Anda di halaman 1dari 39

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT DENGAN

TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA UPTD PELAYANAN


SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:

SONA UTARI
1704018

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
PRINGSEWU

i
2021
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT DENGAN
TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA UPTD PELAYANAN
SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:

SONA UTARI
1704018

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

ii
PRINGSEWU
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT DENGAN

TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA UPTD PELAYANAN

SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA NATAR

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Nama : SONA UTARI

NPM : 1704018

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk sidang proposal

Pringsewu, 10 Maret 2021


Pembimbing

Desti Ambar Wati, S.Gz., M.Gz


NIDN. 0228129401

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan proposal penelitian yang berjudul
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT DENGAN
TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA UPTD PELAYANAN
SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN, dapat saya selesaikan.
Penyelesaian proposal penelitian ini juga berkat dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulas menghaturkan rasa
terimakasih kepada bapak/ibu yang terhormat:
1. Sukarni, S.ST.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung
2. Hardono, S.Kep, Ners, M.Kep selaku Rektor Universitas Aisyah
Pringsewu Lampung
3. Feri Kameliawati, S.Kep, Ners, M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
4. Wiwi Febriani, S,Gz.,M.Si selaku Kepala Program Studi S1 Gizi
5. Desti Ambar Wati, S.Gz., M.Gz selaku Pembimbing
6. Kepala UPTD Puskesmas Gading Rejo sebagai tempat penelitian penulis
7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan proposal penelitian
8. Teman-teman yang telah membantu jalannya penelitian.

Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah di
berikan dan semoga Proposal ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan
penelitian. Penulisan menyadari dalam penulisan proposal ini masih banyak
kekurangan untuk itu, penulisan sangat mengharapkan masukan serta saran yang
membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa
melindungi kita semua.
Pringsewu, 10 Maret 2021

Sona Utari

iv
DAFTARA ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR .......................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM....................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 3
1. Tujuan Umum.............................................................................. 3
2. Tujuan Khusus............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 3
E. Ruang Lingkup Penlitian..................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teoritis ................................................................................ 5
B. Penelitian Terkait................................................................................ 15
C. Krangka Teori..................................................................................... 16
D. Kerangka Konsep................................................................................ 16
E. Hipotesis.............................................................................................. 16

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian.................................................................................... 18
B. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 18
C. Rancangan Penelitian.......................................................................... 18
D. Subjek Penelitian................................................................................. 18
E. Variabel Penelitian.............................................................................. 19
F. Definisi Operasional Variabel............................................................. 19
G. Pengumpulan Data.............................................................................. 20
H. Pengolahan Data.................................................................................. 21
I. Analisis Data ..................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Klasifikasi tekanan darah menurut WHO..............................................11


Tabel 1.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran..........................................19

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Teori...................................................................................16


Gambar 1.2 Kerangka Konsep...............................................................................16

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner FFQ


Lampiran 2 Surat Izin Dinas Kesehatan Pringsewu
Lampiran 3 Surat Perizinan SMP Negeri 1 Gading Rejo
Lampiran 4 Surat Studi Pendahuluan

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) merupakan sekelompok penduduk yang berumur 60


tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk
berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan
diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan peningkatan
usia harapan hidup. Harapan hidup orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun
2012 naik menjadi 70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun (Putri dkk,
2018).
Lansia rentan mengalami penyakit yang berhubungan dengan proses
menua salah satunya hipertensi. Hipertensi identik dengan peningkatan tekanan
darah melebihi batas normal. Seseorang dikatakan hipertensi jika hasil
pengukuran tekanan darah sistoliknya >140 mmHg dan diastoliknya >90 mmHg
(Putri dkk, 2018).
Di Indonesia, prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
diagnosis dokter pada penduduk usia 18 tahun keatas sebesar 8,4%. Berdasarkan
proporsi riwayat minum obat dan alasan tidak minum obat pada penduduk
hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau minum obat pada tahun 2018 adalah
sebesar 54,4% rutin minum obat, 32,3% tidak rutin minum obat dan 13,3% yang
tidak minum obat antihipertensi (Riskesdas, 2018). Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mencatat pada tahun 2012, sekitar 972 juta (26,4 %), diperkirakan
menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia,
dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%).
Sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama dinegara berkembang (Triyanto,
2014).
Prevelansi Hipertensi berdasarkan data Indonesia pada kelompok umur
>18tahun yaitu sebesar 26,8% (Riskesdas, 2013). Menurut Riskesdas (2018)
prevelansi hipertensi di wilayah Lampung menurut diagnosis dokter pada
penduduk umur 45-54 tahun sebesar 45,3%, umur 55-64 tahun sebesar 55,2%, dan

1
2

65-74 tahun sebesar 63,2%. Dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 31,3% dan
perempuan sebanyak 36,9%.
Menurut Manawan et al. (2016) dalam penelitian ini menyatakan bahwa
terdapat hubungan signifikan antara asupan lemak dengan kejadian hipertensi. Hal
ini disebabkan oleh masyarakat lebih banyak mengkonsumsi makanan yang
berlemak tinggi sehingga tekanan darah akan mengalami peningkatan (Manawan,
2016). Menurut Mafaza (2016) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara asupan lemak dengan terjadinya hipertensi. Asupan lemak yang
berlebih, akan meningkatkan asam lemak bebas di dalam tubuh. Peningkatan
asam lemak bebas tersebut dapat meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein
(LDL) darah, sehingga akan memicu aterosklerosis dan penyumbatan pada
pembuluh darah, yang akan mengakibatkan terjadinya hipertensi.
Selain lemak, asupan serat juga mempengaruhi tekanan darah, seperti
penelitian Mery Andika Putri (2016) menunjukkan bahwa asupan serat kurang
dapat mempengaruhi meningkatnya volume darah yang akan dapat berdampak
pada tekanan darah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
asupan serat yang kurang dengan tekanan darah(Mery, 2016).
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 25 Februari 2021 melakukan wawancara kepada pihak UPTD PSLU
Tresna Werdha. Terdapat 14 wisma untuk lansia dan ada 3 wisma perawatan yang
terdiri dari 1 wisma perawatan laki-laki dan 2 wisma perawatan perempuan.
Lansia yang berada di UPTD PSLU Tresna Werdha berjumlah 80 lansia
diantaranya yaitu 40 lansia laki-laki dan 40 lansia perempuan dengan rata-rata
berusia ≥60 tahun. Sebagai sampel survey pendahuluan terdapat 5 lansia
diantaranya mengalami hipertensi dengan tekanan darah sistolik yaitu ≥140
mmHg dan tekanan darah diastolik yaitu ≥90 mmHg.

B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan asupan lemak dan serat dengan tekanan darah
pada lanjut usia UPTD pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar
Kabupaten Lampung Selatan.
3

C. Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum
Menganalisis hubungan asupan lemak dan serat dengan tekanan darah
pada lanjut usia UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha
Natar Kabupaten Lampung Selatan
b) Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan asupan lemak dan serat pada lanjut usia UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Kabupaten
Lampung Selatan
b. Mendeskripsikan tekanan darah pada lanjut usia UPTD Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Kabupaten Lampung
Selatan.
c. Menganalisis hubungan asupan lemak dengan tekanan darah pada
lanjut usia UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar
Kabupaten Lampung Selatan.
d. Menganalisis hubungan asupan serat dengan tekanan darah pada lanjut
usia UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar
Kabupaten Lampung Selatan.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
kepada masyarakat dengan cara mempublikasikan hasil penelitian ini,
khususnya tentang hubungan asupan lemak dan serat terhadap tekanan
darah pada lanjut usia.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
dan sebagai referensi mahasiswa untuk mengembangkan penelitian lebih
lanjut tentang hubungan asupan lemak dan serat terhadap tekanan darah
pada lanjut usia.
4

E. Ruang Lingkup
Penelitian ini berjudul “Hubungan asupan lemak dan serat terhadap tekanan darah
pada lanjut usia UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar
Kabupaten Lampung Selatan tahun 2021”. Penelitian ini akan dilaksanakan pada
bulan April 2021. Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif. Subjek
penelitian ini adalah lansia panti werdha Natar. Penelitian ini menggunakan
pendekatan Cross Sectional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengukuran Konsumsi Makanan
Definisi Pengukuran Konsumsi Makanan
Pengukuran konsumsi makanan adalah salah satu metode
pengukuran status gizi secara tidak langsung dengan cara mengukur
kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi baik tingkat
individu, rumah tangga, dan masyarakat. Hasil pengukuran makanan
ini sangat berguna untuk intervensi program gizi seperti pendidikan
gizi dan pedoman makanan (Kusharto & Supariasa, 2014).
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi
makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat
kualitatif dan kuantitatif (Utami, 2016).
1) Metode Kualitatif
Metode kualitatif merupakan metode yang biasanya untuk
mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut
jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan
makan (food habit) serta cara-cara memperoleh bahan makanan
tersebut. Metode-metode pengukuran konsumsi makanan
bersifat kualitatif antara lain:
a) Metode frekuensi makanan (food frequency)
Metode Frekuensi Makanan yaitu metode untuk
memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah
bahan makanan atau makanan jadi selama priode tertentu
seperti hari, bulan atau tahun. Selain itu dengan metode
Frekuensi Makanan dapat memperoleh gambaran pola
konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena
periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan
individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi zat gizi,
maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian
epidemiologi gizi.

5
6

b) Metode dietary history


Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran
pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang
cukup lama (bisa 1 minggu, 1 bulan atau 1 tahun). Metode
ini terdiri dari 3 komponen:
1. Komponen pertama adalah wawancara (termasuk
recall 24 jam), yang mengumpulkan data tentang
apa saja yang dimakan responden selama 24 jam
terakhir
2. Komponen kedua adalah tentang frekuensi
penggunaan dari sejumlah bahan makanan dengan
memberikan daftar (check list) yang sudah
disiapkan untuk mengecek kebenaran dari recall 24
jam tadi.
3. Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi
selama 2-3 hari sebagai cek ulang
c) Metode pendaftaran makanan (food list)
Metode pendaftaran makanan dilakukan dengan
menanyakan dan mencatat seluruh bahan makanan yang
digunakan keluarga selama periode survey dilakukan.
Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah bahan makanan
yang dibeli, harga dan jumlah pembeliannya, termasuk
makanan yang dimakan anggota keluarga di luar rumah.
Jadi data yang diperoleh merupakan taksiran/perkiraan dari
responden. Metode ini tidak memperhitungkan bahan
makanan yang terbuang, rusak atau diberikan pada binatang
peliharaan.
2) Metode Kuantitatif
Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui
jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung
konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan
7

seprti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi


Mentah-Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak.
Metode-metode untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif
antara lain:
a) Metode Recall 24 jam
Metode recall 24 jam yaitu dilakukan dengan cara
mencatatan jenis dan jumlah bahan makanan yang
dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode
ini responden diperintah menceritakan semua yang dimakan
atau diminum dalam 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya
dimulai sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat
tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu
saat dilakukan wawancara mundur ke belakang 24 jam
penuh.
b) Perkiraan makanan (estimated food records)
Metode ini disebut juga “food record” atau “dietary
record”, yang digunakan untuk mencatat jumlah yang
dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk
mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali
sebelum makan dalam URT atau menimbang dalam ukuran
berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari berturut-
turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan
tersebut
c) Penimbnagan makanan (food weighing)
Pada metode penimbangan makanan, reponden atau
petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang
dikonsumsi responden selama 1 hari. Perlu juga ditimbang
sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya yang
dikonsumsi.
d) Metode food account
Metode pencatatan dilakukan dengan cara keluarga
mencatat setiap hari semua makanan yang dibeli, diterima
8

dari orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri. Jumlah


makanan dicatat dalam URT, termasuk harga eceran bahan
makanan tersebut. Cara ini tidak memperhitungakan
makanan cadangan yang ada di rumah tangga dan juga
tidak memperhatikan makanan dan minuman ynag
dikonsumsi di luar rumah atau rusak, tebuang/tersisa atau
diberikan pada binatang.
e) Metode inventaris (inventory methods)
Metode inventaris ini juga sering disebut log book method.
Prinsipnya dengan cara menghitung/mengukur semua
persediaan makanan di rumah tangga (berat dan jenisnya)
mulai dari awal sampai akhir survey. Semua makanan yang
diterima, dibeli, dan dari produksi sendiri dicatat dan
dihitung/ditimbang setiap hari selama periode pengumpulan
data (biasanya selama sekitar satu minggu). Semua
makanan yang terbuang, tersisa dan busuk selama
penyimpanan dan diberikan pada orang lain atau binatang
peliharaan juga diperhitungkan
f) Pencatatan (household food record)
Pengukuran dengan metode ini dilakukan sedikitnya dalam
periode satu minggu oleh responden sendiri. Dilaksankan
dengan menimbang atau mengukur dengan URT seluruh
makanan yang ada di rumah, termasuk cara pengolahannya.
Biasanya tidak memperhitungkan sisa makanan yang
terbuang dan dimakan oleh binatang peliharaan. Metode ini
dianjurkan untuk tempat/daerah dimana tidak banyak
variasi penggunaan bahan makanan dalam keluarga dan
masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis.
a. Metode Food Weighing
Metode food weighing atau penimbangan makanan merupakan
metode survei konsumsi pangan yang bersifat kuantitatif. Metode ini
digunakan untuk mengukur konsumsi makanan pada tingkat individu.
9

Metode food weighing atau metode penimbangan adalah metode


survei konsumsi pangan yang dilakukan dengan cara menimbang
makanan yang dikonsumsi oleh responden (Kemenkes, 2018).
Dalam metode penimbangan ini juga memiliki kelemahan dan
kelebihan (Kemenkes, 2018).
1) Kelebihan dari metode penimbangan antara lain seperti yang
dijabarkan di bawah ini yaitu:
a. Metode penimbangan merupakan metode yang dapat dijadikan
baku standar dalam survei konsumsi pangan.
b. Hasil dari metode penimbangan paling akurat dibandingkan
dengan metode lainnya.
c. Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan ingatan
responden karena metode ini tidak tergantung kepada daya
ingat responden.
d. Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan
responden dalam menjelaskan ukuran porsi makanan yang
dikonsumsi.
e. Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan
pewawancara atau pengumpul data dalam melakukan estimasi
ukuran porsi yang dikonsumsi oleh responden.
f. Dapat mengurangi bias yang disebabkan perbedaan persepsi
antara responden dengan pewawancara atau pengumpul data.
g. Dapat digunakan untuk mendukung interpretasi data
laboratorium, data antropometri dan data klinis
h. Pengukuran yang dilakukan selama beberapa hari dapat
menggambarkan asupan sehari-hari responden
i. Lebih tepat dilakukan untuk tempat khusus seperti institusi
tempat kerja, perusahaan, panti sosial, lembaga
kemasyarakatan di mana seseorang tinggal bersama-sama
2) Kelemahan dari metode penimbangan antara lain seperti yang
dijabarkan di bawah ini yaitu:
10

a. Memerlukan waktu untuk pengumpulan data yang lebih lama,


karena semua makanan yang dikonsumsi oleh responden dan
makanan sisa yang tidak dikonsumsi oleh responden harus
dilakukan penimbangan sesaat sebelum konsumsi dan sesaat
sesudah responden mengkonsumsi makanannya
b. Memerlukan tenaga yang lebih banyak untuk melakukan
metode ini karena harus melakukan penimbangan makanan
responden
c. Memerlukan alat khusus yang harus disediakan oleh peneliti
atau pengumpul data seperti timbangan makanan, formulir
penimbangan, alat tulis dan beberapa peralatan lainnya
d. Responden dapat merubah kebiasaan makan sehari-hari,
terutama pada penimbangan yang dilakukan selama beberapa
hari
e. Kurang cocok diterapkan pada masyarakat luas
2. Lansia
a. Definisi
Semakin tua usia, kejadian tekanan darah tinggi (hipertensi)
semakin tinggi. Hal ini dikarenakan pada usia tua terjadi perubahan
struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer yang
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut (Novian, 2013).
Hipertensi merupakan keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal. Secara umum tekanan darah
tinggi ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 80 mmHg (Ardiansyah, 2012).
Hipertensi ialah suatu keadaan dimana adanya peningkatan tekanan
darah diatas normal angka sistolik dan diastolik di dalam arteri. Secara
umum hipertensi merupakan keadaan tanpa gejala, dimana tekanan
abnormal tinggi di arteri menyebabkan peningkatan stroke, gagal
jantung, aneurisma, serangan jantung (Triyanto, 2014)
11

b. Klasifikasi Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (2015) lanjut usia
meliputi :
1. Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59
tahun
2. Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun
3. Usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun
Menurut Kemenkes RI (2018) ada lima klasifikasi lansia, yaitu:
1. Pralansia (prasenilis) adalah seseorang yang berusia 45-59 tahun.
2. Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas.
3. Lansia resiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih.
4. Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.
5. Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari
nafkah, sehingga hidupnya tergantung orang lain
c. Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO dan International Society
of hypertension Working Group (ISHWG) yang telah
mengelompokan hipertensi kedalam beberapa klasifikasi yaitu:
Tabel
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO
Kategori tekanan darah Tekanan darah sistolik Tekanan darah
menurut WHO (mmHg) diastolik (mmHg)
Normal <130 mmHg <85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Hipertensi 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Ringan)
Stadium 2 (Hipertensi 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Sedang)
Stadium 3 (Hipertensi >180 mmHg >110 mmHg
Berat)
12

3. Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah


Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor yang
dapat diubah dan tidak bisa diubah (Kemenkes RI, 2014)
1) Faktor yang Dapat diubah
a. Asupan Lemak
Asupan lemak yang berlebih dapat menyebabkan meningkatnya
kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida yang menumpuk pada dinding
pembuluh darah dan akan membentuk plak. Plak tersebut akan
bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium
yang pada akhirnya berkembang menjadi arterosklerosis. Pembuluh
darah koroner pada penderita arterosklerosis selain tidak elastis juga
akan mengalami penyempitan sehingga tahanan aliran darah dalam
pembuluh koroner naik. Pembuluh darah yang sudah tidak elastis
akan menyebabkan naiknya tekanan darah sistolik dan diastolik yang
mengakibatkan penyempitan pembuluh darah yang disebut tekanan
darah tinggi (Widyaningrum, 2012).
Lemak mempunyai beberapa fungsi khusus bagi tubuh. Lemak yang
berasal dari makanan berfungsi untuk absorbsi vitamin larut lemak,
menyediakan asam lemak esensial dan menyediakan energi bagi
tubuh. Energi yang diperoleh dari lemak makanan sebesar 9 kalori
setiap 1 (satu) gram lemak. Disamping lemak yang berasal dari
makanan, lemak yang terdapat dalam tubuh manusia juga memiliki
fungsi sebagai alat pelindung organ-organ tubuh yang penting,
menjaga suhu tubuh, transmisi impuls-impuls saraf, struktur
membran sel dan prekursor fungsi metabolisme (Indral, 2009).
Kebutuhan asupan lemak yang dianjurkan bagi lansia adalah sebesar
20-30% dari total energi lansia. Saat ini, proporsi konsunrsi energi
dari lemak adalah sebesar 20% dari total konsumsi energi dan
sebaiknya tidak boleh melebihi 30% untuk mencegah penyakit
degeneratif dari sejak dini. Proporsi maksimal untuk lemak jenuh
(SFA) adalah sebesar 8% dari energi total (Indral, 2009).
13

b. Asupan Serat
Salah satu dari faktor resiko hipertensi adalah kekurangan asupan
serat. Asupan serat yang rendah dapat menyebabkan obesitas, karena
obesitas akan cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak yang
lebih mudah cerna dibandingkan serat (Thompson JL, Manore MM,
Voughan LA, 2011).
Asupan serat yang rendah mengakibatkan asam empedu lebih sedikit
diekskresi feses, sehingga banyak kolesterol yang di absorpsi dari
hasil sisa empedu. Banyak kolesterol beredar dalam darah, maka
akan semakin besar penumpukan lemak di pembuluh darah dan
menghambat aliran darah yang berdampak pada peningkatan tekanan
darah (Thompson,2011).
Serat berkaitan dengan pencegahan terjadinya tekanan darah tinggi
terutama jenis serat kasar (crude fiber). Menurut laporan Riskesdas
(2013), menunjukkan 93,6% masyarakat Indonesia kurang
mengkonsumsi serat. Penelitian yang dilakukan oleh Frilyan (2010),
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi buah dan
sayur dalam satu hari dengan hipertensi, responden yang konsumsi
buah dan sayurnya kurang (69,1%) terdiagnosis hipertensi (Frilyan,
2010).
c. Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup merupakan yang sangat mempengaruhi kehidupan lansia.
Gaya hidup yang tidak sehat, dapat menyebabkan terjadinya penyakit
hipertensi, misalnya; makanan, aktifitas fisik, stress, dan merokok
(Puspitorini, 2009).
d. Obesitas
Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi.
Diperkirakan sebanyak 70% kasus baru penyakit hipertensi adalah
orang dewasa yang berat badannya sedang bertambah. Dugaannya
adalah jika berat badan seseorang bertambah, volume darah akan
bertambah pula, sehingga beban jantung untuk memompah darah
juga bertambah. Sering kali kenaikan volume darah dan beban pada
14

tubuh yang bertambah berhubungan dengan hipertensi, karena


semakin besar bebannya, semakin berat juga kerja jantung dalam
memompah darah keseluruh tubuh (Paskah Rina Situmorang, 2015).
e. Stress
Stres dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon
adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat,
sehingga tekanan darah akan meningkat . Stres dapat mengakibatkan
tekanan darah naik untuk sementara waktu. Jika stres telah berlalu,
maka tekanan darah biasanya akan kembali normal (Nancy Swanida,
dkk, 2011).
f. Merokok
Merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Hal
ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah. Kerusakan
pembuluh darah juga diakibatkan oleh pengendapkan kolesterol pada
pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih cepat. (Paskah Rina
Situmorang, 2015)
2) Faktor yang Tidak Dapat Diubah
a. Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu juga menyebabkan
keluarga memiliki risiko untuk menderita penyakit hipertensi.
Individu orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali leih
esar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi (Lina, 2016).
b. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause salah satunya adalah penyakit jantung koroner. Wanita
yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen
yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein
(HDL) (Bianti Nuraini, 2015).
Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung
dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan
15

estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada


usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan
sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi
pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana
hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur
wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur
45-55 tahun (Bianti Nuraini, 2015).
c. Faktor usia
Seiring bertambahnya usia seseorang, terjadi penurunan kemampuan
organ-organ tubuh termasuk sistem kardiovaskuler dalam hal ini
jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah menjadi lebih sempit
dan terjadi kekakuan dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan tekanan darah dapat meningkat.. Tekanan darah tinggi
banyak terjadi pada usia dewasa tengah yaitu diatas 40 tahun
(Hartanti & Mifbakhuddin, 2015).
B. Penelitian Terkait
Dalam penyusunan proposal ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan
mereferensi dari penelitian – penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar
belakang masalah pada proposal ini. Adapun penelitian yang berhubungan dengan
proposal ini antara lain yaitu :
1. Menurut Mulyasari dan Srimiati (2020) dengan hasil yang mengakibatkan
hipertensi adalah lemak. Asupan lemak yang berlebih cenderung dapat
meningkatkan risiko terjadinya penyakit hipertensi. Hasil dari uji korelasi
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara asupan lemak
dengan hipertensi dengan nilai p 0,00 (p <0,05) dan didapatkan kekuatan
korelasi positif yaitu (0,396).
2. Menurut Mery Andika Putri (2016) data asupan serat diperoleh dengan
metode FFQ semi kuantitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa sebesar
81,7% subjek memiliki asupan serat yang kurang, yang menunjukkan ada
hubungan asupan serat dengan tekanan darah sistolik (nilai p= 0,011)
3. Menurut Novian (2013) Hipertensi adalah suatu penyakit degeneratif yang
munculnya tidak disadari. Faktor penyebab hipertensi dapat terjadi karena
16

keturunan, umur, pola makan yang salah, aktifi tas yang kurang, gaya
hidup dan pikiran atau stress

C. Kerangka Teori

Tekanan Darah Tinggi Lansia

Asupan Makanan:
Faktor yang dapat
a. Asupan
berpengaruh
Lemak
b. Asupan Serat

Genetik
Jenis kelamin Stress
Gaya hidup tidak Merokok
sehat Faktor usia
Obesitas

Sumber: Modifikasi Lina (2010), Bianti Nuraini (2015), Puspitorini (2009),


Paskah Rina Situmorang (2015), Nancy Swanida, dkk (2011), Hartanti &
Mifbakhuddin (2015).
D. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen

Asupan Lemak
Tekanan
Darah
Asupan Serat Pada lansia

E. Hipotesis Penelitian
Ho : Ada hubungan asupan lemak dan serat dengan tekanan darah pada lanjut
usia UPTD pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Kabupaten
Lampung Selatan.
17

Ha : Tidak ada hubungan asupan lemak dan serat dengan tekanan darah pada
lanjut usia UPTD pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar
Kabupaten Lampung Selatan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk dalam penelitian


analitik dengan menggunakan metode survei.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pelayanan Lanjut Usia

Tresna Werdha Jl. Sintara No 1490 Desa Muara Putih Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2021.


C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah belah lintang (cross sectional). Untuk

mengetahui hubungan asupan lemak dan serat yang dilakukan secara

bersamaan.

D. Subjek Penelitian

a. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah seluruh lansia di UPTD Pelayanan


Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Kabupaten Lampung Selatan
sebanyak 80 responden.
b. Sampel

Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling mendapatkan 30


sampel yang sudah masuk sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut:

18
19

1. Kriteria Inklusi:

a. Sampel berusia 60-75 tahun

b. Bersedia mengikuti penelitian

c. Tidak dalam keadaan sakit

2. Kriteria Eksklusi:

a. Tidak berada ditempat saat pengambilan data

3. Jumlah Sampel

Setelah kriteria inklusi dan eksklusi digunakan maka jumlah sampel


yang diperoleh ada 30 lansia.
E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu :

1) Variabel bebas (Independent) : Asupan Lemak dan Serat

2) Variabel terikat (Dependent) : Tekanan darah lansia

F. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut.


Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Operasional Ukur

1. Asupan Jumlah asupan Form Food Penimbanga gram Rasio


Lemak lemak perhari Weighing n
dalam gram
konsumsi dari
bahan makanan
selama satu bulan
terakhir

2. Asupan Jumlah asupan Form Food Penimbanga gram Rasio


Serat serat perhari Weighing n
dalam gram
konsumsi dari
bahan makanan
selama satu bulan
terakhir
20

3. Tekanan Tekanan di dalam Tensimete Pengukuran mmHg Rasio


darah pembuluh darah r tekanan
ketika jantung darah
memompa darah
keseluruh tubuh
yang diukur oleh
perawat

G. Pengumpulan Data

1. Data primer
Data yang dikumpulkan adalah data identitas responden, data asupan
makan sampel, data tekanan darah sistolik dan diastolik sampel.
1. Identitas responden meliputi nama, umur, jenis kelamin,
didapatkan dengan metode wawancara dan menggunakan
instrumen kuesioner.
2. Data asupan makanan lemak dan serat diukur dengan cara
penimbangan sisa makanan sebelum disajikan dan sesudah
disajikan menggunakan alat timbangan digital kemudian dicatat
dalam formulir food weighing. Kemudian makanan yang tidak
dihabiskan ditimbang kembali untuk mengetahui jumlah makanan
yang dikonsumsi. Pengukuran dilakukan selama 3 hari tidak
berturut-turut.
3. Data tekanan darah didapatkan dengan cara mengukur tekanan
darah sistolik dan diastolik menggunakan Tensimeter. Kemudian
tekanan darah digolongkan menjadi tekanan darah sistolik dan
diastolik yaitu normal bila sistolik < 140 mmHg dan diastolik < 90
mmHg, dan tekanan darah tinggi bila sistolik ≥ 140 mmHg dan
diastolik ≥90 mmHg.
2. Data sekunder
Data sekunder terdiri dari jumlah lansia, data karakteristik lokasi
penelitian dan profil UPTD PSLU Tresna Werdha yang diperoleh
dengan menyalin data tersebut dari pihak panti.
21

3. Sofware SPSS 16
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Formulir informed consent

2. Formulir Food Weighing

3. Software Nutrisurvey

4. Tensimeter Manual

H. Pengolahan Data

1. Data asupan lemak dan serat diperoleh dari penimbangan dilakukan


sebanyak 2 kali setiap penimbangan, yaitu sebelum disajikan dan sesudah
disajikan lalu dikonversikan dan dihitung asupan menggunakan sofware
Nutrisurvey sehingga diperoleh hasil asupan lemak dan serat yang
dikonsumsi.
2. Data tekanan darah sistolik dan diastolik dinyatakan dalam mmHg. Data
tekanan darah akan dibuat nilai rata-ratanta dan dikategorikan
a. Hipertensi apabila tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan
darah diastolik ≥90
b. Tidak hipertensi apabila tekanan darah sistolik <140 mmHg atau
tekanan darah diastolik <90 untuk mendapatkan gambaran umum
sampel yang menderita hipertensi.
I. Analisis Data

1. Uji Kenormalan

Uji kenormalan yang digunakan adalah uji Kolmogorof atau uji Shapiro

Wilk .

2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menyajikan data secara

deskriptif dan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisa ini


22

dilakukan terhadap data identitas responden (meliputi: umur, jenis

kelamin), asupan lemak, asupan serat dan tekanan darah sistolik dan

diastolik.

3. Analisis Bivariat

Bila uji kenormalan membuktikan data berdistribusi normal maka

uji hubungan antar variabel dilakukan dengan uji korelasi Pearson bila

data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji Rank Sperman.


DAFTAR PUSTAKA

Candra A, Wijayanti R, Nissa C. 2017. Hubungan asupan zat gizi dan indeks
antropometri dengan tekanan darah remaja. Journal of Nutrition and Health,
5(2)
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.
2013. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Tata Laksana Gizi Usia Lanjut untuk
Tenaga Kesehatan. Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat.
Frilyan. 2010. Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada Usia
Lanjut di Tangerang. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2007,
Masalah Hipertensi di Indonesia, Dirjen Pengendalaian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Hartanti, M. P., & Mifbakhuddin. (2015). Beberapa Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Hipertensi pada Petani. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Indonesia (JKMI), 10(1), 30–37. Retrieved from
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/view/2375/2348
Indral P. 2009. Peran Zat Gizi Makro Terhadap Kejadian Demensia Pada Lansia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret September 2009. Vol. 03, No. 2.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Kemenkes. 2018. Survey Konsumsi Pangan. Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Edisi Tahun 2018.
Lina DYP. 2016. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Demak II. [Skripsi]. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang 2016.
Manawan, A Anggun, A. J. M. Rattu, Maureen I. Punuh. 2016 Hubungan antara
konsumsi makanan dengan kejadian hipertensi di Desa Tandengan satu
Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa. Jurnal Ilmiah Farmasi Universitas
Samratulangi.
Mulyasari EW, Srimiati M. 2020. Asupan Zat Gizi Makro, Aktifitas Fisik dan
Tingkat Stress dengan Kejadian Hipertensi pada Dewasa (18-60). Jurnal 1
Ilmiah Kesehatan (JIKA). Vol. 1, No. 2, Agustus 2020. Program Studi Gizi,
Universitas Binawan, Jakarta Timur.
Novian A, 2013. Kepatuhan Diet Pasien Hipertensi. Jurnal keehatan masyarakat
Volume 1, Nomor 9.
Nuraini, Bianti. 2015. “Risk Factors Of Hypertension”. Lampung. Volume 4
Nomor 5 Halaman 12-17
Puspitorini, (2009). Jurnal Jurnal Hubungan Gaya hidup dan pola makan dengan
kejadian hipertensi pada lansia di kelurahan sawangan baru
Putri NNK, Pande PSS, Lely C. 2018. Gambaran Pola Konsumsi Zat Gizi Makro
dan Tekanan Darah Pada Lansia di Desa Sibanggede, Kecamatan
Abiansemal, Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu Gizi: Journal of Nutrition
Science, Vol.7 No.3 (Agustus 2018). Alumni Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Denpasar Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar.
Rina Situmorang, Paskah. 2015. “Faktor-faktor Ynang Berhubungan Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Sari
Mutiara Medan Tahun 2014”. Medan: Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 1, No
1
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta.
Riskesdas. Laporan Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar .www.depkes.go.i
d/resources/. Diaksespada30Maret 2019. 2018.
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC.
Swanida, Nancy, Kris Dinarti, Lucia dan Pangastuti, Retno. 2012.”Pola Makan
Dan Konsumsi Alkohol Sebagai Faktor Resiko Hipertensi Pada Lansia”.
Tomohon: Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 8, No 4
Thompson JL, Manore MM, Voughan LA. Science of Nutrition. 2nd ed. USA:
Pearson Education Inc.; 2011.p.126- 7, 345.
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi
Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Utami NWA. 2016. Modul Survei Konsumsi Makanan. Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2016.
Widyaningrum, S. 2012. Hubungan antara Konsumsi Makanan dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lansia. Skripsi. Jember: Progam Studi Gizi Masyarakat
Universitas Jember.
Wirakusumah, ES. 2002. Tetap Bugar di Usia Lanjut. Jakarta: TrubusAgriwidya
WHO. World Health Statistics 2015: World Health Organization; 2015
World Health Organization (WHO). 2013. “Q&As on hypertension”.
http://www.who.int/features/qa/82/en/. Diakses pada tanggal 2 November
2015.
Yenni, (2011). Hubungan dukungan keluarga dengan kejadian stroke pada lansia
hipertensi di wilayah kerja puskesmas Bukit Tinggi. Diperoleh dari
http://lontar.ui.ac.id/file=digital/20282740/pd
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Balasan Tresna Werdha
Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Lebar Inform Consent

FORMULIR LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT DENGAN


TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA UPTD
PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA
NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Peneliti: Sona Utari

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021

Setelah mendengar/membaca penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari


penelitian “HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN SERAT
DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA UPTD
PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA
NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN ”, maka yang bertanda
tangan dibawah ini:

Nama :
Alamat :
Status dalam Keluarga :

Menyatakan bahwa Saya dan anggota keluarga setuju ikut serta dalam penelitian
ini dan apabila suatu saat merasa dirugikan, boleh membatalkan persetujuan ini.
Tanggal :
Tanda Tangan :
Nama Jelas :
Lampiran 4. Formulir Food Weighing

FORMULIR FOOD WEIGHING


Nama Responden :
Usia :
Jenis Kelamin :
Tanggal penimbangan:
Waktu Nama Berat masak Sisa Jumlah Jenis bahan Bahan Berat mentah
makan Makanan (gram) makanan makanan makanan makanan bahan
(gram) yang makanan
dikonsumsi (gram0
(gram)

Anda mungkin juga menyukai