Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDATAAN IBU HAMIL KEK

UPTD PUSKESMAS LINGGARJATI TAHUN 2018

A. LATAR BELAKANG
Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur
adalah salah satu cara untuk mendeteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh
masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis
(KEK). Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah kekurangan gizi pada ibu
hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun).
Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK. Ibu KEK adalah ibu yang
ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut :
a.Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg.
b.Tinggi badan ibu < 145 cm.
c.Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg.
d. Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00
e. Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %)

B. TUJUAN
Adapun tujuan dibuatnya laporan program tersebut adalah:
 Melakukan Pemeriksaan rutin terhadap ibu Hamil
 Adanya data mengenai ibu Hamil KEK
 Memberikan pelayanan kesehatan lainnya terhadap ibu hamil KEK
II. PEMBAHASAN

A. PENDATAAN IBU HAMIL KEK DI PUSKESMAS LINGGARJATI

Melakukan pemeriksaan terhadap ibu hamil harus selalu dilakukan oleh petugas
kesehatan atau bidan yang ada di desa. Dengan dilakukan pemeriksaan terhadap ibu hamil
baik yang lama atau yang baru ditemukan maka akan dapat mencegah ibu hamil jatuh pada
kondisi yang tidak diinginkan seperti kurang darah atau anemia, letak bayi tidak normal, dan
lain sebagainya. Di Puskesmas Linggarjati pemeriksaan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan
di posyandu atau di puskesmas

B. PENGUKURAN STATUS GIZI

1.Pengukuran LILA

Ada beberapa cara untuk dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara
lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA, mengukur kadar
Hb. Bentuk adan ukuran masa jaringan adala masa tubuh. Contoh ukuran masa jaringan adala
LILA, berat badan, dan tebal lemak. Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukan
keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu
pengukuran dilakukan. Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang
jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini
berguna untuk skrining malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk
mendeteksi ibu hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 Pengukuran LILA
dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis. Ambang
batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang
dari 23.5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK,
dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah

 a.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan pengukuran LILA

1. Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.
2. Lengan harus dalam posisi bebas.
3. Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.
4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat
sehingga permukaannya tidak rata (Arisman, 2007).

 b.Cara Mengukur LILA

1. Tetapkan posisi bahu dan siku


2. Letakkan pita antara bahu dan siku.
3. Tentukan titik tengah lengan.
4. Lingkaran pita LILA pada tengah lengan.
5. Pita jangan telalu ketat.
6. Pita jangan terlalu longgar.
7. Cara pembacaan skala yang benar.

2.Pengukuran Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak digunakan karena
parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka yang buta huruf ,Berat badan adalah
satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitive
terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,
menurunya nafsu makan atau menurunnya jumlah makan yang dikonsumsi.

3.Pengukuran Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan
keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan
merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap
tinggi badan , factor umur dapat dikesampingkan. Ibu hamil pertama sangat membutuhkan
perhatian khusus. Pengukuran tinggu badan orang dewasa, atau yang sudah bisa berdiri
digunakan alat microtoise (baca: mikrotoa) dengan skala maksimal 2 meter dengan ketelitian
0,1 cm. Apabila tidak tersedia mikrotoise dapat digunakan pita fibreglas (pita tukang jahit
pakaian) dengan bantuan papan data dan tegak lurus dengan lantai. Pengukuran dengan pita
fibreglass seperti ini harus menggukan alat bantu siku-siku. Persyaratan tempat pemasangan
alat adalah didinding harus datar dan rata dan tegak lurus dengan lantai. Dinding yang
memiliki banduk di bagian bawah (bisanya pada lantai keramik) tidak bisa digunakan. Hal
yang harus diperhatikan saat pemasangan mikrotoise adalah saat sudah terpasang dan
direntang maksimal ke lantai harus terbaca pada skala 0 cm.

Hasil pendataan KEK ibu hamil di Puskesmas Linggarjati tahun 2018 :

NO BUMIL BUMIL
TARGET BUMIL CAKUPAN
DESA YANG YANG
BUMIL KEK (%)
ADA DIPERIKSA

1 SETIANEGARA 62 68 68 8 11,7

2 LINGGAJATI 65 70 70 9 12,8

3 LINGGAMEKAR 67 36 36 0 0

4 LINGGASANA 30 32 32 1 3,1

5 LINGGAINDAH 15 12 12 1 8,3

6 CIBEUREUM 31 42 42 2 4,7

PUSKESMAS 240 260 260 21 8,1

Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan dari 260 ibu hamil yang ada terdapat 21 atau
sekitar 8,1% ibu hamil yang KEK. Untuk penanganan ibu hamil KEK telah diberikan PMT
berupa biscuit untuk ibu hamil.

Hasil laporan ibu hamil KEK perbulan terlampir.

Anda mungkin juga menyukai