Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS KESEHATAN II

STUDI LITERATURE:ANALISIS ARTIKEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


TERKAIT ASI EKSKLUSIF

(Analisis 2 Artikel di Kota Surakarta dan Kabupaten Tulungagung)

Kelompok 4

Wahyu Febriawan 101511535001

Novayanti Nur R.M.S 101511535002

Chintya Devi 101511535013

Ayu Purwanti 101511535015

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA

BANYUWANGI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
“Studi Literature:Analisis Artikel Pemberdayaan Masyarakat Terkait Asi Eksklusif (Analisis
2 Artikel di Kota Surakarta dan Kabupaten Tulungagung)” dan sebagai salah satu tugas mata
kuliah Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kesehatan II. Proses pembuatan makalah ini tidak
akan mampu terselesaikan dengan baik tanpa bantuan beberapa orang yang turut berperan.
Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini belum sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Banyuwangi, 23 November 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PEDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................6
2.1 Pemberdayaan...................................................................................................................6
2.2 Definisi ASI......................................................................................................................7
2.3 ASI Eksklusif....................................................................................................................8
2.4 Manfaat Pemberian ASI.................................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS.....................................................................................11
3.1 Langkah 1 Persiapan.......................................................................................................11
3.2 Langkah 2 Pengkajian (Assessment)..............................................................................17
3.3 Langkah 3 Perencanaan Alternatif Program...................................................................19
3.4 Langkah 4 Pemformulasian Rencana Aksi.....................................................................20
3.5 Langkah 5 Implementasi................................................................................................26
3.6 Langkah 6 Evaluasi........................................................................................................28
3.7 Langkah 7 Terminasi......................................................................................................29
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................30
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................30
4.2 Saran...............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................31

3
BAB I
PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indikator kesehatan bayi dapat diukur dengan Angka Kematian Bayi (AKB), Salah satu
penyebab tingginya AKB adalah pemberian susu formula dan MP-ASI sebelum bayi berusia
6 bulan. Hal itu terjadi karena sistem immune dan sistem pencernaan bayi belum tumbuh
secara sempurna. Penyebab tingginya AKB dapat dicegah dengan pemberian ASI secara
eksklusif. ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
diberikan makanan dan minuman, kecuali obat dan vitamin (Dinas Kesehatan, 2016). ASI
Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh
anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak
mudah sakit. Hal tersebut sesuai dengan beberapa kajian dan fakta global. Kajian global “The
Lancet Breastfeeding Series, 2016 telah membuktikan, Pertama menyusui Eksklusif
menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 3
bulan. Kedua Sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit, karena tidak menerima ASI
Ekslusif. Investasi dalam pencegahan BBLR, Stunting dan meningkatkan IMD dan ASI
Eksklusif berkontribusi dalam menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis (Patal, 2013).

ASI eksklusif adalah intervensi yang paling efektif untuk mencegah kematian anak,
namun menurut Survei Demografi Kesehatan tingkat pemberian ASI eksklusif telah menurun
selama dekade terakhir. Namun sepertiga penduduk Indonesia secara eksklusif menyusui
anak-anak mereka pada enam bulan pertama. Ada banyak hambatan untuk menyusui di
Indonesia, termasuk anggota keluarga dan dokter yang tidak mendukung. Beberapa ibu juga
takut menyusui akan menyakitkan dan tidak praktis, tapi salah satu kendala terbesar adalah
kesalah pahaman dari istilah ASI eksklusif. Dan masih banyak perempuan dan anggota
keluarga yang tidak menyadari manfaat ASI eksklusif. Perempuan masih harus memilah-
milah mitos, informasi, dan pesan tentang menyusui. Mitos bahwa bayi yang diberi ASI
membutuhkan air selain ASI tersebar luas di negeri ini. Banyak keluarga juga percaya susu
formula dapat meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan kesehatan (UNICEF).

Cakupan ASI eksklusif pada tahun 2012 masih 42 %, dimana sebagian ibu masih
meyusui menggunakan susu Formula (Infodatin 2012). Rendahnya perkembangan pemberian
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di Indonesia disebabkan oleh penyebarluasan informasi diantara

4
petugas kesehatan dan masyarakat yang tidak optimal, yaitu hanya sekitar 60% masyarakat
tahu informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40% tenaga kesehatan terlatih yang bisa
memberikan konseling menyusui.

Berdasarkan masalah diatas perlu adanya pemberdayaan terkait ASI eksklusif. Oleh
karena itu kami menganalisis terkait pelaksananaa kegiatan pemberdayaan ASI eksklusif
yang telah berjalan pada pelatihan pemberdayaan KP (Kelompok Pendukung) ASI Eksklusif
Kota Surakarta dan pelatihan pendampingan dan tutorial ASI Eksklusif Kabupaten
Tulungagung.

1.2 Rumusan masalah


Bagaiamana langkah-langkah pemberdayaan yang dilakukan pada kegiatan
pemberdayaan pelatihan pemberdayaan KP (Kelompok Pendukung) ASI Eksklusif Kota
Surakarta dan pelatihan pendampingan dan tutorial ASI Eksklusif Kabupaten Tulungagung ?

1.3 Tujuan
Mengetahui langkah-langkah pemberdayaan yang dilakukan pada kegiatan
pemberdayaan pelatihan pemberdayaan KP (Kelompok Pendukung) ASI Eksklusif Kota
Surakarta dan pelatihan pendampingan dan tutorial ASI Eksklusif Kabupaten Tulungagung.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong,
memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya
untuk mengembangkannya. Menurut (Rappaport, 1984) Pemberdayaan adalah suatu cara
dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau
berkuasa atas) kehidupannya. Menurut (Parsons, et al., 1994) Pemberdayaan adalah sebuah
proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi
pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga
yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya
dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Menurut (Sumodiningrat, Gunawan,
2002) pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek
pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan
konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai
berikut. Pemberdayaan adalah upaya untuk membanguna daya dengan mendorong,
memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat serta
upaya untuk mengembangkannya

2.1.1 Upaya Pemberdayaan masyarakat

Upaya untuk memberdayakan masyarakat dapat dikaji dari 3 (tiga) aspek :

1) Enabling yaitu menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat dapat


berkembang. Asumsinya adalah pemahaman bahwa setiap orang, setiap masyarakat
mempunyai potensi yang dapat dikembangkan artinya tidak ada orang atau
masyarakat tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membanguna daya dengan
mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki
masyarakat serta upaya untuk mengembangkannya.

2) Empowering yaitu memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat melalui langkah-


langkah nyata yang menyangkut penyediaan berbagai input dan pembukaan dalam
berbagai peluang yang akan membuat masyarakat semakin berdaya.

6
3) Protecting yaitu melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah. Untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang
menyangkut diri dan masyarakatnya merupakan unsur penting, sehingga
pemberdayaan masyarakat sangat erat hubungannya dengan pementapan,
pembudayaan dan pengalaman demokrasi (Friedmann, 1994).

2.1.2 Pendekatan Metodologi dan mekanisme Pemberdayaan Masyarakat (Empowering)

a. Targeted artinya upayanya harus terarah kepada yang memerlukan dengan program
yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya.

b. Mengikutsertakan bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran.


Tujuannya adalah supaya bantuan efektif karena sesuai kebutuhan mereka yang
sekaligus meningkatkan keberdayaan (empowering) masyarakat dengan pengalaman
dalam merancang, melaksanakan, mengelola dan mempertangung jawabkan upaya
peningkatan diri dan ekonominya.

c. Menggunakan pendekatan kelompok, karena secara individual masyarakat miskin


sulit memecahkan masalahnya sendiri. Disamping itu kemitraan usaha antar kelompok
dengan kelompok yang lebih baik saling menguntungkan dan memajukan kelompok.

2.1.3 Langkah-Langkah Pemberdayaan

Menurut Isbandi Rukminto Adi, pemberdayaan masyarakat memiliki 7 (tujuh)


terhadap pemberdayaan, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan: pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan,
yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat
yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan
yang pad dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.

b. Tahapan pengkajian (assessment): pada tahapan ini yaitu proses pengkajian


dapat dilakukan secara individual melalui kelompokkelompok dalam
masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah
kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki
klien.

7
c. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan: pada tahapan ini petugas
sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba
melibatkan warga untuk berfikit tentang masalah yang mereka hadapi dan
bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat
memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan.

d. Tahap pemfomalisasi rencanaaksi: pada tahapan ini agen perubahan membantu


masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan
kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang
ada. Disamping itu juga petugas membantu untuk memfomalisasikan gagasan
mereka kedalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan
pembuatan proposal kepada penyandang dana.

e. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan: dalam upaya


pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peren masyarakat sebagai
kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah
dikembangkan. Kerjasama antar petugas dan masyarakat merupakan hal
penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan
dengan baik melenceng saat dilapangan.

f. Tahap evaluasi: evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan
dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharpakan
dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas
untuk pengewasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun
komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada.

g. Tahap terminasi: tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan


secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek
harus segera berhenti

2.2 Definisi ASI


ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi dan melindunginya dalam melawan serangan penyakit (Yahya, 2005). Pengertian
lain tentang ASI adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup bulan selama usia bulan-

8
bulan pertama (Nelson, 2000). Sehingga dapat disimpulkan ASI adalah makanan sempurna
bagi bayi baru lahir, selain itu, payudara wanita memang berfungsi untuk menghasilkan ASI
(Chumbley, 2004). Definisi ASI Eksklusif Menurut Peratutan Pemerintah Nomor 33 Tahun
2012 pada Ayat 1 diterangkan “Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI
Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain”. Semula
Pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia empat bulan.
Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI eksklusif, Menkes lewat Kepmen No
450/2004 menganjurkan perpanjangan pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan.

2.3 ASI Eksklusif


ASI Eksklusif adalah pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan
tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
tim (Roesli, 2005). B. Kandungan ASI ASI mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan
sel darah putih, dengan porsi yang tepat dan seimbang. Komposisi ASI bersifat spesifik pada
tiap ibu, berubah dan berbeda dari waktu ke waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi
saat itu (Roesli, 2005). Roesli (2005) mengemukakan perbedaan komposisi ASI dari hari ke
hari (stadium laktasi) sebagai berikut:

1) Kolostrum (colostrum/susu jolong) Kolostrum adalah cairan encer dan sering berwarna
kuning atau dapat pula jernih yang kaya zat anti-infeksi (10-17 kali lebih banyak dari
susu matang) dan protein, dan keluar pada hari pertama sampai hari ke-4/ke-7.
Kolostrum membersihkan zat sisa dari saluran pencernaan bayi dan mempersiapkannya
untuk makanan yang akan datang. Jika dibandingkan dengan susu matang, kolostrum
mengandung karbohidrat dan lemak lebih rendah, dan total energi lebih rendah. Volume
kolostrum 150-300 ml/24 jam.

2) ASI transisi/peralihan ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi
ASI yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak makin tinggi dan volume akan makin meningkat. ASI ini keluar sejak hari ke-
4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14.

3) ASI matang (mature) Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan
seterusnya, komposisi relatif konstan.
9
4) Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit ASI yang pertama disebut foremilk dan
mempunyai komposisi berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk).
Foremilk dihasilkan sangat banyak sehingga cocok untuk menghilangkan rasa haus
bayi. Hindmilk keluar saat menyusui hampir selesai dan mengandung lemak 4-5 kali
lebih banyak dibanding foremilk, diduga hindmilk yang mengenyangkan bayi.

5) Lemak ASI makanan terbaik otak bayi Lemak ASI mudah dicerna dan diserap bayi
karena mengandung enzim lipase yang mencerna lemak. Susu formula tidak
mengandung enzim, sehingga bayi kesulitan menyerap lemak susu formula. Lemak
utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-6, DHA, dan asam
arakhidonat) suatu asam lemak esensial untuk myelinisasi saraf yang penting untuk
pertumbuhan otak. Lemak ini sedikit pada susu sapi. Kolesterol ASI tinggi sehingga
dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan otak. Kolesterol juga berfungsi dalam
pembentukan enzim metabolisme kolesterol yang mengendalikan kadar kolesterol di
kemudian hari sehingga dapat mencegah serangan jantung dan arteriosklerosis pada
usia muda.

6) Karbohidrat ASI Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula) dan kandungannya lebih
banyak dibanding dengan susu mamalia lainnya atau sekitar 20-30 % lebih banyak dari
susu sapi. Salah satu produk dari laktosa adalah galaktosa yang merupakan makanan
vital bagi jaringan otak yang sedang tumbuh. Laktosa meningkatkan penyerapan
kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang. Laktosa juga meningkatkan
pertumbuhan bakteri usus yang baik yaitu, Lactobacillis bifidus. Fermentasi laktosa
menghasilkan asam laktat yang memberikan suasana asam dalam usus bayi sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

7) Protein ASI Protein utama ASI adalah whey (mudah dicerna), sedangkan protein utama
susu sapi adalah kasein (sukar dicerna). Rasio whey dan kasein dalam ASI adalah
60:40, sedangkan dalam susu sapi rasionya 20:80. ASI tentu lebih menguntungkan bayi,
karena whey lebih mudah dicerna dibanding kasein. ASI mengandung alfa-laktalbumin,
sedangkan susu sapi mengandung lactoglobulin dan bovine serum albumin yang sering
menyebabkan alergi. Selain itu, pemberian ASI eksklusif dapat menghindarkan bayi
dari alergen karena setelah 6 bulan usus bayi mulai matang dan bersifat lebih protektif.
ASI juga mengandung lactoferin sebagai pengangkut zat besi dan sebagai sistem imun
usus bayi dari bakteri patogen. Laktoferin membiarkan flora normal usus untuk tumbuh
10
dan membunuh bakteri patogen. Zat imun lain dalam ASI adalah suatu kelompok
antibiotik alami yaitu lysosyme. Protein istimewa lainnya yang hanya terdapat di ASI
adalah taurine yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting
untuk pertumbuhan retina. Susu sapi tidak mengandung taurine sama sekali.

8) Faktor pelindung dalam ASI ASI sebagai imunisasi aktif merangsang pembentukan
daya tahan tubuh bayi. Selain itu, ASI juga berperan sebagai imunisasi pasif yaitu
dengan adanya SIgA (secretory immunoglobulin A) yang melindungi usus bayi pada
minggu pertama kehidupan dari alergen.

9) Vitamin, mineral dan zat besi ASI ASI mengandung vitamin, mineral dan zat besi yang
lengkap dan mudah diserap oleh bayi.

2.4 Manfaat Pemberian ASI


Menurut Roesli (2004) manfaat ASI bagi bayi yaitu:

1) ASI sebagai nutrisi Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.

2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih
sehat dan lebih jarang sakit, karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan.

3) ASI meningkatkan kecerdasan ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa
dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-6) yang diperlukan
otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien tersebut tidak ada atau sedikit sekali terdapat
pada susu sapi. Oleh karena itu, pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI eksklusif
selama 6 bulan akan optimal.

4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang. Perasaan terlindung dan disayangi pada
saat bayi disusui menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk
kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:

a. Melindungi anak dari serangan alergi.

b. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara

c. Membantu pembentukan rahang yang bagus

11
d. Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan diduga
mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.

e. Menunjang perkembangan motorik bayi.

12
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS

3.1 Langkah 1 Persiapan


3.1.1 Pelatihan Pemberdayaan Kelompok Pendukung ASI Eksklusif Kota Surakarta

Pemerintah Kota Surakarta berupaya melakukan motivasi kepada masyarakat untuk


memberikan ASI Eksklusif dengan dibentuk Kelompok Pendukung ASI Eksklusif. Ibu yang
memiliki pengalaman menyusui akan berbagi informasi dan pengalamannya tersebut kepada
ibu lainnya. Peserta Kelompok Pendukung ASI Eksklusif adalah ibu menyusui dan mereka
mengeksplorasi beberapa pilihan yang mendukung keberhasilan menyusui. Kelompok
Pendukung ASI Eksklusif merupakan wadah partisipasi berbasis masyarakat dalam
mengembangkan pembangunan kesehatan di tingkat desa. Kelompok Pendukung ASI
eksklusif bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Upaya dalam rangka pencapaian Program 10
LMKM (Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui) Kota Surakarta salah satunya melakukan
Kampaye “GEMAS ASIEK” (Gerakan Masyarakat ASI Eksklusif). Gerakan ini
dikembangkan oleh STIKES ‘Aisyiyah Surakarta.

Langkah pertama yang dilakukan dalam suatu pemberdayaan masyarakat adalah


persiapan. Persiapan merupakan perencanaan yang dilakukan sebelum suatu kegiatan
berjalan, baik persiapan sarana maupun pra sarana penunjang agar sesuai dengan tujuan
kegiatan. Terdapat dua hal yang harus dilakukan dalam tahap persiapan, yaitu persiapan
petugas atau community worker (CW) dan persiapan lapangan. Persiapan petugas antara lain
terdiri dari persiapan tim yang solid, pembagian tugas, pemahaman dan persamaan persepsi
keseluruhan terkait dengan pemberdayaan yang akan dilakukan, bentuk pemberdayaan, serta
membangun komitmen antar petugas. Sedangkan persiapan lapangan terdiri dari studi
literatur untuk mengetahui dan mengenali daerah sasaran dengan cara mengunjungi daerah
tersebut, komunikasi petugas pemberdayaan dengan masyarakat maupun stakeholder, serta
mengurus perijinan dan administrasi secara formal sehingga kegiatan pemberdayaan akan
berjalan dengan lancar.

Tahap persiapan yang terdapat dalam artikel Pemberdayaan Kelompok Pendukung Asi
Eksklusif dalam Gerakan Gemar ASI Eksklusif yaitu :

1. Persiapan petugas (Community Worker)


13
a. Tim yang solid : selain tim internal pengabdian masyarakat, terdapat pula
narasumber, antara lain dosen STIKES ‘Aisyiyah Surakarta, konsultan KP Ibu
dari Yayasan KAKAK, Kepala Puskesmas Pucang sawit, Dinas Kesehatan Kota
Surakarta dari Sie Gizi

b. Pembagian job desc (tugas) : Pembagian tugas diawali dengan melakukan


observasi kegiatan KP ibu, melakukan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
kepada kelompok pendukung serta pemamngku kebijakan dari Kelurahan Pucang
Sawit, pelatihan KP ibu serta diakhiri monitoring dan evaluasi pelaksanaan serta
rencana tindak lanjut untuk pemecahan masalah menyusui. Observasi KP ibu
dilakukan pada beberapa kelurahan di Pucang Sawit, antara lain KP ibu di Sewu,
KP ibu di Jagalan dan KP ibu di Pucang Sawit. Tahap observasi ini juga
dilakukan pendekatan, seperti pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif dimulai
dari upaya pendekatan edukatif melalui pencatatan jumlah kelompok sebaya yang
diperoleh dari seluruh masyarakat di Pucang Sawit. Pemilihan dilakukan
berdasarkan kriteria untuk menjadi peserta KP Ibu yang dibantu oleh tim dari
Puskesmas Pucang Sawit. Setelah memperoleh data peserta yang memenuhi
kriteria menjadi KP ibu maka tim pengabdian melakukan survei mawas diri yang
bertujuan untuk memotivasi keikutsertaan mereka dalam kegiatan pengabdian.
Hasilnya respon positif dari kelompok sebaya dan mendukung untuk pelaksanaan
kegiatan tersebut yang didukung kesadaran mereka dalam upaya kesehatan
peningkatan kesehatan masyarakat di Pucang Sawit. Tahap selanjutnya setelah
observasi adalah musyawarah masyarakat desa dan dilanjutkan sosialisasi
pelaksanaan pelatihan KP ibu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memaparkan
permasalahan keberlangsungan KP Ibu dan yang menjadi faktor penghambat.
Selain itu juga diadakan sosialisasi kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan.
Selanjutnya dilakukan pelatihan KP ibu. Kelompok Pendukung ASI eksklusif
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, dimana kelompok ini memberikan
pengalaman, ketrampilan dan peningkatan motivasi serta komitmen antara ibu
menyusui kepada ibu menyusui. Selain pemberian materi, dalam pelatihan KP ibu
juga dilaksanakan penilaian pre test dan post test. Kegiatan ini diakhiri dengan
monitoring dan evaluasi.

14
c. Pemahaman yang komprehensif antar anggota tim terhadap tujuan dan sasaran
pemberdayaan : Kelompok Pendukung ASI Eksklusif merupakan kelompok
pendukung ibu yang menyusui untuk dapat menyusui bayinya. Metode yang
digunakan dalam kegiatan ini yaitu dukungan sebaya (peer support). Tujuannya
antara lain agar ibu dapat melakukan IMD dan memberikan ASI Eksklusif secara
lancar, peningkatan ketrampilan motivator KP ASI Eksklusif sehingga selain
menjadi teman sebaya juga mampu memberikan berbagi pengalaman tentang
menyusui kepada ibu menyusui lainnya, memberikan solusi terkait dengan
permasalahan pemberian ASI Eksklusif yang sedang dihadapi sehingga dapat
terjadi perubahan perilaku, meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, memotivasi keikutsertaan peserta
dalam kegiatan pengabdian. Selain itu, terdapat pula tujuan yang akan dicapai
oleh kegiatan pemberdayaan ini, antara lain kelompok KP Ibu memiliki
komitmen untuk membantu peningkatan cakupan jumlah bayi yang diberi ASI
eksklusif terkoreksi dari 43,1 % ke target pemerintah sebesar 80 %, KP Ibu
diharapkan mampu mendukung suksesnya target pemerintah yang sudah menjadi
patokan yang harus terpenuhi, kelompok Pendukung ASI Eksklusif lebih aktif
dalam pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kemampuan dan
ketrampilannya dalam mengatasi masalah menyusui serta melakukan
implementasi yang berkesinambungan pada kelompok KP ASI Eksklusif serta
mampu mejadi konselor teman sebaya secara berkelanjutan, KP ASI dapat
membuat program baru dengan sistem pencatatan dan pelaporan secara berkala,
tim pengabdian (STIKES ‘Aisyiyah Surakarta) dapat mengembangkan jalinan
kerjasama sinergis dalam penerapan ipteks dalam bidang kesehatan dengan Dinas
Kesehatan Kota Surakarta, khususnya pencapaian Program 10 LMKM (Langkah
Menuju Keberhasilan Menyusui) Kota Surakarta. Sasaran kegiatan ini adalah
kelompok ibu menyusui yang berbasis masyarakat, memiliki bayi berusia 0-6
bulan. Pertemuan ini diadakan dalam suasana saling mendukung dan percaya
serta difasilitasi oleh konselor teman sebaya. Konselor tersebut memiliki minat
untuk berbagi pengalaman, ide dan informasi seputar menyusui dan hal-hal yang
menjadi pendukung dan penghambat serta permasalahan selama menyusui.
Peserta dari kegiatan ini yaitu kelompok sebaya dari 3 kelurahan yaitu kelurahan

15
Pucang Sawit, Kelurahan Jagalan dan Kelurahan Sewu sejumlah 25 peseta, 9
fasilitator dan 4 panitia.

d. Bentuk pemberdayaan : Pemberdayaan dilakukan berupa pelatihan KP ibu.


Kelompok tersebut nantinya memberikan pengalaman, ketrampilan dan
peningkatan motivasi serta komitmen antara ibu menyusui kepada ibu menyusui.
Kegiatan pelatihan pengabdian masyarakat juga dilaksanakan penilaian pre test
dan post test. Hasil pre test dan post test dapat dijelaskan bahwa hasil penilain
post test terhadap peserta terjadi kenaikan dibandingkan dengan hasil pre test. Hal
ini menggambarkan bahwa pelatihan KP ibu memberikan peningkatan
pengetahuan terhadap peserta pelatihan. Kegiatan pengabdian dibentuk menjadi 4
kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 peserta. Setiap
kelompok dipandu oleh 2 fasilitator. Setelah mendapatkan materi, peserta
langsung membagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok melakukan
simulasi sebagai fasilitator KP ibu, ibu hamil, ibu menyusui, pengantin baru.
Materi simulasi meliputi banyak topik, pesan kunci dan pertanyaan kunci.
Kegiatan simulasi harus memperhatikan struktur KP ibu yang meliputi (betanya,
mendengarkan, mengunakan komunikasi non verbal yang tepat, merumuskan
kesimpulan, memberi dan menerima umpan balik secara positif). Persiapan juga
dilakukan dalam pembuatan buku saku, booklet dan modul atau panduan konselor
peer support. Pelatihan peer support tentang metode pemecahan masalah
menyusui dilakukan melalui metode ceramah interakif, brainstorming dan
aplikasi identifikasi masalah menyusui serta alternatif pemecahan. Selain itu juga
dilakukan pertemuan KP ASI Ekslusif dan melakukan kunjungan rumah atau
home visit ibu menyusui ke rumah ibu menyusui dan diakhiri dengan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan serta pembuatan rencana tindak lanjut pemecahan
masalah menyusui.

e. Komitmen Community Worker : Komitmen CW dapat dilihat berdasarkan hasil


kegiatan dalam pemberdayaan ini. Mereka melakukan pemberdayaan sesuai
dengan rencana yang dimulai dari observasi hingga monitoring dan evaluasi.

2. Persiapan lapangan

a. Studi lieratur atau studi awal daerah sasaran : Pelaksanaan kegiatan diawali
dengan obsevasi kegiatan KP ASI Eksklusif di beberapa Kelurahan di Pucang
16
Sawit yang meliputi KP ibu di Sewu, KP ibu di Jagalan dan KP ibu di Pucang
Sawit. Observasi dilaksanakan oleh team pengabdian beserta pendampingan dari
mitra yaitu team dari Puskesmas Pucang Sawit. Hasil observasi diketahui bahwa
masih ada kelompok ibu yang sudah tidak aktif lagi serta keberlangsungan dari
KP ibu masih kurang sesuai harapan.

b. Komunikasi antara community worker, masyarakat dan stakeholder : Melakukan


MMD (musyawarah masyarakat desa) dan melakukan advokasi pada Kelurahan
Pucang Sawit, Kecamatan Jebres. Selain itu, tim pengabdian juga berkomunikasi
dengan pihak Puskesmas Pucang Sawit.

3.1.2 Pelatihan Pendampingan dan Tutorial ASI Eksklusif Kabupaten Tulungagung

Sedangkan tahap persiapan yang terdapat dalam artikel Pendampingan dan Tutorial ASI
Eksklusif sebagai Upaya Membentuk Sistem Imunitas Serta Kecerdasan Pada Anak, yaitu :

1. Persiapan petugas (Community Worker)

a. Pembagian job desc (tugas) : langkah awal yang dilakukan dalam menjalankan
pemberdayaan ini adalah tim pelaksana berkoordinasi dengan Puskesmas
Tulungagung Kota dan Bapak Lurah Jepun, menyediakan perlengkapan sajian
berupa modul ASI Eksklusif, perangkat alat menyusui dan media presentasi serta
konsumsi.

b. Pemahaman yang komprehensif antar anggota tim terhadap tujuan dan sasaran
pemberdayaan : Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan ibu-ibu menyusui
tentang manfaat ASI Eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan, meningkatkan
pengetahuan tentang manfaat pemberian ASI sampai dua tahun penuh bagi
kecerdasan dan sistem imunitas pada anak. Peserta dalam program ini adalah
seluruh warga masyarakat Jepun khususnya ibu yang memiliki anak (bayi) di
daerah Kelurahan Jepun Kabupaten Tulungagung. Peserta yang diikutkan dalam
pelatihan ini diutamakan bagi ibu-ibu yang masih memiliki bayi diusia 6 bulan
kebawah, sehingga tujuan pelatihan bisa tercapai secara maksimal. Peserta
posyandu di Pos 5 terdiri dari 40 ibunda anak.

c. Bentuk pemberdayaan : Bentuk pemberdayaan ini yaitu dengan ceramah dan


demontrasi posisi menyusui bayi dengan benar yang diawali dengan menawarkan

17
solusi permasalahan melalui serangkaian kegiatan dengan melibatkan
partisipatori aktif dari Puskesmas Tulungagung. Pembuatan modul tutorial untuk
meningkatkan kesediaan masyarakat dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan di Kelurahan Jepun sehingga terbentuk kemandirian, kepatuhan,
dan kesadaran diri masyarakat dalam memberikan ASI Eksklusif bagi bayinya,
pembentukan kader ASI Eksklusif (KASI) wilayah kerja Kelurahan Jepun untuk
membantu melancarkan program pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di
Kelurahan Jepun, pelatihan dan penyuluhan kepada pasangan usia produktif,
remaja dan keluarga tentang pentingnya ASI eksklusif serta dampak dari
pemberian susu formula dan makanan pendamping ASI dengan melibatkan kader
ASI Eksklusif yang telah dibentuk. Tim pelaksana juga menyediakan
perlengkapan sajian berupa modul ASI Eksklusif, perangkat alat menyusui dan
media presentasi. Konsumsi disiapkan oleh tim pelaksana dengan dana berasal
dari panitia pelaksana.

2. Persiapan lapangan

a. Studi lieratur atau studi awal daerah sasaran : Studi awal dilakukan melalui data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan tentang profil kesehatan Kabupaten
Tulungagung tahun 2016 diketahui bahwa cakupan ASI Eksklusif masih lebih
rendah dari cakupan provinsi maupun nasional, yaitu sebesar 34,53% pada tahun
2016. Penentuan lokasi atau daerah sasaran diketahui melalui data tersebut.
Berdasarkan data dari Puskesmas Kelurahan Jepun diketahui bahwa jumlah bayi
pada bulan Januari sampai Desember 2016 adalah sebanyak 69 bayi, kemudian
dari jumlah tersebut yang mendapatkan ASI Eksklusif sampai dengan usia 6
bulan adalah sebanyak 25 bayi atau 36%.

b. Komunikasi antara community worker, masyarakat dan stakeholder : Menjalin


kerjasama dengan bidan di wilayah kerja Puskesmas Tulungagung dan Bapak
Lurah untuk mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan Jepun,
mulai dari rancangan kegiatan hingga model pelatihan.

c. Mengurus perijinan dan keadministrasian: Kegiatan pemberdayaan ini melakukan


perijinan kepada puskesmas, kelurahan dan Ketua RT 05 untuk melaksanakan
kegiatan.

18
3.2 Langkah 2 Pengkajian (Assessment)
3.2.1 Pelatihan Pemberdayaan Kelompok Pendukung ASI Eksklusif Kota Surakarta

Artikel ini melakukan identifikasi sumberdaya terkait kelompok pendukung ASI


eksklusif. Indetifikasi menggunakan observasi dan Musyawarah Masyarakat Desa. Observasi
kegiatan KP ibu Kelurahan di Pucang Sawit yang meliputi KP ibu di Sewu, KP ibu di Jagalan
dan KP ibu di Pucang Sawit. Observasi dilaksanakan oleh team pengabdian beserta
pendampingan dari mitra yaitu team dari Puskesmas Pucang Sawit. Hasil observasi diketahui
bahwa masih ada kelompok ibu yang sudah tidak aktif lagi serta keberlangsungan dari KP ibu
masih kurang sesuai harapan. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya
kurangnya motivasi dari kelompok sebaya.

Peserta KP ibu menggunakan upaya pendekatan edukatif dimulai dengan pencatatan


jumlah kelompok sebaya yang diperoleh dari seluruh masyarakat di Pucang Sawit yang mana
dari mereka memenuhi kriteria untuk menjadi peserta KP Ibu. Pendataan dibantu oleh team
dari Puskesmas Pucang Sawit sehingga setelah memperoleh data, team pengabdian
masyarakat melakukan survei mawas diri yang bertujuan untuk memotivasi keikutsertaan
mereka dalam kegiatan pengabdian. Hasilnya respon positif dari kelompok sebaya dan
mendukung untuk pelaksanaan kegiatan tersebut yang didukung kesadaran mereka dalam
upaya kesehatan peningkatan kesehatan masyarakat di Pucang Sawit. Musyawarah
Masyarakat Desa bertujuan untuk mengidentifikasi untuk memaparkan permasalahan
keberlangsungan KP Ibu dan yang menjadi faktor penghambat serta Sosialisasi kegiatan
Pelatihan KP ibu, tujuan pelatihan, waktu pelaksanaan, tempat, materi, fasilitator dan rencana
tindak lanjutnya.

3.2.2 Pelatihan Pendampingan dan Tutorial ASI Eksklusif Kabupaten Tulungagung

Mengidentifikasi masalah pada artikel ini melihat dari faktor yang ada dilapangan pada
saat Posyandu dengan melihat latar belakang pendidikan ibu, usia ibu dan data ibu yang
memberikan ASI eksklusif.

Tabel 3.1 Data Tentang Latar Belakang Pendidikan Ibunda Anak

No. Lulusan Jumlah %

1 SD 2 5%

2 SMP 8 20%

19
3 SMA 25 62.5%

4 S1 5 12.5%

Sumber : data sekunder (studi literatur)

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa dari 4 jenis tingkatan pendididkan yakni SD,
SMP, SMA dan S1. Lulusan terbanyak pada ibunda anak adalah lulusan SMA yakni sejumlah
25 (62.5%), sedangkan lulusan terrendah yakni pada lulusan SD sejumlah 2 (5%).

Tabel 3.2 Data Tentang Usia Ibunda Anak

No. Usia Ibunda Jumlah %

1 16-20 tahun 21 52.5%

2 21-25 tahun 13 32.5%

3 26-35 tahun 6 15.0%

Sumber : data sekunder (studi literatur)

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa usia ibunda anak paling banyak pada range usia
16-20 tahun sejumlah 21 (52.5%) dan terrendang pada usia 26-35 tahun yakni sejumlah 6
(15%), sedangkan pada usia 21-25 tahun sejumlah 13 (32.5%)

Tabel 3.3 Data Pemberian ASI Eksklusif di Pos 3

No. Susu Formula ASI Eksklusif Total

1 29 11 40

2 72% 28% 100%

Sumber : data sekunder (studi literatur)

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa ibunda yang memberikan susu formula kepada
banyinya masih banyak dibandingkan dengan ASI Eksklusif sejumlah 29 (72%) dan sejumlah
11 pada ibunda yang memberikan ASI Eksklusif atau sebesar 28%.

Indifikasi juga mengunakan wawancara dimana untuk melihat pengetahuan ibu terkait
manfaat ASI dan pemahaman ibu terkait mitos IDM. Adapun hasil dari indifikasinya adalah
pengetahuan ibu terkait manfaat ASI masih rendah dan pemahaman ibu terkait mitos IDM
sangat tinggi.

20
3.3 Langkah 3 Perencanaan Alternatif Program
3.3.1 Pelatihan Pemberdayaan Kelompok Pendukung ASI Eksklusif Kota Surakarta

Hasil dari identifikasi masalah langsung dibuat perencanaan program. Kelompok


Pendukung ASI Eksklusif merupakan wadah partisipasi berbasis masyarakat dalam
mengembangkan pembangunan kesehatan di tingkat desa. Kelompok Pendukung ASI
eksklusif bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, dimana kelompok ini memberikan pengalaman ,
ketrampilan dan peningkatan motivasi da komitmen antara ibu menyusui kepada ibu
menyusui. Adapun perencanaannya adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta
pendampingan kelompok KP ASI Eksklusif sehingga bisa memberikan solusi masalah terkait
proses menyusui untuk meningkatkan cakupan jumlah bayi yang diberikan ASI Eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Pucang Sawit kota Surakarta. Dasar kegiatannya adalah pelatihan
Dan Implementasi Konselor Peer-Support Berbasis Masyarakat Pada Kelompok Pendukung
Asi Eksklusif. Bentuk kerjasama yang dilakukan, Pengiriman Kelompok Pendukung ASI
Eksklusif, melakukan pendata sejumlah sasaran dan dukungan lainnya yang menunjang
pelaksanaan kegiatan tersebut.

3.3.2 Pelatihan Pendampingan dan Tutorial ASI Eksklusif Kabupaten Tulungagung

Masalah yang di hadapi adalah masih ada yang belum faham dan mengerti arti tentang
pemberian ASI Ekslusif bagi bayi dan pemahaman terkait mitos IDM masih tinggi. Adapun
rencana programnya sebagai berikut:

1. Pembuatan modul tutorial untuk meningkatkan kesediaan masyarakat dalam


memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Jepun sehingga
terbentu kemandirian, kepatuhan, dan kesadaran diri masyarakat dalam memberikan
ASI eksklusif bagi bayinya.

2. Menjalin kerjasama dengan bidan di wilayah kerja Puskesmas Tulungagung untuk


mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan Jepun

3. Pembentukan kader ASI eksklusif wilayah kerja Kelurahan Jepun untuk membantu
melancarkan program pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan
Jepun

21
4. Pelatihan dan penyuluhan kepada pasangan usia produktif, remaja dan keluarga
tentang pentingnya ASI eksklusif serta dampak dari pemberian susu formula dan
makanan pendamping ASI, dengan melibatkan kader ASI eksklusif yang sudah
dibentuk.

Sasaran dari program ini adalah seluruh warga masyarakat Jepun khususnya ibu yang
memiliki anak (bayi) di daerah Kelurahan Jepun Kabupaten Tulungagung. Tempat kegiatan
di Rumah Ketua RT 05 Kelurahan Jepun Kabupaten Tulungagung. Waktu penyelenggaraan
yaitu dua hari, satu hari untuk proses perizinan dan koordinasi dengan Puskesmas, Kelurahan
dan Ketua RT 05. Dan satu hari untuk Pelaksanaan Program Pendampingan. Alat yang di
butuhakan adalah Modul ASI Eksklusif, perangkat Alat Menyusui dan Media Presentasi.

3.4 Langkah 4 Pemformulasian Rencana Aksi


3.4.1 Pelatihan Pemberdayaan Kelompok Pendukung ASI Eksklusif Kota Surakarta

1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai:

Tujuan dari jurnal pertama yang berjudul “Pemberdayaan Kelompok


Pendukung Asi Eksklusif Dalam Gerakan Gemar Asi Eksklusif” yaitu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk memberikan ASI Eksklusif
pada bayinya, dimana kelompok ini memberikan pengalaman , ketrampilan dan
peningkatan motivasi dan komitmen antar ibu menyusui.

2. Merumuskan sasaran dan metode kegiatan :

Sasaran dari artkel “Pemberdayaan Kelompok Pendukung Asi Eksklusif Dalam


Gerakan Gemar Asi Eksklusif” yaitu kelompok ibu menyusui. Metode yang
digunakan di dalam artikel yaitu memberikan pelatihan PEER SUPPORT tentang
metode pemecahan masalah menyusui. Dengan metode ceramah interakif,
brainstorming dan aplikasi identifikasi masalah menyusui serta alternatif pemecahan.
Evaluasi sebelum dan sesudah pelatihan. Tujuannya yaitu peningkatan pengetahuan
dan ketrampilan serta pendampingan kelompok KP ASI Eksklusif sehingga bisa
memberikan solusi masalah terkait proses menyusui untuk meningkatkan cakupan
jumlah bayi yang diberikan ASI Eksklusif.

3. Merumuskan Program dan Kegiatan :

22
Program dan kegiatan pada jurnal yang berjudul “Pemberdayaan Kelompok
Pendukung Asi Eksklusif Dalam Gerakan Gemar Asi Eksklusif” yaitu terdapat
pelatihan yang bernama Pelatihan Dan Implementasi Konselor Peer-Support Berbasis
Masyarakat Pada Kelompok Pendukung Asi Eksklusif. Kelompok Pendukung ASI
Eksklusif merupakan wadah partisipasi berbasis masyarakat dalam mengembangkan
pembangunan kesehatan di tingkat desa. Kelompok Pendukung ASI eksklusif
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, dimana kelompok ini memberikan
pengalaman, ketrampilan dan peningkatan motivasi serta komitmen antara ibu
menyusui kepada ibu menyusui. Metode peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
serta pendampingan kelompok KP ASI Eksklusif sehingga bisa memberikan solusi
masalah terkait proses menyusui untuk meningkatkan cakupan jumlah bayi yang
diberikan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pucang Sawit kota Surakarta.
Kelompok Pendukung ASI Eksklusi bekerjasama dengan Tim Pengabdian yaitu
mahasiswa Prodi Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta dalam melaksanakan
pengabdian kepada Masyarakat dengan Pelatihan Dan Implementasi Konselor Peer-
Support Berbasis Masyarakat Pada Kelompok Pendukung Asi Eksklusif. Bentuk
kerjasama yang dilakukan: Pengiriman Kelompok Pendukung ASI Eksklusif,
melakukan pendata sejumlah sasaran dan dukungan lainnya yang menunjang
pelaksanaan kegiatan tersebut. Tujuan dari pelatihan tersebut yaitu KP Ibu diharapkan
mampu mendukung suksesnya target pemerintah yang sudah menjadi patokan yang
harus terpenuhi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diupayakan dapat membantu
dalam pencapaian target tersebut. Kelompok Pendukung ASI Eksklusif lebih aktif
dalam pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya
dalam mengatasi masalah menyusui serta melakukan implementasi.

4. Merumuskan prosedur operasional / urutan pelaksanaan kegiatan :

Urutan kegiatan/pelaksanaan kegiatan pada jurnal yang berjudul “Pemberdayaan


Kelompok Pendukung Asi Eksklusif Dalam Gerakan Gemar Asi Eksklusif” yaitu :

1) Observasi pelaksanaan KP Ibu yang terdiri dari 10 kelompok. Pelaksanaan


kegiatan diawali dengan obsevasi kegiatan KP ibu di beberapa WARTA,
Kelurahan di Pucang Sawit yang meliputi KP ibu di Sewu, KP ibu di Jagalan dan

23
KP ibu di Pucang Sawit. Observasi dilaksanakan oleh team pengabdian beserta
pendampingan dari mitra yaitu team dari Puskesmas Pucang Sawit.

2) Pendekatan inovatif dalam pelakanaan kegiatan pelayanan kesehatan mulai


pembentukan pengembangan KP ASI Eksklusif.

3) Melakukan MMD dan melakukan Advokasi pada Kelurahan Pucang Sawit,


Kecamatan Jebres. Kegiatan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) dilanjutkan
sosialisasi pelaksanaan pelatihan KP ibu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
memaparkan permasalahan keberlangsungan KP Ibu dan yang menjadi faktor
penghambat serta Sosialisasi kegiatan Pelatihan KP ibu, tujuan pelatihan, waktu
pelaksanaan, tempat, materi, fasilitator dan rencana tindak lanjutnya.

4) Persiapan dalam pembuatan buku saku, booklet dan Modul/panduan konselor


Peer Support.

5) Memberikan Pelatihan PEER SUPPORT tentang metode pemecahan masalah


menyusui. Dengan metode ceramah interakif, brainstorming dan aplikasi
identifikasi masalah menyusui serta alternatif pemecahan. Evaluasi sebelum dan
sesudah pelatihan. Nama kegiatan Pelatihan Dan Implementasi Konselor Peer-
Support Berbasis Masyarakat Pada Kelompok Pendukung Asi Eksklusif.
Kegiatan pelatihan pengabdian masyarakat juga dilaksanakan penilaian Pre dan
post Test Pelatihan KP ibu. memberikan peningkatan pengetahuan terhadap
peserta pelatihan. Kegiatan pengabdian dibentuk menjadi 4 kelompok kecil,
dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 peserta. Dari tiap kelompok
dipandu oleh 2 fasilitator. Setelah mendapatkan materi, peserta langsung
membagi menjadi 4 kelompok, masingmasing kelompok melakukan simulasi
sebagai fasilitator KP ibu, ibu hamil, ibu menyusui, pengantin baru. Materi
simulasi meliputi banyak topic, pesan kunci dan pertanyaan kunci.Kegiatan
simulasi harus memperhatikan struktur KP ibu yang meliputi (Betanya,
Mendengarkan, Mengunakan komunikasi Non verbal yang teapt, Merumuskan
Kesimpulan, Memberi dan menerima umpan balik secara positif).

6) Melakukan pertemuan KP ASI Ekslusif

7) Dan melakukan implementasi konselor/ kunjungan rumah/home visit ibu


menyusui ke rumah ibu menyusui.
24
8) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan serta rencana tindak lanjut pemecahan
masalah menyusui.

3.4.2 Pelatihan Pendampingan dan Tutorial ASI Eksklusif Kabupaten Tulungagung

1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai:

Tujuan pada artikel ke dua yang berjudul “Pendampingan Dan Tutorial Asi Eksklusif
Sebagai Upaya Membentuk Sistem Imunitas Serta Kecerdasan Pada Anak” yaitu :
1) Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan ibu-ibu menyusui tentang manfaat ASI
eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan.
2) Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat pemberian asi sampai dua tahun penuh
bagi kecerdasan dan sistem imunitas pada anak.

2. Merumuskan sasaran dan metode kegiatan :

Sasaran dari artkel “Pendampingan Dan Tutorial Asi Eksklusif Sebagai Upaya
Membentuk Sistem Imunitas Serta Kecerdasan Pada Anak” yaitu kelompok ibu
menyusui. Metode dari kegiatan pada pelatihan tersebut yaitu dengan cara
penyampaan ceramah/ penyuluhan oleh pemateri. Setelah penyuluhan dolanjutkan
dengan pengisisan kuisioner.

3. Merumuskan Program dan Kegiatan :

4. Program dan kegiatan pada jurnal yang berjudul “Pendampingan Dan Tutorial Asi
Eksklusif Sebagai Upaya Membentuk Sistem Imunitas Serta Kecerdasan Pada Anak”
dengan cara pemberian materi/penyuluhan. Penyuluhan dilakukan oleh pemateri
kepada ibu-ibu. Setelah menyampaikan materi selajutnya sesi tanya jawab. Setelah
sesi tanya jawab maka akan dilakukan pemgisisan kuesioner oleh peserta seputar
materi yang telah disampaikan.Kader ASI (KASI) yang bekerja sama dengan bidan
dan dokter dari Puskesmas Kecamatan Tulungagung. Selain itu juga terdapat modul
untuk pegangan bagi ibu bayi. Pada kegiatan ini juga dibentuk kader ASI yang
dibimbing oleh bidan dan dokter di wilayah Puskesmas Kecamatan Tulungagung
5. Merumuskan prosedur operasional / urutan pelaksanaan kegiatan :

Pada jurnal yang kedua yaitu “Pendampingan Dan Tutorial Asi Eksklusif Sebagai
Upaya Membentuk Sistem Imunitas Serta Kecerdasan Pada Anak”, Prosedur kerja untuk
mencapai keberhasilan pelaksanaan pelatihan tersebut adalah dengan menawarkan solusi

25
permasalahan melalui serangkaian kegiatan dengan melibatkan partisipatori aktif dari
Puskesmas Tulungagung sebagai berikut:
1) Pembuatan modul tutorial untuk meningkatkan kesediaan masyarakat dalam
memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Jepun sehingga
terbentuk kemandirian, kepatuhan, dan kesadaran diri masyarakat dalam
memberikan ASI eksklusif bagi bayinya.
2) Menjalin kerjasama dengan bidan di wilayah kerja Puskesmas Tulungagung untuk
mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan Jepun
3) Pembentukan kader ASI eksklusif wilayah kerja Kelurahan Jepun untuk membantu
melancarkan program pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan
Jepun
4) Pelatihan dan penyuluhan kepada pasangan usia produktif, remaja dan keluarga
tentang pentingnya ASI eksklusif serta dampak dari pemberian susu formula dan
makanan pendamping ASI, dengan melibatkan kader ASI eksklusif yang sudah
dibentuk. Rangkaian kegiatan pelatihan yaitu :
1. Tim pelaksana berkoordinasi dengan Puskesmas Tulungagung Kota
dan Bapak Lurah Jepun untuk mendiskusikan awal rencana kegiatan
yang dirancang, mencakup materi, model pelatihan, waktu dan
tempat pelaksanaan, peserta dan sebagainya. Dari diskusi ini
diputuskan hal-hal berikut.
a. Peserta adalah seluruh warga masyarakat Jepun khususnya ibu
yang memiliki anak (bayi) di daerah Kelurahan Jepun
Kabupaten Tulungagung. Peserta yang diikutkan dalam
pelatihan ini diutamakan bagi ibu-ibu yang masih memiliki
bayi diusia 6 bulan kebawah, sehingga tujuan pelatihan bisa
tercapai secaramaksimal.
b. Tempat kegiatan di Rumah Ketua RT 05 Kelurahan Jepun
Kabupaten Tulungagung
c. Waktu penyelenggaraan yaitu dua hari, satu hari untuk proses
perizinan dan koordinasi dengan Puskesmas, Kelurahan dan
Ketua RT 05. Dan satu hari untuk Pelaksanaan Program
Pendampingan.
d. Tim pelaksana menyediakan perlengkapan sajian berupa Modul
ASI Eksklusif, perangkat Alat Menyusui dan Media Presentasi.
Konsumsi disiapkan oleh tim pelaksana dengan dana berasal
dari panitia pelaksana.

26
2. Proses interaksi penyaji-peserta dilakukan dengan pola penyajian
satu unsur setiap kali pendampingan. Dimulai dari apa itu ASI
Eksklusif, Mitos-mitos IMD, Manfaat ASI dan gizi yang terkandung
dalam ASI. Kegiatan terlaksana dalam bentuk berikutini.
a. Penyaji menyajikan materi sajian, berikut contoh-contoh dan
ilustrasi, materi menyusui yang disajikan melalui paper oleh
penyaji.
b. Sesi berikutnya, para peserta diberikan kesempatan untuk
bertanya menyampaikan hal-hal yang belum dipahami dan
bertukar pengalaman terkait kendala-kendala yang pernah
dialami dalam menyusui.
c. Selesai sesi Tanya jawab, peserta, penyaji dan panitia
pelaksana istirahat untuk menikmati sajian snack selama 15
menit.
d. Tahap selanjutnya para peserta ditugaskan untuk mencoba
mengisiquestioner seputar ASI Ekslusif baik manfaat dan
mitos-mitos seputar ASI Eksklusif. selama mengisi questioner
tersebut, penyaji selalu monitoring peserta.
e. Setelah pelaksanaan pendampingan selesai hasil jawaban
questioner dibahas dan diambil kesimpulan sebagai bahan
refleksi dan evaluasi. Evaluasi dan bahan refleksi ini
diharapkan menjadi umpan balik bagi peserta pelatihan.

3.5 Langkah 5 Implementasi


3.5.1 Pelatihan Pemberdayaan Kelompok Pendukung ASI Eksklusif Kota Surakarta

Kegiatan pada artikel kelompok pendukung ASI Eksklusif setelah di rencanakan


beberapa kegiatan pemberdayaan yang akan di lakukan oleh fasiltator/tim pemberdayaan,
maka di lakukan obsevasi kegiatan KP (Kelompok Pendukung) ibu di beberapa Kelurahan di
Pucang Sawit yang meliputi KP ibu di Sewu, KP ibu di Jagalan dan KP ibu di Pucang Sawit
yang di lakukan oleh fasilitator. Selanjutnya dilakukan Kegiatan MMD (Musyawarah
Masyarakat Desa) dilanjutkan dengan sosialisasi terkait dengan pelatihan KP ibu yang akan
dilakukan. Bertambahnya pengetahuan, tingginya keikutsertaan ibu-ibu kelompok sebaya,
dan terbentuknya KP ibu baru merupakan indikator kegiatan tersebut. Kemudian untuk
melihat bertambahnya pengetahuan ibu-ibu dapat diketahui dari penilaian pre dan post test
yang diberikan sebelum dan sesudah kegiatan pengabdian berlangsung.

27
Setelah dilakukan rencana aksi tersebut kemudian dilakukan implementasi atau
pelaksanaan yang dilakukan oleh fasilitator pada pemberdayaan ini. Pelaksanaan kegiatan
dengan melibatkan partisipasi masyarakat itu sendiri, masyarakat yang sadar akan pentingnya
ASI Eksklusif yang telah dilakukan sebelumnya yakni survey mawas diri yang dibantu oleh
petugas Puskesmas. Kegiatan ini dihadiri peserta dari kelompok sebaya dari 3 kelurahan yaitu
kelurahan Pucang Sawit, Kelurahan Jagalan dan Kelurahan Sewu sejumlah 25 peseta, 9
fasilitator dan 4 panitia. Waktu dan tempat pelaksanaan pelatihan ini yakni hari senin – kamis
23-26 maret 2015, jam 07.30-16.00 dan bertempat di rumah salah satu peserta pelatihan ini
yaitu ibu warsini jagalan yang terletak didepan Puskesmas Sorogenen.

Pelatihan pemberdayaan masyarakat ini mendatangkan langsung narasumber dari


Dosen STIKES ‘Aisyiyah Surakarta, Konsultan KP Ibu dari Yayasan KAKAK, Kepala
Puskesmas Pucang sawit, Dinas Kesehatan Kota Surakarta dari Sie Gizi. Materi yang di
sampaikan dalam pelatihan ini yakni terkaiit dengan peningkatan ASI Eksklusif, fisiologi
menyusui, manfaat menyusui, resiko dan kerugian pemberian susu formula, panduan dasar
pembina motivator menyusui. 10 topik utama diskusi kelompok pendukung ibu. Topik
Diskusi (Masa kehamilan, ASI Eksklusif, Payudara Produksi ASI, Menyusui yang nyaman
untuk Ibu dan Bayi, Asiku cukup tidak ya?, Menangis, Menyusui dan gizi ibu, kasih ASI
dimana saja, kapan saja, Setelah bayi berusia 6 bulan, IMD. Kegiatan pengabdian dibentuk
menjadi 4 kelompok kecil, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 peserta. Dari
tiap kelompok dipandu oleh 2 fasilitator. Setelah mendapatkan materi, peserta langsung
membagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok melakukan simulasi sebagai
fasilitator KP ibu, ibu hamil, ibu menyusui, pengantin baru. Materi simulasi meliputi banyak
topic, pesan kunci dan pertanyaan kunci. Kegiatan simulasi harus memperhatikan struktur KP
ibu yang meliputi (bertanya, mendengarkan, mengunakan komunikasi non verbal yang teapt,
merumuskan kesimpulan, memberi dan menerima umpan balik secara positif). Adanya
kegiatan simulasi dalam pemberdayaan ini membuat masyarakat lebih memahami karena
masyarakat di libatkan secara langsung, sehingga mudah untuk diingat dan efektif untuk
diterapkan.

3.5.2 Pelatihan Pendampingan dan Tutorial ASI Eksklusif Kabupaten Tulungagung

Setelah merencanakana kegaiatan yang akan dilakukan dan rencana langkah-langkah


untuk melakukan pelatihan maulai dari advokasi dan koordinasi dengan Puskesmas dan pihak
Kelurahan terkait dengan model pelatihan, waktu dan tempat, peserta dan materi penyajian
28
materi seperti contoh-contoh dan ilustrasi, apa itu ASI Eksklusif, mitos-mitos IMD, manfaat
ASI dan gizi yang terkandung dalam ASI, semua materi disajikan melalui paper oleh penyaji.
Kegiatan dilakukan dari peningkatan pengetahuan hingga terbentuknya kader ASI pada
pemberdayaan ini dilakukan secara rinci pada artikel.

Pelaksanaan pemberdayaan dimulai dengan melakukan peningkatan pengetahuan


ibunda anak tentang manfaat ASI bagi kesehatan dan imunitas bayi, hal ini dapat dilihat
dengan adanya hasil yang dilakukan setelah adanya pendampingan dan peltihan ynag
dilakukan oleh fasilitator. Awalnya pengetahuan ibu terkait hal pengertian dan manfaat ASI
masih rendah, setelah dilakukan pendampingan terjadi kenaikan pengetahuan ibu. Selain
peningkatan pengetahuan, juga dilakukan peningkatan pemahamaan sesuai dengan tujuan dan
indikator kesberhasilannya, yakni terkait dengan pemahaman ibunda bayi dalam memahami
mitos-mitos Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan seputar tentang Balita. Setelah dilakukan
pendampingan ini terjadi kenaikan pemahaman ibu. Pendampingan yang dilakukan dapat
memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI
Eksklusif untuk meningkatkan imunitas dan kecerdasan. Kemudian luaran dari penyuluhan
dan pendampingan ASI eksklusif ini yakni terbentuknya kader ASI (KASI) dengan
menggandeng dokter dan bidan dari Puskesmas Kecamatan Tulungagung, terciptanya modul
pentingnya ASI eksklusif sebagai pegangan ibunda bayi. Namun pada artikel pemberdayaan
pendampingan ASI ini tidak di jelaskan pelaksanaannya secara detail yang sesuai dengan
tujuan pemberdayaan ini, hanya ada rencana kegiatan dari pemberdayaan saja. Sehingga
untuk waktu dan tempat, dll nya belum dijelaskan.

3.6 Langkah 6 Evaluasi


3.6.1 Pelatihan Pemberdayaan Kelompok Pendukung ASI Eksklusif Kota Surakarta

Evaluasi kegiatan pada artikel kelompok pendukung ASI Eksklusif adalah melalui
penilaian Pre dan post Test Pelatihan KP ibu. Dari hasil pre dan post test dapat dijelaskan
bahwa hasil penilain post test terhadap peserta terjadi kenaikan dibandingkan dengan hasil
pre test ini menggambarkan bahwa pelatihan KP ibu memberikan peningkatan pengetahuan
terhadap peserta pelatihan. Namun pada artikel ini tidak di jelasakan atau di cantumkan
seberapa peningkatan pengetahuan ibu setelah pelatihan yang telah tercapai. Tingginya
keikutsertaan ibu kelompok sebaya dilihat dari jumlah peserta yang hadir pada kegiatan
pengabdian yang dilakukan dan terbentuknya KP Ibu baru dapat dilihat dari hasil monitoring
dan evaluasi kegiatan pasca pelatihan. Evaluasi tujuan atau indikator untuk mencapai target
29
yang telah ditentukan oleh fasilitator belum semua dijelaskan pada artikel, sehingga penulis
tidak dapat menganalisis evaluasi yang di lakukan oleh tim fasilitator. Kemudian pada
rencana aksi juga hanya beberapa renacana yang dijelaskakn pada artikel, misalnya terkait
dengan kegiatan observasi KP ibu, melakukan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa), dan
pelatihan pemberdayaan. Sedangkan terkait dengan kegiatan yang telah di rencanakan seperti
pembuatan buku saku dan proses monitoring seperti apa yang dilakukan belum di jelaskan
pada artikel.

3.6.2 Pelatihan Pendampingan dan Tutorial ASI Eksklusif Kabupaten Tulungagung

Evaluasi yang ada pada artikel ini yakni terkait dengan kesusuaian dengan ouput atau
tujuan/luaran dari kegiatan ini saja, untuk evaluasi pada input dan proses penulis tidak dapat
menganalisis karena kurangnya penjelasan pada artikel ini. Evaluasi output yakni kesesuaian
rencana dan pelaksanannya, sebagai berikut:

1. Adanya pembuatan modul tutorial untuk meningkatkan kesediaan masyarakat dalam


memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Jepun. Sehingga
pada hal ini, tujuan kegiatan pemberdayaan pendampingan sesuai dengan
pelaksanaanya.

2. Melakukan atau adanya jalinan kerjasama dengan bidan di wilayah kerja Puskesmas
Tulungagung untuk mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan Jepun.
Hal ini juga dilakukan tim pemberdayaan ibu.

3. Terbentukanya KASI (Kader ASI eksklusif) wilayah kerja Kelurahan Jepun untuk
membantu melancarkan program pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat di
Kelurahan Jepun. Hal ini sudah dibentuk dengan melalui partisipasi masyarakat dan
terbentuk setelah melakukan pelatihan pendampingan yang dilakukan pada
serangkaian kegiatan pemberdayaan.

4. Pelatihan dan penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif serta dampak dari
pemberian susu formula dan makanan pendamping ASI sudah dilakukan namun yang
di jeaskan pada artikel ini pada ibunda bayi, bukank kepada pasangan usia produktif,
remaja dan keluarga. Sehingga setelah dilakukan peyuluhan dan simulasi peserta
sudah mengetahui tentang cara memberikan ASI eksklusif dan menyimpan ASI yang
baik serta benar dengan menjawab pertanyaa post-test seluruhnya dengan hasil rata-
rata di atas 90%.
30
3.7 Langkah 7 Terminasi
Terminasi dalam pemberdayaan masyarakat berarti proses perpisahan formal
mengakhiri program dengan masyarakat sasaran tetapi secara perlahan-lahan. Terminasi
hanya terjadi pada program yang pelaksanaannya hanya sekali. Artikel yang berjudul
“Pemberdayaan Kelompok Pendukung Asi Eksklusif dalam Gerakan Gemar ASI Eksklusif”
tidak terdapat terminasi karena pemberdayaan dalam artikel tersebut membuat dan
melaksanakan RTL (Rencana Tindak Lanjut), artinya pemberdayaan ini tidak berjalan hanya
sekali sedangkan terminasi hanya terdapat pada program yang pelaksanaannya sekali saja.
Begitu pula dengan artikel yang berjudul “Pendampingan dan Tutorial ASI Eksklusif Sebagai
Upaya Membentuk Sistem Imunitas Serta Kecerdasan Pada Anak”, artikel tersebut tidak
terdapat tahap terminasi karena akhir dari pemberdayaannya yaitu terbentuknya kader ASI
(KASI), artinya keberlangsungan program ini tidak hanya sekali, namun akan terdapat
kegiatan lanjutan yang akan dilaksanakan oleh kader ASI Eksklusif yang telah terbentuk.

31
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

32
DAFTAR PUSTAKA

Anggreini, Dewi. 2018. Pendampingan Dan Tutorial Asi Eksklusif Sebagai Upaya
Membentuk Sistem Imunitas Serta Kecerdasan Pada Anak. Terswdia di:
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JPPM/article/view/2335/2182. STKIP PGRI
Tulungagung. JPPM Vol. 2 No. 2

Baihakki, Budi. 2016. Tahap Pemberdayaan Masyarakat Melalui Tahap Urban Farming
Yayasan Bunga Melati Indonesia di Perigi Baru. diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32310/1/BUDHI
%20BAIHAKKI.PDF

Dinas Kesehatan. (2016). Pedoman Umum Pemberian MP-ASI Lokal 2016 Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Infodatin. 2012. Analisis dan situasi ASI ekskulusif : Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI.

Mustofa, Ahmad. 2010. Pemberian ASI Eksklusif dan Problematika Ibu Menyusui. Diakses
dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=49190&val=3910
Patel. 2013. Effect Back Massage on Lactation among Postnatal Mothers .

Widayati, Rina Sri., Istiqomah Risa Wahyuningsih. 2016. Pemberdayaan Kelompok


Pendukung Asi Eksklusif Dalam Gerakan Gemar Asi Eksklusif. Tersedia di :
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=450075&val=8117&title=PEMBERDAYAAN%20KELOMPOK
%20PENDUKUNG%20ASI%20EKSKLUSIF%20DALAM%20GERAKAN
%20GEMAR%20ASI%20EKSKLUSIF. STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. WARTA, Vol .
19, No.1: 90 – 96

33

Anda mungkin juga menyukai