Anda di halaman 1dari 8

Hubungan pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi

dengan perilaku dalam pemberian ASI


A.Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pemberian ASI dapat dilakukan dengan baik dan benar
jika terdapat informasi lengkap tentang manfaat ASI dan menyusui serta
manajemen laktasi. Pemberian ASI eksklusif dapat dihambat oleh
beberapa hal seperti rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai
manfaat ASI , kurangnya pelayanan konseling laktasi , kurangnya
dukungan dari petugas kesehatan dan faktor ibu yang bekerja sebagai
petani , pedagang dan teknik sipil. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang manajemen
laktasi dengan perilaku dalam pemberian ASI.
Manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu
untuk menunjang keberhasilan menyusui. Manajemen laktasi dimulai
pada masa kehamilan, setelah persalinan dan masa menyusui bayi.
Rungan lingkup manajemen laktasi periode post natal meliputi ASI
esklusif, cara menyusui, memeras ASI

dan memberikan ASI peras

(Siregar,2009).
World health organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI
esklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan
dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American
Academy Of Pediatrics (AAP), Academy of breasfeeding Medicine dan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan hal yang sama
tentang

pemberian

ASI

esklusif

sekurang-kurangnya

bulan

(Suradi,2010).
B.Rumusan Masalah
Bagaimana pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dan
perilaku dalam pemberian asi ???
1.Tinjauan Teori

Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk


mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja
maupun tidak sengaja dan terjadi setelah orang melakukan atau
pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak,2007).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
A.pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses penyampain materi pendidik oleh
pendidik kepada sasaran pendidik guna mencapai perubahan tingkah
laku.
B.usia
Menurut psikologi inteligensi seseorang berkembang sesuai dengan
pertambahan usia.
C.Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami , dilihat ataau didengar seseorang
yang dapat menjadi acuan. Semakin banyak pengalam seseorang maka
semakin banyak strategi seseorang di dalam mengatasi suatu masalah.
2.Fisiologi ASI
Dengan menyusuI lebih dini terjadi perangsangan puting susu,
terbentuklah prolaktin dan hipofisis. Sehingga sekresi ASI semakin lancar.
Pada ibu ada 2 macam refleks yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui. Refleks tersebut adalah refleks prolaktin dan reflekS aliran (let
down reflek), (Perinasi,2009). Asi ekslusif dapat dilakukan sampai usia 6
bulan. ASI terdiri dari, alata laktoalbumin, laktosa, kasein, asam amino,
antibodi terhadap kuman, virus dan jamur. ASI akan melindungi bayi
terhadap infeksi dan juga akan merangsang pertumbuhan bayi normal
(Proverawati,2010). Kandungan nutrisi dalam ASI jauh lebih tinggi di
bandingkan dengan susu sapi. Kangdungan protein dalam kolostrum jauh
lebih tinggi dari pada ASI.

Kolosterum merupakan cairan yang dikeluarkan pada hari pertama


sampai hari ketiga setelah bayi lahir yang berwarna kekuning-kuningan,
berebentuk agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel
epitel. Kolostrum mengandung kadar protein tinggi dan zat antibodi yang
mampu melindungi tubuh bayi terhadap infeksi. (Kristinasari,2009).

3.Manfaat ASI
Dengan

menyusui

bayi

pada

payudara

akan

merangsang

terbentuknya oksitosin. Oksitosin membantu merangsang involusi uterus


dan mencegah terjadinya pendarahan pasca persalinan.
I.cara menyusui yang benar
Menurut kristinasari (2009) :
a.sebelum menyusui , asi dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting dan sekitar payudara.

b.bayi diletakkan menghadap payudara ibu, bayi dipegang pada belakang


bahunya dengan satu lengan. Kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu.
c.satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan satu didepan.
d.perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara, telinga dan lengan bayi terletak pad satu garis lurus.
e.bayi diberi rangsang agar membuka mulut dengan cara menyentuh pipi
atau sisi mulut bayi.
f.setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.
g.posisi salah apabila bayi hanya menghisap pada puting saja, akan
mengakibatkan masukan asi tidak kuat dan puting lecet.

II.Cara memerah ASI


Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara
eksklusif selama paling sedikit 4 bulan. Dan ibu bekerja di anjurkan
memberikan ASI perah kepada bayinya selama ditinggal ibu bekerja.
Manfaaat
bendungan

pemberian
ASI,

ASI

menurut

menghilangkan

Roesli

(2005)

rembesan

ASI,

menghilangkan
juga

menjaga

kelangsungan persediaan ASI saat ibu sakit atau bayi sakit. Cara
memerah ASI dengan tangan (Bubak 2009) :
a.cuci tangan sampai bersih, pegang cangkir bersih untuk menampung
ASI.
b.condongkan badan ke depan dan sanggah payudara dengan tangan.
c.Mulai dari letakkan jari di atas areola dan jari-jari lain di bawahnya.
d.peras ASI dengan menekan payudara sambil ibu jari dan jari-jari lain
mengurut kearah depan.

e.ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali dengan gerakan
berirama sampai ASI mulai mengalir keluar.
f.Jangan

menarik

atau

memijat

puting

susu,

karena

tidak

akan

mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan sakit.


III.Perbedaan lama penyimpanan ASI (Perinasi 2009)
a.di udara bebas yaitu 6-4 jam
b.dilemari es 24C yaitu 24 jam
c.dilemari pendingin (-18C) yaitu 6 bulan.
IV.Pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi
Penyebab rendahnya pemberian asi eksklusif adalah rendahnya
pengetahuan ibu tentang ASI ekslusif, masalah dalam ASI aeperti ASI
tidak keluar , selain itu pada ibu bekerja tidak tahu bagaimana
memberikan ASI perah dan menyimpan ASI perah, ibu menyusui yang
bekerja beranggapan ASI tidak cukup diberikan pada bayi dan tidak akan
merasa

kenyang. Perilaku ibu dalam pemberian ASI,

rendahnya

pemberian ASI banyak diantara perempuan yang bekerja karena alasan


seperti singkat cuti hamil, tempat bekerja dimana tidak diperbolehkan
membawa bayi atau tidak ada privasi untuk bayi(Singh,2010).
V.Faktor yang memepengaruhi perilaku pemberian ASI antar lain :
A.Pendidikan
Penelitian

Singh(2010)

menunjukkan

bahwa

semakin

tinggi

pendidikan ibu, penegatahuan ibu semakin baik. Hal ini akan memberikan
kecenderungan ibu dalam bersikap denagn memberikan ASI eksklusif
pada bayi.
B.Pekerjaan
Dalam penelitian Fayod , at all (2012) menyatakan tentang dampak
pekerja terhadap praktek pemberian ASI, bahwa sebagian besar ibu-ibu

bekerja menghentikan pemberian ASI setelah kembali bekerja. Salah satu


faktor yang mempengaruhi penghentian ASI adalah kurangnya fasilitas di
tempat kerja terhadap proses pemberian ASI yaitu tempat memerah dan
penyimpanan.
Kebijakan dan strategi pemerintah dalam mendorong perusahaan
untuk mendukung pemberian ASI esklusif pada pekerja wanita dengan
menyediakan fasilitas yang mendukung peningkatan pemberian ASI
ditempat kerja, antara lain :
1.menyiapkan sarana ruang memerah ASI.
2.Menyediakan perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI.
3.menyediakan materi penyuluhan ASI.
4.Mengembangkan dan membina TPA.
5.mengembangkan dan memantapkan pelaksanaan ASI eksklusiff bagi
pekerja wanita melalui pembinaan dan dukungan penuh dari pihak
pengusaha. (Repkuri,2005).
Kesimpulan
Terdapat nya hubungan antara pengetahuan ibu bekerja tentang
manajemen laktasi dan dukungan tempat kerja dengan perilaku ibu dalam
pemberian ASI.

Daftar Pustaka :
kristinasari, W.(2009). ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha
Medika
mubarak, Wahid Iqbal, dkk.(2010). Promosi Kesehatan Sebuah
Metode Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

perinasi.(2009). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Cetakan ke 2,


Program Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinasia.
proverawati, A, Eni, R.(2010). Kapita selekta ASI dan Mmenyusui.
Yogyakarta: Nuha Medika.
roesli, U.(2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: PT. Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara.
suradi

, R.(2010). Ikatan Dokter Anak Indonesia: Indonesia

Menyusui. Badan Penerbit: IDAI.

Anda mungkin juga menyukai