e pendidika
aK n
Pe
ag
n
n
Te
PELATIHAN
di
di
n
t Guru da
kan
GTK PAUD
Anak Us
BERJENJANG
TINGKAT
o ra
i
kt
DASAR
a
e
D
ir
n
i
D i
2020
KATA PENGANTAR
P
erjalanan panjang pengembangan Pelatihan GTK Inisiatif lainnya adalah dengan menyiapkan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Berjenjang (Diklat penyelenggaraan Diklat Berjenjang moda daring (online
Berjenjang) telah dimulai sejak tahun 2009. Terbitnya atau blended learning). Moda ini pada dasarnya telah
Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar dikembangkan secara terpisah oleh Unit Pelaksana
Pendidikan Anak Usia Dini menjadi awal persiapan diklat Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang diperuntukkan khusus bagi Pendidik dan Tenaga (Kemendikbud) sejak beberapa tahun lalu, dan kemudian
Kependidikan (PTK) Pendidikan Anak Usia Dini tersebut. akan diintegrasikan secara nasional. Kami meyakini dengan
Diklat yang dirancang dalam 3 jenjang: dasar, lanjut, menjadikan Diklat Berjenjang dalam format pelatihan digital
dan mahir, dimaksudkan untuk menyiapkan kompetensi (online atau blended learning) akan dapat melatih lebih
pengasuh, guru pendamping dan guru PAUD sebagaimana banyak PTK PAUD di seluruh Indonesia. Berbagai perangkat
diamanatkan Permendikbud tersebut. Berbagai perangkat untuk persiapan moda daring telah disiapkan, salah satunya
disiapkan untuk mendukung pelaksanaan diklat, adalah dengan pembaruan modul Diklat Berjenjang, yang
diantaranya pedoman, modul serta bahan tayang/bahan dimulai dengan modul Diklat Berjenjang tingkat dasar.
paparan. PTK PAUD menyambut gembira adanya diklat Modul-modul ini merupakan bagian pertama dari proses
berjenjang, dan mengikuti diklat dengan berbagai skema digitalisasi tersebut. Modul yang telah dan dikemas secara
biaya, antara lain berasal dari APBN, APBD, dana desa, lebih menarik ini dapat langsung digunakan sebagai bahan/
bahkan dana mandiri. Hingga saat ini sudah lebih dari 175 materi diklat berjenjang konvensional atau moda tatap
ribu PTK PAUD mengikuti diklat berjenjang. muka dengan luring (offline).
Berbagai pengembangan terus dilakukan terhadap Modul ini merupakan hasil kerja berbagai pihak,
Diklat Berjenjang. Pengembangan terhadap materi dan yang bersama sama melakukan pengkajian (review),
modul Diklat Berjenjang dilakukan untuk memastikan materi menambahkan, menyempurnakan dan memastikan
terkini telah tercakup. Di samping itu, pengembangan pemanfaatannya bagi pendidik PAUD di Indonesia. Kami
terhadap sistem juga dilakukan untuk memastikan bahwa menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota tim
seluruh pendidik di berbagai pelosok Indonesia dapat penulis yang telah bekerja keras menyelesaikan seluruh
mengikuti Diklat Berjenjang. Contohnya, sebuah inisiatif Modul Diklat Berjenjang Tingkat Dasar tahun 2020.
dilaksanakan untuk dapat menjangkau peningkatan mutu Semoga modul tersebut dapat dipergunakan secara optimal
pendidik PAUD khususnya yang berada di daerah terluar, di masyarakat, sebagai bagian dari upaya peningkatan
terpencil, dan tertinggal, yang memungkinkan dilaksanakan kualitas pendidik PAUD di Indonesia.
dengan pendanaan dari berbagai sumber. Inisiasi tersebut
memperkaya Diklat Berjenjang dengan integrasi program
Gugus PAUD, Kunjungan Belajar Lokal, dan coaching.
Dr. Abdoellah
NIP 196008201986031005
DAFTAR ISI
iii Sambutan 22 BAB V PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
iv Daftar Isi (PHBS)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Satuan
1 A. Latar Belakang PAUD dan di Rumah
5 B. Tujuan 37 C. Rangkuman
C. Ruang Lingkup
D. Pengguna Modul 38 BAB VI GIZI ANAK USIA DINI
E. Petunjuk Belajar A. Pengertian Zat Gizi
44 B. Pemilihan Bahan Pangan Yang Aman
6 BAB II RENCANA PENYAJIAN MATERI 47 C. Pengolahan Dan Penyajian Makanan
A. Kompetensi 50 D. Bahan Tambahan Makanan
B. Materi/Sub Materi E. Gizi Seimbang untuk Berbagai Kelompok Usia
7 C. Strategi/Metode Penyajian 52 F. Gangguan Akibat Kurang Gizi
D. Sumber Belajar 53 G. Contoh Menu Makanan Bagi Anak Usia Dini
E. Alat dan Bahan 55 H. Pemantauan Status Gizi
F. Evaluasi 62 I. Mengatasi Anak Sulit Makan
8 G. Alokasi Waktu 63 J. Hubungan Antara Gizi Dan Kecerdasan
H. Langkah-langkah Penyajian Materi 65 K. Gangguan Gizi Pada Anak Usia Dini
10 BAB III PENTINGNYA KESEHATAN DAN GIZI 67 BAB VII PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
PADA ANAK USIA DINI STUNTING
A. Peran Kesehatan bagi Masa Depan Anak A. Pengertian Stunting
B. Peran Gizi bagi Anak 68 B. Faktor Penyebab Stunting
11 C. Rangkuman 70 C. Hubungan Antara Stunting dan Kualitas Hidup
Anak
12 BAB IV KONSEP KESEHATAN 71 D. Pencegahan Stunting
A. Pengertian Kesehatan E. Penanganan Stunting
15 B. Ciri-Ciri Anak Sehat 73 F. Rangkuman
C. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Anak
17 D. Pemeliharaan Kesehatan Anak 74 BAB VIII GIZI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN
19 E. Gangguan Kesehatan Anak KHUSUS
20 F. Kondisi Lingkungan yang Perlu Diwaspadai 75 A. Gambaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
21 G. Peran Pendidik dalam Pemeliharaan Kesehatan B. Prinsip Pemberian Makan bagi Anak
Anak Berkebutuhan Khusus
H. Sistem Rujukan 76 C. Rangkuman
I. Rangkuman
Bab I berisi tentang gambaran umum permasalahan berisi uraian tentang gambaran anak berkebutuhan khusus
kesehatan yang ada di Indonesia. Bab II berisi tentang (ABK), prinsip pemberian makan bagi anak berkebutuhan
rencana penyajian materi. Bab III berisi tentang pentingnya khusus. Bab IX pertolongan pertama pada kecelakaan
kesehatan dan gizi bagi anak usia dini. Bab IV berisi tentang (P3K) dan gangguan kesehatan, menguraikan tentang
konsep kesehatan, yang memuat rincian tentang pengertian pentingnya pertolongan pertama pada kecelakaan, prosedur
kesehatan, ciri-ciri anak sehat, faktor yang mempengaruhi operasional pertolongan pertama pada kecelakaan, dan
kesehatan anak, pemeliharaan kesehatan anak, gangguan pertolongan pertama pada gangguan kesehatan. Bab X
kesehatan anak, kondisi lingkungan yang perlu diwaspadai, berisi tentang perlindungan, keamanan dan keselamatan
peran pendidik dalam pemeliharaan kesehatan anak dan anak usia dini. Bab XI berisi tentang dukungan keluarga
sistem rujukan. Bab V berisi tentang perilaku hidup bersih dan masyarakat serta identifikasi sumber daya keluarga dan
dan sehat (PHBS), yang didalamnya memuat rincian tentang masyarakat.
pengertian perilaku hidup bersih dan sehat, perilaku hidup
bersih dan sehat di satuan PAUD dan di rumah. Bab VI berisi Pada setiap bagian penting terdapat kotak, yang berisikan
tentang gizi anak usia dini yang memuat uraian tentang peristiwa, fakta, data, kasus, berita, pertanyaan maupun
pengertian zat gizi, pemilihan bahan pangan yang aman, pernyataan, yang diharapkan mampu melatih kecakapan
pengolahan dan penyajian makanan, bahan tambahan berpikir kritis peserta, dan menstimulasi proses belajar lebih
makanan, gizi seimbang untuk berbagai kelompok usia, lanjut. Sumber-sumber penting juga dicantumkan dalam
gangguan akibat kurang gizi, contoh menu makanan bagi modul, sebagai bahan referensi lanjutan untuk pengayaan
anak usia dini, pemantauan status gizi, mengatasi anak pengetahuan dan keterampilan.
sulit makan, hubungan antara gizi dan kecerdasan dan
gangguan gizi pada anak usia dini. Bab VII pencegahan Pada setiap bab, terdapat hal-hal yang perlu didiskusikan
dan penanganan stunting, yang memuat uraian tentang oleh peserta pelatihan, sebagai upaya untuk peningkatan
pengertian stunting, faktor penyebab stunting, hubungan pemahaman. Bagian terakhir modul terdapat soal-soal
antara stunting dan kualitas hidup anak, pencegahan latihan dan tugas mandiri yang merupakan bagian dari
stunting, penanganan stunting. Bab VIII memberikan kegiatan pelatihan tatap muka, sehingga harus dikerjakan
uraian tentang gizi bagi anak berkebutuhan khusus, yang oleh setiap peserta pelatihan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia dini merupakan usia emas, yang sedang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Di usia ini pula, anak cenderung sangat aktif, namun demikian,
kekebalan tubuh anak belum stabil. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018,
menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Proporsi
status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2% (Riskesdas 2013) menjadi
30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6%
(Riskesdas 2013) menjadi 17,7%.
KOTAK I.1
ASI EKSKLUSIF
Usia dini pada masa-masa awal kelahiran, merupakan
periode penting pertumbuhan dan perkembangan
anak, sehingga perlu mendapatkan gizi yang tepat,
salah satunya adalah pemberian air susu ibu (ASI)
eksklusif.
Kecerdasan anak yang lebih menonjol juga dijumpai pada bayi yang mendapat ASI
dibandingkan dengan susu formula, hal ini terkait dengan pola asuh gizi pada bayi.
Pengetahuan tentang gizi sejak bayi dilahirkan sampai usia 2 tahun, baik mengenai jenis,
porsi makanan bayi dan anak, sangat mendukung pertumbuhan otak dan fisik, baik bagi
bayi yang lahir dengan berat kurang maupun normal.
Selain tingkat kesehatan anak, lingkungan berbagai budaya, cara pengolahan, atau bahan tambahan pengawet, untuk
adat yang ada beragam serta sosial ekonomi atau nilai menjangkau konsumen yang berada di luar lokasi pabrik.
(value) anak, turut pula mempengaruhi pola makan bayi Upaya penelitian untuk mendapatkan berbagai macam adat
dan anak di masyarakat. Pangan lokal dari produk lahan dan budaya makan, yang dapat memperkuat pola makan
tanah masyarakat ataupun ketersediaan bahan pangan bergizi dan aman, sangat diperlukan untuk membangun
baik masa subur atau kemarau dapat mempengaruhi pola kepercayaan masyarakat tentang pola makan berbahan
makan keluarga dan distribusi makan pada bayi dan anak. pangan lokal, baik sumber karbohidrat, protein, lemak,
Di lain pihak muncul berbagai produk makanan pabrik yang vitamin maupun mineral.
disertai informasi yang gencar tanpa memberi keterangan
KOTAK I.2
MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA
TBC, stunting, cakupan serta mutu imunisasi merupakan permasalahan kesehatan yang saat ini
menjadi perhatian di Indonesia. Data WHO, 2018, menunjukkan bahwa Indonesia berada pada
peringkat kedua untuk beban TBC tertinggi di dunia. Angka stunting di Indonesia juga cukup tinggi,
meskipun mengalami penurunan, tetapi masih di atas batasan Badan kesehatan dunia (WHO). WHO
membatasi angka stunting 20%, tetapi angka stunting di Indonesia masih
sekitar 30%. Terkait imunisasi, masih muncul kejadian luar biasa dipteri
dan campak, sehingga permasalahan cakupan dan kualitas vaksin perlu
diperhatikan lebih serius (Rakekesnas, Maret 2018).
Permasalahan di atas sangat terkait dengan anak usia dini, sehingga perlu
ada upaya penanganan secara serius melalui keterlibatan semua pihak,
termasuk pendidikan anak usia dini.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan, makanan yang sehat, bergizi dan bervariasi dapat menjadi
salah satu solusi, karena bagaimanapun juga kesehatan dan gizi saling terkait.
Kotak I.3
APA UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN
OLEH PENDIDIK PAUD DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK?
Maraknya makanan cepat saji di restoran dengan berbagai
variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot dog, pizza,
hamburger, juga jajanan di PKL seperti cilok, cireng, gorengan
menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan
kebutuhan gizi yang sehat. Makanan cepat saji utamanya hanya
mengandung lemak dan karbohidrat, kurang protein, vitamin
dan mineral. Lebih baik sempatkan waktu untuk masak makanan
kesukaan anak.
Perlu kreativitas yang tinggi bagi pendidik dan orang tua untuk mengemas makanan sehat
yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji. Di sisi lain, orangtua juga sering kesulitan
menyusun dan mengatur menu makanan, serta pemilihan dan pengolahan bahan makanan dengan
benar. Kondisi ibu yang bekerja di luar rumah juga kadang menjadi permasalahan tersendiri dalam
pemenuhan makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
Upaya penanganan berbagai permasalahan tersebut di atas dapat dilakukan melalui kerjasama yang
baik antara orangtua dan pendidik di satuan pendidikan anak usia dini.
Upaya memelihara kesehatan dan memenuhi kebutuhan holistik integratif. Dengan demikian, setiap upaya yang
zat gizi bagi anak usia dini merupakan tanggung jawab terkait dengan kesehatan dan gizi merupakan salah satu
orangtua dan pendidik di satuan Pendidikan Anak Usia Dini aspek yang harus diberikan kepada anak. Kesehatan anak
(PAUD), karena merupakan aspek penting dalam upaya juga berhubungan dengan permasalahan mental, misalnya
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak tekanan (stres), depresi, pola asuh yang tidak sesuai dengan
usia dini. Oleh karena itu, setiap pendidik PAUD hendaknya karakteristik anak. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan
memahami dasar-dasar kesehatan dan kebutuhan gizi anak, kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari permasalahan
sehingga dapat memenuhi dengan layak. Pemahaman tersebut.
tersebut akan membantu pendidik PAUD dalam upaya
memelihara kesehatan anak, mengenali kemungkinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 137
adanya gangguan kesehatan dan gizi, menangani secara tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
dini permasalahannya serta membangun sistem rujukan Dini, menyebutkan tentang enam lingkup perkembangan,
yang tepat. Hal ini penting dilakukan pada setiap satuan dan pada setiap lingkup perkembangan terdapat tingkat
PAUD, yang pada saat ini dituntut memberikan layanan pencapaian perkembangan anak menurut usia.
Kotak I.4
LINGKUP PERKEMBANGAN
Lingkup perkembangan anak usia dini terdiri atas nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,
sosial emosional dan seni.
Lingkup perkembangan nilai agama dan moral meliputi kemampuan mengenal nilai agama yang dianut,
mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, mengetahui hari besar agama, menghormati, dan toleran terhadap agama orang lain.
Lingkup perkembangan fisik motorik, terbagi atas motorik kasar, motorik halus dan perilaku keselamatan
dan kesehatan. Kognitif meliputi belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis, dan berfikir simbolik.
Lingkup perkembangan bahasa meliputi memahami bahasa reseptif, mengekspresikan bahasa dan
keaksaraan awal.
Lingkup perkembangan sosial emosional meliputi kesadaran diri, terdiri atas memperlihatkan kemampuan
diri, mengenal perasaan sendiri dan mengendalikan diri, serta mampu menyesuaian diri dengan orang
lain, rasa tanggung jawab untuk diri dan orang lain, mencakup kemampuan mengetahui hak-haknya,
mentaati aturan, mengatur diri sendiri, serta bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan sesama;
dan perilaku prososial.
Lingkup perkembangan seni meliputi kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi
dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta
mampu mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama.
Oleh karena itu, pendidik perlu memiliki kecakapan untuk h. Perlindungan, keamanan dan keselamatan anak
menumbuhkan dan mengembangkan perilaku tersebut usia dini
pada anak. Kemampuan pendidik akan sangat ditunjang i. Dukungan sumber daya (keluarga dan masyarakat)
oleh pengetahuan dan keterampilannya, yang salah
satunya ditingkatkan melalui pemahaman terhadap modul C. Ruang Lingkup
“Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini”. Modul ini berisikan tentang pentingnya kesehatan dan gizi
pada anak usia dini, konsep kesehatan, perilaku hidup bersih
Modul “Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini” memberikan dan sehat, gizi anak usia dini, pencegahan dan penanganan
gambaran mengenai konsep kesehatan dan gizi, upaya- stunting, Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
upaya pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan gizi dan gangguan kesehatan, perlindungan, keamanan dan
anak, gangguan kesehatan dan gizi pada anak usia dini, keselamatan anak usia dini dan dukungan sumber daya
penanganan pertama terhadap gangguan kesehatan dan yang ada dalam satuan PAUD, keluarga dan masyarakat,
gizi, pertolongan pertama pada kecelakaan, perlindungan, serta berbagai bahan pengayaan bagi peserta pendidikan
keselamatan dan keamanan anak serta dukungan dan pelatihan.
lingkungan dan keluarga terhadap berbagai upaya
pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan gizi anak. D. Pengguna Modul
1. Pelatih diklat guru pendamping muda Pendidikan Anak
Modul ini disusun sebagai bahan bagi para pelatih pendidik Usia Dini
PAUD, khususnya pelatih pada pendidikan dan pelatihan 2. Peserta diklat guru pendamping muda Pendidikan Anak
(diklat) guru pendamping muda, sehingga dapat melakukan Usia Dini
transfer pengetahuan dan keterampilan mengenai 3. Penyelenggara diklat guru pendamping muda
kesehatan dan gizi, dan pada akhirnya diharapkan guru Pendidikan Anak Usia Dini
pendamping muda dapat mengimplementasikan pada 4. Pihak-pihak lain yang memiliki perhatian terhadap
satuan PAUD masing-masing. Di sisi lain, modul ini juga berbagai upaya pemeliharaan kesehatan dan
merupakan salah satu bahan bacaan bagi guru pendamping pemenuhan gizi anak usia dini
muda, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mengenai berbagai hal yang terkait dengan E. Petunjuk Belajar
kesehatan dan gizi anak usia dini. Agar dapat memahami materi kesehatan dan gizi bagi
anak usia dini secara tepat, utuh dan mendalam, Anda
B. Tujuan diharapkan:
1. Tujuan Umum 1. Membaca secara tuntas dan cermat seluruh paparan
Memberikan deskripsi mengenai perawatan kesehatan yang ada dalam bahan ajar ini.
dan pemenuhan gizi bagi anak usia dini. 2. Mengikuti paparan atau penyajian materi ini secara
2. Tujuan Khusus fokus pada saat disampaikan dalam kegiatan pelatihan
Memberikan deskripsi secara mendetail mengenai : yang diikuti.
a. Konsep kesehatan 3. Melakukan analisis dan mendiskusikan setiap paparan
b. Pemeliharaan kesehatan anak usia dini yang disajikan baik dengan teman peserta pelatihan
c. Gangguan kesehatan pada anak maupun dengan narasumber
d. Pemenuhan gizi anak usia dini 4. Mengerjakan berbagai tugas yang diminta, baik yang
e. Gangguan gizi anak usia dini (malnutrisi) disajikan dalam bahan ajar ini maupun yang diberikan
f. Pencegahan dan penanganan stunting oleh narasumber pada saat mengikuti pelatihan.
g. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan 5. Melaksanakan tugas mandiri setelah kegiatan pelatihan
ganggguan kesehatan tatap muka selesai, sesuai dengan acuan yang tertuan
pada bagian terakhir modul ini.
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. Kompetensi 3. Gizi Anak Usia Dini
a. Pengertian Zat Gizi
1. Menjelaskan pentingnya pemeliharaan kesehatan anak
b. ASI
usia dini
c. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
2. Mempraktekkan pemenuhan gizi seimbang anak usia
a) Pemilihan Bahan Pangan Yang Aman
dini
b) Pengolahan dan Penyajian Makanan
3. Menjelaskan pentingnya upaya penanganan gangguan
c) Bahan Tambahan Makanan
kesehatan dan gizi pada anak usia dini, termasuk
d) Prinsip Pemberian Makan pada Anak Usia Dini
masalah stunting
e) Pola Makan Dengan Gizi Seimbang
4. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan
f) Menu Makanan Bagi Anak Usia Dini
gangguan kesehatan yang terjadi pada anak usia dini
d. Pemantauan dan Penilaian Status Gizi
5. Melakukan berbagai upaya perlindungan, keselamatan
e. Mengatasi Anak Sulit Makan
dan keamanan pada anak usia dini
f. Hubungan Antara Gizi Dan Kecerdasan
3. Pengamatan
4. Tugas individu/kelompok
H. Langkah-langkah Penyajian
Materi
G. Alokasi Waktu Pelatih atau fasilitator perlu menyusun dan mengembangkan
Alokasi waktu pembelajaran adalah 8 jam pelajaran, langkah-langkah penyajian materi sesuai dengan kondisi
dengan 4 jam pelajaran untuk teori dan 4 jam pelajaran dan karakteristik peserta pelatihan. Berikut ini diberikan
untuk praktek. gambaran langkah-langkah penyajian materi yang dapat
dikembangkan oleh fasilitator atau pelatih.
Ice Breaking 5’
4. Fasilitator menjelaskan tentang pencegahan dan penanganan stunting 25’
Fasilitator menjelaskan tentang stunting, penyebab dan dampaknya
Fasilitator memutarkan video tentang stunting
Fasilitator meminta pendapat peserta tentang tayangan video
5. Fasilitator menjelaskan gizi bagi anak berkebutuhan khusus 30’
Fasilitator menjelaskan tentang karakteristik umum anak berkebutuhan khusus
Fasilitator mengajak peserta mengidentifikasi bahan makanan yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi anak
6. Fasilitator menjelaskan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan dan 30’
gangguan kesehatan pada anak
Fasilitator mengajak melakukan identifikasi kecelakaan dan gangguan
kesehatan pada anak
Fasilitator mengajak peserta mendiskusikan prosedur penanganan kecelakaan
dan gangguan kesehatan
7. Fasilitator menjelaskan perlindungan, keamanan dan keselamatan anak usia 30’
dini
Fasilitator mengajak peserta mengidentifikasi kondisi bahaya bagi anak
Fasilitator mengajak peserta melakukan tindakan untuk mengatasi potensi
bahaya bagi anak
8. Fasilitator menjelaskan dukungan keluarga dan masyarakat 15’
Akhir Sesi Kegiatan
1. Fasilitator meminta peserta menyimpulkan hal-hal yang sudah dipelajari dalam 10’
materi “Kesehatan dan Gizi”
2. Fasilitator mengakhiri sesi dengan mengucapkan terima kasih kepada peserta 10’
atas perhatian dan kerjasamanya
Jam pelajaran : 8 Jam pelajaran (@45 menit) : 360 menit 360’
BAB III
PENTINGNYA KESEHATAN DAN
GIZI PADA ANAK USIA DINI
A. Peran Kesehatan bagi menggosok gigi secara teratur, makan makanan yang
sehat seimbang, membuang sampah pada tempatnya,
Masa Depan Anak dan sebagainya. Peran pendidik dan orang tua adalah
Usia dini memerlukan perhatian dalam hal pemeliharaan memberikan dukungan terhadap proses pembiasaan pada
kesehatan, karena terkait dengan masa pertumbuhan anak.
dan perkembangan, yang mempengaruhi kehidupan
kelak kemudian hari. Pertumbuhan sel dimulai dari saat B. Pentingnya Gizi bagi Anak
pembuahan pertama dan pertumbuhan janin dalam rahim Pemenuhan gizi yang seimbang penting bagi anak usia dini.
ibu, sampai usia baligh atau remaja. Kekurangan zat gizi untuk pertumbuhan (protein, kalsium,
fosfat, energi) pada anak perempuan akan menyebabkan
Pemeliharaan kesehatan sesungguhnya diawali ketika ibu pertumbuhan tulang panggul dalam tidak optimal,
hamil, dan hal ini sangat menentukan ada atau tidaknya sehingga pada masa dewasa mengalami gangguan
permasalahan kesehatan yang akan dihadapi anak pada persalinan, hingga timbulnya risiko kematian pada saat
masa dewasa. Pemeliharaan kesehatan dapat dimulai melahirkan anak.
dari hal-hal yang sederhana, misalnya mencuci tangan,
Hal ini dapat menjadi perhatian kita bahwa ketika bayi dideteksi berisiko stunting (pendek, atau sangat
pendek, atau tinggi badan di bawah ukuran standar untuk anak seusianya), maka diupayakan terpenuhi
status gizinya, terutama protein hewani, sehingga pada fase kedua percepatan pertumbuhan, tinggi
badan anak dapat mencapai standar.
Untuk mengetahui kesesuaian tinggi badan dengan standar tinggi badan menurut umur dapat
digunakan Kartu Pertumbuhan Tinggi badan menurut Umur berbeda pada jenis kelamin laki dan
wanita, yang terdapat dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).
Pemenuhan gizi yang sehat dan seimbang dapat dengan menggunakan bahan-bahan pangan lokal yang aman, sehingga
mudah ditemukan dan terjangkau dari sisi harga. Bahan pangan lokal juga dipilih yang nilai gizinya seimbang.
Jelaskan kemungkinan gangguan yang dialami ibu hamil dan janin jika tidak mendapatkan asupan gizi
yang baik?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
C. Rangkuman
Pemenuhan gizi dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini penting karena mempengaruhi kehidupan sampai dewasa.
Siklus pertumbuhan optimal terdiri atas 2 bagian yaitu 2 tahun pertama kehidupan dan sebelum akhir baligh. Seorang ibu
hamil dapat menderita berbagai penyakit pada ibu dan anak jika kekurangan zat gizi seperti, berat bayi lahir rendah (BBLR),
kretin, bibir sumbing, dan lain-lain. Ibu hamil perlu melakukan kontrol rutin ke Puskesmas untuk mendeteksi penyakit,
memonitor perkembangan kehamilan dan janin serta mendapatkan edukasi bekal sebagai calon orang tua dalam merawat
anak sejak bayi.
BAB IV
KONSEP KESEHATAN
A. Pengertian Kesehatan
Kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam ketiadaan penyakit atau kelemahan”. Pada tahun 1986,
kehidupan seorang anak, karena derajat atau status WHO, dalam Piagam Ottawa untuk promosi kesehatan,
kesehatan dapat mempengaruhi proses belajar anak. Anak menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah
yang sehat dapat menerima dan memproses informasi “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan
dengan baik, sehingga mengoptimalkan kecerdasannya. hidup, kesehatan adalah konsep positif, yang menekankan
Demikian pula dengan tumbuh kembang anak. Ketika sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
anak sehat, anak dapat melakukan berbagai aktivitas,
Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian tentang
antara melakukan eksplorasi, bermain, bersosialisasi,
kesehatan. Perkins menyatakan bahwa kesehatan
mengungkapkan gagasan, menciptakan banyak karya-
merupakan suatu keadaan yang seimbang dan dinamis
karya kreatif, dan sebagainya. Dengan demikian, kesehatan
antara bentuk dan fungsi tubuh juga berbagai faktor yang
akan berpengaruh terhadap optimalisasi pertumbuhan dan
mempengaruhinya. Sementara itu, Paune mengemukakan
perkembangan anak.
kesehatan sebagai fungsi yang efektif dari sumber-sumber
Kesehatan sesungguhnya tidak hanya kondisi yang perawatan diri yang menjamin sebuah tindakan untuk
menunjukkan bahwa anak bebas dari penyakit atau perawatan diri. Kesehatan merupakan perilaku yang sesuai
kecacatan, tetapi lebih luas dari itu. Ada banyak dengan tujuan, agar mendapatkan, mempertahankan dan
sekali pengertian kesehatan, baik menurut peraturan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual. Neuman
perundangan, organisasi kesehatan dunia, maupun menyatakan bahwa kesehatan adalah suatu keseimbangan
beberapa ahli. Menurut Undang-undang No. 36 tahun bio-psiko, sosio, kultural dan spiritual pada tiga garis
2009 tentang Kesehatan, Bab I, Pasal 1 disebutkan pertahanan yang fleksibel, normal dan resisten. White, 1977,
bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, menjelaskan sehat sebagai suatu keadaan ketika seseorang
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap pada waktu diperiksa tidak memiliki keluhan apapun atau
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. tidak ada tanda-tanda kelainan atau penyakit. Perkin,
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health 1938, menyebutkan bahwa sehat adalah suatu keadaan
Organization/WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya.
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya
Masyarakat sering menganggap bahwa kesehatan hanya terkait dengan kondisi fisik, sehingga yang
disebut sehat hanyalah ketika anak tidak sakit. Hal ini tidak terlalu salah, mengingat kondisi fisik ini yang
paling mudah dikenali. Anak dikatakan sehat apabila secara fisik, sosial, dan mental dalam kondisi yang
baik, serta menunjukkan produktivitas yang tinggi. Dari sini terlihat bahwa aspek kesehatan sangatlah
luas, satu sama lain saling terkait, sehingga perlu diperhatikan secara
keseluruhan.
Dimensi fisik dari kesehatan dikenali dari tidak adanya Agar seseorang mencapai kondisi seimbang terbaiknya,
penyakit tertentu yang diderita. Kesehatan dari dimensi maka perlu adanya pendidikan kesehatan yang dimulai sejak
sosial menyangkut hubungan dengan orang-orang di usia dini. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu
sekitarnya. Anak yang sehat secara sosial dapat berinteraksi seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun
secara baik, memiliki kemampuan adaptasi yang memadai, secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan
dapat berkomunikasi dengan baik dan sebagainya. pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi
Kesehatan dari dimensi mental menyangkut aspek psikologi kesehatan pribadinya dan orang lain.
dari dalam diri. Anak yang sehat secara mental adalah
anak yang terbebas dari tekanan atau stres, ancaman, Larry Green menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan
dan kondisi yang tidak menyenangkan lainnya. Anak adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang
tersebut akan tampak ceria dan bersemangat. Kesehatan untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku
dari sisi ekonomi sesungguhnya menyangkut pada tingkat yang kondusif bagi kesehatan. Dengan demikian,
produktivitas. Pada anak, produktivitas tampak dari ide/ pendidikan kesehatan merupakan upaya sadar untuk
gagasan/pendapat anak, maupun karya-karya kreatif yang membentuk perilaku sehat, dan karena merupakan suatu
dihasilkan. Anak yang sehat akan menunjukkan hal-hal perilaku, maka terdiri atas komponen sikap, pengetahuan
tersebut dengan memadai. Kesehatan dari sisi perilaku dan keterampilan. Dengan demikian, dengan pendidikan
tampak dari tindakan anak sehari-hari, yang mengacu pada kesehatan, diharapkan anak dapat mencapai kompetensi
perilaku hidup sehat, misalnya dari pemilihan makanan, dasar hidup sehat.
minuman, dan sebagainya.
Berikan gambaran kondisi kesehatan anak Indonesia dari sisi fisik, mental dan sosial
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Berikan gambaran hal-hal yang melatarbelakangi/mempengaruhi kondisi kesehatan kesehatan anak Indo-
nesia dari sisi fisik, mental dan sosial
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
B. Ciri-Ciri Anak Sehat 5. Tidak menderita penyakit seperti batuk pilek, mencret,
penyakit telinga, mata dan kulit.
Ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari berbagai segi, antara Penyimpangan atau gangguan perkembangan lebih lanjut
lain segi fisik, segi psikis, dan segi sosialisasi. Ciri-ciri anak dapat diketahui melalui deteksi dini tumbuh kembang
sehat menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2014, anak. Materi deteksi dini tumbuh kembang anak secara
yaitu: rinci disampaikan dalam diklat berjenjang tingkat lanjut.
1. Rambut bersih dan mengkilap, tidak kotor, tidak kusam,
tidak berketombe, tidak ada kutu.
2. Mata bersih dan bersinar, tidak merah, tidak bengkak,
C. Faktor yang Mempengaruhi
tidak gatal dan tidak nyeri/sakit. Kesehatan Anak
3. Telinga bersih dan sehat, tidak berbau, tidak keluar H.L Blum menjelaskan bahwa terdapat empat faktor besar
cairan dari lubang telinga dan tidak ada keluhan sakit yang mempengaruhi kesehatan, yaitu :
telinga. 1. Perilaku
4. Hidung bersih, tidak ada ingus, tidak mudah berdarah/ Perilaku merujuk pada sikap, pengetahuan dan
mimisan. Rongga mulut bersih, nafas tidak bau, gusi keterampilan terkait kesehatan. Perilaku ini terwujud dalam
tidak mudah berdarah, tidak ada sariawan. kebiasaan sehari-hari, misalnya kebiasaan makan, minum,
5. Gigi geligi bersih, tidak berlubang, tidak ada keluhan istirahat, olah raga dan sebagainya. Perilaku yang sehat
sakit gigi. akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan. Salah
6. Bibir dan lidah tampak segar, bersih, tidak pucat, tidak satu bentuk perilaku adalah gaya hidup (life style). Anak
kering dan tidak pecah-pecah. usia dini yang terbiasa dengan gaya hidup tidak sehat,
7. Leher berkulit bersih, tidak bersisik, tidak ada benjolan, misalnya kebiasaan mengkonsumsi junk food, makanan
tidak ada bercak putih, panu, atau kadas, dan tidak yang mengandung bahan aditif (bahan tambahan
gatal. makanan) berlebihan, dan sebagainya, memiliki risiko
8. Tangan bersih, kuku pendek bersih, kulit bersih tidak terkena gangguan kesehatan di kemudian hari. Sementara
bersisik, tidak ada luka, tidak ada bisul, tidak ada itu, anak usia dini yang terbiasa dengan gaya hidup sehat,
koreng misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
9. Badan bersih, kulit bersih tidak bersisik, tidak ada bercak konsumsi makanan minuman yang sehat dan seimbang,
putih, tidak ada luka atau bisul, tidak ada benjolan. kemungkinan besar akan terhindar dari banyak gangguan
10. Kaki bersih, kuku pendek dan bersih, kulit tidak bersisik, kesehatan.
tidak ada bercak putih, tidak ada luka atau borok.
2. Lingkungan
Di samping ciri fisik tersebut status gizi dan tingkat Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar
perkembangan anak menunjukkan tanda-tanda : dalam status kesehatan anak. Yang dimaksud lingkungan
1. Tumbuh proporsional (berat badan dan tinggi badan sesungguhnya tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga non
sesuai umur), tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu fisik. Lingkungan yang bersifat fisik antara lain pencahayaan,
kurus dan gizi anak baik. suhu, aliran udara, air bersih, suara, warna, kondisi sarana
2. Tahapan perkembangan tidak terlambat, kemampuan dan prasarana, luas ruang, binatang, tumbuhan, aroma/
motorik, kognitif dan afeksi, sosialisasi dan kemandirian bau dan sebagainya. Lingkungan fisik tersebut harus terjaga
anak sesuai dengan umurnya. kebersihan dan keamanannya, sehingga anak tetap sehat.
3. Tampak aktif/gesit dan gembira tidak lesu, tidak Lingkungan yang bersifat fisik bisa berwujud perilaku
murung dan tidak pemarah. orang-orang yang ada di sekitar anak. Anak hendaknya
4. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mendapatkan kesempatan yang seluas-luas untuk
tidak cengeng dan tidak rewel. Anak tidak mempunyai berinteraksi dengan orang-orang yang memberikan suasana
masalah kejiwaan dan kelainan perilaku. nyaman, bebas dari tekanan/stres/intimidasi, dan sebagainya.
3. Pelayanan kesehatan
Ketersediaan pelayanan kesehatan,
dan pelayanan kesehatan yang
berkualitas akan berpengaruh
terhadap derajat kesehatan anak.
Ketersediaan tersebut menyangkut
petugas kesehatan yang berkualitas,
dengan diimbangi dengan
kelengkapan sarana/prasarana,
dan dana akan menjamin kualitas
pelayanan kesehatan. Pelayanan
seperti ini akan mampu mengurangi
atau mengatasi masalah kesehatan
anak yang berkembang di suatu
wilayah atau kelompok masyarakat.
Misalnya, jadwal imunisasi yang
teratur dan penyediaan vaksin yang
cukup sesuai dengan kebutuhan,
serta informasi tentang pelayanan
imunisasi yang memadai kepada
masyarakat akan meningkatkan
cakupan imunisasi. Cakupan imunisasi yang tinggi akan menekan angka kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi. Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan
dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap kabupaten dan kota.
Apa saja yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka memelihara kesehatan anak di lembaga PAUD?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
PERTANYAAN
KOTAK IV.3
Berikan tanda (√) penyakit yang tergolong PD3I pada daftar berikut ini.
o Batuk o Demam Berdarah
o Pilek o Batuk rejan/pertussis
o Campak/Gabag (measles) o Tetanus
o Gondongan/mumps o Alergi
o Rubela o Meningitis (radang selaput otak)
o Penyakit kulit o Hepatitis B
o Polio o Tuberculosis (TBC)
Imunisasi pada anak harus dilakukan sejak lahir sesuai dengan jadwal pemberian sebagaimana tabel IV.1. tentang imunisasi
dasar wajib bagi anak.
Untuk memastikan bahwa semua imunisasi wajib di atas sudah diterima anak, maka orangtua perlu memiliki kartu
imunisasi, yang biasanya diberikan oleh layanan kesehatan. Orangtua perlu memantau jadwal imunisasi dengan baik,
sehingga tidak ada yang terlewatkan. Peran pendidik adalah mengingatkan orang tua agar tidak melewatkan jadual
imunisasi dasar wajib bagi anak.
PERTANYAAN
KOTAK IV.4
Namun demikian, masih banyak orang tua yang menolak imunisasi bagi bayi maupun anaknya.
Orangtua mengganggap, bahwa yang penting anak diberi makanan yang sehat dan bergizi, maka
kekebalan tubuh pasti terjaga dan terhindar dari berbagai penyakit. Di sisi lain, juga beredar banyak
sekali berita kontroversial, serta keraguan seputar imunisasi, misalnya tentang kehalalan vaksin yang
digunakan, dampak imunisasi yang dapat menyebabkan kematian, rusaknya vaksin, dan sebagainya.
Berikan gambaran gangguan kesehatan yang sering muncul di beberapa wilayah di Indonesia!
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Buatlah rancangan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Kotak IV.5
BAHAYA ASAP ROKOK
Sekolah adalah kawasan bebas dari asap rokok, tetapi rumah
bukan, sehingga sangat mungkin anak terpapar asap rokok
ketika berada di rumah, karena ada anggota keluarga yang
merokok, yang menyebabkan anak menjadi perokok pasif.
Anak yang terpapar asap rokok berisiko terkena infeksi pernapasan (bronkitis, peneumonia, dan infeksi
saluran paru-paru), serangan asma mendadak, infeksi telinga, batuk kronis, limfoma, tumor otak dan
daya tahan tubuh melemah.
Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak dari paparan asap rokok?
BAB V
anak sejak dini. Untuk menumbuhkannya diperlukan Sementara itu, pengkondisian dapat dilakukan dengan
keteladanan, pembiasaan dan pengkondisian. Keteladanan penyediaan tempat sampah yang memadai, termasuk
dilakukan oleh orangtua dan pendidik, pembiasaan menyediakan tempat sampah untuk berbagai jenis sampah
dilakukan melalui kegiatan rutin sehari-hari, sepanjang yang berbeda karakteristiknya, misalnya sampah basah dan
waktu dan sepanjang tahun. Pembiasaan yang dilakukan sampah kering. Tempat sampah yang disediakan hendaknya
oleh pendidik hendaknya direncanakan dalam perencanaan juga mudah dijangkau oleh anak, tertutup sehingga
pembelajaran, baik dalam program semester, rencana binatang tidak mudah masuk, demikian juga menghindari
pelaksanaan pembelajaran mingguan, maupun rencana bau yang tidak sedap, sekaligus juga memperhatikan aspek
pelaksanaan pembelajaran harian. estetika (keindahan).
Kotak V.1
DAMPAK BUANG SAMPAH SEMBARANGAN
Membuang sampah sembarangan ternyata sangat berbahaya
bagi kesehatan. Beberapa penyakit berbahaya yang dapat
terjadi akibat membuang sampah sembarangan, antara lain:
1. Disentri (radang usus yang disertai dengan diare dan darah
atau lendir)
2. Hepatitis A (gangguan fungsi hati)
3. Salmonellosis (penyakit tipes, panas karena infeksi bakteri
salmonella, terjadi di daerah perut atau usus)
4. Penyakit pes (penyakit yang ditularkan melalui tikus dan
juga binatang lainnya yang terinfeksi oleh penyakit ini, misalnya kucing berkutu, kelinci, anjing), yang
dapat memicu timbulnya meningitis (radang selaput otak) dan berujung pada kematian.
Mencuci Tangan Dengan Benar mencuci tangan dengan benar dan bersih, antara lain diare,
cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), TBC,
Pada umumnya, baik orang dewasa apalagi anak- penyakit yang mematikan seperti SARS, Flu burung (H5N1)
anak cenderung mencuci tangan dengan air. Beberapa dan flu babi (H1N1).
penelitian menunjukan mencuci tangan saja tanpa sabun
tidak efektif untuk kebersihan terutama untuk membunuh Selain untuk membunuh kuman yang menempel pada
kuman, karena mencuci tangan dengan sabun merupakan tangan, sabun juga berperan dalam melepaskan lemak dan
salah satu upaya pencegahan penyakit. Tangan merupakan kotoran yang menempel. Di dalam lemak dan kotoran yang
bagian tubuh yang banyak bersentuhan dengan sumber- menempel inilah terdapat kuman penyakit hidup. Mencuci
sumber kuman baik secara langsung maupun tidak tangan membutuhkan waktu lebih lama sedikit. Waktu yang
langsung. Tangan yang bersentuhan langsung dengan diperlukan mencuci tangan dengan sabun lebih kurang 1
kotoran manusia dan binatang (faeses), air seni (urin), (satu) menit. Hal ini yang menyebabkan kadangkala anak
ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/ usia dini bahkan orang dewasa cenderung mencuci tangan
minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan tanpa sabun. Untuk mencegah infeksi pada anak usia dini
sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit apalagi bayi yang sangat rentan terhadap infeksi maka
pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang pendidik harus memastikan bahwa tangannya selalu dalam
ditularkan. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan keadaan bersih dan kuku sebaiknya terpotong pendek.
Kotak V.2
WAKTU TEPAT UNTUK MENCUCI TANGAN
1. Ketika tiba di sekolah/rumah
2. Sebelum dan sesudah berinteraksi dengan bayi
3. Apabila tangan terpecik cairan tubuh, misalnya keringat, air
liur
4. Sesudah atau setelah dari kamar mandi dan membersihkan
hidung atau batuk
5. Memegang barang atau tempat kotor, misalnya sampah
6. Sebelum dan sesudah makan
7. Sesudah buang air besar/buang air kecil, dari toilet/kamar
mandi
8. Sebelum dan setelah merawat anak yang sakit
Selain untuk pembiasaan dari pendidik itu sendiri, pendidik tangan sendiri. Fasilitas mencuci tangan harus disediakan di
harus mengajarkan dan membangun kebiasaan mencuci lembaga PAUD, yang tinggi, bentuk dan kenyamanannya
tangan pada anak usia dini. Khusus bagi anak yang sudah menyesuaikan dengan usia dan kondisi anak.
bisa berdiri sempurna, sudah bisa didorong melakukan cuci
Kotak V.3
MANFAAT MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan dengan benar merupakan hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah
berbagai penyakit berbahaya yang menular melalui tangan kedalam mulut, seperti diare, ISPA, tifus,
kecacingan, disentri dan flu burung.
Kotak V.4
REFLEKSI MENCUCI TANGAN
Mari kita pikirkan, mengapa mencuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih yang
mengalir, sabun dan urutan yang benar?
Bagaimana bila tidak tersedia sabun dan air bersih yang mengalir?
Menggosok Gigi
Kotak V.5
MENGGOSOK GIGI
Menggosok gigi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada saat menggosok gigi,
secara tidak langsung melatih gerakan refleks dan gerakan terkendali. Menggosok gigi juga bermanfaat
bagi perkembangan persarafan yang ada di aderah mulut, dan terhubung pada area-area lainnya, yang
dapat merangsang perkembangan bicara dan berfungsinya sistem pendengaran semakin baik.
Kotak V.6
MELATIH MENGGOSOK GIGI
Menggosok gigi seringkali menjadi hal yang sangat sulit untuk dibiasakan pada anak, karena berbagai
faktor, antara lain karena rasa pasta gigi, timbulnya rasa tidak nyaman ketika menggosok gigi, misalnya
ngilu atau sakit pada gusi, sikat gigi yang berbulu kasar, belum bisa berkumur dengan baik, belum bisa
menggerakkan sikat gigi dengan baik karena perkembangan motorik, dan sebagainya.
Mandi i)
j)
Minyak penghangat tubuh (sesuai kebutuhan)
Sisir
Mandi adalah membersihkan badan dengan air, sabun
b. Melakukan pengecekan kelayakan perlengkapan mandi
mandi, dan bahan pendukung kebersihan lainnya. Fungsi
mandi antara lain :
2. Pelaksanaan
1. Membersihkan kotoran dan lemak di kulit
a. Membantu anak membuka baju dan mendorong anak
2. Memberikan rasa nyaman dan segar
untuk melakukannya secara mandiri
3. Merangsang peredaran darah, otot-otot dan saraf
b. Buang air kecil dan membersihkan area kelamin serta
perifer (saraf tepi)
dubur
4. Membersihkan rambut dan kulit dari kotoran
c. Menggosok gigi
Kegiatan mandi pada anak usia dini disesuaikan dengan d. Menyiramkan air ke badan, dimulai dari arah kaki lalu
kondisi dan umur anak. Secara bertahap anak dapat badan, dan dilanjutkan kepala
dibimbing untuk melakukan kegiatan mandi secara mandiri. e. Memberikan sampo ke rambut dan sabun ke badan
Berdasarkan kondisi anak usia dini, kegiatan mandi ini dapat f. Membilas rambut dan badan anak
dibagi sebagai berikut: g. Membersihkan kembali area kelamin dan dubur
1. Mandi bagi bayi yang masih sangat kecil, yaitu sejak h. Mengeringkan rambut dan badan dengan handuk
lahir hingga sekitar usia 3 bulan. Mengingat bahwa anak i. Memberikan minyak penghangat tubuh (misalnya :
yang masuk ke lembaga PAUD umumnya sekitar umur 3 minyak telon, minyak kayu putih), sesuai kebutuhan
bulan ke atas, maka cara memandikan bayi yang masih dan kondisi anak
kecil tidak dibahas pada modul ini. j. Memakai baju, ajarkan anak memakai sendiri
2. Memandikan bayi yang sudah berumur beberapa bulan celana dalam. Jangan biasakan orang lain selain ibu
3. Memandikan anak sudah bisa berdiri menggantikan celana dalam anak. Hal ini untuk
mengajarkan bahwa bagian tubuh yang ditutupi
Kebiasaan yang memandikan bayi yang baru lahir di pakaian dalam adalah sangat perlu dijaga dari sentuhan
masyarakat adalah bidan penolong atau dukun bayi orang lain.
terlatih. Hal ini terjadi karena rasa ketakutan ibu memegang k. Menyisir rambut.
tubuh yang bayi yang masih kecil dan rapuh, sehingga
perlu penguatan teknik memegang tubuh bayi dengan 3. Akhir kegiatan
meletakkan bagian leher pada telapak tangan kiri ibu atau a. Mengembalikan seluruh peralatan mandi ke tempatnya.
tangan kanan bila ibu kidal. b. Pendidik memastikan bahwa tempat mandi kembali
rapi dan bersih
Prosedur umum memandikan anak antara lain :
1. Persiapan Kegiatan mandi dimulai dari persiapan, kegiatan mandi,
a. Melakukan pengecekan kelengkapan dan kebersihan hingga selesainya kegiatan mandi. Pada setiap tahap
perlengkapan mandi kegiatan mandi, pendidik mendorong agar anak mampu
a) Bak/ember mandi melakukan secara mandiri. Uraian kegiatan mandi sesuai
b) Gayung usia anak disajikan berikut ini.
c) Washlap
d) Sabun mandi
e) Shampoo
f) Sikat dan pasta gigi
g) Handuk
h) Pakaian ganti
Memandikan bayi usia yang 3. Perhatikan lingkungan bayi, jangan sampai bayi
kedinginan
belum bisa berdiri (usia 3 4. Mengatur tempat untuk memandikan sesuai dengan
Persiapan bayi
1. Mengajak bayi berbicara tentang kegiatan mandi yang
menyenangkan
2. Menyiapkan posisi bayi
3. Menjaga kehangatan bayi
Pelaksanaan
1. Alat-alat dibawa ke dekat bayi (bak mandi di sebelah
kanan pendidik/pengasuh)
2. Pendidik/pengasuh cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan memandikan bayi
Memandikan anak yang 7. Memberikan sabun pada badan anak dan dibilas
dengan gosokan lembut.
belum dapat berdiri sempurna 8. Memberikan sampo pada rambut anak, dan digosok
secara lembut.
Persiapan Pendidik 9. Membilas rambut dan badan anak hingga bersih.
1. Melakukan pengecekan kelengkapan dan lebersihan 10. Membersihkan kembali area kelamin dan dubur anak.
peralatan mandi 11. Anak dapat diajak masuk ke bak air, dan berikan
2. Melakukan pengecekan kelayakan peralatan mandi kesempatan pada anak untuk bermain air sebentar.
12. Mengajak anak keluar dari bak mandi.
Persiapan Peralatan Mandi 13. Mengeringkan dengan handuk, mengolesi minyak
1. Bak mandi (kalau bisa berwarna-warni) berisi air telon/kayu putih (sesuai dengan kebutuhan), lalu
hangat-hangat kuku atau dingin sesuai dengan dikenakan baju .
kebiasaan 14. Menyisir rambut anak.
2. Gayung Setelah kegiatan mandi selesai, pendidik hendaknya
3. Air mengalir memastikan bahwa seluruh peralatan mandi
4. Sabun bayi dikembalikan pada tempatnya dan tempat mandi
5. Sampo bayi kembali bersih dan rapi.
6. Waslap
7. Handuk kecil warna-warni dan tiap hari dicuci
8. Sikat gigi yang lunak Memandikan anak yang sudah
9. Pasta gigi sesuai anak
10. Minyak telon / kayu putih sebagai penghangat – sesuai
bisa berdiri
dengan kebutuhan Sejak anak bisa berdiri sempurna, anak sudah bisa diajak
11. Pakaian ganti dan diajarkan mandi sendiri, sehingga secara bertahap
anak mampu melakukannya sendiri.
12. Sisir
Persiapan pendidik
Teknik Pelaksanaan
1. Melakukan pengecekan kelengkapan dan kebersihan
1. Anak diajak bicara tentang kegiatan mandi, tujuan
peralatan mandi
mandi serta diinformasikan bahwa anak tersebut akan
2. Melakukan pengecekan kelayakan peralatan mandi
dimandikan segera serta disampaikan tentang perlunya
3. Berkomunikasi dengan anak tentang :
anak mulai belajar mandi sendiri. Kegiatan harus
a. Tujuan mandi bagi kesehatan dan kesegaran tubuh
dilakukan dengan cara menyenangkan. Perlu pastikan
b. Akibat jika mandi tidak dilakukan
bahwa anak tidak kedinginan dengan membiarkannya
c. Frekuensi mandi dalam sehari
berendam.
d. Alat-alat mandi
2. Mengajak anak berbicara tentang tahapan mandi yang
e. Cara mandi yang tepat. Perlu disampaikan kegiatan
akan dilakukannya untuk merangsang kemampuan
yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah mandi
bahasa.
f. Hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi
3. Memberikan kesempatan kepada anak untuk
anak ketika mandi, sehingga perlu berhati-hati
menggosok gigi.
ketika mandi
4. Membantu anak membuka pakaian.
5. Memberikan kesempatan kepada anak untuk buang air Persiapan alat mandi
kecil dan membersihkan area kelamin serta dubur anak. 1. Gayung
6. Memandikan dengan guyuran pelan (mulai dari kaki 2. Bak mandi
dan badan anak) sehingga anak tidak terkejut. 3. Sabun mandi
Kotak V.9
KASUS DAERAH
Pada daerah-daerah tertentu, ketersediaan air sangat minim, bahkan hampir tidak tersedia air bersih,
sehingga kegiatan mandi dan mencuci rambut dengan benar sulit untuk dilakukan.
Bagaimana menyikapi hal tersebut untuk kegiatan mandi dan mencuci rambut?
Melatih Anak Buang Air Besar hanya menuntun anak ke toilet, kemudian menyuruhnya
untuk BAB atau BAK. Toilet training lebih mengarah pada
(BAB) dan Buang Air Kecil upaya menumbuhkan pada diri anak untuk mengenali
(BAK) di Toilet (Toilet training) rasa ingin BAB dan BAK, serta tempat juga cara sehat
menggunakan toilet. Anak harus mengenal tanda-tanda
Toilet training atau Latihan untuk Buang Air Besar (BAB) dan tekanan di kandung kemihnya dan adanya rasa mulas ingin
Buang Air Kecil (BAK) merupakan salah satu upaya untuk BAB. Anak kemudian diajarkan untuk membuat hubungan
membangun kemandirian anak usia dini dalam mengurus antara perasaan tersebut dengan proses metabolisme
dirinya sendiri secara bertahap. Latihan ini harus dilakukan yang sedang terjadi di dalam tubuhnya. Selanjutnya, anak
dalam bentuk interaksi yang menyenangkan antara diajarkan belajar menanggapi dengan tepat rasa tersebut.
pendidik dan anak usia dini. Toilet training juga merupakan Oleh karena itu, terlebih dahulu anak diajarkan tentang
salah satu upaya pengenalan pendidik terhadap kondisi cara melepaskan pakaian secara mandiri. Hal yang juga
dan karakteristik anak didik yang sedang dilatih. penting dilakukan adalah mengajarkan anak cara menahan
keinginannya sampai semua sudah kondusif untuk proses
Toilet training sesungguhnya bukan sekedar melatih anak BAK dan BAB. Anak juga dilatih cara membersihkan alat
menggunakan toilet, karena kalau demikian, pendidik kelamin atau pantatnya, turun dari toilet dengan aman,
Kotak V.10
7 LANGKAH KEGIATAN TOILET TRAINING
Langkah 1. Memastikan bahwa anak telah siap toilet training
Langkah 2. Menyiapkan diri sebaik mungkin serta peralatan yang diperlukan.
Langkah 3. Membantu anak untuk mengetahui arah yang akan dituju dan cara
untuk menyebutkan BAB/BAK
Langkah 4. Membantu anak mengetahui antara rasa ingin BAB/BAK dan pergi ke toilet.
Langkah 5. Mengalihkan pemakaian popok ke celana yang mudah dilepas
Langkah 6. Membasuh, menyiram dan mengenakan celana
Langkah 7. Mencuci dan mengeringkan tangan
h) Pemahaman proses keseluruhan toilet training. kemudahan untuk dibersihkan, keamanan, kekuatan,
4. Kesadaran emosional dan sosial stabilitas dan desain, dan bahkan kalau memungkinkan,
Perlu diperhatikan : terdapat juga celana khusus untuk latihan ke toilet.
a) Pengenalan bagian-bagian tubuhnya dan fungsinya
secara sederhana Langkah 3. Membantu anak untuk mengetahui arah
b) Penguatan pemahaman terhadap hal-hal yang yang akan dituju dan cara untuk menyebutkan BAB/
berhubungan dengan buang air besar dan buang BAK
air kecil, seperti rasa atau tanda-tanda keinginan 1. Anak dikenalkan tempat BAB dan BAK bersamaan
BAB/BAK, yang disimbolkan dengan kata-kata dengan memberikan penamaan terhadap seluruh
seperti “e-ek”, “pup” dan “pipis”. peralatan tersebut dan cara penggunaannya
c) Pengenalan dan penamaan alat kelamin sesuai 2. Anak dapat juga dibantu memberikan nama secara
dengan namanya, misalnya penis, vagina, WC, tepat dan spesifik pada kegiatan BAB dan BAK, misalnya
basah, kering, pakaian dalam. BAB dinamai “e-ek” dan BAK dinamai “pipis”.
d) Kemampuan anak untuk berpikir simbolik, 3. Anak juga perlu diberi pemahaman tentang penamaan
merencanakan atau memecahkan masalah dan bagian tubuhnya. Berikan nama-nama yang wajar dan
mengingat, kemudian belajar mengetahui waktu umum diterima anak dan keluarga untuk bagian tubuh
untuk BAK/BAB, arah menuju ke toilet, melepaskan (penis, testis, vagina, dll) yang terlibat dalam BAB dan
pakaian dalam, mengeluarkan air besar/air kecil di BAK. Kata-kata tersebut diucapkan pendidik dengan
toilet, mencuci dan mengeringkan tangan. nada yang wajar seperti menyebutkan anggota tubuh
lainnya, misalnya mata, hidung, telinga.
Pada saat usia 6 bulan sampai 1 tahun, anak sudah jarang
atau tidak buang air besar lagi di malam hari. Pada usia 1 - 2 Langkah 4. Membantu anak mengetahui antara rasa
tahun, anak semakin jarang buang air kecil di celana, yang ingin BAB/BAK dan pergi ke toilet
menunjukkan bahwa kemampuan mengendalikan otot di 1. Pengenalan rasa ingin BAB atau BAK pada anak dan
sekitar panggul sudah semakin bagus. Jika pendidik tidak untuk segera pergi ke toilet, lalu duduk di pispot atau
bisa menemukan polanya maka anak diajak untuk berlatih jamban yang berujung dengan melakukan BAB atau
buang air besar/buang air kecil di pispot/jamban setiap BAK di atas pispot.
2 jam atau lebih sering lagi, atau menanyakan kepada 2. Kemampuan anak untuk menyampaikan rasa tersebut
anak apakah akan BAB/BAK, serta tidak membiasakan diri kepada pendidik, misalnya: “Sayang, mau e-ek ya,
menahan hal tersebut karena berbahaya bagi kesehatan. bilang ke ibu guru ya”.
3. Meningkatkan kemampuannya ke arah kemandirian,
Langkah 2. Menyiapkan diri sebaik mungkin serta misalnya dengan mengatakan: “Sudah terasa mau e-ek
peralatan yang diperlukan. ya, ayo pergi ke pispot”, meskipun pada tahap awal
Pendidik perlu memahami teknik komunikasi dengan masih ditemani namun secara bertahap anak mulai
anak sesuai tahap perkembangan anak, penuh dengan diajarkan BAB atau BAK secara mandiri.
kesungguh-sungguhan dan kesabaran, serta memahami
cara memotivasi dan mengajak anak secara kreatif. Hindari Langkah 5. Mengalihkan pemakaian popok ke celana
hal-hal yang dapat membuat anak merasa tidak nyaman. yang mudah dilepas
Teknik komunikasi dengan anak dapat dipelajari dalam 1. Penggunaan celana dalam yang mudah dilepas sebagai
modul “Komunikasi dalam Pengasuhan”. pengganti popok
2. Meningkatkan kemampuan anak untuk melepas dan
Pendidik juga perlu memastikan bahwa terdapat pispot atau menggunakan kembali celana, baik celana dalam
jamban yang ukuran dan bentuknya cocok untuk anak, maupun celana luar
sehingga disukai anak. Di sisi lain, perlu juga diperhatikan
Langkah 6. Membasuh, menyiram dan mengenakan Kenalkan cara menyiram sesuai dengan kloset yang
celana digunakan. Ajaklah anak untuk menyiram hingga bersih
1. Cara membasuh yang baik adalah dari depan ke 3. Bantu anak untuk secara mandiri mengenakan kembali
belakang. Ini bertujuan mencegah kuman yang dapat celana
menyebabkan infeksi saluran kencing. Perlu kesabaran
dan kreativitas dalam memotivasi anak untuk membasuh Langkah 7. Mencuci dan mengeringkan tangan
sendiri. Kemampuan membasuh berhubungan dengan Di penghujung semua kegiatan toilet training adalah
kemampuan motorik anak. Anak berumur 2 tahun mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
jarang yang sudah memiliki keterampilan tangan untuk dengan cara yang tepat dan mengeringkannya.
mengelap dengan layak, bahkan beberapa anak tidak siap
untuk melakukan ini sampai berumur 4 atau 5 tahun. Seluruh kegiatan toilet training dilakukan dengan suasana,
2. Penyiraman kotoran di WC dapat berjalan dengan sikap dan kata-kata pendidik yang membuat anak merasa
mudah atau sulit, tergantung pada keterampilan anak. nyaman dan dihargai.
Makan Makanan Sehat , Jenis makanan terdiri atas karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral. Oleh karena itu, setelah usia 6 bulan
Bergizi Dan Aman sebaiknya mulai diperkenalkan berbagai jenis karbohidrat ,
lauk, sayur dan buah. Karbohidrat tidak hanya nasi tetapi
Pola makan sehat harus diterapkan sejak usia dini, dengan juga singkong, umbi-umbian yang lain, jagung, sagu, roti
tahapan pemberian makan sesuai usia. Pada masa usia atau kue yang lain, mie dan produknya. Lauk yang harus
setelah pemberian ASI eklusif, pembentukan pola makan dipilih sesuai struktur alat panca indera seorang bayi. Daging
sangat penting karena mulai perlu dilakukan pengenalan sapi, atau ayam selain mempunyai rasa spesifik amis, juga
rasa, jenis, dan tekstur pada anak. mempunyai tekstur lebih keras dari bubur yang sebelumnya
Istirahat yang Teratur dan Seringkali terjadi permasalahan dalam pengasuhan bayi
Cukup dengan pola tidur ayah/ibu. Harus dibiasakan pola tidur
seorang bayi, karena bayi biasa tidur siang hari yang lama
Istirahat merupakan hal penting untuk pertumbuhan dan bangun tidur saat malam hari yang berbeda dengan
anak. Pada saat bangun tidur, anak sudah beraktifitas pola tidur orang dewasa. Cara membiasakan bayi mengikuti
dan mendapat makanan bergizi sehingga memerlukan pola tidur panjang pada malam hari adalah dengan
proses tubuh dalam mengatur kebutuhan zat gizi untuk membangunkan dan mengajak bermain pada siang hari.
memenuhi kebutuhan sel otot, sel otak, sel paru, jantung,
usus dan organ lain pada tubuh. Kualitas tidur mencakup kualitas pencahayaan, suhu udara,
tingkat kebisingan suara yang hendaknya dihindari, pencegahan
Anak memerlukan waktu yang cukup untuk dari radiasi yang ditimbulkan oleh gawai atau media elektronik
beristirahat dalam bentuk tidur. Tidur sangat penting lainnya. Kuantitas tidur mencakup jumlah jam tidur anak
bagi pertumbuhan, perbaikan sel yang mengalamai bervariasi dari tidur pagi, tidur siang dan tidur malam, yang
kerusakan, pengaturan metabolisme tubuh, pengaturan sangat tergantung pada usia dan aktivitas anak. Variasi tidur
(regulasi emosi), dan perkembangan kognitif. Agar tidur malam hari seorang bayi adalah setelah jam terakhir menyusui
dapat sesuai dengan kebutuhan, maka kualitas dan atau makan pada jam 9 atau 10 malam, dan pagi subuh bangun
kuantitas (lama) tidur menjadi sangat penting untuk bayi disusui pertama kali. Jumlah jam total sehari minimal 10
diperhatikan. jam pada awal tahun pertama sampai usia 5 tahun.
Apa saja yang termasuk dalam perilaku hidup bersih dan sehat?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
C. Rangkuman
Menjaga kebersihan anak merupakan bagian dari upaya hari. Indikator tersebut meliputi membuang sampah pada
menjaga kesehatan. Kesehatan anak perlu dijaga sehingga tempatnya, mencuci tangan, menggosok gigi, memotong
tetap dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara kuku tangan dan kaki, menjaga kebersihan diri dan
optimal. Upaya pemeliharaan kesehatan dasar dapat lingkungan, mengkonsumsi makanan yang sehat bergizi,
dimulai dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan istirahat secara teratur dan berolahraga.
sehat dalam kehidupan anak sehari-hari.
Perilaku hidup bersih dan sehat perlu didukung oleh
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan sikap, ketersediaan sarana dan prasarana minimal, serta
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk secara keteladanan dan pembiasaan yang dilakukan secara
mandiri mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari- berkelanjutan di rumah.
BAB VI
GIZI ANAK USIA DINI
Kotak VI.1
REFLEKSI MANFAAT ASI
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi karena memiliki kandungan gizi yang ideal untuk pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan bayi serta mengandung antibodi yang dapat mencegah berbagai
penyakit.
ASI mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa
yang bermanfaat untuk perkembangan otak bayi. Karbohidrat lain yang terdapat dalam ASI mampu
menghambat pertumbuhan kuman berbahaya seperti Streptococcus pneumonia dan Haemophilus
influenzae. ASI berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit karena
kolostrum yang merupakan bagian dari ASI mengandung imunoglobin M. Kolostrum merupakan ASI
yang keluar pada beberapa hari setelah melahirkan, berwarna bening atau putih kekuningan.
Mitos yang beredar di masyarakat, ASI yang pertama keluar adalah ASI basi yang harus di buang.
Data Riskesdas7 tahun 2010 menunjukkan bahwa hanya 15,3% bayi yang mendapat ASI eksklusif selama
lima bulan.
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat membantu mencegah infeksi penyakit pada bayi,
karena antibodi dalam ASI meningkatkan pertahanan tubuh. Penyakit infeksi dapat ditandai dengan
adanya gejala seperti demam, batuk, pilek, dan diare. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan riwayat pemberian ASI dengan penyakit infeksi pada balita. Penyakit infeksi akan
menurunkan nafsu makan pada bayi dan berakibat penurunan status gizi. Bayi yang tidak diberi ASI
eksklusif selama enam bulan berisiko dua kali lebih sering menderita diare rotavirus dibanding bayi
dengan ASI eksklusif. Diare jarang terjangkit pada bayi berumur tiga bulan ke bawah, diduga karena
antibodi ibu yang diturunkan kepada anak melalui plasenta dan ASI. Semakin lama pemberian ASI
dapat menurunkan episode diare.
Pemberian ASI berpengaruh positif terhadap pertumbuhan. Anak dengan ASI eksklusif mengalami
pertumbuhan lebih baik dibanding tidak ASI eksklusif.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif memiliki berat badan normal pada usia enam bulan dibandingkan
dengan bayi non-ASI eksklusif yang cenderung memiliki berat badan berlebih. Zat antibodi untuk
kekebalan tubuh bayi yang diperoleh janin semenjak dalam kandungan melalui plasenta juga terdapat
dalam ASI. Oleh sebab itu, ASI harus diberikan sedini mungkin.
(Nur, Abidah, 2014, dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Masyarakat, Vol. 9, No. 2, November 2014)
Makanan yang kita makan sehari-hari mengandung zat berada dalam sel tubuh seperti air mata, air ludah, air susu
gizi. Zat gizi diartikan sebagai substansi yang ada di dalam ibu, keringat, air kencing dan air ketuban. Dalam tubuh
makanan dan menghasilkan energi, membangun dan bayi mengandung 70-80% air sehingga peka pada kondisi
memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan lingkungan panas, dan aktivitas diluar rumah sehingga
bagi manusia untuk dapat tumbuh, berkembang, dan tubuh mengalami dehidrasi.
melakukan aktivitas. Zat gizi berperan dalam pengaturan
proses perubahan makanan yang masuk ke dalam mulut Zat Gizi Makro
menjadi bagian terkecil dalam sel tubuh yang berperan Dikatakan zat gizi makro karena dibutuhkan dalam jumlah
untuk kesehatan, yang apabila tubuh kekurangan atau besar oleh tubuh dan berfungsi untuk menghasilkan energi
kelebihan zat gizi akan memberikan gangguan atau (kalori) bagi tubuh. Zat gizi makro dibagi menjadi 3 (tiga)
dampak kesehatan sekarang atau masa depan. jenis, yaitu:
1. Karbohidrat
Menurut jenisnya, zat gizi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu zat Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan dibagi
gizi makro dan mikro. Air juga merupakan zat gizi yang menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan
kompleks. Perbedaan antara kedua jenis tersebut adalah
pada kemampuan meningkatkan gula darah, yaitu bahwa
karbohidrat sederhana lebih cepat meningkatkan kadar
Kotak VI.2 gula darah. Beberapa contoh bahan makanan sumber
REFLEKSI karbohidrat sederhana yaitu gula pasir, sirup, permen,
MAKANAN SUMBER ENERGI sedangkan karbohidrat kompleks contohnya seperti
Dari makanan berikut ini, mana yang lebih ting- nasi, roti, mi, bihun, pasta, umbi-umbian (singkong, ubi,
gi kalorinya? kentang), jagung, susu, sayur-sayuran dan buah-buahan.
1. Nasi goreng vs nasi putih Sumber karbohidrat lainnya yang penting yaitu serat yang
2. Ayam goreng vs. Sate ayam berasal dari sumber sayur dan buah.
3. Telur dadar vs. Telur rebus
4. Kare ayam vs. Sup ayam 2. Protein
5. Pepes ikan vs. Ikan goreng Protein dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun,
6. Tumis sayur vs. Lodeh sayur menjaga imunitas tubuh, penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini terutama untuk usia 0 – 2
Semua bahan makanan yang dimasak dengan tahun. Protein terbentuk dari berbagai jenis asam amino
menggunakan minyak atau santan, memiliki kalori antara lain asam amino valin, histidin, triptofan, isoleusin,
tinggi. Jenis makanan berkalori tinggi baik dikon- lisin, leusin, metionin, treonin, dan fenilalanin. Agar tinggi
sumsi oleh anak yang kurang gizi, dan sebaiknya badan anak dapat optimal, maka konsumsi protein harus
tidak dikonsumsi oleh anak yang kelebihan gizi. dipenuhi. Terdapat 2 (dua) jenis protein yaitu protein hewani
(contohnya: semua jenis ikan, ayam, bebek, daging sapi, dll) Zat Gizi Mikro
dan protein nabati (contohnya: tempe, tahu, kacang hijau, Zat gizi mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit (milligram
kacang merah, dan kacang-kacangan lainnya). atau microgram), namun tetap harus dipenuhi karena
fungsinya yang krusial bagi tubuh yaitu menjalankan reaksi
3. Lemak kimia yang terjadi dalam tubuh. Zat gizi mikro juga tidak
Lemak merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh berfungsi menghasilkan energi bagi tubuh. Terdapat 2 (dua)
selain sebagai sumber energi, juga sebagai pengatur jenis zat gizi mikro, yaitu:
suhu tubuh, pelindung organ-organ penting tubuh, serta
untuk melarutkan vitamin dalam tubuh. Terdapat 2 (dua) 1. Vitamin
jenis lemak berdasarkan sifatnya yaitu lemak tidak jenuh Vitamin merupakan zat gizi esensial untuk proses
dan lemak jenuh. Lemak tidak jenuh memiliki fungsi baik metabolisme dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
bagi tubuh, sedangkan lemak jenuh memiliki efek yang Terdapat 2 (dua) jenis vitamin yaitu vitamin larut lemak yaitu
kurang baik bagi tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan. vitamin A, D, E, dan K serta vitamin larut air yaitu vitamin B
Contoh lemak tidak jenuh diantaranya yaitu berbagai jenis dan C. Vitamin B merupakan vitamin dengan jenis terbanyak
kacang-kacangan, buah alpukat, ikan salmon (dan ikan laut sehingga juga disebut vitamin B kompleks, terdiri dari 8
dalam lainnya), minyak zaitun, minyak kacang, dan minyak (delapan) jenis yaitu vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3
jagung; sedangkan contoh lemak jenuh diantaranya yaitu (niasin), B5 (asam pantotenat), B6 (piridoksin), B9 (asam
daging merah, daging olahan (sosis, burger, dll), butter folat), B12 (sianokobalamin), dan biotin. Penjelasan fungsi
(termasuk cake, donat, kue-kue yang diolah menggunakan dari masing-masing vitamin akan dipaparkan pada tabel VI.2
butter), keju, minyak yang dipanaskan cukup lama (produk
makanan yang digoreng/deep fried).
Tabel VI.1 Fungsi Vitamin dan Sumbernya
Vitamin Larut Lemak
Vitamin Fungsi Sumber Bahan Makanan
Vitamin A Menjaga kesehatan mata, melihat pada saat Hewani: hati, telur, minyak ikan, susu dan
gelap olahannya
Menjaga kesehatan kulit Nabati: sayuran berdaun hijau, buah dan sayur
berwarna kuning-orange
Vitamin D Penyerapan kalsium untuk kepadatan tulang Paparan sinar matahari pagi
Kesehatan gigi Hati, telur, minyak ikan, susu, butter
Minyak yang difortifikasi vitamin D
Vitamin E Menghilangkan radikal bebas yang masuk ke Sereal
dalam tubuh (mengurangi oksidasi) Kacang-kacangan
Minyak tanaman
Vitamin K Faktor pembekuan darah, untuk mempercepat Sayuran berdaun hijau
penyembuhan luka Telur, hati
Vitamin Larut Air
Vitamin B Membantu menghasilkan energi bagi tubuh Telur, hati, unggas, daging merah, ikan
Menjaga kesehatan sistem saraf Sayuran berdaun hijau
Pembentukan sel darah merah Kacang-kacangan
Membantu proses pencernaan dan meningkat- Gandum
kan nafsu makan
Vitamin C Memperkuat gigi dan tulang Buah-buahan citrus seperti jeruk, lemon, jam-
Membantu menyerang bakteri/virus penyebab bu biji, dll
penyakit infeksi Sayuran/kacang bertunas seperti kacang hijau,
tauge, dll
Makromineral
Mineral Fungsi Sumber Bahan Makanan
Sodium / Natrium Keseimbangan cairan Garam dapur
Transmisi sel saraf Makanan hewani
Kontraksi otot Makanan kaleng /yang diawetkan
menggunakan garam (ikan asin, burger, hot
dogs, bacon, dll)
Biskuit, krakers, chips
Klorida Keseimbangan cairan Telur, daging segar, dan seafood
Menghasilkan asam lambung
Kalium Keseimbangan cairan Baik buah-buahan: pisang, blewah, melon,
Transmisi sel saraf mangga, alpukat, dan pepaya; sayuran: labu,
Kontraksi otot sayuran hijau, dan ubi jalar; Susu dan yoghurt
Sedang kacang-kacangan dan biji-bijian, selai
kacang; Sayuran: kentang, asparagus, jamur,
dan okra; Buah: jeruk, persik, pir, kiwi
Kalsium Menjaga kepadatan tulang dan gigi Susu skim/biasa
Transmisi sel saraf Produk olahan susu; keju, yoghurt, es krim, dll
Kontraksi otot Tiram, telur, udang kering, teri kering, sarden,
Faktor pembekuan darah, untuk teri nasi, teri segar
mempercepat penyembuhan luka Sayur: bayam, brokoli, wortel, sawi, katuk,
daun melinjo, selada air, daun singkong
Kacang kedelai kering, tempe, tahu
Fosfor Menjaga kepadatan tulang dan gigi Daging sapi, unggas, ikan, telur
Keseimbangan asam basa (pH) tubuh Susu dan produk olahannya
Kacang tanah, kacang hijau, kacang almond
Gandum; sereal
Melihat beragamnya kandungan zat gizi pada satu jenis Untuk keseharian makan maka akan lebih mudah dengan
bahan makanan, maka disarankan anak-anak untuk pedoman sebagai pemberian variasi makanan dapat
mengonsumsi makanan beragam atau bervariasi setiap mengadopsi edukasi Kementerian Kesehatan tentang
kali makan. Dengan mengkonsumsi makanan beragam, makanan 4 bintang dengan aturan:
maka semua kebutuhan zat gizi bagi tubuh dapat dipenuhi 1. Bintang 1*, adalah makanan bersumber hewani yang
untuk menunjang status gizi dan kesehatan yang optimal.
kaya protein dan zat besi, antara lain ikan, telur dan ¼ porsi, sayur dan buah juga ¼ piring, dan minum susu
produk-produk susu untuk anak atau air pada orang dewasa sebagai gambar
2. Bintang 2** adalah makanan pokok, misalnya jagung/ VI.2. Sebagaimana kebiasaan orang Indonesia makan 3 kali
gandum/ nasi / biji-bijian/ umbi-umbian (singkong, yakni pagi, siang dan sore maka susunan isi piring berganti-
kentang) ganti dari jenis lauk, sayur dan buahnya ataupun jenis
3. Bintang 3*** berasal dari kacang-kacangan (buncis, karbonya. Bisa lauk bergantian telur, ikan, daging ayam,
kacang polong, kacang tanah), biji-bijian (wijen) hati ayam. Jenis sayur bisa bergantian sayur sop, sayur
4. Bintang 4**** adalah buah-buahan dan sayuran, bayam, sayur asam.
yang kaya vitamin A (mangga, pepaya, alpukat, jeruk,
markisa, sayuran hijau, wortel, ubi jalar,labu) dan buah-
buahan sayuran lain (pisang, nenas, semangka, tomat,
alpukat, terong dan kubis).
44 Kesehatan
PENILAIANdan Gizi Anak Usia Dini
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
BAB VIBAB I Pendahuluan
Gizi Anak Usia Dini
e. Sayur
3 a) Tampak segar, tidak layu, kering atau bekas hama
b) Sayuran biji tampak penuh dan tidak keriput
c) Sayuran kacang-kacangan tampak penuh, tapi
mudah patah dan bijinya belum tampak jelas
f. Buah
a) Tampak segar, kulit mulus, tidak keriput/layu
b) Warna kulit menunjukkan bahwa buah cukup
matang pada waktu dipetik
c) Tidak terlalu matang
4
d) Tidak terdapat memar/ciri-ciri kerusakan lainnya
Tabel VI.3
Contoh Beberapa Makanan Yang Tidak Aman Karena
Mengandung BTP Yang Dilarang
Makanan Ciri-ciri
Bakso/tahu boraks Cenderung kenyal ketika digigit,
warna lebih putih, aroma kurang
alami, memantul bila dijatuhkan,
dan tak lengket
Bakso formalin Bakso tidak mudah hancur, awet
lebih tiga hari, tak lengket, dan
6 lalat enggan hinggap.
Bakteri
Kapang roti
Hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk menentukan keamanan produk makanan?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
pada suhu yang sesuai. Suhu memasak minimum yang Bentuk makanan bagi anak-anak harus diperhatikan sesuai
sesuai bervariasi tergantung pada jenis makanan. Makanan dengan tumbuh kembang anak agar makanan dapat dicerna
laut harus dimasak dengan suhu 145°F / 62,7°C , daging dengan baik. Untuk usia 0 – 6 bulan hanya disarankan
sapi, domba, dan babi hingga 160°F / 71°C, ayam dan mengonsumsi ASI secara eksklusif, lalu ditambahkan MP-
kalkun hingga 165°F / 74°C, dada unggas hingga 170°F ASI setelah usia 6 bulan. Pola pemberian ASI dan MPASI
/ 77°C, dan unggas utuh dan paha hingga 180°F / 82°C. dapat dilihat dengan mudah pada tabel VI.4 berikut ini.
telah dimasak dengan merata. Pengolahan makanan adalah suatu proses mengolah bahan
makanan dari mentah menjadi bahan makanan siap saji
Syarat pengelolaan makanan yang aman yang dalam prosesnya dapat menggunakan penerapan
1. Peralatan masak dan makan harus utuh, tidak cacat, panas atau tidak
Steaming Memasak makanan dengan menggunakan uap air panas (steam). Roti kukus
(Mengukus) Bahan makanan diletakkan di suatu tempat (steamer), lalu uap air
disalurkan di sekeliling bahan makanan yang dikukus
Blansir Memasak dengan cara memasukkan bahan makanan kedalam Tomat blansir
cairan mendidih yang diberi garam dan dalam waktu yang singkat. Sayur blansir
Makanan setelah diangkat langsung direndam dalam air dingin/air es
Baking Memasak makanan di dalam oven dengan panas dari Kentang panggang dalam
(Mengepan) segala arah. aluminium foil.
Apel panggang
Cookies / cake
Grilling Memasak makanan dengan api terbuka dari bawah Berbagai macam sate
makanan yang dimasa
Roasting Makanan dengan panas tinggi dari segala arah, Ayam panggang (Roasted
biasanya dilakukan di dalam oven; dan diberi lemak chicken)
untuk menjaga kelembaban makanan (minyak panas, Bebek panggang (Roasted duck)
dibungkus lemak tipis)
Pan frying Mengolah makanan dengan minyak sedikit untuk - Orak-arik telor
membentuk makanan
Shallow frying Memasak dengan minyak yang tingginya ½ atau 1/3 - Kerupuk
makanan
Deep frying Menggoreng dengan minyak paling banyak sampai - Ayam goreng,
makanan terendam - Perkedel kentang
Penyajian Makanan
Setelah makanan dimasak, kemungkinan pertumbuhan agar tetap lembab, seperti buah-buahan segar, sayuran,
bakteri meningkat ketika suhu menurun. Oleh karena dan salad.
itu, makanan harus disimpan di suhu aman yaitu di atas
140°F / 60°C, menggunakan sumber panas seperti baki Setelah makan, jangan menyimpan sisa makanan pada
pemanasan atau slow cooker. Untuk makanan dingin harus suhu kamar selama lebih dari dua jam. Makanan tersebut
disimpan pada suhu 40°F / 4°C atau lebih rendah. harus didinginkan sesegera mungkin. Mendata/memberi
tanggal pada sisa-sisa makanan juga penting agar kita
Saat menyajikan makanan, tutuplah makanan untuk mengetahui sampai makan makanan dapat digunakan
menghalangi paparan spora jamur yang menggantung di dalam waktu yang aman, umumnya tiga sampai lima hari
udara. Gunakan bungkus plastik untuk menutupi makanan setelah disimpan dalam lemari es.
E. Gizi Seimbang untuk yang dapat menggantikan ASI. ASI memiliki kelebihan yang
Berbagai Kelompok Usia meliputi tiga aspek, yakni aspek gizi, aspek kekebalan, dan
aspek kejiwaan. Aspek terakhir ini berupa jalinan kasih
Anak sayang antara ibu dengan anak yang penting berpengaruh
Gizi seimbang sejak usia dini sangat penting dimulai. untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak.
Pengertian gizi seimbang adalah susunan makanan
sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan Setiap ibu mampu menyusui, niat menyusui itu sendiri harus
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan diinisiasi sejak kehamilan pertama. Untuk memperoleh
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi manfaat ASI yang maksimum, ASI harus diberikan segera
makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. sesudah bayi dilahirkan (30 menit setelah lahir), karena
daya isap bayi saat itu paling kuat untuk merangsang
Gizi Seimbang Bayi Usia 0 – 6 Bulan produksi ASI selanjutnya. Manfaat ASI akan diterima bayi
Makanan dengan gizi seimbang untuk bayi usia 0 – 6 bulan secara langsung sejak program inisiasi menyusu dini (IMD)
hanyalah air susu ibu (ASI). Tiada satu pun makanan lain pada bayi yang baru lahir, yakni melakukan stimulasi ASI
dengan meletakkan bayi pada perut ibu sesaat setelah Gizi Seimbang Anak Usia 6 – 24 Bulan
melahirkan dan dibersihkan. Proses berikutnya bayi akan Setelah bayi berumur 6 bulan, volume dan kandungan zat
mencari dan menyusu pada ibu. Manfaat IMD diteliti juga gizi dalam ASI saja tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan
dapat menurunkan volume darah saat ibu bersalin sehingga pertumbuhan bayi. Pertumbuhan berat badan menjadi dua
dapat menurunkan risiko ibu meninggal karena perdarahan kali lipat pada usia 6 bulan, sehingga kebutuhan zat gzi juga
saat bersalin. IMD sudah dipraktekkan pada persalinan ibu meningkat. Oleh karenanya, setelah lewat umur 6 bulan,
melahirkan di seluruh RS bersalin. bayi perlu mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI). MP-ASI diberikan kepada bayi secara bertahap baik
ASI yang keluar pertama kali sampai beberapa hari pasca- jenis, jumlah dan tekstur sesuai dengan pertambahan umur.
persalinan disebut kolostrum. Dibandingkan dengan ASI, Setiap bulan anak akan bertambah berat mengikuti pola
kolostrum lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan, pertumbuhan badan, dan perkembangan kecerdasannya.
mengandung zat kekebalan dan anti oksidan seperti Pada usia 6 – 24 bulan, konsumsi lemak tidak perlu dibatasi.
vitamin A yang tinggi. Oleh karena itu, kolostrum harus Pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai anak berumur
diberikan kepada bayi sejak baru lahir. Meskipun produksi 24 bulan. Manfaatnya adalah untuk membantu tumbuh
ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, kebutuhan bayi kembang anak, mempertahankan dan meningkatkan
sudah tercukupi. Hindari pemberian air gula, air tajin, dan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit infeksi, serta
makanan lain selain ASI, sebelum ASI lancar dihasilkan. mengakrabkan jalinan kasih sayang ibu dan anaknya secara
Lakukan kontak hubungan bayi dan ibu lebih intensif untuk timbal balik. Dengan demikian perlu perhatian pada macam
melancarkan refleks menyusui pada ibu. jenis dan jumlah zat gizi saat memberikan makanan pada
bayi dan anak.
Kebersihan diri ibu seperti baju dan bra yang bersih, serta
sudah mencuci tangan, perlu dijaga. Ibu yang sedang sakit Gizi Seimbang untuk Anak Usia 2 – 5 Tahun
batuk agar memakai penutup mulut atau masker, dan yang Kebutuhan gizi pada anak usia dini berubah saat ia
tidak kalah penting adalah ayah tidak merokok . tumbuh, maka makanan juga perlu disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi bayi maupun
orang dewasa, variasi makanan sangat memengaruhi
Kotak VI.3 nafsu makan. Selain menjamin agar makanan anak sudah
KAPAN lengkap dengan makanan utama dan makanan selingan,
GIZI MULAI DIPERLUKAN? juga penting memberi beragam variasi makanan dalam
Pemenuhan gizi diperlukan mulai janin terbentuk menunya, seperti daging merah, ayam, ikan, macam-
dalam rahim ibu sampai bayi lahir dan masa macam buah dan sayuran, susu, sereal, nasi, pasta maupun
pertumbuhan selesai. Kebutuhan zat gizi meliputi kentang. Makanan dengan jenis berbeda, walau masih
jenis dan jumlah. Jenis zat gizi meliputi semua dalam kelompok yang sama, mengandung gizi yang
zat gizi makro dan mikro. Zat gizi makro adalah berbeda pula, sehingga memberi beragam variasi makanan
karbohidrat, protein dan lemak. Zat gizi mikro sangat penting untuk memberi menu seimbang pada anak.
antara lain mineral ( kalsium, fosfat, zat besi,
magnesium , yodium ) vitamin larut air (vitamin B Gizi Seimbang untuk Anak Usia 6 – 9 Tahun
1, B2, B12, vitamin C), vitamin larut lemak (vitamin Pada kelompok usia ini anak banyak bermain di luar rumah,
A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K) serta air. sehingga pengaruh lingkungan sangat kuat, termasuk
Setiap tahap usia pertumbuhan terdapat pilihan jenis makanan, pola makan, aktivitas yang tinggi
kenaikan jumlah jenis jat gizi tertentu dan intensitas paparan terhadap berbagai jenis penyakit
penyebab infeksi juga meningkat. Anak juga mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Sebagian anak pada usia 6 – 9 tahun sudah memasuki masa pubertas, sehingga kebutuhan zat gizi semakin
meningkat.
Dengan demikian, pemberian makanan dengan zat gizi yang seimbang perlu memperhatikan hal-hal tersebut.
Bahan makanan hendaknya lebih bervariasi, dengan menu yang beragam, sehingga mengundang selera anak, dan
mengurangi makanan jajanan yang tidak memiliki gizi seimbang.
F. Gangguan Akibat
Kekurangan Gizi
Gizi kurang tanda-tanda :
1. Kurus
2. Tulang iga dan tulang dada menonjol
Kurang gizi
3. Lapisan otot mengecil
Gizi buruk
1. Tipe kwashiorkor (gemuk air)
Tanda-tanda : edema/bengkak pada kedua tungkai
bawah, rambut merah, mudah dicabut tanpa rasa
sakit, exzema kulit.
2. Tipe marasmus-kwashiorkor
Posisi gambar kiri
Tanda-tanda: tulang dada menonjol, antar iga cekung,
edema/bengkak pada kedua tungkai bawah kwashiorkor marasmus
3. Tipe marasmus
Tanda-tanda : pipi dan pantat : jaringan lemak hilang,
tampak hanya lipatan kulit
4. Stunting
Susunlah menu yang bergizi dan sehat untuk anak sesuai bahan pangan yang tersedia di daerah saudara!
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Jika anak belum bisa berdiri tegak secara sempurna, maka Hasil pengukuran dicatat dengan menggunakan Kartu
pengukuran dapat dilakukan bersama ibu/pengasuh. Menuju Sehat (KMS), yang terdapat pada Buku Kesehatan
Berikut cara pengukuran berat badannya: Ibu dan Anak (KIA). Secara normal, setiap anak setiap
a) Minta ibu/pengasuh untuk menggendong tanpa bulan makin tumbuh sehingga berat badan meningkat
selendang. Ketika alat timbang sudah menunjukkan setiap bulan minimal 500 gram setiap bulan. Secara
angka 00.00 mintalah ibu dengan menggendong sang teratur timbang, dapat diikuti pertumbuhan dari garis pita
anak untuk berdiri di tengah-tengah alat timbang. warna hijau pada kartu menuju sehat. Ataupun kejadian
b) Pastikan posisi ibu, badan tegak, mata lurus ke depan, gangguan pertumbuhan anak pada gambar pita dibawah
kaki tidak menekuk dan kepala tidak menunduk ke garis merah (BGM). Apabila tidak teratur timbang sulit
bawah. Sebisa mungkin bayi/anak dalam keadaan diketahui pertumbuhan dan biasanya anak sakit.
tenang ketika ditimbang.
c) Setelah ibu berdiri dengan benar, secara otomatis Data berat badan menurut umur untuk menilai status
alat timbang akan menunjukkan hasil penimbangan gizi sesuai kriteria Depkes dalam kategori gizi baik, gizi
digital. Mintalah ibu tersebut untuk turun dulu dari kurang, gizi buruk dan gizi lebih. Hal ini bisa dilihat pada
timbangan dan pewawancara harus segera mencatat titik pertemuan berat badan dan usia anak pada garis
hasil penimbangan tersebut pertumbuhan KMS.
d) Ulangi proses pengukuran, kali ini hanya ibu saja tanpa
menggendong anak
Gambar VI.6 Cara Menimbang Anak Yang Belum Bisa Berdiri Tegak Gambar VI.7 Posisi Pembaca Alat Timbang
1 3
Pastikan timbangan pada Lihat angka pada layar
ANGKA 0 timbangan
2 4
Ibu naik timbangan Anak diberikan
dengan menggendong ke petugas 2 lalu
anak melihat kembali hasil
penimbangan
Apabila menemukan anak dalam status gizi kurang ataupun gizi lebih rujuklah ke petugas gizi puskesmas untuk
mendapatkan upaya perbaikan gizi dari pemerintah.
Gambar VI.8
Kartu Menuju Sehat (KMS)
dan kaki
b. Pengukuran tinggi badan anak sudah bisa berdiri stadiometer sesuai urutannya
Untuk mengukur tinggi badan dapat menggunakan d) Minta ibu untuk melepas aksesoris kepala dan kaki
alat stadiometer atau microtoa. Stadiometer memiliki (topi, jepit/cepol rambut, kaos kaki, sepatu, dan
akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan microtoa lain-lain)
sehingga lebih baik untuk digunakan. Pengukuran harus e) Posisikan anak berdiri tegak lurus di bawah
dilakukan oleh 2 (dua) orang dengan cara mengukur microtoise/stadiometer membelakangi dinding.
sebagai berikut: f) Posisikan kedua lutut dan tumit rapat, menempel
a) Jika menggunakan mikrotoa → Tempelkan alat dinding. Kepala anak lurus kedepan, garis mata
pengukur pada bagian dinding dengan bagian lurus dengan lubang telinga
yang lebih panjang menempel di lantai dan g) Pastikan 5 titik tubuh menempel pada dinding:
bagian yang lebih pendek menempel di tembok. kepala, pundak, pantat, betis, dan tumit belakang).
Tarik meteran pengukur ke atas hingga anda Cara termudah adalah dengan memberikan aba-
bisa melihat angka 0 pada garis merah di kaca aba “hormat grak!”, sebagaimana dalam baris-
pengukur yang menempel di lantai (anda harus berbaris. Posisi itu membuat anak dada tegap,
berlutut untuk melihat angka 0 ini sehingga anda kepala dan mata lurus kedepan.
harus dibantu seseorang untuk menahan ujung h) Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak.
atas meteran pengukur). Prosedur ini sangat h) Baca angka yang berada pada garis merah dan
penting untuk memastikan pengukuran yang mata pembaca sejajar dengan garis merah tersebut.
akurat. Ulangi pengukuran jika selisih > 1 cm.
b) Tempelkan ujung atas alat pengukur dengan i) Catat hasil pengukuran tinggi badan.
menggunakan isolasi yang kuat, pastikan kestabilan j) Laporkan hasil pengukuran tinggi badan kepada
alat teresbut dan tidak bergeser. orang tua
c) Jika menggunakan stadiometer → rangkai alat
Kotak VI.4
BAGAIMANA MENGETAHUI ANAK
TERMASUK STUNTING ATAU TIDAK?
Caranya: hasil ukuran panjang atau tinggi badan dicocokkan dengan grafik pertumbuhan KMS (panjang
badan/tinggi badan menurut umur) dalam buku KIA. KMS panjang/tinggi badan untuk anak berbeda
menurut umur dan jenis kelamin, karena kecepatan pertumbuhan antara laki-laki dan perempuan
berbeda, yang tampak nyata setelah umur 10 tahun atau masa baligh (puber).
Indikator cepat untuk mengetahui anak termasuk stunting adalah dengan melihat ukuran tinggi badan.
Bila anak usia 2 tahun mempunyai tinggi badan anak kurang dari 85 cm maka anak tersebut tergolong
stunting.
Sebaiknya anak stunting perlu dirujuk ke puskesmas untuk mendapatkan upaya perbaikan gizi.
I. Mengatasi Anak Sulit Tindakan segera dilakukan bila menemui anak sulit makan
adalah kasih sayang dan kesabaran pengasuh karena harus
Makan bisa membujuk anak sehingga kualitas dan porsi makan
agar tetap terpenuhi.
Kita seringkali menemukan anak yang sulit makan, dan
ini sering dijumpai pada keadaan masa inkubasi serangan Upaya pertama, kenali dan berikan makanan kesukaan anak.
infeksi atau masa anak dalam kondisi awal kondisi Penambahan variasi makan untuk melengkapi kekurangan
kurang gizi (Adiningsih, 2009). Juga terjadi pada seorang unsur zat gizi yang tidak ada dalam kandungan makanan
anak mengalami gangguan pertumbuhan gigi. Dampak yang disuka. Contoh kesukaan makan hanya dengan lauk
anak sulit makan akan mengalami kekurangan zat gizi telur goreng saja, dapat divariasi dengan adanya wortel
yang penting untuk melawan infeksi seperti energi dan potong halus seperti martabak. Hal yang ekstrim apabila
protein serta vitamin A, vitamin C. Dengan demikian kesukaan hanya mie saja berarti jenis karbohidrat saja,
anak akan jatuh sakit karena sistem imunitas kurang maka rebus mie sampai lunak angkat dan tiriskan. Jangan
berjalan dan hal ini seringkali berulang bila saat sembuh potong mie biarkan panjang sehingga sudah cukup makan
sakit tidak mendapatkan dobel porsi untuk pemulihan sehelai mie bila ditaruh dalam piring kecil sudah memenuhi
cadangan zat gizi dalam tubuh yang terpakai saat anak seperempat piring. Penambahan vitamin dan mineral
sakit. Sebagaimana diketahui bila porsi makan kurang dengan tomat saring atau jeruk lemon peras atau jeruk
dari kebutuhan aktifitas karena anak malas makan maka nipis manis. Untuk protein buatkan bakso daging potong
kebutuhan energi diambil asal dari cadangan energi yang halus dengan campuran tepung tapioka dan sedkiti garam
tersimpan dalam jaringan lemak tubuh. Secara fisik yang (Adiningsih , 2009).
terlihat badan anak mengurus, hilangnya lemak dibagian
tubuh yang berlemak seperti area pipi di wajah dan pantat.
Kotak VI.5
REFLEKSI MENGAPA ANAK KURUS
Anak yang aktif biasanya berbadan kurus, karena jumlah kalori yang dikonsumsi lebih sedikit daripada
kebutuhan tubuh untuk melakukan aktivitas. Apa yang harus dilakukan?
Kelompok asam lemak tak jenuh sangat dominan ASI mengandung seluruh unsur zat gizi untuk pertumbuhan
berkontribusi dalam susunan sel-sel syaraf otak anak. fisik dan otak bayi sampai usia 6 bulan. Di dalam ASI
Sebanyak 60% otak manusia terdiri atas lemak dalam terdapat unsur omega 3, omega 6, antioksidan (vitamin
berbagai bentuk. Bagian yang termasuk asam lemak tak A, C, E ) dalam ASI. ASI juga mengandung berbagai
jenuh itu adalah DHA (asam dokosaheksaenoat) atau macam zat gizi yang lengkap dan tepat untuk optimalisasi
yang kita kenal sebagai omega-3. Asam lemak omega-3 kecerdasan bayi.
berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan
penglihatan. Kekurangan omega-3 bisa mengganggu
perkembangan sistem saraf. Akibatnya, mungkin saja
Kotak VI.9
terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya
ingat, mental, dan penglihatan.
ASI DAN PERKEMBANGAN
Di samping itu, ada AA (Asam Arakidonat) atau omega-6. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa
Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan pemberian ASI secara signifikan dapat
senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu bertugas meningkatkan skor perkembangan kognitif
sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu
lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak. Kedua asam lemak formula. Durasi pemberian ASI juga memberi
ini terdapat dalam ASI. Asam lemak tak jenuh ini dapat pengaruh pada skor kognitif anak. Selain itu,
diperoleh dari ikan tuna atau tenggiri, bayam, minyak anak yang diberi ASI memiliki keterampilan
kedelai dan minyak bunga matahari. motorik pada usia yang lebih dini dan mempunyai
lebih sedikit masalah perilaku dan emosional
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu
Kotak VI.8 formula.
Dampak kretin adalah beban ekonomi keluarga karena gizi buruk berdasarkan indikator IMT/U lebih banyak
seumur hidup akan tergantung pada bantuan kedua orang mengalami kesulitan belajar mencakup kekeliruan dalam
tua. Kekurangan yodium ini biasanya menyerang penduduk belajar membaca, menulis dan matematika serta memiliki
yang tinggal di area dengan kandungan tanah yang kurang kecerdasan emosional yang lebih rendah (Indriawati, 2013).
yodium atau sulit mendapat akses pangan yang kaya Studi lain di Surakarta melihat bahwa status gizi berdasarkan
yodium. Pada daerah endemik kretin tersebut dijumpai Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) juga menemukan
jumlah anak sekolah SD terbanyak pada kelas 1 dan 2 bahwa anak yang pendek (TB/U rendah) memiliki tingkat
sedangkan kelas 3 ke atas makin sedikit. kecerdasan berdasarkan IQ yang lebih rendah (Sari, 2010).
Hasil studi Ramaningrum, dkk (2013) juga menemukan
Dengan demikian setiap ibu hamil dan balita dan anak bahwa anak yang kurus cenderung memiliki hasil tes IQ
sekolah termasuk dalam golongan rawan gizi karena masa yang lebih rendah. Tes IQ dilakukan menggunakan Culture
pertumbuhan memerlukan konsumsi garam beryodium Fair Intelligence Scale for Children (CFIT) dan The Wechsler
dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari. Intelligence Scale for Children (WISC).
DAN GANGGUAN 2018, tentang proporsi status gizi buruk dan gizi kurang.
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa
pemberian ASI secara signifikan dapat
meningkatkan skor perkembangan kognitif
dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu
formula. Durasi pemberian ASI juga memberi
pengaruh pada skor kognitif anak. Selain itu,
anak yang diberi ASI memiliki keterampilan
motorik pada usia yang lebih dini dan mempunyai
Berdasarkan gambar di atas, terjadi penurunan proporsi,
lebih sedikit masalah perilaku dan emosional
dari 19,6% (tahun 2013), menjadi 17,7% pada tahun 2018.
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu
Gangguan gizi pada anak usia dini dapat berupa anemia
formula.
gizi besi, sembelit, gigi karies, malnutrisi, gagal tumbuh
dan gangguan gizi karena cacat lahir, masalah keamanan
Sumber : Anderson, dkk., 1999
pangan, dan keracunan logam berat.
Anemia gizi besi terjadi pada anak yang hanya suka minum susu
Status Gizi dan Kecerdasan
saja tanpa makan yang lain seperti nasi, lauk, sayur dan buah.
Balita dengan status gizi buruk memiliki dampak pada
Susu kurang mengandung zat besi sehingga harus dilengkapi
penurunan tingkat kecerdasan atau IQ yang ditandai
dengan makan utama dengan lauk hewani dan sayur hijau.
dengan penurunan IQ sebesar 10 – 13 poin (Depkes
RI, 2004). Penelitian yang dilakukan di beberapa SD di Karies gigi adalah kerusakan gigi akibat sisa makanan yang
Jakarta juga memperlihatkan bahwa anak dengan status berada disela gigi anak. Gangguan ini makin hebat setelah
mengkonsumsi makanan manis lumat seperti permen, es krim irigasi, pendidikan, agama, dan lain-lain. Cacat lahir meliputi
sehingga perlu segera di guyur dengan minum air hangat gangguan fisik seperti bibir sumbing, kelainan metabolik, dan
untuk mengurangi sisa makanan pada sela gigi. lain-lain, sehingga menyebabkan gagal tumbuh.
Sembelit adalah gangguan pada peristaltik usus akibat Mengingat kapasitas lambung balita yang terbatas, maka
kekurangan konsumsi serat dari sayur atau buah. Untuk keinginan untuk memberikan makan dalam volume lebih besar
mengatasi masalah sembelit perlu makan papaya karena dapat dilakukan dengan memberi makanan dalam frekuensi
terdapat kandungan papain yang dapat mencerna sisa makan lebih sering. Misalnya dalam sehari lima kali pemberian makan.
dalam usus sehingga sembelit hilang.
Rangkuman
Keamanan pangan perlu diwaspadai adanya bahan pewarna, Zat gizi merupakan substansi pada makanan dan minuman yang
pengawet pada makanan jajanan dan minuman yang menarik bermanfaat sebagai sumber energi, pembangun dan pengatur.
akan tetapi mengganggu fungsi ginjal anak . Sehingga perlu Zat gizi terbagi atas makro (karbohidrat, protein, lemak) dan
pengawasan keluarga, masyarakat dan pemerintah serta mikro (vitamin dan mineral). Pemilihan bahan pangan sebagai
kesadaran produsen makanan jajanan anak untuk menjaga sumber zat gizi yang aman dilakukan dengan memperhatikan
kesehatan anak. mutu dan karakteristik pangan seperti warna, aroma, rasa dan
tekstur. Konsumsi pangan yang tidak aman akan menimbulkan
Malnutrisi adalah salah gizi yang meliputi anak kurus atau lebih penyakit bagi konsumen sehingga perlu hati-hati dalam
gizi. Obesitas juga dijumpai meningkat pada usia dini yang memilih, mengolah dan mengonsumsi. Untuk memperbaiki
terkait dengan pengasuhan makan dengan pilihan makanan masa simpan bahan pangan, dapat dilakukan upaya seperti
yang mudah disiapkan seperti mengandung gula dan lemak, pengolahan dengan suhu tinggi/rendah dan penambahan
kurang protein dan mineral. Aktifitas yang kurang karena BTP. Pengolahan secara umum terbagi atas pengolahan panas
adanya permainan games dari youtube dan mudah diakses basah, panas kering dan panas kering dengan minyak. BTP
pada alat komunikasi orang dewasa. Kurang gizi bisa terjadi adalah bahan tambahan untuk meningkatkan mutu dan
pada karena porsi atau jumlah zat gizi energi yang kurang karakteristik dalam bahan pangan.
dikonsumsi pada anak yang mempunyai aktifitas berlebih.
Terdapat 27 golongan bahan tambahan pangan yang
Gagal tumbuh seperti stunting dengan patokan tinggi badan diperbolehkan sebagai pengawet, pemanis, pewarna, perisa,
atau panjang badan menurut umur pada posisi z skor dan lain-lain. Hindari bahan pangan yang dilarang dikonsumsi
berada pada – 2 SD. Penyebab stunting dikatakan rumit seperti boraks dan rodamin B. Kenali dan pelajari karakteristik
yang terdiri multikausal (asupan protein, mineral dan energi, bahan pangan yang tidak aman.
sulit makan,ibu bekerja, penyakit diare dan infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA), praktek perilaku hidup bersih dan Secara singkat, jenis-jenis zat gizi dapat dilihat pada gambar
sehat (PHBS), imunisasi, dan lain-lain, bersifat multisektor, VI.14 berikut ini.
bukan hanya bidang kesehatan tetapi juga sosial, perumahan,
BAB VII
PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN STUNTING
A. Pengertian Stunting hilang dan disertai kenaikan berat badan yang berlebihan
di masa kanak-kanak, peningkatan risiko penyakit kronis
Menurut Kementerian Menteri Kesehatan (Kemenkes,
yang terkait gizi ketika dewasa. Pertumbuhan linear pada
2010) stunting adalah status gizi yang didasarkan pada
anak usia dini adalah penanda kuat pertumbuhan yang
indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi
sehat mengingat hubungannya dengan morbiditas dan
badan menurut umur (TB/U) pada posisi Z skor -2SD.
risiko kematian, penyakit tidak menular di kemudian hari,
dan kapasitas dan produktivitas pembelajaran. Hal ini juga
Kotak VII.1 terkait erat dengan perkembangan anak di beberapa domain
termasuk kapasitas kognitif, bahasa dan sensorik-motorik.
PENGERTIAN STUNTING
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan Kotak VII.2
perkembangan yang dialami anak-anak akibat gizi
buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial PERMASALAHAN
yang tidak memadai. Anak didefinisikan sebagai
stunted (pendek) jika tinggi badan mereka
STUNTING DAN PERAN
lebih rendah daripada anak seusianya, secara PAUD DI INDONESIA
perhitungan Z skor tinggi badan menurut umur Jumlah balita stunting di Indonesia mengalami
berada antara -2SD dan -3SD di bawah standar penurunan yaitu dari 37,2% (Riskesdas 2013),
Median Pertumbuhan Anak WHO. menjadi 30,8%. Upaya percepatan penurunan
stunting akan efektif apabila dilakukan multisektor,
termasuk di bidang pendidikan anak usia dini.
Stunting pada awal kehidupan - terutama dalam 1000 hari
pertama sejak konsepsi sampai usia dua tahun, gangguan Apa yang bisa dilakukan oleh pendidik PAUD
pertumbuhan memiliki konsekuensi fungsional yang buruk untuk membantu percepatan penurunan angka
pada anak. Beberapa dari konsekuensi tersebut termasuk stunting?
kognisi yang buruk dan pendidikan, produktivitas yang
Stunting di masa kanak-kanak memiliki konsekuensi jangka 1. Faktor keluarga dibagi menjadi faktor ibu, pola asuh
pendek dan jangka panjang yang mempengaruhi kesehatan yang tidak memadai, ASI tidak eklusif, MP-ASI yang
dan pengembangan SDM. Selain pertumbuhan fisik yang tidak tepat, kondisi rumah tangga, kualitas makanan,
buruk, stunting mempengaruhi risiko infeksi dan kematian, keamanan pangan dan air, infeksi.
perkembangan kognitif dan motorik, kapasitas belajar dan a. Faktor ibu berupa gizi yang kurang pada saat sebe-
kinerja sekolah, kemudian itu mempengaruhi produktivitas, lum hamil, kehamilan, dan laktasi, tinggi badan ibu
upah, dan kesehatan reproduksi. Stunting yang terjadi yang rendah, infeksi, kehamilan usia remaja, Jarak
diikuti oleh perbaikan gizi yang kurang tepat, justru hanya kehamilan yang terlalu dekat, Intrauterine Growth
menimbulkan kenaikan berat badan yang berlebihan di Restriction (IUGR), kesehatan mental ibu, dan
masa kanak-kanak menyebabkan terjadi obesitas dan hipertensi.
meningkatnya risiko penyakit kronis yang berhubungan b. Faktor pola asuhan yang tidak memadai termasuk
dengan gizi seperti diabetes dan penyakit jantung. praktek pengasuhan yang kurang, stimulasi dan
aktivitas yang baik, tidak memberikan makan yang
bergizi.
Kotak VII.3 c. Faktor ASI tidak eksklusif termasuk tidak melaku-
kan IMD, tidak melanjutkan menyusui sampai usia
B. Faktor Penyebab Stunting Faktor komunitas terdiri dari pertanian dan sistem pangan,
Stunting disebabkan oleh multifaktor dan multideterminan air, sanitasi, dan lingkungan, pendidikan, kesehatan, politik
secara langsung maupun tidak langsung (Laura et.al 2010, ekonomi, sosial budaya.
Cochran 2015). Berdasarkan kerangka kerja konseptual a. Faktor pertanian dan ketahanan pangan termasuk
UNICEF tentang penyebab kekurangan gizi, masalah gizi produksi dan proses pengolahan pangan, ketersediaan
dipengaruhi 2 faktor utama yaitu asupan makanan dan makanan yang kaya gizi, kualitas dan keamanan pangan
c. Faktor pendidikan termasuk, pendidikan yang Ketidakcukupan gizi adalah salah satu penyebab utama
berkualitas, kompetensi guru, kompetensi tenaga stunting. Kegagalan pertumbuhan dimulai sejak janin hingga
pendidik kesehatan. anak lahir. Hal ini dapat diperparah oleh praktek pemberian
d. Faktor kesehatan termasuk akses pelayanan kesehatan, ASI dan MP-ASI yang buruk serta adanya penyakit infeksi.
kompetensi penyedia layanan kesehatan, ketersediaan Oleh karena itu, fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
sarana dan prasarana, infrastruktur, sistem kebijakan adalah bagian terpenting untuk meminimalisir risiko
dan layanan kesehatan. peningkatan prevalensi stunting.
e. Faktor politik ekonomi termasuk harga makanan,
dan politik perdagangan, regulasi pemasaran dan Menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
stabilitas ekonomi, kemiskinan, pendapatan dan Tertinggal dan Transmigrasi RI, 2017, stunting disebabkan
kekayaan, pelayanan finansial, lapangan kerja dan mata oleh 5 faktor utama yaitu:
pencaharian. 1. Faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun balita
f. Faktor sosial budaya termasuk, kepercayaan dan norma, 2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan
dukungan social, status wanita, pengasuh anak orang gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah
tua dan bukan orang tua. ibu melahirkan
3. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan
Dengan demikian faktor penyebab stunting dalam lingkaran ANC (Ante Natal Care/ Pelayanan kesehatan untuk
keluarga adalah pola makan, pola asuh dan infeksi sejak ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care dan
anak dalam kandungan. Faktor penyebab stunting di pembelajaran dini yang berkualitas.
komunitas, adalah bukan hanya di bidang kesehatan tetapi 4. Masih kurangnya akses kepada makanan bergizi.
juga terkait dengan bidang di luar kesehatan. 5. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
Komunitas/Nasional
Rumah
tangga
Tidak ASI
eksklusif
Anak MPASI
tidak
layanan kesehatan
ekonomi
Politik &
Faktor tepat
ibu Stunting &
Kesehatan &
perkembangan
Infeksi
Gambar.1
Gambar VII.1
Dibalik kisah kepala adat diketahui terdapat suatu kehidupan anak dapat digali ada factor ekologi dan how
to be survive saat mengalami rasa lapar dapat menolong lepas dari stunting. “ rasa lapar” karena mendapat
jatah makan jagung dari ibu sekali sehari itupun sudah jam 3 siang… mendorong dia (bapak kepala adat )
mencari makanan bersama teman2nya laki atau perempuan berjalan masuk hutan, mencari dan makan buah-
buahan liar yang sekarang sudah langka karena hutan tidak ada lagi. Minum dari air sawah, sehingga kalau
jalan bawa garam saja untuk dioleskan pada burung sebelum dibakar. Mereka bersama juga berburu burung
untuk dibakar dan dimakan rame-rame.”
Secara analisis gizi, tentang makanan apa yang telah dimakan anak tersebut…daging burung termasuk zat
gizi protein hewani dan buah mengandung zat gizi vitamin dan mineral yang semuanya zat gizi bahan baku
pertumbuhan sel.
Sekarang perubahan ekologi sudah terjadi tidak ada hutan dengan pohon berbuah dan burungpun sudah
jarang, bagaimana anak-anak saat lapar ?
( Sri Adiningsih, wawancara kualitatif dalam penelitian stunting di Lombok Tengah, 2018)
C. Hubungan Antara Stunting dan pertumbuhan saat di awal kehidupan ini adalah dampak
dari interaksi antara asupan gizi yang masuk saat itu dan
dan Kualitas Hidup Anak kecepatan pertumbuhan yang sudah diatur selama kehamilan
Stunting berhubungan dengan kualitas hidup anak. yang merupakan refleksi ukuran kedua orang tuanya.
Secara keseluruhan stunting akan menurunkan kualitas
sumberdaya manusia, produktifitas dan daya saing bangsa.
Menurut Kementerian Kesehatan, dampak buruk yang Kotak VII.5
dapat ditimbulkan oleh stunting antara lain:
1. Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan
DAMPAK STUNTING PADA
otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan ANAK PEREMPUAN
gangguan metabolisme dalam tubuh. Bake, 1992 Anak perempuan lebih banyak mengalami
menyatakan bahwa efek dari kegagalan pertumbuhan stunting daripada anak laki, yang berdampak
pada awal kehidupan maka berikutnya akan melalui pada saat dewasa mempunyai risiko kematian
suatu tahap kehidupan berikutnya sebagaimana yag persalinan. Anak perempuan yang stunting
telah diprogramkan sejak dalam janin yang akan juga mengalami gangguan pertumbuhan pada
mendapatkan efek kekurangan gizi kumulatif ‘. tulang panggul bagian dalam sehingga ukuran
2. Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat panggul dalam sempit yang akan menyulitkan
ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan pertumbuhan janin dan saat persalinan. Maka
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan akan terjadi peningkatan risiko persalinan melalui
tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk tindakan operasi kehamilan apabila tinggi badan
munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit ibu hamil di bawah 147 cm.
jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan Sumber
disabilitas pada usia tua.
Mengapa perempuan lebih banyak mengalami
Efek dalam jangka panjang, menurut Cole, 2000 bahwa
stunting?
penambahan tinggi badan telah diatur pada saat usia 2 tahun
D. Pencegahan Stunting perempuan lebih awal dari laki-laki, perempuan sekitar usia
Sesuai dengan konsep 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) 11-12 tahun, yaitu usia kelas 5-6 SD, dan laki-laki sekitar
masa konsepsi hingga usia 2 tahun merupakan periode usia 13-14 tahun, yaitu usia SMP. Usia baligh mempunyai
penting untuk memperbaiki status gizi anak. Pada rentang tren makin awal, dahulu usia haid pertama 13-14 tahun
usia ini terjadi 80% pertumbuhan dan perkembangan usia kelas 2 SMP karena tren perbaikan gizi di level keluarga
organ tubuh anak sehingga dengan intervensi yang sesuai ataupun konsumsi fast food. Growth hormone memerlukan
dapat mencapai pertumbuhan optimal. Stunting dapat kolesterol dan protein untuk pembentukannya sehingga
dicegah melalui berbagai cara. konsumsi fast food mendorong percepatan pembentukan
hormon pertumbuhan dan hormone reproduksi.
Sejak dalam Kandungan – 2 Tahun Pertama (1000 Hari
Pertama Kehidupan) Tanda tanda yang dijumpai pada perempuan adalah
1. Fokus kesehatan dan gizi pada 1000 Hari Pertama haid pertama, pertumbuhan payudara, pertumbuhan
Kehidupan, yaitu sejak anak berada dalam kandungan rambut pada ketiak dan atas kemaluan. Pada laki-
hingga usia dua tahun, dengan cukup memberikan laki terjadi mimpi basah pada pagi hari, suara berubah
asupan protein hewani menjadi dewasa, tumbuh rambut pada ketiak dan atas
2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) kemaluan, pertumbuhan alat kelamin laki-laki. Apabila
3. ASI eksklusif sampai usia 6 bulan sudah mengalami tanda tersebut maka pertumbuhan
4. Melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun telah mencapai 80% sehingga perbaikan gizi hanya
5. Pemberian makanan pendamping ASI yang berkualitas bisa menambahkan optimal growth 20%. Saat terakhir
6. Suplementasi vitamin A sejak usia 6 bulan memperbaiki gizi adalah sebelum mengalami baligh, yakni
7. Pengasuhan yang berkualitas pada murid SD untuk perempuan dan murid SMP untuk
laki-laki.
Usia 2 – 6 Tahun
1. Melanjutkan suplementasi vitamin A hingga usia 5 Asupan Gizi Bagi Anak Dengan Stunting Sekitar Usia
tahun 11-12 Tahun
2. Menyediakan air bersih yang memadai Zat gizi yang diperlukan untuk penambahan tinggi badan
3. Lingkungan yang bersih adalah energi, protein, kalsium, fosfat, vitamin D, zat besi,
4. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan terutama zinc, magnesium, vitamin A, B, C, lemak, vitamin B, dan air.
yang berbahan dasar lokal Dengan demikian isi piringku harus berisi bahan makanan
5. Membiasakan dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang megandung zat gizi tersebut setiap hari dan kalau bisa
6. Imunisasi dasar lengkap setiap kali makan.
7. Pengasuhan yang berkualitas
E. Penanganan Stunting
Dalam daur kehidupan manusia terdapat dua siklus
pertumbuhan yakni pertama pertumbuhan pada masa
balita dan percepatan pertumbuhan kedua pada masa
remaja saat baligh. Peranan hormon pertumbuhan (growth
hormon) penting pada masa percepatan kedua tersebut.
Terdapat kemungkinan melakukan penambahan tinggi
badan dengan intervensi yang waktu yang tepat, karena
sebagian besar anak sadar adanya kekurangannya setelah
masa pertumbuhan usai atau telah akil baligh. Usia baligh
Stunting dapat diintervensi dengan 10 cara berikut: 5. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
1. Ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah, minimal 6. Berikan ASI eksklusif pada bayi usia sampai 6 bulan
90 tablet selama kehamilan 7. Berikan makanan pendamping ASI untuk bayi diatas 6
2. Pemberian makanan tambahan ibu hamil bulan hingga 2 tahun
3. Pemenuhan gizi seimbang 8. Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A
4. Persalinan dengan dokter atau tenaga bidang yang ahli 9. Pantau pertumbuhan balita di Posyandu terdekat
10. Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat
F. Rangkuman
Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Stunting berhubungan dengan kualitas hidup anak, dalam
panjang badan menurut umur (PB/U atau TB/U). Stunting jangka pendek dapat terganggu perkembangan otak,
pada kehidupan 1000 HPK sejak konsepsi sampai usia kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan metabolisme
2 tahun memiliki konsekuensi fungsional yang buruk dalam tubuh. Dalam jangka panjang dapat menurunkan
pada anak. Faktor penyebab stunting disebabkan gizi kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Penanganan
yang buruk, kurangnya pengetahuan ibu, terbatasnya stunting dapat dilakukan dalam program yang spesifik dan
layanan kesehatan, kurangnya akses makanan bergizi dan sensitif.
kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
BAB VIII
GIZI BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan Undang-undang Nomer 35 tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Data tahun 2010 mengenai jumlah penyandang tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa, down
syndrome, cerebral palsy dan lainnya, dan juga pada tahun 2013 ditunjukkan sebagaimana dalam gambar berikut.
Data Rikesdas tahun 2010 dan 2013 menunjukkan terdapat anak pada usia 24 - 59 bulan mengalami down syndrome
terbanyak urutan ketiga (12% dari 1000 anak). Urutan pertama ditemukan anak tuna daksa (17% dari 1000 anak),
berikutnya tuna wicara (15% dari 1000 anak). Pembahasan secara detail mengenai anak berkebutuhan khusus terdapat
dalam “Modul Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus”.
Berikut ini lebih rinci dijelaskan pengaturan pola makan untuk anak down syndrom, autis dan ADHD.
Anak Down Syndrom
1. Sebaiknya makan dengan makanan bergizi, yang dapat menekan gejala fisik dan meningkatkan kesehatan. Fisiologi
otak, dan gangguan kesehatan yang umum akan segera membaik. Hal ini dapat dimulai dengan memberikan hanya
ASI sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan, yang memberikan keuntungan untuk bayi sebagai berikut yaitu lebih sehat
(kualitasnya mencakup semua zat gizi dan volume ASI cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan), jarang sakit (ASI
mengandung antibodi, laktosa dan probiotik ), lebih cerdas (kandungan omega 3), jarang mengalami obesitas/
kegemukan, perkembangan psikologis bayi lebih baik. Keuntungan pada ibu praktis, ekonomis, efek kontrasepsi seperti
KB, jarang terkena kanker payudara, bentuk tubuh cepat pulih.
2. Pada saat menyusu, ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Lebih lama menyusui tidak masalah karena makin lama membaik
b. Harus lebih sering diberikan terutama siang hari
c. Menggunakan alas bantal
d. Menghindarkan anak dari tersedak atau masuk ke dalam nafas kepala dan mulut lebih tinggi
e. Karena lidah terjulur maka dilatih lidah ditekan ke bawah sebelum menyusu
f. Perlu ditopang pada dagu dan rahang anak
g. Diteruskan dgn ASI perah (bila ibu bekerja ) setelah usia 6 bulan
Setelah diberi ASI, diikuti dengan makanan khusus atau diet tentang makanan yang dilarang, karena :
1. Anak down syndrom akan mudah mengalami overweight dan mempunyai risiko besar obesitas. Pembakaran kalori lambat dan
seringkali didiagnosis karena kelenjar tiroid yang kurang aktif bekerja yang menyebabkan cepatnya kenaikan berat badan
2. Menjauhkan dari obesitas, sehingga harus ada dalam tepung terigu. Lebih baik makanan berupa jajanan
pengendalian makanan yang padat gizi dan makanan tradional seperti kue lemper (dari ketan isi daging ayam),
sampah yang tidak bergizi. Perlu acungan jempol untuk kue lapis (asal tepung beras dengan santan). Bahan kedele
makan yang bagus asal alamiah dan menjauhkan dibolehkan bila sudah mengalami fermentasi seperti tempe.
sedapat mungkin dari makanan buatan pabrik, termasuk
lemak sehat asal kelapa dan minyak olive atau proses Setelah diketahui beberapa makanan yang dilarang dan
organik, pasteurisasi mentega yang mengandung asam dianjurkan serta diperbolehkan untuk anak berkebutuhan
butirat dan asam lemak omega 3 khusus, perlu juga diperhatikan kedekatan dan interaksi
3. Untuk mengatasi kelenjar tiroid yang kurang aktif, orang tua, keluarga dengan ABK agar anak tidak merasa
pilihan yang bagus rumput laut yang kaya iodium dibeda-bedakan dalam makan. Hal-hal berikut perlu dicoba
4. Bekal makan siang sebaiknya terdiri makanan asal dan diterapkan untuk membangun kedekatan ABK dan
rumput laut, salad sebagai makanan ringan sehat orang tua maupun keluarga.
dengan taburan garam beriodium.
C. Makan Bersama Keluarga
Gejala sakit maag, sakit tenggorokan, regurgitasi (sendawa Anak berkebutuhan khusus jangan sampai merasa
dan keluar cairan lambung dan makanan) dan nyeri dada dibedakan dan diperlakukan tidak adil dalam makan.
banyak dijumpai pada anak dengan down syndrom. Sebaiknya keluarga melakukan kegiatan makan bersama
dengan menu yang mengikuti ABK. Contohnya anak down
Oleh karena itu, harus dijauhi makanan pencetusnya, yang syndrom tidak diperkenankan untuk makan roti dari terigu,
pada umumnya buah jeruk citrun, makanan yang bergula maka sebaiknya ketika sarapan bersama keluarga tidak
banyak atau banyak lemak seperti keripik chips, brownies, memakan roti.
cookies, es krim, daging pilih yang rendah lemak, nugget
ayam goreng, kentang goreng. Studi menunjukkan bahwa orang tua dan anak dapat
mengerjakan semua lebih baik pada saat makan atau
Angka kejadian tinggi pada anak down syndrom antara waktu makan dan banyak keuntungan dalam menemukan
lain intoleransi terhadap gluten. Hal ini menyebabkan “hubungan makan” antara ortu dan anaknya. Tujuan
kekurangan zat gizi dan mengganggu sistem kekebalan makan bersama ini untuk menemukan peran adalah
tubuh jika makanan yang dibutuhkan dilarang makan. Anak promosi hubungan positif antara orang tua dan anaknya
sebaiknya dihindarkan dari makanan yang mengandung selama waktu makan dan saat memutuskan pilihan
gluten (terdapat dalam gandum), kasein (terdapat dalam makan. Komunikasi pertama anak dengan bayi adalah
susu bubuk), dan pengenalannya secara perlahan-lahan saat pemberian makan. Saat kita memegang bayi dan
sedikitnya mulai usia 18-24 bulan saat sistem pencernaan memberikan ASI atau susu botol, terjadi interaksi alamiah.
makanan sudah berkembang. Pandang langsung ke dalam mata bayi dan fokus perhatian
pada gerakan tubuh untuk melihat apakah sudah payah
Anak dengan Hiperaktif (ADHD) atau sudah kenyang.
Perlu diet dengan mengeliminasi makanan gula, gluten,
susu, telor, beberapa jenis daging, pewarna makan dapat Interaksi ini berlanjut mengikuti pertumbuhan bayi. Perlu
memperbaiki gejala 70% anak dengan ADHD. Pemberian disediakan (bila memungkinkan) meja makan dengan kursi
susu sapi berdampak buruk karena proses pencernaan anak setinggi meja makan, pastikan makanan yang dimakan
dalam usus yang berbeda dengan anak normal yang itu aman, enak, dan sehat. Pada posisi ini terjadi hubungan
berefek morphin like sehingga menimbulkan ketagihan. makan yang positif karena saling memperhatikan satu
dengan yang lain. Mencontohkan cara makan mulai tangan
Anak dengan Autisme bergerak mengambil makanan dari sajian di meja, menelan,
Makanan seperti roti dan bakery sebaiknya juga tidak kemudian menyiapkan makanan masuk berikutnya
diberikan pada anak autism karena mengandung gluten
Perhatikan dan tunggu persiapan anak untuk makan yang akan dicoba untuk dikonsumsi anak. Hal ini sering
berikutnya. Beri waktu anak untuk menentukan apa yang dapat dilihat dari pandangan mata saat makan dan saat
dibutuhkan. Bila anak menghindarkan dengan menolehkan melakukan aktifitas. Apabila anak kegemukan, diperlukan
wajah ke samping jangan disentuh dengan sendok, tetapi aktivitas untuk menurunkan berat badannya. Agar lebih
ijinkan anak untuk menyatakan “gak mau nambah lagi”, sehat diperlukan menumbuhkan perilaku sehat, yang
atau “saya sudah kenyang”. Mendengarkan anak pada utama adalah rileks, mendengar, mencoba, dan senang,
awal pelajaran makan ini dapat menjalin hubungan bahwa berbagai strategi yang dapat dicoba.
pengasuh mau mendengarkan keluhan anak dan respek
pada keputusan anak.
D. Kenalkan Menu Baru
Mencoba makanan baru bersama, pergi ke supermarket
Jika anak tahu dia punya hak untuk memilih dan
dan mencari sesuatu yang benar-benar baru untuk
menyatakan berapa banyak makanan atau tidak makan
dimasak dalam bentuk atau rasa baru merupakan kegiatan
apapun. Dia mulai belajar memahami tanda-tanda bahasa
menyenangkan yang dapat dilakukan bersama anak.
tubuhnya. Hal ini paling tidak mencegah permasalahan
Sebulan sekali pilih menu baru, dan dimasak bersama.
yang muncul, seperti makan dengan emosional. Selain itu,
Rencanakan waktu dan tepat memasaknya, sehingga anak
anak dapat juga diajarkan mengucapkan terima kasih saat
mendapat keterampilan baru. Anak hendaknya selalu diberi
diberikan makanan, nama makan yang disajikan. Untuk
kesempatan untuk membuat pilihan. Hal ini penting untuk
mencegah obesitas, sebaiknya tidak melarang makan yang
menumbuhkan perilaku sehat yaitu belajar komunikasi dan
tinggi kalori, akan tetapi lebih baik diganti sajian makanan
memilih. Yakinkan mendapat gambaran visual proses masak
dalam porsi kecil dan rendah kalori, jauhkan snack dari
tersebut dengan dokumentasi foto, dengan bermacam
meja. Kita dapat mengenal jenis makanan yang disukai
jenis makanan.
anak dan mendorong membuat berbagai macam makanan
Kotak VIII.2
HAK ANAK
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan Undang-undang Nomer 35
tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
BAB IX
PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN (P3K)
DAN GANGGUAN KESEHATAN
Kotak IX.1
LINGKUNGAN AMAN BAGI ANAK USIA DINI
Aturan umum untuk menciptakan lingkungan aman bagi anak usia dini adalah semua area dan
benda-benda yang berada dalam radius jangkauannya harus aman menjadi pusat perhatian dan
bahan eksplorasi anak. Keamanan area dan benda-benda di lembaga PAUD akan mencegah terjadinya
kecelakaan pada anak.
Kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan dengan selalu melakukan pengawasan penuh pada setiap
anak karena kecelakaan juga bisa ditimbulkan oleh hal lain seperti interaksi antar anak atau gerakan
anak yang melampaui batas dan berbagai penyebab lainnya. Anak perlu mengenal setiap benda
dan kejadian yang berpeluang dapat menimbulkan kecelakaan. Anak perlu dididik untuk disiplin
memenuhi aturan yang berlaku dan secara bertahap anak ditumbuhkan kesadarannya, bahwa disiplin
mematuhi aturan akan menyelamatkan diri sendiri dan orang lain.
Apa yang dapat dilakukan oleh pendidik PAUD untuk memastikan bahwa kondisi lingkungan adalah
aman untuk anak?
Terdapat dua tindakan utama yang berkenaan dengan g. Jatuh dan menghantam sudut meja yang tajam,
kecelakaan yang terjadi di lembaga PAUD yaitu: tepian tangga, sisi dinding yang tajam, sisi kursi,
1. Tindakan preventif melalui penyiapan lingkungan sehingga mengalami memar atau luka
yang aman, nyaman, bersih, sehat, membuat aturan, h. Terkena benda panas, misalnya api atau air panas
memberi penjelasan kepada anak tentang bahaya di i. Kecelakaan karena alat bantu berjalan atau kereta
sekitar anak dan cara pencegahannya. Oleh karena dorong
itu, hendaknya setiap satuan PAUD memiliki prosedur j. Digigit binatang, misalnya semut, serangga, dan
operasional standar (POS) penyiapan lingkungan sebagainya.
2. Tindakan penanganan pertama pada kecelakaan,
meliputi : 3. Anak yang berusia 1-2 tahun
a. Pertolongan dasar Pada saat ini anak mulai banyak berjalan, berlari,
b. Pertolongan lanjutan apabila diperlukan bersama melompat, meloncat dan menyelidik atau melakukan
dengan institusi layanan kesehatan terdekat. eksplorasi. Kecelakaan yang mungkin terjadi antara lain
:
Kemungkinan Kecelakaan pada Anak a. Kecelakaan karena peralatan main, misalnya terke-
1. Bayi yang baru lahir – 6 bulan na gunting, alat main yang bersudut tajam
Pada saat ini bayi mulai berguling dan menjangkau b. Kecelakaan karena memanjat anak tangga, alat
benda-benda yang ada di sekitarnya. Kecelakaan yang permainan luar ruangan
mungkin terjadi antara lain : c. Terpeleset karena lantai yang licin
a. Terjatuh dari tempat tidur atau kursi d. Tersandung hingga terjatuh
b. Tersedak e. Terjatuh dari tangga atau ketika menaiki tempat
c. Terkena tumpahan air panas yang tinggi
d. Kecelakaan di kendaraan karena penggunaan kursi f. Terkena gigitan serangga atau binatang lainnya
mobil untuk bayi dengan tidak semestinya atau g. Kecelakaan karena bermain dengan binatang, tana-
tidak menggunakan sama sekali man berduri
e. Benturan, baik dengan benda tajam maupun ben- h. Menelan benda-benda kecil, berbahaya atau bera-
da tumpul cun
f. Memasukkan ke dalam mulut, telinga atau hidung i. Kecelakaan karena adanya peralatan elektronik
serta menelan benda-benda kecil atau listrik yang tidak aman
g. Tergores alat mainan atau benda-benda berujung j. Risiko dari tempat air yang tidak dijaga, misalnya
tajam atau runcing, dan sebagainya. terjatuh ke kolam ikan, kolam renang, bathtub,
kloset dan air mancur
2. Bayi yang berusia 6-12 bulan k. Terpotong, tergores dan hal lain yang menyebab-
Pada saat ini bayi mulai merangkak dan belajar berjalan. kan terluka
Kecelakaan yang mungkin terjadi antara lain : l. Terkena ulat bulu
a. Kecelakaan akibat alat permainan, misalnya terkena m. Terkena pecahan kaca
ujung mainan yang tajam, tergores alat main n. Tersedak
b. Tersedak o. Terkilir
c. Terkena aliran listrik karena colokan yang tidak p. Terkena benda panas, misalnya api, air panas, atau
aman benda panas lainnya
d. Terpeleset hingga jatuh q. Terkena sengatan listrik
e. Tertelan makanan atau benda-benda kecil r. Terpeleset karena lantai yang kotor atau licin
f. Terpelanting akibat duduk di kursi bayi yang tinggi s. Digigit serangga atau binatang lainnya, misalnya
atau terguling dari tempat tidur nyamuk, kucing, anjing, dan sebagainya
t. Tersengat lebah, dan sebagainya. Prosedur Operasional Standar (POS) pencegahan dan
pertolongan pertama pada kecelakaan yang dialami oleh
4. Anak yang berusia 2 - 6 tahun anak.
Pada saat ini anak senang sekali melakukan eksplorasi
dan bermain bersama teman, sehingga kemungkinan Prosedur umum pertolongan pertama pada anak yang
timbul kecelakaan antara lain : mengalami kecelakaan ataupun gangguan kesehatan
a. Terjatuh antara lain :
b. Terkena gigitan binatang 1. Tetap tenang atau tidak panik
c. Tertusuk duri dari tanaman 2. Menenangkan anak
d. Tertelan cairan yang beracun, misalnya cairan pem- 3. Membebaskan jalan nafas anak (bila terdapat tanda
bersih kesulitan bernafas pada anak)
e. Tersengat listrik 4. Mengamati jenis kecelakaan dan tingkat keparahan
f. Terkena api atau air panas sehingga mengalami 5. Menyiapkan peralatan atau obat-obatan sesuai dengan
luka bakar kebutuhan
g. Terjatuh karena permainan yang dilakukan 6. Melakukan tindakan pertolongan
h. Terpeleset karena lantai yang kotor atau licin 7. Menghubungi pimpinan lembaga dan orangtua
i. Terjatuh dari tangga atau tempat yang tinggi 8. Menghubungi fasilitas layanan kesehatan terdekat
j. Terpelanting dari kursi apabila diperlukan
k. Tersandung 9. Membuat catatan kejadian/kasus yang timbul
l. Tersedak
Oleh karena itu, tindakan utama adalah seperti prosedur 1
m. Memar/lebam
sampai 6, bila sudah teratasi dengan pertolongan, pendidik
n. Muntah
segera mengisi format. Format membantu guru dalam
o. Terkena ulat bulu
melakukan prosedur pertolongan pada anak terutama
p. Terkena potongan kaca
apabila memerlukan rujukan pengiriman ke layanan
q. Terbakar
kesehatan atau sebagai laporan kejadian kecelakaan.
r. Perdarahan
Format tersebut berisi catatan identitas, lokasi dan waktu
s. Terkilir
kejadian serta proses kejadian kecelakaan dengan contoh
t. Patah tulang/tulang retak
sebagai berikut.
u. Luka, dan sebagainya
B. Prosedur Operasional
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
Tindakan yang utama adalah mencegah anak tidak
mengalami kecelakaan, namun, kadangkala ada saja hal-hal
yang tidak bisa kita hindarkan terjadi. Pertolongan pertama
pada kecelakaan perlu dipahami oleh setiap orang dewasa
yang dekat/berinteraksi dengan anak, karena kemungkinan
terjadinya kecelakaan tetap ada dalam hubungan anak
dengan anak, anak dengan alat main, anak dengan
makanan dan minuman, serta anak dengan lingkungan.
Oleh karena itu, setiap satuan PAUD hendaknya memiliki
KARTU CATATAN
KEJADIAN KECELAKAAN/GANGGUAN KESEHATAN DI SEKOLAH
------------------------, 2018
Pendidik,
( )
2. Hidung
Kejang Tindakan :
Tanda : kaku pada anggota gerak/tubuh a. keluarkan benda asing dengan cara menghembuskan
Penyebab : udara ke lubang hidung yang tersumbat sementara
1. Suhu tinggi atau demam lubang ridung yang lain ditutup.
2. Penyakit infeksi seperti radang otak b. Jika tidak berhasil, orang tua dianjurkan membawa
3. Kekurangan cairan anak ke puskesmas.
4. Gangguan pada syaraf pusat seperti epilepsi
3. Telinga
Tindakan yang dilakukan antara lain : Tindakan:
1. Balut sudip lidah atau sendok bersih dengan kaus steril a. Bila telinga kemasukan serangga, tetes dengan minyak/
atau sapu tangan bersih di bagian ujungnya. Masukkan air bersih, serangga akan keluar
bagian tersebut ke dalam mulut agar lidah tidak tergigit, b. Jika tidak berhasil, orang tua dianjurkan membawa
atau dipasang ganjalan karet pada mulut anak ke puskesmas/rumah sakit h.
2. Bersihkan lendir dan sisa makanan di mulut dan
longgarkan pakaian yang dikenakan anak, agar ia dapat Dengan demikian, hendaknya satuan PAUD memiliki
bernafas dengan baik Prosedur Operasional Standar (POS) penanganan atau
3. Bila demam, kompres dengan air biasa (bukan air es pertolongan pertama pada kecelakaan, sehingga setiap
atau alkohol) pada tulang dahi, ketiak dan lipatan paha pendidik dapat memahami dan melaksanakan prosedur
4. Beritahu orang tua agar membawa anak ke puskesmas tersebut dengan benar. Berkenaan dengan kemungkinan
timbulnya kecelakaan, maka setiap lembaga PAUD harus
Kemasukan benda asing memiliki Kotak P3K. Kotak P3K ini berisi alat, bahan dan
1. Mata obat-obatan yang diperlukan menangani pertama saat
Penyebab : debu, benda tajam, dan sebagainya,masuk kecelakaan. Selain Kotak P3K, pendidik PAUD seharusnya
kedalam mata menguasai juga tindakan sederhana pada pertolongan
Tindakan : pertama saat kecelakaan terjadi. Isi kotak P3K antara lain :
a. Identifikasi lokasi benda asing tersebut, bila ada di 1. Penghilang rasa sakit, asetaminofen, baik yang
kelopak mata sebelah kanan dapat dilihat dengan merupakan cairan maupun supositoria (obat yang
membuka/melipat kelopak mata, bila ada di bagian dimasukkan ke dubur)
putih mata atau selaput bola mata, dapat dilihat dengan 2. Obat penurun demam (digunakan apabila perlu, dan
membuka mata anak dan gunakan lampu senter agar atas petunjuk dokter)
kotoran terlihat jelas 3. Salep untuk luka bakar
b. Gunakan ujung sapu tangan atau kertas tisu bersih 4. Pelester perekat
secara hati-hati. Bersihkan atau keluarkan benda 5. Minyak untuk menghangatkan tubuh, misalnya minyak
tersebut kayu putih, minyak telon, balsam ringan
Influenza 4. Demam
Penyebab : Virus influenza (orthomyxovirus) 5. Abdominal cramps/kram perut
Penularan :
1. Airborne (droplet)/melalui udara Penanganan :
2. Kontak langsung dengan penderita 1. Rehidrasi (oral/parenteral) dengan pemberian oralit
2. Simtomatik
Masa inkubasi (penularan) : 1-7 hari (rata-rata 2-3 hari) 3. Antibiotik pada kecurigaan infeksi Shigella, G Lamblia,
Gejala : E hystolitic Cholera yang dibuktikan dengan kultur feses
1. Hidung tersumbat 8. Sakit kepala 4. Probiotik
2. Nyeri menelan 9. Nausea
3. Demam 10. Nafsu makan menurun Pencegahan :
4. Batuk 11. Muntah 1. Higiene lingkungan
5. Pilek 12. Diare 2. Cuci tangan sebelum makan dan memberi makanan
6. Nyeri otot 13. Nyeri perut 3. ASI Eksklusif 4-6 bulan
7. Fatigue/lemas 4. Imunisasi campak
5. Status gizi yang baik
Penanganan :
1. Simtomatik (mengatasi gejala yang timbul) Malnutrisi
2. Antivirus Malnutri adalah kondisi yang disebabkan oleh
ketidakcukupan asupan gizi, tidak dapat menyerap gizi yang
Pencegahan : diperlukan agar tetap sehat, atau mendapatkan asupan
1. Cuci tangan sebelum makan makanan yang berlebihan. Malnutrisi dapat berdampak
2. Hindari kontak penggunaan alat makan bersama serius terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin Anak yang mengalami kekurangan asupan gizi dapat
4. Vaksin influenza (bila diperlukan) menderita penyakit infeksi atau kerusakan otak yang
5. Serangan batuk panjang dapat disertai muntah bersifat permanen. Sementara itu, yang kelebihan asupan
6. Menghindari kontak langsung dengan penderita gizi dapat menderita penyakit degeneratif (penyakit yang
Tindakan : Anak dianjurkan dibawa berobat ke fasilitas tidak menular), seperti jantung, diabetes mellitus. Oleh
kesehatan terdekat karena itu, perlu pengawasan makanan dan minuman anak.
Salah satu permasalahan gizi adalah stunting (pendek).
Diare Akut
Penyebab
1. Virus : Rotavirus (25-40%), Calicivirus (1-20% dan E. Rangkuman
Astrovirus 4-9%) Prosedur pertolongan pertama pada kecelakaaan dan
2. Bakteri : C. jejuni (6-8%), Salmonera (3-7%) dan E colli gangguan kesehatan perlu dipahami oleh pendidik
(3-5%) sehingga dapat memberikan berbagai upaya pertolongan
3. Parasit : Criptosporidium (1-3%) dan G lamblia (1-3%) awal untuk mencegah timbulnya gangguan yang lebih
serius pada anak. Agar setiap pendidik dapat melakukan
Penularan : Waterborne (oral-fecal)/mulut – tinja pertolongan pertama pada kecelakaan maupun gangguan
Masa inkubasi/penularan : 1-72 jam kesehatan, perlu adanya prosedur operasional standar
Gejala Klinis : (POS), dan bahkan pelatihan khusus bagi pendidik.
1. Lamanya < 7 hari
2. Buang air besar cair, >3x sehari
3. Muntah
BAB X
PERLINDUNGAN, KEAMANAN
DAN KESELAMATAN ANAK
USIA DINI
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penanganan Anak Korban Kekerasan
Kotak X.2
Kejadian kekerasan pada anak
Laporan kekerasan terhadap anak mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berikut ini berita terkait
kekerasan terhadap anak.
Angka kekerasan terhadap anak di Indonesia terus meningkat. Hingga pertengahan Maret 2018,
Kementerian Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) telah menerima sekitar 1.900
laporan. Kekerasan terbanyak berasal dari lingkungan sekitar anak (sekolah, rumah/tetangga)
https://nasional.sindonews.com, 19 Maret 2018
Terdapat 445 kasus bidang pendidikan yang ditangani sepanjang 2018. Sebanyak 228 kasus atau 51,20
persen di antaranya merupakan kasus kekerasan baik fisik, seksual, dan verbal.
https://nasional.tempo.co, 27 Desember 2018
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mencegah kekerasan terhadap anak?
Ada lima bentuk dari CAN menurut Consultation on Child b. Sexual abuse terhadap anak adalah pelibatan anak
Abuse Prevention, WHO (1999) yaitu: dalam kegiatan seksual, sementara anak tidak
a. Physical abuse terhadap anak yang artinya adalah sepenuhnya memahami, atau tidak mampu memberi
kekerasan yang menyebabkan cedera fisik nyata persetujuan, atau oleh karena perkembangannya belum
ataupun potensial terhadap anak, sebagai akibat dari siap atau tidak dapat memberi persetujuan, atau yang
interaksi atau tidak adanya interaksi, yang layaknya melanggar hukum atau pantangan masyarakat
berada dalam kendali orangtua atau orang dalam c. Emosional abuse terhadap anak adalah meliputi
posisi hubungan tanggung jawab, kepercayaan, atau kegagalan penyediaan lingkungan yang mendukung
kekuasaan. Orangtua, pengasuh atau pendidik di sini dan memadai bagi perkembangannya, termasuk
dapat memiliki atau tidak memiliki niat untuk menyakiti ketersediaan seseorang yang dapat dijadikan figur
anaknya, atau cedera dapat pula merupakan hasil dari primer, sehingga anak dapat berkembang secara
hukuman disiplin yang berlebihan. stabil dan dengan pencapaian kemampuan sosial dan
emosional yang diharapkan sesuai dengan potensi Tekanan akibat kekerasan yang dialami anak dapat
pribadinya dan dalam konteks lingkungannya. merusak kemampuannya untuk fokus dan konsentrasi
d. Penelantaran anak (child neglect) adalah kegagalan terhadap suatu hal. Misalnya, pada saat kegiatan dan
dalam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan pelajaran di sekolah, anak jadi sulit untuk menangkap
untuk tumbuh kembangnya, seperti kesehatan, materi yang diberikan oleh gurunya. Hal ini dapat
pendidikan, perkembangan emosional, gizi, rumah menghilangkan minat dan bakat anak yang tadinya
atau tempat bernaung, dan keadaan hidup yang aman, tampak besar.
di dalam konteks sumber daya yang layaknya dimiliki c. Sulit tidur
oleh keluarga atau pengasuh, yang mengakibatkan Tekanan pikiran yang dialami anak akibat kekerasan
atau sangat mungkin mengakibatkan gangguan atau penganiayaan yang ia terima akan berlanjut hingga
kesehatan atau gangguan perkembangan fisik, mental, mempengaruhi pola tidur anak. Anak dapat mengalami
spiritual, moral dan sosial. Termasuk didalamnya adalah susah tidur bahkan mimpi buruk sebagai hasil dari
kegagalan dalam mengawasi dan melindungi secara beban pikiran yang disimpan di alam bawah sadarnya.
layak dari bahasa atau gangguan. Jika anak kerap bermimpi buruk yang sulit dijelaskan
penyebabnya, kita perlu mewaspadai, karena bisa saja
Penyebab terjadinya kekerasan dan penelantaran anak sedang mengalami suatu tindakan kekerasan yang
anak tidak diketahui.
Orang tua yang pernah jadi korban penganiayaan anak d. Sulit mengendalikan emosi
dan terpapar oleh kekerasan dalam rumah, orang tua Kecenderungan anak yang mengalami kekerasan
yang kondisi kehidupannya penuh stres, seperti rumah hingga berakibat merasa kurang percaya diri dan
yang sesak, kemiskinan, orang tua yang menyalahgunakan tidak mempercayai orang dawasa, umumnya tak
NAPZA, orang tua yang mengalami gangguan jiwa seperti dapat mengungkapkan perasaannya dengan benar.
depresi atau psikotik atau gangguan keperibadian. Maka Akhirnya, anak kesulitan mengungkapkan perasaan
dari itu, pengelolaan stres, kontrol diri orang tua dalam yang sebenarnya sehingga mengalami kesulitan dalam
menghadapi anak sangat dibutuhkan. Contoh yang dapat mengendalikan atau menunjukkan emosi dirinya
dilakukan untuk meningkatkan kontrol diri orang tua kepada orang lain.
adalah mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa, e. Luka atau cedera fisik
menerima kehadiran anak apa adanya dan ikhlas, diskusi a. Memar, bengkak, atau pendarahan di area kelamin
dengan orang yang lebih paham tentang kesehatan anak (perempuan)
misal bidan. b. Luka bakar
c. Sulit berjalan atau duduk
Akibat Kekerasan dan Penelantaran Anak d. Kebersihan yang buruk
Akibat dari kekerasan dan penelantaran anak adalah : e. Keseleo atau patah tulang
a. Gangguan kecemasan dan depresi f. Muka pucat
Sikap murung pada anak akibat mengalami kekerasan f. Kondisi kesehatan yang menurun
yang berlanjut, lambat laun bisa mengarah kepada Mudah sakit atau sakit dalam waktu yang
depresi atau stres. Kehilangan kemampuan untuk berkepanjangan
merasakan kebahagiaan perlahan akan meningkatkan
perasaan yang buruk dan depresi sehingga anak Pencegahan Kekerasan dan Penelantaran Anak
akan selalu dipengaruhi oleh perasaan negatif, tanpa Angka kekerasan terhadap anak semakin meningkat di
ada keinginan untuk berpikir positif meningkatkan Indonesia, terutama kekerasan seksual terhadap anak.
semangat di dalam dirinya. Anak juga bisa menderita Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah berusaha
gangguan kecemasan akut serta depresi kronis. mendorong berfungsinya peran seluruh pemangku
b. Sulit fokus dan berkonsentrasi kepentingan untuk bekerjasama menciptakan lingkungan
yang aman untuk anak. Pendidik sangat berperan penting 2. Perlindungan Anak Terhadap Perundungan
untuk bekerjasama mencegah terjadinya kekerasan pada (Bullying)
anak. Perundungan (bullying) adalah perilaku tidak menyenangkan
yang dilakukan secara sengaja dan berulang sehingga
Strategi pencegahan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : seseorang menjadi trauma dan tidak berdaya. Perundungan
a. Pencegahan primer dapat terjadi kapanpun dan dimanapun, termasuk pada
Pencegahan primer lebih ditujukan kepada orangtua anak usia dini di lembaga PAUD.
dalam rangka meningkatkan kemampuan pengasuhan
dan menjaga agar tidak terjadi perlakuan yang salah Bentuk-bentuk perundungan (bullying) :
pada anak. Di sisi lain, pencegahan primer juga a. Perundungan Fisik
ditujukan kepada anak, yang antara lain meningkatkan a) Mendorong
kecakapan hidup anak dalam rangka melindungi diri. b) Meninju dan memukul
Bantuan dapat dilakukan dengan cara mengajarkan c) Memukul
pada anak agar tidak mudah mempercayai orang d) Menjambak
asing, menghindari tindak kekerasan (misalnya dengan e) Menendang
berteriak dan berlari), mengajarkan anak supaya dapat f) Mendorong, meninju dan memukul
mengkomunikasikan dan mengungkapkan bila ada hal- g) Menjegal
hal yang mengancam kesalamatan dirinya kepada orang b. Perundungan verbal
tua, guru, keluarga, sekolah atau orang lain terdekat a) Memberikan julukan yang tidak menyenangkan
anak. Misalnya anak didorong oleh temannya hingga b) Menghina
jatuh dan tangannya memar. Hal yang kita harapkan c) Menyindir
adalah anak tersebut mampu berkata pada temannya d) Mengancam
bahwa perbuatan memukulnya itu tidak baik. Anak e) Menyebarkan gosip
juga melaporkan ke guru bahwa tangannya sakit. c. Perundungan sosial
a) Mengucilkan
b. Pencegahan sekunder b) Mengabaikan
Pencegahan sekunder ditujukan kepada kelompok c) Memalak
masyarakat yang memiliki risiko tinggi untuk melakukan d) Memfitnah
kekerasan fisik terhadap anak. Kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain kunjungan rumah. Hal ini dapat Penyebab Perilaku Perundungan (bullying)
terlaksana melalui kerjasama antara sekolah, keluarga Perilaku bullying dapat disebabkan oleh beberapa
dan masyarakat. faktor, seperti kurangnya rasa menghargai antar sesama,
lingkungan yang buruk, kurangnya perhatian dari berbagai
c. Pencegahan tersier pihak, dan sebagainya. Anak yang menjadi pelaku bullying
Pencegahan tersier dimaksudkan untuk meningkatkan tidak menyadari bahwa dirinya telah mengganggu dan
kemampuan pengasuhan agar kekerasan fisik tidak melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan terhadap
terulang, melimpahi anak dengan cinta dan kasih anak lain.
sayang, konseling, layanan terpadu bagi anak yang
mengalami kekerasan fisik, mengawasi aktivitas anak Bullying hanyalah suatu canda dan merupakan hal yang
dalam bermain dan bergaul di rumah dan di luar rumah, wajar, sehingga mereka berbuat semena-mena. Mereka
secara rutin pendidik dapat melakukan pengecekan tidak menyadari bahwa bullying dapat mengakibatkan
kondisi fisik anak (baik dalam waktu khusus maupun dampak yang fatal bagi korbannya.
pada saat bermain dengan anak) dan sebagainya.
Memastikan lingkungan, alat, dan bahan main yang Memastikan tidak ada anak yang terkena bully atau
digunakan anak dalam kondisi aman, nyaman dan kekerasan fisik ataupun ucapan oleh teman, guru, atau
menyenangkan orang dewasa lainnya di sekitar PAUD
Mengenalkan kepada anak bagian tubuh yang boleh Semua area di satuan PAUD berada dalam jangkauan
disentuh dan yang tidak boleh disentuh pengawasan guru
Menumbuhkan situasi di area satuan PAUD yang Semua anak mendapat perhatian yang sama sesuai den-
penuh keramahan, santun, dan saling menyayangi. gan kebutuhan dan kondisinya.
Memastikan saat anak pulang sekolah dalam posisi Menangani dengan segera ketika anak mengalami ke-
aman (ada orang dewasa yang mendampingi) celakaan yang terjadi di Lembaga PAUD
dalam lingkungan masyrakat tanpa terdeteksi. 7. Hadirkan suasana keluarga yang harmonis
Koordinasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan Peran keluarga dalam mengantisipasi bahaya pelaku
untuk mengenali atau mencegah aksi kejahatan pedofilia pada anak sangat besar, sehingga tindakan atentif
terhadap anak, misalnya saja melakukan koordinasi (pencegahan) sangat perlu dilakukan oleh pihak keluarga.
dengan lurah, ketua RT, ketua RW dan warga sekitar, Salah satu bentuk positif yang bisa dilakukan untuk
sehingga pelaku tidak leluasa untuk melakukan aksinya. menghindarkan anak dari bahaya pelaku pedofilia adalah
dengan menghadirkan suasana keluarga yang harmonis,
4. Pendampingan pada anak agar anak merasa betah untuk tinggal di rumah. Suasana
Tips selanjutnya yang bisa anda lakukan untuk melindungi anak keluarga yang kurang harmonis bisa membuat mood anak
anda dari ancaman pelaku pedofil adalah dengan melakukan untuk tinggal di rumah jelek, sehingga anak akan lebih
pempamdingan pada anak anda dengan maksimal. Bentuk memilih menghabiskan waktunya di luar rumah, kondisi
pendampingan yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan tersebut bisa menjadi cikal bakal peluang kaum pedofilia
menyempatkan diri mengantar anak ke sekolah sekaligus untuk melancarkan aksinya pada anak.
memperkenalkan diri sebagai orangtua sang anak, agar guru
dan pihak sekolah mengetahui siapa orangtua anak tersebut. 8. Ajarkan anak untuk waspada terhadap orang
Dalam lingkungan masyarakat bentuk pendampingan yang yang tidak dikenal
bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan anak untuk Langkah antisipatif selanjutnya dalam mengatasi kejahatan
selektif dalam memilih teman, jika perlu temani anak saat seksual yang sering menimpa anak-anak adalah dengan
melakukan sosialisasi/interaksi dengan teman sejawatnya mengajarkan anak untuk waspada terhadap orang asing/
serta membangun komunikasi yang baik dengan warga orang yang tidak dikenal, apalagi jika orang asing tersebut
masyarakat. sok akrab dan memberikan sesuatu (permen/makanan/
minuman) pada anak. Sampaikan pada anak untuk jangan
5. Membangun komunikasi yang baik dengan anak sesekali menerima pemberian dari orang yang tidak dikenal.
Komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua sangat
penting agar anak bisa dengan terbuka menceritakan 9. Ajarkan anak untuk melakukan tindakan
berbagai hal yang dialami baik di sekolah maupun di pembelaan diri.
lingkungan masyarakat, jadikan keluarga sebagai tempat Terakhir, cara untuk menekan angka kejahatan seksual pada
yang bersahabat dan nyaman bagi anak untuk menceritakan anak yang dilakukan oleh pelaku pedofilia adalah dengan
berbagai masalah yang dia hadapi. Berusahalah merespon mengajarkan anak untuk melakukan tindakan pembelaan
setiap cerita anak dengan penuh perhatian, hindarkan diri, misalnya berteriak minta tolong ketika dipaksa
sikap acuh tak acuh pada anak. Komunikasi yang kurang melakukan hal-hal yang negatif, menggigit, melapor pada
baik membuat anak merasa enggan untuk menceritakan pihak/orang terdekat, berusaha lari ke tempat umum,
peristiwa/kejadian buruk yang menimpanya, misalnya saja membunyikan peluit, dan sebagainya.
perlakuan seksual yang dialaminya, sehingga terkadang
beberapa korban dari pelaku pedofilia lama baru diketahui
karena buruknya komunikasi dalam lingkungan keluarga.
a. Terjatuh
b. Keracunan
2. Menjaga Keselamatan Anak di lingkungan sekitar mengajari mengenal warna. Hal-hal yang perlu diajarkan
Lembaga PAUD untuk keselamatan anak di jalan raya antara lain:
a. Keselamatan di Jalan Raya 1. Berjalan kaki di atas trotoar
Anak-anak belum tahu bahaya di jalan raya. Akan tetapi, 2. Saat jalan posisikan anak pada bagian dalam jalan dan
paling tidak, ia paham betapa sakitnya terjatuh di jalan orang tua pada posisi luar
ketika sedang bersepeda. Kepala bisa benjol, lutut biru 3. Tidak berjajar lebih dari dua ketika sedang berjalan,
lebam, bahkan luka berdarah, apalagi jika jatuh dari motor apalagi sambil bercanda atau dorong-dorongan
padahal tidak pakai helm atau tertabrak kendaraan ketika 4. Menggunakan jembatan penyeberangan atau zebra
berlari menyeberang jalan. cross ketika menyeberang jalan
5. Mengetahui cara berhenti, melihat dan mendengarkan
Menanamkan tingkah laku tertib di jalan kepada anak- sekeliling sebelum menyeberang.
anak sejak usia dini menjadi kegiatan wajib. Tidak hanya a) Berhenti: berhentilah dahulu sebelum menye-
demi keselamatan pribadi tapi juga orang lain dan berang, posisi berhenti ada di pinggir jalan bukan
menyangkut sikap perilaku bagaimana menghargai diri dan di badan jalan.
menghormati sesama pengguna jalan. Sopan di rumah dan b) Melihat: Tengok kanan dan kiri, lihat apakah ada
di lembaga pendidikan (sekolah), kendaraan yang akan lewat,
sopan pula dalam berlalu-lintas. jangan menyeberang apabila
Pembelajaran berlalu-lintas ada kendaraan yang akan lewat.
dapat diterapkan sejak anak c) Dengar: dengarkan bunyi
usia 3 tahun. Dimulai dari hal- kendaraan atau klakson. Biasa
hal sederhana, namun jelaskan pengendara yang akan lewat
dengan gamblang dan mudah membunyikan klakson apabila
dimengerti oleh jalan pikiran ada orang yang akan menye-
anak-anak. Misalnya dari yang berang tidak aman. Suara
paling dasar, yaitu cara berjalan. kendaraan yang semakin keras
Berjalan harus di sebelah kiri. menunjukkan bahwa posisi
Karena lajur posisi, baik ketika kendaraan mendekat
berjalan kaki atau mengendarai 5. Selalu bersama orang yang
kendaraan, menganut lajur kiri yang lebih melindungi, lebih tua dan dapat dipercaya ketika berjalan kaki atau
maka ketika berjalan bersama, anak-anak harus berjalan di bersepeda.
sebelah kiri atau bagian dalam dari orang yang lebih tua. 6. Berikan bantuan bila diketahui ada anak yang
Anak usia dini yang sudah masuk TK dan mulai bersepeda menyeberang jalan
bisa diajarkan cara berkendaraan sepeda yang aman. 7. Peganglah tangan anak saat menyeberang jalan
Pastikan ia mengenakan helm khusus mengendarai sepeda. 8. Hendaknya anak tidak bermain bola, layang-layang
Walau di dalam kompleks perumahan, berhenti dahulu atau kejar-kejaran di jalan
untuk menengok kanan-kiri dan memantau ada atau 9. Hati-hati ketika bermain bola, karena ketika bola
tidaknya kendaraan lain jika ingin menyeberang. yang terlempar ke jalan, kadang anak-anak mengejar
bola tanpa melihat sekitar jalan dan ini sangat
Begitu pula jika di dalam mobil. Anak harus diperingatkan
membahayakan
agar tidak mengeluarkan anggota badan dari kendaraan
10. Seharusnya terdapat tanda khusus untuk area
yang sedang melaju. Pengetahuan berlalu-lintas tentu
penyeberangan anak sekolah.
berkaitan dengan pentingnya mengenal tanda rambu-
rambu lalu lintas. Apa saja yang perlu diketahui balita?
Kenalkan fungsi lampu lalu lintas di perempatan jalan ketika
Apa yang perlu dilakukan oleh pendidk dan orang tua agar anak terhindar dari pelaku pedofilia?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Bagaimana menjaga keselamatan anak yang lokasi lembaga PAUD berada di pinggir jalan raya?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Apa yang harus diajarkan pada anak dan bagaimana cara mengajarkannya?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Apa yang harus dilakukan oleh pendidik dan pengelola PAUD untuk menjaga keselamatan anak?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
2. Saat dalam perjalanan; baik menuju dan dari keramaian, guru dan orangtua dapat mengajarkan anak
satuan PAUD, atau perjalanan bersama keluarga. untuk mengetahui identitas dirinya sejak dini, seperti
Pendidik bisa menanamkan tingkah laku tertib di jalan nama, nama ayah dan ibu, alamat tempat tinggal
raya kepada anak dengan bekerjasama dengan kepolisian bahkan nama tetangga di sekitar rumah. Hal ini dapat
di tingkat kecamatan (Polsek) untuk memperkenalkan membantu anak jika terpisah, tersesat atau kebingungan
rambu-rambu, mengajarkan tata tertib di jalan raya, saat dalam keramaian, mereka dapat menyebutkan
bersepeda yang baik, cara menyeberang jalan, dan identitas mereka sehingga akan mempermudah pihak
sebagainya. lain untuk membantu anak bertemu kembali dengan
keluarga.
3. Ketika bertemu dan diajak oleh orang yang baru
dikenal.
Anak-anak sangat menyukai hal baru, termasuk orang
E. Rangkuman
Perlindungan, keamanan, dan keselamatan bagi anak usia
yang baru dikenalnya. Untuk mencegah terjadinya
dini merupakan bagian penting yang harus dipastikan.
penculikan anak, guru bisa mengembangkan sistem
Oleh karena itu, pendidik perlu memastikan bahwa tidak
keamanan di layanan PAUD untuk memastikan proses
ada benda-benda berbahaya di sekitar anak, mewaspadai
penjemputan anak sepulang sekolah dilakukan oleh
kemungkinan adanya orang-orang yang membahayakan
pihak keluarga atau tetangga yang seperjalanan
anak, ataupun situasi yang mengancam keselamatan anak.
dengan anak. Perlu juga menanamkan sikap berhati-
Benda-benda berbahaya tersebut antara lain saklar listrik
hati dengan ajakan orang lain yang baru dikenalnya
yang terbuka, sudut meja yang runcing, benda tajam atau
kepada anak-anak.
runcing, pecahan kaca/keramik, dan sebagainya. Orang-
4. Saat berada di tempat keramaian orang yang membahayakan dapat orang asing atau bahkan
Di lingkungan anak, banyak peristiwa besar yang orang yang dikenal oleh anak. Situasi yang mengancam
melibatkan penduduk setempat untuk hadir bersamaan anak dapat berupa kondisi yang penuh kekerasan,
seperti saat upacara adat. Tentu saja anak juga akan intimidasi/ancaman, letak sekolah yang di tepi jalan raya,
tertarik untuk ikut menyaksikannya. Untuk menghindari dan sebagainya.
dan mengatasi anak terpisah dari keluarga saat di
BAB XI
DUKUNGAN KELUARGA DAN
MASYARAKAT
A. Dukungan Keluarga
Keluarga berperan dalam urusan pertumbuhan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan
perkembangan, pemenuhan gizi dan kesehatan anak usia oleh setiap keluarga termasuk meningkatkan akses
dini, sehingga tumbuh sehat tanpa mengalami gangguan terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga
atau hambatan, misalnya stunting. Selain itu peran keluarga kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit
juga penting dalam mendukung serta memfasilitasi terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi
perkembangan anak melaui stimulasi, komunikasi dan untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh
penyediaan lingkungan sosial yang kondusif. Keluarga menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan
sebagai sistem terkecil yang berinteraksi langsung dengan terhambatnya pertumbuhan.
anak akan membentuk sikap, karakter dan kebiasaan yang Karakteristik dukungan keluarga terhadap perilaku hidup
akan terpelihara hingga anak tumbuh dewasa. bersih dan sehat:
a) Ketersediaan air bersih, adalah rumah tangga yang
Menurut Gochman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya
sehat (health behaviour) dapat dilihat sebagai atribut untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air
personal seperti kepercayaan, harapan, motif, nilai, persepsi dalam kemasan, air ledeng, air sumur terlindung dan
dan unsur-unsur kognitif lainnya, sebagai karakteristik penampungan air hujan. Sumber air pompa, sumur
individu meliputi unsur-unsur dan keadaan afeksi dan emosi dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari
dan sebagai pola perilaku yang tampak yakni tindakan- tempat penampungan kotoran atau limbah
tindakan dan kebiasaan yang berhubungan dengan b) Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah tangga
mempertahankan, memelihara dan untuk meningkatkan yang memiliki atau menggunakan jamban leher angsa
kesehatan. dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran
sebagai pembuangan akhir.
c) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, adalah menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang
rumah tangga yang mempunyai luas lantai rumah yang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Faktor
ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang
dibagi dengan jumlah penghuni (9 m per orang)
2
secara psikologis muncul sebagai problematika makan
d) Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah tangga yang pada anak. Anak balita memang sudah bisa makan apa
mempunyai rumah dengan bawah atau dasar terbuat saja seperti halnya orang dewasa. Akan tetapi, merekapun
dari semen, papan ubin dan kayu. bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi
e) Tidak merokok dalam rumah selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga
f) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, adalah penduduk/ harus berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan
anggota keluarga umur 10 tahun keatas dalam 1 makanan yang memang menjadi kegemaran anak.
minggu terakhir melakukan aktifitas fisik (sedang
maupun berat) minimal 30 menit setiap hari Kotak XI.3
g) Makan buah dan sayur setiap hari, adalah anggota
keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkonsumsi DUKUNGAN KELUARGA DAN
minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya
setiap hari dalam 1 minggu terakhir SISTEM PENGASUHAN
Dukungan keluarga secara umum dalam
membangun sistem pengasuhan yang
Kotak XI.2 berorientasi pada kesehatan fisik dan mental akan
mengarah pada perilaku hidup bersih dan sehat,
KELUARGA pemenuhan gizi yang memadai, pencegahan
b) Pencegahan sekunder ditujukan kepada kelompok dalam perawatan kesehatan anak dan pemenuhan gizi
masyarakat dengan risiko tinggi dalam upaya sangat diperlukan, bahkan ayah dapat menjadi pemimpin
meningkatkan keterampilan dalam pengasuhan, serta inisiator/inspirasi.
termasuk pelatihan dan layanan korban untuk menjaga
agar perlakuan salah tidak terjadi pada generasi
berikut. Kegiatan yang dilakukan diantaranya dengan Kotak XI.5
melakukan kunjungan rumah bagi orang tua yang baru
mempunyai anak untuk melakukan self assessment PERAN LINGKUNGAN
apakah mereka berisiko melakukan kekerasan pada MASYARAKAT TERHADAP
anak di kemudian hari.
c) Pencegahan tersier dimaksudkan untuk meningkatkan KESEHATAN ANAK
kemampuan pengasuhan yang menjaga agar perlakuan Lingkungan masyarakat sekitar anak turut
salah tidak terulang lagi, di sini yang dilakukan adalah berpengaruh terhadap kesehatan. Sanitasi
layanan terpadu untuk anak yang mengalami korban lingkungan yang kurang bersih, memberikan
kekerasan, konseling, dan pelatihan tata laksana stres. kesempatan agen pembawa kuman berkembang
biak, seperti kecoak, lalat dan tikus. Cemaran
bakteri pada makanan yang kita konsumsi sehari-
B. Dukungan Masyarakat hari, dapat menyebabkan terjadinya infeksi diare.
Masyarakat memiliki peran penting dalam memberikan
Konsep pertumbuhan memandang makanan
dukungan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini
merupakan faktor lingkungan, dengan faktor
karena buruknya kondisi lingkungan serta belum baiknya
keturunan sebagai faktor internal. Makanan yang
perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat diduga
higienis, sehat dan berkualitas, sangat mendukung
menjadi penyebab berbagai penyakit infeksi dan degeneratif.
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan fisik
perlu terus menerus dibangun sehingga menjadi aktivitas
yang menjadi kebiasaan sehari-hari. Dukungan masyarakat Keluarga sebagai elemen yang paling dekat dengan
terhadap pemenuhan gizi anak usia dini dapat dilakukan anak akan menentukan bagaimana anak mendapatkan
dengan kontrol terhadap produk olahan pangan yang dijual kondisi kesehatan lingkungan fisik dan pemenuhan gizi
bebas di masyarakat. Kontrol tersebut akan meminimalisir yang baik. Pola asuh dan interaksi anak dalam keluarga
risiko makanan yang terkontaminasi dengan bahan-bahan mempengaruhi gaya hidup sehat serta asupan gizi sehari-
yang tidak layak, misalnya pewarna, penyedap, bahan hari pada anak. Oleh karenanya pemanfaatan sumber daya
kadaluarsa serta pengemasan yang tidak higienis dan yang ada di keluarga sebagai awal dari tumbuh – kembang
beresiko terhap kesehatan. anak perlu dilakukan.
Kotak XI.6 Berikut ini adalah sumber daya di masyarakat yang dapat
digunakan untuk mengembangkan pola hidup sehat serta
PERAN MASYARAKAT pemenuhan asupan gizi yang seimbang dan memadai.
1. Keberadaan posyandu
DALAM TUMBUH Posyandu merupakan layanan kesehatan yang dapat
KEMBANG ANAK diakses dengan mudah dan dekat untuk membantu
Masyarakat merupakan sumber daya yang dapat upaya peningkatan status kesehatan dan gizi anak.
dimanfaatkan untuk mendukung tumbuh 2. Fasilitas layanan kesehatan (puskesmas)
kembang anak secara sehat sehingga terhindar dari Keberadaan Puskesmas dapat didayagunakan untuk
risiko penyakit dan ganggauan kesehatan lainnya. kebutuhan yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
Masyarakat merupakan lingkungan yang terdekat apabila anak mengalami problem kesehatan dan gizi.
di luar keluarga, tempat anak berinteraksi secara 3. Fasilitas taman dan area bermain
timbal balik. Hal-hal yang ada di masyarakat akan Fasilitas taman dan area bermain yang ada di masayarakat
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan gizi dapat dimanfaatkan anak untuk melakukan aktivitas
anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. yang menyenangkan guna mendukung perkembangan
Oleh karenanya penting untuk mengidentifikasi fisik dan mental yang sehat.
sumber daya yang ada di masyarakat terkait upaya
optimalisasi kesehatan dan gizi pada anak.
Bagaimana implementasi dukungan keluarga dan masyarakat dalam mendukung perilaku hidup bersih
dan sehat serta pemenuhan gizi yang berkualitas bagi anak
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Maraknya kasus makanan kadaluarsa yang dijual bebas tidak lepas dari lemahnya kontrol masyarakat
yang lemah, bagaimana cara mengatasinya
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
Bagaimana memaanfaatkan posyandu untuk mendukung perkembangan kesehatan dan gizi anak?
Bagaimana pelaksanaannya di tempat anda masing-masing?
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
D. Rangkuman
Dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan gizi
anak. Dukungan tersebut dapat bersifat fisik maupun non fisik. Dukungan yang bersifat fisik dapat berupa
ketersediaan berbagai sarana pemenuhan kesehatan dan gizi anak. Dukungan non fisik bisa berupa perhatian,
kesempatan, kasih sayang, dan sebagainya.
Dukunga tersebut hendaknya seimbang dan diberikan secara nyata oleh keluarga maupun lingkungan. Pada
tingkat keluarga, diperlukan peran yang seimbang antara laki-laki dan perempuan, terutama ayah dan ibu.
BAB XII
PENUTUP
Usia 0 - 6 tahun merupakan usia emas tumbuh kembang, Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang penting dalam
sehingga anak harus dijaga untuk tidak mengalami upaya mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan
gangguan tumbuh kembang. Kenyataan menunjukkan, anak usia dini serta mencakup aspek yang sangat luas,
masalah gizi khususnya masalah gizi kurang dan gangguan antara lain fisik, mental dan sosial.
kesehatan justru tinggi pada usia kritis ini. Hal ini berdampak
pada kurang optimalnya pertumbuhan fisik, rendahnya Status gizi berhubungan dengan tingkat kecerdasan anak.
daya tahan tubuh dan rendahnya kecerdasan. Makanan yang dikonsumsi anak harus bervariasi dan sehat,
serta mencakup 6 zat gizi penting, antara lain karbohidrat,
Lembaga PAUD melakukan pembelajaran pada usia kritis protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Kebutuhan zat
ini sehingga sangat berpotensi untuk mewujudkan anak gizi pada anak ditunjukkan dalam piramida/tumpeng gizi
yang sehat dan bergizi baik. Pada saat yang sama akan seimbang, yang apabila dipenuhi dengan benar akan
membentuk pola dan perilaku makan yang sehat dan menjamin kemungkinan tidak terjadinya malnutrisi (gizi
positif pada anak usia dini. Segala sesuatu yang terjadi salah), yang salah satu manifestasinya adalah pertumbuhan
pada usia 0 - 6 tahun dapat menetap sampai dewasa. anak di bawah standar atau pendek (stunting).
Dengan demikian program perawatan kesehatan dan
pemenuhan gizi seharusnya menjadi program wajib Status kesehatan dan gizi anak menentukan proses
dilaksanakan oleh lembaga PAUD sebagai implementasi belajar, pertumbuhan dan perkembangan, sehingga harus
amanah Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 tentang dipahami sebagai bagian dari seluruh upaya meningkatkan
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Implementasi kesejahteraan anak usia dini. Dengan demikian, harus
program tersebut di lembaga PAUD dapat dilaksanakan menjadi bagian terintegrasi dari seluruh layanan yang
dengan optimal jika pendidiknya memiliki kompetensi diberikan kepada anak.
standar.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih S, Muniroh L, Nadhiroh SR, Nindya TS, dan Andrias DR. 2017. Buku Panduan Praktikum Gizi (Edisi
Adiningsih, Sri. 2017. Waspadai Gizi Balita Anda. Tips Mengatasi Anak Sulit Makan Sayur Dan Minum Susu.
Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Anderson JW, Johnstone BM, Remley DT. 1999. Breast-Feeding And Cognitive Development: A Meta-Analysis.
Barker, J & Hodes, D. 20017. The Child in Mind. A Child Protetion Handbook 3rd ed. Routledge. Canada
Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, Caufield LE, Onis M, Ezzati M et al. 2008. Maternal And Child Under Nutrition:
Cairncross, Sandy. Linking Toilets To Stunting. UNICEF ROSA ‘Stop Stunting’ Conference, New Delhi 2013.
Cochrane Database of Systematic Review. 2015. Nutritional Interventions For Preventing Stunting In Children (0
To 5 Years) Living In Urban Slums. First published: 12 May 2015, Editorial Group: Cochrane Public
Cole TJ. 2000. Secular Trends In Growth. Proc Nutr Soc. 2000;59:317–24. [PubMed]
De Onis M, Onyango A, Borghi E, Siyam A, Blössner M, Lutter C. 2012. Worldwide Implementation Of The WHO
Dinsdale H, Ridler C, Ells L J. 2011. A Simple Guide To Classifying Body Mass Index In Children. Oxford: National
Obesity Observatory
Direktorat Gizi Masyarakat. 2017. Modul Konseling : Pemberian Makan Bayi dan Anak. Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta
FAO. 2018. Macronutrients and Micronutrients. Diakses pada www.fao.org / docrep /017/ i3261e/ i3261e05.
Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Oxford university press, USA.
Hilton J. 2016. Five Proven Measure to Reduce Stunting. Lifelihoods and food security trust fund.
Howe, D. 2005. Child Abuse and Neglect. Attachment, Development and Intervention. Palgrave Macmillan. New
York
Indriawati D. 2013. Hubungan Antara Status Gizi Dan Kecerdasan Emosi Terhadap Kesulitan Belajar Anak Usia
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Https://doi.org/641.1.ind
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Standar
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No 33 Tahun 2012
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Data Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014
tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Data Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Pedoman Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. 2017. Buku Saku Desa dalam
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta: Pusdatin Kemenkes. Jakarta
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. 2017. Buku Saku Desa dalam
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2017. Jendela Pendidikan dan Kebudayaan XVI/Oktober – 2017.
Jakarta: Kemendikbud RI
Laura E. Caulfield, Stephanie A. Richard, Juan A. Rivera, Philip Musgrove, and Robert E. Black. 2013. Chapter 28
Stunting, Wasting, and Micronutrient Deficiency Disorders. Disease Control Priorities in Developing
Martorell R, Khan LK, Schroeder D., editiors. 1994. Reversibility of Stunting: Epidemiological Findings in Children
from Developing Countries. Eur J Clin Nutr. ((Suppl 1)) 1994;48:45–57. [PubMed]
Mahan, L.K. & Escott-Stump, S. (Eds). 2008. Krause’s Food and Nutrition Therapy (12th Ed). Philadelphia: Elsevier
Sauders.
Millennium Challenge Account – Indonesia. 2018. Stunting dan Masa Depan Indonesia. Diakses pada www.mca-
indonesia.go.id
Nickyta Sari Pr. 2017. Hubungan Status Gizi Dengan Tingkat Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient–IQ)
Pada Anak Usia Sekolah Dasar Ditinjau dari Status Sosial-Ekonomi Orang Tua dan Tingkat Pendidikan
Notoatmodjo, Soekidjo, Anwar Hassan, Ella Nurlaela Hadi, Tria Krianto. 2012. Promosi Kesehatan di Sekolah.
Proverawati, Atikah, Eni Rahmawati. 2012. PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Nuha Medika. Yogyakarta
Qian M, Wang D, Watkins WE, Gebski V, Yan YQ, Li M. 2005. The Effects Of Iodine On Intelligence In Children: A
Meta-Analysis Of Studies Conducted In China. Asia Pacific Journal Of Clinical Nutrition. Mar 1;14(1):32.
Ramaningrum G, Kurniati ID, Subiyanto NM. 2013:2. Perbedaan Intelegensia Anak berdasarkan Status Gizi. Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah.
Sani N. 2014. Hubungan Asupan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di
Saragih B, Syarief H, Riyadi H, Nasoetion A. 2012. Pangan Yang Difortifikasi Zat Gizi Mikro Pada Ibu Hamil
Meningkatkan Perkembangan Motorik Bayi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Jan 1;9(1):16-24.
Schmidt, Charles W. 2014. “Beyond Malnutrition: The Role Of Sanitation In Stunted Growth.” Environmental Health
Subdit Bina Gizi Klinik, Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI. 2011. Makanan Sehat untuk Bayi. Jakarta: Kemenkes RI.
The WHO Child Growth Standards. Diakses pada http://www.who.int/ childgrowth/ standards/en/
Upa NP, Kurtanty D, Faqih DM, Rahman F, Wibowo D. 2015. Review Monosodium Glutamate Pro dan Kontra.
World Health Organization. 2016. Infant And Young Child Feeding. 2016. http://who.int/mediacentre/factsheets/
World Health Organization. 2016. Stunted growth and development context, Causes and Consequences.www.
http://who.int/mediacentre/factsheets/fs342/en.
World Health Organization. 2009. Infant And Young Child Feeding: Model Chapter For Textbooks For Medical
World Health Organization. 1981. The International Code Of Marketing Of Breast-Milk Substitute. Geneva: WHO.
World Health Organization. 2009. The International Code Of Marketing Of Breast-Milk Substitute: Frequently
9. Kriteria anak sehat antara lain : 14. Bimbingan kegiatan makan dan minum meliputi :
A. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan A. Penyiapan, pengolahan dan penyajian bahan
mengikuti pita hijau pada Kartu Menuju Sehat makanan
(KMS), atau naik ke pita warna di atasnya, anak B. Persiapan peralatan makan, yaitu memastikan
bertambah tinggi, kemampuan bertambah sesuai kelengkapan dan kelayakan peralatan makan
usia, jarang sakit C. Pelaksanaan bimbingan kegiatan makan secara
B. Banyak makan, aktif bergerak, ceria, suka tertawa bertahap
C. Rambut jarang, berwarna hitam, mata kemerahan, D. Semua yang ada di atas
berat badan proporsional
D. Berat badan dan tinggi badan meningkat 15. Makanan terbaik untuk anak usia 0 – 6 bulan antara lain :
A. Pisang yang dihaluskan
10. Waktu yang tepat melakukan toilet training harus B. Bubur halus
mengacu pada kematangan 4 aspek yaitu: C. ASI
A. Perkembangan kognitif, perkembangan seni, D. Susu formula
keterampilan motorik dan perkembangan bahasa
B. Perkembangan kognitif, perkembangan biologis, 16. Makanan sumber vitamin A antara lain :
keterampilan motorik dan perkembangan bahasa A. Sereal
C. Perkembangan sosial emosional, perkembangan B. Kacang-kacangan
fisiologis, keterampilan motorik dan perkembangan C. Gandum
bahasa D. Hati
D. Perkembangan kognitif, perkembangan fisiologis,
keterampilan motorik dan perkembangan bahasa 17. Ciri-ciri daging yang segar antara lain :
A. Segar, bersih, lembab, warna cerah dan tidak
11. Faktor yang mempengaruhi kesehatan antara lain : kusam
A. Perilaku, ketahanan pangan, kondisi sosial ekonomi B. Berlendir, tenggelam bila dimasukkan ke air
B. Perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan C. Keras, lengket dan berlendir
keturunan D. Kehijauan, merah cerah, aroma busuk
C. Kondisi sosial ekonomi, keturunan, lingkungan
D. Sosial ekonomi, perilaku, lingkungan, keturunan 18. Bahan-bahan tambahan pangan yang dilarang antara
lain : ............ kecuali
12. Gangguan kesehatan yang biasanya diderita oleh anak A. Formalin
antara lain : B. Boraks
A. Diabetes, kanker, penyakit degeneratif C. Kunyit
B. Kecacingan, influenza, demam, ruam kulit D. Rhodamin B
C. Kecelakaan, terkena ulat bulu, terkena pecahan
kaca 19. Syarat pengelolaan makanan yang aman antara lain :
D. Penyakit hati, gangguan makan, gangguan A. Peralatan masak dan makan harus utuh, tidak cacat
pencernaan dan mudah dibersihkan
B. Penggunaan peralatan masak yang berada di dapur
13. Frekuensi mandi pada anak sebaiknya : keluarga
A. Seminggu sekali C. Tutup wadah seadanya
B. Beberapa kali dalam sehari D. Tidak menggunakan garam
C. Minimal dua kali dalam sehari
D. Tergantung kemauan anak
Kunci Jawaban
1. D 6. A 11. B 16. D
2. D 7. D 12. B 17. A
3. A 8. A 13. C 18. C
4. A 9. A 14. D 19. A
5. A 10. D 15. C 20. B
KUNCI JAWABAN
Jelaskan kemungkinan gangguan yang dialami ibu hamil dan janin jika tidak mendapatkan asupan gizi yang baik?
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah): kekurangan energi dan protein
Kretin: Kekurangan Konsumsi Yodium.
Bibir Sumbing: Kekurangan Asam Folat
KUNCI JAWABAN
Apa saja yang termasuk dalam perilaku hidup bersih dan sehat?
1. Mandi dengan sabun minimal 2 kli sehari (pagi dan sore)
2. Cuci tangan dengan sabun : sebelum dan sesudah makan, sesudah bermain/BAB/BAK, setelah memegang binatang
dan benda yang kotor
3. Gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur
4. Memotong kuku tangan dan kaki satu minggu sekali
5. Makan makanan sehat yang terdiri dari karbo, lauk sehat, sayur dan buah dalam bentuk yang sesuai usia dan aman
dari segala bahan tambahan makanan yang berbahaya
6. Aktifitas fisik sehari-hari dan olah raga daripada bermain games atau permainan dalam you tube
7. Istirahat yang cukup
KUNCI JAWABAN
Tiada satu pun makanan lain yang dapat menggantikan ASI. Karena ASI memiliki kelebihan yang meliputi tiga aspek,
yakni aspek gizi, aspek kekebalan, dan aspek kejiwaan. Aspek terakhir ini berupa jalinan kasih sayang antara ibu dan
anak yang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak
KUNCI JAWABAN
Jelaskan pengertian zat gizi dan pembagian menurut jenisnya?
Pengertian zat gizi: Substansi yang terdapat dalam makanan/ minuman yang menghasilkan energi, pembangun atau
pengatur dalam proses kehidupan manusia.
Pembagian: zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak), zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
KUNCI JAWABAN
Hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk menentukan keamanan produk makanan?
Memperhatikan karakteristik tekstur, warna, aroma, rasa bahan pangan.
Contoh:
4. Daging: bila ditekan tidak membekas, segar, bersih, lembab, agak kenyal
5. Telur: kulit tidak retak, rongga udara tak terlihat, tenggelam dan terlentang jika dimasukkan air
6. Ikan: bau segar, amis tidak busuk
KUNCI JAWABAN
Sebutkan 3 jenis proses pengolahan dasar pada beberapa teknik berikut!
1. Merebus : pengolahan panas basah
2. Roasting : pengolahan panas kering
3. Menumis : pengolahan panas kering dengan minyak
KUNCI JAWABAN
Susunlah menu yang bergizi dan sehat untuk anak stunting sesuai bahan pangan yang tersedia di daerah saudara!
Menu * mengandung komponen:
KUNCI JAWABAN
Apakah faktor penyebab anak stunting?
1. Faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun balita
2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu
melahirkan
3. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal Care/ Pelayanan kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilan), Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas.
4. Masih kurangnya akses kepada makanan bergizi.
5. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
KUNCI JAWABAN
Bagaimana menenali anak Down Sindrome?
1. Wajah mongoloid (muka bulat, mata sipit dan pelupuk maya tebal), hidung tidak mancung,
2. Kaki tangan kecil, jari pendek
3. Lidah sedikit keluar mulut
4. Tonus otot lemah
5. Tubuh pendek
6. Persendian lemah
Bagaimana seharusnya sikap sekolah dan orang tua menghadapi anak berkebutuhan khusus?
Dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus, orang tua harus siap karena akan memerlukan banyak keterlibatan
emosi. Orang tua perlu sabar dalam meberikan perhatian kepada anak. Sekolah bersama dengan siswa lain merupakan
pengalaman baik bagi anak ABK. Anak ABK mempunyai hak untuk mendapatkan layanan untuk mendidikan. Sekolah
sebagiknya mempersiapkan program pendidikan individual, program ini memberikan dukungan agar nyalam dalam
menempuh pendidikan.
KUNCI JAWABAN
1. Bagaimana implementasi dukungan keluarga dan masyarakat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
serta pemenuhan gizi yang berkualitas bagi anak?
Baca di bab dukungan keluarga
2. Maraknya kasus makanan kadaluarsa yang dijual bebas tidak lepas dari lemahnya kontrol masyarakat yang lemah,
bagaimana cara mengatasinya?
1) Masyarakat harus waspada terhadap label masa kaluarsa makanan kemasin. Tulisannya biasanya tertulis di
label/bungkus exp, expired date, kadaluarsa, best before
2) Masyarakat bila menemukan makanan kemasan yang sudah kadaluarsa harus dilaporkan kepada penjualnya
agar penjual tidak menjual lagi makanan kadaluarsa tersebut
3. Bagaimana memaanfaatkan posyandu untuk mendukung perkembangan kesehatan dan gizi anak? Dan bagaimana
pelaksanaannya di tempat anda masing-masing?
Jawaban : Bebas tergantung kondisi posyandu masing-masing wilayah, guru/orang tua diminta menjelaskan.
TUGAS MANDIRI
Setelah melaksanakan kegiatan tatap muka, peserta 4. Membiasakan anak menggosok gigi
pendidikan dan pelatihan Guru Pendamping Muda, 5. Membimbing anak makan dan minum
melaksanakan tugas mandiri di satuan PAUD masing- 6. Memantau status gizi anak dengan :
masing, yaitu : a. Melakukan penimbangan berat badan anak
1. Menyusun jadwal kegiatan pendidikan keorangtuaan, b. Melakukan pengukuran tinggi badan anak
pembiasaan mencuci tangan, menggosok gigi, c. Membaca hasil pengukuran berat badan terhadap
pendampingan makan dan minum, serta pemantauan umur
status gizi anak d. Membaca hasil pengukuran tinggi badan terhadap
2. Melakukan pendidikan keorangtuaan (parenting umur
education) tentang : 7. Membuat uraian pelaksanaan kegiatan (poin 2 s.d 6),
a. Gizi anak mulai dari persiapan, pelaksanaan dan hasil kegiatan,
b. Perilaku hidup bersih dan sehat disertai foto-foto pelaksanaan kegiatan
3. Membiasakan anak mencuci tangan
FORMAT PENILAIAN TUGAS KELOMPOK PRAKTEK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT