Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

◦ Oleh :
◦ Kienan Agni Dewanty 170070201011150
◦ Dana Paramihta 155070107111008
◦ Chintya Ayu Putri N 1145070107111078

Supervisor :
Dr. dr. Arsana Wiyasa, Sp. OG (K)

1
◦ Partus Prematurus Imminens
adalah persalinan yang berlangsung
pada umur kehamilan 20 – 37
minggu dihitung dari hari pertama
DEFINISI menstuasi terakhir (HPMT)
PARTUS ◦ Bayi premature adalah bayi yang
PREMATURUS lahir pada usia kehamilan 37minggu
IMMINENS atau kurang (WHO)

(PPI) ◦ Persalinan preterm adalah


persalinan yang terjadi pada
usiakehamilan 22-37 minggu
(Himpunan Kedokteran
Fetomaternal (POGI))
2
Patofisiologi Partus Prematurus Imminens
Akibat dari persalinan prematur
• Persalinan prematur berdampak pada janin dan ibu.
menunjukkan adanya • Enzim sitokinin, • Pada janin, menyebabkan
kegagalan mekanisme prostaglandin, ruptur kelahiran yang belum pada
yang bertanggung jawab membran, ketuban waktunya sehingga terjadilah
untuk mempertahankan pecah, aliran darah ke imaturutas jaringan pada
kondisi tenang uterus plasenta yang janin. Salah satu dampaknya
selama kehamilan berkurang; terjadilah imaturitas paru yang
atau mengakibatkan nyeri menyebabkan resiko cidera
• adanya gangguan yang dan intoleransi aktifitas pada janin.
menyebabkan singkatnya yang menimbulkan • Pada ibu, risiko tinggi pada
kehamilan atau kontraksi uterus, kesehatan yang menyebabkan
membebani jalur sehingga menyebabkan anxietas dan kurangnya
persalinan normal persalinan prematur. informasi tentang kehamilan
sehingga memicu mengakibatkan kurangnya
dimulainya proses pengetahuan untuk merawat
persalinan secara dini. dan menjaga kesehatan saat
kehamilan.
3
pemberian tokolitik kortikosteroid antibiotik

◦ Kalsium ◦ Pemberian terapi ◦ Antibiotika hanya


antagonis kortikosteroid diberikan bilamana
PENATALAKSANAAN dimaksudkan untuk kehamilan
◦ Obat ß-
PARTUS pematangan mengandung risiko
mimetik
PREMATURUS surfaktan paru janin terjadinya infeksi,
◦ Sulfas (diberikan bilamana seperti pada kasus
IMMINENS (PPI) magnesikus usia kehamilan KPD
◦ Penghambat kurang dari 35 ◦ Contoh : eritromisin 3
produksi minggu) x 500 mg selama 3
prostaglandin hari.

4
Ibu Anak

• Infeksi
• Sindroma gawat
endometrium
pernafasan
Komplikasi • Retinopati dan gangguan
dan penglihatan atau kebutaan
(fibroplasia retrolental)
Prognosis • Displasia bronkopulmoner.
• Penyakit jantung.
• Jaundice.
• Infeksi atau septikemia.
• Keterbelakangan mental
dan motorik
• Anemia

5
FAKTOR RISIKO
(Wiknjosastro (2010))
Janin dan plasenta : perdarahan trimester awal,
perdarahan antepartum, KPD, pertumbuhan janin
terhambat, cacat bawaan janin, gemeli,
polihidramnion
Ibu : DM, pre eklampsia, HT, ISK, infeksi dengan demam,
kelainan bentuk uterus, riwayat partus preterm atau
abortus berulang, inkompetensi serviks, pemakaian
obat narkotik, trauma, perokok berat, kelainan
imun/resus
FAKTOR RISIKO
(Rompas (2004))
Faktor resiko mayor : Kehamilan multiple, hidramnion, anomali
uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32
minggu, serviks mendatar/memendek kurang dari 1 cm
pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada
trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan pretem
sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm,
Faktor resiko minor : Penyakit yang disertai demam,
perdarahan pervaginam setelah kehamilan 12 minggu,
riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari,
riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada
trimester I lebih dari 2 kali.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
◦ No Reg : 11441914
◦ Nama : Nn. F
◦ Umur : 27 Tahun 3 bulan
◦ Agama : Islam
◦ Suku : Jawa
◦ Pendidikan : SMP
◦ Pekerjaan : Ibu rumah tangga
◦ Status : Menikah
◦ Alamat : Dsn Krajan RT 04/01 Probolinggo
◦ Tanggal MRS : 11 Juni 2019 (22.31)

9
Nn. F/ 27 tahun/ Menikah, G2P1001Ab000
+PPI
+ Trombocytopenia
KB (-) / HPHT 10 November 2018 ∞
30-32 minggu
ANAMNESIS
◦ Keluhan Utama :Demam
(AUTO
ANAMNESIS) ◦ Perjalanan Penyakit
Datang ke IGD RSSA pada pukul 18.00
dengan keluhan panas sejak 5 hari yang lalu,
BAB hitam 1 kali. Tidak ada HT dan DM.
Pemeriksaan dengan hasil TD: 100/51, RR:
20x/menit, Nadi: 73x/menit, Suhu: 36,7℃, SpO2,
GCS : 456, akral: warm & dry acral.
10
10 Juni 2019 Pukul 19.00
Pasien mengeluh kenceng-kenceng disertai demam
sejak 3 hari yang lalu lalu (7 Juni 2019) lalu dibawa
ke RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo.
(Pemeriksaan dengan hasil TD: 100/60, RR:
20x/menit, Nadi: 86x/menit, Suhu: 37,5℃, Hiss (+)
jarang, Trombosit 75.000), pasien dirawat inap
untuk diobservasi obgyn dan IPD.)
11 Juni 2019 Pukul 14.00
Pasien mengeluh kenceng-kenceng semakin hebat
disertai demam naik tinggi lalu dievaluasi oleh
Sp.OG, karena bayi prematur disertai ketuban
jarang kemudian jika sewaktu-waktu bayi lahir dan
keterbatasan sarana perinatologi, pasien lalu
dirujuk ke RSSA Malang.

11 Juni 2019 Pukul 18.00


Pasien tiba di IGD RSSA.

11
Hari Pertama Haid

Terakhir (HPHT) 10 November 2018

Taksiran Persalinan 17 Agustus 2019

Usia Menarche 15 tahun

Siklus Haid 30 hari

Lama Haid 7 hari

ANC 6x di Bidan (Puskesmas)

Alergi Obat dan

Makanan Tidak ada 12


Riwayat Pernikahan
Menikah
Riwayat Kehamilan/Persalinan
Hamil saat ini hamil kedua. (anak pertama aterm/ 2500 gram/ ditolong bidan di Probolinggo/
Perempuan/ 4 tahun
Riwayat Kontrasepsi
Menggunakan KB implant.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit lain.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien melahirkan per vaginam ditolong oleh bidan.
Riwayat Pengobatan
Pasien menjalani ANC selama 6x di bidan. Saat kontrol bidan memberikan suplemen zat besi
untuk anemia pasien.
Riwayat Sosial
Tahap pendidikan pasien SMP. Suami pasien sering merokok

13
Physical Examination
KeadaanUmum : Tampaksakitsedang Sat O2 99% on NC 4 Lpm
GCS E4V5M6 BB: 42 kg TB : 150 kg LiLa: 20 cm VAS 0/10
Tekanan darah : 100/51 Nadi : 73x/mntkuatangkat RR 20x/mnt Tax 37,9oC
Head Conjuctiva Anemic (-), Sclera Icteric (-)
Neck JVP R+2 cmH20
Chest Symmetrical, retraction (-)
Lung Sonor | Sonor Vesicular | Vesicular Rhonkhi: - | - Wheezing : -|-
Sonor | Sonor Vesicular | Vesicular -| - -|-

Sonor | Sonor Vesicular | Vesicular -|- - |-


Cardio Iktus tidak terlihat, Iktus teraba di ICS V MCL (S)
S1 S2 single, regular,
murmur (-) gallop (-)
Abdomen TFU = 27 cm, Letak bujur U, DJJ 130 x/menit, Hiss (+) jarang, TBJ 2325 gram
Schuffner (+) 2

Extremities akral hangat (+), CRT <2 detik


Ptekie (+)
Physical Examination
Tinggi Fundus Uteri : 27 cm
Letak Janin : Bujur U
Detak Jantung Janin : 130 x/m (Doppler)
His : (+), jarang
Genetalia eksterna : v/v tampak aliran ketuban (-), tidak berbau, fluxus (-), fluor (-)
VT : v/v fluor (-), fluxus (-),
Pembukaan : 2 cm
Effisement : 75 %
Hodge :I
Ketuban : (+)
Presentasi : Kepala
Denominator : Sulit dievaluasi
UPD : Dalam batas normal
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Haemoglobin 11,5 g/dL 11,4 – 15,1
Eritrosit 3.97 106/ uL 4,0 – 5,0
Leukosit 1.94 103/uL 4,7 – 11,3
Hematokrit 32.50 % 38 - 42
Trombosit 30 103/uL 142 - 424
MCV 81.90 fL 80 – 93
​MCH 29.00 Pg 27 – 31
MCHC 35.40 g/dL 32 - 36
RDW 12.80 % 11,5 – 14,5
PDW 12.1 fL 9- 13
MPV 10.4 fL 7,2 – 11,1
P-LCR 30.2 % 15,0 – 25,0
PCT 0.03 % 0,150 – 0,400
NRBC Absolut 0,01 103/uL
NRBC Percent 0,5 %
Hitung Jenis
Eosinofil 0.00 % 0–4
Basofil 0.00 % 0–1
Neutrofil 61.9 % 51 – 67
Faal Hemostasis
PTT
Pasien 10.00 detik 9,4 – 11,3
Kontrol 10.9 detik
INR 0,96 detik ≤ 1,5
APTT
Pasien 47.60 detik 24,6 – 30,6
Kontrol 25.5 detik
FAAL HATI
AST/SGOT 98 U/L 0 - 32
ALT/SGPT 35 U/L 0 - 33
Metabolisme Karbohidrat
Glukosa Darah Sewaktu 189 mg/dL <200
SEROLOGI
Anti dengue IgM Positif
Anti dengue IgG Positif
FAAL GINJAL
Ureum 9.00 mg/dL 16.6-48.5
Creatinin 0.51 mg/dL <1,2
KIMIA KLINIK

SERUM ELEKTROLIT
Natrium 135 mmol/L 136-145
Kalium 3.68 mmol/L 3.5-5.0
Cloride 105 mmol/L 98-106
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
URINALISIS
Kekeruhan Jernih
Warna Kuning
pH 7,5 4,5 – 8,0
Berat Jenis 1,010 Negatif
Glukosa 1+ Negatif
Protein TRACE Negatif
​Keton Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 3.2 µmol/L <17
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Darah 3+ Negatif
10 X

Epitel 1.1 LPK ≤3

Silinder Negatif LPK


40 X

Eritrosit 12.4 LPB ≤3

Leukosit 1.1 LPB ≤5


◦ G2P1001AB000 gr 32-34 minggu T/H
+ PPI
+ Febris days 5 dt demam dengue
+ Trombositopenia
ASSESSMENT + Leukopenia
+ Prolonged FH
+ Transaminitis

20
PDx :
◦ USG FM jam kerja, kultur urine dan
cervix di ruangan
PTx :
◦ MRS Kaber
◦ Pro perawatan konservatif intensif kaber
dengan induksi maturasi paru dengan
Planning injeksi dexamethason 2 x 16 mg selang
24 jam
◦ Tranfusi TC 4 labu/hari sampai dengan
Trombosit> 100.000
◦ Tokolitik : Kaltropen supp II
◦ PO :Asam mefenamat 3 x 500 mg
Isoxuprin 3 x 1,
ROB 1 x 1 21
PERMASALAHAN
Diagnosa

Bagaimana penegakan diagnosa pada kasus ini?

Penatalaksanaan

Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?

Komplikasi dan Prognosis

Apa saja komplikasi dan prognosis yang dapat terjadi pada kasus
ini?

Faktor Resiko

Apa saja yang dapat menjadi faktor resiko pada kasus ini?

23
PEMBAHASAN
ANAMNESIS

25
Anamnesis terhadap pasien dilakukan dengan menanyakan keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, riwayat pengobatan, riwayat sosial, dan review
sistemik (Hariadi, R. 2004)

Partus Prematurus Imminens, terdapat keluhan utama yaitu rasa kaku di


perut menyerupai menstruasi, rasa tekanan intrapelvic, nyeri pada
punggung bawah (low back pain), mengeluarkan cairan seperti lendir
pervaginam (Hariadi, R. 2004)

Faktor predisposisi yaitu kehamilan multiple, riwayat persalinan pretem


sebelumnya, operasi pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi,
iritiabilitas uterus, penyakit yang disertai dengan demam, perdaraan
pervaginam setelah kehamilan 12 minggu, merokok lebih dari 10 batang
perhari, dan riwayat abortus (Wiknjosastro, H. 2010).

26
Pada kasus ini, pasien merupakan seorang ibu rumah tangga tinggal
bersama suaminya yang aktif merokok dan satu anaknya yangs saat ini
dalam keadaan sehat. Pasien pernah menggunakan KB implant.

Saat ini pasien dengan usia kehamilan 32 – 34 minggu mengeluhkan


perut terasa kencang-kencang disertai demam sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien merupakan rujukan dari RS Moh. Saleh
Probolinggo karena bayi dalam keadaan premature dan ketuban yang
kurang serta trombosit pasien 74.000.

27
PEMERIKSAAN FISIK

28
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengukur suhu, nadi, tekanan
darah ibu,pemeriksaan head to toe. Pada pemeriksaan dalam
menunjukan bahwa serviks telah mendatar 50-80% atau telah terjadi
pembukaan sedikitnya 2 cm.

Dari pemeriksaan lain kadang juga ditemukan selaput amnion


seringkali telah pecah. Selanjutnya dilakukan leopold terhadap pasien
untuk mengetahui letak janin dan melakukan pemeriksaan denyut
jantung janin dan periksa ada tidaknya his (Wiknjosastro, H. 2010).

29
Pada kasus ini, tanda-tanda vital pasien dalam batas normal dan
pada pemeriksaan abdominal didapatkan nyeri tekan dan scchufner +2.

Pada inspeksi didapatkan dalam batas normal. Cairan ketuban tidak


berbau namun keruh.

Pada pemeriksaan vaginal touche ditemukan pembukaan2 cm,


efficement 25%, hodge 1, ketuban (-) keruh, presentasi kepala,
denominator sulit di evaluasi, dan UPD dalam batas normal.

30
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

31
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung ketepatan
diagnosis PPI meliputi dari laboratorium yaitu pemeriksaan kultur urine,
pemeriksaan gas dan pH darah janin, pemeriksaan darah tepi ibu dan
jumlah lekosit. Pemeriksaan yang perlu dilakukan juga yaitu
pemeriksaan ultrasnografi untuk memastikan kondisi janin
(Wiknjosastro, H. 2010).

Pada kasus ini, pada pemeriksaan darah didapatkan abnormal pada


trombosit sejumlah 31.000.

32
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang,
pasien dalam laporan kasus ini didiagnosis dengan:
G2P1001Ab000 32-34 minggu T/H
+ PPI
+Febris day 5 dt demam dengue
+ Trombositopenia
+ Leukopenia
Kesimpulan + Prolonged FH
+ Transaminase
Faktor resiko yang diduga menyebabkan PPI pada
pasien ini adalah infeksi dan demam. Hal ini ditandai dari hasil
Lab yang menunjukan leukopenia dan gejala lain pasien yaitu
demam yang sudah lebih dari 3 hari ditambah jumlah trombosit
yang rendah. Pasien harus segera dirawat secara konservatif
intensif kaber dengan induksi maturasi paru dengan injeksi
dexamethason 2 x 16 mg selang 24 jam serta Tranfusi TC.
33
 Pentingnya KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi) tentang pencegahan, faktor resiko,
dan deteksi dini terjadinya PPI pada wanita
usia remaja sampai lanjut usia. Selain itu
jadwal kontrol kehamilan yang dianjurkan
juga perlu untuk diberikan sebagai edukasi.
 Pentingnya KIE tentang monitoring berkala
pada kasus PPI saat pasien mulai menunjukan
Saran
gejala klinis yang memburuk maupun tanda-
tanda lain dan perencanaan tindakan segera
jika di waktu yang akan datang terjadi
perburukan.
 Pentingnya KIE pada pasien yang mengalami
PPI untuk menjalani pengobatan yang tepat
termasuk adanya kemungkinan tindakan
34
pembedahan
THANKS!
Any questions?

35

Anda mungkin juga menyukai