Anda di halaman 1dari 5

PENUGASAN PERTEMUAN II

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS


PADA MASA COVID-19

Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Balita dan Anak Prasekolah

Dosen Pengampu : I. G.A.A. Novya Dewi, S.ST., M.Kes

Oleh:

Ni Kadek Pratiwi Indah Sari

Afiliasi Kelas B

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2020
Standar Asuhan Neonatus (KN 1) Pada Masa Pandemi COVID-19

Standar Asuhan pelayanan kunjungan neonatal pertama pada periode 6


(enam) jam sampai dengan 48 (empat puluh delapan) jam setelah lahir (KN1),
yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan :
Layanan Di Fasilitas Tingkat Pertama
1. Bayi baru lahir dari ibu yang bukan ODP, PDP atau terkonfirmasi
COVID-19 bayi baru lahir pada 0-6 jam pertama, tetap mendapatkan :
perawatan tali pusat, inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian vitamn
K1, pemberian salep mata dan pemberian imunisasi hepatitis B dan Hb
Ig (Hepatitis B immunoglobulin).
2. Bayi lahir dari Ibu ODP dapat menyusu langsung dari ibu dengan
melaksanakan prosedur pencegahan COVID-19 antara lain
menggunakan masker bedah, menjaga kebersihan tangan sebelum dan
setelah kontak dengan bayi, dan rutin membersihkan area permukaan
di mana ibu telah melakukan kontak.
3. Sebelum ibu dan bayi pulang dari fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan
melakukan pengambilan sampel skrining hipotiroid kongenital (SHK).
Idealnya waktu pengambilan sampel dilakukan pada 48 – 72 jam
setelah lahir.
4. Penggunaan face shield neonatus menjadi alternatif untuk pencegahan
COVID-19 di ruang perawatan neonatus apabila dalam ruangan
tersebut ada bayi lain yang sedang diberikan terapi oksigen.
5. Pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) dilakukan di fasyankes.
Kunjungan neonatal kedua dan ketiga dapat dilakukan dengan metode
kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan atau pemantauan
menggunakan media online (disesuaikan dengan kondisi daerah
terdampak COVID-19), dengan melakukan upaya-upaya pencegahan
penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan keluarga.
6. Ibu dan keluarga diberikan KIE terkait perawatan bayi baru lahir
termasuk ASI ekslusif dan tanda – tanda bahaya pada bayi Baru lahir
(sesuai yang tercantum pada buku KIA). Apabila ditemukan tanda
bahaya pada bayi baru lahir, segera bawa ke fasilitas pelayanan
kesehatan.

Layanan Di Fasilitas Tingkat Lanjut


1. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang bukan ODP, PDP, atau
terkonfirmasi COVID-19 pada 0-6 jam pertama tetap mendapatkan:
perawatan tali pusat, IMD, injeksi vitamin K1, pemberian salep/tetes
mata antibiotik, imunisasi hepatitis B dan pemberian Hepatitis B
immunoglobulin.
2. Bayi yang dilahirkan dari ibu ODP, PDP, atau terkonfirmasi Covid-19,
bayi tidak dilakukan penundaan pencepitan tali pusat, bayi dikeringkan
seperti biasa dan segera mandikan bayi jika sudah stabil dan bayi tidak
dilakukan IMD.
3. Ibu dengan Hepatitis HbsAg reaktif dan terkonfirmasi COVID-19,
pemberian imunisasi hepatitis B tetap dilakukan jika kondisi klinis bayi
baik (bugar) dan jika kondisi klinis bayi tidak bugar maka tunda
pemberian imunisasi hepatitis B tersebut.
4. Bayi baru lahir dari ibu yang terkonfirmasi COVID-19 atau ibu dengan
status PDP termasuk dalam kriteria Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
dan dirawat sesuai rekomendasi dari IDAI.
5. Tenaga kesehata harus melakukan pengambilan sampel SHK (Skrining
Hipotiroid Kongenital).
6. Tenaga kesehatan memberikan ibu dan keluarga nasihat dan edukasi
terkait perawatan bayi baru lahir serta menganjurkan ibu untuk
membaca buku KIA dan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan jika
ada keluhan atau tanda bahaya pada bayi.
Rekomendasi Bagi Petugas Kesehatan Terkait Pelayanan Bayi Baru Lahir
Di Masa Pandemi Covid-19
1. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan Praktek mandiri
maupun Bidan desa di wilayah kerja memiliki pengetahuan tentang
penularan COVID-19, Serta pengetahuan tentang Kegawatdaruratan bayi
baru lahir.
2. Mencegah terjadinya penularan dengan menggunakan alat pelindung diri
yang sesuai dan jaga jarak minimal 1 meter.
3. Mencuci tangan sebelum menyentuh bayi dan memcuci tangan sesudah
menyentuh bayi.
4. Menggunakan APD sesuai level
1) APD level 1 digunakan jika bayi baru lahir tersebut bukan dari ibu yang
berstatus ODP/PDP/ terkonfirmasi COVID-19 atau pada ibu yang
berstatus ODP.
2) APD level 2 digunakan jika bayi baru lahir tersebut dari ibu yang
berstatus PDP/terkonfirmasi COVID-19. Pada pelayanan bayi baru lahir
dari ibu ODP/PDP/Terkonfirmasi COVID-19 dengan status bayi tidak
bugar atau status bayi mengalami kegawat daruratan neonatus.
5. Tempatkan pasien dengan status PDP/terkonfirmasi COVID-19 pada
ruangan khusus,
6. Bayi yang lahir dari ibu yang berstatus PDP/terkonfirmasi COVID-19 harus
ditempatkan di ruang isolasi.
7. Siapkan fasilitas kesehatan untuk perawatan terpisah bayi baru lahir pada ibu
yang berstatus PDP/ terkonfirmasi COVID-19.
8. Memberikan KIE pada ibu tentang teknik menyusui dan pastikan ibu
menerapkan protokol kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2020. Pedomanan Bagi Ibu Hamil, Bersalin, Nifas Dan Bayi Baru
Lahir Di Era Pandemi COVID-19. Jakarta: Direktorat Kesga.
Petunjuk Praktis Layanan Kesehatan Ibu Dan Bayi Baru Lahir Selama Pandemi
COVID-19 Nomor : B-4 (05 April 2020)
Sri Prahastuti, Brian. 2020. Protokol Kesehatan. Adaptasi Pelayanan Ibu & Bayi
Baru Lahir dalam masa Pandemi dan Menuju Era “New Normal”. Aceh.

Anda mungkin juga menyukai