang
dikonsumsi sehari-hari oleh keluarga terutama anak 3. Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Stunting
balita telah mencukupi secara kuantitas dan kualitas Faktor risiko dari status ekonomi keluarga dipengaruhi oleh
gizinya. Dalam hal ini ayah memberikan alokasi belanja beberapa faktor, antara lain pekerjaan orang tua, tingkat
makanan yang rasional dan menghentikan belanja pendidikan orang tua dan jumlah anggota keluarga.
rokok untuk kepentingan gizi anak. Asupan gizi yang tidak adekuat pada bayi atau balita
2). Ayah memastikan kebersihan lingkungan seperti yang berkontribusi pada stunting mencakup pemberian
pembuangan sampah dan limbah rumah tangga ASI tidak optimal (ASI non eksklusif) dan pemberian
dalam kondisi bersih, tertutup, tidak berbau, ventilasi makanan tambahan yang terbatas pada kuantitas,
dan pencahayaan rumah yang cukup, halaman bersih kualitas dan keragaman. Dukungan keluarga dalam
dan rindang, tidak merokok di dalam rumah maupun pencegahan stunting dimulai sejak bayi. Keluarga perlu
didekat anak. mengembangkan budaya dan kebiasaan makan makanan
3). Turut membantu istri dalam mengasuh anak apabila istri sehat serta memprioritaskan urusan gizi anak.
sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
4). Ayah harus memastikan anak balitanya terdaftar dan 4. Dukungan Keluarga dalam Pemenuhan Gizi Anak
aktif di PAUD dan Posyandu Berkebutuhan Khusus
5). Memberikan waktu luang yang cukup dan berkualitas Anak berkebutuhan khusus mengalami keterbatasan/
untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak, disabilitas atau keluarbiasaan baik fisik, mental-
mengajak bermain, menghadiri pertemuan guru intelektual, sosial maupun emosional yang berpengaruh
PAUD sehingga dapat diketahui pertumbuhan dan secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak. perkembangannya dibandingkan ikan dengan anak-anak
lain yang seusia dengannya. Anak berkebutuhan khusus
2. Dukungan ibu dan anggota keluarga lainnya memiliki cara asuh tersendiri (khusus) agar nantinya segala
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat sesuatu yang menghambat kemampuan anak untuk
adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang berpartisipasi dalam masyarakat dapat diatasi. Anak
harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya dengan kondisi disabilitas paling rentan terhadap masalah
justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya kesehatan karena lebih berpotensi mengalami hambatan
tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi- dalam pemenuhan gizi. Selain itu kondisi disabilitas juga
gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya mempersyarati pemenuhan gizi dengan kandungan yang
dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi. spesifik. Misalnya pada anak yang mengalami autisme perlu
Dengan gambaran tersebut, maka seharusnya dukungan pengaturan dan diet konsumsi gluten. Oleh karenanya

100 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB XI Dukungan Keluarga dan Masyarakat

dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus orang tua


harus mampu memperhatikan kondisi kekhususan anak Kotak XI.4
serta kriteria asupan gizi yang diperlukan.
PERAN KELUARGA DAN
5. Dukungan Keluarga dalam Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan PEMENUHAN
Menjaga bayi atau anak kecil memiliki tantangan tersendiri, KEBUTUHAN MANUSIA
karena mereka rentan terhadap kecelakaan kecil. Seringkali, Keluarga dipandang sebagai institusi (lembaga)
kecelakaan kegiatan sehari-hari di rumah kita sendiri, seperti yang dapat memenuhi kebutuhan insani
memar atau benturan, luka bakar atau melepuh, tersendak, (manusiawi), terutama kebutuhan bagi
mimisan ataupun luka potong. Ketika anak mengalami pengembangan kepribadian dan ras manusia.
kecelakaan, hal paling penting yang harus dilakukan orang Melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari
tua adalah; jangan panik! Kepanikan hanya akan membuat orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-
situasi bertambah buruk dan mengakibatkan justru tak bisa kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis
berbuat apa-apa. maupun sosiopsikologisnya. Apabila anak telah
memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan
6. Dukungan Keluarga dalam perlindungan, harga dirinya, maka anak dapat memenuhi
Keamanan dan Keselamatan Anak Usia Dini kebutuhan tertingginya, yaitu perwujudan diri
Anak mengenal berbagai macam nilai dan norma dalam (self actualization). Kondisi keluarga yang bahagia
keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai tanggung merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
jawab tertentu, keluarga dapat menentukan karakter setiap perkembangan emosi para anggotanya (terutama
anggotanya terutama anak. Anak merupakan anggota anak). Kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga
keluarga yang wajib dilindungi oleh setiap angota lain dapat memerankan fungsinya secara baik.
yang ada di dalam keluarga. Kebutuhan setiap anak harus
dipenuhi oleh perlu diperhatikan sehingga potensi yang
dimiliki oleh anak dapat berkembang dengan baik. Keluarga Orang tua atau keluarga sangat berperan dalam segala
sangat berperan dalam melindungi anak. Rasa nyaman dan hal untuk menjamin keselamatan dalam perlindungan
suasana yang mendukung perlu diciptakan oleh keluarga hak anak. Komponen keluarga atau orang tua diperlukan
terhadap anak. Anak mempunyai hak yang harus dimiliki kebijakan, layanan, sumber daya, dan pelatihan pencegahan
dan mendapatkan perlindungan dari keluarga atau orang kekerasan pada anak yang konsisten dan terus menerus.
tua dengan pemberian kasih sayang atau kebutuhan Program kegiatan orang tua melalui strategi pencegahan
lain seperti psikis atau fisik, sehingga anak mendapatkan kekerasan yaitu:
kenyamanan di lingkungan keluarga. a) Pencegahan primer untuk semua orang tua dalam
upaya meningkatkan kemampuan pengasuhan dan
menjada agar perlakuan salah satu atau abuse tidak
terjadi. Pencegahan primer meliputi perawatan anak
dan layanan yang memadai, kebijakan tempat bekerja
yang mendukung, serta pelatihan kecakapan hidup (life
skill) bagi anak. Pelatihan life skill meliputi penyelesaian
konflik tanpa kekerasan, keterampilan menangani stres,
manajemen sumber daya, membuat keputusan efektif,
komunikasi interpersonal secara efektif, tuntunan
atau guidance dan perkembangan anak, termasuk
penyalahgunaan narkoba.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 101


BAB XI Dukungan Keluarga dan Masyarakat

b) Pencegahan sekunder ditujukan kepada kelompok dalam perawatan kesehatan anak dan pemenuhan gizi
masyarakat dengan risiko tinggi dalam upaya sangat diperlukan, bahkan ayah dapat menjadi pemimpin
meningkatkan keterampilan dalam pengasuhan, serta inisiator/inspirasi.
termasuk pelatihan dan layanan korban untuk menjaga
agar perlakuan salah tidak terjadi pada generasi
berikut. Kegiatan yang dilakukan diantaranya dengan Kotak XI.5
melakukan kunjungan rumah bagi orang tua yang baru
mempunyai anak untuk melakukan self assessment PERAN LINGKUNGAN
apakah mereka berisiko melakukan kekerasan pada MASYARAKAT TERHADAP
anak di kemudian hari.
c) Pencegahan tersier dimaksudkan untuk meningkatkan KESEHATAN ANAK
kemampuan pengasuhan yang menjaga agar perlakuan Lingkungan masyarakat sekitar anak turut
salah tidak terulang lagi, di sini yang dilakukan adalah berpengaruh terhadap kesehatan. Sanitasi
layanan terpadu untuk anak yang mengalami korban lingkungan yang kurang bersih, memberikan
kekerasan, konseling, dan pelatihan tata laksana stres. kesempatan agen pembawa kuman berkembang
biak, seperti kecoak, lalat dan tikus. Cemaran
bakteri pada makanan yang kita konsumsi sehari-
B. Dukungan Masyarakat hari, dapat menyebabkan terjadinya infeksi diare.
Masyarakat memiliki peran penting dalam memberikan
Konsep pertumbuhan memandang makanan
dukungan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini
merupakan faktor lingkungan, dengan faktor
karena buruknya kondisi lingkungan serta belum baiknya
keturunan sebagai faktor internal. Makanan yang
perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat diduga
higienis, sehat dan berkualitas, sangat mendukung
menjadi penyebab berbagai penyakit infeksi dan degeneratif.
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan fisik
perlu terus menerus dibangun sehingga menjadi aktivitas
yang menjadi kebiasaan sehari-hari. Dukungan masyarakat Keluarga sebagai elemen yang paling dekat dengan
terhadap pemenuhan gizi anak usia dini dapat dilakukan anak akan menentukan bagaimana anak mendapatkan
dengan kontrol terhadap produk olahan pangan yang dijual kondisi kesehatan lingkungan fisik dan pemenuhan gizi
bebas di masyarakat. Kontrol tersebut akan meminimalisir yang baik. Pola asuh dan interaksi anak dalam keluarga
risiko makanan yang terkontaminasi dengan bahan-bahan mempengaruhi gaya hidup sehat serta asupan gizi sehari-
yang tidak layak, misalnya pewarna, penyedap, bahan hari pada anak. Oleh karenanya pemanfaatan sumber daya
kadaluarsa serta pengemasan yang tidak higienis dan yang ada di keluarga sebagai awal dari tumbuh – kembang
beresiko terhap kesehatan. anak perlu dilakukan.

Hal-hal yang dapat didayagunakan dalam keluarga untuk


C. Identifikasi Sumber Daya mendukung optimalisasi kesehatan dan gizi anak usia dini
Keluarga dan Masyarakat adalah sebagai berikut :
Sumber daya keluarga dan masyarakat dalam mendukung 1. Keberadaan anggota keluarga
optimalisasi kesehatan dan pemenuhan gizi anak usia Selain ayah, ibu dan kakak atau adik, keberadaan kakek-
dini merupakan hal yang penting. Keluarga dalam hal ini nenek dan paman – bibi serta saudara lain yang ada
termasuk di dalamnya tidak hanya ibu, tetapi juga ayah, di rumah dapat didayagunakan untuk bersama-sama
sehingga keduanya memiliki peranan yang sangat penting. melakukan pola hidup sehat. Penguatan dari anggota
Dengan demikian, ayah merupakan bagian sumber daya keluarga akan memelihara kebiasaan-kebiasaan baik
keluarga yang sangat strategis, sehingga partisipasi aktif yang dapat dilakukan oleh anak. Tentunya harus ada
kesamaan cara pandang, pengetahuan dan sikap bagi

102 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB XI Dukungan Keluarga dan Masyarakat

seluruh anggota keluarga di rumah tentang pola hidup


sehat dan kebutuhan gizi yang optimal pada anak.
2. Lingkungan fisik rumah
Lingkungan fisik rumah yang memiliki sirkulasi cahaya
dan udara bersih serta sanitasi yang baik merupakan
kondisi yang dibutuhkan anak untuk memelihara
kesehatannya dalam keluarga.
3. Pola asuh dan interaksi dalam keluarga.
Anak yang dibesarkan dalam pola asuh sera interaksi
penuh kehanatan. Keterbukaan dan perlindungan akan
menjamin kehatan mental serta dukungan emosi yang
posaitif bagi anak. Hal ini penting agar anak tumbuh
sehat secara fisik dan mental.
4. Ketersediaan makanan dan pola makan di keluarga.
Ketersediaan makanan dalam jumlah maupun
kecukupan gizi yang memadai diperlukan untuk
mendukung optimalisasi pertumbuhan, sehingga anak
terhindar dari risiko stunting. Selain itu pola makan
dalam keluarga yang teratur akan membantu anak
untuk mengalami disiplin dalam asupan makanan.
5. Kebiasaan hidup sehat di keluarga.
Kebiasaan hidup sehat di keluarga melalui aktivitas rutin
harian serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah
akan melindungi anak dari ancaman gangguan kesehatan.

Kotak XI.6 Berikut ini adalah sumber daya di masyarakat yang dapat
digunakan untuk mengembangkan pola hidup sehat serta
PERAN MASYARAKAT pemenuhan asupan gizi yang seimbang dan memadai.
1. Keberadaan posyandu
DALAM TUMBUH Posyandu merupakan layanan kesehatan yang dapat
KEMBANG ANAK diakses dengan mudah dan dekat untuk membantu
Masyarakat merupakan sumber daya yang dapat upaya peningkatan status kesehatan dan gizi anak.
dimanfaatkan untuk mendukung tumbuh 2. Fasilitas layanan kesehatan (puskesmas)
kembang anak secara sehat sehingga terhindar dari Keberadaan Puskesmas dapat didayagunakan untuk
risiko penyakit dan ganggauan kesehatan lainnya. kebutuhan yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
Masyarakat merupakan lingkungan yang terdekat apabila anak mengalami problem kesehatan dan gizi.
di luar keluarga, tempat anak berinteraksi secara 3. Fasilitas taman dan area bermain
timbal balik. Hal-hal yang ada di masyarakat akan Fasilitas taman dan area bermain yang ada di masayarakat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan gizi dapat dimanfaatkan anak untuk melakukan aktivitas
anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. yang menyenangkan guna mendukung perkembangan
Oleh karenanya penting untuk mengidentifikasi fisik dan mental yang sehat.
sumber daya yang ada di masyarakat terkait upaya
optimalisasi kesehatan dan gizi pada anak.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 103


BAB XI Dukungan Keluarga dan Masyarakat

BAHAN DISKUSI UNTUK PENDALAMAN MATERI

Bagaimana implementasi dukungan keluarga dan masyarakat dalam mendukung perilaku hidup bersih
dan sehat serta pemenuhan gizi yang berkualitas bagi anak
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Maraknya kasus makanan kadaluarsa yang dijual bebas tidak lepas dari lemahnya kontrol masyarakat
yang lemah, bagaimana cara mengatasinya
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

Bagaimana memaanfaatkan posyandu untuk mendukung perkembangan kesehatan dan gizi anak?
Bagaimana pelaksanaannya di tempat anda masing-masing?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................

D. Rangkuman
Dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan gizi
anak. Dukungan tersebut dapat bersifat fisik maupun non fisik. Dukungan yang bersifat fisik dapat berupa
ketersediaan berbagai sarana pemenuhan kesehatan dan gizi anak. Dukungan non fisik bisa berupa perhatian,
kesempatan, kasih sayang, dan sebagainya.

Dukunga tersebut hendaknya seimbang dan diberikan secara nyata oleh keluarga maupun lingkungan. Pada
tingkat keluarga, diperlukan peran yang seimbang antara laki-laki dan perempuan, terutama ayah dan ibu.

104 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


BAB XII Penutup

BAB XII
PENUTUP

Usia 0 - 6 tahun merupakan usia emas tumbuh kembang, Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang penting dalam
sehingga anak harus dijaga untuk tidak mengalami upaya mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan
gangguan tumbuh kembang. Kenyataan menunjukkan, anak usia dini serta mencakup aspek yang sangat luas,
masalah gizi khususnya masalah gizi kurang dan gangguan antara lain fisik, mental dan sosial.
kesehatan justru tinggi pada usia kritis ini. Hal ini berdampak
pada kurang optimalnya pertumbuhan fisik, rendahnya Status gizi berhubungan dengan tingkat kecerdasan anak.
daya tahan tubuh dan rendahnya kecerdasan. Makanan yang dikonsumsi anak harus bervariasi dan sehat,
serta mencakup 6 zat gizi penting, antara lain karbohidrat,
Lembaga PAUD melakukan pembelajaran pada usia kritis protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Kebutuhan zat
ini sehingga sangat berpotensi untuk mewujudkan anak gizi pada anak ditunjukkan dalam piramida/tumpeng gizi
yang sehat dan bergizi baik. Pada saat yang sama akan seimbang, yang apabila dipenuhi dengan benar akan
membentuk pola dan perilaku makan yang sehat dan menjamin kemungkinan tidak terjadinya malnutrisi (gizi
positif pada anak usia dini. Segala sesuatu yang terjadi salah), yang salah satu manifestasinya adalah pertumbuhan
pada usia 0 - 6 tahun dapat menetap sampai dewasa. anak di bawah standar atau pendek (stunting).
Dengan demikian program perawatan kesehatan dan
pemenuhan gizi seharusnya menjadi program wajib Status kesehatan dan gizi anak menentukan proses
dilaksanakan oleh lembaga PAUD sebagai implementasi belajar, pertumbuhan dan perkembangan, sehingga harus
amanah Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 tentang dipahami sebagai bagian dari seluruh upaya meningkatkan
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Implementasi kesejahteraan anak usia dini. Dengan demikian, harus
program tersebut di lembaga PAUD dapat dilaksanakan menjadi bagian terintegrasi dari seluruh layanan yang
dengan optimal jika pendidiknya memiliki kompetensi diberikan kepada anak.
standar.

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 105


Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih S, Muniroh L, Nadhiroh SR, Nindya TS, dan Andrias DR. 2017. Buku Panduan Praktikum Gizi (Edisi

Revisi 5). Surabaya: Universitas Airlangga.

Adiningsih, Sri. 2017. Waspadai Gizi Balita Anda. Tips Mengatasi Anak Sulit Makan Sayur Dan Minum Susu.

PT.Gramedia ISBN 978-979-27-8554-8

Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anderson JW, Johnstone BM, Remley DT. 1999. Breast-Feeding And Cognitive Development: A Meta-Analysis.

The American Journal Of Clinical Nutrition. 1999 Oct 1;70(4):525-35.


Barker DJP., editor . London: BMJ Publishing Group; 1992. Fetal And Infant Origins Of Adult Disease; p. 343.

Barker, J & Hodes, D. 20017. The Child in Mind. A Child Protetion Handbook 3rd ed. Routledge. Canada

Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caufield LE, Onis M, Ezzati M et al. 2008. Maternal And Child Under Nutrition:

Global And Regionalexposures And Health Consequence.

Cairncross, Sandy. Linking Toilets To Stunting. UNICEF ROSA ‘Stop Stunting’ Conference, New Delhi 2013.

Cochrane Database of Systematic Review. 2015. Nutritional Interventions For Preventing Stunting In Children (0

To 5 Years) Living In Urban Slums. First published: 12 May 2015, Editorial Group: Cochrane Public

Health Group, DOI: 10.1002/14651858.CD011695

Cole TJ. 2000. Secular Trends In Growth. Proc Nutr Soc. 2000;59:317–24. [PubMed]

De Onis M, Onyango A, Borghi E, Siyam A, Blössner M, Lutter C. 2012. Worldwide Implementation Of The WHO

Child Growth Standards. Public Health Nutrition. 2012 Sep;15(9):1603-10.


Diana FM. 2013. Omega 3 Dan Kecerdasan Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. Mar 1;7(2):82-8.

Dinsdale H, Ridler C, Ells L J. 2011. A Simple Guide To Classifying Body Mass Index In Children. Oxford: National

Obesity Observatory

Direktorat Gizi Masyarakat. 2017. Modul Konseling : Pemberian Makan Bayi dan Anak. Kementerian Kesehatan

RI. Jakarta

FAO. 2018. Macronutrients and Micronutrients. Diakses pada www.fao.org / docrep /017/ i3261e/ i3261e05.

pdf pada 27 Mei 2018

Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Oxford university press, USA.

Hilton J. 2016. Five Proven Measure to Reduce Stunting. Lifelihoods and food security trust fund.

106 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


Daftar Pustaka

Howe, D. 2005. Child Abuse and Neglect. Attachment, Development and Intervention. Palgrave Macmillan. New

York

Indriawati D. 2013. Hubungan Antara Status Gizi Dan Kecerdasan Emosi Terhadap Kesulitan Belajar Anak Usia

Dini. Jurnal Pendidikan Usia Dini. April 1;7(1):133-54.

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Https://doi.org/641.1.ind

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Standar

Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No 33 Tahun 2012

tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Data Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014
tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Data Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di

Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. 2017. Buku Saku Desa dalam

Penanganan Stunting. Jakarta: Kemendesa.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137

tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146

tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak usia Dini

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta: Pusdatin Kemenkes. Jakarta

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. 2017. Buku Saku Desa dalam

Penananganan Stunting. Jakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2017. Jendela Pendidikan dan Kebudayaan XVI/Oktober – 2017.

Jakarta: Kemendikbud RI

Laura E. Caulfield, Stephanie A. Richard, Juan A. Rivera, Philip Musgrove, and Robert E. Black. 2013. Chapter 28

Stunting, Wasting, and Micronutrient Deficiency Disorders. Disease Control Priorities in Developing

Countries. 2nd edition

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 107


Daftar Pustaka

Martorell R, Khan LK, Schroeder D., editiors. 1994. Reversibility of Stunting: Epidemiological Findings in Children

from Developing Countries. Eur J Clin Nutr. ((Suppl 1)) 1994;48:45–57. [PubMed]

Mahan, L.K. & Escott-Stump, S. (Eds). 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy (12th Ed). Philadelphia: Elsevier

Sauders.

Minantyo H. 2011. Dasar-dasar Pengolahan Makanan (Food Product Fundamental).

Millennium Challenge Account – Indonesia. 2018. Stunting dan Masa Depan Indonesia. Diakses pada www.mca-

indonesia.go.id

Nickyta Sari Pr. 2017. Hubungan Status Gizi Dengan Tingkat Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient–IQ)

Pada Anak Usia Sekolah Dasar Ditinjau dari Status Sosial-Ekonomi Orang Tua dan Tingkat Pendidikan

Ibu (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

Notoatmodjo, Soekidjo, Anwar Hassan, Ella Nurlaela Hadi, Tria Krianto. 2012. Promosi Kesehatan di Sekolah.

Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta

Proverawati, Atikah, Eni Rahmawati. 2012. PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Nuha Medika. Yogyakarta

Qian M, Wang D, Watkins WE, Gebski V, Yan YQ, Li M. 2005. The Effects Of Iodine On Intelligence In Children: A

Meta-Analysis Of Studies Conducted In China. Asia Pacific Journal Of Clinical Nutrition. Mar 1;14(1):32.

Ramaningrum G, Kurniati ID, Subiyanto NM. 2013:2. Perbedaan Intelegensia Anak berdasarkan Status Gizi. Jurnal

Kedokteran Muhammadiyah.

Sani N. 2014. Hubungan Asupan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di

Kelurahan Pamulang Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014.

Saragih B, Syarief H, Riyadi H, Nasoetion A. 2012. Pangan Yang Difortifikasi Zat Gizi Mikro Pada Ibu Hamil

Meningkatkan Perkembangan Motorik Bayi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Jan 1;9(1):16-24.

Schmidt, Charles W. 2014. “Beyond Malnutrition: The Role Of Sanitation In Stunted Growth.” Environmental Health

Perspectives 122.11. 2014: A298.

Subdit Bina Gizi Klinik, Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI. 2011. Makanan Sehat untuk Bayi. Jakarta: Kemenkes RI.

The WHO Child Growth Standards. Diakses pada http://www.who.int/ childgrowth/ standards/en/
Upa NP, Kurtanty D, Faqih DM, Rahman F, Wibowo D. 2015. Review Monosodium Glutamate Pro dan Kontra.

Jakarta: Anguis Institute for Health Education.

World Health Organization. 2016. Infant And Young Child Feeding. 2016. http://who.int/mediacentre/factsheets/

fs342/en/(Accessed March 31st 2016)

World Health Organization. 2016. Stunted growth and development context, Causes and Consequences.www.

WHO.in.Diakses 28 September 2018

108 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


Daftar Pustaka

World Health Organization. 2016. Infant and Young Child Feeding.

http://who.int/mediacentre/factsheets/fs342/en.

World Health Organization. 2009. Infant And Young Child Feeding: Model Chapter For Textbooks For Medical

Students And Allied Health Profesional. Geneva: WHO.

World Health Organization. 1981. The International Code Of Marketing Of Breast-Milk Substitute. Geneva: WHO.

World Health Organization. 2009. The International Code Of Marketing Of Breast-Milk Substitute: Frequently

Asked Questions. Geneva: WHO.

Zimmerman M and Snow B. An Introduction to Nutrition. 2012. Diakses pada http://2012books.lardbucket.org/

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 109


Soal Latihan

SOAL LATIHAN makanan, nilai gizi dari setiap bahan makanan,


harga makanan
C. Makanan pokok atau bukan, kesegaran bahan
1. Kesehatan meliputi dimensi :
makanan (kemungkinan kadaluarsa), kemungkinan
A. Fisik
tidak terdapatnya cemaran atau polutan dalam
B. Mental
bahan makanan, nilai gizi dari setiap bahan
C. Sosial
makanan
D. Semua benar
D. Jenis bahan makanan, asal bahan makanan,
kemungkinan tidak terdapatnya cemaran atau
2. Beberapa kemungkinan kecelakaan yang paling sering
polutan dalam bahan makanan, nilai gizi dari setiap
muncul di satuan PAUD antara lain, kecuali :
bahan makanan
A. Keracunan
B. Keseleo
6. Kondisi gizi kurang terjadi karena :
C. Terkilir
A. Akses terhadap pangan rendah, makanan ibu hamil
D. Tertabrak mobil
kurang kalori dan protein, atau terserang penyakit,
bayi baru lahir tidak diberi kolostrum, bayi sudah
3. Pendidik memiliki peran yang penting dalam upaya
diberi makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
pemeliharaan kesehatan dan gizi anak usia dini. Salah
sebelum usia 6 bulan
satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan
B. Makanan ibu hamil kurang kalori dan protein,
pencegahan kemungkinan timbulnya penyakit pada
atau terserang penyakit, bayi baru lahir tidak diberi
anak. Tindakan tersebut disebut :
kolostrum, bayi sudah diberi makanan pendamping
A. Preventif
air susu ibu (MP-ASI) sebelum usia 6 bulan,
B. Kuratif
bencana alam
C. Rehabilitatif
C. Akses terhadap pangan rendah, kecelakaan,
D. Promotif
makanan ibu hamil kurang kalori dan protein, atau
terserang penyakit, bayi baru lahir tidak diberi
4. Pendidik berperan untuk meningkatkan upaya kesehatan
kolostrum, bayi sudah diberi makanan pendamping
pada anak melalui pendidikan kesehatan bagi anak
air susu ibu (MP-ASI) sebelum usia 6 bulan
maupun orangtua, sehingga terjadi kesinambungan
D. Ketahanan pangan kurang, musim
aktivitas antara di satuan PAUD dan rumah. Upaya ini
disebut sebagai :
7. Kondisi gizi buruk meliputi :
A. Promotif
A. Marasmus
B. Preventif
B. Kwashiorkor
C. Kuratif
C. Marasmus kwahorkor
D. Rehabilitatif
D. Malnutrisi

5. Pemilihan bahan makanan hendaknya memperhatikan :


8. Salah satu kegiatan dari toilet training adalah :
A. Jenis bahan makanan, kesegaran bahan makanan
A. Mengajarkan anak tentang cara menghubungkan
(kemungkinan kadaluarsa), kemungkinan tidak
antara rasa ingin BAB atau BAK dan pergi ke toilet
terdapatnya cemaran atau polutan dalam bahan
lalu duduk di pispot atau jamban yang berujung
makanan, nilai gizi dari setiap bahan makanan
dengan melakukan BAB atau BAK di atas pispot
B. Jenis bahan makanan, kesegaran bahan makanan
B. Membuka pintu toilet
(kemungkinan kadaluarsa), kemungkinan tidak
C. Memaksa anak BAB dan BAK di toilet
terdapatnya cemaran atau polutan dalam bahan
D. Mengetahui fungsi toilet

110 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


Soal Latihan

9. Kriteria anak sehat antara lain : 14. Bimbingan kegiatan makan dan minum meliputi :
A. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan A. Penyiapan, pengolahan dan penyajian bahan
mengikuti pita hijau pada Kartu Menuju Sehat makanan
(KMS), atau naik ke pita warna di atasnya, anak B. Persiapan peralatan makan, yaitu memastikan
bertambah tinggi, kemampuan bertambah sesuai kelengkapan dan kelayakan peralatan makan
usia, jarang sakit C. Pelaksanaan bimbingan kegiatan makan secara
B. Banyak makan, aktif bergerak, ceria, suka tertawa bertahap
C. Rambut jarang, berwarna hitam, mata kemerahan, D. Semua yang ada di atas
berat badan proporsional
D. Berat badan dan tinggi badan meningkat 15. Makanan terbaik untuk anak usia 0 – 6 bulan antara lain :
A. Pisang yang dihaluskan
10. Waktu yang tepat melakukan toilet training harus B. Bubur halus
mengacu pada kematangan 4 aspek yaitu: C. ASI
A. Perkembangan kognitif, perkembangan seni, D. Susu formula
keterampilan motorik dan perkembangan bahasa
B. Perkembangan kognitif, perkembangan biologis, 16. Makanan sumber vitamin A antara lain :
keterampilan motorik dan perkembangan bahasa A. Sereal
C. Perkembangan sosial emosional, perkembangan B. Kacang-kacangan
fisiologis, keterampilan motorik dan perkembangan C. Gandum
bahasa D. Hati
D. Perkembangan kognitif, perkembangan fisiologis,
keterampilan motorik dan perkembangan bahasa 17. Ciri-ciri daging yang segar antara lain :
A. Segar, bersih, lembab, warna cerah dan tidak
11. Faktor yang mempengaruhi kesehatan antara lain : kusam
A. Perilaku, ketahanan pangan, kondisi sosial ekonomi B. Berlendir, tenggelam bila dimasukkan ke air
B. Perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan C. Keras, lengket dan berlendir
keturunan D. Kehijauan, merah cerah, aroma busuk
C. Kondisi sosial ekonomi, keturunan, lingkungan
D. Sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, keturunan 18. Bahan-bahan tambahan pangan yang dilarang antara
lain : ............ kecuali
12. Gangguan kesehatan yang biasanya diderita oleh anak A. Formalin
antara lain : B. Boraks
A. Diabetes, kanker, penyakit degeneratif C. Kunyit
B. Kecacingan, influenza, demam, ruam kulit D. Rhodamin B
C. Kecelakaan, terkena ulat bulu, terkena pecahan
kaca 19. Syarat pengelolaan makanan yang aman antara lain :
D. Penyakit hati, gangguan makan, gangguan A. Peralatan masak dan makan harus utuh, tidak cacat
pencernaan dan mudah dibersihkan
B. Penggunaan peralatan masak yang berada di dapur
13. Frekuensi mandi pada anak sebaiknya : keluarga
A. Seminggu sekali C. Tutup wadah seadanya
B. Beberapa kali dalam sehari D. Tidak menggunakan garam
C. Minimal dua kali dalam sehari
D. Tergantung kemauan anak

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 111


Soal Latihan

20. Metode mengolah makanan dengan cairan mendidih


(suhu 1000C), misalnya air, disebut dengan :
A. Stewing
B. Merebus
C. Poaching
D. Simmering

Kunci Jawaban
1. D 6. A 11. B 16. D
2. D 7. D 12. B 17. A
3. A 8. A 13. C 18. C
4. A 9. A 14. D 19. A
5. A 10. D 15. C 20. B

KUMPULAN KUNCI JAWABAN SOAL ESSAY

KUNCI JAWABAN
Jelaskan kemungkinan gangguan yang dialami ibu hamil dan janin jika tidak mendapatkan asupan gizi yang baik?
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah): kekurangan energi dan protein
Kretin: Kekurangan Konsumsi Yodium.
Bibir Sumbing: Kekurangan Asam Folat

Apa manfaat ibu hamil kontrol kesehatan rutin ke Puskesmas?


Mendeteksi tanda anemia dengan melihat kadar hemoglobin (hb) dalam darah
Mendeteksi tekanan darah, karena ibu hamil memiliki resiko eklamsi (stroke ibu hamil saat bersalin)
Mengetahui pertumbuhan dan kesehatan bayi.

KUNCI JAWABAN
Apa saja yang termasuk dalam perilaku hidup bersih dan sehat?
1. Mandi dengan sabun minimal 2 kli sehari (pagi dan sore)
2. Cuci tangan dengan sabun : sebelum dan sesudah makan, sesudah bermain/BAB/BAK, setelah memegang binatang
dan benda yang kotor
3. Gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur
4. Memotong kuku tangan dan kaki satu minggu sekali
5. Makan makanan sehat yang terdiri dari karbo, lauk sehat, sayur dan buah dalam bentuk yang sesuai usia dan aman
dari segala bahan tambahan makanan yang berbahaya
6. Aktifitas fisik sehari-hari dan olah raga daripada bermain games atau permainan dalam you tube
7. Istirahat yang cukup

112 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


Soal Latihan

Bagaimana cara menanamkan perilaku hidup bersih, dan sehat?


1. Menyusun daftar periksa (ceklist) perilaku hidup bersih
2. Mencontohkan dan membiasakan pada setiap hari dengan cara melakukan ceklist kebersihan diri
3. Melakukan pengecekan sarana dan prasarana kebersihan : wastafel, kran, sabun,
4. Kunjungan rumah bagi anak yang mempunyai resiko kesehatan

KUNCI JAWABAN
Tiada satu pun makanan lain yang dapat menggantikan ASI. Karena ASI memiliki kelebihan yang meliputi tiga aspek,
yakni aspek gizi, aspek kekebalan, dan aspek kejiwaan. Aspek terakhir ini berupa jalinan kasih sayang antara ibu dan
anak yang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak

KUNCI JAWABAN
Jelaskan pengertian zat gizi dan pembagian menurut jenisnya?
Pengertian zat gizi: Substansi yang terdapat dalam makanan/ minuman yang menghasilkan energi, pembangun atau
pengatur dalam proses kehidupan manusia.
Pembagian: zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak), zat gizi mikro (vitamin dan mineral)

KUNCI JAWABAN
Hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk menentukan keamanan produk makanan?
Memperhatikan karakteristik tekstur, warna, aroma, rasa bahan pangan.
Contoh:
4. Daging: bila ditekan tidak membekas, segar, bersih, lembab, agak kenyal
5. Telur: kulit tidak retak, rongga udara tak terlihat, tenggelam dan terlentang jika dimasukkan air
6. Ikan: bau segar, amis tidak busuk

KUNCI JAWABAN
Sebutkan 3 jenis proses pengolahan dasar pada beberapa teknik berikut!
1. Merebus : pengolahan panas basah
2. Roasting : pengolahan panas kering
3. Menumis : pengolahan panas kering dengan minyak

Jelaskan kiat penyajian makanan yang aman?


1. Simpan makanan di suhu aman : diatas suhu 600C (makanan panas) dan suhu 40C (makanan dingin)
2. Tutup makanan pada saat penyajian untuk menghindari paparan spora
3. Jangan menyimpan makanan di suhu kamar lebih dari 2 jam

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 113


Soal Latihan

KUNCI JAWABAN
Susunlah menu yang bergizi dan sehat untuk anak stunting sesuai bahan pangan yang tersedia di daerah saudara!
Menu * mengandung komponen:

1. Karbohidrat : Nasi, kentang, jagung, ubi, roti


2. Lauk sehat : sumber protein hewani (ikan, ayam buang kulit dan lemak, daging buang lemak , telor, susu), nabati
(tahu, tempe)
3. Sayur : bayam, brokoli, kangkung, kacang panjang dan/atau sayuran lokal
4. Buah : pisang, pepaya, anggur, jambu, mangga,dan/atau buah lokal

KUNCI JAWABAN
Apakah faktor penyebab anak stunting?
1. Faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun balita
2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu
melahirkan
3. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal Care/ Pelayanan kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilan), Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas.
4. Masih kurangnya akses kepada makanan bergizi.
5. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting?


Upaya spesifik dan sensitif. Spesifik adalah intervensi dalam ruang lingkup kesehatan seperti pemberian makanan
tambahan, peningkatan cakupan suplementasi besi. Sensntif adalah intervensi diluar lingkup kesehatan seperti: akses
air bersih, trasportasi untuk menudahkan akses pangan dll.

KUNCI JAWABAN
Bagaimana menenali anak Down Sindrome?
1. Wajah mongoloid (muka bulat, mata sipit dan pelupuk maya tebal), hidung tidak mancung,
2. Kaki tangan kecil, jari pendek
3. Lidah sedikit keluar mulut
4. Tonus otot lemah
5. Tubuh pendek
6. Persendian lemah

Bagaimana seharusnya sikap sekolah dan orang tua menghadapi anak berkebutuhan khusus?
Dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus, orang tua harus siap karena akan memerlukan banyak keterlibatan
emosi. Orang tua perlu sabar dalam meberikan perhatian kepada anak. Sekolah bersama dengan siswa lain merupakan
pengalaman baik bagi anak ABK. Anak ABK mempunyai hak untuk mendapatkan layanan untuk mendidikan. Sekolah
sebagiknya mempersiapkan program pendidikan individual, program ini memberikan dukungan agar nyalam dalam
menempuh pendidikan.

114 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


Soal Latihan

KUNCI JAWABAN
1. Bagaimana implementasi dukungan keluarga dan masyarakat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
serta pemenuhan gizi yang berkualitas bagi anak?
Baca di bab dukungan keluarga

2. Maraknya kasus makanan kadaluarsa yang dijual bebas tidak lepas dari lemahnya kontrol masyarakat yang lemah,
bagaimana cara mengatasinya?
1) Masyarakat harus waspada terhadap label masa kaluarsa makanan kemasin. Tulisannya biasanya tertulis di
label/bungkus exp, expired date, kadaluarsa, best before
2) Masyarakat bila menemukan makanan kemasan yang sudah kadaluarsa harus dilaporkan kepada penjualnya
agar penjual tidak menjual lagi makanan kadaluarsa tersebut

3. Bagaimana memaanfaatkan posyandu untuk mendukung perkembangan kesehatan dan gizi anak? Dan bagaimana
pelaksanaannya di tempat anda masing-masing?
Jawaban : Bebas tergantung kondisi posyandu masing-masing wilayah, guru/orang tua diminta menjelaskan.

TUGAS MANDIRI
Setelah melaksanakan kegiatan tatap muka, peserta 4. Membiasakan anak menggosok gigi
pendidikan dan pelatihan Guru Pendamping Muda, 5. Membimbing anak makan dan minum
melaksanakan tugas mandiri di satuan PAUD masing- 6. Memantau status gizi anak dengan :
masing, yaitu : a. Melakukan penimbangan berat badan anak
1. Menyusun jadwal kegiatan pendidikan keorangtuaan, b. Melakukan pengukuran tinggi badan anak
pembiasaan mencuci tangan, menggosok gigi, c. Membaca hasil pengukuran berat badan terhadap
pendampingan makan dan minum, serta pemantauan umur
status gizi anak d. Membaca hasil pengukuran tinggi badan terhadap
2. Melakukan pendidikan keorangtuaan (parenting umur
education) tentang : 7. Membuat uraian pelaksanaan kegiatan (poin 2 s.d 6),
a. Gizi anak mulai dari persiapan, pelaksanaan dan hasil kegiatan,
b. Perilaku hidup bersih dan sehat disertai foto-foto pelaksanaan kegiatan
3. Membiasakan anak mencuci tangan

FORMAT PENILAIAN TUGAS KELOMPOK PRAKTEK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

No Komponen Skor Maks Nilai


1 Persiapan peralatan 10
2 Persiapan guru 10
3 Penataan peralatan 10

4 Prosedur kerja (urutan, kelengkapan, ketepatan) 70


100

Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 115


Soal Latihan

116 Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini


    




  


DIREKTORAT GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020

Anda mungkin juga menyukai