Anda di halaman 1dari 35

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Makassar

PELAYANAN IBU HAMIL


DAN NIFAS PADA MASA
PANDEMI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS
TODDOPULI
Pembimbing :
drg. Hj. Yayi Manggarsari, M.Kes
DISUSUN OLEH:

Nurul Azisah, S. Ked


(105505408118)

Amelia Astrid Mulyadi, S. Ked.


(105505406218)

Musfirah, S. Ked.
(105505407818)

Syahrianti Sarea, S. Ked.


(105505409218)
Bulan Mei 2021 terdapat 178.618
Di Indonesia, kematian ibu dan orang (10%) ibu hamil
kematian neonatal masih menjadi terkonfirmasi positif COVID-19
tantangan besar dan perlu Berdampak pada banyak
mendapatkan perhatian dalam pembatasan hampir ke semua
situasi bencana COVID-19. layanan rutin termasuk pelayanan
kesehatan ibu dan nifas.

3

Pendahuluan
Tujuan Khusus
Tujuan Umum Identifikasi masalah pelayanan ibu
▹ Menganalisis pelayanan hamil dan nifas di Puskesmas
ibu hamil dan nifas pada Toddopuli.
masa pandemi di wilayah Meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk melakukan
kerja Puskesmas
pemeriksaan ibu hamil dan ibu nifas
Toddopuli. di Puskesmas Toddopuli

4

Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
PELAYANAN ANTENATAL
a) Pelaksanaan program berdasarkan zona wilayah.

Program Zona Hijau (Tdk ada kasus) Zona Kuning (Risiko Rendah), Orange
(Risiko Sedang), Merah (Risiko Tinggi)
Kelas Ibu DAPAT dilaksanakan metode tatap Ditunda pelaksanaannya atau dilaksanakan
Hamil muka (max 10 peserta) melalui media komunikasi secara daring (Video
HARUS mengikuti protokol kesehatan ketat Call, Youtube, Zoom).
P4K Pengisian stiker P4K dilakukan oleh tenaga Pengisian stiker P4K dilakukan oleh ibu hamil
kesehatan pada saat pelayanan antenatal. atau keluarga dipandu bidan/perawat/dokter
melalui media komunikasi.
AMP Otopsi verbal dilakukan dengan mendatangi Otopsi verbal dilakukan dengan mendatangi
keluarga. Pengkajian dapat dilakukan dengan keluarga atau melalui telepon. Pengkajian dapat
metode tatap muka (mengikuti protokol dilakukan melalui media komunikasi secara
kesehatan) atau melalui media komunikasi secara daring (video conference).
daring (videoconference).
b) Pelayanan ANC pada kehamilan normal  minimal 6 kali
Minimal 2x diperiksa oleh dokter  saat kunjungan 1 di
Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.

1-3 MONTHS 4-6 MONTHS 7-9 MONTHS

2x di 1x di 3x di
Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3
1-3 MONTHS
TINJAUAN PUSTAKA
ANC KE-1 (Trimester 1)
Skrining faktor risiko oleh dokter dengan ANC KE 2,3,4, dan 6
menerapkan protokol kesehatan. Dilakukan tindak lanjut sesuai hasil
skrining. Tatap muka didahului dengan
janji temu/teleregistrasi dengan skrining
Jika ada gejala COVID-19, dirujuk anamnesa melalui media komunikasi
ke RS untuk swab atau jika sulit (telepon)/secara daring untuk mencari
untuk mengakses RS Rujukan faktor risiko dan gejala COVID-19.
maka Rapid Test. Pemeriksaan
skrining faktor risiko kehamilan ANC KE 5 (Trimester 3)
dilakukan di RS Rujukan. Skrining faktor risiko persalinan oleh
dokter dengan prokes. Skrining:
Jika tidak ada gejala COVID- 1. Faktor risiko persalinan,
19, maka dilakukan skrining 2. Menentukan tempat persalinan, dan
oleh Dokter di FKTP. 3. Menentukan apakah diperlukan
rujukan terencana atau tidak
c) Rujukan terencana diperuntukkan bagi:
1. Ibu dengan faktor risiko persalinan. Ibu dirujuk ke RS untuk tatalaksana
risiko ataukomplikasi persalinan. Skrining COVID-19 dilakukan di RS alur
pelayanan di RS.
2. Ibu dengan faktor risiko COVID-19. Skrining faktor risiko persalinan
dilakukan di RS Rujukan.

d) Janji temu/teleregistrasi adalah pendaftaran ke fasilitas pelayanan


kesehatan untuk melakukan pemeriksaan antenatal, nifas, dan
kunjungan bayi baru lahir melalui media komunikasi
(telepon/SMS/WA) atau secara daring.
e) Skrining faktor risiko (penyakit menular, penyakit tidak menular, psikologis
kejiwaan, dll) termasuk pemeriksaan USG oleh Dokter pada Trimester 1
dilakukan sesuai Pedoman ANC Terpadu dan Buku KIA.

Jika tidak ditemukan faktor risiko, maka pemeriksaan


kehamilan ke 2, 3, 4, dan 6 dapat dilakukan di FKTP oleh
Bidan atau Dokter.

Jika ditemukan ada faktor risiko yg tidak dapat ditangani oleh


Dokter di FKTP, maka dilakukan rujukan sesuai dengan hasil
skrining untuk dilakukan tatalaksana secara komprehensif.
f) Ibu hamil dengan kontak erat, suspek, probable, atau terkonfirmasi COVID-
19, pemeriksaan USG ditunda sampai ada rekomendasi dari episode isolasinya
berakhir. Pemantauan selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.

g) Ibu hamil mempelajari & menerapkan buku KIA di kehidupan sehari-hari.


1) Mengenali TANDA BAHAYA pada kehamilan
2) Harus memeriksa kondisi dirinya sendiri dan gerakan janinnya.
3) Pastikan gerak janin dirasakan mulai usia kehamilan 20 minggu.
4) Senantiasa menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang, menjaga kebersihan diri & melakukan aktivitas fisik berupa
senam ibu hamil/ secara mandiri di rumah agar ibu tetap bugar dan sehat.
5) Ibu hamil tetap minum Tablet Tambah Darah (TTD) sesuai dosis.
Tinjauan Pustaka
Pemberian TTD ibu hamil dgn status suspek, probable, atau
h. terkonfirmasi positif COVID-19 dengan pertimbangan dokter
Ibu hamil suspek, probable, dan terkonfirmasi
COVID-19, saat pelayanan antenatal mulai
i. diberikan KIE mengenai pilihan IMD, rawat
gabung, dan menyusui agar pada saat persalinan
sudah memiliki pemahaman dan keputusan untuk
perawatan bayinya.

j Konseling perjalanan untuk ibu hamil.


Alur Pelayanan
ANC di Era
Kebiasaan Baru
PELAYANAN a) Semua persalinan dilakukan di Fasilitas
PERSALINAN Pelayanan Kesehatan.

o Kondisi ibu yang ditetapkan pada saat skrining risiko persalinan.


o Kondisi ibu saat inpartu.
o Status ibu dikaitkan dengan COVID-19.
o Pasien dengan kondisi inpartu atau emergensi harus diterima di semua
Fasilitas Pelayanan Kesehatan walaupun belum diketahui status COVID-
19.

o Ibu yang memiliki risiko pada persalinan


o Ibu hamil dengan status Suspek dan Terkonfirmasi COVID-19
d) Ibu hamil melakukan isolasi mandiri minimal 14 hari sebelum
taksiran persalinan atau sebelum tanda persalinan.

e) Pada zona risiko tinggi, risiko sedang, dan risiko rendah, ibu hamil
dengan atau tanpa tanda gejala COVID-19 pada H-14 sebelum
taksiran persalinan dilakukan skrining untuk menentukan status
COVID-19.

f) Pada zona tidak terdampak/tidak ada kasus, skrining COVID-19 pada


ibu hamil jika ibu memiliki kontak erat dan atau gejala.
g) Untuk ibu dengan status kontak erat tanpa penyulit obstetrik (skrining
awal: anamnesis, pemeriksaan darah normal (NLR < 5,8 dan limfosit normal),
rapid test non reaktif), persalinan dapat dilakukan di FKTP.
h) Apabila ibu datang dalam keadaan inpartu dan belum dilakukan
skrining, Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus tetap melayani tanpa
menunggu hasil skrining dengan menggunakan APD sesuai standar.
i) Hasil skrining COVID-19 dicatat/dilampirkan di
buku KIA dan dikomunikasikan ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan tempat rencana persalinan.
j) Pelayanan KB pasca persalinan tetap dilakukan sesuai prosedur,
diutamakan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PELAYANAN PASCA
PERSALINAN (NIFAS)
Pelayanan KB pasca persalinan diutamakan menggunakan MKJP 
menerapkan prokes serta menggunakan APD yang sesuai.

Ibu nifas dan keluarga diminta mempelajari dan menerapkan buku KIA dalam
perawatan nifas dan bayi baru lahir di kehidupan sehari-hari, termasuk
mengenali TANDA BAHAYA pada masa nifas

• Higiene sanitasi diri dan organ genitalia.


• Kebutuhan gizi ibu nifas.
• Perawatan payudara dan cara menyusui.
• Istirahat, mengelola rasa cemas dan meningkatkan peran keluarga dalam
pemantauan kesehatan ibu dan bayinya.
• KB pasca persalinan : ibu suspek, probable, atau terkonfirmasi, pelayanan KB
selain AKDR pascaplasenta atau sterilisasi bersamaan dengan seksio sesaria,
dilakukan setelah pasien dinyatakan sembuh.
Your Picture Here

PROFIL
PUSKESMAS
TODDOPULI
Jalan Toddopuli Raya no. 96, Makassar.

• Puskesmas Toddopuli Kota Makassar berdiri Tahun 2013,


tepatnya dideklarasikan pada bulan November pada hari
Kesehatan Nasional (HKN).
• Puskesmas ini merupakan pengembangan dari Pustu
Puskesmas Batua Kecamatan Panakukang Makassar.
• Wilayah kerja Puskesmas Toddopuli terdiri dari 1 (satu)
Kelurahan, 10 (sepuluh) ORW, 52 ( Limapuluh dua) ORT
 Luas wilayah kerja  1.94
km2.
 Jumlah penduduk pada
2019  16.780 jiwa.
 Jumlah Rumah Tangga 
3673 Rumah Tangga

8.181
(48,75%)

8.599
(51,24%).

Jumlah Penduduk
Sarana Wilayah Toddopuli
Sarana Kesehatan Sarana Umum

 Klinik ( Klinik Pratama ) : 2 unit


 Puskesmas : 1 unit  Jumlah sarana olahraga : 3
 Dokter Praktek : 11 unit  Jumlah Sekolah : 26
 Bidan Praktek Swasta  Jumlah Mesjid : 12
(BPS) : 1 unit  Jumlah Gereja :8
 Apotek : 10 unit  Panti Asuhan :2
 Batra : 2 unit  Jumlah Rumah Makan dan
 Batra pijat refleksi : 3 unit Cafe : 48
 Jumlah Posyandu : 9 unit
 Jumlah Posbindu : 4 unit
SDM Puskesmas Toddopuli

Adminis Apote Sanita


trasi ker Perawat rian Gizi Promkes

3 2 2 1 1 7 5 1 1 1 1 1

Dokter Dokter Tenaga Bidan Perawat Laboran/


Umum gigi Teknis Gigi Analisis
Kefarma Keseha
sian tan
Karyawan Kontrak : 1 orang
ANALISIS KASUS/ MASALAH
A. Besar Masalah
Proses Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan laporan bulanan Puskesmas Toddopuli
tahun 2021 dan wawancara dengan kepala dan penanggung jawab program di Puskesmas.

No. Poli KIA Sasaran Cakupan Selisih


29 26
1. Kunjungan Ibu Hamil 14%
(100%) (86%)
29
2. Tablet Fe 29 (100%) 0%
(100%)
6 3
3. Deteksi Risiko Tinggi 50%
(100%) (50%)
29 29
4. Persalinan Oleh Nakes 0%
(100%) (100%)
27 25
5. KF Lengkap 8%
(100%) (92%)
Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval
rumus
Kriteria Besar Masalah
B. KEGAWATAN MASALAH

Merupakan hasil pengambilan rata-rata pengambilan suara dari anggota kelompok (4 orang)
mengenai 3 faktor tingkat kegawatan dengan bobot nilai:

Keganasan Skor Urgensi Skor Biaya Skor

Sangat ganas 5 Sangat mendesak 5 Sangat murah 5

Ganas 4 Mendesak 4 Murah 4

Cukup berpengaruh 3 Cukup mendesak 3 Cukup murah 3

Kurang ganas 2 Kurang mendesak 2 Mahal 2

Cukup ganas 1 Tidak mendesak 1 Sangat mahal 1


B. KEGAWATAN MASALAH

Biaya yang
No Masalah Keganasan Urgensi Nilai
dikeluarkan
Kunjungan Ibu
1 2,5 3,5 4 10
Hamil
2 Tablet Fe 1,5 2,5 4 8
Deteksi
3 4 4,5 3,5 12
Resiko Tinggi
Persalinan
4 1,25 2 3,75 7
Oleh Nakes
5 KF Lengkap 2 1,75 4 7,75
C. Kemudahan Penanggulangan
D. PEARL Factor
Terdiri dari beberapa faktor yang saling menetukan yaitu :

• Properti : Kesesuaian dengan program daerah/nasional/dunia


• Economy : Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya
• Acceptability : Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan
lembaga terkait.
• Resources : Tersedianya sumber daya
• Legality : TIdak melanggar hukum dan etika

Skor yang digunakan diambil melalui 11 voting anggota kelompok


1 = Setuju
0 = Tidak Setuju
No Masalah P E A R L
Kunjungan Ibu
1 Hamil 1 1 1 1 1
Tablet Fe
2 1 1 1 1 1
Deteksi Resiko
3 Tinggi 1 1 1 1 1
Persalinan
4 Oleh Nakes 1 1 1 1 1
KF Lengkap
5 1 1 1 1 1
• Nilai Prioritas Dasar (NPD) = ( A+B) X C

Penilaian Prioritas Masalah


• Nilai Prioritas Total ( NPT) = (A+B) X C X D

NPD = ( A+B) NPT = ( A+B) X


No. Masalah A B C D
XC CXD

Kunjungan Ibu 3,7 (3,33+10) x (3,33+10,5) x


1. 3,3 10 1
Hamil 5 3,75 = 49,87 3,75 x1= 49,87

4,2 (3,3+8) x 4,25 (3,3+8) x


2. Tablet Fe 3,3 8
5
1
4,25x1 = 48,02
= 48,02
Deteksi (10+12) x 2,5 (10+12) x
3. 10 12 2,5 1
Resiko Tinggi = 55 2,5x1 = 55
Persalinan (3,3+7) x 4 (3,3+7) x 4x1
4. 3,3 7 4 1
Oleh Nakes = 41,2 = 41,2

7,7 3,2 (3,3+7,75) x (3,3+7,75) x


5. KF Lengkap 3,3
5 5
1
3,25 = 35,91 3,25x1= 35,91
Dari hasil tabel sebelumnya, didapatkan urutan dari prioritas masalah
adalah sebagai berikut :

Deteksi risiko Pemberian KF


1. tinggi 3. tablet Fe 5. lengkap

2. Kunjungan 4. Persalinan
ibu hamil oleh Nakes
Identifikasi Penyebab Masalah

Analisis Penyebab Masalah

Rencana Kegiatan
KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
1. Sebagian kecil kader masih kurang aktif dalam
INPUT MAN
mencari informasi terkait ibu hamil dan nifas
  MONEY Tidak ada masalah
Masih kurangnya pemanfaatan media informasi dan
  MATERIAL sosial seperti poster, leaflet, brosur, maupun video
edukasi tentang ibu hamil dan nifas
  METODE Tidak ada masalah
  MARKETING Tidak ada masalah
1. Kurangnya pengetahuan masayarakat tentang
LINGKUN
  pentinganya ANC.
GAN 2. Pengambilan keputusan masih kurang independen
P1 Tidak ada masalah
PROSES P2 Tidak ada masalah
P3 Tidak ada masalah
KESIMPULAN
Analisis Penyebab Masalah
Sebagian kecil kader
01
masih kurang aktif
Rendahnya tingkat dalam mencari
kesadaran ibu hamil 02 informasi ibu hami;
dalam melakukan dan nifas.
pemeriksaan di poli
KIA Puskesmas Kurangnya
Toddopuli. pelaksanaan
promosi kesehatan 03
ibu hamil akibat
Sehingga dari penyebab tersebut
didapatkan Planning of Actionnya Sosialisasi media cetak dan media sosial
adalah: yang sering diakses masyarakat yaitu
Facebook dan WhasApp dalam bentuk
01 pamflet / poster / video edukasi

02 Melaksanakan kembali kelas ibu hamil


baik secara online maupun offline dan
tetap mematuhi protokol kesehatan.
03 Mengikutsertakan suami atau keluarga
terdekat saat kunjungan ANC, agar dapat
pemahaman terkait masalah ibu hamil.
04 Tampilkan video edukasi mengenai
kesehatan ibu hamil pada monitor yang
ada di PKM Toddopuli agar masyarakat
dapat menonton video tersebut sembari
menunggu.

Anda mungkin juga menyukai