SKRIPSI
Disusun Oleh:
HADI RIYANTO
2213137
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
( Hadi Riyanto )
iv
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
INTISARI ............................................................................................................ x
ABSTRACT .......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .................................................................................... 8
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 52
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 52
2. Denah Lokasi Penelitian ..................................................................... 53
3. Karakteristik Responden ..................................................................... 54
4. Pola Asuh Orangtua di TK Karta Rini Godean, Sleman,
Yogyakarta .......................................................................................... 55
5. Perilaku Sulit Makan Pada Anak Prasekolah di TK Karta Rini
Godean, Sleman, Yogyakarta ............................................................. 55
6. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Sulit Makan
pada Anak Prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman,
Yogyakarta .......................................................................................... 56
B. Pembahasan ............................................................................................... 57
1. Pola Asuh Orangtua di TK Karta Rini Godean, Sleman,
Yogyakarta .......................................................................................... 57
2. Perilaku Sulit Makan Pada Anak Prasekolah di TK Karta Rini
Godean, Sleman, Yogyakarta ............................................................. 59
3. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Sulit Makan
pada Anak Prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman,
Yogyakarta .......................................................................................... 61
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Hal
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Kerangka Teori................................................................................. 32
Gambar 2.2. Kerangka Konsep ............................................................................. 33
Gambar 4.1. Gambar Lokasi Penelitian ................................................................ 53
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU SULIT
MAKAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK KARTA RINI GODEAN
SLEMAN YOGYAKARTA
INTISARI
Kata Kunci: Pola asuh orangtua, Anak prasekolah, Perilaku sulit makan
______________________________
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
x
THE ASSOCIATION BETWEEN PARENTING PATTERNS WITH PRE-
SCHOOL CHILDREN’S BAD-EATING BEHAVIOR AT KARTA RINI
KINDERGARTEN GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA
ABSTRACT
Background: Parents are obliged and responsible for raising, nurturing, educating,
and protecting children. The main purpose of parenting is to maintain the children's
physical life and improve their health to develop and encourage their behavioral
improvement in accordance with religious and cultural values that are believed
Preschool children is a childhood that develops psychic to become more independent,
autonomous, and able to interact with the environment. The nature of this
development also influences the children’s eating behavior, especially their bad-
eating behavior.
Purpose: This study aims to determine the relationship between parenting patterns
and pre-school children’s difficult eating behavior at Karta Rini Kindergarten,
Godean, Sleman, Yogyakarta.
Method: This research is a non-experimental quantitative research, using cross-
sectional approach and total sampling technique. The subjects of this research were
56 respondents based on inclusion and exclusion criteria. Method of data collection
was questionnaires. Inferential statistical analysis applied Kendall's Tau-b test with
95% of confidence level (α = 0,05).
Result: Based on the research, the data on democratic parenting were 22 respondents
(39.3%). Pre-school children’s difficult eating behavior at Karta Rini Kindergarten,
Godean, Sleman, Yogyakarta in enough category were 37 respondents (66.1%). The
result of Kendall's Tau-b test obtained p value of 0.001 (α = 0.05). The correlation
coefficient was -0.489 which means medium.
Conclusino: There is significant association between parenting patterns with pre-
school children’s difficult eating behavior at Karta Rini Kindergarten, Godean,
Sleman, Yogyakarta.
______________________________
1
Student of Nursing Science Program at Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Lecturer of Nursing Science Program at Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia prasekolah biasanya mengalami perkembangan psikis menjadi
balita yang lebih mandiri, autonom, dan dapat berinteraksi dengan lingkunganya,
serta dapat mengekspresikan emosinya. Di samping itu anak usia tersebut juga
cenderung senang bereksplorasi dengan hal-hal baru. Sifat perkembangan khas yang
terbentuk ini turut mempengaruhi pola makan anak. Pada masa ini anak mengalami
proses perubahan pola makan dimana anak pada umumnya mengalami kesulitan
untuk makan. Pada masa ini anak sudah menunjukkan proses kemandirian dimana
perkembangan kognitif sudah mulai menunjukkan perkembangan dan anak sudah
mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah dan anak membutuhkan pengalaman
belajar dari lingkungan dan anak orangtuanya (Hidayat, 2012).
Perilaku sulit makan adalah perilaku anak yang menolak untuk makan, hanya
makan makanan tertentu saja, dan menghabiskan porsi makan dengan lambat bahkan
sering tidak menghabiskan porsi makan setiap jam makan. Kesulitan makan
merupakan ketidakmampuan untuk makan dan menolak makanan tertentu. Pada
kesulitan makan mempunyai gejala berupa memenuhkan atau menyembur-
nyemburkan makanan yang sudah masuk didalam mulut, sama sekali tidak mau
memasukkan makanan ke dalam mulut, makan berlama-lama dan memainkan
makanan, tidak mengunyah tetapi langsung menelan makanan dan kesulitan makan
(Rohmasari, 2013).
Angka kejadian masalah kesulitan makan di beberapa negara termasuk cukup
tinggi. Sebuah penelitian oleh The Gateshead Millenium Baby Study pada tahun 2006
di Inggris menyebutkan 20% orangtua melaporkan anaknya mengalami masalah
makan, dengan prevalensi tertinggi anak hanya mau makan makanan tertentu. Studi
di Italia mengungkapkan 6% bayi mengalami kesulitan makan kemudian meningkat
25-40% pada saat fase akhir pertumbuhan. Survei lain di Amerika Serikat
1
2
terdapat 8,04% anak mengalami gizi buruk dan kurang, diantaranya karena masalah
sulit makan. Prevalensi gizi buruk dan kurang ini menurun dibandingkan dengan
tahun 2013 tetapi sedikit lebih tinggi dari tahun 2014. Prevalensi selama tiga tahun
terakhir masih berkisar pada angka 8 yang menunjukan bahwa upaya yang dilakukan
dalam rangka penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang di DIY belum tercapai
secara maksimal. Menurut data Status Gizi Balita Kabupaten Sleman tahun 2015
(Dinkes) terdapat 7,532% kekurangan gizi yang terdiri dari 0,403% balita dengan gizi
buruk dan 7,129% berstatus gizi kurang.
Perilaku sulit makan yang berat dan berlangsung lama berdampak negatif
pada keadaan kesehatan anak, keadaan tumbuh kembang dan aktifitas sehari-harinya.
Dampak jangka pendek untuk anak berperilaku sulit makan adalah anak menjadi
apatis, mengalami gangguan bicara dan perkembangan. Sedangkan dampak jangka
panjang adalah penurunan skor IQ, penurunan perkembangan kognitif dan penurunan
integrasi sensori. Oleh karena itu, bila perilaku sulit makan dibiarkan begitu saja
maka diprediksikan generasi penerus bangsa akan hilang karena keadaan gizi
masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan
pembanguan Negara atau yang lebih dikenal sebagai Human Development Indeks
(HDI) (Depkes, 2005).
Menurut Soetjningsih (2013), kelainan perilaku sulit makan disebabkan
beberapa faktor, antara lain kebiasaan makan, psikologis, dan organik. Kelainan
kebiasaan makan biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan seperti mengikuti
kebiasaan makan teman sebaya atau orang-orang sekitar, menyukai dan menolak jenis
makanan yang sama pada waktu yang berbeda, atau suka memakan makanan yang
tidak sesuai dengan usianya. Faktor psikologis sebenarnya masih ada hubungannya
dengan pola asuh karena psikologis anak sangat ditentukan dari cara pengasuhan,
lingkungan dan juga hubungan didalam keluarga, semakin baik hubungan dalam
keluarga maka semakin kecil kemungkinan untuk anak mengalami anoreksia
psikogenik atau kesulitan makan karena gangguan psikologis. Dan faktor organik
biasanya terjadi sulit makan pada anak akibat suatu penyakit infeksi atau kelainan
4
pada organ-organ tertentu seperti gigi dan mulut, gangguan menghisap dan
mengunyah, penyakit bawaan/genetik, dan penyakit infeksi saluran cerna.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Karaki (2016) menyimpulkan
bahwa anak yang mengalami perilaku sulit makan di TK Desa Palelon sebanyak 22
anak (62,9%) dan yang tidak mengalami perilaku sulit makan sebanyak 13 anak
(37,1%). Diketahui bahwa anak yang mendapat pola asuh yang kurang baik dari
ibunya memiliki perilaku sulit makan sebanyak 20 anak (57,1%) dan anak yang
mendapat pola asuh yang baik dari ibunya memiliki perilaku sulit makan sebanyak 2
anak (5,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square didapatkan bahwa
terdapat hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan di TK Desa Palelon
Kec. Modoning, Minahasa Selatan.
Pola asuh orangtua adalah sikap dan perilaku orangtua dalam mendidik anak,
membimbing anak, berkomunikasi dengan anak dan melakukan berbagai banyak hal
dengan anak untuk pengetahuan dasar anak serta ikut memengaruhi dalam
membangun karakteristik anak. Pola asuh orangtua adalah salah satu faktor dalam
pembentukan karakter anak, hal ini didasari bahwa pendidikan dalam keluarga
merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak. Pola asuh dibagi menjadi 3
kategori yaitu pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif (Wibowo, 2012).
Sikap orangtua dan hubungannya dengan anak, atau biasa disebut pola asuh,
menentukan terjadinya gangguan psikologis yang dapat mengakibatkan gangguan
perilaku makan. Selain itu sikap ibu yang dapat membentuk anak menjadi sulit
makan adalah cara menyiapkan makanan, cara memberikan makanan, menenangkan
anak yang sedang rewel dengan memberikan jajanan, memaksa anak anak untuk
makan, terlambat memberikan makanan padat, dan ibu tidak membiasakan anak
makan tepat waktu (Nafratilawati, 2014).
Menurut Karaki (2016) bahwa pola asuh orangtua sangat penting terhadap
pembentukan perilaku dan karakter anak, karena anak seringkali meniru kebiasaan
dan perilaku dari orangtua baik ibu atau ayahnya termasuk menirukan kebiasaan
makan ibu atau ayahnya. Oleh sebab itu, pola asuh sangat memengaruhi tumbuh
5
kembang anak terlebih kebiasaan makan sehingga pola asuh yang kurang baik dapat
menyebabkan anak mengalami perilaku sulit makan.
Perilaku sulit makan yang tidak baik yaitu seperti pilih-pilih makanan, makan
sambil nonton televisi atau main, dan baru mau makan kalau diajak jalan-jalan, tentu
dapat terbawa hingga dewasa. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan di Amerika
menunjukkan, anak yang pilih-pilih makanan bakal menemui kesulitan dalam
bersosialisai. Umumnya anak juga akan berperilaku pilih-pilih teman dan cenderung
susah menyesuaikan diri. Sehingga, agar anak tidak muncul hal-hal yang tak
diharapkan, perilaku makan yang buruk tersebut memang harus diubah. Mengubah
susah-susah gampang karena terlebih dahulu perilaku makan orangtua yang harus
diubah. Pola asuh merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak berusia dibawah enam tahun. Masa anak usia 3-6 tahun
tahun adalah masa dimana anak masih sangat membutuhkan suplai makanan dan gizi
dalam jumlah yang cukup dan memadai. Kekurangan gizi pada masa ini dapat
menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara fisik, mental, sosial dan intelektual
yang sifatnya menetap dan terus dibawa sampai anak menjadi dewasa (Tarigan,
2002).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada hari jum’at
tanggal 09 juni 2017 di Taman Kanak-Kanak Karta Rini Godean, Sleman,
Yogyakarta terdapat 74 anak. Saat jam istirahat sebagian besar anak hanya sibuk
bermain dan sisanya sedang makan bekal yang disediakan oleh orangtuanya.
Diwawancarai enam dari 12 orangtua mengatakan bahwa anaknya sulit diajak makan
dan hanya ingin makan makanan ringan atau makan makanan dengan lauk tertentu
sehingga jam makan tidak tepat pada waktunya sehingga mereka seringkali
membujuk anak dengan cara membuat kesepakatan agar anak mau makan, sedangkan
empat dari 12 orangtua mengatakan lebih memilih membiarkan anaknya memilih
makanan yang disukai dan menuruti keinginan anaknya dan dua dari 12 orangtua
mengatakan kalau anaknya akan dipaksa makan agar tidak sakit, tidak boleh makan
6
makanan sembarangan dan jika anaknya tidak mau makan, orangtuanya yang akan
menyuapi dengan paksaan atau ancaman.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang lebih lanjut mengenai “ Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Sulit
Makan pada Anak Prasekolah di Taman Kanak-Kanak Karta Rini Godean, Sleman,
Yogyakarta“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku
Sulit Makan pada Anak Prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku sulit makan pada
anak prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran pola asuh orangtua.
b. Diketahui gambaran perilaku sulit makan pada anak prasekolah.
c. Diketahui keeratan hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku sulit makan
pada anak prasekolah.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari tujuan penelitian, maka kegunaan yang dapat diambil dari
peneliti ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dan dapat dijadikan
pertimbangan dalam upaya meningkatkan perkembangan anak dan pola asuh
7
orangtua kaitannya dengan perilaku sulit makan dan dapat memberikan kajian
ilmu di bidang ilmu keperawatan anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Orangtua
Penelitian ini memberikan informasi kepada orangtua mengenai pola asuh
dan perilaku sulit makan, serta diharapkan orangtua dapat memahami dan
menerapkan pola asuh yang benar sesuai dengan karakter anak masing-
masing.
b. Bagi TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta
Penelitian ini memberikan informasi kepada sekolah dan guru tentang
pola asuh orangtua dan perilaku sulit makan pada anak prasekolah di TK
Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta.
c. Bagi Tenaga Kesehatan
Meningkatkan kesadaran dan motivasi kader, perawat kesehatan atau
tenaga kesehatan setempat untuk memberikan informasi tentang pendidikan
kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat terutama pada anak usia
prasekolah.
d. Bagi peneliti lain
Manfaat penelitian ini bagi penelitian keperawatan adalah dapat
digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
8
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan Tabel 1.1 bahwa penelitian terkait dengan hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku sulit makan pada anak
prasekolah telah banyak diteliti, seperti berikut ini:
Tahun dan
No Judul Hasil Persamaan Perbedaan
Nama
1 Hubungan pola asuh 2016 15 orang (42.9 %) menerapkan pola asuh Desain penelitian Jumlah sampel: 35
ibu dengan perilaku Karaki yang baik, 20 orang (57,1%) menerapkan pola deskriptif korelatif, responden
sulit makan pada anak asuh yang kurang baik. 22 responden (62,9%) menggunakan rancangan
prasekolah usia 3-6 mengalami perilaku sulit makan, sedangkan cross sectional. Tempat dan waktu
tahun di taman kanak- 13 responden (37.1%) tidak mengalami sulit penelitian: TK desa
kanak desa palelon kec. makan. Hasil uji chi-squre diperoleh p- Dengan pengambilan Palelon KEC.
Modoinding minahasa value= 0,001 < α (≤ 0,05) dan disimpulkan sampel dengan teknik Modoinding Minahasa
selatan terdapat Hubungan pola asuh ibu dengan Total Sampling Selatan
perilaku sulit makan pada anak prasekolah
usia 3-6 tahun di taman kanak-kanak desa Instrumen yang Analisis statistik
palelon kec. Modoinding minahasa selatan. digunakan menggunakan chi
adalah kuesioner square
2 Faktor yang 2015 Hasil penelitian yang diperoleh dari 50 Rancangan penelitian Sampel berjumlah 50
berhubungan dengan Idris responden bahwa ada hubungan yang cross sectional responden.
sulit makan anak usia signifikan antara sulit makan dengan faktor
prasekolah di TK organik nilai p-value=0,001, ada hubungan Instrumen yang Waktu penelitian bulan
anggrek mekar desa yang signifikan antara sulit makan dan faktor digunakan Mei 2015
haya-haya kec. gizi nilai p-value=0,001, dan tidak ada adalah kuesioner
Limboto barat hubungan antara sulit makan dengan faktor Tempat penelitian di
Kabupaten Gorontalo psikologis nilai p-value=0,059. Dianalisa Penelitian ini TK anggrek mekar desa
dengan menggunakan uji Chi- square menggunakan teknik haya-haya Kec.
diperoleh nilai p-value=0,001 atau <α (≤ Total Sampling Limboto barat Kab.
0,05). Gorontalo.
9
Tahun dan
No Judul Hasil Persamaan Perbedaan
Nama
3 Hubungan pola asuh 2013 Hasil penelitian dengan menggunakan uji Desain penelitian Sampel berjumlah 32
orangtua terhadap Krisdiyanto fisher exact, diperoleh nilai p-value=0,006 deskriptif korelasi responden
perkembangan motorik (p<0,05) untuk perkembangan motorik kasar menggunakan rancangan
anak usia 3-5 tahun di dan p-value=0,047 (p<,0,05) untuk cross sectional. Tempat penelitian di
Posyandu Desa perkembangan motorik halus. dan Posyandu Desa
Jolontoro Kec. Sapuran disimpulkan ada hubungan pola asuh orangtua Instrumen yang Jolontoro Kec. Sapuran
Wonosobo. terhadap perkembangan motorik anak usia 3-5 digunakan adalah Wonosobo.
tahun di Posyandu Desa Jolontoro Kec. kuesioner
Sapuran wonosobo.
Orangtua yang memiliki
anak 3-6 tahun
4 Hubungan antara pola 2016 Berdasarkan penelitian diperoleh data Desain penelitian Study Penelitian
asuh orangtua dengan Pratama mengenai pola asuh demokratis sebanyak 22 Korelatif dengan menggunakan stratified
perilaku bullying (33,8%). Perilaku bullying remaja di SMP N 4 pendekatan cross random sampling
remaja di SMP Negeri Gamping Sleman kategori rendah sebanyak sectional.
4 Gamping. 26 (40,0%) dengan p value 0,003 (p value < Sampel berjumlah 65
0,05). Artinya terdapat hubungan yang Instrumen yang responden.
signifikan antara pola asuh orang tua dengan digunakan adalah
perilaku bullying remaja di SMP N 4 kuesioner Analisis statistik
Gamping Sleman. Keeratan sebesar -0,345 inferensial
yang berarti rendah. menggunakan uji Chi
Square
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
52
53
Keterangan:
1. TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta ini bersebelahan dengan
gedung Balai Desa Sidokarto Godean, Sleman, Yogyakarta yang
berjarak hanya 20 meter.
2. TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta tidak terdaftar dalam
Google Maps sehingga di denah lokasi penelitian hanya tercantum
Balai Desa Sidokarto Godean, Sleman, Yogyakarta yang sudah
terdaftar dalam Google Maps.
54
3. Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian diperoleh karakteristik responden orangtua dan anak
berdasarkan usia orangtua, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
dan usia anak dengan jumlah responden 56 anak didik TK Karta Rini Godean,
Sleman, Yogyakarta dan Orangtua anak. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Orangtua dan Anak di TK
Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta
6. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak
Prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel,
yaitu variabel bebas adalah pola asuh orangtua dan variabel terikat adalah
perilaku sulit makan. Hasil tabulasi “Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan
Perilaku Sulit Makan pada Anak Prasekolah di TK Karta Rini Godean,
Sleman, Yogyakarta” dengan menggunakan uji Kendall’s Tau-b, dapat
diketahui sebagai berikut:
B. Pembahasan
1. Pola Asuh Orangtua di TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden
berdasarkan pola asuh orangtua di TK Karta Rini Godean, Sleman,
Yogyakarta sebagian besar adalah termasuk kategori demokratis yaitu
sebanyak 22 responden (39,3%). Karena kebanyakan orangtua terutama ibu
58
tidak bekerja, karena yang bekerja kebanyakan ayah dan ibu hanya fokus
untuk mengasuh anaknya di rumah. Sehingga orangtua terutama ibu bisa
menerapakan pola asuh demokratis dengan baik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan TK Karta Rini Godean, Sleman,
Yogyakarta dapat diketahui bahwa orangtua yang memiliki anak prasekolah
lebih banyak yang menerapkan pola asuh demokratis dalam mengasuh
anaknya, karena orangtua tipe ini juga mengenal kompromi, dan dalam
komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orangtua tipe ini tidak memerlukan
umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya (Baumrin dalam
Ubaedy, 2009).
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh hasil penelitian
yang dilakukan oleh Yusuf (2013), bahwa pola asuh yang baik diberikan
terhadap anak akan berdampak baik terhadap perilaku sikap anak. Pola asuh
yang demokratis akan mengarahkan sikap dan perilaku anak dengan
menekankan peraturan dan menguatkan penyimpangan negatif.
Pola asuh merupakan sikap orangtua dalam interaksi dengan anak-
anaknya. Sikap tersebut meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan,
memberikan perhatian. Pola asuh sebagai suatu perlakuan orangtua dalam
rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan dan mendidik anak
dalam kesehariannya. Sedangkan pengertian pola asuh orangtua terhadap anak
merupakan bentuk interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan
pengasuhan yang berarti orangtua mendidik, membimbing dan melindungi
anak (Ainun, 2012).
Faktor lain yang berperan dalam pengasuhan orangtua adalah pekerjaan
orangtua. Data yang didapatkan menunjukkan bahwa orangtua anak memiliki
pekerjaan yang beragam dan jenis pekerjaan yang paling banyak pada
orangtua anak adalah tidak bekerja sebanyak 21 (37,5%). Hal ini diperkuat
oleh hasil penelitian (Nelista & Fembi, 2013), mengatakan bahwa pekerjaan
orangtua merupakan sumber penghasilan bagi keluarga yang dapat memenuhi
59
3. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku Sulit Makan pada Anak
Prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Kendall’s Tau-b di atas
menunjukkan bahwa uji Kendall’s Tau-b menghasilkan nilai p-value sebesar
0,001. Nilai uji p-value 0,001 yang menunjukkan bahwa ada hubungan pola
asuh orangtua dengan perilaku sulit makan pada anak prasekolah di TK Karta
Rini Godean, Sleman, Yogyakarta. Nilai koefisiensi korelasi yaitu sebesar -
0,489 menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara pola asuh
orangtua dengan perilaku sulit makan pada anak prasekolah dalam tingkat
sedang, arah negatif pada nilai koefisien korelasi berarti semakin orangtua
menerapkan pola asuh demokratis maka semakin rendah perilaku sulit makan
pada anak prasekolah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Handayani (2010) dimana
terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan perilaku sulit
makan pada anak usia prasekolah di RW 013 Kelurahan Bencongan
Tangerang, ini menunjukkan bahwa pola asuh ibu yang diterapkan pada anak
berpengaruh terhadap perubahan pola makan anak seperti terjadinya perilaku
sulit makan.
Anak yang mendapat pola asuh uninvolved yang mengalami kesulitan
makan tinggi sejumlah (14,3%), karena orangtua cenderung lalai dan
mengabaikan kehidupan anak. Pada pola asuh ini orangtua memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup darinya atau cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak
apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang
diberikan oleh mereka. Namun orangtua tipe ini biasanya bersifat hangat,
62
sehingga sering kali disukai oleh anak, Baumrind dalam Ubaedy (2009),
sedangkan anak yang mendapat pola asuh demokratis yang mengalami
kesulitan makan sedang mengalami kesulitan makan sedang sejumlah (23,2%)
karena cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya
dibarengi dengan ancaman, misalnya kalau tidak mau makan, maka tidak akan
diajak bicara.
Beberapa aspek psikologis dalam hubungan keluarga, baik antara anak
dengan orangtua, orangtua, antara ayah dan ibu atau hubungan antara anggota
keluarga lainnya dapat memengaruhi psikologis anak. Misalnya bila
hubungan antara orangtua yang tidak harmonis, hubungan antar anggota
keluarga yang tidak atau suasana keluarga yang penuh pertentangan,
permusuhan atau emosi yang tinggi akan mengakibatkan anak untuk
mengalami ketakutan, kecemasan, tidak bahagia, sedih dan depresi. Hal yang
mengakibatkan anak untuk tidak aman dan nyaman sehingga bisa membuat
anak menarik diri dari kegiatan atau lingkungan keluarga termasuk aktivitas
makannya (Waugh et al, 2010).
Hasil penelitian yang telah peneliti lakukan ditemukan item dua terendah
dari kuesioner perilaku sulit makan bahwa variasi makanan dan aktivitas
bermain dapat memengaruhi perilaku sulit makan pada anak prasekolah, hal
ini sejalan dengan Sunarjo (2009) mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang perlu diperhatikan meliputi nafsu makan berkurang, anak lebih
tertarik pada aktivitas bermain, anak mulai senang mencoba jenis makanan
baru dan waktu makan.
63
1. Keterbatasan
Peneliti mengalami kesulitan dalam pengambilan data karena penelitian
bersamaan dengan jam sekolah sehingga kurang bisa memaksimalkan
pengambilan data.
2. Kelemahan
Peneliti mengalami kelemahan dalam proses pengambilan data karena pada
penelitian ini tidak melihat secara langsung (observasi) bagaimana pola asuh
orangtua terhadap perilaku sulit makan pada anak sehingga kejujuran orangtua
dalam menjawab semua pertanyaan dari peneliti sangat dibutuhkan untuk
meminimalkan bias dalam penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pola asuh
orangtua dengan perilaku sulit makan pada anak prasekolah di TK Karta Rini
Godean, Sleman, Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa:
1. Pola asuh orangtua di TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta sebagian besar
adalah termasuk kategori demokratis yaitu sebesar 39,3%.
2. Perilaku sulit makan pada anak prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman,
Yogyakarta sebagian besar adalah responden adalah termasuk kategori cukup
yaitu sebesar 66,1%.
3. Ada hubungan signifikan antara pola asuh orangtua dengan perilaku sulit makan
pada anak prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta dengan nilai
signifikan pada uji Kendall’s Tau-b, hasil menunjukkan p-value 0,001 < 0,05.
4. Keeratan Hubungan antara pola asuh orangtua dengan perilaku sulit makan pada
anak prasekolah di TK Karta Rini Godean, Sleman, Yogyakarta adalah sedang
dengan nilai koefisiensi korelasi sebesar -0,489. Artinya adalah semakin orangtua
menerapkan pola asuh demokratis maka semakin rendah perilaku sulit makan
pada anak prasekolah.
B. Saran
1. Bagi Orangtua
Penelitian ini memberikan informasi kepada orangtua mengenai pola asuh dan
perilaku sulit makan, serta diharapkan orangtua dapat memahami dan menerapkan
pola asuh yang benar dan sesuai, misalnya memberikan banyak variasi makanan
sehingga anak tidak cepat bosan dan nafsu makan baik.
64
65
Baumrin dalam Ubaedi (2009). Canadian Child Care Federation. Family child care
training program: nutrition[Internet]; 2011. [Cited 2012, July 20];
Avalilable from: http://www.cccf-
fcsge.ca/english/resources/onefournutrition.htm
Centre for Parenting & Reserch (2006). The Importance of Attachment in the live of
Foster Children.
Damon, D & Leaner, R.M. (2006). Handbook of child psychology : Sixth Edition
Canada : John Willyson.
Galloway, AT, Lee Y, Birch LL., (2003). Predictors and Consequences of Food
Neophobia and Pickiness in Young Girls. Journal of American Diet
Association.
Handayani, S.L. (2010). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan Anak
Usia Prasekolah Di RW 013 Bencongan Tangerang.
http://digilib.esaunggul.ac.id/
Idris, V.R, (2015). Faktor yang Berhubungan dengan Sulit Makan Anak Usia
Prasekolah di TK Anggrek Mekar Desa Haya-haya Kec. Limboto Barat
Kabupaten Gorontalo, (Skripsi) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Negeri Gorontalo.
Karaki, B.K. (2016). Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku Sulit Makan pada
Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) di Taman Kanak-Kanak Desa Palelon
Kec. Modoinding Minahasa Selatan, (Skripsi) Fakultas Ilmu Kesehatan
Minahasa.
Khasanah, N.A (2014). Hubungan Sikap Ibu Tentang Kesulitan Makan dengan Status
Gizi Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) di Desa Wonosari Ngoro
Mojokerto.
Mariana, H, (2013). Perilaku Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak di
bawah Usia Lima Tahun (Balita) di Kelurahan Hutang Tonga-Tonga
Sibolga. Skripsi tidak di terbitkan. Universitas Sumatra utara.
Nelista, Y., & Fembi, P.N. (2013). Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Perilaku
Health Maintanance Anak pada Kelas IV, V dan VI di SD II ligetang
Maumere. Sikka :Universitas Nusa Nipa Maumere. http://ws.ub.ac.id/
Riyadi, Sujono & Sukarmin, (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sunarjo. (2009). Kesulitan Makan pada Anak, Jurnal Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.
Soedibyo dan Mulyani, 2009, Kesulitan Makan pada Pasien: Survey Di Unit Pediatri
Rawat Jalan, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta: FKUI-RSCM.
Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Shim, J.E., Kim, J., Mathai, R.A., (2011). Associations of Infant Feeding Practices
and Picky Eating Behaviors of Preschool Children. Journal of the American
Dietetic Association.
Tridhonanto, AL, (2013). Pola Asuh Kreatif. Media Komputindo Kelompok. Jakarta:
Gramedia
Wawan, A. & Dewi, M. (2010). Teori Pengukuran pengetahuan sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta: Nuha Medika.
Waugh RB, Markham L, Kreipe RE, Walsh BT, (2010). Feeding and eating
disorders in childhood. International Journal of Eating Disorder; 43:98-
111.
World Health Organization. (2013). Pocket Book of Hospital Care For Children
Guidelines for the Management of Common Childhood Illnesses, WHO.
Yusuf, A.ST.H. (2013). Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Tingkat Kooperatif
Anak Usia 3-5 Tahun Dalam Perawatan Gigi dan Mulut. Makassar:
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin.
http://repository.unhas.ac.id
LAMPIRAN
Lampiran 4
Penghasilan : ≤ Rp 1.500.000
≥ Rp 1.500.000
Suku bangsa :
2. Karakteristik Anak
Inisial nama :
Umur : Thn
Berat badan : Bulan Berat Badan
Juni Kg
Juli Kg
Agustus Kg
Petunjuk pengisian :
Dibawah ini terdapat pernyataan mengenai perlakuan yang mungkin orangtua anda lakukan
terhadap anda di rumah. Dalam setiap pernyataan terdapat 5 kemungkinan jawaban. Tidak
ada jawaban benar atau salah, jadi pilihlah yang sesuai dengan kehidupan anda.
Berikan tanda silang (√) pada salah satu kolom yang sesuai dengan keadaan anda, dengan
ketentuan sebagai berikut :
TP : Jika anak tidak pernah mendapatkan perlakuan tersebut
J : Jika anak 1-2 kali mendapatkan perlakuan tersebut
K : Jika anak lebih dari 2 kali mendapat perlakuan tersebut
S : Jika anak hampir setiap hari mendapatkan perlakuan tersebut
SS : Jika anak sering sekali mendapat perlakuan tersebut
No Pertanyaan TP J K S SS
1 Orangtua menerapkan disiplin belajar pada
anak
2 Orangtua membiarkan anak melakukan hal-
hal yang anak inginkan
3 Orangtua membantu anak mencari jalan
keluar bila anak menghadapi kesulitan atau
masalah
4 Orangtua kurang peduli dengan urusan
sekolah
5 Orangtua marah bila anak menentang
keinginan
6 Orangtua dapat menerima bila anak
menentang pendapatnya
No Pertanyaan TP J K S SS
7 Orangtua sangat mengerti keinginan anak
N %
C Valid 20 100,0
as Excludeda 0 0,0
es
Total 20 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.929 14
R Tabel = 0,6
Lampiran 14