Anda di halaman 1dari 70

Proposal

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF


DENGAN PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS PAKUALAMAN
YOGYAKARTA

Dianjurkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan
pada sekolah tinggi ilmu kesehatan yogyakarta

DiSUSUN OLEH:

Ayuni Adekayanti

141100207

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA

2018

1
2
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 12
1. Pengetahuan ..................................................................................... 14
2. tingkat pengetahuan ......................................................................... 26
3. pengertian ASI eksklusif ..................................................................
22
4. manfaat ASI .....................................................................................
23
5. Pemberian ASI .................................................................................
33
B. Kerangka Teori..................................................................................... 44
C. Kerangka Konsep ................................................................................. 45
D. Hipotesis .............................................................................................. 46

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian .................................................................................. 46
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 46
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 46
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................... 48
E. Instrumen Penelitian............................................................................. 50
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 53
G. Analisis Data ........................................................................................ 54
H. Jalannya Penelitian ............................................................................... 58
I. Etika Penelitian .................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Pengetahuan tingkat pengetahuan ibu


tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di puskesmas
pakualaman yogyakarta ……………………………………………………………44

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan tingkat pengetahuan ibu


tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif di puskesmas
pakualaman yogyakarta ……………………………………………………………45
5

DAFTAR TABEL

3.1. Definisi Operasional


.............................................................................................................. …….
. ............................................................................................................. 49
6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Permohonan Untuk Menjadi Responden
Lampiran 3 Persetujuan Responden
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 6 Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan
7

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI
ESKLUSIF dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas pakualaman
Yogyakarta”Disusun guna memenuhi Gelar S1 Keperawatan
Dalam penyusunan proposal ini, peneliti memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Sulistyaningsih Prabawati,S.SiT.,M.Kes.selaku ketua Stikes Yogyakarta yang
telah memberi kesempatan dalam penyusunan Proposal SKRIPSI ini dan juga
telah banyak memberikan bimbingan arahan serta nasihat sehingga penulis
dapat menyelesaikan Proposal SKRIPSI ini.
2. Dina Putri Utami, S.Kep., Ns.,M.Kep selaku pembimbing I yang banyak
memberikan bimbingan arahan dan nasihat sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
3. Istichomah,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing II yang banyak memberikan
bimbingan arahan dan Nasihat dan Nasihat sehingga penulis dapat
Menyelsaikan Proposal SKRIPSI ini.
4. Wiwin priyantari,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku penguji utama yang telah
memberikan arahan dan masukan sampai terselesaikannya Proposal SKRIPSI
ini.
5. Semua ibu Menyusui di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta yang telah
membantu dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
12.Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Proposal Skripsi ini yang
tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
Yogyakarta, Mei 201

Peneliti
8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

United Nations Childrens Fund (UNICEF) tahun 2015 dalam word

breast feeding week (2013) sebanyak 136,700,000 juta bayi dilahirkan di

seluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang mendapat ASI secara

eksklusif pada usia 0-6 bulan pertama hal tersebut menggambarkan

cakupan ASI eksklusif di bawak 80% dan masih sedikitnya ibu yang

memberikan ASI eksklusif pada bayi WHO dan UNICEF

merekomendasikan kepada para ibu bila memungkinkan memberikan ASI

eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan IMD selama 1 jam setelah

kelahiran bayi, ASI eksklusif di berikan secara “on demand” atau sesuai

kebutuhan bayi yaitu setiap hari setiap melem, ASI yang di berikan bayi

tidak berikan di dalam botol, dot maupun cangkir.

Menurut WHO pada tahun (2016) laporan anak dunia 2016 yaitu

dari 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 36% dari mereka

yang disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama. Sedangkan di

negara industri,bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif resiko

kematian pada bayi lebih tinggi dari pada bayi yang diberi ASI Eksklusif.

WHO pada tahun 2013 AKB di Dunia 34 per 1.000 kelahiran

hidup, AKB di Negara berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan di

Negara maju 5 per 1.000 kelahiran hidup, AKB di Asia Tenggara 24 per
9

1.000 kelahiran hidup dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup Tahun

2013 AKB Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup (WHO,

2014).

Cakupan ASI eksklusif di Negara ASEAN seperti India sudah

mencapai 45% di Philipina 34% di Vietnam 27% di Myanmar 24%, dan

indonesia sebanyak 54,0 % (WHO, 2014).bahwa angka cakupan ASI di

indonesia menurut ASEAN sebanyak 54,0% ,yang tertinggi dibanding

negara lain dan yang paling terendah di negara myanmar 24%, vietnam

27%, pemenuhan angka cakupan di ASEAN belum memenuhi target

(WHO,2014).

Menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 presentase

pemberian ASI eksklusif di indonesia sebesar 54,0% cakupan pemberian

ASI eksklusif di provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 79,9%,di papua

ada 76,2% Nusa Tenggara Barat sebanyak 72,8 %, DI Yogyakarta 71,6%,

Jambi 64,7%,Sulawesi Barat 62,7%,Maluku 61,3%,Sulawesi Selatan

60,4%, Jawa Tengah 59,9%, Aceh 59,0%, Kalimantan Selatan 57,7%,

Sulawesi Selatan 55,0%, Kalimantan Timur 53,4%, Sulawesi Tenggara

53,1%, Kalimantan Barat 52,9%, Papua Barat 51,9%, Kalimantan Utara

51,9%, Maluku Utara 49,5%, Kepulauan Riau 48,7%, Bali 48,4%, Jawa

Barat 48,45, Jawa Timur 48,1%, DKI Jakarta 48,1%, Sulawesi Utara

47,9%, Sumatera Utara 46,8%, Banten 44,1%, Sulawesi Tengah 43,3%,

Lampung 43,3%, Bengkulu 42,5%, Kepulauan Bangka Belitung 42,1%,

Kalimantan Tengah 40,0%, Riau 39,7, Gorontalo 32,3%


10

(Depkes,2016).mengacu pada target renestra pada tahun 2015 yg sebesar

39%, maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi

usia kurang dari enam bulan sebesar 55,7% telah mencapai target, menurut

provinsi, kisaran cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan antara

26,3% (Sulawesi Utara) sampai 86, 9% (Nusa Tenggara Barat). Dari 33

provinsi yang melapor, sebanyak 29 diantaranya (88%) berhasil mencapai

target renstra 2015.(Kemeskes Ri,2016)

Menurut Profil Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta Pada Tahun

2015 Cakupan ASI Eksklusif Paling Tinggi Yaitu Di Kabupaten Sleman

Sebesar 81,62%, Kabupaten Kulonprogo Sebesar 74,97%, Kabupaten

Bantul Sebesar 74,73%, Kabupaten Gunung Kidul, Sebesar 68,52%, Dan

Cakupan ASI Eksklusif Paling Rendah Yaitu Terdapat Di Kabupaten Kota

Yogyakarta Sebesar 60,8% (Kemeskes,2015). angka cakupan ASI

eksklusif yang paling tinggi berada di kabupaten sleman sebanyak 81-62%

dan data yang paling rendah berada di kabupaten kota sebanyak 60,8%.

(Kemenkes,2015)

Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Kota Yogyakarta Tahun

2015 Di Daruejen I 70,59%, Danurejen II Sebesar 63,%, Puskesmas

Gedongkusuman I Sebesar 62,44%, Puskesmas Gedongkusuman II

Sebesar 81,20%, Puskesmas Gondomanan Sebesar 58,42%, Puskesmas

Gedongtengen Sebesar 61,36%, Puskesmas Jetis Sebesar 66,81%,

Puskesmas Kotagede I Sebesar 50,00%, Puskesmas Kotagede II Sebesar

63,12%, Puskesmas Kraton Sebesar 69,40%, Puskesmas Margasan


11

63,14%, Puskesmas Mantrijeron Sebesar 67,08%, Puskesmas Ngampilan

Sebesar 62,72%, Puskesmas Pakualaman 47,30%, Puskesmas Tegalrejo

Sebesar 56,19%, Puskesmas Umbulharjo I Sebesar 49,00%, Puskesmas

Umbulharjo II Sebesar 51,72%, dan Puskesmas Wirobrajan Sebesar

67,78% (Dinkes Kota Yogyakata,2016). Dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa Cakupan ASI eksklusif di puskesmas pakualaman

belum sesuai dengan Rencana Strategi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Hasil Survey Demografi Indonesia (SDKI) terakhir pada tahun

2012 menemukan bahwa cakupan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan

hanya mencapai 42% padahal target cakupan ASI Eksklusif yang di

terapkan adalah 80% (Desnawati Dan Agustian, 2014)

Berdasarkan data sentral laktasi Indonesia tahun 2015, mencatat

bahwa pada tahun 2010-2015 hanya 48% ibu yang memberikan ASI

eksklusif hal tersebut menunjukan pemberian ASI Eksklusif di indonesia

masih rendah,diindonesia sendiri rata-rata ibu memberikan ASI hanya dua

bulan, sedangkan pemberian susu meningkat tiga kali lipat persentase bayi

yang menyusu eksklusif 0-6 bulan hanya 61,5% hal ini disebabkan

kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI

eksklusif masih relatif rendah (Kemeskes,2015).

Faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif

karena kurangya pengetahuan dan kesadaran ibu akan pentingnya

pemberian ASI dan manfaat ASI bagi ibu dan bayi,kurangya dukungan

petugas dan pelayanan kesehatan terhadap program peningkatan


12

penggunaan air susu ibu.maraknya promosi susu formula dan kurangya

rasa percaya pada ibu serta tingkat pendidikan ibu, dukungan dari keluarga

terutama suami juga menentukan kesuksesan atau kegagalan dalam

memberi ASI, sebab dukungan suami dapat menimbulkan rasa nyaman

pada ibu sehingga dapat mempengaruhi produksi ASI (Utaniningrum &

Sartono, 2012).

untuk meningkatkan kualitas sumber Daya manusia beberapa

regulasi ditetapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan cakupan

pemberian ASI Eksklusif di indonesia. Regulasi yang diterbitkan

pemerintah terkait dengan program peningkatan pemberian ASI (PPASI)

diantaranya undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dalam

pasal 128 dan 129 kepmenkes No.450 tahun 2004 tentang pemberian Air

susu ibu secara Eksklusif pada bayi di indonesia keputusan menteri

kesehatan (Kemenkes) nomor 237 tahun 2014 tentang pemasaran

pengganti air susu ibu didalamnya antara lain diatur bahwa sarana

pelayanan kesehatan dilarang menerima sampel atau sumbangan susu

formula lanjutan atau menjadi ajang promosi susu formula. Pada pekan

ASI seduni pada tahun 2010 kementrian kesehatan Ri juga meluncurkan

program menyusui: sepuluh langka menuju sayang bayi, dengan slogan

sayang Bayi, beri ASI (Kemenkes,2015).

Pengetahuan ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif di pengaruhi

oleh banyak faktor seperti sosial budaya, dukungan petugas kesehatan,

status kesehatan bayi, pengaruh kebudayaan barat sehingga ibu jarang


13

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, dan masih banyak ibu yang

memberikan susu formula kepada bayinya.pengetahuan ibu juga bisa di

pengaruhi oleh faktor pendidikan (Notoadmodjo, 2015).

Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga, dan negara

manfaat pemberian ASI antara lain, mencegah pendarahan pasca

persalinan, mengurangi resiko terjadinya anemia, mengurangi resiko

kanker payudara, memperkuat ikatan batin, seorang ibu dengan bayi yang

dilahirkan, sebagai salah satu metode KB badan sementara, Manfaat ASI

bagi keluarga antara lain, mudah pemberiannya, Seperti tidak perlu

mencuci botol, dan menstrilkan sebelum digunakan, Menghemat biaya,

bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran

keluarga,manfaat ASI bagi Negara antara lain, menurunkan angka

kesakitan dan kematiian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit,

mengurangi devisa untuk membeli susu formula, meningkatkan kualitas

generasi penerus bangsa (Asuti,I,2013).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 9 april

2018 kepada 12 ibu menyusui yang mempunyai anak 0-6 bulan di

pukesmas pakualaman yogyakarta dengan metode wawancara tentang

seputar pengetahuan ibu tentang ASI esklusif meliputi pengertian apa itu

ASI Eksklusif dan macam-macam ASI eksklusif, didapatkan 2(16,7%) ibu

menyusui mempunyai tingkat pengetahuan baik, 3(25%) ibu menyusui

tingkat pengetahuan cukup, 7(58%,3) ibu menyusui tingkat pengetahuan

kurang. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk


14

melakukan penelitian tentang “ hubungan pengetahuan tingkat

pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif

di puskesmas pakualaman Yogyakarta”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas

maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “bagaimana hubungan

tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI

eksklusif di puskesmas Pakualaman yogyakarta?’’

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di puskesmas

Pakualaman Yogyakarta

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang

pengertian ASI Eksklusif di puskesmas Pakualaman yogyakarta

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang

manfaat ASI Eksklusif di puskesmas Pakualaman yogyakarta

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyususi tentang

jenis-jenis ASI Eksklusif di puskesmas Pakualaman yogyakarta

d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang faktor – faktor

penghambat pemberian ASI Eksklusif di puskesmas Pakualaman

yogyakarta
15

e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tata cara

menyusui yang tepat di puskesmas Pakualaman yogyakarta.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

keperawatan khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan ibu

tentang ASI Eksklusif

2. Manfaat praktis

a. Bagi ibu menyusui

Bagi ibu yang sedang menyusui di puskesmas yogyakarta

penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan ibu

tentang ASI eksklusif,sehingga lebih berusaha untuk memberikan

ASI Eksklusif kepada bayinya

b. Bagi staff puskesmas yogyakarta

Bagi ketua dan staff puskesmas yogyakarta dapat memeberikan

informasi mengenai pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian

ASI eksklusif sehingga akan lebih optimal dalam memberikan

pelayanan dalam hal ini mampu memberikan konseling dan

penyuluhan kepada masyarakat terutama pada ibu menyusui untuk

memberikan ASI eksklusif pada anaknya.

c. Bagi stikes yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat menambah sumber pustaka dan refrensi

perpustakaan stikes yogyakarta,terutama tentang ASI eksklusif


16

d. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat di jadikan sumber pustaka baru terutama bagi

yang akan meneliti hal-hal yang berkaitan dengan hubungan

tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian

ASI eksklusif.

E. Keaslian Penelitian

1. Roshita et. al (2011). Childcare and feeding practices of urban middle

class working and non working indonesian mothers;A Qualitative study of

the socio-Econimic and cultural Environment. merupakan penelitian case

study dengan metode deskriftif dengan teknis Analisis frekuensi.Hasil

penelitian menemukan bahwa; (1) sebagaian besar ibu bekerja karena

keluarga membutuhkan penghasilan tambahan (2) sebagaian ibu pekerja

tidak memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan (3) sebagian besar ibu

pekerja tidak memberikan ASI eksklusif karena harus bekerja dan

kelelahan (4) sebagian ibu pekerja memberikan susu formula setelah bayi

berusia 2 minggu. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang

akan dilaksanakan oleh peneliti terletak pada lokasi penelitian,metode

penelitian,teknik analisa data.

2. Wulandari fitria (2013) karateristik ibu menyusui yang tidak memberikan

ASI Eksklusif Di UPT puskesmas banyudono I kabupaten boyolali data

diambil dari responden menggunakan kuesioner sampai berjumlah 34

responden yaitu ibu menyusui yang memiliki bayi > 6 bulan yang tidak

memberikan ASI eksklusif secara teknik accidental sampling analisis data


17

dengan menggunakan analisis yang menghasilakan distribusi dan

presentase dengan rumus distribusi frekuensi Hasil penelitian

menunjukkan karateristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

eksklusif di wilayah UPT puskesmas banyudono I kabupaten boyolali

meliputi umur ibu < 20 tahun, primitas ibu primipara,pendidikan ibu yaitu

pendidikan dasar, pekerjaan ibu sebagian besar sebagai karyawan pabrik

(ibu bekerja) dari data tersebut perlu dilakukan pelatihan konseling

menyusui bagi petugas kesehatan khususnya bidan di wilayah UPT

puskesmas banyudono I kabupaten boyolali agar meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang manfaat ASI eksklusif persamaan

penelitian terdapat pada sub variabel yaitu karateristik ibu menyusui ASI

eksklusif perbedaan penelitian terdapat pada tempat penelitian

populasi,dan sampel penelitian

3. Iis sriningsih (2011). faktor demografi pengetahuan ibu tentang Air susu

ibu Dan pemberian ASI eksklusif penelitian ini merupakan penelitian

observasinal dengan menggunakan belah lintang pengumpulan data

diperoleh melalui wawancara terhadap 113 ibu bayi usia 0-6 bulan dengan

menggunakan kuesioner pengambilan sample dilakukan dengan metode

stratied random sampling pada 27,4% responden yang memberi ASI

eksklusif hasil mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang tentang

ASI (72,6%) ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu

(p=0,043),tingkat penghasilan (p=0,021) dan pengetahuan ibu tentang ASI

(p=0,015) dengan pemberian ASI eksklusif persamaan penelitian terdapat


18

pada sub variabel yaitu karateristik ibu menyusui ASI eksklusif perbedaan

penelitian terdapat pada tempat penelitian,populasi,dan sample penelitian

4. Yuli Amran (2012). Gambaran pengetahuan ibu tentang menyusui dan

dampaknya terhadap pemberian ASI eksklusif penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif ini memiliki desain studi cross-

sectional sampel yang berjumlah 401 ibu ini diambil dengan

menggunakan metode wawancara terstruktur data yang telah dikumpulkan

dianalisis dengan menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan

variabe yang diteliti hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu

yang berkaitan dengan menyusui masih dikategorikan rendah dan

informasi/nasihat yang diberikan tenaga kesehatan terkait menyusui ini

juga masih kurang.Hal ini di duga berdampak buruk terhadap buruknya

kualitas pemberian ASI yang di buktikan rendahnya cakupan ASI

eksklusif persaamaan penelitian terdapat pada sub variabel karateristik ibu

menyusui ASI eksklusif perbedaan penelitian terdapat pada tempat

penelitian, populasi, dan sample, penelitian.


19

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam memahami

sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan (sebaga

hasil dari tahu manusia), ilmu, dan filsafat. Pengetahuan (knowledge)

adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan

“what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya, (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). sebagian besar pengetahuan manusia

di peroleh melalui mata dan telinga ( Notoatmodjo,2014).

Menurut Bloom Dan Skinner, pengetahuan adalah kemampuan

seseorang untuk mengukap kembali apa yang diketahuinnya dalam

bentuk bukti jawaban lisan atau tulisan,bukti atau tulisan tersebut

merupakan suatu reaksi dari stimulus yang berupa pertanyaan baik lisan

atau tulisasan ( notoatmodjo,2014)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang seseorang ( over behavior )

berdasarkan hasil penelitian Roger ( dalam notoatmodjo,2014)


20

mengukapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru,di dalam

diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,yakni:

1. Awarness (kesadaraan), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus ( objek )

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut disini

sikap subjek sudah mulai timbul

3. Evaluation (menimbang – nimbang) baik atau tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.

4. Trial, yakni subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang di kehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaraan ,dan sikapnya stimulus.

Pengetahuan adalah salah satu faktor predisposisi terbentuknya

perilaku kesehatan lawrence green menganalisis perilaku manusia dari

kesehatan.kesehatan seseorang atau masyarakat di pengaruhi oleh dua

faktor pokok yaitu perilaku ( behavioural causes ) dan faktor di luar

perilaku ( non- behavior causes ) faktor perilaku di tentukan atau

terbentuk tiga faktor yaitu:

1. Faktor predisposisi (presdisposisi factors), mencakup pengetahuan

dan sikap masyarakat terhadap, tradisi dan kepercayaan masyarakat

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai

yang dianut masyarakat, tingakat pendidika,tingkat ekonomi dan

sebagianya
21

2. Faktor pendukung (enabling factors), mencakup ketersediaan

sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat

seperti air bersih,tempat pembuangan sampah,tempat cuci

tangan,dan sebagainya.

3. Faktor pendorong (reinforcing factor), meliputi faktor sikap dan

perilaku masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas

termasuk petugas kesehatan kemudian green dan kreuter (2015)

membuat struktur untuk menerapkan teori dan konsep serta

sistematis untuk merencanakan dan mengevaluasi program

perubahan perilaku kesehatan, yang bernama PRECE-PROCEED

model (model,dkk2016)

b. Tingkat pengetahuan

Menurut notoatmodjo ( 2014 ) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif mempunyai eam tingkatan yaitu:

1. tahu ( know )

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang di

pelajari atau rangsangan yang telah di terima oleh sebab itu “tahu” ini

adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah terhadap

kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di

pelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan mendefinisikan,


22

mengatakan, dan sebagainya contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda

kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

2. Memahami ( comprehensionn)

Memahami di artikan sebagai kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat

mengistresprestasikan materi tersebut secara benara yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh: menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang di pelajari misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus memakan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya) aplikasi di sini sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi

masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya

satu sama lain kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat mengambarkan (membuat


23

bagan) membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagaianya.

5. Sintesis (synthesis)

Sentesis menunjuk kepada kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.dengan kata lain sentesis adalah suatu kemampuan untuk

menyususun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada

misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas,

dapat menyusuaikan, dan sebagainnya terhadap suatu teori atau

rumus-rumus yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk

memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Tradisional

Cara ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum

ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik

dan logis, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan

pada periode ini antara lain meliputi :

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan beberapa kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila

kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan


24

kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal

dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah

tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini

disebut mode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau

metode coba salah (coba-coba).

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada pemegangan otoritas,

yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme

yang sama di dalam penemuan pengetahuan.

d) Berdasarkan pengalam pribadi

Pengalaman pribadi digunakan sebagai upaya untuk memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi pada masa lalu.

e) Cara akal sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Cara ini menggunakan


25

metode hukuman dan pemberian hadiah (reward and

punishment) untuk memberikan pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran atau dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yng

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional

atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para nabi.Nabi

adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran

atau penyelidikan manusia .

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak

menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis.

Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi

atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui jalan pikiran

Kebenaran yang diperoleh manusia dengan menggunakan jalan

pikirannya, baik induksi maupun dedukasi cara melahirkan

pikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan


26

yang dikemukakan, kemudian dicari hubungan sehingga dapat

dibuat suatu kesimpulan.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi perbuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra .

j) Dedukasi

Dedukasi adalah perbuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus.

2) Cara Ilmiah Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut

metode penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi

penelitian (research methodology). Setelah diadakan

penggabungan antara proses berfikir deduktif, induktif maka lahir

satu cara melakukan penelitian yang dikenal dengan metode

penelitian ilmiah.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Faktor internal

1. Pendidikan
27

Pendidikan di perlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal

yang menujang kesehatan sehingga dapat meninggkatkan kualitas

hidup (mubarak,2014). menjelaskan pendidikan merupakan

bimbingan yang di berikan seseorang kepada orang lain agar dapat

di pahami suatu hal. tidak di pungkiri semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan

pada akhrinya pengetahuan yang di milikinya semakin banyak.

2. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga bekerja

umumnya meupakan kegiatan yang menyita waktu serta

mendapat memberikan pengalaman maupun pengetahuan baik

secara langsung maupun tidak langsung.lingkungan pekerjaan

dapat membentuk suatu pengetahuan karena adanya saling

menukar informasi antara teman-teman di lingkungan kerja.

3. Umur

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja menurut

(widiastuti,2014). yaitu penyampaian informasi yang baik pada

masa kedewasaan karena masa kedewasaan merupakan masa

dimana terjadi perkembangan intelegensia, kemantangan mental,

kepribadian, pola pikir dan perilaku sosial sehingga dari informasi


28

yang didapat akan membentuk sebuah pengetahuan dan sikap

dilihat dari respons stelah informasi di terima.

4. Informasi

Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impac) sehingga menghasilkan pengetahuan

(riyanto,2013). Menutur wawan dan dewi (2015) suatu informasi

dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan baru dan semakin banyak mendapatkan informasi

maka pengetahuan akan semakin luas.

Faktor eksternal

1. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.

e. Cara Pengukuran Pengetahuan

Cara pengukuran pengetahuan yaitu dengan menggunakan tes.

Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,


29

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Notoatmodjo, 2012).

Menurut Notoadmodjo (2012), Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan

pengetahuan. Isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau

responden kedalam pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur

dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan domain kognitif

mengkategorikan tingkat pengetahuan menjadi 3 yaitu : Baik =

>75%, Cukup = 56% - 75%, Kurang = <56%.

3.ASI Eksklusif

a. Pengertian

ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan allah untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan

kemungkinan serangan penyakit keseimbangan zat-zat gizi dalam air

susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk

paling baik bagi tubuh bayi yang masih mudah.pada saat yang

sama,ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat

pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.makanan-

makanan tiruan untuk bayi yang diramau menggunakan teknologi

masa kini tidak mampu nenandingi keunggulan makanan ajaib

ini.(anik,2015)

f. Manfaat ASI eksklusif

1. Manfaat ASI bagi bayi:


30

Pemberian ASI secara eksklusif,yaitu tidak di campur apapun

selama 6 bulan berturut- tutut,memberikan banyak manfaat

anatara lain:

a. Kesehatan

Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap paling

baik sepanjang masa. Oleh karena itu, bayi yang

mendapatkan ASI Eksklusif lebih sehat dan lebih kuat

dibanding yang tidak mendapat ASI, ASI juga mampu

mencegah terjadinya kanker limformaligna (kanker

kelenjar).

ASI juga menghindari anak dari busung

lapar/malnutrisi, sebab komponen

gizi ASI paling lengkap, termasuk protein, lemak,

karbohidrat, mineral, vitamin, dan zat-zat penting lainya

ASI adalah cairan hidup yang mampu diserap dan

digunakan tubuh dengan cepat. manfaat ini tetap di peroleh

meskipun status gizi ibu kurang.

b. Kecerdasaan

Manfaat bagi kecerdasaan bayi,antara lain karena : dalam

ASI terkandung DHA terbaik,selain laktosa yang berfungsi

untuk proses mielinisasi otak.

1. Seperti diketahui,mielinisasi otak adalah salah satu

proses pematangan otak agar bisa berfungsi optimal


31

2. Saat ibu memberian ASI, terjadi pula proses stimullasi

yang merangsang terbentuknya networking antar

jaringan otak hingga menjadi lebih banyak dan terjalin

sempurna.

3. Ini terjadi melalui suara, tatapan mata, detak jantung,

elusan, pancaran dan rasa ASI.

c. Emosi

1. Pada saat disusui,bayi berada dalam dekapan ibu

2. Hal ini akan merangsang terbentuknya emotional

intelligence/El

3. Selain itu, ASI merupakan wujud curahan kasih sayang

ibu pada buah hatinya.

4. Doa dan harapan yang didengungkan di telinga

bayi/anak selama proses menyusuipun akan mengasah

kecerdasan spritual anak.

2. Manfaat memberikan ASI untuk ibu

Berikut ini adalah proses pemberian ASI yang bermanfaat juga

bagi ibu antara lain;

a. ASI Eksklusif adalah diet alami bagi ibu

Dengan memberikan ASI eksklusif, berat badan ibu yang

bertambah selama hamil, akan segara kembali mendekati berat

semula. naiknya hormon oksitosin selagi menyusui,

menyebabkan kontraksi semua otot polos, termasuk otot-otot


32

uterus karena hal ini berlangsung terus- menerus, nilainya

hampir sama dengan senam perut,dengan demikian,

memberiakan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim

ke ukuran sebelum hamil.

Berbagai kegiatan seperti menggendong,memberi makan dan

mengajak bermain juga merupakan kegiatan yang dapat

menurunkan berat badan,dengan demikian menyusui (ASI)

dapat membakar kalori sehingga membantu penurunan berat

badan lebih cepat.

b. Mengurangi resiko anemia

1. Pada saat memberikan ASI,otomatis resiko pendarahan

pasca-bersalin berkurang

2. Naiknya kadar hormon oksitosin selama menyusui

akan menyebabkan semua otot polos mengalami

kontraksi

3. Kondisi inilah yang mengakibatkan uterus mengecil

sekaligus mengehentikan pendarahan

4. Perlu di ketahui ,pendarahan yang berlangsung dalam

tenggang waktu lama merupakan salah satu penyebab

anemia

5. Dengan demikian,memberikan ASI segera setelah

melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim,yang

berarti mengurangi resiko pendarahan


33

c. Mencegah kanker:

1. Dalam berbagai penelitian diketahui bahwa ASI dapat

mencegah kanker,khususnya kanker payudara

2. Pada saat menyusui tersebut,hormon estrogen

mengalami penurunan

3. Sementara tanpa aktivitas menyusui,kadar hormon

estrogen tetap tinggi dan hal inilah yang diduga

menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena

tidak adanya keseimbangan antara hormon estrogen

dan progestron.

d. Manfat ekonomis

1. Dengan menyususi,ibu tidak perlu mengeluarkan dana

untuk membeli susu/suplemen bagi bayi

2. Cukup dengan ASI eksklusif,kebutuhan bayi selama 6

bulan terpenuhi dengan sempurna

3. Selain itu, ibu tidak perlu repot untuk menstrerilkan

peralatan bayi seperti dot, cangkir, gelas, atau sendok

untuk memberikan susu kepada bayi

g. Jenis-jenis ASI

ASI adalah makanan untuk bayi,air susu ibu khusus di buat

untuk bayi manusia,kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan

sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi,ASI

nudah di cerna karena selain mengandung zat gizi yang sesuai dengan
34

kebutuhan tumbuh kembang bayi,ASI mudah di cerna,karena selain

mengandung zat gizi yang sesuai juga mengandung enzim-enzim

untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut, ASI

mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak, ASI di

bedakan dalam tiga stadium yaitu: kolostrum, air susu, transisi, dan air

susu matur. komposisi ASI hari 1-4 (kolostrum) berbeda dengan ASI

hari ke 5-10 (transisi) ASI matur, masing-masing ASI tersebut di

jelaskan sebagai berikut:

a.Kolostrum

a. Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar

b. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali diseksresi oleh

kelenjar mammae yang mangandung tissue debris dan residual

material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar

mammae,sebelum dan segera sesudah melahirkan.

c. Kolostrum ini di sekresi oleh kelenjar payudara pada hari

pertama sampai hari keempat pasca persalinan

d. Kolostrum merupakan cairan dengan vikosistas kental,lengeket

dan berwarna kekuningan.

e. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali keluar

berwarna kekuning-kuningan, banyak mengandung protein,

antibody (kekebalan tubuh), immunoglobulin


35

f. Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi

pada bayi,dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Apabiala ibu terinfeksi maka

2. Sel darah putih dalam tubuh ibu membuat perlindungan

terhadap ibu

3. Sebagai sel darah putih menuju payudara dan membentuk

antibody.

4. Antibody yang terbentuk,keluar melalui ASI sehingga

melindunngi bayi

g. Kolostrum mengandung tinggi protein,mineral,garam,vitamin

A,nitrogen,sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari pada

ASI matur

h. Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan

mengandung karbohidrat dan lemak rendah,sehingga sesuai

dengan kebutuhan gizi bayi pada hari – hari pertama kelahiran.

i. Selain itu,kolostrum masih mengandung rendah lemak dan

laktosa

j. Protein utama pada kolostrum adalah imunuglobulin

(IgG,IgM,dan IgM),yang di gunakan sebagai zat antibody

untuk mencegah dan menetralisir bakteri,virus,jamur,dan

parasit.

k. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Iga untuk

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutam diare.


36

l. Jumlah kolostrum yang di produksi bervariasi tergantung dari

hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

m. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan

gizi bayi.oleh karena itu kolostrum harus di berikan pada bayi.

n. Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran

kita,tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara

mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari

volume kolostrum antara 150-300ml/24jam.

o. Kolostrum juga merupakan pencahan ideal untuk

membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru

lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi

bayi,makanan yang akan datang

p. Artinya membantu mengeluarkan mekanioum yaitu kotoran

bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

3. Air susu transisi/peralihan

a. ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum

sampai sebelum ASI matang,yaitu sajak hari ke-4 sampai

hari ke-10

b. Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI

Matur terjadi pada hari ke 4-10 berisi karbohidrat dan

lemak dan volume ASI meningkat

c. Kadar protein semakin rendah sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi


37

d. Selama dua minggu,volume air susu bertambah banyak dan

berubah warna serta komposisinya

e. Kadar immunoglobulin dan protein menurun,sedangkan

lemak dan laktosa meningkat.

4. Air susu matur

a. ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya

b. ASI matur tampak berwarna putih kekuning-kuningan,

karena mengandung casineat, riboflaum dan karotin

c. Kandungan ASI matur relatif kostan,tidak menggumpal

bila dipanaskan

d. Merupakan makanan yang dianggap aman bagi

bayi,bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI

merupakan makanan satu-satunya yang di berikan selama 6

bulan pertama bagi bayi.

e. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit

pertama disebut foremik

1. Foremilk lebih encer

2. Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan

tinggi laktosa,gula,protein,mineral,dan air

f. Selanjutnya,air susu berubah menjadi hindmilk

1. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi

2. Hindmilk membuat bayi akan lebih lebih cepat

kenyang
38

g. Dengan demikian,bayi akan membutuhkan keduanya,baik

foremik maupun hindmilk

h. Komposisi foremilk (ASI permulaan) berbeda dengan

hindmilk (ASI paling akhir)

i. ASI mature tidak menggumpal jika di panaskan

j. Volume 300-850ml/24 jam

k. Terdapat antimikrobakterial faktor

1. Laktosa ( karbohidrat)

Karbohidrat

Merupakan komponen utama karbohidrat dalam ASI kandungan

laktosa dalam ASI lebih banyak di bandingkan dengan susu sapi.selain

merupakan sumber energi yang mudah dicerna,beberapa laktosa di ubah

menjadi asam laktat,asam ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri

yang tidak diinginkan dan membantu dalam penyerapan kalsium dan

mineral lainnya

2. Protein

Protein adalah bahan baku untuk tumbuh,kualitas protein sangat penting

selama tahun pertama kehidupan bayi,karena pada saat ini pertumbuhan

bayi paling cepat,air susu ibu mengandung protein khusus yang di rancang

untuk pertumbuhan bayi manusia,ASI mengandung total protein lebih

rendah tapi lebih banyak protein yang halus,lembut,dan mudah

dicerna,komposisi inilah yang membentuk gumpalan lebih lunak yang

mudah dicerna dan diserap bayi.


39

3. Lemak

Lemak ASI adalah komponen yang dapat berubah-ubah kadarnya,kadar

lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang

sedang tumbuh,ASI yang pertama kali keluar disebut susu

mula(feremilk),cairan ini kira-kira mengandung 1-2% lemak dan tampak

encer ASI berikutnya disebut susu belakang (hindmilk) yang mengandung

lemak paling sedikit tiga seperempat kali lebih banyak dari pada susu

formula,cairan ini memberikan hampir seluruh energi.

4. Mineral

ASI mengandung mineral lengkap walaupun kadarnya relatif rendah tetapi

cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan,kadar

kalsium,natrium,kalium,fosfor,dan klorida yang lebih rendah dibandingkan

dengan susu sapi,tetapi dengan jumlah itu sudah cukup untuk memenuhi

kebutuhan bayi.

5. Vitamin

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap,vitamin A,D,dan C

cukup,sedangkan golongan B kurang

h. pemberian ASI

a. Faktor makanan ibu

Seorang ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan

menurunnya jumlah ASI dan akhirnya produksi ASI berhenti. Hal

ini di sebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan dan gizi yang

di konsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan


40

lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan di gunakan sebagai salah

satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama meyusui.

b. Faktor isapan bayi

Isapan mulut bayi akan menstimulasi kelenjar hipotalamus pada

bagian hipofisis anterior dan posterior.Hipofisis anterior

menghasilkan rangsangan (rangsangan prolaktin) untuk

meningkatkan sekresi ( pengeluaran) hormon proklaktin, hormon

proklatin bekerja pada kelenjar susu (alveoli) untuk memperoduksi

ASI, isapan bayi tidak sempurna atau puting susu ibu yang sangat

kecil akan membuat produksi hormon oksitosin dan hormon

proklatin akan terus menurun dan ASI akan terhenti.

c. Frekuensi penyusuan

Pada studi ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi

ASI akan optimal dengan pemompaan 5 kali per hari selama bulan

pertama setelah melahirkan, studi lain yang dilakukan pada ibu

dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi

penyusuan kurang lebih 10 kali per hari selama 2 minggu pertama

setelah melahirkan berhubungan dengan peningkatan produksi

ASI, berdasrkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit

8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan, penyusuan ini

berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar

payudara.

d. Riwayat penyakit
41

Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu

proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

e. Faktor psikologis

Gangguan psikologis pada ibu menyebabkan berkurangnya

produksi dan pengeluaran ASI, menyusui memerlukan ketenangan

produksi dan pengeluaran ASI. Menyusui memerlukan ketenangan,

ketentraman, dan perasaan aman dari ibu. Kecemasan dan

kesedihan dapat menyebabkan keteganan yang mempengaruhi

saraf, pembuluh darah dan sebagainya sehingga akan menggangu

produksi ASI.

f. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat

membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui, perasaan ibu

yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk,

mencium dan mendengar bayinya menangis akan meningkatkan

pengeluaran ASI.

g. Berat badan lahir

Ada hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini

berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap, frekuensi, dan lama

penyusuan dibanding bayi besar. Berat bayi pada hari kedua dan

usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan menghisap

yang mengakibatkan perbedaan inti yang besar dibanding bayi

yang mendapat formula.

h. Perawatan payudara
42

Perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke 7- 8

memegang peranan penting dalam menyusui bayi. Payudara yang

terawat akan memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh bayi dan dengan perawatan payudara yang baik,

maka puting tidak akan lecet sewaktu diisap bayi. Perawatan fisik

payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan

mengurut selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan

tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada duktus

laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan

keluar dengan lancar.

i. Jenis persalinan

Pada persalinan normal proses menyusui dapat segara dilakukan

setalah bayi lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari pertama

persalinan. Sedangkan pada persalinan tidakan sectio caesaria

(sesar) seringkali ibu kesulitan menyusui banyinya segara setelah

lahir, terutama jika ibu diberikan anestesi (bius) umum. Ibu relatif

tidak dapat menyusui bayinya pada jam pertama setelah bayi lahir.

Kondisi luka operasi dibagian perut membuat proses menyusui

sedikit terhambat.

j. Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal

ini disebabkan bayi yang lahir prematur ( umur kehamilan kurang

dari 37 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara


43

efektif sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang

lahir, tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi

prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum

sempurnanya fungsi organ.

k. Konsumsi rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan menganggu

hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

menstimulasi pelepasan oksitosin.

l. Konsumsi alkohol

Meskupun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat

membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses

pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat

produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan

indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat

badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal,

dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim menurun

hingga 32% dari normal.

m. Cara menyususi yang tidak

Teknik menyusui yang kurang tepat, tidak dapat mengosongkan

payudara dengan benar yang akhirnya akan menurunkan produksi

ASI.

n. Pil kontrasepsi (pil KB)


44

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi hormon estrogen dan

progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI,

sebaiknya bila pil hanya mengandung progestin (mini pil) maka

tidak ada dampak terhadap volume ASI.

i. Faktor- faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif

di bedakan menjadi tiga,yaitu: 1 faktor pemudah(predisposing factors):

2 faktor pendukung (enabling factors); 3 faktor pendorong (reinforcing

factors)

1. Faktor pemudah (predisposing factors)

a. Pendidikan

Pendidikan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin

tahu,untuk mencari pengalaman dan untuk mencari pengalaman

dan untuk mengorganisasikan pengalaman sehingga informasi

yang di terima akan menjadi pengetahuan.pengetahuan yang

dimiliki akan membentuk suatu keyakianan untuk melakukan

perilaku tertentu,pendidikan mempengaruhi pemberian ASI

Eksklusif ,ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah

menerima suatu ide baru dibanding dengan ibu yang berpendidikan

rendah.sehingga promosi dan informasi mengenai ASI Eksklusif

dengan mudah dapat diterima dan dilaksanakan.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian

ASI dalam 6 bulan setelah melahirkan di pedesaan vietnam


45

menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan SMP atau yang lebi

tinggi memeliki kemungkinan lebih besar untuk memberikan ASI

eksklusif dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pendidikan lebih

rendah.

o. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang

diperhatikan dan dingat, informasi tersebut bisa berasal dari

pendidikan formal maupun non formal, percakapan, membaca,

mendengarkan radio, menonton televisi dan pengalaman hidup,

contoh pengalaman hidup yaitu pengalaman menyusui anak

sebelumya.

p. Nilai-nilai atau adat budaya

Adat budaya akan mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI

secara eksklusif karena sudah menjadi budaya dalam

keluarganya,salah satu adat budaya yang masih banyak dilakukan

di masyarakat yaitu adat selapanan,dimana bayi diberi sesuap

bubur dengan alasan untuk melatih alat pencernaan bayi,padahal

hal tersebut tidak benar,namun tetap dilakukan oleh masyarakat

karena sudah menjadi adat budaya dalam keluarganya.

Faktor pendukung (enabling factors)

a. Pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga adalah pengahasilan yang diperoleh

suami dan istri dari berbagai kegiatan ekonomi sehari-


46

hari,misalnya gaji. ASI memiliki kualitas baik hanya jika ibu

mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang

baik,keluarga yang memiliki cukup pangan memungkinkan ibu

untuk memberikan ASI Eksklusif lebih tinggi dibanding keluarga

yang tidak memiliki cukup pangan.hal tersebut memperlihatkan

bahwa kondisi sosial ekonomi yang saling terkait yang pendapatan

keluarga memiliki hubungan dengan keputusan untuk memberikan

ASI eksklusif bagi bayi.

b. Ketersediaan waktu

Ketersediaan waktu seorang ibu untuk menyusui secara eksklusif

berkaitan erat dengan status pekerjaannya,banyak ibu yang tak

memberikan ASI karena berbagai alasan,diantaranya karena harus

kembali bekerja setelah cuti melahirkannya selesai.padahal istilah

harus kembali bekerja bagi ibu-ibu yang bekerja,ASI bisa diperah

setiap 3 sampai 4 jam sekali untuk disimpan dalam lemari

pendingin.

c. Kesehatan ibu

Kondisi kesehatan ibu mempunyai pengaruh yang sangat penting

dalam keberlangsungan proses menyusui,ibu yang mempunyai

penyakit menular(misalnyaHIV/AIDS,TBC,Hepatitis B) atau

penyakit pada payudara (misalnya kanker payudara,kelainan puting

susu) sehingga tidak boleh ataupun tidak bisa menyusui bayinya.

b. Faktor pendorong ( reinforcing factors)


47

a. Dukungan keluarga

Dukungan dari lingkungan keluarga termasuk suami orang tua atau

saudara lainnya sangat menentukkan keberhasilan

menyususi,karena pengaruh keluarga berdampak pada kondisi

emosi ibu sehingga secara tidak langsung mempengaruhi produksi

ASI,seorang ibu yang mendapatkan dukungan dari suami dan

anggota keluarga lainnya akan meningkatkan pemberian ASI

kepada bayinya,sebaliknya dukungan yang kurang maka pemberian

ASI menurun hasil penelitian-penelitian terdahulu juga

menunjukkan pentingya dukungan dari keluarga terhadap ibu

menyusui,terutama dukungan suami karena suami adalah seseorang

yang paling dekat dengan ibu.

b. Dukungan petugas kesehatan

Petugas kesehatan yang professional bisa menjadi faktor

pendukung ibu dalam memberikan ASI dukungan tenaga kesehatan

kaitanya dengan nasehat kepada ibu untuk memberikan ASI pada

bayinya menentukkan keberlajutan ibu dalam pemberian ASI

A. Teknik menyusui yang benar

a. Pembentukan dan persiapan ASI

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan, pada

kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air,lemak, serta

berkembangya kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan

sakit,bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan


48

persiapan untuk memberikan ASI makin tampak,payudara makin besar,

puting susu makin menonjol,pembuluh darah makin tampak,dan areola

mamae ( daerah coklat kehitaman sekitar puting susu) makin menghitam.

b. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan

cara:

Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel

yang lepas tidak menumpuk, puting susu ditarik-tarik setiap kali

mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi, bila

puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.

c. Posisi dan perlekatan menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui,cara menyusui yang

tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk,berdiri, atau

berbaring.

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada

bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.

Sebelum menyusui, ASI di keluarkan sedikit kemudian di oleskan

pada puting susu dan areola sekitanya, cara ini mempunyai manfaat

sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.

a. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara

b. Ibu duduk atau berbaring santai, bila duduk lebih baik

menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak

tergantung dan punggung bersandar pada sandaran kursi.


49

c. Bayi di pegang dengan sutu lengan,kepada bayi terletak

pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada

lengan,kepada bayi tidak boleh tertengadah dan bokong

bayi ditahan dengan telapak kaki ibu.

d. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu,dan yang

satu depan

e. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepada bayi

menghadap payudara( tidak hanya membelokkan kepada

bayi)

f. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

g. Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang

h. Payudara di pegang dengan ibu ibu jari di atas dan 4 jari

yang lain menompang dibawah,jangan menekan puting

susu atau areolanya saja

i. Bayi di rangsangan untuk membuka mulut ( rooting refleks)

dengan cara:

Menyentuh pipi dengan puting susu, atau menyentuh sisi

mulut bayi, setelah bayi membuka mulut,dengan cepat

kepada bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting

dan areosol dimasukkan ke mulut bayi, usahkan sebagian

aresol dapat masuk ke dalam mulut bayi,sehingga puting

susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan

menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang


50

terletak di bwah aresol, setelah bayi mulai menghisap,

payudara tidak perlu di pegang atau disangga lagi


51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut notoadmojho (2015), penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif, dengan rancangan cross sectional yaitu setiap subjek penelitian

di observasi hanya satu kali saja dan pengukuran masing-masing variabel di

lakukan pada waktu yang sama. Sehingga pada penelitian ini pengumpulan

data mengenai pengetahuan dan penelitian atau pengumpulan data dilakukan

mengenai pengetahuan dan perilaku ibu dalam menyusui.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta waktu

pengumpulan data di lakukan pada april 2018.

C. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generelesasi wilayah generelisasi yang

mempunyai kateristik yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian di tarik kesimpulanya (kelena kusuma,2013). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu menyusui yang mempunyai bayi umur 0-

6 bulan yang ada pada Puskesmas Pakualaman yogyakarta, dengan jumlah 30

ibu – ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan pada bulan April 2018.
52

d. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti atau

jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi ( Ariani, 2014). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode non

probability sampling, yaitu pemilihan sample yang tidak dilakukan secara

Acak sesuai yang dikehendaki oleh peneliti dengan jumlah sample 30 (

kelana kusuma,2013).

D. Variabel penelitian

Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel satu

dengan lainnya, variabel di bedakan menjadi dua ( Hidayat,2014).

Variabel ini menggunakan Variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel

independen dalam penelitian ini adalan hubungan tingkat pengetahuan ibu

tentang ASI esklusif

2. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas, variabel depanden ini adalah pemberian ASI

eksklusif

3. Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan

antara variabel independent dan dependen (Hidayat, 2014). Variabel

pengganggu : persepsi, sikap petugas


53

E. Hubungan antar variabel

Variabel independen variabel dependen

Hubungan tingkat Pemberian ASI Eksklusif


pengetahuan

Variabel pengganggu

1. Persepsi
2. Sikap petugas

Keterangan:

: diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.3 Hubungan antar variabel


54

F. Definisi operasional

Variabel Definisi Cara ukur Hasil ukur Skala ukur

operasional

Pengetahuan Pemahaman Menggunakan Baik jika 76- Ordinal

ibu ibu tentang data primer, 100%, cukup

pengertian yaitu dengan jika 56-75%,

tentang asi, kuisioner kuramg jika

manfaat asi, <56%.

cara

menyusui,dan

frekuensi

menyusui,

Perilaku Cara atau Dengan Sesuai jika Nominal

menyusui langkah dalam menggunakan >65% tidak

memberikan cheklist sesuai >65%

asi kepada

bayi dengan

perlekatan

posisi ibu dan

bayi dengan

benar
55

1. Instrumen penelitian

a. Jenis instrument

1. Alat

Kuesioner, yaitu sejumlah pertayaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal

yang ia ketahui. Ditinjau dari cara responden menjawab kuesioner, penelitian ini

menggunakan penelitian tertutup dimana pertanyaan dirumuskan sedemikian

rupa sehingga kemungkinan jawaban yang diberikan responden sangat terbatas.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesiner tentang pengatahuan ibu tentang ASI

Eksklusif dengan pemberian ASI di puskesmas pakualaman yogyakarta yang di

adopsi dari penelitian di Stikes Jendral Ahmad Yani Yogyakarta.

b. Observasi (check-list)

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan

akan diamati. Dalam proses observasi , observator (pengamat) tinggal

memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul, itulah

sebabnya maka cara seperti ini disebut tanda (sign system) (Arikunto,2014)

2. Kisi-kisi kuesioner

No Kriteria (dimensi Jumlah Jenis Pernyataan


pengetahuan ibu) soal

Favorable Unfavorable
1. Pengertian 6 3,4,5,1 2,12
pengetahuan ibu
2. Manfaat Asi 6 6,7,8,10,11 9
3. Jenis Asi 7 14,15,16,17,18,19 -
4. Faktor-faktor yang 11 20,21,22,25,24, 23,26,27,28,29,30
mempengaruhi as
56

3. Uji validitas dan Rehabiliditas

Menurut Arikunto (2014 : 164). Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditas atau kesahan suatu instrumen. Hasil

penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan

data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Kelana kusuma, 2013)

Check-list yang akan dilakukan dalam penelitian ini telah disesuaikan

dengan teori tentang pengamatan tanda-tanda menyusui yang benar.

a. Uji validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (kelana kusuma,2013).

Uji validitas dikatakan valid bila nilai signifikan (p) <0,05, sehingga

menunjukkan bahwa item tersebut valid karena memiliki hubungan yang

signifikan antara intem dengan jumlah skor total item (kelana

kusuma,2013).

Menurut Arikunto rumus product moment yang digunakan didalam

Validitas adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi

N : jumlah responden

x : jumlah skor item

y : jumlah skor total (item)


57

Uji validitas yang dilakukan pada bulan juli dengan 15 responden

di BPRB Dharma husada jln. Parangtritis km.24 duwuran, parangtritis,

kretek bantul yogyakarta.

Berdasarkan pengelolahan data menggunakan spss for window 17.0

pengetahuai ibu tentang ASI eksklusif sebanyak 35 item, didapatkan hasil

sebanyak 30 item diaggap karena nilai r hitung lebih besar dari pada r table

(0,514), pada kuesioner ini terdapat 5 intem yang valid karena nilai r

hitung lebih kecil dari pada r table (0,514), yaitu : item 17,23,24,28,33.

Soal-soal yang tidak valid tersebut dihilangkan, kemudian soal yang valid

digunakan sebagai soal untuk kuesioner.

b. Uji Reabiliditas

Reabiliditas menununjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik

(Arikunto,2015:178).

Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji realibiliditas

checklist karena sudah baku. Uji rialibiliditas kuesioner menggunakan

kuesioner untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut dapat dipercaya

sebagai alat pengumpulan data, maka dilakukan uji realibiliditas

menggunakan rumus spearman brown secara SPSS (Arikunto,2014:180).

Rumus spearman brown


58

Keterangan

r11 : reliabiliditas instrumen

1 1/21/2 : indeks korelasi antara dua belahan instrumen

Uji validitas yang dilakukan pada bulan juli dengan 15 responden di BPRB

Dharma husada jln. Parangtritis km.24 duwuran parangtritis, keretek bantul

yogyakarta

Berdasarkan pengelolahan data mengguanakan SPSS for window 17.0 di

peroleh hasil bahwa tingkat realibiliditas kuesioner pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif adalah 0,907. Data ini bahwa r hitung lebih besar dari pada r tabel

(0,0514) sehingga seluruh pernyataan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang

ASI eksklusif dengan pemberian ASI dinyatakan reliabel atau handal.

4. Metode pengumpulan data

a. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer (data yang didapat langsung dari kuesioner). Kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui.

Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah

disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih (Arikunto,2014).

b. Teknik observasi (pengamatan)


59

Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi

melihat dan mencatat jumlah data taraf aktifitas tertentu yang ada

hubunganmya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo,2013).

B.Metode penggolahan data dan Analisa Data

1. Pengelolahan data

a. Editing

Memeriksakan kuesioner, memeriksakan jawaban, memperjelas serta

melakukan pengecekan terhadap kuesioner yang telah dikumpulkan dari

responden untuk menghindari pengukuran salah dan memperjelas data yang

diperoleh.

b. Coding

Scoring adalah memberi skor pada jawaban dengan angka atau skor

tertentu untuk memudahkan pengelolahan data.

Pemberian skor pada kuesioner dilakukan sebagai berikut:

1. Kuesioner tentang hubungan tingkat pengatahuan ibu tentang asi

eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif jika memilih benar di beri

skor 1, jika memilih salah diberi skor 0.

2. Check-list tentang pemberian ASI mempunyai 2 (dua) alternative

pilihan jawaban yaitu “ya”, dan “tidak”, responden hanya memilih

salah satu jawaban “ya”, atau “tidak”, dan dilakukan pemberian skor,

bila pertanyaan positif (pertanyaan sesuai teori): “ya” diberi nilai 1, dan

“tidak” diberi nilai 0, bila pertanyaan negatif (pertanyaan tidak sesuai

teori): “ya” diberi nilai 1, dan “tidak” diberi nilai 0.


60

c. Transfering

Memindahkan jawaban atau skor kedalam media yaitu master table,

master table terdiri dari nomor, nama ibu balita (kode), umur, pekerjaan,

pendidikan, pekerjaan, sumber informasi pengetahuan.

d. Tabulasi

Dari data mentah dilakukan penataan data dengan menyusun data dalam

tabel, stelah data ditata dilakukan analisa data untuk tujuan testing

hipotesis, dan analisis data serta penarikan kesimpulan.

2. Analisa data

Analisa data menggunakan korelasi yang dilakukan untuk

menyatakan kekuatan hubungan kedua variabel independen dan variabel

dependen (notoatmodjo,2014).

a. Analisa Univariat

Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentase dari setiap variabel (notoadmodjo,2014).

Pengukuran variabel tingkat pengetahuan ibu tentang gizi skor peroleh

dibuat persentase dengan:

Keterangan:

P : persentase
61

x : hasil subyek yang diteliti (jumlah) jawaban benar

n : jumlah seluruh obyek yang diteliti (jumlah soal)

kategori pengetahuan menurut wawan (2014) yaitu:

a. Baik : hasil persentase 76%-100%

b. Cukup: hasil persentase 56%-75%

c. Kurang: hasil persentase <56%

1. Pengukuran variabel pemberian ASI

Skor perolehan dicari skor yang paling besar sampai skor yang paling

kecil, skor tersebut di bagi dua untuk membedakan kategori sesuai dan

tidak sesuai.

b. Bivariate

Analisis bivariate dilakuakan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau korelasi (notoadmodjo,2014).

Untuk membuktikan hipotesis penelitian digunakan uji korelasi chi-square

yang diberi simbol x2 untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis

antara dua variabel taraf signifikan (Arikunto,2014).

Rumus chi-square:

keterangan :

x2 : nilai chi square

fo : frekuensi yang diperoleh


62

fh : frekuensi yang diharapkan

 : penjumlahan seluruh

Apabila dari hasil analisa statistik dihasilkan nilai p=value ≤ α (0,05) maka

ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu

tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI, apabila p=(value) ≥ α maka ho di

terima, artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif dengan pemberian ASI.( Arikunto,2015)

B. Jalanya Penelitian

Pelaksanaan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang

ASI ekskusif dengan pemberian ASI di puskesmas Pakualaman

yogyakarta 2018 melalui beberapa tahap:

1. Tahap perencanaan

Tahap persiapan dalam mengajukkan proposal penelitian:

a. Pengejuan judul

b. Permohonan surat pengantar dari STIKES yogyakarta untuk

melakukan studi pendahuluan di puskesmas pakualaman

yogyakarta

c. Melakukan studi pendahuluan di puskesmas pakualaman

yogyakarta

d. Penyususnan proposal skriipsi

e. Ujian proposal

f. Revisi proposal
63

g. Mengurus surat ijin penelitian

2. Tahap pelaksanaan

Penelitian dilakukakan di puskesmas pakualaman.

Penelitian dimulai dengan pengumpulan data diawali dengan

menanyakan secara langsung kesediaan pasien menjadi responden

dalam penelitian ini.jika setuju maka responden harus mengisi

surat pernyataan kesediaannya sebagai responden (informed

consent), kemudian peneliti membagikan kuesioner kepada

responden dan mengawasi responden tersebut saat pengisian

kuesioner berlangsung. Setelah semua kuesioner selesai diisi maka

kuesioner tersebut dikumpulkan kemudian dianalisa sesuai dengan

metode yang digunakan oleh peneliti.

3. Tahap akhir

a. Pengumpulan dan pengolahan data

b. Hasil analisa yang didapat kemudian disusun dalam bentuk tulisan

tabel untuk selanjutnya di pertanggung jawabkan dalam seminar

skripsi.

c. Membuat laporan skripsi

d. Konsultasi hasil penelitian pada pembimbing I dan pembimbing II

e. Melaksanakan seminar hasil penelitian

f. Melakukan revisi skripsi yang telah diseminarkan

g. Penyerahan skripsi
64

C. Etika penelitian

Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian(notoadmodjo,2014).

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eskplotasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan

yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa

partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,

tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek

dalam bentuk apapun.

c. Resiko (benefits ratio)

Penelitian harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap

tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self

determination). Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek

mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek

ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat

terhadap kesembuhanya, jika mereka seorang klien.


65

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right

to full disclosure). Seorang peneliti harus memberikan penjelasan

secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi

kepada subjek.

c. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpatisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent

juga perlu di cantumkan bahwa data yang di peroleh hanya akan di

pergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treatment). Subjek harus diperlukan secara adil sebelum, selama dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

apabila ternyata mereka tidak bersedia atau di keluarkan dari

penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiannya(right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity)

dan rahasia (confidentiality).


66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.(2013). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta :


Rineka Cipta

Arifin.(2014). Pemberian ASI esklusif dan faktor-faktor yang


mempengaruhinya.Medan: USU digital library. Di unduh tanggal 20
desember dari http://library.usu.ac.id

Anik, (2015). Inisiasi menyusu dini, ASI Esklusif dan Manajemen laktasi. Jakarta:
CV,Trans info Media.

Astuti,I. (2013). Manfaat ASI bagi bayi.Edisi 4: EGC

Bobak,.Lowdermilk.,Jensen.(2015). Buku Keperawatan Ajar Maternitas.Edisi


4.Jakarta: EGC

Depkes RI.(2014). News Letter : Baru 52% Cakupan ASI Ekslusif di


Indonesia.Jakarta

Dinkes Prop.DIY.(2016). Profil kesehatan profinsi D.I yogyakarta tahun 2015


Yogyakarta: Dinkes prop.DIY

Hidayat,A.A.(2013). Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.


Jakarta: Salemba medika

Hesti,W. (2013). Cara mengelola ASI Eskklusif Bagi Ibu Yang


Bekerja.Yogyakarta: Gosyen publishing

Irianto, Koes.(2014). Ilmu Kesehatan Anak.Bandung: Alfabeta.

Kemeskes RI. (2016).profil kesehatan RI 2015.Jakarta: Kemeskes RI

Mulyani,S,M (2013). ASI dan Pedoman Menyusui.Jogjakarta: Nuha Medika

Mursyida,Wadud. (2013). Hubungan unur dan paritas dengan Pemberian ASI


esklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas pembina palembang
tahun 2013.jurnal poltekes Palembang.
67

Notoatmodjo,soekidjo.(2014). Pendidikan dan perilaku Kesehatan Jakarta: Rineka


Cipta

Nurma mabud.(2014).Hubungan pengetahuan,pendidikan,parasitas terhadap


pemberian ASI eksklusif di puskesmas bahu kecematan Malayang Kota
Manado.

Prasetyono,D.S. ASI Esklusif pengenalan, praktik dan kemanfaatan.Diva


press.Yogyakarta

Rudi,H.(2014). Manfaat ASI Esklusif untuk buah hati Anda.Yogyakarta: Gosyen


publishing

Roesli,U.dkk.(2013). Mengenal ASI esklusif.Jakarta: Pustaka bunda

Rosita,dkk. (2016).ASI untuk kecerdasan Bayi.Ayanna.Yogyakarta.

Soetjiningsih. (2016). ASI petunjuk Untuk Tenanga Kesehata.Jakarta: EGC

UNICEF.(2016).Progress for children


http://www.unicef.org./publications/files/progres-for-children.No-6-
revised.Pdf.Diakses (30 November 2016)
68

Kerangka teori

Faktor predisposisi Faktor-faktor pemungkin: Faktor-faktor penguat;


pengetahuan, sikap ketersediaan sumber- pengertian asi esklusif,manfaat
kepercayaan,tradisi,nilai,dsb suber/fasilitas asi,jenis asi
.

Pengetahuan ibu tentang


cara menyususi

Persepsi Faktor yang


mempengaruhi faktor
menyusui:

1. Sikap
2. Persepsi
3. Sikap petugas
4. Sikap orang tua
69

Gambar 2.1

Modifikasi kerangka teori notoadmodjo (2012), rudi haryono (2014), anik

maryunani (2014), hesti widuri (2013)

i.Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian

Hubungan tingkat
pengetahuan tentang Pemberian ASI eksklusif
ASI Eksklusif

Variabel penganggu

1. Persepsi

2. Sikap petugas

Keterangan:

: diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.2
70

Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI

eksklusif

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangaka teori di atas, maka hipotesis

dalam rangka penelitian ini adalah:

Ha : adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan

pemberian ASI eksklusif dengan signifikan α= 0,05 α = 0,01, jika α < 0,01 maka

Ha di terima

Ho : tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan

pemberian ASI eksklusif dengan tingkat signifikan α = 0,05, jika α > 0,05 atau α

= 0,01 jika α > 0,01 maka Ho diterima

Anda mungkin juga menyukai