Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADA

MASA COVID-19

Nomor

No. Revisi :

SOP Tgl Terbit :

Halaman :1/2

PUSKESMAS GRABAG I dr. Agung Subroto

NIP.196908012002121009

1. Pengertian Pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan


mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan,
nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya
kesehatan alat reproduksi dengan wajar, yang dilakukan di puskesmas pada masa
pandemi covid-19

2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
pada masa Covid-19

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor xx tentang

Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas pada Masa Covid-19

4. Referensi a. Gugus tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2020. Protokol Petunjuk Praktis
Layanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Selama Pandemi COVID-19 Nomor: B-
4 (05 April 2020). KEMENKES RI. 2020

b. KEMENKES RI. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi
Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Revisi 2

5. Prosedur Prinsip Umum


a. Skrining dilakukan berdasarkan pemeriksaan suhu tubuh (≥38 oC), adanya
gejala, adanya riwayat kontak erat dan adanya riwayat perjalanan ke daerah
yang telah terjadi transmisi lokal.
b. Tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan ibu hamil WAJIB
menggunakan Alat Pelindung Diri level 2.
c. Ibu hamil dalam keadaan Gawat Darurat atau atau terkonfirmasi COVID-19
WAJIB DIRUJUK ke Rumah Sakit Rujukan COVID-19 atau RS mampu PONEK
yang terdekat.
d. Tenaga Kesehatan mematuhi prinsip hand hygiene dan physical distancing
setiap waktu.
Persiapan Alat dan Bahan Fasilitas Poli KIA di Puskesmas :
Alat Pelindung Diri Level 2:
 Pelindung kepala
 Masker bedah
 Masker N95 (Bila ada pemeriksaan membuka mulut atau menimbulkan
aerosol)
 Face Shield
 Gown
 Sarung Tangan
 Sepatu Tertutup
Alat ANC :
 Spignomanometer
 Stetoskop
 Termometer
 Metline
 Microtoice
 Timbangan Berat Badan
 Palu Reflek
 Leanec/Doppler
 gel
 Buku KIA
 Kohort
 Alat Tulis

Pelayanan Antenatal di Era Adaptasi Kebiasaan Baru :


a. Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal minimal 6x
dengan rincian :
1) 2x di Trimester 1
2) 1x di Trimester 2
3) 3x di Trimester 3.
Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat
kunjungan ke 5 di Trimester 3.

a) ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko dilakukan oleh Dokter


dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang pertama kali ke
bidan, bidan tetap melakukan pelayanan antenatal seperti biasa,
kemudian ibu dirujuk ke dokter untuk dilakukan skrining. Sebelum ibu
melakukan kunjungan antenatal secara tatap muka, dilakukan janji temu/
teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui media komunikasi
(telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19.
 Jika ada gejala COVID-19, ibu dilakukan swab di puskesmas. Jika
positif rujuk ke RS Rujukan. Pemeriksaan skrining faktor risiko
kehamilan dilakukan di RS Rujukan.
 Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan skrining oleh Dokter
di FKTP.
b) ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC ke-4 di Trimester 3
c) ANC ke-6 di Trimester 3 : Dilakukan tindak lanjut sesuai hasil skrining.
Tatap muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi dengan skrining
anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/secara daring untuk
mencari faktor risiko dan gejala COVID-19.
 Jika ada gejala COVID-19, dilakukan swab di puskesmas.
 Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan pelayanan antenatal
di FKTP.
d) ANC ke-5 di Trimester 3 Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh
Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Skrining dilakukan
untuk menetapkan :
 Faktor risiko persalinan
 Menentukan tempat persalinan
 Menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau tidak.
Tatap muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi dengan skrining
anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/secara daring untuk
mencari faktor risiko dan gejala COVID-19. Jika ada gejala COVID-19, ibu
dirujuk ke RS untuk dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan
maka dilakukan Rapid Test.

Langkah-langkah ANC di Puskesmas :

a. Janji temu/teleregistrasi pendaftaran ke puskesmas melalui media komunikasi


(telepon/SMS/WA) dengan tujuan membatasi jumlah ibu hamil sebanyak 9
orang yang periksa ke puskesmas dan menanyakan tanda, gejala, dan faktor
risiko COVID-19 serta menekankan pemakaian masker bagi pasien saat datang
ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Faktor resiko COVID-19 :
 Demam (>38°C) atau riwayat demam
 Paling sedikit 1 gejala pernapasan (misal batuk, dan sesak napas)
 Riwayat perjalanan ke daerah yang sedang terjangkit Covid-19
 Riwayat kontak erat dengan pasien suspek, probable, atau terkonfirmasi
Covid-19.
 Pasien diminta untuk melakukan swab test di puskesmas.
 Rujuk pasien Jika hasil swab positif, lanjutkan pelayanan ANC.
b. Petugas menerima pasien menggunakan APD Level 2 dan melakukan Skrining di
pintu masuk Fasyankes : Cek suhu tubuh.
c. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan pemeriksaan dan buku KIA.
d. Petugas menjaga privasi ibu dengan menutup pintu tirai.
e. Petugas melakukan anamnesa lengkap pada pasien baru dan anamnesa lanjutan
pada pasien lama.
f. Petugas melakukan pengukuran tekanan darah, BB,TB, dan LILA.
g. Petugas meminta pasien untuk berbaring ditempat tidur sambil mengcross
check keluhan pasien.
h. Petugas melakukan inspeksi keadaan umum pasien dan keadaan tubuh pasien
secara menyeluruh.
i. Petugas melakukan pemeriksaan general dilanjutkan dengan palpasi abdomen
Leopold 1 sd 4.
j. Petugas melakukan auskultasi dengan leanec/dopler untuk mendengarkan
denyut jantung janin.
k. Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan Laboratorium saat awal
periksaan dan melakukan evaluasi laboratorium di TM III.
l. Petugas memberi imunisasi Tetanus-Toksoid bila pasien belum pernah atau
sudah pernah mendapat mendapat imunisasi TT sebanyak satu kali.
m. Petugas melakukan deteksi pada pasien untuk kehamilan normal atau
kehamilan beresiko.
n. Petugas melakukan integrasi melalui rujukan eksternal bila terdapat indikasi
kehamilan beresiko.
o. Petugas memberitahu hasil pemeriksaan dan meminta pasien mempelajari dan
menerapkan buku KIA dalam kehidupan sehari-hari :
 Mengenali tanda bahaya pada kehamilan. Jika ada keluhan atau tanda
bahaya, ibu hamil harus segera memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
 Ibu hamil harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya.
Jika terdapat risiko/tanda bahaya (tercantum dalam buku KIA), seperti
mual-muntah hebat, perdarahan banyak, gerakan janin berkurang,
ketuban pecah, nyeri kepala hebat, tekanan darah tinggi, kontraksi
berulang, dan kejang atau ibu hamil dengan penyakit diabetes mellitus
gestasional, pre eklampsia berat, pertumbuhan janin terhambat, dan ibu
hamil dengan penyakit penyerta lainnya atau riwayat obstetri buruk, maka
ibu harus memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
 Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu. Setelah
usia kehamilan 28 minggu, hitunglah gerakan janin secara mandiri
(minimal 10 gerakan dalam 2 jam). Jika 2 jam pertama gerakan janin
belum mencapai 10 gerakan, dapat diulang pemantauan 2 jam berikutnya
sampai maksimal dilakukan hal tersebut selama 6x (dalam 12 jam). Bila
belum mencapai 10 gerakan selama 12 jam, ibu harus segera datang ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk memastikan kesejahteraan janin.
 Ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan
tetap melakukan aktivitas fisik berupa senam ibu
hamil/yoga/pilates/peregangan secara mandiri di rumah agar ibu tetap
bugar dan sehat.
 Ibu hamil tetap minum Tablet Tambah Darah (TTD) sesuai dosis yang
diberikan oleh tenaga kesehatan.
p. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil dengan status suspek,
probable, atau terkonfirmasi positif COVID-19 dilakukan dengan pertimbangan
dokter yang merawat.
q. Pada ibu hamil suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19, saat pelayanan
antenatal mulai diberikan KIE mengenai pilihan IMD, rawat gabung, dan
menyusui agar pada saat persalinan sudah memiliki pemahaman dan keputusan
untuk perawatan bayinya.
r. Konseling perjalanan untuk ibu hamil. Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan
perjalanan ke luar negeri atau ke daerah dengan transmisi lokal/ zona merah
(risiko tinggi) dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel advisory) yang
dikeluarkan pemerintah. Dokter harus menanyakan riwayat perjalanan terutama
dalam 14 hari terakhir dari daerah dengan penyebaran COVID-19 yang luas.
s. Petugas mencatat dalam buku KIA, kartu ibu hamil dan kohort ibu hamil dan
memberitahu tanggal kunjungan berikutnya.
6. Bagan Alur
Janji temu/teleregistrasi pendaftaran ke puskesmas melalui telepon/SMS/WA dengan tujuan membatasi
jumlah ibu hamil sebanyak 9 orang setiap pertemuan (berdasarkan pembatasan jam kerja) dan tekankan
kenakan masker

TIDAK
Kaji tanda, gejala, dan
Lanjutkan Pemeriksaan ANC di Puskesmas faktor risiko COVID-19

Petugas menerima pasien ADA


menggunakan APD Level 2

Pasien diminta untuk


Melakukan anamnesa lengkap melakukan swab test di
puskesmas

Ukur TD,BB,TB, dan LILA

Hasil Negatif Hasil positif

Inspeksi KU dan keadaan tubuh


pasien secara menyeluruh
Bawa ke RS Rujukan

Auskultasi DJJ

Memberikan imunisasi TT

Pemeriksaan Laboratoriun

YA TIDAK
memberitahu hasil pemeriksaan dan meminta pasien
mengenali tanda bahaya pada kehamilan, memeriksa kondisi
Berisiko Tidak berisiko dirinya sendiri dan gerakan janinnya, mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang dan tetap minum TTD

Rujukan eksternal

Pemberian Tablet
Tambah Darah
7. Hal – hal yang  Kepatuhan petugas medis pada kewaspadaan standar, kontak, dan droplet.
perlu  Pelaporan pasien ibu hamil dengan kasus kontak erat, kasus suspek, kasus
diperhatikan probable, dan kasus terkonfirmasi covid-19 ke Dinkes Kab/Prov
 Protokol kesehatan harus selalu diperhatikan dalam setiap pelayanan
kesehatan ibu hamil.
 Tenaga kesehatan harus memperkuat kemampuan ibu dan keluarga dalam
memahami Buku KIA untuk mengenali tanda bahaya dan menerapkan
perawatan selama kehamilan dalam kehidupan sehari-hari
8. Unit terkait Poli KIA

9. Dokumen a. Kartu Ibu Hamil


terkait
b. Kohort Ibu Hamil

c. Buku KIA

10. Rekaman Tanggal mulai


No Yang diubah Isi perubahan
Historis diberlakukan
Perubahan

PEMERIKSAAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADA MASA COVID-19

No. Kode :
Terbitan :

DAFTAR TILIK No. Revisi :

Tgl Mulai Berlaku :


PUSKESMAS
GRABAG 1

Unit : Petugas Pelaksana Poli KIA

Nama Petugas :

Tanggal Pelaksanaan :

No Kegiatan Ya Tidak Tidak Berlaku

1 Apakah petugas melakukan temu janji /Teleregistrasi dengan pasien


untuk pembatasan layanan ANC dan Skrining Gejala/Riwayat
Kontak/Riwayat perjalanan Melalui Media Komunikasi?

2 Apakah petugas melakukan rujukan pada pasien ibu hamil yang


terkonfirmasi COVID-19 ?

3 Apakah petugas menerima pasien menggunakan APD Level 2 dan


melakukan Skrining di pintu masuk Fasyankes : Cek suhu tubuh?

4 Apakah petugas melakukan tindakan pencegahan rutin : cuci tangan,


jaga jarak, APD sesuai standar?

5 Apakah petugas melakukan anamesa dengan lengkap?

6 Apakah petugas melakukan pemeriksaan TD, BB, TB dan LILA?

7 Apakah petugas melakukan pelayanan ANC sesuai Pedoman ANC


Terpadu

8 Apakah petugas Inspeksi KU dan keadaan tubuh pasien secara


menyeluruh

9 Apakah petugas melakukan auskultasi denyut jantung janin dengan


Doppler/leanec?

10 Apakah petugas memberikan imunisasi Tetanus-Toksoid?

11 Apakah petugas melakukan Pemeriksaan Laboratorium untuk ibu


hamil?

12 Apakah petugas melakukan deteksi pada kehamilan berisiko?

13 Apakah petugas memberitahu hasil pemeriksaan dan meminta


pasien mengenali tanda bahaya pada kehamilan, memeriksa kondisi
dirinya sendiri dan gerakan janinnya, mengkonsumsi makanan
bergizi seimbang dan tetap minum Tablet Tambah Darah?

14 Apakah petugas melakukan Pemberian Tablet Tambah Darah?

15 Apakah petugas memberitahu tanggal kunjungan berikutnya dan


mencatat dalam buku KIA, kartu ibu hamil dan kohort ibu hamil?

JUMLAH

COMPLIANCE RATE (CR)

Anda mungkin juga menyukai