Oleh:
Andi Eis Nurkhofifah, S.Ked
St. Nurchaliza D.P, S.Ked
Suci Ramadhani, S.Ked
Andi Nur Mutmainnah, S.Ked
Pembimbing :
drg. Andri Anwar Zainuddin, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
1
HALAMAN PENGESAHAN
Nama :
Andi Eis Nurkhofifah, S.Ked
St. Nurchaliza D.P, S.Ked
Suci Ramadhani, S.Ked
Andi Nur Mutmainnah, S.Ked
Muhammadiyah Makassar.
PEMBIMBING
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan
hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Referat dengan judul
Penerapan Ergonomi di Perusahaan. Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari yang diharapkan oleh
karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima kritik dan saran
demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
asasi setiap tenaga kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade
Ageement (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) serta Asia Pacific
Ecomoic Community (APEC) yang akan berlaku tahun 2020, dan untuk
menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri di Indonesia.1
Ergonomi yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti
penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subjek maupun objek. Akan tetapi sering
kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomi bagi para pekerjanya,
hal ini tentunya sangat merugikan perusahaan dan para pekerja itu sendiri (Pusat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
mereka berada.14
6
1. Tulang servikal (Leher)
Gambar 2.1
punggung atas. Perlekatan kuat dari tulang iga dari setiap tingkat
7
memiliki tujuan untuk pergerakan, maka jarang ditemukan cedera
Gambar 2.2
karena itu, kedua segmen ini adalah yang paling rentan untuk
8
Gambar 2.3
Gambar 2.4
9
B. Low Back Pain
1. Definisi
terdapat sesuatu yang salah dan jika ditangani segera secara tepat,
10
inferior), dengan atau tanpa disertai adanya penjalaran rasa nyeri
tubuh atas.7
2. Etiologi
ringan. Selain itu, ditandai pula adanya dua buah vertebra yang
11
pekerjaan otot maupun melakukan aktivitas dengan beban
12
duduk dalam jangka waktu yang lama juga dapat
otot.
3. Klasifikasi
atau jaringan pada tubuh. Oleh karena itu, beberapa ahli membuat
13
epigastrium. Nyeri tadi biasanya terasa di garis tengah setinggi
aktivitas tubuh.
Gambar 2.5
1) Neoplasma
14
pertama yang dirasakan berupa rasa nyeri lalu kemudian
2) Araknoiditis
perlengketan tersebut.
Gambar 2.6
15
ada meski penderita sedang beristirahat. Bedanya
Gambar 2.7
bawahnya.
16
Gambar 2.8
radang.
17
tengah disebut HNP sentral. Dasar terjadinya HNP ini
Gambar 2.9
Gambar 2.10
18
e. Low Back Pain Miogenik
kontraksi.
19
4) Defisiensi otot dapat disebabkan oleh kurang latihan yang
keduanya.
4. Gejala klinis
tersebut meliputi:6
a. Sakit
b. Kekakuan
c. Rasa baal
d. Kelemahan
e. Rasa kesemutan
20
Batuk atau bersin seringkali dapat memperberat nyeri
b. Kesulitan tidur
c. Masalah seksual
d. Depresi
5. Patofisiologi
tempat kerja misalnya karena duduk statis terlalu lama atau posisi
tendon, otot dan saraf yang diduga memiliki peran besar dalam
21
menghasilkan sinyal nosiseptif sebagai reaksi terhadap adanya
diskus yang berulang seperti gerakan fleksi dan torsi lumbal saat
22
terjadi robekan tidak menimbulkan rasa nyeri. Namun, apabila
diskus pada bagian tepinya disarafi oleh cabang dari rami anterior
a. Transduksi
23
Tahap ini merupakan suatu proses dimana akhiran saraf
nosiseptif. Ada tiga tipe serabut saraf yang terlibat dalam tahap ini
b. Transmisi
spinal.
c. Modulasi
terkait nyeri. Proses ini terjadi pada kornu dorsalis medula spinalis
d. Persepsi
24
Tahap ini merupakan saat dimana terjadi kesadaran akan
6. Faktor risiko
a. Usia
seseorang dan hal ini mulai terjadi ketika individu menginjak usia
b. Jenis Kelamin’
bahwa wanita lebih sering izin untuk tidak bekerja karena keluhan
25
low back pain. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan
d. Masa Kerja
tempat. Terkait dengan hal tersebut, low back pain adalah penyakit
e. Kebiasaan merokok
26
pengerahan otot yaitu dari nikotin dalam rokok yang menyebabkan
sekali.
f. Riwayat pendidikan
g. Tingkat pendapatan
27
pemikiran dasar bagi pekerja dimana mereka berpikir bahwa
tepat waktu dan mereka tidak harus melakukan kerja lembur. Akan
mereka.
h. Aktivitas fisik
terjadinya keluhan low back pain. Olahraga yang teratur juga dapat
28
Postur yang bervariasi dan abnormalitas kelenguangan
berisiko mengalami low back pain pada jenis pekerjaan yang berat.
a. Beban kerja
b. Posisi kerja
29
jaringan rangka tidak efisien sehingga dapat menimbulkan
beberapat area tubuh, seperti bahu, punggung, dan lutut karen area
c. Repetisi
yang sama. Frekuensi gerakan dengan pola yang terlalu sering akan
dengan postur yang janggal dengan beban yang berat dan waktu
yang lama.
d. Durasi
(<1 jam perhari), durasi sedang (1-2 jam), dan durasi lama (>2
jam).
a. Getaran
30
kendaraan atau lingkungan kerja dengan hazard getaran. Getaran
b. Kebisingan
dapat memicu peningkatan rasa nyeri pada keluhan low back pain
7. Diagnosis
besar kasus, dokter akan mencoba mencari tahu mengenai apa yang
penderita yaitu:
31
a. Di manakah nyeri dirasakan?
punggung?
32
dan diharapkan dapat mengurangi hal yang mungkin terlewatkan
dalam anamensis.9
YA TIDAK
3. Trauma langsung
5. Gangguan tidur
9. Riwayat tuberkulosis
tumor
33
19. Riwayat gangguang kencing/berak
a. Letak atau lokasi nyeri. Dalam hal ini penderita diminta untuk
pain.
menyebabkan LBP.
34
bertahap hingga ditanyakan apa nyeri menetap atau hilang
timbul.
melawan tangan.
35
d. Melakukan straight leg test dimana penderita akan berbaring
penyebab nyeri.6
8. Penatalaksanaan
36
Penghilang nyeri atau dikenal denga istilah analgesik adalah
dokter.
37
meredakan nyeri akut. Masalah utama terkait OAINS
38
yang ditempelkan pada kulit. Jika nyeri punggung yang
disesuaikan.
ultrasonografi.
39
umum lainnya, seperti cedera saat olahraga, otot yang
40
spinalis telah menarik tulang punggung sedikit sehingga
tulang punggung.
41
ketegangan mekanis dan postur tubuh yang buruk dapat
Akupuntur merupakan terapi kuno asal Cina yang meredakan nyeri dan
tubuh pada titik-titik spesifik. Dengan memetakan jalur energi ke seluruh tubuh,
A. Definisi
42
ergonomis. Keluhan yang dialami antara lain: sakit pada pinggang, lelah
seluruh badan, nyeri lutut dan kaki, keluhan pada lengan dan tangan, dan
nyeri bahu dan punggung (Manuaba, 2000).
3. Panca indera dapat dimanfaatkan sebagai alat kontrol, bila susah harus
istirahat (jangan dipaksa) dan bila lapar atau haus harus makan /minum
(jangan ditahan).
1. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran
dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat penunjuk, cara-cara harus
melayani mesin (macam, gerak, arah dan kekuatan).
2. Dari sudut otot sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk.
Sedangkan dari sudut tulang duduk yang baik adalah duduk tegak agar
punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka dianjurkan memilih
sikap duduk yang tegak yang diselingi istirahat dan sedikit membungkuk.
43
3. Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk. Dalam
hal tidak mungkin kepada pekerja diberi tempat dan kesempatan untuk duduk.
5. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan
bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan, lebih-lebih bila sikap tubuh tidak
berubah.
8. Kemampuan seseorang bekerja seharinya adalah 8-10 jam, lebih dari itu efisien
dan kualitas kerja sangat menurun.
B. Sejarah Ergonomi
44
Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang
yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan
oleh para operator di tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada saat
bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Trackrah mengamati
seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang
metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu
pekerjaan.
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih
postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang
45
d. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatique Research
setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.
Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu
variabel fisik seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor
secara cepat (seperti misalnya pesawat terbang). Masalah yang ada pada saat itu
atau terlalu dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang terlalu panas atau
Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang telah
banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal (majalah
46
Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International Ergonomics Association)
terbentuk pada 1957, dan The Human Factors Society di Amerika pada tahun
yang sama.
C. Tujuan Ergonomi
sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan
menciptakan sistem serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat
(Nurmianto, 2003)
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
47
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai
saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak
48
c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya
dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan
siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan
parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain
(Nurmianto, 2003).
1. Sikap Kerja
Dikenal dua sikap kerja, yaitu sikap duduk dan sikap berdiri.
49
Pekerjaan sejauh mungkin harus dilakukan sambil duduk karena sikap
kerja duduk merupakan sikap kerja dimana kaki tidak terbebani dengan
berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Duduk memerlukan lebih
sedikit energi daripada berdiri karena hal itu dapat mengurangi banyaknya
beban otot statis pada kaki. Kegiatan bekerja sambil duduk harus dilakukan
secara ergonomi sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja
(Ardana, 2005).
Sikap duduk yang paling baik yaitu tanpa pengaruh buruk terhadap
sikap badan dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lordosa
(sikap tulang punggung ke depan) pada pinggang dan sedikit mungkin
kifosa (sikap duduk ke belakang) pada punggung. Sikap demikian dapat
dicapai dengan kursi dan sandaran punggung yang tepat. Dengan begitu otot
punggung terasa enak (Santoso, 2004).
50
Gambar 1. Sikap Duduk
51
membungkuk ke depan menyebabkan tekanan tersebut sampai 190%
(Nurmianto, 2003).
52
Pembuatan bangku dan meja kerja yang buruk atau mesin merupakan
penyebab kerja otot statis dan posisi tubuh yang tidak alamiah. Maka syarat-
syarat bangku kerja yang benar adalah sebagai berikut (Manuaba, 2000):
a. Tinggi area kerja harus sesuai sehingga pekerjaan dapat dilihat dengan
mudah dengan jarak optimal dan sikap duduk yang enak. Makin kecil
ukuran benda, makin dekat jarak lihat optimal dan makin tinggi area
kerja.
b. Pegangan, handel, peralatan dan alat-alat pembantu kerja lainnya harus
ditempatkan sedemikian pada meja atau bangku kerja, agar gerakan-
gerakan yang paling sering dilakukan dalam keadaan fleksi.
c. Kerja otot statis dapat dihilangkan atau sangat berkurang dengan
pemberian penunjang siku, lengan bagian bawah, atau tangan. Topangan-
topangan tersebut harus diberi bahan lembut dan dapat di sesuaikan,
sehingga sesuai bagi pemakainya.
Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas
duduk. Ukuran yang dianjurkan 38-48 cm. Tinggi alas duduk harus
sedikit lebih pendek dari jarak antara lekuk lutut dan telapak kaki
(Nurmianto, 2003).
53
Diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Lebar alas duduk harus
lebih besar dari lebar pinggul. Ukuran yang diusulkan adalah 44- 48 cm
(Nurmianto, 2003).
d. Sandaran pinggang
Bagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung
tulang belikat, dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul (Nurmianto,
2003).
e. Sandaran tangan
Jarak antara tepi dalam kedua sandaran tangan (harus lebih lebar dari
pinggul dan tidak melebihi lebar bahu) (Nurmianto, 2003).
Selain sikap kerja duduk, sikap kerja berdiri juga banyak ditemukan di
perusahaan. Sikap kerja berdiri merupakan sikap kerja yang posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
Sikap kerja berdiri dapat menimbulkan keluhan subjektif dan juga kelelahan
54
bila sikap kerja ini tidak dilakukan bergantian dengan sikap kerja duduk
(Darlis, 2009).
Apabila sepatu tidak pas maka sangat mungkin akan sobek dan terjadi
bengkak pada jari kaki, mata kaki, dan bagian sekitar telapak kaki. Sepatu
yang baik adalah yang dapat manahan kaki (tubuh) dan kaki tidak
direpotkan untuk menahan sepatu, desain sepatu harus lebih longgar dari
ukuran telapak kaki dan apabila bagian sepatu dikaki terjadi penahanan yang
kuat pada tali sendi (ligaments) pergelangan kaki, dan itu terjadi dalam
waktu yang lama, maka otot rangka akan mudah mengalami kelelahan
(Santoso, 2004).
2. Proses Kerja
55
Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia
dan metri yang berarti ukuran. Anthropometri dapat didefinisikan sebagai
satu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi tubuh manusia. Data
anthropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara
mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara anthropometri pekerja
dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat
kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Anthropometri juga
dapat ditentukan dalam seleksi penerimaan tenaga kerja, misalnya orang
gemuk tidak cocok ditempat pekerjaan yang bersuhu tinggi, pekerjaan
yang memerlukan kelincahan, dll. Data anthropometri dapat digunakan
untuk mendesai pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, mesin, alat kerja
dan sarana kerja serta produk-produk untuk konsumer (Nurmianto, 2003).
3. Mengangkat Beban
56
b. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik
turun dll.
c. Keterampilan bekerja
d. Peralatan kerja beserta keamanannya
Sekali-sekali 40 15 15 10-12
57
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis
teratur, berupa pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan
beban kerjanya, pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai
dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan, serta nasehat harus
diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda
dan yang sudah berumur (Wignjosoebroto, 2003).
Lamanya pekerja dalam sehari yang baik pada umumnya 6 – 8 jam sisanya
untuk istirahat atau kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal
lamanya kerja melebihi ketentuan-ketentuan yang ada, perlu diatur istirahat
khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara khusus pula.pengaturan kerja
demikian bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani
dapat dipertahankan (Nurmianto, 2003).
58
Dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya,
beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
Gejala klinis dari kelelahan adalah perasaan lesu, ngantuk, dan pusing, sulit
tidur, kurang atau tidak mampu berkonsentrasi, menurunnya tingkat kewaspadaan,
persepsi yang buruk dan lambat, tidak ada atau berkurangnya keinginan untuk
bekerja, dan menurunnya kesegaran jasmani dan rohani (Manuaba, 2000).
Jika kelelahan yang terjadi sudah dalam batas waktu kronis, maka gejala
yang ditimbulkan adalah meningkatnya ketidaksatbilan jiwa, depresi, dan
meningkatnya sejumlah penyakit fisik (Manuaba, 2000).
59
a. Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan ventilasi
harus memadai dan tidak ada gangguan bising,
b. Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup
saat makan siang.,
e. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau
memungkinkan,
- Pekerja shift
H. CONTOH KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur (tahun) : 52 Tahun.
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam.
Pekerjaan : Buruh PT. Niagatama Inti Mulia
B. Anamnesis (Autoanamnesis)
1. Keluhan Utama
60
Nyeri punggung bawah.
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien laki-laki berusia 52 tahun datang Poli Umum PKM Bira
dengan keluhan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan sejang 5
tahun terakhir. Awalnya pasien merasa nyeri masih dapat ditahan namun
lama-kelamaan nyeri menetap pada pasien. Nyeri dirasakan memberat
saat duduk dan bekerja, membaik saat minum obat. Riwayat merokok
ada. Riwayat berobat sudah berjalan 2 bulan.
3. Anamnesis Okupasi
a. Uraian Tugas/Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai buruh angkat barang di PT. Niagatama Inti
Mulia selama 14 tahun. Pasien bekerja setiap hari dari pukul 08.00 –
16.00 WITA ( 8 jam kerja perhari dan 56 jam kerja perminggu).
Setiap hari pekerja melakukan distribusi menggunakan mobil
kampas dan mengangkat produk-produk yang akan didistribusikan.
b. Potensial Hazard
61
punggung bawah. Pasien juga telah memasuki usia degeneratif sehingga
bisa mempengaruhi postur tubuh dan fisiologi tubuh.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien sudah bekerja selama 14 tahun. Pasien mengaku beberapa teman
pasien memiliki gejala yang sama.
62
Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva pucat (-/-)
Telinga : Liang lapang (+/+), serumen (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-)
Mulut : Bibir lembab, sianosis (-)
b. Leher
Bentuk : Simetris
Trakhea : Di tengah
KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
JVP : Tidak meningkat
c. Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan napas simetris kanan
dan kiri
Palpasi : Vocal fremitus simestris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler pada seluruh lapangan paru, rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
d. Jantung
Inspeksi : Iktus kordisss tidak terlihat.
Palpasi : Iktus Kordis teraba di sela iga V linea mid
klavikularis kiri
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi Jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
e. Abdomen
Inspeksi : Perut datar, simetris, eritema (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, nyeri ketuk (-)
Auskultasi : Peristaktik (+) normal
f. Ekstremitas
Superior : Tidak ada kelainan
Inferior : Sensibilitas (+/+), parestesi (-/-)
63
2. Status Lokalis
Inspeksi : Tanda – tanda radang (-)
Palpasi : Nyeri Tekan (-)
Lasec : -/-
Patrick :-/+
Kontrapatrick : -/+
D. Diagnosis Kerja
Low Back Pain
E. Diagnosis Banding
Spondylolisthesis
Spondylosis
Hernia Nucleus Pulposus
F. Terapi
Natrium Diclofenac 2 x 1
Vit B1 dan B12 2 x 1
Omeprazole 2 x 1
Loperamide 2 x 1
G. Edukasi
Istirahat cukup, usahakan berbaring di tempat yang datar.
Mengangkat barang atau beban sesuai dengan posisi yang benar.
Segera ke dokter bila:
o Nyeri punggung yang lebih nyeri dari biasanya
o Kaki terasa melemah.
H. Prognosis
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Ad bonam
Quo ad sanationam : Ad bonam
64
mengalami dengan keluhan nyeri pada punggung bawah yang dirasakan
sejang 5 tahun terakhir. Awalnya pasien merasa nyeri masih dapat
ditahan namun lama-kelamaan nyeri menetap pada pasien. Nyeri
dirasakan memberat saat duduk dan bekerja, membaik saat minum obat.
Riwayat merokok ada. Riwayat berobat sudah berjalan 2 bulan. Riwayat
trauma tidak ada.
Pasien bekerja sebagai buruh angkat barang di PT. Niagatama Inti
Mulia selama 14 tahun. Pasien bekerja setiap hari dari pukul 08.00 –
16.00 WITA ( 8 jam kerja perhari dan 56 jam kerja perminggu). Setiap
hari pekerja melakukan distribusi menggunakan mobil kampas dan
mengangkat produk-produk yang akan didistribusikan.
Pekerjaan utama pasien adalah buruh angkat. Pasien melakukan
pekerjaan dengan berkendara dan mengangkat beban selama 8 jam/hari.
Berdasarkan teori, getaran pada berkendara bisa memicu terjadinya
nyeri punggung bawah serta posisi mengangkat beban secara berulang
terutama dengan posisi yang salah bisa memicu terjadinya nyeri
punggung bawah. Pasien juga telah memasuki usia degeneratif sehingga
bisa mempengaruhi postur tubuh dan fisiologi tubuh.
Pasien diberikan pengobatan berupa analgetik dan vitamin.
Kemudian, pasien juga dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut untuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
65
BAB III
KESIMPULAN
66
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, 2012
4. Nijs, Jo PhD. Low Back Pain: Guideline for The Clinical Classification of
5. Herry Koesyanto. Masa Kerja dan Sikap Kerja Duduk Terhadap Nyeri
Erlangga. 2007
67
7. back pain: fact sheet. National Institute of Neurological Disorders and
Stroke (https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-Caregiver-
2017
(https://emedicine.medscape.com/article/310353-overview#a5 diakses 07
12. Andini, fauzia. Risk Factors of Low Back Pain In Workers. Faculty of
13. Supariasa, I Dewa Nyoman. Bachyar Bakri. Ibnu Fajar. Penilaian Status
14. 14. Elsevier, Saunders. The Anatomy And Physiology Learning System. St.
2014
68
16. Amalia, Kiki. Pengaruh Posisi Duduk Saat Bekerja Terhadap Kejadian
69
27. McCormick, E. J. and Sanders, M. S. 1987. Human Factors in
Engineering and Design. McGraw-Hill, Inc. 37-123;313-452
28. McDowell, J. 2005. Computer related Injury: How Information
Technology Mangers Help ease the Pain. Available
from:URL:http://cm.bell-labs.com/who/ches/me/index.
29. Nurmianto, E. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:
PT. Guna Widya.
30. Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI, 2010. Ergonomi.
Available from: www.searo.who.int
31. Santoso, G. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
32. Sarmauly, S.R. 2009. Evaluasi Postur Tubuh di Tinjau Dari Segi
Ergonomi di Bagian Pengepakan Pada PT Coca Cola Bottling Indonesia
Medan. Skripsi Teknik Industri. USU. Medan
33. Suma’mur. 1996. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: Yayasan
Swabhawa Karya
34. Sweere, H. C. 2005. Ergonom factors Involved in Optimum Computer
Workstation Design Pragmatic Approach.
35. Wignjosoebroto, S. 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Teknik
Analisis untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. Surabaya: PT. Guna
Widya. 72-92.
36. Yale University. 2005. Comfort and Health. Health Problems of VDT
Work. Available from: URL:http//www.theoffice.com/office/yale/html.
[Accessed: 5 Sept 2012]
70