Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

PERSEPSI BODY IMAGE DAN POLA MAKAN TERKAIT TERJADINYA KURANG


ENERGI KRONIK (KEK) PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS IT ABU BAKAR
YOGYAKRTA

Peminatan Gizi dan Kesehatan

DISUSUN OLEH

ITZA MULYANI (15/388134/PKU/15356)


SAFRULLAH AMIR (15/388220/PKU/15442)
NUR FITRI WIDYA ASTUTI (15/388179/PKU/15401)

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2016

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................................ i


Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
Daftar Lampiran .............................................................................................................. iv
Daftar Gambar ................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kekurangan Energi Kronik (KEK)
1. Pengertian ......................................................................................................... 3
2. Etiologi ............................................................................................................... 3
3. Tanda dan Gejala ............................................................................................... 3
4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi KEK ......................................................... 4
5. Dampak .............................................................................................................. 5
B. Kekurangan Energi Kronik Pada Remaja Putri
1. Remaja Putri ..................................................................................................... 6
2. Perilaku Makan Remaja Putri ............................................................................ 7
C. Citra Tubuh
1. Pengertian .......................................................................................................... 8
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Citra Tubuh ..................... 9
3. Pengukuran Citra Tubuh .................................................................................... 11
4. Hubungan Citra Tubuh dengan Kekurangan Energi Kronik ................................ 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pelaksanaan Focus Group Discussion ............................................................... 13
2. Hasil Pelaksanaan Focus Group Discussion ...................................................... 13
a. Persepsi Terhadap Body Image ..................................................................... 13
b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Body Image ........................... 13
c. Pengaruh Body Image Terhadap Pola Makan Remaja Putri .......................... 16
d. Persepsi Tentang Kejadian KEK Pada Remaja Putri ..................................... 18
e. Cara Mendapatkan Tubuh Yang Ideal ............................................................ 19

ii
B. Pembahasan
1. Persepsi Tubuh Ideal dan Body Image ................................................................. 20
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Body Image Pada Remaja ........... 21
3. Pengaruh Body Image Terhadap Pola Makan Remaja Putri ................................ 22
4. Persepsi Terhadap Kejadian KEK ........................................................................ 23
5. Cara Untuk Mendapatkan Tubuh Ideal ................................................................. 24
6. Kekurangan Pada Proses FGD ............................................................................ 25
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 26
B. SARAN .................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 28
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 30

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan FGD ............................................................................... 30


Lampiran 2.Panduan Pelaksanaan FGD ......................................................................... 31
Lampiran 3.Inform Consent ............................................................................................ 33
Lampiran 4. Form Daftar Hadir ........................................................................................ 34
Lampiran 5. Hasil Transkrip FGD .................................................................................... 35

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Pelaksanaan FGD ............................................................................. 47


Gambar 2. Foto Bersama Peserta FGD .......................................................................... 47

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada usia remaja, citra tubuh menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan. Hal
ini berdampak pada usaha berlebihan untuk mengontrol berat badan. Ketidakpuasan
remaja putri pada tubuhnya meningkat pada awal hingga pertengahan usia remaja
(Papalia & Olds, 2003).
Media massa memegang peranan besar dalam membentuk persepsi masyarakat.
Film dan televisi utamanya yang menyajikan gambaran model-model yang kurus
sebagai figur yang ideal sehingga menyebabkan banyak remaja putri merasa tidak puas
dengan dirinya (Cash & Pruzinsky, 2002).
Media massa mempengaruhi citra tubuh manusia melalui tiga proses, yaitu
persepsi, kognitif, dan tingkah laku yang dikaitkan dengan pembandingan sosial dimana
wanita cenderung membandingkan diri dengan model-model kurus yang dikategorikan
menarik. Akibat pembandingan sosial ini, terjadi distorsi persepsi pada wanita dimana
mereka merasa tubuh mereka gemuk padahal sebenarnya mereka tidak gemuk. Pada
kognitif mereka telah tergambar bagaimana wanita yang dianggap menarik sehingga
menjadikannya landasan untuk melakukan evaluasi diri terhadap penampilan. Dari segi
tingkah laku dimana remaja putri ingin memiliki tubuh yang kurus seperti para model di
media, mereka rela melakukan diet atau cara lain yang dapat mengurangi berat tubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh Nisa dan Uyun (2007), membuktikan bahwa
terdapat hubungan signifikan antara harga diri dengan perilaku makan tidak sehat pada
remaja putri. Hal ini erat kaitannya dengan upaya mencapai dimensi tubuh yang
dianggap ideal. Padahal, apa yang dipersepsikan remaja putri sebagai bentuk tubuh
yang ideal belum tentu ukuran ideal yang sesungguhnya berdasarkan pendekatan
aspek gizi.
Pengetahuan yang kurang terkait gizi dan kesehatan ditengarai menjadi penyebab
remaja putri melakukan diet yang tidak lazim. Tak jarang mereka membatasi pola
makan hanya untuk mengikuti bentuk tubuh artis idolanya. Dalam banyak kasus, upaya
yang dilakukan remaja putri tidak atas rekomendasi dokter ataupun ahli gizi. Kondisi ini
menjadi fase yang rentan menyebabkan remaja putri defisiensi berbagai zat gizi.
Terlepas dari pembatasan pola makan yang dilakukan remaja putri, hal lain yang
sifatnya kontradiktif terjadi dimana mereka berada pada fase pertumbuhan yang cepat
(growth spurt). Fase ini merupakan waktu pertumbuhan yang intens setelah masa bayi
serta satu-satunya periode dimana terjadi peningkatan velositas pertumbuhan.

1
Sementara persepsi citra tubuh yang keliru dapat berimbas pada suatu keadaan
defisiensi zat gizi yang kronis. Keadaan ini umumnya dikenali sebagai Kekurangan
Energi Kronik (KEK).
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu keadaan malnutrisi.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana terjadi kekurangan makanan
yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan. Keadaan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan pada remaja putri dalam
upaya mencapai citra tubuh yang dianggap ideal (Helena, 2013).
Untuk menggali pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap citra tubuh dan
keadaan KEK sebagai side effectnya serta solusi yang dapat mereka berikan, maka
dilakukan FGD. FGD digunakan untuk membuat keputusan dalam penelitian kualitatif
untuk menggali data mengenai persepsi, opini, kepercayaan dan sikap terhadap suatu
masalah, konsep atau pun ide (Paramitha, 2013).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan dan persepsi remaja putri mengenai tubuh ideal
kaitannya dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) serta solusi yang tepat dalam
mengatasi persoalan tersebut?

C. Tujuan
1. Mengetahui persepsi remaja putri tentang citra tubuh (body image).
2. Mengetahui peran media dan artis dalam membentuk persepsi tubuh ideal pada
remaja putri.
3. Mengidentifikasi upaya yang dilakukan remaja putri dalam mencapai tubuh ideal.
4. Mengetahui peran dokter atau ahli gizi bagi remaja putri dalam memberikan
rekomendasi diet yang aman.
5. Menggali pengetahuan remaja putri tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK).
6. Mengetahui pemahaman remaja putri tentang hubungan diet dengan kejadian KEK.
7. Mengetahui solusi yang ditawarkan remaja putri terkait permasalahan citra tubuh,
diet ketat, dan kejadian KEK.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan teori FGD yang telah didapatkan saat perkuliahan.
b. Meingkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.
2. Bagi partisipan
Memperoleh kesempatan untuk berdiskusi dengan topik citra tubuh dan KEK dan
dapat menambah wawasan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kekurangan Energi Kronik (KEK)


1. Pengertian
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu keadaan malnutrisi,
malnutrisi adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif
atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2002).
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana terjadi kekurangan
makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan (Helena, 2013).
Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis merupakan
keadaan dimana penderita kekurangan makanan yang umumnya terjadi pada
Wanita Usia Subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kekurangan gizi secara akut ini
disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak adekuat selama periode tertentu
untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein.
2. Etiologi
Terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan dan faktor manusia
yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi sehingga simpanan zat gizi
pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan.
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat
gizi yang dibutuhkan. Hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi
adalah jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau kombinasi
keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan
digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala terjadinya KEK adalah berat badan kurang dari 40 kg atau
tampak kurus dan LiLA kurang dari 23,5 cm. LiLA umumnya dijadikan indikator
antropometris untuk menilai kejadian KEK (Supariasa, 2002).
Kategori KEK adalah apabila LiLA kurang dari 23,5 cm atau berada pada
bagian merah pita LiLA saat dilakukan pengukuran (Supariasa, 2002).
Menurut Depkes RI (1994) di dalam buku Supariasa (2002) pengukuran LiLA
pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) adalah salah satu deteksi dini yang
mudah dan dapat dilaksanakan pada masyarakat awam untuk mengetahui
kelompok beresiko KEK. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. LiLA

3
adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK.
Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik pada ibu
hamil maupun calon ibu (remaja putri). Adapun tujuan lebih luas antara lain:
(1) Mengetahui resiko KEK pada WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk
menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat lahir rendah.
(2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK.
(3) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
(4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.
(5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.
Ambang batas LiLA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5
cm, apabila ukuran LiLA kurang dari 23,5 cm atau berada pada bagian merah pita
LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan
melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian,
kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan pada anak
(Supariasa, 2002).
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi KEK
Berdasarkan penelitian Surasih (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
KEK antara lain:
1) Jumlah asupan makanan
Asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dalam periode waktu
yang lama akan berimbas pada KEK. Oleh karena itu, pengukuran konsumsi
makanan sangat penting untuk mengetahui proporsi yang dimakan oleh
masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan
faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.
2) Umur
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang akan berpengaruh
terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang
banyak karena masih digunakan dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Sedangkan untuk umur tua juga tetap membutuhkan energi yang besar karena
fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal.
3) Beban kerja/aktivitas
Aktivitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan aktivitas
fisik yang lebih berat otomatis memerlukan energi yang lebih besar dibandingkan
yang kurang aktif.

4
4) Penyakit /infeksi
Malnutrisi dapat menjadikan tubuh rentan terkena penyakit infeksi dan
sebaliknya penyakit infeksi akan menyebabkan penurunan status gizi dan
mempercepat terjadinya malnutrisi. Mekanismenya yaitu:
a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi
dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan
perdarahan yang terus menerus.
c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau
parasit yang terdapat pada tubuh.
5) Pengetahuan tentang gizi
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan dan
sikap terhadap makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali
mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi
makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat
pendidikan dari ibu meningkat, maka pengetahuan terkait gizi juga akan
bartambah baik.
6) Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60% hingga
80% dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Pendapatan
yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran
termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan.
5. Dampak
KEK mempunyai dampak terbesar saat kehamilan dan dapat berakibat pada
ibu maupun janin yang dikandungnya. Adapun dampak yang dimaksud meliputi
(Helena, 2013):
a. Akibat KEK saat hamil hamil antara lain:
1) Terus menerus merasa letih
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
4) Kesulitan sewaktu melahirkan
5) Air susu yang keluar setelah melahirkan tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu
menyusui.

5
b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain:
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR)
3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya
kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
4) Kematian bayi

B. Kekurangan Energi Kronik pada Remaja Putri


1. Remaja Putri
WHO mendefinisikan remaja sebagai bagian dari siklus hidup antara usia 10-
19 tahun. Remaja berada diantara dua masa hidup, dengan beberapa masalah gizi
yang sering terjadi pada anak-anak dan dewasa (WHO, 2006). Remaja memiliki
pertumbuhan yang cepat (growth spurt) dan merupakan waktu pertumbuhan yang
intens setelah masa bayi serta satu-satunya periode dimana terjadi peningkatan
velositas pertumbuhan. Pertumbuhan yang cepat ini sejalan dengan peningkatan
kebutuhan zat gizi, yang secara signifikan dipengaruhi oleh infeksi dan pengeluaran
energi (UNS-SCN, 2006). Massa tulang meningkat sebesar 45% dan terjadi
remodeling tulang. Ukuran jaringan lunak, organ-organ, dan bahkan massa sel
darah merah meningkat. Akibatnya kebutuhan zat gizi mencapai titik tertinggi saat
remaja. Adanya kekurangan zat gizi makro dan mikro dapat mengganggu
pertumbuhan dan menghambat pematangan seksual. Kebutuhan untuk individual
tidak dapat diestimasi karena adanya pertimbangan variasi dalam tingkat dan
jumlah pertumbuhan (DiMeglio, 2000).
Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikis yang sangat signifikan (Mc.
Williams, 1986). Perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat
(growth spurt) dan matangnya organ reproduksi (Rody et al., 1990; I. Ricket; 1996).
Laju pertumbuhan badan berbeda antara wanita dan pria. Wanita mengalami
percepatan lebih dulu dibandingkan pria. Karena tubuh wanita dipersiapkan untuk
reproduksi. Pertumbuhan cepat ini juga ditandai dengan pertambahan pesat berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB). Pada masa tersebut pertambahan BB wanita 16
gram setiap harinya. Sedangkan pertambahan TB wanita dapat mencapai 15 cm
per tahun. Puncak pertambahan pesat TB terjadi di usia 11 tahun pada wanita (MB
Arisman; 2003).
Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja putri membutuhkan asupan zat gizi
yang lebih besar dari pada masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja

6
putri sangat aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun
olahraga. Asupan juga dibutuhkan untuk persiapan reproduksi (MB Arisman; 2003).
Perubahan psikis menyebabkan remaja putri sangat mudah terpengaruh oleh
teman sebaya. Mereka sangat memperhatikan penampilan fisik untuk tampil
menarik di depan teman-teman maupun lawan jenis mereka. Hal tersebut
menyebabkan mereka berusaha untuk menampilkan dirinya sesuai dengan nilai-
nilai yang dianut oleh kelompok sebayanya (Sulaeman, 1995).
2. Perilaku Makan Remaja Putri
Definisi perilaku makan adalah tanggapan atau reaksi individu yang
terwujud dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjukkan individu untuk bertahan
hidup. Aktivitas tersebut ditujukan untuk menyediakan kebutuhan zat gizi terutama
untuk energi dan pertumbuhan yang dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai,
etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika (Ie, 2013).
Fradjia (2008) menyebutkan bahwa perilaku makan adalah suatu istilah untuk
menggambarkan perilaku yang berhubungan dengan tata karma makan, frekuensi
makan, pola makan, kesukaan makan, dan pemilihan makanan.
Perilaku makan pada remaja putri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain (Stuart & Laraia, 2005):
a. Faktor Biologis
Model biologis dari perilaku makan berfokus pada pusat regulasi nafsu
makan di hipotalamus yang mengontrol mekanisme neurokimiawi untuk makan
dan perasaan kenyang. Penurunan kadar dopamine yang menyebabkan
terjadinya perubahan dalam perilaku makan seseorang diduga sebagai suatu
cara untuk mengkompesasi penurunan aktivasi area penghargaan yang di
rangsang oleh dopamin. Leptin, sebuah protein yang meningkatkan asupan
makanan, dan gliserin, juga mempengaruhi perilaku makan seseorang.
b. Faktor Psikologis
Perpisahan dini, konflik individu, perasaan ketidakbergunaan,
ketidakberdayaan, kesulitan menginterpretasikan perasaan dan bertoleransi
terhadap fase emosional dan ketakutan terhadap kedewasaan dapat
mempengaruhi peilaku makan pada remaja.
c. Faktor Lingkungan
Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi perilaku makan remaja
putri. Keluarga dengan penyalahgunaan obat, bunuh diri, pembolosan, dan
masalah emosional lainnya, dapat mempengaruhi perilaku makan anggota
keluarga tersebut. Orang tua yang menunjukkan penolakan tehadap orang-
orang dengan kelebihan berat badan dapat mempengaruhi perilaku makan

7
anak-anaknya. Orang tua yang terus-menerus menghindari makanan apabila
mengalami stress dan menunjukkan perilaku makan buruk, serta tidak
mengajarkan anak-anak tentang nilai yang pantas mengenai makanan, juga
dapat berpengaruh dalam perilaku makannya sehari-hari. Intervensi
keperawatan yang dapat dilakukan termasuk mengedukasi orang tua dari
anak-anak tentang perilaku makan yang sehat.
d. Faktor Sosiokultural
Pengaruh teman sebaya cukup besar di kalangan remaja putri. Menurut
Hurlock (1994), remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan
teman sebayanya sebagai kelompok sehingga berpengaruh besar pada sikap,
minat, penampilan, dan perilakunya, termasuk perilaku makan remaja.
C. Citra Tubuh
1. Pengertian
Citra tubuh (Body image) didefinisikan dan dihubungkan dalam dua cara.
Definisi citra tubuh secara psikologis yaitu gambaran psikis terhadap keadaan fisik
seseorang, yang menyangkut tingkah laku dan persepsi terhadap penampilan
fisiknya, kondisi kesehatan, kemampuan, serta seksualitas. Citra tubuh adalah
persepsi seseorang terhadap tubuhnya dan interaksinya dengan orang lain, serta
memiliki rasa kepemilikan dan batasan-batasan tubuhnya, sebuah citra yang yang
terbangun secara psikologis dan melalui sistem neurologis otak, melalui
propiosepsi, penglihatan, dan sistem vestibular. Citra tubuh juga dapat diasumsikan
sebagai proses maupun hasil, dan citra tubuh seseorang mempengaruhi fungsi fisik
dan psikologisnya (Larsen & Lubkin, 2009). Grogan (1999) dalam Faircloth (2003),
mengemukakan definisi citra tubuh sebagai persepsi seseorang, pikiran, dan
perasaan terhadap tubuhnya. Citra tubuh seseorang juga dapat mempengaruhi
kemampuannya dalam berhubungan dengan orang lain dan akan berpengaruh pula
terhadap bagaimana orang lain berespon terhadapnya.
Menurut Honigman dan Castle (2007), citra tubuh adalah gambaran mental
seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang
mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dipikirkan dan rasakan
terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas penilaian orang lain terhadap
dirinya. Citra tubuh adalah gagasan kompleks dan meliputi kesadaran, emosi, dan
tindakan seseorang yang berkenaan dengan tubuhnya (Cash & Pruzinsky, 1990).
Menurut Fallon (1990) dalam Kim & Lennon (2007), Citra tubuh adalah gambaran
mental yang dimiliki pada tubuhnya sendiri. Citra tubuh tidak hanya tentang
bagaimana seseorang menilai dirinya, namun juga mengenai bagaimana perasaan
mereka terhadap persepsi tersebut (Kim & Lennon, 2007). Citra tubuh merupakan

8
suatu pencitraan dari tubuh seseorang yang dilihat melalui pikiran yang
membebaskan seseorang untuk mengetahui emosi, sensasi, kebutuhan tubuh, dan
selera, serta untuk berkompromi dengan lingkungan fisik. Citra tubuh juga
digambarkan sebagai sebuah area psikologis dimana tubuh, pikiran, dan
kebudayaan bergabung menjadi satu. Area ini mencakup pemikiran-pemikiran,
perasan, persepsi, tingkah laku, nilai-nilai, dan anggapan seseorang mengenai
tubuhnya (Hutchinson, 1994 dalam Juntunen & Atkinson, 2002).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Citra Tubuh


Menurut Close dan Giles (2007), citra tubuh pada remaja mulai terbentuk
seiring dengan pertumbuhan fisik dan kematangan mentalnya. Cara pandang
remaja terhadap tubuhnya sendiri dipengaruhi antara lain pertumbuhan fisiknya
yang masih tengah berubah dan berkembang, tayangan dan tampilan media massa
yang menampilkan bentuk tubuh model yang ideal, juga kecenderungan untuk
membandingkan bentuk tubuhnya dengan bentuk tubuh orang lain seusianya. Hal
ini menyebabkan terjadinya fenomena hypercare, yaitu suatu gejala upaya
perawatan dan penyempurnaan daya kerja serta penampilan tubuh secara
berlebihan, lewat bantuan kemajuan teknologi kosmetik dan medis (Kasiyan, 2008).
Dalam perkembangannya, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan citra tubuh, antara lain:
a. Jenis Kelamin
Chase (2001) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktor paling
penting dalam perkembangan citra tubuh seseorang. Dacey & Kenny (2001)
mengemukakan bahwa jenis kelamin mempengaruhi citra tubuh. Beberapa
penelitian yang sudah pernah dilakukan menyatakan bahwa wanita lebih negatif
memandang citra tubuh daripada pria (Cash & Brown, 1989; Davison & McCabe,
2005; Demarest & Allen, 2000; Furnham & Greaves,1994; Janelli,1993; Rozin &
Fallon, 1988 dalam Hubley & Quinlan, 2005). Thompson dalam Sucita (2008)
yang mengungkapkan bahwa semua perempuan memperhatikan berat
badannya dan takut mengalami kelebihan berat badan. Wanita ingin memiliki
tubuh kurus menyerupai ideal yang digunakan untuk menarik perhatian
pasangannya dan memiliki kecenderungan untuk menurunkan berat badan
disebabkan oleh media massa yang mempromosikan penurunan berat badan
(Andersen & Didomenico, 1992).
b. Usia
Pada usia remaja, citra tubuh menjadi aspek yang penting untuk
diperhatikan. Hal ini berdampak pada usaha berlebihan untuk mengontrol berat

9
badan. Umumnya hal ini terjadi pada remaja putri daripada remaja putra.
Remaja putri mengalami kenaikan berat badan yang normal pada masa
pubertas dan menjadi tidak bahagia tentang penampilan dan citra tubuh negatif
ini dapat menyebabkan gangguan perilaku makan. Ketidakpuasan remaja putri
pada tubuhnya meningkat pada awal hingga pertengahan usia remaja (Papalia &
Olds, 2003). Ketakutan untuk menjadi gemuk sangat umum terjadi pada remaja
putri sehingga hal ini disebut sebagai ketidakpuasan normatif bagi kelompok
usia dan gender ini (Gibney, Margetts, Kearney, & Arab, 2004).
c. Media Massa
Media massa berperan di masyarakat (Cash & Pruzinsky, 2002). Majalah
wanita terutama majalah fashion, film dan televisi (termasuk tayangan khusus
anak-anak) menyajikan gambar model-model yang kurus sebagai figur yang
ideal sehingga menyebabkan banyak wanita merasa tidak puas dengan dirinya.
Media massa mempengaruhi citra tubuh manusia melalui tiga proses, yaitu
persepsi, kognitif dan tingkah laku yang dikaitkan dengan pembandingan sosial
dimana wanita cenderung membandingkan diri dengan model-model kurus yang
dikategorikan menarik. Akibat pembandingan sosial ini, terjadi distorsi persepsi
pada wanita dimana mereka merasa tubuh mereka gemuk padahal sebenarnya
mereka tidak gemuk. Pada kognitif mereka telah tergambar bagaimana wanita
yang dianggap menarik sehingga menjadikannya landasan untuk melakukan
evaluasi diri terhadap penampilan. Dari segi tingkah laku dimana wanita ingin
memiliki tubuh yang kurus seperti para model di media, mereka rela melakukan
diet atau cara lain yang dapat mengurangi berat tubuh.
d. Keluarga
Menurut teori pembelajaran sosial, orang tua merupakan model yang
penting dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi citra tubuh anak-
anaknya melalui umpan balik, dan instruksi (Cash & Pruzinsky, 2002).
e. Hubungan Interpersonal
Seseorang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain dan
umpan balik yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk bagaimana
perasaannya terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang sering membuat
seseorang cemas terhadap penampilan dan gugup ketika orang lain melakukan
evaluasi terhadap dirinya. Rosen menyatakan bahwa umpan balik terhadap
penampilan dan kompetisi teman sebaya dan keluarga dalam hubungan
interpersonal mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan seseorang
terhadap tubuhnya (Cash & Pruzinsky, 2002). Budaya kesan pertama di
masyarakat menunjukkan bahwa lingkungan sering kali menilai seseorang

10
berdasarkan kriteria luar, seperti tampilan fisik, karena tampilan fisik yang baik
sering diasosiasikan dengan status yang lebih tinggi, kesempatan yang lebih
luas untuk dapat menarik pasangan, dan kualitas positif lainnya (Melliana, 2006).

3. Pengukuran Citra Tubuh


Terdapat beberapa jenis pengukuran citra tubuh, antara lain The Body
Image States Scale (BISS), The Body-Image Ideals Questionnaire (BIQ), The
Situational Inventory of Body-Image Dysphoria (SIBID), The Body Image
Disturbance Questionnaire (BIDQ), The Body Image Quality of Life Inventory
(BIQLI), The Appearance Schemas Inventory-Revised (ASI-R), The Body Image
Coping Strategies Inventory (BICSI), The Multidimensional Body-Self Relations
Questionnaire-Appearance Scale (MBSRQ-AS), dan The Body Exposure during
Sexual Activities Questionnaire (BESAQ) (Cash & Pruzinsky, 2002). Pengukuran
mengenai citra tubuh pada umumnya menggunakan Multidimensional Body Self
Relation Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS) yang dikemukakan oleh
Cash dalam Seawell dan Danorf-Burg (2005). Alat ukur ini umum diguakan karena
dianggap lebih mudah dimengerti dan lebih mudah digunakan pada kelompok
berisiko maupun remaja pada umumnya. Citra tubuh dalam MBSRQ-AS dibagi
menjadi lima dimensi, yaitu:
a. Appearance Evaluation (Evaluasi Penampilan)
Dimensi yang diukur berhubungan dengan evaluasi penampilan dan
keseluruhan tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan atau
tidak memuaskan.
b. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan)
Dimensi yang diukur adalah tingkat perhatian individu terhadap
penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan penampilan dirinya.
c. Body Area Satisfaction (Kepuasan Terhadap Bagian Tubuh)
Mengukur tingkat kepuasan terhadap bagian tubuh secara spesifik
seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, pinggul, kaki), tubuh
bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian atas (dada, bahu, lengan), dan
penampilan secara keseluruhan.
d. Overweight Preoccupation (Kecemasan Menjadi Gemuk)
Mengukur kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan
individu terhadap berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk
menurunkan berat badan dan membatasi pola makan.
e. Self-Classified Weight (Pengkategorian Ukuran Tubuh)

11
Mengukur bagaimana individu mempersepsikan dan menilai berat
badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk.

D. Hubungan Citra Tubuh dengan Kekurangan Energi Kronik


Remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, salah satunya adalah
menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif (Hurlock, 2001).
Remaja putri biasanya ingin memiliki tubuh kurus yang digunakan untuk menarik
perhatian pasangannya dan memiliki kecenderungan untuk menurunkan berat badan
disebabkan oleh media massa yang mempromosikan penurunan berat badan
(Andersen & Didomenico, 1992). Konten-konten pada media massa menyebabkan
remaja membandingkan tubuhnya dengan tubuh model sehingga dapat menyebabkan
terjadinya depresi, kemarahan, gangguan citra tubuh (Heinberg & Thompson, 1995),
dan rendahnya kepercayaan diri (Martin & Kennedy, 1993).
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2013), menunjukkan bahwa sebanyak
42 subyek penelitian (46,2%) mengalami ketidakpuasan citra tubuh, dimana masih
merasa dirinya gemuk atau kelebihan berat badan, padahal sebanyak 27 subyek yang
mengalami ketidakpuasan citra tubuh tersebut sudah berstatus gizi normal. Penelitian
yang dilakukan oleh Setijowati, Karunia, dan Magdalena (2013) menyebutkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara citra tubuh dengan status gizi remaja putri.
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat
dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh (Almatsier,
2005). Berdasarkan penelitian tersebut, apabila citra tubuh seseorang rendah, maka
status gizi remaja tersebut juga rendah, begitupun sebaliknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Nisa dan Uyun (2007), membuktikan bahwa
terdapat hubungan signifikan antara harga diri dengan perilaku makan tidak sehat pada
remaja putri. Harga diri adalah penilaian secara global terhadap diri sendiri yang bersifat
khas mengenai kemampuan, keberhasilan, serta penerimaan yang dipertahankan oleh
individu yang berasal dari interaksi individu dengan orang lain. Semakin tinggi harga diri
maka semakin rendah perilaku makan tidak sehat, dan sebaliknya, semakin rendah
harga diri maka semakin tinggi perilaku makan tidak sehat.

12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

1. Pelaksanaan Focus Group Discussion


Focus Group Discussion(FGD) ini dilaksanakan di Selasar Gedung S1 Gizi
Kesehatan Universitas Gadjah Mada pada hari jumat, 26 April 2016. Informan yang
berpartisipasi dalam FGD ini berjumlah 6 orang yang ditentukan dengan metode
purposive sampling. Informan merupakan siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) IT
Abu Bakar Yogyakrta kelas 11. FGD ini membahas tentang kejadian Kurang Energi
Kronis (KEK) pada remaja putri terkait dengan adanya persepsi yang salah terhadap
body image dan pola makan.

2. Hasil Pelaksanaan Focus Group Discussion


a. Persepsi Terhadap Body Image
Berdasarkan hasil diskusi, seluruh responden mengungkapkan bahwa mereka
merasa tubuhnya tidak ideal dan tidak memiliki badan yang proporsional. Empat
dari 6 responden memiliki persepsi yang sama tentang bagaimana tubuh yang
ideal yaitu memiliki proporsi tubuh yang seimbang berdasarkan tinggi atau berat
badannya.
“.......ya yang beratnya standar ga over ga kurang” (AI)
“Mungkin apa namanya berat badannya itu eee gak gendutan sama ga
kekurusan trus nanti pemasukan sama pengeluarannya itu seimbang itu lo
jadi nggak nggak terlalu junjing” (NN)

Namun, terdapat dua pendapat yang berbeda terhadap persepsi tubuh ideal yaitu
seseorang memiliki tubuh yang ideal apabila mendapatkan asupan makanan
yang bergizi, melakukan olahraga, memiliki kuku bersih dan rambut yang sehat.
“eee... tubuh yang ideal itu yang yang yang yang eee.. yang eee selalu
yang dapat asupan itu makanan itu makanan yang bergizi eee... Sama
sama diimbangin sama olahraga udah mbak itu” (NI)
“Sama katanya kalo sehat itu kaya kalo katanya itu kalo kukunya kaya
gimana ya kaya kinclong bersih kaya gitu sama rambutnya itu sehat”(AI)

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Body Image


Semua responden menganggap bahwa mereka tidak memiliki tubuh yang
ideal karena kurang olahraga, pola makan tidak benar, adanya persepsi terlalu
gemuk dan memiliki tinggi dan berat badan yang tidak seimbang, dan beberapa
dari responden memang rutin untuk mengukur berat badannya secara berkala.
“satu kurang olah raga, dua makannya kayaknya udah ga bener “(AI)
“merasa terlalu gemuk” (LI)

13
“soalnya soalnya beratku sama tinggikku itu kayaknya berat kayaknya
lebih berat maksudnya nggak seimbang (NA)

Semua responden memiliki seseorang yang menginspirasi atau memotivasi


mereka untuk mendapatkan tubuh ideal yaitu keluarga, teman, dan pola hidup
orang jepang. Para responden menjadikan mereka sebagai inspirasi karena
memiliki pola makan yang bagus dan juga karena memiliki postur tubuh yang
seimbang.
“temen sih kalo liat dia kok emmm yaa dia kok kurus dia kok badannya
bagus sedangkan aku kaya gini” (NN)

“mbahku..... mbahku sampe tua itu masih tegak itu lo trus kemana - mana
itu masih jalaaaannn masih suka nyari di kebun nyari apa gitu jadi kok
kayaknya enak ya tua - tua masih bisa kayak gitu aku aja baru jalan dikit
udah capek tapi kok mbah masih bisa kaya gitu masih tegak padahal
baaannya banyak trus jadi pengen kaya gitu” (AI)

“soalnya umi itu makannya dijagaaaa banget jadi sayur itu maksudnya
eeeeee kaya imbang banget gitu lo eeee.... kaya peduli banget gitu ama
kesehatan jadi kaya makan nya tuh sayur sayurnya selalu ada disatu hari
itu “selalu harus ada ada sayur maupun buah” (NI)

Kalo udah tua itu aku pengen kaya orang jepang itu kan kebanyakan umur
90an keatas itu masih bisa jalan pergi - pergi kemana - mana sendiri trus
naik bis kemana - mana sendiri kaya jadi enak aja gitu kan kita ga
tergantung sama anak kita ya kan? Gitu....”(DE)

“kalo umi tuh ya umi tuh kan ya udah berumur lah setidaknya ya nggak tau
sampe sekarang itu kok kalo kerja itu masih kuat aja trus kadang trus nanti
cerita dulu masa mudanya kalo dulu umi sma tuh olahraga kaya gini
soalnya kamu itu mbok ayo nggak males – malesan” (NN)

“kalo aku tadi sama sih soalnya tuh kadang kan orang tua jaman sekarang
tuh kan aktu muda itu kan mereka menjaga banget kesehatan trus aku ntar
juga pengen kaya gitu trus umi dulu juga pernah bilang kalo udah tua umi
pengennya ga sakit - sakitan ga ngrepotin pengen lah ga nyusahin waktu
udah tua” (LI)

Tak bisa dihindari, perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya persepsi terhadap body image pada remaja putri.
Berdasarkan hasil diskusi, hal ini terjadi karena remaja putri tidak menyaring
informasi yang diterima, pihak media yang tidak memperhatikan audience dan
hanya memikirkan keuntungan sepihak.
“jadi Hampir semua anak jaman sekarag itu pake media, kaya hp, gadget,
tv, udah kaya kecanduan itu jadi ya kalo tv bilang begini oh ini emang
bener, ga dicek dulu, ga pergi ke ahli gizi mungkin”(AI)

“kalo misalnya mereka langsung asal nayangin itu ya kalo misalnya itu
yang ditanyangin untuk dewasa trus yang nonton orang dewasa trus kalo
anak kecil yang nonton? Kan nanti dampaknya juga ga baik”(NA)

14
“jadi media itu cuma nguntungin satu pihak bukan seharusnya kan mereka
fungsinuya harusnya ga memihak siapa - siapa untuk menyatain
kebenaran gitu. kayaknya sekatang sudah beralih fungsi”(AI)

Contoh media yang tidak baik menurut responden adalah seperti penjualan
produk – produk kecantikan di sosial media, mereka berpendapat bahwa pemilik
online shop itu tidak memperdulikan dampak dari produknya, begitu juga pembeli
juga tidak peduli tentang dampak pemakaian produk tersebut.
“........di iklan kaya postingan – postingan di sosial media itu kan kadang
suka nawarin kalo beli ini nanti bisa jadi kaya gini nanti scrrenshoot
testimoni gitu jadi bukti, misalnya waaaa aku udah nambah 5 cm, aku
tambah tinggi”(AI)

“Pada ga inisiatif semua gitu lo korbannya ya udah jadi korban, pelakunya


ya udah jalan – jalan aja,pemerintah dibilangin korban ya udah gitu, ya
udah kayaknya gitu - gitu aja”(AI)

“.......karena korban ya udah korban ya dia udah terima trus ga peduli


sama penjualnya, trus penjualnya juga udah ga peduli sama korbannya
jadi itu semuanya saling ga peduli, saling menguntungkan sendiri –
sendiri”(LI)

Selain itu, 2 responden menyebutkan adanya persepsi tentang body image


juga dapat terjadi pada remaja putri karena adanya hubungan dengan lawan
jenis dan karena remaja putri tersebut ingin menjadi pusat perhatian.

“biasanya karena laki - laki kayaknya tuh kan kadang juga ada dia jalan
sama pacarnya dia kok gendutnya nanti kan pacarnya jd terobsesi
kepikiran untuk jadi kurus”(NN)

“........pas jalan itu kaya pengen dilirik gitu lo, kebanyakan remaja kaya
gitu”(AI)

Persepsi memiliki tubuh yang tidak ideal membuat beberapa responden


merasa risau akan proporsi tubuhnya, namun kerisauan ini terjadi karena alasan
kesehatan, bukan karena alasan penampilan.

“soalnya ada pernah banyak kasus yang kalo anu pas misalkan apa
remaja itu udah kena kanker udah langsung dikit - dikit sakit dikit dikit
punya penyakit trus ada yang ibu hamil ngelahirin anaknya tuh anaknya
tuh baru berapa bulan sudah kanker gara - gara asupan ibunya tuh ga
sehat jadi ya ga mau kaya gitu”(AI)

“ya pokoknya kan ga sehat itu kan juga bisa menimbulkan banyak banyak
penyakit”(DE)

Namun, perasaan risau akan tubuh yang ideal tidak lantas membuat para
responden menganggap perasaan itu menjadi sebuah beban yang harus dipikul

15
dan berusaha dengan sekuat tenaga supaya mendapatkan tubuh yang sesuai
dengan harapan mereka, meskipun terbesit niat untuk melakukan usaha seperti
diet dan olah raga untuk mendapatkan tubuh yang ideal.
“ya kadang kalo mikir ya nanti kalo misalnya sakit gimana nanti terus tapi
ya udah ya terima aja”(NA)

“kadang kalo abis timbang itu haduh kok aku berat banget trus aku mau ini
ini ini eh tapi nanti besok besoknya ya udah”(NI)

“misalnya mau diet kaya gitu kaya gitu tapi nanti ga kesampaian trus nanti
yaaa yaa gitu” (NN)

“ada niat ya niat doang, tapi ngelakuinnya itu susah”(LI)

c. Pengaruh Body Image terhadap Pola Makan Remaja Putri


Beberapa responden memiliki pola makan yang teratur meski tidak tepat
waktu, terutama untuk makan pagi karena terburu – buru oleh waktu masuk
sekolah, mereka tidak sarapan di rumah, namun mereka masih menyempatkan
untuk membeli sarapan di sekolah.
“kalo aku seringnya makannya di sekolah” (NN)

“kan buru - buru jadinya tuh makannya tuh di sekolah makan paginya ya
ada makan dari sekolah juga” (DE)

Selain itu, ada juga responden yang memiliki pola makan sedikit berlebih
karena keinginan. Namun, ada juga yang tidak makan malam dengan alasan
tidak ingin makan.
“biasanya ada 4 kali jadi pulang sekolah aku laperya kalo pada makan
nanti aku ikut ngambil jadi endingnya aku makan 4 kali” (AI)

Dari semua alasan tersebut, meskipun pola makan mereka tidak teratur,
mereka tidak terpikirkan untuk menjalani diet karena terlalu berat untuk
dilakukan, karena tidak ingin membuang makanan, dan karena merasa belum
perlu untuk diet. Namun, terdapat responden yang masih terfikir untuk diet
karena pola makan yang berlebih. Hal ini terjadi karena ada intervensi dari
keluarga berupa teguran, namun hal ini tidak membuat mereka merubah pola
makan mereka.
Selain itu terdapat responden yang memiliki kebiasaan minum madu dua kali
sehari dengan alasan kesehatan
“........sama umi selalu ngasih madu, ga tau katanya biar njaga kesehatan
aja .jadi madu trus dkasi air panas dilarutin gitu trus , iya tiap pagi sama
sebemun tidur.....”(NI)

16
Terdapat 1 responden yang memiliki pola makan tidak makan malam karena
alasan malas makan bukan karena ingin mengurangi porsi makan.
“...........kalo malam ga makan, abisnya malas makan.”(NA)

Responden yang memiliki persepsi tentang tubuhnya yang tidak ideal


memiliki pemikiran untuk menjalankan diet, namun terdapat satu orang
responden yang tidak memiliki keinginan untuk melakukan diet karena hal itu
dirasa tidak penting.
“ya kan selama umurnya masih segini ya makan aja ngapain ndadak diet
kan nanti kalau sakit juga malah yang repot banyak ya maksudnya aku
kalo sekalinya diet itu soalnya bakal nggak nggak kuat itu lo kalo diet
biasanya makan pokoknya itu harus sehari itu ya kalo ga makan harus ada
cemilan jadi ga bisa kalo ga makan, mau diet gimana, ngapain”(NI)

Terdapat beberapa alasan mengapa para responden ingin melakukan diet


yaitu karena pengaruh orang tua yang komplain kepada responden karena
makan dengan porsi makan yang berlebih akan mengakibatkan anak menjadi
malas dan kurang sehat. Selain itu, karena melihat hasil timbangan yang tidak
sesuai dengan harapan responden, karena melihat seorang teman yang menurut
responden memiliki proporsi badan yang bagus, dan juga karena tidak ingin baju
seragam kekecilan pada saat dipakai.
“.......gara - gara gara umi itu bilang kalo kamu kekenyangan ntar ga bisa
ngapa - ngapain maksudnya udah males bawaannya langsung pengen
tidur , kan kalo abis makan langsung tidur kan juga ga sehat, jadinya
pengen ngurangin harusnya (AI).

“soalnya biasanya habis nimbang itu trus ngerasa ih aku kok gendut
banget ya trus ya udah trus kepikiran untuk diet”(LI)

“liat temen pokoknya kalo liat temen yang badannya bagus pengen
diet....”(NN).

“dulu tuh pernah saya diajak diet ama teman smp trus temenku bilang trus
kalo almamaternya ga cukup gimana? ya udah yuk yuk kita diet.....” (NA)

Namun, dari ke 5 responden yang memiliki hasrat ingin diet, hanya 2


responden. Kedua responden itu melakukan diet dengan cara mengurangi porsi
makan, tidak mengkonsumsi gorengan dan olahraga seperti lari dan senam.
“lari ama makan....... makan apa ya nasinya dikurangin yang jelas trus ga
makan gorengan ya sejenis itu”(NN)

“Jadi waktu itu kita tuh olahraga setiap sore tuh olahraga(senam – senam
dikit gitu) sama ngurangin porsi makan biar berat badannya turun......
Porsinya yang biasanya misalnya biasanya 3 sendok makan trus
dikurangin jadi 1 sendok makan, misalnya.”(NA)

17
Responden yang melakukan diet tersebut berhasil menurunkan berat
badannya dan merasa senang, namun diet ini hanya dilakukan sekali oleh
mereka meski masih sering terfikir untuk melakukan diet agar mendapat tubuh
yang ideal.

“turun berat badannya.... sempet seneng, trus abis itu kayaknya ada acara
kemah ato apa sih menunya nah itu nginep dan disediain makan banyak
banget dan ga bisa nahan ya udah makan akhirnya pulang - pulang
timbang udah naik, ih naik banget.... udah ga peduli” (NN)

“kita diet tapi cuma beberapa minggu udah kurang 2 kg trus udah lah gak
dijalanin lagi”(NA)

Sebelum melakukan diet, kedua responden diatas mencari informasi tentang


bagaimana cara melakukan diet di media seperti internet .
“caranya diet.............di internet.............pola makannya diatur maksudnya
ga harus setiap misalnya makan kan sehari 3 kali ga harus dalam 3 kali
makan itu nasi terus gitu lo bisa diganti lain karbohidratnya trus apa
olehraganya rutin kaya lari gitu” (NN)

d. Persepsi Tentang Kejadian KEK Pada Remaja Putri


Berbicara tentang kasus banyaknya remaja putri yang mengalami Kurang
Energi Kronis, mereka menganggap hal ini tidak bagus karena menurut mereka
hal ini tidak relevan dan tidak penting karena hanya karena ingin meniru idola
mereka melakukan diet ketat sehingga memiliki badan yang kurus.
“terlau terobsesi,nggak bisa jadi diri sendiri kalo liat dia tambah kecil kok
aku masih seperti seperti ini, ntar tambah galau kalo sering liat itu, trus
galau, galaunya ga penting banget itu lo. Ya kalo udah sehat itu ya udah
ga usah terobsesi, dipertahanin aja. Mnurutku artis tuh pengen kurus tuh
Cuma pengen menjaga penampilan aja biar dilihat orang bagus kayaknya
bukan untuk jadi sehat” (AI)

“gak penting maksudnya apa cuman karena dia aku harus kaya dia,
soalnya aku ga kenal, tapi kalo temenku kan aku kenal, Dia kaya gimana,
kesehariannya gimana, kalo artis kan aku ga kenal”(NN)

ya itu kan mereka tuh nggak mikirin kesehatan itu lo cuma mikirin
penampilan aja”(NA)

Para responden menyebutkan beberapa dampak yang terjadi jika remaja


putri itu melakukan diet ketat untuk mendapatkan tubuh yang ideal yaitu,
kesehatan yang buruk, stress, bahkan sapai meninggal.
“nggak sehat, Cuma makan tapi nanti dimuntahin itu lo dampaknya jadi
sakit”(AI)

“Asupan gizinya jadi kurang”(NA)

18
“Nanti dia stress soalnya ga kurus kurus”(NN)

“banyak remaja yang makannya itu terlalu terobsesi bisa aja


meninggal.......”(NI)

“kalo misalnya dia dietnya bener itu dampaknya bisa bagus, tapi kalo
misalnya dia diet diet ga sesuai mungkin bisa menyebabkan bahaya,
soalnya kaya jadi tuh kadanga ada juga yang sampai masukin cacing ke
dalam perutnya dia itu kadang kan ada juga sampe ga makan ada juga
yang makan kapas.....”(NA)

e. Cara Mendapatkan Tubuh yang Ideal


Beberapa cara yang diungkapkan oleh responden untuk mendapatkan tubuh
yang ideal adalah dengan cara olahraga dan mengatur pola makan seperti tidak
makan gorengan, memperhatikan cara pengolahan makanan, menjaga asupan
seimbang, dan mengatur pola tidur.
“benernya tuh dia harusnya olahraganya rutin trus trus pola makannya
diatur mengurangi gorengan udah itu”(LI)

“pola makannya emmm di makananya itu nggak sembarangan makan itu


lo jadi nanti dijaga seimbang antara karbohidrat, protein,air ya kurang lebih
gitu”(NN)

“sama ya jaga pola makan trus memperhatikan makannya trus olahraga


trus sama itu ngatur tidur jadi tidurnya yang teratur”(NA)

“sama sih olahraga tapi asalkan jangan makan makanan yang gorangan
yang berminyak makanan ga digoreng (DE)

“sama cuman kadang – kadang kira juga milih makannya mikirnya


sayurnya oh ya sehat tapi nanti cara ngolahnya salah, banyak pupuk –
pupuk yang ga sehat, bahan – bahan yang ga sehat, jadinya ya...
pengennya makannya yang organik” (AI)

Selain diri sendiri, peran orang lain, seperti keluarga, teman dan masyarakat,
termasuk ahli gizi dan dinas kesehatan sangat besar untuk membantuda
memotivasi remaja putri dalam mendapatkan tubuh yang ideal.
“Maksudnya kadang kita ngeliat oooo bapak ini sehat tu kan, kaya gitu.. itu
kan kaya haaa haaa udah memotivasi”(AI)

“karena eeee ya ahli gizi itu lebih mempunyai pengetahuan yang lebih
daripada kita kan kan gimana ya... karena eeee mempelajari bayak ilmu
gizi, kalo kita kan yang umum - umum aja bahkan mungkin kalo kita kan
ga tau tentang bagaimana mengatur makan”(DE)

“dinas kesehatan misalnya ke desa ato ke sekolah memberikan


penyuluhan tentang gizi yang baik seperti apa sih”.(NN)

19
Para responden memiliki harapan kepada semua pihak seperti masyarakat,
pemerintah dan media untuk membantu dalam mengatasi masalah remaja putri
yang memiliki resiko untuk menjadi remaja putri yang KEK.
“Ya mungkin dibantu, kalo misalnya ada yang terlalu fanatik aku harus
kaya dia, kaya artis ini, ya itu mungkin harus disadarin, berarti mentalnya
udah jelek, terlalu obsesi sama artis mana gitu ya seperti itu”(AI)

“pemerintah juga ikutan bergerak juga”(NA)

“Ngasih penjelasan ke murid – muridnya tentang kesehatan gizi - gizi gitu ,


ngasih tau makanan yang sehat sehat gitu, yang seimbang”(LI)

“mikirnya itu misalkan itu kaya penyuluhan disekolah gitu, jadi kalo
misalnya ada jam kosong disekolah itu diganti sama penyuluhan gizi itu ato
apa gitu yang bermanfaat, jadi daripada kita cari- cari sendiri mending tau
dari orangnya langsung gitu”(DE)

“jadi yang ditayangin di media itu ga sembarangan mungkin ada undang -


undangnua gitu harusnya, jadi kalo nampilin ato upload sesuatu itu harus
dijaga ga ga sembarangan”(NN)

B. Pembahasan
1. Persepsi Tubuh Ideal dan Body Image
Berdasarkan hasil diskusi, sebagian besar responden menganggap tubuh
ideal merupakan tubuh yang memiliki postur yang seimbang antara berat badan
dan tinggi badan. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun kurang tepat karena
tubuh yang ideal di tentukan dari status gizi nya. Status gizi diukur dengan
menggunakan perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT), dan dilihat cut off nya,
untuk remaja menggunakan indikator IMT/U dan cut off untuk status gizi yang
normal atau ideal adalah antara 5- 85 persentil atau antara -2SD sampai +1SD
(Lee & Nieman,2013). Selain itu juga ada persepsi yang tidak tepat yang
mengatakan bahwa seseorang memiliki tubuh yang ideal apabila seseorang
tersebut mendapat asupan makan yang bergizi, melakukan olahraga, memiliki
rambut yang sehat, dan kuku yang bersih.
Citra tubuh atau body image gambaran mental seseorang terhadap bentuk
dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan
penilaian atas apa yang dipikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk
tubuhnya, dan atas penilaian orang lain terhadap dirinya (Honigman &
Catle,2007). Berdasarkan hasil diskusi, seluruh responden menganggap bahwa
tubuh mereka tidak ideal dan cenderung overestimate. Namun berdasarkan
pengamatan, proporsi tubuh mereka masih terlihat normal. Hal ini juga terjadi
pada penelitian kualitatif dengan FGD juga yang dilakukan oleh Widianti (2012)
terhadap 10 orang responden dengan 5 remaja putri yang memiiliki status gizi

20
normal dan 5 remaja putri yang memiliki status gizi berlebih , menunjukkan bahwa
semua responden yang memiliki status gizi normal menganggap tubuh mereka
terlalu gemuk, tidak proporsional, dan masih ada beberapa bagian tubuh yang
menurut mereka terlalu besar.
Masa remaja merupakan masa dimana mereka akan mulai memperhatikan
perubahan ukuran tubuh, bentuk, dan penampilan fisik (Ricciardelli & Yager,
2016). Hal ini juga terjadi pada responden dimana mereka memiliki persepsi
bahwa mereka memiliki badan yang berlebih dan ingin memperbaikinya.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Body Image Pada Remaja


Berdasarkan hasil diskusi, beberapa faktor yang mempengaruhi para
responden tetntang persepsi body image yaitu :
Pertama yaitu keluarga, hampir semua responden mengungkapkan bahwa
keluarga merupakan salah satu pihak yang menginspirasi atau memotivasi
mereka untuk mendapatkan tubuh yang ideal. Selain itu, terdapat satu responden
yang mengungkapkan bahwa ada teguran dari keluarga untuk mengurangi porsi
makan, namun responden tidak menghiraukan teguran itu yang dapat membuat
responden memikirkan untuk menjalani diet atau sejenisnya. Menurut Ata et al
(2007), meskipun keluarga menunjukkan selalu mendukung apa yang dilakukan
oleh remaja, namun keluarga juga meningkatkan kegelisahan pada remaja terkait
body image melalui sindiran atau melakukan tekanan kepada remaja terkait
penampilannya.
Kedua teman merupakan orang terdekat selain keluarga yang berinteraksi
dengan kita. Berdasarkan hasil diskusi, terdapat responden yang
mengungkapkan bahwa dia ingin memiliki badan seperti temannya karena teman
responden tersebut memiliki proporsi tubuh yang menurutnya bagus.
Perbandingan dengan orang lain atau cultural idea memang lebih sering muncul
pada wanita yang menyababkan wanita sering membandingkan dirinya degan
orang lain atau lingkungan sekitarnya dan beberapa penelitian menunjukkan
pengaruh teman lebih besar daripada keluarga dalam membentuk persepsi body
image pada remaja putri (Ricciardelli & Yager, 2016)
Ketiga media karena media jaman sekarang berkembang dengan pesat dan
ditambah dengan perkembangan teknologi yang mempermdah seseorang untuk
mencari informasi yang dibutuhkan, salah satunya tentang body image.
Berdasarkan hasil diskusi, responden mengakui bahwa media berpengaruh
terhadap terjadinya persepsi body image, namun menurut responden,
kebanyakan remaja sekarang tidak menyaring informasi secara benar dan juga

21
pihak media tidak memperdulikan audience yang membaca atau melihat informasi
mereka, semua semata – mata hanya untuk mendapatkan keuntungan.
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan yang dituliskan oleh Ata et al (2007),
yang menyebutkan bahwa media merupakan salah satu faktor untuk terjadinya
persepsi terhadap body image pada remaja. Nantinya mereka cenderung akan
membandingkan penampilan mereka dengan penampilan para model yang ada di
majalah atau media lain. Berdasarkan survey yang dilakukan 69% remaja
mengaku bahwa mereka terpengaruh dengan tubuh yang ideal yang ditunjukkan
oleh majalah tersebut, dan 47% remaja mengaku menurunkan berat badannya
setelah melihat foto beberapa model yang ada di majalah.
Keempat yaitu budaya yang merupakan sebuah peraturan yang di bangun
oleh kelompok menyangkut sikap, nilai, kepercayaan dan norma yang ditunjukkan
baik secara implisit maupun eksplisit, juga mempengaruhi seseorang memiliki
pesepsi terhadap body image suatu budaya tertentu, seperti remaja di negara –
negara asia timur (jepang, korea selatan, china) memiliki persepsi tertentu bahwa
tubuh yang kurus dan BMI yang tidak tinggi lebih baik (Ricciardelli & Yager, 2016).
Berdasarkan hasil diskusi, terdapat respoden yang mengaku mendapat inspirasi
dari penduduk jepang karena mereka memiliki tubuh yang bagus dan kuat
kemudian masih bisa beraktifitas secara mandiri meski umur mereka sudah tua
dan ini baik karena tidak merepotkan keluarga. Hal ini menunjukkan budaya juga
mempengaruhi persepsi body image.
Terakhir yaitu self esteem, yaitu sikap yang berdasarkan pada persepsi
mengenai nilai seseorang. Responden menunjukkan bahwa mereka memiliki self
esteem yang mempengaruhi adanya persepsi terhadap body image. Responden
cenderung memiliki self esteem negatif, yaitu merasa tidak puas dengan bentuk
tubunya yang sekarang, namun tidak membuat mereka memiliki obsesi yang
tinggi untuk memiliki bentuk tubuh yang sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmania (2012) yang
menunjukkan bahwa sebanyak 82% remaja putri tidak puas dengan
penampilannya dan self esteem sangat berhubungan dengan adanya persepsi
body image.

3. Pengaruh Body Image terhadap Pola Makan Remaja Putri


Hasil diskusi menunjukka bahwa persepsi responden tentang body image
mereka tidak mempengaruhi pola makan. Responden rata-rata memiliki frekuensi
pola makan 3x sehari, namun juga ada yang 4x sehari. Sebagian besar
responden tidak sarapan di rumah karena terburu – buru untuk berangkat ke

22
sekolah, mereka memilih untuk sarapan di warung di dekat sekolah. Namun ada
juga responden yang sarapan di rumah karena sudah dipersiapkan. Untuk makan
siang, mereka mendapatkan makanan dari sekolah dan untuk makan malam
mereka makan di rumah bersama keluarga. Namun, ada 1 responden yang tidak
makan malam dengan alasan malas, tapi hal ini bukan menjadi alasan untuk
mendapatkan tubuh yang ideal atau melakukan pembatasan makan.
Meskipun mereka memiliki persepsi tidak puas dengan tubuh mereka, hal ini
tidak membuat mereka melakukan diet karena menurut mereka diet itu susah
untuk dilakukan, karena tidak ingin membuang makanan, dan merasa belum perlu
untuk diet meski ada responden yang mendapatkan komplain dari keluarga untuk
mengurangi frekuensi makan karena pola makan yang berlebih.
Beberapa dari responden ada yang pernah melakukan diet yaitu dengan
mengurangi porsi makan, tidak makan gorengan dan melakukan olahraga seperti
lari dan senam. Hal ini dilakukan karena ingin menurunkan berat badan dan
setelah berhasil, responden ini tidak melakukan lagi. Selain itu karena tidak ingin
seragam yang dipakainya tidak cukup, sehingga responden melakukan diet,
namun setelah berhasil juga responden tidak melanjutkan lagi.
Meskipun tidak semua responden pernah melakukan perubahan pola makan,
namun responden memiliki pemikiran untuk melakukannya. Hal ini selaras dengan
penelitian yang dilakukan oleh Verawati (2015) menunjukkan 72% responden
yang memiliki body image negatif memiliki pola makan yang tidak normal.
Remaja yang mempunyai body image negatif akan cenderung untuk membatasi
makanan tertentu untuk mendapatkan tubuh yang ideal, sedangkan remaja yang
mempunyai body image positif tidak mempermasalahkan dalam pembatasan
konsumsi makanan karena mereka berfikir bahwa bentuk tubuhnya akan baik –
baik saja.
4. Persepsi Terhadap Kejadian KEK
KEK merupakan suatu keadaan dimana terjadi karena konsumsi makanan
yang tidak adekuat selama periode tertentu dan umumnya terjadi pada WUS dan
pada ibu hamil (Depkes RI,2002). Semua responden tidak mengerti tentang KEK
dan pada diskusi ini fasilitator memberikan gambaran tentang KEK kepada
responden pada awal diskusi, dan diharapkan responden memahami tentang
KEK.
Menanggapi kasus terjadinya KEK yang semakin banyak terjadi pada putri,
salah satunya karena mengidolakan seseorang, responden mennyatakan bahwa
remaja tersebut terlalu obsesi, hal ini tidak baik, dan juga tidak penting. Penelitian
yang dilakukan oleh Kurnianingsih dalam Lintang (2015) menyebutkan bahwa

23
sepertiga dari responden memiliki tokoh idolanya dalam memperbaiki bentuk
tubuhnya. Selain itu, menurut Sulistyoningsih (2012) remaja yang memiliki body
image negatif akan terjebak dalam pola makan yang tidak sehat dan
menginginkan penurunan berat badan yang drastis dan membuat gangguan pola
makan. Hal ini terjadi karena remaja mengacu pada idola seperti artis dan model
yang memiliki tubuh kurus, tinggi, dan semampai.
Berdasarkan hasil diskusi, beberapa dampak yang dapat ditimbulkan jika
remaja putri melakukan diet ketat sehingga menyebabkan KEK yaitu remaja
tersebut akan menjadi sakit, stress, bahkan ada responden yang menyebutkan
dampaknya bisa meninggal. Menurut Irianto dan Wahyu (2004) dampak dari
keadaan gizi yang kurang dalah terhambaynya proses tumbuh kembang, daya
tahan tubuh menurun, lebih rentan terhadap penyakit, menurunnya daya
kreatifitas, dan menurunnya produktivitas kerja.

5. Cara Untuk Mendapatkan Tubuh Ideal


Cara untuk mendapatkan tubuh yang ideal menurut hasil diskusi adalah
dengan cara olah raga, mengatur pola makan seperti tidak makanan makanan
gorengan, memperhatikan cara pengolahan makanan, menjaga asupan gizi
seimbang dan juga mengatur pola tidur.
Menurut Ricciardelli & Yager (2016) remaja yang menjalani olahraga
memberikan dampak body image yang positif daripada remaja yang tidak
olahraga. Untuk menjaga tubuh tetap ideal berikut beberapa cara yang dapat
dilakukan, yaitu olahraga, menjaga kebersihan tubuh, dan mengatur pola makan
seperti tidak meninggalkan sarapan, minum air putih minimal 8 gelas sehari,
makan makanan yang memiliki serat tinggi, dan melakukan konsultasi dengan
tenaga kesehatan apabila memiliki masalah dengan berat badan. (Afni,2009)
Menurut respoden, perlu peran orang lain seperti keluarga, teman dan
masyarakat, tenaga kesehatan, dan pemerintah dalam memberikan motivasi dan
pengarahan kepada remaja agar tidak terjebak dalam perilaku menyimpang
terkait dengan body image negatif yang selama ini kerap menghampiri para
remaja putri. Selain itu, apabila terdapat kasus KEK yang terjadi pada remaja,
mereka seharusnya juga ikut berperan dalam memperbaiki persepsi remaja
tersebut.
Para responden memiliki harapan terkait dengan maraknya body image yang
buruk pada remaja, yaitu pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan atau ahli gizi
dapat melakukan edukasi ke remaja di sekolah – sekolah terkait pola hidup sehat
sehingga para remaja nantinya mendapatkan informasi yang akurat, tidak mencari

24
sendiri yang sumbernya belum tentu dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu,
kepada media, baik media sosial, media cetak, dan media tulis tidak
sembarangan untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan sebaiknya
ada peraturan tertentu yang ditujukan kepada media untuk memberikan informasi
yang benar dan bermanfaat.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk promosi body image positif yang
telah dilakukan di beberapa negara adalah dengan membat peraturan
perundangan kepada media, memberikan label – label peringatan pada iklan atau
produk, melarang model untuk berbadan kurus, memasukkan materi
pengembangan diri pada kurikulum sekolah, sekolah bekerjasama dengan
lembaga lain untuk mengadakan workshop tentang pola hidup sehat pada remaja
yang dihadiri oleh siswa dan orang tua (Ricciardelli & Yage,2016).

6. Kekurangan Pada Proses FGD


a. Audio yang kurang jelas karena suara peserta yang jauh dari perekam dan
terdapat gangguan suara, seperti suara mesin, suara kendaraan, suara
pesawat dan juga karena proses FGD bertempat di ruang terbuka
b. Jumlah alat perekam kurang
c. Penggalian informasi yang kurang mendalam kepada responden
d. Responden kurang memahami tentang seluk beluk body image, sehingga
informasi yang diberikan hanya informasi secara umum.

25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil FGD dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Seluruh responden remaja putri memiliki persepsi bahwa mereka tidak memiliki
tubuh ideal karena memiliki proporsi tubuh yang tidak seimbang
2. Responden berpendapat media dan public figure memiliki peran dalam
membentuk persepsi body image negatif pada remaja.
3. Upaya untuk mencapai tubuh ideal menurut para responden adalah mengatur
pola makan, melakukan olahraga, memperhatikan pengolahan makanan dan
memperhatikan durasi tidur.
4. Responden menyampaikan bahwa peran ahli gizi dan tenaga kesehatan
sangant penting dalam membantu remaja untuk mendapatkan tubuh ideal
dengan memberikan informasi yang tepat.
5. Responden belum sepenuhnya paham tentang Kekurangan Energi Kronik
(KEK)
6. Menurut beberapa responden melakukan diet dapat membuat tubuh menjadi
sakit, kurang asupan nutrisi, dan meninggal
7. Solusi yang ditawarkan oleh responden untuk mengatasi masalah citra tubuh
pada remaja adalah melakukan penyuluhan ke sekolah tentang pola hidup
sehat, adanya undang – undang yang mengatur publikasi informasi pada
media, dan membantu menyadarkan remaja putri yang terjebak dalam persepsi
body image negatif.

B. Saran
Remaja putri perlu diberikan edukasi tentang body image dan pola sehat
untuk mencegah terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) yang dapat berdampak
buruk pada perkembangan remaja putri dan juga edukasi tentang bagaimana cara
mencari dan menyaring informasi di media dengan baik dan benar, sehingga apa
yang mereka baca dapat memiliki menfaat bagi pengetahuan remaja putri.

26
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Afni, Heni Nur. (2009). Diet For Muslimah : Kiat Mendapatkan Bentuk Tubuh Ideal. Bandung
: Mizan Media Utama
Andersen, A.E. & DiDomenico, L. (1992). Diet vs. shape content of popular male and female
magazines: A dose-response relationship to the incidence of eating disorders.
International Journal of Eating Disorders, 11, pp.283–287. Available
at:http://doi.wiley.com/10.1002/1098108X(199204)11:3<283::AIDEAT2260110313>3.
0.CO;2-O.
Ata, R. N., Ludden, A. B., & Lally, M. M. (2007). The effects of gender and family, friend, and
media influences on eating behaviors and body image during adolescence. Journal of
Youth and Adolescence, 36(8), 1024-1037.
Atkinson Rita L, Atkinson Richard C, Smith Edward E, Bem Daryl j. (2002). Pengantar
Psikologi. jilid 1. Edisi 2, Batam: Interaksara.
Azmia, K,N dan Uyun, Q. (2007). Hubungan Harga Diri dengan Perilaku Makan Tidak Sehat
pada Remaja Putri. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Islam Indonesia.
Brown TA, Cash TF, & Lewis RJ. (1989). Body-image disturbances in adolescent female
binge-purgers: A brief report of the results of a national survey in the USA. Journal of
Child Psychology and Psychiatry, 30, 605-613.
Cash,T. F & Pruzinsky, T. (2002). Body Image : A Handbook of Theory, Research and
Clinical. New York: Guilford Publications.
Cash, T. F. (1990). The Psychology of Physical Appearance: Aesthetics, Attributes, and
Images. In T. F. Cash & T. Pruzinsky (Eds.), Body Images: Development, deviance,
and Change. New York: Guilford Press.
Chase, M. E. (2001). Identity Development And Body Image Dissatisfaction Action In
College Females. University Of Wisconsin.
Close dan Giles. (2007). Citra Tubuh Pada Remaja Menikah dan Memiliki Anak. Jurnal
Psikologi. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2007, 52 – 62. Depok: Universitas
Gunadharma.
Dacey & Kenny. (2001). Adolescent Development (2nd ed). New York: Mc Graw Hill.
Davison,T.E. & McCabe, M.P. (2005). Adolescent Body Image and Psychosocial
Functioniong. Australia: Deakin University.
Depkes RI. (1994). Pedoman Penggunaan Alat Lingkar Lengan Atas (LILA) Pada Wanita
Usia Subur. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Gizi
Masyarakat Depkes. Jakarta.
Depkes RI. (2002). Program Perbaikan Gizi Makro. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat,
Depkes RI.
DiMeglio, G. (2000). Nutrition in Adolescence. Journal of the American Academy of
Pediatrics.
Elizabeth, B. Hurlock. (2001). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan (Edisi 5). Jakarta: Erlangga.

27
Fallon, A. (1990). Body Images: Development, deviance, and change. New York: Guilford
Press.
Fradjia, Nur Purwaningrum. (2008). Hubungan Antara Citra Raga dengan Perilaku Makan
Pada Remaja Putri. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Furnham, A., & Greaves, N. (1994). Gender and locus control corelates of body image
dissatisfaction. European Journal of Personality, 8, 183-200.
Grogan, Sarah. (2008). Body Image Understanding Body Dissatisfaction in Men, Women,
and Children. New York: Psychology Press.
Heinberg, L.J., & Thompson, J.K. (1995). Body Image and Televised Images of Thinness
and Attractiveness: A Controlled Laboratory Investigation. Journal of Social and
Clinical Psychology, 7, 335-344.
Helena. (2013). Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama dan Pola Makan
dalam pemenuhan Gizi. www. repository.usu.ac.id. Diakses Tanggal 29 Marer 2016
Jam 20.00 WIB.
Honingman, Roberta dan David J. Castle. (2007). Living with Your Looks. Victoria: University
of Western Australia Press.
Hubley, A. M., & Quinlan, L. (2005). Body Image Across The Adult Lifespan: It’s More
Gender Than Age. Paper presented at the annual meeting of the American
Psychological Association (APA), Washington, D.C.
Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hutchinson, John. (1994). Modern nationalism Fontana movements and ideas. Fontana
Press, London, UK.
I. Ricket, Voughn. (1996). Adolescent Nutrition.
Irianto, Kus. & Waluyo, Kusno. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Jakarta: CV. Yrama Widya.
Janelli, L. M. (1986). Body image in older adults: A review of the litera-ture. Rehabil Nurs 11:
6-8.
Kasiyan. (2008). Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan. Yogyakarta:
Ombak.
Kim, J. H. And Lennon, S.J. (2007). Mass Media and Self-Esteem, Body Image, and Eating
Disorder Tendencies. Clothing and Textiles Research Journal. Vol. 25 no. 1 3-23.
Larsen, P. D & Lubkin, I. M. (2009), Chronic illness: impact and intervention, Sudbury, Jones
and Bartlett Publishers.
Lee, RD & Nieman, DC. Nutritional Asessment. New York : Mc Graw Hill
Lintang, A., Ismanto, A. Y., & Onibala, F. (2015). Hubungan Citra Tubuh Dengan Perilaku
Diet Pada Remaja Putri Di Sma Negeri 9 Manado. Jurnal Keperawatan, 3(2).
M. J. Gibney, B. M. Margetts, J. M. Kearney, & L. Arab. (2004). Gizi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp. 276–285.
Martin, A.J., & Kennedy, J.D. (1993). Chronic illness in adolescents.
http://mja.com.au/public/issues/179_05_010903/saw 10713_fm.pdf
MB, Arisman. (2003). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.

28
Melliana, Anastasia. 2006. Menjelajah Tubuh: Perempuan dan Mitos Kecantikan.
Yogyakarta: LKis.
Mc. Williams, Margareth. (1986). Nutrition For The Growing Years, 4th Edition.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2003). Human Development (9 th Ed.). New
York: McGraw-Hill.
Rahmania, P. N. (2012). Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Kecenderungan Body
Dysmorphic Disorder Pada Remaja Putri. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan
Mental, 1(02), 110-117.
Ricciardelli, LA dan Yager, Zali. (2016). Adolescence and Body Image : From Development
to Preventing Dissatisfaction. New York : Routledge
Rini, Yuliana Sulistiyo. (2013). Studi deskriptif citra tubuh (body image) pada Pegawai
Negeri Sipil wanita dewasa madya di Universitas Negeri Semarang. Skripsi, Jurusan
Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Rody Rolfes, Sharon, et all. (1990). Life Span Nutrition.
Rozin, P., Fallon, A. E. (1988). Sex differences in percepcionts of desireable body shape.
Journal of Abnormal Psychology, 94, 102-105.
Seawell, A.H. & Danorf-Burg, S. (2005). Body image and sexuality in women with and
without systemic lupus erythematosus. Sex Roles, 5 (11/12), 865-876.
Setijowati, N; Karunia, K; Magdalena, N. (2013). Hubungan antara Body Image dengan
Status Gizi Remaja Putri di SMA Katolik Frateran Malang. Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Bramwijaya. Malang.
Sulaeman, Dadang. (1995). Psikologi Remaja. Bandung : Rosdakarya.
Sulistyoningsih, H. (2012). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Graha ilmu. Yogyakarta.
Supariasa. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC.
Surasih, H. (2005). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keadaan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil di Kabupaten Banjar Negara. Semarang: IKM
Universitas Negeri Semarang.
Stuart, G.W & Laraia,M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. (7th
Edition). St.Louis: Mosby.
United Nation System–Standing Committee on Nutrition. (2006). Adolescence. Geneva.
World Health Organization. (2006). Adolescent Nutrition: A Review of the Situation in
Selected South-East Asian Countries. New Delhi: WHO Region Office for South-East
Asia.

29
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan FGD

DAFTAR PERTANYAAN
FOCUS GROUP DISCUSSION

NO PERTANYAAN
1 Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di
Indonesia. Apa yang anda ketahui tentang KEK? Apa dampaknya?
2 Remaja adalah fase dimana citra tubuh sangat diperhatikan, menurut anda tubuh
yang ideal itu seperti apa?Siapakah yang paling berperan dalam memengaruhi
pemikiran anda tentang tubuh yang dieal? Darimana anda mendapatkan insirasi
tersebut?
3 Arts terkadang dipandang sebagai pencerminan paling ideal dari citra tubuh. Tak
jarang remaja putri melakukan deit ketat atau membatasi pola makan hanya untuk
mengikuti bentuk tubuh artis idolanya. Apakah citra tubuh mempengaruhi
kembiasaan makan anda sehari hari ?( frekuensi, jadual, menu, pantangan)
mengapa? Apakah anda berencana atau sedang menjalankan diet?mengapa?
4 Dari maana saja anda mendapat infromasi tentang diet dan makanan? Apa yang
paling berpengaruh?
5 Cara tidak lazim seringkali ditempuh untuk mendapat citra tubuh yang dianggap
ideal. Menurut anda bagaimana seharusnya mencapai tubuh ideal? Seberapa
penting peran ahli gizi?
6 Bagaimana seharusnya peran media, institusi pendidikan dan pemerintah dalam
menanggapi solusi yang anda berikan.

30
Lampiran 2

PANDUAN PELAKSANAAN FOCUS GROUP DISCUSSION

Materi : Persepsi body image dan pola makan pada remaja putri terkait KEK
Responden : Siswi SMA IT Abu Bakar Yogyakarta

Komponen Kunci Assalamualaikum. Wr. Wb.


Pembukaan : Terima kasih atas kesediaan adik-adik semua untuk hadir pada
- Terima kasih sore hari ini. Saya Nur Fitri Widya Astuti , Mahasiswa S2 Gizi IKM
- Nama pewawancara Universitas Gadjah mada. Saya ingin berdiskusi dengan adik-adik
- Tujuan semua tentang kegiatan sehari-hari, terutama tentang Persepsi
- Kerahasiaan body image dan pola makan pada remaja putri terkait KEK.
- Durasi Diskusi akan berlangsung sekitar 1 jam. Saya akan mencatat
- Pelaksanaan FGD beberapa hal yang penting dan akan direkam baik suara maupun
- Kesempatan untuk visual agar setiap pernyataan tidak terlewat.
bertanya Semuanya akan dijaga kerahasiaannya. Jadi adik bebas
- Informed consent berpendapat dan berbagi informasi tentang materi diskusi dan
saya harap topik diskusi kita tidak akan melebar. Apakah ada yang
ingin ditanyakan dari yang sudah saya jelaskan? Apakah adik
bersedia untuk berpartisipasi dalm diskusi kali ini?
(penandatanganan informed consent)
Pertanyaan : NO PERTANYAAN
- Berupa pertanyaan 1 Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu dari
terbuka empat masalah gizi utama di Indonesia. Apa yang anda
- Tanyakan fakta ketahui tentang KEK? Apa dampaknya?
sebelum opini 2 Remaja adalah fase dimana citra tubuh sangat
- Probing bila diperhatikan, menurut anda tubuh yang ideal itu seperti
diperlukan apa?Siapakah yang paling berperan dalam memengaruhi
pemikiran anda tentang tubuh yang dieal? Darimana
anda mendapatkan insirasi tersebut?
3 Arts terkadang dipandang sebagai pencerminan paling
ideal dari citra tubuh. Tak jarang remaja putri melakukan
deit ketat atau membatasi pola makan hanya untuk
mengikuti bentuk tubuh artis idolanya. Apakah citra tubuh
mempengaruhi kembiasaan makan anda sehari hari ?(

31
frekuensi, jadual, menu, pantangan) mengapa? Apakah
anda berencana atau sedang menjalankan
diet?mengapa?
4 Dari maana saja anda mendapat infromasi tentang diet
dan makanan? Apa yang paling berpengaruh?
5 Cara tidak lazim seringkali ditempuh untuk mendapat citra
tubuh yang dianggap ideal. Menurut anda bagaimana
seharusnya mencapai tubuh ideal? Seberapa penting
peran ahli gizi?
6 Bagaimana seharusnya peran media, institusi pendidikan
dan pemerintah dalam menanggapi solusi yang anda
berikan.
Penutup : Apakah ada yang ingin ditambahkan?
- Komentar tambahan
- Tindak lanjut Saya akan menganalisis informasi yang telah adik-adik berikan
- Terima kasih sebagai bagian dari penugasan pendidikan. Adik-adik juga berhak
mengetahui hasil analisis bila adik-adik menghendaki.
Terima kasih untuk waktu yang sudah diluangkan.
Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

32
Lampiran 3. Inform Consent

SURAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai Focus Group Discussion
tentang Persepsi body image dan pola makan pada remaja putri terkait KEK

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, saya dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam Focus Group Discussion ini
dengan kondisi data yang diperoleh dari diskusi ini akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.

Yogakarta , Maret 2016


Saksi, Yang menyatakan,

( ) ( )

33
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Lampiran 4
DAFTAR HADIR
Focus Group Discussion : Persepsi body image dan pola makan pada remaja putri terkait KEK
Tempat : S1 Gizi Kesehatan FK UGM
Waktu : Jumat , 25 maret 2016

No Nama Usia (th) Alamat No. Telepon Tanda Tangan

34
Lampiran 5. Transkrip FGD
TRANSKRIP FGD

Keterangan :
NO (Fasilitator) : Nur Fitri Widya Astuti
LI : Lia
NI : Nida
AI : Aida
NN : Nina
NA : Nayla
DE : Della

NO Selamat siang, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


ALL Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
NO Terima kasih atas kehadiran adek – adek semua disini untuk eeee untuk membantu
kami dalam melaksanakan focus group discussion atau FGD eee.. sore ini hari jum’at
tanggal 25 maret 2016 bertempat di gedung S1 gizi kesehatan Fakultas Kedoktean
Universitas Gadjah Mada. Sebelumnya perkenalkan nama saya Nur Fitri widya astuti
bisa dipanggil Novi, eee.. saya adalah mahasiswa S2 gizi pemitanan gizi eee ilmu
kesehatan masyarakat fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada. Oke.. eee
disini saya eee ing oh ya perkenalan aja dulu deh dari kanan saya mungkin,
sebutkan nama dan kelas berapa
ALL *tertaa*
LI (Tolah toleh senyum) Nama nya Lia Kelas 11
NO Oke
NA Nama saya Nayla kelas 11
NI Nama saya Nida kelas 11
DE Nama saya Della kelas 11
AI Nama Saya Aida kelas 11
NN Namaku nina kelas 11
NO Oke... ee tapi udah saling kenal kan ya pasti... oke.. eee hehehe...
ALL Hehehehehe
NI Baru aja kenalan mbak
ALL hahaahaha
NO eeee.... oke disini eee.... saya.... sore hari ini saya ingin berdiskusi ee sama adek-
adek semua disini tentang bagaimana sih persepsi adek – adek tentang body image
terkait dengan terjadinya kurang atau kejadian kurang energi kronis pada remaja
putri. Tapi sebelumnya disini eee.. oh ya saya menjelaskan bahwa ini nanti
diskusinya akan direkam baik video maupun suara eee.. dan nanti eee... kami akan
jaga semua kerahasiaannya, jadi tidak akan kami sebarkan ke pihak manapun hanya
digunakan untuk kegiatan study saja seperti itu. Oke eee... diskusi ini paling lama
mungkin akan berjalan selama satu jam paling lama dan nanti ketika diskusi eee...
ketika ada pertanyaan silahkan langsung menya.. langsung angkat tangan dan
menjawab saja. Disini boleh kok langsung menjawab tanpa harus eee... apa
namanya
Angkat tangan
NO Ya angkat tangan dulu trus kemudian langsung menjawab seperti itu dan ketika nanti
ada meee... temennya yang lagi eee berpendapat saya persilahkan untuk eeee
mendengarkan dulu baru menyanggah atau memperbaiki atau menimpali atau
membantu menjawab seperti itu, oke? Kita mulai aja untuk diskusinya sebelumnya

35
eee... untuk eee.. aken.... angka kehadian kurang energi kronis itu merupakan salah
satu kejadian masalah gizi utama di indonesia kebanyakan terjadi pada ii.. remaja
putri dan ibu hamil. Tapi disini dikhususkan untuk remaja putri eee... apa sih KEK itu?
KEK itu kondisi dimana eee individu seseorang itu kurang energi dan protein kurang
asupan energi dan protein. Jadi Asupan nya itu sedikit sekali sehingga nantinya
eee... istilahnya itu lebih ke status gizinya itu mmmm... menjadi buruk seperti itu
kasarannya menjadi kurus kemudian eee.. apa ya? Ya.. karena kekurangan energi
itu karena kekurangan asupan istilahnya kurang porsinya itu kurang makannya itu
kurang terjaga lah kurang bagus seperti itu karena kekurangan energi dan protein
dan itu nanti bisa berdampak pada masa depan eee pada masa depan dari indovidu
tersebut seperti itu mungkin itu overview dlu dari ak.. eee.. dari saya mungkin nanti
kebelakangnya kita bisa berdiskusi lebih lanjut oke? Yang pertama yang ingin saya
tanyakan emmmm menurut kalian eee remaja itu adalah fase dimana citra tubuh itu
sangat diapa ya sangat dipikirkan seperti itu menurut kalian tubuh yang ideal itu
seperti apa sih? .
Ya langsung aja kalo ini. Ya semua disini diminta untuk berpendapat seperti itu, ya
mungkin
AI ya yang sehat ya yang beratnya standar ga over ga kurang
NO trus mungkin yang lain, nida mungkin
ALL tertawa
NI Tadi tubuh yang ideal ya
NO Ya
NI eee... tubuh yang ideal itu yang yang yang yang eee.. yang eee selalu yang dapat
asupan itu makanan itu makanan yang bergizi eee...
NO Trus yang lain
NI Sama sama diimbangin sama olahraga udah mbak itu
NO Oke yang lain mungkin
NN Emmm... aku
NO Iya dek
NN Mungkin apa namanya berat badannya itu eee gak gendutan sama ga kekurusan
trus nanti pemasukan sama pengeluarannya itu seimbang itu lo jadi nggak nggak
terlalu junjing
NO Ya ada lagi, mungkin dek della
DE ya gitu sama
AI Sama katanya kalo sehat itu kaya kalo katanya itu kalo kukunya kaya gimana ya
kaya kinclong bersih kaya gitu sama rambutnya itu sehat
NO Ya itu menurut eeee...

NO eee... menurut adek adek aku pengen tau pendapat satu – satu nih menurut kalian
sekarang adek adek itu tubuhnya ideal ga?
ALL Nggak... hahaha... nggak...
NO Diurut diurut diurut diurut mungkin dari lia
LI nggak
NA nggak
NI nggak
NO dek della ?
DE nggak
AI nggak
NN nggak
NO nggak semua nih
ALL nggak
NO kenapa kok kok merasa ga ideal
AI satu kurang olah raga ,dua makannya kayaknya udah ga bener
NN tinggi ama beratnya udah berbeda
LI mungkin dek lia kenapa kenapa ngerasa ga sehat ga ideal ?

36
LI Ya udah semua udah dijaab sama mereka
NO nggak saya ingin tahu eee pendapatnya dek lia
LI merasa terlalu gemuk
NO Merasa terlalu gemuk?
LI huum
NO kalo dek nayla?
NA sama
NO sama kenapa
NA soalnya soalnya beratku sama tinggikku itu kayaknya berat kayaknya lebih berat
maksudnya nggak seimbang
AI iya po mosok nay, trus beratmu lebih
NA ho o , eh nggak juga sih, tapi aku ngerasa ga ideal
NO kebanyakan disini bilang baha tinggi berat dan berat badannya ga seimbang apa
udah pernah diukur?
ALL pernah
AI Ngukurnya ke uks mbak
NO ngukurnya di uks? kapan terakhir ngukur ?
DE kemaren
NO eeee berarti rutin ya berarti rutin untuk mengukur itu berat badan ama tinggi badan?
AI kebetulan
NO trus itu eeee membuat kalian berfikir ini nggak kok badan aku kok aku nggak ideal ya
kok aku ini nggak ada perasaan risau atau gimana gitu ga sih?
nggak ada
AI ada
DE ada
NA Nggak
AI ya mungkin udah dianunya itu kadang ga inget itu lo mbak
NO ya risaunya gimana dek aida
AI maksudnya
NO risaunya gimana
AI soalnya ada pernah banyak kasus yang kalo anu pas misalkan apa remaja itu udah
kena kanker udah langsung dikit - dikit sakit dikit dikit punya penyakit trus ada yang
ibu hamil ngelahirin anaknya tuh anaknya tuh baru berapa bulan sudah kanker gara -
gara asupan ibunya tuh ga sehat jadi ya ga mau kaya gitu
NO hhmmpp gitu... trus mungkin dek dela risaunya kenapa
DE ya pokoknya kan ga sehat itu kan juga bisa menimbulkan banyak banyak penyakit
NO oke... ini ni yang ga risau nih yang ga risau siapa yang ga risau tadi, naila mungkin
tadi? tadi kepikir tapi merasa kalo dirinya ga ideal tapi ga risau trus gimana tuh
NA ya kadang saya merasa risau tapi kalau misalnya gemuk ya udah
NO mikirnya gimana
NA ya kadang kalo mikir ya nanti kalo misalnya sakit gimana nanti terus tapi ya udah ya
terima aja
huuh
NO mungkin dek lia
LI ya es gt aja ya udah terima aja
NO dek nina mungkin
NI kadang kalo abis timbang itu haduh kok aku berat banget trus aku mau ini ini ini eh
tapi nanti besok besoknya ya udah
ALL hahahahaha
NO mau ini ini ini itu maksudnya gimana mau ini ini
NN misalnya mau diet kaya gitu kaya gitu tapi nanti ga kesampaian trus nanti yaaa yaa
gitu
NO oh berarti eee kalian berarti udah paham ya tentang diet atau apa gitu berfikirian
untuk diet seperti dek nina tadi
AI Mikirnya olahraga

37
NA pola makannya juga harus diatur
DE tapi nanti ada niat tapi ga ada kelakuan
NO Ada niat?
Li ya... ada niat ya niat doang
AI katanya itu kata orang -orang tua yang sudah sepuh itu itu katanya tuh apa aku tuh
udah ga sehat itu lo mbak udah ga olahraga, makannya ga diatur jadi ya udah
jamannya ini tuh udah jaman jamannya kaya jadi ya aku ngerasa aku ga sehat
NO oke eeee trus siapa sih yang paling eeee berperan dalam mempengaruhi pikiran
kalian maksudnya aku pengen seperti ini nih seperti ini apa sih siapa sih paling apa
me menjadi tokoh inspirasi kalian untuk memiliki badan ideal
NI numi
AI mbah
NO inspirasi siapa
DE kalo yang mempengaruhin aku sih keluarga tapi sejauh ini nggak ada yang nyuruh
aku untuk ga makan niatnya aja
NN temen sih kalo liat dia kok emmm yaa dia kok kurus dia kok badannya bagus
sedangkan aku kaya gini
AI mmmmmm keluarga umi...
NO dek lia? siapa yang menjadi inspirasi ?
LI ya mungkin temen iya...
NO mungkin disini kebanyakan inspirasinya temen sama keluarga ya eeeee... mungkin
untuk keluarga mungkin apa yang menjadi inspirasi keluarga untuk kalian itu memiliki
tubuh ideal apa yang diinspirasi dari keluarga kalian gitu tadi kayaknya dek della tadi
inspirasinya keluarga dek nida juga keluarga dek aida juga keluarga apa sih yang
dibuat oleh keluarga itu untuk bisa kalian menjadi inspirasi aku bisa seperti
keluargaku gitu seprti itu untuk eeee keee memiliki tubuh yang ideal seperti itu
AI mbahku mbahku sampe tua itu masih tegak itu lo trus kemana - mana itu masih
jalaaaannn masih suka nyari di kebun nyari apa gitu jadi kok kayaknya enak ya tua -
tua masih bisa kayak gitu aku aja baru jalan dikit udah capek tapi kok mbah masih
bisa kaya gitu masih tegak padahal baaannya banyak trus jadi pengen kaya gitu
NO mungkin dek nida tadi katanya umi ya
NI soalnya umi itu makannya dijagaaaa banget jadi sayur itu maksudnya eeeeee kaya
imbang banget gitu lo eeee.... kaya peduli banget gitu ama kesehatan jadi kaya
makan nya tuh sayur sayurnya selalu ada disatu hari itu selalu harus ada ada sayur
maupun buah
NO selalu ya?
NI selalu
NO trus dek dela mungkin ?
DE Kalo udah tua itu aku pengen kaya orang jepang itu kan kebanyakan umur 90an
keatas itu masih bisa jalan pergi - pergi kemana - mana sendiri trus naik bis kemana
- mana sendiri kaya jadi enak aja gitu kan kita ga tergantung sama anak kita ya kan?
Gitu....
NO dek nina katanya tadi temen ya yang mempengaruhin itu gimana kenapa kok
menjadi inspirasi
NN orang tua juga sih sebenernya
NO gimana kenapa kok menjadi inspirasi
NN kalo umi tuh ya umi tuh kan ya udah berumur lah setidaknya ya nggak tau sampe
sekarang itu kok kalo kerja itu masih kuat aja trus kadang trus nanti cerita dulu masa
mudanya kalo dulu umi sma tuh olahraga kaya gini soalnya kamu itu mbok ayo
nggak males - malesan
NO males malesan oke dek nayla
NA kalo aku tadi sama sih soalnya tuh kadang kan orang tua jaman sekarang tuh kan
aktu muda itu kan mereka menjaga banget kesehatan trus aku ntar juga pengen
kaya gitu trus umi dulu juga pernah bilang kalo udah tua umi pengennya ga sakit -
sakitan ga ngrepotin pengen lah ga nyusahin waktu udah tua

38
NO mungkin dek lia?
ya kalo temen sih ya Cuma pengen gitu jadi kaya dia
NO gimana temennya
ya cuman pengen gitu jadi kaya dia badannya bagus ya seimbang gitu lo trus apa
ga tau udah
NO okeeee eeee jadi banyak ya inspirasi yang dapet dari keluarga dan teman untuk
bagaimana caranya mendapatkan berat badan yang ideal seperti itu ya oke trus saya
ingin tau juga mmmmmm eeeee pola makan kalian setiap harinya itu gimana sih
saya pengen tau ya setiap harinya sehari hari lah seperti itu
AI katanya itu kan kalo sarapan itu kan itu penting kan mbak buat isi tenaga dan tapi
aku pernah dapet info katanya kalo misalkan kalo sarapan cukup buah apel ato pear
itu udah cukup karena berhubung di rumah dua buah itu ga ada jadi kadang ga
sarapan soalnya emang udah harus buru buru jadi makannya siangnya kalo nggak
beli..
NO siangnya makan apa?
AI disediain , disediain ada sayurnya ada buahnya
NO malam
AI Lauk, sayur
NO dari sekolah juga?
ALL Nggak... nggak.. nggak...
AI Kalo malem udah pulang
NO yang lain bagaimana pola makan setiap harinya
NA kalo malam ga makan, abisnya malas makan, trus kalo pagi paling juga makan sayur
lauk biasa
NO kenapa malam ga makan
NA ga pengen aja mbak
NO ga laper?
NA nggak laper
ga suka
NO mungkin yang lain dek nina?
NN kalo aku seringnya tuh makannya di sekolah. Jadi nyampe sekolah trus beli makan
trus makan siang di sekolah , trus aku nanti sampe rumah makan jadi aku makannya
ga malem, sampe rumah makan
NO berarti terakhir makan sore, malem kenapa ga malam lagi
udah makan sore, udah kenyang, paling minum, ngemil
NO ngemil biasanya ngemilnya apa
NN yang ada dirumah contohnya roti mungkin, ya kan aku ngemilnya bukan nasi
NO okeee , mungkin dek nida
NI kalo sarapan sih ada yang penting ada sayur pasti kalo buah ada biasanya sayur aja
trus sama umi selalu ngasih madu, ga tau katanya biar njaga kesehatan aja . jadi
madu trus dkasi air panas dilarutin gitu trus , iya tiap pagi sama sebemun tidur, tapi
kalo sebelum tidur kadang doank sih
NO ada efeknya ga dikasi efeknya ga dikasih madu setiap hari?
jadi ga ga terlalu gampang capek sih
NO mungkin dek della, pola makan tiap harinya gimana?
DE ya itu sama kaya si nina tadi itu,kadang tu kan buru - buru kan jadinya tuh
makannya tuh di warung deket sekolah makan paginya, trus ya kalo siang ada
makan dari sekolah juga , trus kalo malam ya makan, tapi kalo ga mood ya ga
makan, tapi nanti kalo laper ya bikin mie.
AI itu lo mbak aku kalo laper biasanya kadang sampe 4 kali jadi pulang sekolah itu aku
mesti laper, kan sore to, jadinya trus makan, trus malamnya belom pada makan, ya
kalo pada makan nanti aku ikut ngambil jadi endingnya aku makan 4 kali
NO ada efeknya nggak makan 4 kali kali ato 3 kali? ya maksudnya pernah berfikir aaa
makanku banyak
AI pernah

39
NO trus apa yang dilakukan
AI ya ga bisa tetep masih dilakukan itu terlalu berat untuk dilepaskan
NO dek lia?
Kalo aku selalu sarapan, soalnya ibuku sudah masak setiap pagi, kalo siang ya
makan disekolah trus kalo makan sore biasanya kalo jam 5 udah ada ya langsung
makan tapi kalo belum ada biasanya sampe isya baru makan.
NO berarti makannya ga ada yang di skip ada pernah eeee... ada rencana ato pernah
kepikiran untuk diet ato ngurangin makan seperti itu ga sih
ALL pernah
NI nggak,
AI kecuali nida
NO oke nanti kita tanya nida dulu kenapa dek ga pernah kepikiran untuk diet –
NI ya kan selama umurnya masih segini ya makan aja ngapain ndadak diet kan nanti
kalau sakit juga malah yang repot banyak ya maksudnya aku kalo sekalinya diet itu
soalnya bakal nggak nggak kuat itu lo kalo diet biasanya makan pokoknya itu harus
sehari itu ya kalo ga makan harus ada cemilan jadi ga bisa kalo ga makan, mau diet
gimana, ngapain?
NO oke yang lain yang pernah nih bisa cerita kenapa bisa kepikiran untuk berfikir aku
mau diet seperti itu
AI aku tuh ga kepikiran diet tapi kepikiran harus kurangin makan soalnya kadang
adekku itu kalo malam malas makan tuh lo mbak, trus malah kadang bilang ini lo
buatmu, trus nanti aku yang makan kan eman akhirnya tak makan tapi tuh aku mikir
kok dia bisa gitu tapi aku kok ga bisa apa emang aku harus kaya gitu, jadi aku harus
ngurangin porsi makan
NO itu karena apa kefikiran karena apa ?
AI karena apa ya ? kepikiran ngurangin makan nya? Mmm.... gara - gara gara umi itu
bilang kalo kamu kekenyangan ntar ga bisa ngapa - ngapain maksudnya udah males
bawaannya langsung pengen tidur , kan kalo abis makan langsung tidur kan juga ga
sehat, jadinya pengen ngurangin harusnya.
NO Kepikirannya kalo abis makan malam ga usah tidur gitu ya?
AI malah bakalan lebih cepet ngantuk, soalnya udah penuh kan males jadinya males
ngapa - ngapain tidur setelah makan itu kan ga baik, padahal kan juga seharusnya
ada tugas yang lain, gitu.
NO oke, lia ?
LI soalnya biasanya habis nimbang itu trus ngerasa ih aku kok gendut banget ya trus ya
udah trus kepikiran untuk diet
NO pernah diet?
LI nggak? niat aja
NO nina mungkin, tadi kepikiran untuk diet?
NN liat temen pokoknya kalo liat temen yang badannya bagus pengen diet, trus kalo aku
abis timbang itu kok aku tambah ya kok aku gendut banget ya, ya udah.
NO dilakukan dietnya?
NN pernah coba serching2 trus tanya aja
NO searchingnya diet apa yang pernah di cari ?
NN apa ya ya caranya diet
NO apa yang dibaca oleh dek nina waktu itu
NN mungkin apa namanya pola makannya diatur maksudnya ga harus setiap misalnya
makan kan sehari 3 kali ga harus dalam 3 kali makan itu nasi terus gitu lo bisa
diganti lain karbohidratnya trus apa olehraganya rutin kaya lari gitu
NO waktu itu bacanya dimana
NN di internet
NO trus eee tadi kan kepikirannya gara – gara kepikiran temen, emangnya temennya itu
seperti apa sih badannya?
NN temennya? Bagus-bagus.
NO bagusnya itu seperti apa?

40
NN ideal, tinggi sama berat badannya seimbang
NO yang seimbang itu seperti apa ?
NN gimana ya
idelanya itu seperti apa badannya bagusnya itu seperti apa seperti itu temennya
NN tidak terlalu gendut dan tembem
NO okeee trus eeee berarti karena temen sampe sekarang dietnya dilakukan waktu itu?
NN mungkin pernah, tapi cuman bentar, besok besoknya udah ngga...
NO dienya seperti apa
NN lari sama makan
NO waktu diet itu makannya apa
NN makan apa ya nasinya dikurangin yang jelas trus ga makan gorengan ya sejenis itu
NO tapi tetep makan 3 kali ato ?
NN pernah ga makan 3 kali juga pernah
NO begitu bertahan berapa hari
NN ga lama
trus setelah itu setelah menjalani diet itu ngerasa ada beda ga?
NN ada
NO apa bedanya ?
NN turun berat badannya
NO waktu itu ngerasa senang ato gimana
NN sempet seneng, trus abis itu kayaknya ada acara kemah ato apa sih menunya nah
itu nginep dan disediain makan banyak banget dan ga bisa nahan ya udah makan
akhirnya pulang - pulang timbang udah naik, ih naik banget.
NO trus setelah itu kepikiran lagi untuk diet apa nggak
NN udah ga peduli
NO okeee mungkin dek nayla
NA dulu tuh pernah saya diajak diet ama teman smp trus temenku bilang trus kalo
almamaternya ga cukup gimana? ya udah yuk yuk kita diet, ya udah trus kita diet tapi
cuma beberapa minggu udah kurang 2 kg trus udah lah gak dijalanin lagi
NO Waktu itu dapet dari mana info dietnya?
NA dari mana ya? Jadi waktu itu kita tuh olahraga setiap sore tuh olahraga sama
ngurangin porsi makan biar berat badannya turun, trus ya udah
NO Olahraganya ngapain?
NA lari senam - senam dikit gitu
NO Trus yang mengurangi porsi makannya itu ngapain?
NA Porsinya yang biasanya misalnya biasanya 3 sendok makan trus dikurangin jadi 1
sendok makan, misalnya...
NO trus ngefek ya?
NA ngefek tapi ngefek tuh kan ngefeknya cuma bentar trus udahlah ga mau diet lagi trus
kembali lagi jadi tambah lagi beratnya
AI diet untuk remaja itu perlu apa nggak mbak
NO tergantung dari masalahnya sih, kalo misalnya ya terlalu gemuk sih ya dikurangin
tapi kao nggak ya sebaiknya nggak usah
NO oke dek della tadi belum berpendapat, gimana katanya pernah menjalani diet
DE jadi sabtunya itu lari - lari kecil - kecilan

NO trus sekarang eeee banyak kan remaja putri itu banyak yang berpikiran bahwa ah
aku ingin seperti artis ini trus yang badannya itu kurus langsing betisnya harus lurus..
langsing seperti artis korea itu kan nah itu menurut kalian bagus ga sih seperti itu?

ALL nggak
NO kenapa ga bagus?
AI terlau terobsesi,nggak bisa jadi diri sendiri

41
kalo liat dia tambah kecil kok aku masih seperti seperti ini, ntar tambah galau kalo
sering liat itu, trus galau, galaunya ga penting banget itu lo. Ya kalo udah sehat itu ya
udah ga usah terobsesi, dipertahanin aja.
NO apa lagi
Mnurutku artis tuh pengen kurus tuh Cuma pengen menjaga penampilan aja biar
dilihat orang bagus kayaknya bukan untuk jadi sehat.
NO oke yang lain pendapatnya gimana ?
NN gak penting maksudnya apa cuman karena dia aku harus kaya dia, soalnya aku ga
kenal, tapi kalo temenku kan aku kenal, Dia kaya gimana, kesehariannya gimana,
kalo artis kan aku ga kenal
NO mungkin yang lain
NA sama..
NO idem semua nih
NA ya itu kan mereka tuh nggak mikirin kesehatan itu lo cuma mikirin penampilan aja
mungkin temen kalian aa ga yang terobsesi seperti itu
AI Ada, tapi ya Cuma kaya kita- kita ini, Cuma niat aja.
NO ada yang sampe pernah kenal ada orang yang terlalu obsesi sampe pengen seperti
dia pengen langsing pernah punya temen seperti itu ga
LI dia pengen kurus trus dia olahraga gitu2 ada
NO waktu temennya olahraga aja tapi ngatur pola makannya ga?
LI kayaknya sih mengatur pola makannya juga.
NO dia mengatur sendiri makanannya ?
LI iya
NO oke temennya dek lia mengatur pola makannya pernah tau ga dia itu mengatur
sendiri ato gimana dapaet info dari mana gt?
LI Nggak tau
NN biasanya karena laki - laki kayaknya tuh kan kadang juga ada dia jalan sama
pacarnya dia kok gendutnya nanti kan pacarnya jd terobsesi kepikiran untuk jadi
kurus
AI kadang jga ga pacaran tapi gimana ya... pas jalan itu kaya pengen dilirik gitu lo,
kebanyakan remaja kaya gitu
NO mungkin ada pengalaman pribadi?
AI semoga nggak deh
NO hmmppppp oke setelah itu eeee menurut kalian gimana sih caranya untuk
mendapatkan tubuh yang ideal itu benernya seperti apa menurut kalian?
LI benernya tuh dia harusnya olahraganya rutin trus trus pola makannya diatur
mengurangi gorengan udah itu.
NO dek nida?
NI sama sih, apa ya pola makannya yang teratur sama olahraga
NO yang lain? dek nina?
NN pola makannya emmm di makananya itu nggak sembarangan makan itu lo jadi nanti
dijaga seimbang antara karbohidrat, protein,air ya kurang lebih gitu
NO ya nayla? gimana menurut nayla
NA sama ya jaga pola makan trus memperhatikan makannya trus olahraga trus sama
itu ngatur tidur jadi tidurnya yang teratur
NO dek della
DE sama sih olahraga tapi asalkan jangan makan makanan yang gorangan yang
berminyak makanan ga digoreng
NO dek aida
AI sama cuman kadang – kadang kira juga milih makannya mikirnya sayurnya oh ya
sehat tapi nanti cara ngolahnya salah, banyak pupuk – pupuk yang ga sehat, bahan
– bahan yang ga sehat, jadinya ya... pengennya makannya yang organik
NO eeeee sebenernya sebaiknya kalo makan tuh kita harus mengatur sendiri ato perlu
bantuan orang lain
ALL Perlu

42
NO Siapa
NN yang masak mungkin.
NO siapa sih yang berperan itu lo dalam kita untuk remaja putri siapa aja sih yang
berperan harusnya yang menurut kalian berperan kan remaja putri pengennya ideal?
Siapa sih yang berperan? harusnya
AI kayaknya yang berperan itu seharusnya keluarga, temen, masyarakat
NN diri sendiri
AI oh iya...
NO keluarga, temen, masyarakat, masyarakatnya siapa nih?
AI Maksudnya kadang kita ngeliat oooo bapak ini sehat tu kan, kaya gitu.. itu kan kaya
haaa haaa udah memotivasi.
NO Mungkin ada yang lain? Ya mungkin dek della sepertinya ingin berpendapat.
DE Haaa... nggak nggak
NO iya ga papa
AI gini lo mbak dia itu ingin berpendapat sebenrenya ahli gizi juga harus ikut berperan
NO perannya gimana dek della?
DE apa ya, mungkn eee, apa ya tadi?
NO jadi dek della bilang baha ahli gizi itu penting untuk membantu kita dalam
mendapatkan tubuh yang ideal, ya itu kenapa?
DE karena eeee ya ahli gizi itu lebih mempunyai pengetahuan yang lebih daripada kita
kan kan gimana ya... karena eeee mempelajari bayak ilmu gizi, kalo kita kan yang
umum - umum aja bahkan mungkin kalo kita kan ga tau tentang bagaimana
mengatur makan.
NO pernah datang ke ahli gizi kah?
DE eeeeee sebenernya ga pernah sih, tapi punya kenalan aja
NO trus dapet informasinya dari mana tau kalo ahli gizi itu penting dari mana , taunya
ahli gizi penting dari mana
DE eeeeeeee dari keluarga... beliau itu sering donlot - donlot video gitu - gitu sering
nonton gitu kaya video junkfood itu ga boleh, kaya takaran - takarannya sebanding
sama apa apa... trus lemak – lemak nya itu seperti apa, ya gitu kalo nggak tentang
obesitas gitu
NO oke yang lain mungkin? selain tadii ada keluarga, diri sendiri, masyarakat mungkin
ada yang lain? ahli gizi, trus ada yang lain?
NN harusnya dinas...
NO dinas siapa?
NN dinas kesehatan misalnya ke desa ato ke sekolah memberikan penyuluhan tentang
gizi yang baik seperti apa sih.
AI Mungkin ahli gizi nya bisa ikut
NO berarti eeee dinas kesehatan menurut dek nina dateng ke sekolah untuk penyuluhan
seperti itu,selama ini pernah ga sih didatengin leh dinas kesehatan ga sih di sekolah
AI pernah, tentang cancer
NO kalo untuk masalah makanan belum pernah?
ALL belom
NO Mungkin ada harapan ke pemerintah terkait, kan banyak nih sekarang angka
kejadian apa remaja putri yang pola makannya salah ya kan kurus bisa eeee terlalu
kurus karena banyak hal seperti pengen seperti teman pengen seperti artis pengen
seperti bapak ini ibu ini seperti itu eeeee itu apa sih harapannya kalian kepada
pemerintah ato pihak yang mengerti tentang gizi harapannya gimana untuk.... oh ya
sebelumnya kalian pernah tau ga sih dampaknya mereka yang terlalu obsesi
memiliki badan yang seperti itu
AI nggak sehat, Cuma makan tapi nanti dimuntahin itu lo dampaknya jadi sakit
NO ada yang lain mungkin dampaknya apa kira- kira?
NA Asupan gizinya jadi kurang
NN Nanti dia stress soalnya ga kurus kurus
NO ada dampak yang lain mungkin dek nida apa dampaknya

43
NI mungkin bisa jadi sampe meninggal
NO kenapa kok bisa berfikir bisa sampe meninggal?
NI banyak remaja yang makannya itu terlalu terobsesi
bisa aja meninggal parah – parahnya ya karena gizinya ga cukup kan ya kan kalo
diet itu kan kaya mengurangi mengurangi porsi makan ya jadi mungkin sebenernya
kalo ga terbiasa, mungkin udah nyoba, tapi tubuhnya ga bisa kalo disuruh kaya gitu,
makannya bisa meninggal.
NO mungkin dek lia? dampaknya?
LI iya sama kaya temen - temen, nayla aja
NO mungkin nayla?
NA kalo misalnya dia dietnya bener itu dampaknya bisa bagus, tapi kalo misalnya dia
diet diet ga sesuai mungkin bisa menyebabkan bahaya, soalnya kaya jadi tuh
kadanga ada juga yang sampai masukin cacing ke dalam perutnya dia itu kadang
kan ada juga sampe ga makan ada juga yang makan kapas, ya kalo misalnya butuh
energi aktivitas kaya gitu kalo misalnya ga ada
NO dapet info darimana dek?
NA itu... apa namanya... eee.. liat on the spot
NO oo gitu trus eeeee berarti disini banyak disini banyak yang dari media, media itu
sangat penting sekali, seberapa penting sih media mempengaruhi kalian? gimana?
media itu mempengaruhi kalian untuk tentang pola makan kalian? tentang pola
makan ato persepsi tubuh ideal seperti itu gimana
AI jadi Hampir semua anak jaman sekarag itu pake media, kaya hp, gadget, tv, udah
kaya kecanduan itu jadi ya kalo tv bilang begini oh ini emang bener, ga dicek dulu,
ga pergi ke ahli gizi mungkin
NO kalo menurut kalian baik ga sih media yang sekaang itu?
ALL nggak
NO Trus harapannya kalian gimana?
NN jadi yang ditayangin di media itu ga sembarangan mungkin ada undang - undangnua
gitu harusnya, jadi kalo nampilin ato upload sesuatu itu harus dijaga ga ga
sembarangan
NO mungkin ga sembarang ato gimana tayangan seperti apa? Mungkin tayangan seperti
apa yang diharapkan oleh dek nina?
NN yang bermanfaat,
NO contohnya? yang terkait pola makan remaja putri ato pembentukan tubuh ideal?
NN mungkin ya bisa jadi penyuluhan dokter di media
NO mungkin dek nayla
NN kalo itu lebih baik itu kalo misalnya media mau apa ya menayangkan itu diseleksi
dulu dengan benar, kira kira tayangan itu bermanfaat ato nggak trus nanti
dampaknya kaya gimana trus ya kaya gitu
NO trus yang lain mungkin
NA kalo misalnya mereka langsung asal nayangin itu ya kalo misalnya itu yang
ditanyangin untuk dewasa trus yang nonton orang dewasa trus kalo anak kecil yang
nonton? Kan nanti dampaknya juga ga baik
NO oke yang lain mungkin pendapatnya?
AI jadi media itu cuma nguntungin satu pihak bukan seharusnya kan mereka fungsinuya
harusnya ga memihak siapa - siapa untuk menyatain kebenaran gitu. kayaknya
sekatang sudah beralih fungsi.
NO pernah melihat tayangan tentang terkait tentang pola makan emaja putri ato
pemberitaan body image?
NN Di tivi
AI bukan di tivi tapi di iklan kaya postingan – postingan di sosial media itu kan kadang
suka nawarin kalo beli ini nanti bisa jadi kaya gini nanti scrrenshoot testimoni gitu
jadi bukti, misalnya waaaa aku udah nambah 5 cm, aku tambah tinggi
NO kalian percaya ga sih itu?
ALL nggak

44
AI sebel itu lo kok semua itu harus
NO trus seharusnya pihak media itu untuk menghadapi hal seperti itu seharusnya
bagaimana?
AI Kadang tuh orang itu ya ya udah maksudnya iihhh gimana,
DE Pada ga pedulian gitu
AI Pada ga inisiatif semua gitu lo korbannya ya udah jadi korban, pelakunya ya udah
jalan – jalan aja,pemerintah dibilangin korban ya udah gitu, ya udah kayaknya gitu -
gitu aja
LI Kaya ga peduli itu lo...
NO Siapa dek yang ga peduli?
LI ya semuanya, ya karena korban ya udah korban ya dia udah terima trus ga peduli
sama penjualnya, trus penjualnya juga udah ga peduli sama korbannya jadi itu
semuanya saling ga peduli, saling menguntungkan sendiri - sendiri
NO mmmm.... mungkin apa sih apa yang ingin kalian lakukan nanti untuk eeeee...
mengatasi masalah ini apa yang ingin kalian lakukan?
NN Ini media kan?
NO terserah media ato...
NN kalo media ya pinter - pinternya kita pervaya ato nggaknya apa ya namanya
tergantung sumber juga.
NO eee apa yang bisa kalian lakukan mungkin untuk mencegah terjadinya remaja putri
yang eee yang berperilaku pola makan salah, apa yang kalian ingin lakukan?
AI Ya mungkin dibantu, kalo misalnya ada yang terlalu fanatik aku harus kaya dia, kaya
artis ini, ya itu mungkin harus disadarin, berarti mentalnya udah jelek, terlalu obsesi
sama artis mana gitu ya seperti itu
NO trus yang lain mungkin kalo ada kasus kaya gitu apa yang kalian lakukan ?
NA pemerintah juga ikutan bergerak juga
NO trus kalo dari institusi pendidikan sendiri gimana, dari sekolah sehatusnya gimana
LI Ngasih penjelasan ke murid – muridnya tentang kesehatan gizi - gizi gitu , ngasih tau
makanan yang sehat sehat gitu, yang seimbang
NO eeeee bisa disimpulkan semua pihak pemerintah, institusi pendidikan, media itu
berperan dalam kondisi pada remaja putri yang terlalu terobsesi pada tubuh yang
ideal
NO oke mungkin ada yang ingin ditambahkan atau disampaikan? ya della mungkin ada
yang disampaikan lagi terkait ini?
DE mikirnya itu misalkan itu kaya penyuluhan di sekolah gitu, jadi kalo misalnya ada jam
kosong di sekolah itu diganti sama penyuluhan gizi itu ato apa gitu yang bermanfaat,
jadi daripada kita cari- cari sendiri mending tahu dari orangnya langsung gitu.
NO berarti saya simpulkan bahwa mmmmm adek - adek ini pernah ya punya inspirasi
tubuh ideal seperti apa punya pandangan tubuh ideal seperti apa dan ga setuju pada
remaja putri yang terlalu obsesi dan ada beberapa harapan untuk pemerintah, intitusi
pendidikan dan media untuk mee apa saling membantu dalam menangani remaja
putri yang terobsesi pada tubuh ideal oke dan nantinya bedampak pada kejadian
kurang energi kronis, mungkin disini saya luruskan saja pola makan yang ga sehat
berdampak pada terjadinya KEK tadi kan seperti remaja putri yang terlalu membatasi
makannya trus kemudian asupan protein dan energi kurang dari tubuhnya terlihat
seperti kurus kemudian lemah kurus banget seperti itu dan itu berdampak pada
kondisi fisiknya bisa menjadi anemia , tau kan anemia, ato kurang darah, kemudian
prestasinya menurun trus kemudian gampang sakit, dan diharapkan sih diharapkan
adek - adek nantinya tidak melakukan hal seperti itu sebenrnya untuk remaja putri
diet itu belum perlu kalo masih remaja masih remaja itu makan aja tapi ya dibatasin
seperti ga telalu banyak dan ga terlalu masih ga harus aku ga boleh ini ga boleh ga
usah kepikiran seperti itu karena kalian masih dalam masa pertumbuhan nanti kan
pasti calon ibu semua remaja putri nanti ketika nanti hamil dan kalian dan kalian
dalam kondisi KEK bisa jadinya BBLR berat badan lahir renda akhirnya bisa bisa

45
bayinya lahir kecil kurang gizi nanti berlanjut lagi sampai dewasa anaknya lagi kecil
jadi seperti lingkaran setan yang terputus seperti itu dampaknya.
NO jadi itu yang bsia saya sampaikan jadi ada yang ditanyakan kalo ga ada yang
ditanyakan saya nanti akan meganalisis informasi yang diberikan oleh adek berikan
tadi kalo misalnya ingin tau hasil dari kami bisa kami berikan nanti dan kemudian
saya juga mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dan minta maaf kalo aa
salah tutur kata dari saya dan udah jauh - jauh kesini ke ugm seharusnya liburan
yang leyeh - leyeh libur dirumah terima kasih wassalamualaikum wr wb, give
applause untuk kita semua
ALL *Tepuk tangann

46
Lampiran 6. Dokumentasi

Gambar 1. Proses Pelaksanaan FGD

Gambar 2. Foto Bersama Peserta FGD

47

Anda mungkin juga menyukai