Anda di halaman 1dari 81

PENGARUH KANGAROO MOTHER CARE TERHADAP

KENAIKAN SUHU TUBUH DAN PENINGKATAN


BERAT BADAN PADA BBLR DIRUMAH SAKIT
MITRA MEDIKA BATANGHARI
PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : Sunarsih Tirta Mahani

NIM : 181012114201116

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS


KEPERAWATAN INSTITUT KESEHATAN
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2020

iii
PENGARUH KANGAROO MOTHER CARE TERHADAP
KENAIKAN SUHU TUBUH DAN PENINGKATAN
BERAT BADAN PADA BBLR DIRUMAH SAKIT
MITRA MEDIKA BATANGHARI
PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : Sunarsih Tirta Mahani

NIM : 181012114201116

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS


KEPERAWATAN INSTITUT KESEHATAN
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2020
PERNYATAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi: Pengaruh Kangoroo Mother Care Terhadap Kenaikan Suhu Tubuh
Dan Peningkatan Berat Badan di Rumah Sakit Mitra Medika
Batanghari, Provinsi Jambi Tahun 2020
Nama : Sunarsih Tirta Mahari
Nim : 181012114201116

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan dewan penguji


I sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan Institut Kesehatan
Prima Nusantara BukitTinggi.

Bukit Tinggi, November 2020


Menyetujui
Koordinator Skripsi Pembimbing

(Ns.Vera Kurnia,M.Kep ) (Ns. Vera Kurnia, M.Kep)

Mengetahui
Prodi Keperawatan

(Ns. Elfira Husna, M.Kep)

PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik

yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

NAMA : Sunarsih Tirta Mahari


NIM : 181012114201116

Tanda Tangan :

Tanggal :

PERNYATAAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh Kangoroo Mother Care Terhadap Kenaikan Suhu Tubuh Dan
Peningkatan Berat Badan Pada Bblr Dirumah Sakit Mitra Medika
Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020

Nama : Sunarsih Tirta Mahari


Nim : 181012114201116

Skripsi ini telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji


dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan
IKes Prima Nusantara Bukittinggi Tahun 2020

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Ns. Elfira Husna, M. Kep (................................)

Penguji I : Asrul Fahmi,SKM, M.Kep (................................)

Penguji II : Ns. Hidayati,M.Kep (...............................)

Ditetapkan : Bukit Tinggi


Tanggal :
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan

(Ns.Rima Berlian Putri, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Kom)

Abstrak
Nama : Sunarsih Tirta Mahari
Program Studi : Keperawatan
Judul : pengaruh kangoroo mother care terhadap kenaikan suhu tubuh dan
peningkatan berat badan di rumah sakit mitra medika batanghari
provinsi jambi tahun 2020
xii+ 55 halaman + 8 tabel + 2 bagan + 11 lampiran
Berat Badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram, Bayi baru lahir kehilangan panas empat kali lebih besar dari pada
orang dewasa, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan suhu.
Tujuannyauntuk melihat adakah pengaruh kangoroo mother care terhadap
kenaikan suhu tubuh dan peningkatan berat badan di rumah sakit mitra medika
batanghari provinsi jambi tahun 2020. penelitian menggunakan rancangan
penelitian quasi experimental dengan rancangan One Group Pretest-Posttest
Design, Penelitian dilakukan rumah sakit mitra medika batanghari 22 Oktober
sdampai dengan 10 November 2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang. Data di analisa
menggunakan univariat dan bivariat menggunakan Uji normalitas menggunakan
uji saphiro-wilk dan uji wilcoxon dengan tingkat signifikasi <0,05. Hasil analisis
univariat menunjukkan rata-rata responden suhu tubuh pretest-post kangoroo
mother care Z-3.524a dan rata rata berat badan responden pretest-postest
kangoroo mother care Z -3.621a . Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
ada pengaruh Kangaroo Mother Care terhadap Kenaikan suhu tubuh dan berat
badan bayi pada BBLR, hal ini menunjukan ada pengaruh kangoroo mother care
terhadap kenaikan suhu tubuh dan peningkatan berat badan BBLR. Hasil ini
diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Kangaroo
Mother Care terhadap Kenaikan suhu tubuh dan peningkatan berat badan pada
BBLR.
Kata kunci : Suhu Tubuh, BBLR, Kangoroo mother care
Daftar pustaka : 33 (2010-2019)
Abstract

Name : Sunarsih Tirta Mahari


Study Program: Nursing
Title : the effect of Kangoroo Mother Care on increasing body
temperature and increasing body weight in the Mitra Medika
Hospital Batanghari, Jambi Province in 2020

xii + 55 pages + 8 tables + 2 charts + 11 attachments

Low birth weight (LBW) is a baby with a birth weight of less than 2500 grams.
Newborns lose heat four times greater than adults, resulting in a decrease in
temperature. The aim is to see whether there is an effect of kangoroo mother care
on the increase in body temperature and weight gain in the Mitra Medika
Batanghari hospital in the province of Jambi in 2020. The research used a quasi
experimental research design with One Group Pretest-Posttest Design. October to
November 10, 2020. The sampling technique used purposive sampling, with a
total sample of 16 people. Data were analyzed using univariate and bivariate using
the normality test using the Saphiro-Wilk test and the Wilcoxon test with a
significance level of <0.05. The results of univariate analysis showed that the
average body temperature of respondents in pretest-post kangoroo mother care
was Z-3.524a and the average body weight of respondents in pretest-posttest
kangoroo mother care was Z -3.621a. This test is intended to determine whether
there is an effect of Kangaroo Mother Care on the increase in body temperature
and baby weight on LBW, this shows that there is an effect of kangoroo mother
care on the increase in body temperature and the increase in LBW body weight.
These results are expected to increase the knowledge and understanding of
Kangaroo Mother Care to increase body temperature and increase body weight in
LBW.

Keywords: Body temperature, low birth weight, Kangoroo mother care


Bibliography: 33 (2010-2019)
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadiran Allah swt. atas karunia-Nya berupa

kesehatan, kesempatan, dan nikmat yang begitu besar bagi umatnya, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Pengaruh Kangaroo Mother

Care Terhadap Kenaikan Suhu Tubuh Dan Peningkatan Berat Badan Pada

BBLR Di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari, Provinsi Jambi Tahun

2020”. Selawat beriringkan salam tidak lupa kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW yang telah memberikan petunjuk untuk keselamatan umat di dunia dan di

akhirat.

Dalam penyusunan proposal ini banyak peneliti mengucapkan terima kasih

telah mendapatkan bimbingan Ibu Ns. Vera Kurnia, M.Kep selaku pembimbing I,

dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan proposal ini. Selanjutnya

perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Ibu Dr. Hj. Evi Susanti, S.ST., M.Biomed, selaku Rektor IKes Prima

Nusantara Bukit Tinggi.

2. Ibu Ayu Nurdian, S.ST,M.Keb selaku Wakil Rektor I IKes Prima Nusantara

Bukit Tinggi.

3. Bapak Yuhendri Putra, S.Si, M.Biomed selaku Wakil Rektor II IKes Prima

Nusantara Bukit Tinggi.

4. Bapak Dr. Hendri Joni, M.h, Ketua Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukit

Tinggi.

5. Ibu Kepala Rumah Sakit Mitra Medika, Kabupaten Batanghari-Jambi.


6. Ibu Ns. Elfira Husna, M.Kep, Ketua Prodi Sarjana Ilmu Keperawatan Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukit Tinggi.

7. Bapak Asrul Fahmi, M.Kep, Sebagai Penguji I

8. Ibu Ns. Hidayati, M.Kep sebagai Penguji II

9. Bapak/Ibu Staf dan Dosen pengajar IKes Prima Nusantara Bukit Tinggi.

10. Kepada kedua orang tua, Suami, serta seluruh keluarga yang telah

memberikan kasih sayang, nasehat, semangat dan do’a.

11. Rekan-rekan senasib sepenanggungan mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukit Tinggi yang telah

memberikan perhatian dan masukan bagi peneliti

Semoga segala kebaikannya mendapat imbalan pahala dari Allah swt.

Akhir kata semoga Proposal yang sederhana dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan, Amin

Bukittinggi, Mei 2020

Sunarsih Tirta Mahari

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN.....................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................iii
ABSTRAK.........................................................................................iv
ABSTACK.........................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................vi
DAFTAR ISI......................................................................................viii
DAFTAR SKEMA.............................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................iix
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................9
C. TujuanPenelitian................................................................................9
D. Manfaat Penelitian.............................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................12
A. Konsep (BBLR).................................................................................12
B. Berat Bayi Lahir..................................................................................13
C. Suhu Tubuh.........................................................................................14
D. Kangoroo Mother Care.......................................................................19
E. Kerangka Teori...................................................................................26
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL.........................................28
A. Kerangka Konseptual.........................................................................28
B. Definisi Konseptual...........................................................................29
C. Hipotesis............................................................................................30
BAB IV METODE PENELITIAN.................................................31
A. Desain Penelitian...............................................................................31
B. Populasi dan Sampel..........................................................................32
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................32
D. Etika Penelitian .................................................................................33
E. Alat Pengumpulan Data ....................................................................33
F. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................35
G. Pengolahan Data dan Analisa Data ...................................................36
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat...............................................................................40
B. Analisa Bivariat.................................................................................41
BAB VI PEMBAHASAN
A. Interpretasi dan Diskusi.....................................................................44
B. Keterbatasan Penelitian......................................................................52
C. Implikasi Hasil Penelitian..................................................................53
BAB VII Simpulan Dan
Saran....................................................................54
A. Simpulan......................................................................................54
B. Saran............................................................................................54

v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA

SKEMA 2.1 Kerangka


Teori..........................................................................27
SKEMA 3.1 Kerangka
Konsep......................................................................29

vi
DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Definisi Operasional.............................................................29


TABEL 5.1 suhu tubuh sebelum dilakukan kangoroo mother care diRumah
Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020
batanghari provinsi jambi.................................................................40
TABEL 5.2 suhu tubuh sesudah dilakukan kangoroo mother care diRumah
Sakit Mitra Medika Batanghari
Provinsi Jambi Tahun 2020..............................................................41
TABEL 5.3 Berat Badan sebelum dilakukan kangoroo mother care diRumah
Sakit Mitra Medika Batanghari
Provinsi Jambi Tahun 2020..............................................................41
TABEL 5.4 berat badan sesudah dilakukan kangoroo mother care diRumah Sakit
Mitra Medika Batanghari
Provinsi Jambi Tahun 2020..............................................................42
TABEL 5. 5 pengaruh kangoroo mother care terhadap kenaikan suhu tubuh dan
peningkatan berat badan diRumah Sakit Mitra Medika Batanghari
Provinsi Jambi Tahun 2020..............................................................42

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berat Badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir

kurang dari 2500 gram, dalam literatur lainnya dinyatakan bahwa bayi yang lahir

dengan berat badan rendah tidak melihat usia kehamilannya tetapi tingkat

kematangan organ (maturita) yang akan menentukan kualitas hidup selanjutnya,

ini akan berdampak pada angka morbiditas dan mortalitas (Primadi, 2013).

Mortalitas diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk,

tentunya mortalitas / kematian hanya terjadi satu kali kepada setiap orang.

Meskipun demikian, seiring dengan semakin majunnya ilmu kedokteran,

terkadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan hidup secara klinik.

Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara

permanen, yang daapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

Target Sustainable development Goals (SDG’s) Pada tahun 2030,

mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan balita, dimana

setiap negara menargetkan untuk mengurangi kematian neonatal setidaknya

menjadi kurang dari 12 per 1000 kelahiran dan kematian balita menjadi serendah

25 per 1000 kelahiran. Di seluruh dunia, lebih dari separuh kelahiran tahun baru

diperkirakan berlangsung di delapan negara, yakni 67.385 kelahiran di India,

46.299 kelahiran di Cina, 26.039 kelahiran di Nigeria, 16.787 kelahiran di

Pakistan, 10.452 kelahiran di Amerika Serikat, 10.247 di Republik Demokratik

1
2

Kongo, dan 8.493 bayi lahir di Etiopia, kelahiran di Indonesia sebanyak 13.020

(Kemkes, 2020)

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari Propinsi Jambi terjadi penurunan kejadian neonatus pada BBLR yaitu

pada tahun 2017 terdapat 88 (10%) kasus, meninggal 6 (1,1% ) dan 12 kasus

(2,2%) dirawat, 2018 terdapat 93 (25%) kasus, 7 (37%) kasus yang meninggal dan

2 (12%) kasus yang dirawat. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan kejadian BBLR

yaitu 174 (65%) kasus, yang meninggal 12 (63%) dan 14 (88%) yang dirawat dan

pada tahun 2020 4 bulan terakhir Januari – April sebanyak 28 kasus, 4 yang

meninggal dan 4 yang dirawat. Dari data tersebut menunjukkan bahwa banyaknya

ibu yang melahirkan bayi mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

kemudian bayi dirawat di ruang perinatologi untuk mendapatkan perawatan

khusus agar bisa menjaga kestabilan suhu dan meningkatkan berat badan bayi

yang sesuai standar dengan menggunakan alat, diruangan tersebut belum menerap

Kangaroo Mother Care hanya masih mengandalkan alat menstabilkan suhu tubuh

dan menstabilkan berat badan bayi.

Bayi baru lahir kehilangan panas empat kali lebih besar dari pada orang

dewasa, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan suhu. Masalah pada bayi

dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama pada prematur terjadi karena

ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Bayi berat lahir rendah

mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi dan mudah

terserang komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan
3

pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastro

intestinal, ginjal, termoregulasi (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).

Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia) berisiko tinggi untuk

jatuh sakit atau meninggal. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hipotermi

diantaranya adalah kesalahan perawatan bayi segera setelah lahir, bayi dipisahkan

dengan ibunya setelah lahir, BBLR, kondisi ruang yang dingin, prosedur

penghangatan yang adekuat, dan asfiksia serta hipoksia. Hal inilah yang

menyebabkan BBLR metode dalam rangka menstabilkan suhu tubuhnya untuk

memperpanjang kesempatan hidup.

Suhu bayi yang rendah mengakibatkan proses metabolik dan fisiologi

melambat. Kecepatan pernafasan dan denyut jantung sangat melambat, tekanan

darah rendah dan kesadaran menghilang. Bila keadaan ini terus berlanjut dan tidak

mendapatkan penanganan maka dapat menimbulkan kematian pada bayi baru

lahir. Masalah ini diharapkan dapat teratasi dengan meluaskan pelaksanaan

Kangaroo Mother Care (Kangaroo Mother Care. Kangaroo Mother Care

diperkenalkan pertama kali oleh Rey dan Martinez dua orang neonatology dari

Bogota Colombia Amerika Selatan pada tahun 1983. Penelitian obsevasional

menunjukkan bahwa Kangaroo Mother Care dapat menurunkan mortalitas dan

morbiditas pada bayi prematur atau BBLR. Roy dan Martinez yang pertama kali

melaporkan adanya peningkatan pada angka kelangsungan hidup di RS, dari 30%

ke 70% untuk bayi dengan berat 1000 gr sampai dengan 1500 gr (Mustya,2017).

Kangaroo Mother Care adalah metode perawatan dini pada bayi untuk

meningkatkan berat badan dan meningkatkan kestabilan suhu tubuh pada bayi,
4

dengan cara ini detak jantung bayi stabil dan pernapasannya lebih teratur,

sehingga penyebaran oksigen ke seluruh tubuhnya pun lebih baik. Selain itu, cara

ini mencegah bayi kedinginan. Bayi lebih tenang, lebih jarang menangis, dan

kenaikan berat badannya menjadi lebih cepat dan dengan sentuhan kulit ke kulit

antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi seperti Kangaroo Mother Care mampu

memenuhi kebutuhan asasi bayi baru lahir prematur dengan menyediakan situasi

dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu. Sehingga memberi peluang untuk dapat

beradaptasi baik dengan dunia luar. Di samping efek sentuhan kulit, metode

tersebut akan membuat bayi lebih tahan sakit daripada dengan digendong

memakai jarit. Berat badannya pun akan cepat naik (Sudarti, 2013).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Mustya (2017) mengatakan bahwa

suhu tubuh responden sebelum dilakukan metode Kangaroo Mother Care

didapatkan hasil 32ºC–36,4ºC (hipotermia ringan). Tingkat suhu tubuh responden

sesudah dilakukan metode Kangaroo Mother Care didapatkan hasil 36,5ºC –

37,5ºC (normal). Metode kangguru ini memiliki pengaruh terhadap suhu tubuh

pada BBL yang dibuktikan dengan hasil uji statistik non parametrik dengan teknik

Wilcoxon didapatkan hasil Asymp.Sig. (2-tailed) 0,025. Dapat disimpulkan bahwa

nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 yang berarti ada pengaruh metode Kangaroo

Mother Care terhadap suhu tubuh pada BBL di RSU PKU Muhammadiyah Bantul

tahun 2017.

Menurut Penilitian Astuti (2015) diketahui bahwa dari 28 responden (14

sampel eksperimen dan 14 sampel kontrol) diperoleh hasil yang signifikan dan

penerapan Kangaroo Mother Care dibuktikan dengan nilai t hitung > t tabel, dan
5

nilai p<0,05, peningkatan rerata bayi berat lahir rendah ( BBLR ) pada bayi yang

diberikan Kangaroo Mother Care sebesar 1257,50 gram dan yang tidak diberikan

Kangaroo Mother Care sebesar1071,43 gram, dengan selisih 186,07 gram, hal ini

menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan berat badan pada bayi yang

diberikan perlakuan Kangaroo Mother Care yaitu dan yang tidak diberikan

perlakuan Kangaroo Mother Care , dibuktikan dengan nilai t hitung > t table, dan

nilai p<0,05.

Dengan menggunakan metode Kangaroo Mother Care, kestabilan suhu

BBLR dapat dijaga karena pada metode ini bayi ditempatkan melekat dengan

perut ibu yang berfungsi sebagai thermoregulator. Mekanisme lain yang terjadi

adalan kontak kulit dengan kulit antara ibu dengan bayi dapat meningkatkan

hormone kortisol pada bayi yang berdampak pada kualitas tidur bayi meningkat.

Selain meningkatkan BB dan menstabilkan suhu , Kangaroo Mother Care juga

dapat meningkatkan saturasi oksigen karena posisi bayi yang tegak dapat

mengoptimalkan fungsi respirasi yang dipengaruhi oleh gravitasi bumi sehingga

berefek pada ventilasi dan perfusi bayi. Hal tersebut didukung oleh pernyataan

bahwa dengan metode Kangaroo Mother Care mampu mencegah hipotermia pada

bayi dengan menurunkan kebutuhan metabolic dan oksigen pada bayi

Untuk itu diperlukan perhatian khusus dalam memberikan pelayanan

kesehatan neonatus terutama pada hari-hari pertama kehidupannya yang sangat

rentan karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri

dari kehidupan di dalam rahim kekehidupan di luar rahim. Mengingat secara

fisiologis bayi belum mampu menyesuaikan dengan lingkungan baru setelah


6

dilahirkan, dukungan lingkungan agar bayi tetap terjaga kehangatannya sangat

diperlukan. Kangaroo Mother Care telah tercantum pada petunjuk pelaksanaan

nasional untuk perawatan BBLR dan bayi premature, dan telah sukses diterapkan

di beberapa negara.

Meskipun sudah ada beberapa penelitian yang mendukung penggunaan

perawatan kanggoroo di unit neonatal, sebagian telah dilakukan dalam kaitan

dengan bayi yang sehat dan cukup bulan. Namun demikian, perawatan kulit ke

kulit harus dilihat sebagai metode efektif untuk mencegah kehilangan panas pada

bayi-bayi yang baru lahir baik bayi yang cukup bulan maupun bayi yang tidak

cukup bulan. Jika ibu sedang dalam kondisi tidak sehat, dalam masa

penyembuhan setelah operasi atau ide melakukannya tidak muncul dari ibu,

perawatan kulit ke kulit dengan ayah akan sama efektifnya untuk meningkatkan

suhu tubuh atau mencegah hipotermi.

Perawat memberikan pendidikan kesehatan sebelum Kangaroo Mother

Care dimulai dan setelah proses Kangaroo Mother Care , ibu dan bayi dibiarkan

saja dalam ruangan tanpa memperhatikan respon psikologis ibu maupun respon

bayi selama proses Kangaroo Mother Care berlangsung. Tanggapan masyarakat

dari segi psikologis orang tua yang memiliki BBLR khususnya ibu merasa sangat

khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya dan merasa tidak mampu

memberikan yang adekuat oleh karena itu diperlukan Kangaroo Mother Care ini

sehingga dapat mempercepat bonding attachment, menambah kepercayaan diri

untuk merawat bayinya yang kecil, meningkatkan produksi ASI, menurunkan

biaya perawatan di RS, menghilang perasaan terpisah serta ketidakmampuan dan


7

orang tua merasakan kepuasan karena sudah berpartisipasi dalam merawat

bayinya.

Survei awal yang dilakukan pada tanggal 12 Mei 2020 dengan

mewawancarai 2 ibu dengan bayi BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari diruangan perawatan bahwa ibu merasakan kekhawatiran kepada

bayinya dengan kondisi kesehatan anaknya dan merasa tidak mampu memberikan

yang adekuat diberikan alat khusus untuk menstabilkan suhu tubuh dan pemberian

asi karena keadaan ibu yang belum memungkinkan menjelang masa pemulihan

dikarenakan ruangan terpisah, ibu merasakan kekhawatiran dengan berat badan

bayi tidak normal di bawah <2500gr ingin memberikan nutrisi kepada anak nya

agar berat badan bayi menjadi normal dan Kangaroo Mother Care adalah cara

yang lebih efektif dan murah atau mudah dilakukan saat perawatan di rumah sakit

dan bisa pula di terap kan saat pulang kerumah.

Dari fenomena diatas peneliti tertarik untuk mengangkat judul "Pengaruh

Metode Kangaroo Mother Care terhadap kenaikan suhu tubuh dan peningkatan

berat badan di rumah sakit mitra medika Batanghari tahun 2020"

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan telah

dirumuskan “apakah ada pengaruh Kangaroo Mother Care terhadap kenaikan

suhu tubuh dan peningkatan berat badan pada BBLR di Rumah Sakit Mitra

Medika Batanghari, Provinsi Jambi tahun 2020 “?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
8

Mengetahui pengaruh Kangaroo Mother Care terhadap kenaikan suhu

tubuh dan berat badan pada BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari,

Provinsi Jambi tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui subu tubuh sebelum diberi Kangaroo Mother Care pada

BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari, Provinsi Jambi tahun

2020.

b. Diketahui Kenaikan subu tubuh subu tubuh sesudah diberi Kangaroo

Mother Care pada BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari,

Provinsi Jambi tahun 2020

c. Diketahui berat badan sebelum diberi Kangaroo Mother Care pada

BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari, Provinsi Jambi tahun

2020.

d. Diketahui peningkatan berat badan setelah diberi Kangaroo Mother Care

pada BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari, Provinsi Jambi

tahun 2020.

e. Diketahui pengaruh Kangaroo Mother Care terhadap Kenaikan suhu

tubuh dan berat badan pada BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari, Provinsi Jambi tahun 2020.

D. Manfaat Peneliti

1. Bagi petugas kesehatan di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari

Provinsi Jambi
9

Sebagai bahan masukan sehingga dapat dijadikan acuan bahwa

Kangaroo Mother Care dapat dijadikan alternatif dalam Kenaikan suhu tubuh

dan peningkatan berat badan pada BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

tentang Kangaroo Mother Care terhadap Kenaikan suhu tubuh dan

peningkatan berat badan pada BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020.

3. Bagi Peneliti

Sebagai referensi untuk meningkatkan dan mengembangkan

pengetahuan mahasiswa terutama tentang pengaruh Kangaroo Mother Care

terhadap Kenaikan suhu tubuh dan peningkatan berat badan pada BBLR di

Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020.

E. Ruang Lingkup Peneliti

Peneliti ini adalah Pengaruh Kangaroo Mother Care terhadap Kenaikan

Suhu Tubuh dan Berat Badan pada BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020. Penelitian ini telah dilakukan di Rumah

Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi tahun 2020. Jenis penelitian ini

yaitu penelitian menggunakan rancangan penelitian quasi experimental dengan

rancangan One Group Pretest-Posttest Design, desain penelitian ini melakukan

observasi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada suatu kelompok.

Penilitian ini menguji perubahan-perubahan yang terjadi pada kelompok setelah


10

adanya eksperimen (perlakuan). Populasi yang akan diteliti adalah semua ibu yang

melahirkan bayi pada BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi

Jambi tahun 2020. Pengambilan sampel akan dilakukan dalam penelitian ini

denga purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan instrumen

observasi yaitu dengan mengkaji suhu tubuh dan berat badan pre dan post pada

BBLR. Uji normalitas menggunakan uji saphiro-wilk karena termasuk penelitian

uji parametrik yang memiliki sampel kecil. data tidak terdistribusi dengan normal

maka menggunakan uji nonparametrik yaitu rumus statistik yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu uji wilcoxon dengan tingkat signifikasi <0,05. Uji ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Kangaroo Mother Care

terhadap Kenaikan suhu tubuh dan berat badan bayi pada BBLR
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )

1. Pengertian BBLR

Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR adalah berat saat lahir kurang

dari 2500 gram (World Health Organization, 2012). Berat Badan Lahir

Rendah atau BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari

atau sama dengan 2500 gram dengan usia kehamilan <37 minggu (Nurlaila,

2019)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) adalah bayi yang kurang berat badan dari <2500 gram Berat badan

lahir adalah berat badan yang ditimbang dalam 1 jam setelah bayi lahir. Bayi

berat lahir rendah terjadi karena kehamilan prematur, bayi kecil masa

kehamilan dan kombinasi keduanya.

2. Etiologi

Penyebab berat bayi lahir rendah dilihat dari faktor ibu menurut

Maryanti, 2011 :

a. Penyakit : Kelahiran bayi BBLR juga dipengaruhi oleh penyakit selama

kehamilan misalnya: perdarahan antepartum, trauma fisik, dan psikologis,

DM, toksemia, gravidarum dan nefritis akut.


12

b. Usia Ibu : Angka kejadian prematuritas tinggi ialah pada usia<20 tahun,

dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah

ialah pada usia antara 26-35 tahun.

c. Keadaan Sosial Ekonomi : Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap

timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial

ekonomi rendah. Hal ini disebabkan karena gizi yang kurang baik dan

pengawasan antenatal yang kurang.

d. Sebab lainnya: ibu seorang perokok, ibu peminum alcohol dan pecandu

obat narkotik.

3. Penatalaksanaan

Menurut Sudart (2010) cara menghangatkan dan mempertahankan suhu

tubuh ada 5 yaitu:

a. Kontak kulit dengan kulit : Tindakan ini dapat dilakukan pada semua bayi,

tujuannya untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat,

menghangatkan hipotermi (32-36,4̊C).

b. Kangaroo mother care : Tindakan ini bertujuan untuk menstabilkan bayi

dengan berat badan kurang dari 2500 gr terutama direkomendasikan untuk

perawatan bekelanjutan bayi dengan berat badan kurang dari 1800 gr.

Metode ini tidak dianjurkan untuk bayi yang sedang sakit berat seperti

sepsis dan gangguan nafas berat, serta tidak dianjurkan untuk ibu yang

menderita sakit berat yang tidak dapat merawat bayinya.

c. Pemancar panas : Tindakan ini untuk bayi sakit atau bayi dengan berat

badan 1500 gr atau lebih. Pemancar panas dapat dilakukan saat


13

pemeriksaan awal bayi selama dilakukan tindakan atau menghangatkan

kembali bayi hipotermi.

d. Inkubator : Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat kurang dari

1500 gr yang tidak dapat diberikan metode kangaroo mother care.

e. Ruangan yang hangat : Untuk merawat bayi dengan berat kurang dari

2500 gr yang tidak memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur

pengobatan, serta tidak untuk bayi dengan sakit berat seperti sepsis dan

gangguan nafas berat.

B. Berat Bayi Lahir

1. Pengertian Berat Bayi Lahir

Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1

jam pertama setelah lahir, bayi lahir dengan umur kehamilan 37 minggi

sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan,

lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)

yang berat (Dwienda, 2014).

2. Klasifikasi Berat Bayi Lahir

Menurut Jitowiyono (2010) bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2

golongan, yaitu Prematur murni dan Dismaturitas

1) Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37

minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk

masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa

kehamilan.
14

2) Dismaturitas atau Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir dengan

berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa

kehamilan.

Hubungan Kangoro mother care dengan Bayi berat badan lahir rendah

secara umum belum mempunyai kematangan dalam sistem pertahanan tubuh

untuk beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin, sehingga berisiko

menimbulkan komplikasi terutama ketidak stabilan suhu. Ketidakstabilan suhu

pada BBLR terjadi karena cadangan lemak di bawah kulit tipis, pusat pengatur

panas di otak belum matang, rasio luas permukaan terhadap berat badan yang

besar dan produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai serta

ketidakmampuan untuk menggigil, Maka dilakukan tindakan kangoro mother care

untuk menambah berat badan BBLR menjadi normal.

C. Suhu Tubuh

1. Pengertian suhu tubuh

Suhu adalah pengukuran keseimbangan antara panas yang dihasilkan

oleh tubuh dan panas yang hilang dari tubuh. Suhu tubuh mencerminkan

keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh yang diukur

dalam unit panas yang disebut derajat. Suhu tubuh berubah disiang hari, suhu

tubuh biasanya lebih tinggi pada sore hari dari pada dini hari. Bila anda

sangat aktif, suhu tubuh dapat lebih tinggi dari normal. Peningkatan suhu

tubuh diatas normal (diatas 37˚C) dapat berarti terjadi infeksi di suatu tempat

(Kozier, 2011).

Ada dua jenis suhu tubuh, yaitu suhu inti dan suhu permukaan. Suhu
15

inti merupakan suhu jaringan tubuh bagian dalam, seperti rongga abdomen

dan rongga pelvis. Suhu inti ini relatif konstan. Suhu tubuh inti yang normal

berada dalam satu rentang suhu. Suhu permukaan merupakan suhu pada kulit,

jaringan sub kutan, dan lemak. Berbeda dengan suhu inti, Suhu permukaan

akan meningkat atau menurun sebagai respon terhadap lingkungan (Kozier,

2011).

Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah

35°C, bayi hipotermia adalah bayi dengan duhu badan dibawah normal. Suhu

normal pada neonates berkisar antara 36°C–37,5°C pada suhu ketiak. Adapun

suhu normal bayi adalah 36, 5°C–37, 5°C (suhu ketiak) (Maryanti, 2011)

2. Cara mengukur suhu tubuh.

a. Oral : Pada usia 5 sampai 6 tahun, anak dapat memahami bagaimana

menahan thermometer dengan aman di dalam mulutnya. Bila anak

mempunyai sesuatu untuk dimakan atau diminum, tunggu 15 menit

sebelum anda mengukur suhu oral.

1) Beritahu anak mengapa anda ingin mengukur suhunya.

2) Cuci tangan anda.

3) Siapkan termometer dan jam.

4) Lihat termometer untuk memastikan pembacaannya berada dibawah

35,6˚C.

5) Tempatkan termometer di dalam mulut, jauh dibelakang, dibawah

lidah. Beritahu anak untuk tetap menutup mulutnya, bernafas melalui

hidung dan tidak bicara.


16

6) Pastikan anak untuk tidak menggigit thermometer.

7) Perhatikan waktunya.

8) Beritahu anak bahwa termometer harus tetapdi dalam mulut selama 2

sampai 3 menit. Bacakan cerita atau tonton TV bersama anak.

9) Angkat termometer dan baca.

10) Puji anak atas kerjasamanya.

11) Catat pembacaan termometer dan waktunya.

12) Bersihkan termometer dengan air dan sabun.

b. Rektal : Perhatikan bahwa suhu rektal tidak boleh diukur jika anak

mengalami diare atau kurang dari 1 tahun. Dalam mengukur suhu tubuh

anak, gunakan prosedur berikut :

1) Beri tahu anak bahwa anda akan mengukur suhunya.

2) Cuci tangan anda.

3) Siapkan thermometer dan jam (bersihkan popok bila perlu).

4) Lihat termometer untuk memastikan bahwa pembacaanya kurang

dari 35,6˚C.

5) Ukur 2,5cm pada termometer atau 1/6 dari panjang termometer.

6) Tempatkan anak pada posisi telungkep atau terlentang dengan kedua

kaki diangkat.

7) Celupkan ujung perak termometer kedalam pelumas seperti jeli

petroleum (Vaseline)

8) Masukan ujung perak termometer ke dalam anus anak.

9) Jangan memasukan termometer lebih dari 2,5 cm.


17

10) Lihat jam.

11) Pertahankan thermometer pada tempatnya selama 2 sampai 3menit.

Pegang anak agar tidak memutar tubuhnya.

12) Angkat termometer dan baca.

13) Puji anak atas kerjasamanya.

14) Cuci tangan anda dengan sabun dan air. Hitung sampai 10 saat

mencuci kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan dengan

popok bersih atau handuk kecil.

15) Bersihkan termometer dengan air dingin air dingin dan sabun.

16) Catat hasil pembacaan termometer dan waktunya.

b. Aksila : Pengukuran suhu aksila (ketiak) merupakan pengukuran suhu

yang paling aman untuk memeriksa apakah anak menderita demam.

1) Beritahu anak bahwa anda akan mengukur suhunya.

2) Cuci tangan anda.

3) Siapkan termometer untuk memastikan bahwa pembacaannya berada

di bawah 35,6˚C.

4) Tempatkan termometer di bawah lengan anak. Ujung termometer

perak harus ditengah ketiak anak.

5) Tahan lengan anak dengan kuat pada tubuhnya.

6) Lihat jam.

7) Temometer harus pada tempatnya selama 3 sampai 4 menit. Untuk

membantu agar waktu tampak lebih cepat, bacakan cerita atau


18

menonton televisi bersama anak. Pastikan bahwa anda memegang

termometer dengan aman

8) Angkat termometer dan baca.

9) Puji anak atas kerjasamanya, Catat pembacaan thermometer dan

waktunya, Bersihkan termometer dengan air dingin dan sabun (Sari,

2018).

6. Proses kehilangan panas

Panas akan keluar dari tubuh melalui proses radiasi, konduksi, konveksi

dan evaporasi (Rantasari, 2019) :

a. Radiasi adalah cara untuk mentransfer panas dari permukaan suatu objek

ke pemukaan objek yang lain tanpa kontak diantara keduanya. Satu objek

lebih panas dari objek yang lain, maka ia akan kehilangan panasnya

melalui radiasi. Misalnya, seseorang yang berdiri didepan kulkas yang

terbuka, maka akan kehilangan panas tubuhnya melalui radiasi

b. Konduksi adalah proses perpindahan panas dari satu molekul ke molekul

yang lain yang suhunya lebih rendah. Perpindahan panas secara konduksi

tidak dapat terjadi tanpa adanya kontak langsung antara molekul tersebut

dan biasanya menyebabkan kehilangan panas yang sangat sedikit, kecuali

misalnya ketika tubuh direndam dalam air yang dingin. Jumlah

perpindahan panas bergantung pada perbedaan suhu dan jumlah serta

lama kontak antara molekul.

c. Konveksi merupakan penyebaran panas melalui aliran udara. Tubuh

biasanya memiliki sedikit udara hangat di sekelilingnya. Udara hangat ini


19

naik dan diganti oleh udara yang lebih dingin, sehingga individu akan

selalu kehilangan sedikit panas lewat konveksi.

d. Evaporasi adalah proses evaporasi kelembaban yang konitnu dari saluran

pernafasan, mukosa mulut, dan kulit. Kehilangan air yang terus menerus

dan tidak terdeteksi ini disebut kehilangan air yang tidak disadari

(insensible water loss), dan kehilangan panas yang terjadi bersamaan

dengan proses itu disebut sebagai kehilangan panas yang tidak disadari

(insensible heat loss), Sepuluh persen dari kehilangan panas basal adalah

insensible heat loss. Ketika suhu tubuh meningkat, vaporasi

menyebabkan kehilangan panas yang lebih besar.

D. Kangaroo Mother Care

1. Pengertian Kangaroo Mother Care

Perawatan metode kangguru merupakan alternatif metode perawatan

bayi baru lahir. Metode ini adalah salah satu teknik yang tepat dan sederhana,

serta murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan pada bayi BBLR. Metode

ini tidak hanya menggantikan inkubator, tetapi juga dapat memberikan

manfaat lebih yang tidak didapat dari pemberian inkubator. Pemberian

metode kangguru ini dirasa sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi

yang sangat mendasar seperti kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari

infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang (Maryunani, 2013).

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari

pemberian metode kangguru, sejak tahun 1996 Indonesia telah melakukan

penerapan metode ini dibeberapa provinsi, diantaranya (Maryunani, 2013):


20

a. Penelitian telah dilakukan di Jawa Barat dengan membandingkan hasil

dari pemberian metode kangaroo pada bayi BBLR kurang dari 2500

gram dengan pemberian buli-buli atau botol air panas, dibendong di

bawah lampu panas ataupun boks bayi yang dihangatkan. Hasil yang

diperoleh dari pemberian metode kangguru menunjukkan hasil yang

lebih baik. Metode kangguru nyatanya lebih baik dalam usaha

meningkatkan suhu tubuh serta pempertahankan suhu tubuh optimal bayi.

b. Studi mengenai penerimaan wanita terhadap pelaksanaan metode

kangguru telah dilakukan di Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.

Hasilnya, secara budayapelaksanaan metode kangguru ini dapat diterima,

pemberian metode ini juga memberi hasil yang cukup baik bagi bayi

BBLR karena sangat berpengaruh pada perkembangan suhu tubuh dan

kenaikan berat badan bayi.

2. Jenis Perawatan Metode Kangguru

Pemberian metode kangguru terdapat dua jenis, perawatan metode

kangguru intermitten dan kontinyu:

a. Perawatan Metode Kangguru Intermitten

Metode ini biasanya dilakukan pada fasilitas unit perawatan khusus

dan intensif. Metode ini tidak diberikan secara terus menerus sepanjang

waktu, hanya diberikan ketika ibu mengunjungi bayi yang masih berada

dalam inkubator dengan durasi minimal satu jam secara terus menerus

dalam satu hari.


21

Metode ini dapat dimulai pada bayi yang sakit, yang berada dalam

proses penyembuhan tetapi masih memerlukan pengobatan medis (seperti

infus, tambahan oksigen dengan konsentrasi rendah) (Maryunani, 2013)

b. Perawatan Metode Kangguru Kontinyu

Metode kontinyu ini bisa dilakukan di unit rawat gabung atau

ruangan yang diperuntukan untuk perawatan kangguru ataupun dilakukan

di rumah. Pada metode kontinyu ini dapat dilakukan sepanjang waktu.

Perawatan kontinyu dapat diterapkan apabila kondisi bayi dalam kondisi

stabil yakni bayi dapat bernafas secara alami atau spontan tanpa oksigen

bantuan (Maryunani, 2013).

c. Lama dan jangka waktu penerapan Kangaroo Mother Care

Secara bertahap lama waktu penerapan metode kangguru

ditingkatkan dari:

1) Mulai dari perawatan belum menggunakan perawatan metode

kangguru

2) Dilanjutkan dengan pemberian perawatan metode kangguru

intermitten

3) Kemudian diikuti dengan perawatan metode kangguru kontinyu

(Maryunani, 2013)

Pelaksanaan metode kangguru yang singkat kurang dari 60 menit

dapat membuat bayi stress. Strategi yang dapat dilakukan untuk

menghindari hal tersebut antara lain:


22

1) Jika bayi masih berada di fasilitas pelayanan kesehatan, maka lebih

baik bayi diletakkan di inkubator.

2) Apabila bayi telah dilakukan pemulangan, anggota keluarga lain dapat

menggantikan ibu dalam melaksanakan perawatan metode kangguru

(Maryunani, 2013).

Pemberian metode kangguru dapat dihentikan, apabila :

1) Berat badan bayi minimal >2500 gram

2) Bayi mampu menetek dengan kuat seperti bayi besar dan sehat

3) Suhu tubuh bayi stabil 37̊C (Maryunani, 2013).

d. Tujuan Perawatan Metode Kangguru

Tujuan dari pemberian metode kangaroo mother care adalah untuk

menjaga agar bayi tetap hangat. Metode ini dapat dimulai segera setelah

bayi lahir atau setelah bayi stabil. Metode ini dapat dilakukan di rumah

sakit maupun di rumah. Pemberian metode ini dapat terus dilakukan

meskipun bayi belum bisa menyusui (Sudarti, 2010).

e. Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru

Pelaksanaan metode kangguru adalah skin to skin atau kulit dengan

kulit antara bagian depan tubuh bayi dengan dada dan perut ibu dalam baju

kangguru. adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Tahap persiapan.

a. Jelaskan prosedur dan demonstrasikan kepada keluarga bagaiman

cara perawatan Kangaroo Mother Care


23

b. Persiapan alat: Pakaian yang dibuat model Thari memanjang, kain

model kantong, kain segitiga, kain panjang batik dibuat gendongan

yang nyaman dipakai untuk bayi

Tahap pelaksanaan :

1. Cuci tangan sebelum menggendong

2. Pakaian bayi dalam gendongan Kangaroo Mother Care pakai popok,

kaos kaki

3. Masukkan ke dalam gendongan Kangaroo Mother Care

4. Bayi diletakkan tegak lurus di dada ibu


24

5. Kulit bayi menempel pada kulit ibu

6. Letakkan antara kulit dada ibu dan bayi seluas-luasnya

7. Pertahankan posisi bayi dengan kain gendongan


25

8. Sebaiknya ibu atau bapak memakai baju longgar dan berkancing

depan dan tidak menggunakan pakain dalam (BH atau kaos dalam

laki-laki. Kalau perlu ikat bagian bawah agar bayi tidak Jatuh

9. Kepala bayi sedikit tengadah supaya bayi dapat bernafas dengan baik

dan ibu dapat memandang atau menatap mata bayi

10. Atur posisi menggendong agar nyaman dan tidak jatuh, ikatan

gendongan harus kuat untuk menghindari bayi jatuh ketika ibu selesai

duduk kemudian berdiri.

11. Saat tidur sebaiknya posisi kepala lebih tinggi


26

12. Menganjurkan ibu tetap menyusui setiap 1-2 sekalidalam sehari

selama 15-30 menit

E. Kerangka Teori

Kerangka teori ini merupakan kerangka untuk menjawab penilitian.

Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi tentang

konsep-konsep teori yangberhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan

(Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka kerangka teori

yang mendasari penelitan ini adalah sebagai berikut:


27

Ibu yang melahirkan bayi


BBLR

a. Kontak Kulit kekulit


a. Penyakit,
b. Usia Ibu b. Kangaroo Mother Care
c. Keadaan Sosial
Ekonomi rendah.
d. Sebab lainnya: ibu
seorang perokok, Pencegahan a. Pemancar Panas
ibu peminum
alcohol dan pecandu d. Ruangan yang hangat
obat narkotik.
e. Inkubator

Bayi<2500
Tingkatan suhu tubuh
a. Tingkatan suhu keadaan kolaps
(hipotermi, suhu dibawah
25˚C).Subnormal (35˚C dan
dibawahnya).
Berat Badan Bayi Suhu Tubuh b. Batas normal (35,8 ˚C - 37˚C).
Lahir c. Pireksia (37,8˚C- (rendah) – 39,5
˚C (tinggi).
d. Hiperpireksia 39,5 ˚C atau
1) Prematur Murni Cara Mengukur diatasnya.
daerah Aksila
2) Dismaturia
Kangaroo Mother
Care

Skema 2.1. Kerangka Teori


(Maryunani, 2011, Kozier, 2011, Sudarti, 2010,Sodikin 2013)
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah, dan dalam penelitian ini

kerangka konsep yang akan mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitian

(Hidayat, 2010). Menurut Sugiyono (2011) Variabel bebas (independent) adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat (dependent). Variabel terikat (dependent) merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(independent). Dalam penelitian ini penulis mengelompokan menjadi dua variabel

yaitu:

1. Variabel Independent

Variabel independen adalahVariabel bebas (independent) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (dependent). sebagai berikut :

a. Pemberian Kangaroo Mother Care

2. Variabel Dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (independent). Variabel dependent di

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kenaikan suhu tubuh pada BBLR

b. Peningkatan berat badan pada BBLR

28
29

Variabel Independen Variabel Dependen

Kangaroo Mother Peningkatan suhu tubuh dan


Care Berat Badan pada BBLR

(Skema 3.1 Kerangka Konsep)

B. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variable secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena (Hidayat, 2012).

Tabel 3.1
Defenisi operasional

N Defenisi Cara ukur Hasil Skala


Variabel Alat ukur
O operasional ukur ukur
1 1. Dependen - Suhu adalah Menggunaka Menggunak 36- Rasio
Suhu pengukuran n an 37,5˚C
tubuh keseimbangan Termometer termometer
antara panas suhu aksila suhu aksila
yang dihasilkan
oleh tubuh dan
panas yang
hilang dari
tubuh. Derajat
hipotermia
diklasifikasikan
sebagai ringan
(suhu tubuh 32-
35˚C)
Berat Badan - Berat bayi lahir Timbangan >2500 Rasio
BBLR adalah berat Bayi Menggunak gram
badan bayi yang an
di timbang timbangan
dalam waktu 1 bayi
jam pertama
setelah lahir.
30

2 2. Independen Perawatan kain, dan Lembar YA dan Rasio


Meto metode kangguru baju untuk observasi TIDAK
de Kangaroo merupakan Kangaroo
Mother Care alternatif metode Mother
perawatan bayi Care , air
baru lahir. savlon, air
Metode ini adalah sabun,
salah satu teknik aquades,
yang tepat dan tissue, kapas,
sederhana, serta DTT.
murah dan sangat
dianjurkan untuk
perawatan pada
bayi BBLR.
(Maryunani,
2013).

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

Ha : Ada pengaruh sebelum dan sesudah Melakukan Metode Kaguru Terhadap

Penigkatan Suhu dan Berat Badan pada BBLR


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pre eksperiment. Penelitian ini menggunakan

dengan pendekatan One-grup pretest and post test design yaitu mengungkapkan

hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok

diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah

intervensi (Nursalam, 2011) dan uji yang dilakukan menggunakan Paired t test

(uji T dependen).

Rancangan One-grup pretest and post test design


Subjek Pre test Intervensi Post test
K O1 X O2

Keterangan:
K = Subjek bayi BBLR
O1 = Pengukuran Suhu dan Berat badan sebelum melakukan Kangaroo
Mother Care
X = Intervensi Kangaroo Mother Care
O2 = Pengukuran Suhu dan Berat badan setelah melakukan Kangaroo
Mother Care
B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang telah diteliti.

Populasi dapat berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin diketahui

oleh peneliti (Kartika, 2017). Populasi telah diteliti adalah seluruh ibu yang

memiliki bayi yang BBLR diruangan Perinatologi berjumlah 30 responden di

Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari, Provinsi Jambi Tahun 2020.

31
32

2. Sampel

Sampel sebagian dari keseluruhan objek diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi Pengambilan sampel dilakukan dalam penelitian ini

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu Jumlah anggota sampling antara 16 responden. Besar rumus sampel

menggunakan rumus Federer. (Notoatmodjo, 2012):

(n-1) (t1)≥15
Keterangan : t = banyaknya kelompok perlakuan

n = jumlah sampel

(n-1 (2-1)≥ 15

= (n-1) 1 ≥ 15=

n ≥ 15+1 = n = ≥16

Berdasarkan rumus di atas, didapatkan jumlah subyek atau sampel minimal

yang dibutuhkan adalah 16 orang.

Adapun kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut:

Kriteria inklusi subyek penelitian ini adalah:

1. Klien yang suhu tubuh 32-35˚C

2. Berat Badan <2500 gram Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di

timbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir

3. Ibu Klien bersedia menjadi responden secara tertulis

Kriteria Eksklusi subyek penelitian ini:

1. Pasien tidak kooperatif

2. Suhu yang > 36.5-37.5°c

3. bayi yang BB > 2500 gram


33

4. Bayi yang BB <1800 gram

5. Bayi yang mengalami gangguan pernafasan

6. Ibu bayi yang tidak sadar dirawat di ruang khusus ( ICU)

7. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden secara tertulis

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan diruangan Perinatologi di Rumah Sakit Mitra

Medika Batanghari, Provinsi Jambi Tahun 2020. Waktu penelitian pada 22

Oktober sampai dengan 10 November 2020.

D. Etika Penelitian

Meurut Kartika (2017) Komite Nasional Etika Penelitian telah membagi

empat etika yang harus ada dalam melakukan penelitian kesehatan yaitu:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Peneliti telah mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang

terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia adalah

peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect forprivacy

and confidentiality).

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat

terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi.

Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui


34

olehorang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu

tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi

mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner

untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat

menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti

identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness).

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk

memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,

profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,

keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek

penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip

keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Keadilan memiliki

bermacam-macam teori, namun yang terpenting adalah bagaimanakah

keuntungan dan beban harus didistribusikan diantara anggota kelompok

masyarakat. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian

membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan,

kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms

and benefits)

Peneliti telah melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur

penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin

bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi


35

(beneficence) Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek

(nonmaleficence).

E. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data atau Instrument penelitian yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan Termometer, Timbangan Berat Badan

Bayi Lahir serta lembar observasi yang berisi pengkajian suhu dan berat badan

bayi lahir sebelum dan sesudah intervensi. Instrumen pengukuran yang digunakan

untuk pengumpulan data berupa termometer suhu aksila, kain, dan baju untuk

Kangaroo Mother Care , air savlon, air sabun, aquades, tissue, kapas, DTT. Selain

itu juga menggunakan status pasien, lembar isian data sempel, lembar kesediaan

menjadi responden dan lembar observasi untuk mencatat hasil pengukuran suhu

badan bayi.

F. Teknik Pengumpulan Data

a) Data primer

Data yang diperoleh langsung dari ibu responden, yaitu ibu yang

memiliki bayi BBLR yang akan dilakukan Kangaroo Mother Care .

b) Data sekunder

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan

tahap pertama mengumpulkan ibu responden dalam suatu tempat untuk

selanjutnya dilakukan Kangaroo Mother Care, kemudian peneliti mengajarkan

prosedur Kangaroo Mother Care, lalu melakukan pengukuran suhu tubuh pada

responden sebelum diberikan metode Kangaroo Mother Care yang dicatat di

lembar observasi, setelah itu melakukan pemberian metode Kangaroo Mother


36

Care sebanyak satu kali dalam sehari dengan kurun waktu 15 menit sampai

30 menit terhadap responden. Setelah selesai melakukan Kangaroo Mother

Care, kembali melakukan pengukuran suhu tubuh terhadap responden lalu

dicatat di lembar observasi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

Kangaroo Mother Care pada BBLR.

c) Langkah-langkah pengumpulan data

1) Mengurus izin pengambilan data dan penelitian dari kampus kemudian

diberikan KeDinas Kesbangpol dan Rumah Sakit Mitra Medika

BatangHari Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.

2) Menemui reponden yang memenuhi kriteria inklusi dan mengambil

data responden di Rumah Sakit Mitra Medika BatangHari Kabupaten

Batanghari, Provinsi Jambi diruangan Perinatologi.

3) Setelah itu peneliti memperkenalkan diri, maksud dan tujuan penelitian.

Peneliti meminta ibu responden menandatangani lembar informed

consent bagi responden yang bersedia.

4) Setelah klien bersedia menjadi responden kemudian melakukan kontrak

waktu dengan ibu responden yang akan dilakukan tindakan sebelum

dan sesudah melakukan Kangaroo Mother Care pada responden

tersebut.

5) Peneliti ini dibantu oleh 2 orang perawat yang bekerja di ruangan

perinatologi dan telah dijelaskan tentang Kangaroo Mother Care

tersebut.
37

6) melakukan pemberian Kangaroo Mother Care sebanyak satu kali dalam

sehari

7) Intervensi Kangaroo Mother Care dengan kurun waktu 15 menit

sampai 30 menit terhadap responden

8) Setelah selesai melakukan Kangaroo Mother Care , kembali melakukan

pengukuran suhu tubuh terhadap responden dilakukan 1 menit setelah

diberikan intervensi lalu dicatat di lembar observasi untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh Kangaroo Mother Care pada BBLR.

G. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Data yang dikumpulkan dari hasil dokumentasi dari pengukuran

kemudian diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

b. Editing

Langkah ini dilakukan dengan maksud mengantisipasi kesalahan dari

data yang dikumpulkan, juga memonitor jangan sampai terjadi

kekosongan dari data yang dibutuhkan.

c. Coding

Coding Merupakan usaha untuk mengelompokkan data menurut

variabel penelitian. Coding dilakukan untuk mempermudah dalam proses

tabulasi dan analisa data selanjutnya.

d. Proccesing

Proccesing Merupakan pemprosesan data yang dilakukan dengan

cara meng-entry data dari lembar observasi ke paket program computer.


38

e. Cleaning

Cleaning Merupakan pengecekan kembali data yang sudah di entry

dengan missing data, variasi data dan konsistensi data.

f. Tabulating

Kegiatan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel

kemudian diolah dengan bantuan komputer

2. Analisa Data

Analisa data merupakan analisis terhadap data yang berhasil

dikumpulkan oleh peneliti melalui perangkat metodelogi tertentu. Dalam

penelitian ini, data yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis

dengan teknik statistik. Proses pemasukan data dan pengolahan data

menggunakan aplikasi perangkat lunak komputer.

a. Analisa Univariat

Analisa Univariat merupakan proses analisis data pada tiap

variabelnya. Analisa Univariat dilakukan dengan mencari nilai tengah

(median) Kangaroo Mother Care terhadap suhu tubuh dan berat badan

bayi BBLR

b. Analisa Bivariat

Setelah data-data tersebut ditabulasi, telah dilakukan interpretasi

terhadap data yang terkumpul dengan menggunakan komputerisasi.

Untuk melihat pengaruh sebelum dan sesudah melakukan intervensi

Kangaroo Mother Care terhadap suhu tubuh dan berat badan bayi BBLR

dilakukan uji normalitasnya. Uji normalitas menggunakan uji saphiro-


39

wilk karena termasuk penelitian uji parametrik yang memiliki sampel

kecil. data tidak terdistribusi dengan normal maka menggunakan uji

nonparametrik yaitu rumus statistik yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu uji wilcoxon dengan tingkat signifikasi <0,05. Uji ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah ada pengaruh Kangaroo Mother Care terhadap

Kenaikan suhu tubuh dan berat badan bayi pada BBLR (Nursalam, 2011).
40

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian pengaruh Kangoroo Mother Care

terhadap Kenaikan Suhu Tubuh dan peningkatan Berat Badan di Rumah sakit

Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi pada tanggal 22 oktober sampai dengan

10 november 2020. Hasil penelitian kemudian disajikan yang terdiri dari analisa

unvariat dan bivariat.

1. Analisa Univariat

a. Suhu tubuh sebelum dilakukan Kangoroo Mother Care

Suhu tubuh sebelum dilakukan Kangoroo Mother Care adalah sebagai

berikut:

Tabel 5.1
Suhu tubuh sebelum dilakukan Kangoroo Mother Care
di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari
Provinsi Jambi Tahun 2020
Media 95%C
Variabel SD Min-Max N
n I
34.548-
Suhu tubuh (Pre) 34.600 .2509 34.4-35.0 34815 16

Berdasarkan Tabel 5.1, didapatkan rerata suhu sebelum diberikan

Kangoroo Mother Care adalah 34,600 dikategori suhu rendah di Rumah

Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020.


41

b. Suhu tubuh sesudah dilakukan Kangoroo Mother Care

Tabel 5.2
Suhu Tubuh sesudah dilakukan Kangoroo Mother Care
di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari
Provinsi Jambi Tahun 2020
Media 95%C
Variabel SD Min-Max N
n I
Suhu tubuh (Post) Kangoroo 36.222-
36.600 .2509 35.9-37.0 36.703 16
Mother care

Tabel 5.2, didapatkan Rerata suhu tubuh sesudah Kangoroo

Mother care adalah 36.600 dikategori Kenaikan Suhu Tubuh di Rumah

Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020

c. Berat Badan sebelum di lakukan Kangoroo Mother Care

Tabel 5.3
Rerata Berat badan sebelum dilakukan Kangoroo Mother Care
di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari
Provinsi Jambi Tahun 2020
Media
Variabel SD Min-Max 95%CI N
n
2343.24
Berat badan (Pre) 2300-
2400.00 47.871 - 16
Media audio visual 2400
2394.26

Berdasarkan Tabel 5.3, didapatkan Berat badan sebelum dilakukan

Kangoroo Mother care adalah 2400.00 dikategori BBLR di Rumah Sakit

Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020.


42

d. Berat Badan sesudah dilakukan Kangoroo Mother Care

Tabel 5.4
Rerata Berat badan sesudah dilakukan Kangoroo Mother Care
di Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari
Provinsi Jambi Tahun 2020
Min- 95%C
Variabel Median SD N
Max I
Berat badan (Pre) 2330- 2426.90-
25.00 63.295 2494.35 16
Media audio visual 2550

Berdasarkan Tabel 5.4, didapatkan Berat badan sesudah dilakukan Kangoroo

Mother care adalah 2500.00 dikategori Berat Badan Normal di Rumah Sakit

Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020.

2. Analisa Bivariat

a. Pengaruh Kangoroo Mother terhadap kenaikan suhu tubuh dan


peningkatan berat badan dirumah sakit mitra medika batanghari
provinsi jambi tahun 2020

Tabel. 5.5
Pengaruh Kangoroo Mother terhadap kenaikan suhu tubuh dan
peningkatan berat badan di Rumah Sakit Mitra Medika
Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020

95% Confidence
Interval of the p
Variabel St.deviation Z n
Difference value
lower Upper
Pre Suhu Tubuh .2509 3 3 .000
4.458 4.815 -3.524a 16
Post Suhu Tubuh .4515
3 36.703
Kangoroo Mother 6.222
Care
6.913 .000
pre Berat Badan 54.27 -3621a 16
5.089 4
post Berat Badan 7.40 80.71

7
43

7.07

Berdasarkan tabel 5.5 dengan tingkat kepercayaan 95% (< 0,05), nilai

p value adalah .000 , suhu tubuh sebelum dilakaukan Kangoroo Mother Care

dengan standart deviation .2509, lower 34.548 dan upper 34.815 dikategori

suhu rendah, dan sesudah dilakukan Kangoroo Mother Care dengan standart

deviation .4515, lower 36.222 dan upper 36.703 dikategori kenaikan suhu

dengan nilai Z -3.524a dan berat badan sebelum dilakukan Kangoroo Mother

Care adalah nilai p value .000 dengan standart deviation 47.871, lower

2343.24 dan upper 2370.83 dikategori berat badan lahir rendah. sesudah

dilakukan Kangoroo Mother Care dengan standart deviation 63.295, lower

2426.62 dan upper 2494.90 dikateori beerat badan normal dengan nilai Z =

-3621a dengan demikian p value (0,000 <0,05), maka Ha diterima. Berdasarkan

hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Kangoroo

Mother Care terhadap kenaikan suhu tubuh dan penigkatan berat bdan di

Rumah Sakit Mitra Medika Batanghari Provnsi Jambi Tahun 2020.


44

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan diskusi

Pada bab ini akan diuraikan tentang pembahasan yang meliputi

interpretasi diskusi hasil penelitian seperti yang telah dipaparkan dalam bab

sebelumnya, keterbatasan penelitian yang terkait dengan desain peneitian

yang digunakan dan karakteristik sampel yang digunakan, serta implikasi

hasil penelitian ini terhadap pelayanan dan pengembangan penelitian

selanjutnya.

1. Analisa univariat

a. Suhu Tubuh Sebelum Dilakukan Kangoroo Mother Care

Diruamh Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun

2020

Hasil menujukkan sebelum dilakukan Kangoroo Mother Care

terhadap kenaikan subu tubuh di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari Provinsi Jambi. distribusi frekuensi suhu sebelum

dilakukan Kangoroo Mother Care yaitu 34.600 di Rumah Sakit

Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi.

Penelitian ini didukung oleh Lydia (2019) mengatakan bahwa

ratarata suhu tubuh sebelum melakukan perawatan metode kangguru

adalah sebesar 35,547. Hal ini dikarenakan Adanya


45

ketidakseimbangan panas bayi baru lahir akan berusaha menstabilkan

suhu tubuhnya terhadap faktor-faktor penyebab, dan juga disertai dengan

tanda-tanda hipotermia, seperti bayi menggigil, aktivitas berkurang,

tangisan, melemah, kaki teraba dingin.

Penelitian ini sejalan dengan heriyeni (2018) mengatakan bahwa

rata – rata suhu tubuh bayi sebelum dilakukan perawatan metode

kangguru adalah 35,49◦C dengan suhu terendah 34◦C dan suhu

tertinggi 36◦C. Hal ini dikarenakan perbedaan antara jumlah panas

yang dihasilkan tubuh dengan jumlah panas yang hilang

kelingkungan luar. Mekanisme kontrol suhu pada manusia menjaga

suhu inti (suhu jaringan dalam ) tetap konstan pada kondisi

lingkungan dan aktifitas fisik yang ekstrim, namun suhu permukaan

berubah sesuai aliran darah kekulit dan jumlah panas yang hilang

kelingkungan luar.

Suhu adalah pengukuran keseimbangan antara panas yang

dihasilkan oleh tubuh dan panas yang hilang dari tubuh. Suhu tubuh

mencerminkan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas

dari tubuh yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat. Suhu

tubuh berubah disiang hari, suhu tubuh biasanya lebih tinggi pada

sore hari dari pada dini hari. Bila anda sangat aktif, suhu tubuh dapat

lebih tinggi dari normal. Peningkatan suhu tubuh diatas normal

(diatas 37˚C) dapat berarti terjadi infeksi di suatu tempat (Kozier,

2011). Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada

dibawah 35°C, bayi hipotermia adalah bayi dengan duhu badan


46

dibawah normal. Suhu normal pada neonates berkisar antara 36°C–

37,5°C pada suhu ketiak (Maryanti, 2011).

Menuru asumsi bahwa suhu bayi baru lahir rentan terhadap

hiportermi karena mekanisme pertahanan kulit masih belum bisa

menyesuaikan lingkungan dan membutuhkan kehangatan salah

satunya antara kulit kekulit atau dilakukan kangoroo mother care

yaitu menstabilkan dan membuat kenaikan suhu bayi menjadi

normal kisaran 36°C–37,5°C.

b. Suhu Tubuh Sesudah Dilakukan Kangoroo Mother Care

Diruamh Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun

2020

Hasil menujukkan sesudah dilakukan Kangoroo Mother

Care terhadap kenaikan subu tubuh di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari Provinsi Jambi. distribusi frekuensi suhu sesudah

dilakukan Kangoroo Mother Care yaitu 36.600 di Rumah Sakit

Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi.

Penelitian ini didukung oleh lydia (2019) mengatakan rata-

rata suhu tubuh setelah melakukan perawatan metode kangguru

adalah sebesar 36,667 di ruang Perinatologi RSUD Dr. Achmad

Mochtar Bukittinggi Tahun 2018. Dikarenakan perawatan metode

kangguru (PMK) merupakan perawatan dengan melakukan kontak

langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin to skin contact).
47

Perawatan metode kangguru merupakan alternatif metode

perawatan bayi baru lahir. Metode ini adalah salah satu teknik yang

tepat dan sederhana, serta murah dan sangat dianjurkan untuk

perawatan pada bayi BBLR (Maryunani, 2012). Tujuan dari

pemberian metode kangaroo mother care adalah untuk menjaga agar

bayi tetap hangat. Metode ini dapat dimulai segera setelah bayi lahir

atau setelah bayi stabil. Metode ini dapat dilakukan di rumah sakit

maupun di rumah. Pemberian metode ini dapat terus dilakukan

meskipun bayi belum bisa menyusui (Sudarti, 2010).

Penelitian yang sama dilakukan olehTamsuri (2011) saat bayi

BBLR mengalami hipertermi, hipotalamus mendeteksi suhu tubuh

yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.

Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah

melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang

disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar

suhu tubuh inti konstan pada 37°C, apabila suhu tubuh meningkat

lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan

serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara

menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas

sehingga suhu kembali pada titik tetap.

Menurut asusmi bahwa setelah dilakukan kangoroo mother

care yaitu sentuhan kulit bayi dan dan kulit ibu serta pengaturan

suhu dikendalikan oleh keseimbangan antara pembentukan panas


48

dan kehilangan panas. Bila laju pembentukan panas di dalam tubuh

lebih besar daripada laju hilangnya panas, panas akan timbul di

dalam tubuh dan suhu tubuh akan meningkat, sebaliknya bila

kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh akan

menurun.

c. Berat Badan Sebelum Dilakukan Kangoroo Mother Care

Diruamh Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun

2020

Hasil menujukkan sesudah dilakukan Kangoroo Mother Care

terhadap peningkatan berat badan di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari Provinsi Jambi. distribusi frekuensi berat badan

dilakukan Kangoroo Mother Care yaitu 2300 di Rumah Sakit Mitra

Medika Batanghari Provinsi Jambi.

Penelitian ini didukung fatimah (2018) Hasil penelitian ini

tentang Pengaruh Penerapan Kangaroo Mother Care (KMC)

terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Berat Lahir Rendah di

RSUD Ulin Banjarmasin, analisis data dan pembahasan diperoleh

simpulan bahwa Bayi Berat Lahir Rendah sebelum diberikan

Kangaroo Mother Care (KMC) diketahui bahwa jumlah BBLR

(1500-2499 gram) sebanyak 16 bayi.

Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari atau sama dengan 2500 gram dengan

usia kehamilan <37 minggu (Nurlaila, 2019) Penyebab berat bayi


49

lahir rendah dilihat dari faktor ibu menurut Maryanti, 2011 :

Penyakit : Kelahiran bayi BBLR juga dipengaruhi oleh penyakit

selama kehamilan misalnya: perdarahan antepartum, trauma fisik,

dan psikologis, DM, toksemia, gravidarum dan nefritis akut, Usia

Ibu : Angka kejadian prematuritas tinggi ialah pada usia<20 tahun,

dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian

terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun., Keadaan Sosial

Ekonomi : Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya

prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial

ekonomi rendah. Hal ini disebabkan karena gizi yang kurang baik

dan pengawasan antenatal yang kurang., Sebab lainnya: ibu seorang

perokok, ibu peminum alcohol dan pecandu obat narkotik.

Menurut asumsi bahwa bayi baru lahir rendah yaitu bayi yang

lahir <37 minggu dengan berat <2500 gram. Bayi yang mengalami

bblr akan membutuhkan asupan yang banyak untuk meningkatkan

berat badan bayi sehingga menjadi normal. Salah satu cara untuk

meningkatkan berat badan bayi baru lahr rendah dengan kangoroo

mother care.
50

d. Berat Badan Sesudah Dilakukan Kangoroo Mother Care

Dirumah Sakit Mitra Medika Batanghari Provinsi Jambi Tahun

2020

Hasil menujukkan sesudah dilakukan Kangoroo Mother Care

terhadap peningkatan berat badan di Rumah Sakit Mitra Medika

Batanghari Provinsi Jambi. distribusi frekuensi berat badan

dilakukan Kangoroo Mother Care yaitu 2500 di Rumah Sakit Mitra

Medika Batanghari Provinsi Jambi.

Hasil penelitian didukung oleh Silvia (2015) bahwa

peningkatan berat badan pada bayi berat lahir rendah sebelum dan

sesudah mendapatkan Kangaroo Mother Care adalah sebesar 28,30

gram. hal ini disebabkan metode Kangaroo Mother Care setelah

lahir mempunyai efek positif terhadap lama menyusui dan suhu bayi

dalam rentang normal. Bayi yang menyusu ke ibu lebih lama akan

membuat bayi merasa tenang dan nyaman sehingga bayi

mendapatkan suplai ASI yang mencukupi serta energi yang

diperoleh tubuh hanya difokuskan untuk pertumbuhan.

Kangaroo mother care merupakan Tindakan ini bertujuan

untuk menstabilkan bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr

terutama direkomendasikan untuk perawatan bekelanjutan bayi

dengan berat badan kurang dari 1800 gr. Metode ini tidak dianjurkan

untuk bayi yang sedang sakit berat seperti sepsis dan gangguan nafas
51

berat, serta tidak dianjurkan untuk ibu yang menderita sakit berat

yang tidak dapat merawat bayinya (Sudarti, 2010)

Bayi yang diberikan Kangoroo Mother Care mempunyai suhu

tubuh relative normal, denyut jantung dan pernafasan teratur, tidur

lebih lama dan sedikit menangis. Kangoroo Mother Care pada bayi

baru lahir menyebabkan peningkatan kadar glukosa lebih tinggi pada

bayi. Peningkatan kadar glukosa akan menyebabkan sel melakukan

metabolisme dengan baik sehingga proses pertumbuhan sel menjadi

lebih baik.

Menurut asumsi bahwa bayi yang telah Kangoroo Mother

Care mendapatkan nutrisi yang sangat eklusif karena adanya ikatan

ibu dan anak dengan kulit kekulit yang membuat bayi nyaman

terhadap ibu yang telah mendekapnya bayi merasakan kasih sayang

dan nyaman sehingga bayi fokus terhadap nutrisi dari ibunya serta

peningkatan kadar glukosa akan menyebabkan sel melakukan

metabolisme dengan baik sehingga proses pertumbuhan sel menjadi

lebih baik.

e. Pengaruh Kangoroo Mother Care terhadap Kenaikan Suhu Tubih

Dan Peningkatan Berat Badan Diruah Sakit Mitra Medika

Batanghari Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi

Hasil analisis uji statistik non parametrik dengan

menggunakan Wilcoxon karena nilai Shapiro Wilk <0,05 diperoleh

pada dengan tingkat kepercayaan 95% (< 0,05) suhu sebelum


52

dilakukan kangoroo mother care dengan standart deviation .2509,

lower 34.548 dan upper 34.679 dan sesudah dilakukan kangoroo

mother caret dengan standart deviation .4515, lower 36.222 dan

upper 36.703 dengan nilai Z -.3524a dan sebelum dilakukan

kangoroo mother care adalah nilai p value .000 dengan standart

deviation 47,871, lower 2343.24 dan upper 2394.26 dan sesudah

dilakukan kangoroo mother care dengan standart deviation 563.295,

lower 2320 dan upper 2550 dengan nilai Z = -3.621a dengan

demikian p value (0,000 <0,05).

B. Keterbatasa Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang

mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian ini diantaranya adalah sebaai

berikut :

1. Penelitian ini dilakukan dimasa pandemi covid 19 dikarenakan bayi

yang baru lahir sangatlah intens dalam perawatan. Dalam melakukan

kangoroo mother care haruslah steril dan sangat hati hati agar tidak

terjadi nya resiko pada bayi baru lahir.

2. Peenelitian ini dilakukan antar jarak ibu ke ibu agar dapat terlaksanan

protokol kesehatan dan tetap menjalankan Kangoroo Mother Care dan

penjelasan harus la berulang-ulang agar jelasdan benar dalam

melakukan kangoroo mother care.


53

C. Implikasi Hasil Penelitian

berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi yang dapat

digunakan untuk peningkatan dalam bidang keperawatan yaitu :

1. Bagi Tenaga Kesehatan (Keperawatan)

Diharapkan bagi tenaga kesehatan tetap meningkatkan

keterampilan melalui pelatihan, pemberian penyuluhan tetang manfaat

metode kangguru bagi ibu yang mempunyai bayi untuk membantu

meningkatkan stabilitas suhu tubuh bayi yang hipotermi dan

meningkatkan berat badan bayi, salah satunya adalah perawatan metode

kangguru.

2. Bagi Ibu Bayi

Sebagai Diharapkan dapat terus meningkatkan pengetahuan ibu

dalam memberi perawatan metode kangguru terhadap bayi untuk

meningkatkan berat badan dan menstabilkan suhu tubuh bayi serta

meningkatkan Bouding antara ibu dan bayinya

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi acuan untuk

penelitian sselanjutnya dengan variabel yang berbeda dan diharapkan

mengadakan penelitian lanjutan tentang Pengaruh Kangoroo Mother Care

terhadap Kenaikan Suhu Tubuh dan Peningkatan Berat Badan di rumah

sakit atau pun perawatan terlah dirumah


54

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Suhu Sebelum dilakukan Kangoroo Mother Care yaitu 34.600

2. Suhu Sesudah dilakukan Kangoroo Mother Care yaitu 36.600

3. Berat Badan Sebelum dilakukan Kangoroo Mother Care yaitu 2400

4. Berat Badan sesudah dilakukan Kangoroo Mother Care yaitu 2500

5. Terdapat Pengaruh Kangoroo Mother Care Terhadap Kenaikan Suhu

Tubuh dengan nilai Z -.3524a Dan Peningkatan Berat Badan dengan nilai

Z = -3.621a dengan demikian p value (0,000 <0,05) Dirumah Sakit Mitra

Mediak Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020

B. Saran

1. Bagi Pihak Puskesmas

Adanya Pengaruh Kangoroo Mother Care Terhadap Kenaikan

Suhu Tubuh Dan Peningkatan Berat Badan Dirumah Sakit Mitra Mediak

Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020

2. Pihak Perawat
55

Disarankan dapat memberikan Kangoroo Mother Care terhadap

bayi yang suhu tubuh rendan dan berat badan <2500 gran, agar

mengurangi pemakaian inkubator dan biaya yang akan dikeluar kan oleh

keluarga bayi dan memberikan pelatihan kepada perawat lain dalam

melakukan kangoroo mother care terhadap bayi baik di rumah sakit

maupun perawatan homecare.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengadakan penelitian lanjutan

tentang pengaruh kangoroo mother care terhadap kenaikan suhu

tubuh dan peningkatan berat badan

b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian lebih lanjut dengan

populasi yang lebih besar, variabel yang lebih luas dan pengambilan

data yang lebih lengkap

DAFTAR PUSTAKA
56

Astuti, 2015. Pengaruh penerapan Kangaroo Mother Care dengan peningkatan


berat badan bayi lahir rendah (BBLR) di RSU PKU Muhammadiyah
Gombong. Jurnal Involusi Kebidanan

Brunner dan Suddart.2010.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.


Jakarta : EGC

Dwienda, 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak
Prasekolah Untuk Para Bidan. Yogyakarta : Deepublish

Fatimah, 2018. Pengaruh Penerapan Kangaroo Mother Care terhadap


Peningkatan Berat Badan pada Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Ulin
Banjarmasin. Banjarmasin: Jurnalof Midwifery and Reproduction Vol 2 no
1 ( september 2018 )

Hartini, 2011. Pengaruh Kangaroo Mother Care terhadap suhu tubuh bayi yang
mengalami demam di RS Telogorejo dan RB mardi Rahayu
Semarang.Tesis: Depok

Heriyeni, 2018. Pengaruh metode kangguru terhadap stabiltas suhu tubuh bayi di
Ruang Perinatologi Rumah Sakit Daerah Bengkalis.bengkalis : Jurnal
Menara Ilmu

Hidayat, 2012.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi. Konsep dan


Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, 2012. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Edisi 2. Jakarta:


Salemba Medika

Jitowinoyo Sugeng, Weni Kristiyanasari. (2011). Asuhan Keperawatan Neonatus


dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika

Kartika, 2017. Buku Ajar Dasar Dasar Riset Keperawatan Dan Pengolahan Data
Statistik. Jakarta : Trans Info Media

Lydia, 2019. pengaruh Perawatan Metode Kangguru Terhadap Kestabilan Suhu


Tubuh Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)Di Ruangan Perinatologi
Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi. Jurnal Human Care: Bukittinggi

Maryunani,dkk.2015. Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah


(BBLR). Jakarta : Trans Info Media

Mori, R., Khanna, R., Pledge, D. & Nakayama, T. (2010). Meta-analysis of


physiological effects of skin-to-skin contact for newborns and mothers.
57

UKPediatrics international, 52, 161–170.

Mustya, 2017. pengaruh metode Kangaroo Mother Care terhadap suhu tubuh pada
BBL di RSU
PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2017. Yogyakarta : Naskah Publikasi

Nelson, 2010. Patofisiologi Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta

Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta

Nurlaila, 2019. Buku Panduan Kangaroo Mother Care . Yogyakarta : PT.Lautika


Nauvalitera

Nursalam, 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


keperawatan. Edisi2. Jakarta : Salemba Medika

Proverawati, 2010. BBLR Plus Asuhan Keperawatan Dan Materi Pijat Bayi.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Ratnasari, 2019. Mengenal HIPOTERMIA- Panduan Pertolongan Pertama Pada


Hipotermia. Semarang : Menoreh Pustaka Ilmu

Riskesdas, 2018. Hasil Utama RISKESDAS 2018- Badan penelitian dan


pengembangan kesehatan. Siwabessy- 02112018

Sudarti. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita. yogyakarta : Nuha
Medika

FORMAT BIMBINGAN PROPOSAL /HASIL SKRIPSI


PRODI KEPERAWATAN IKES PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
58

Nama Mahasiswa : Sunarsih Tirta Mahari


NIM : 181012114201116
Judul Skripsi : Pengaruh Kangoroo Mother Care Terhadap
Kenaikan Suhu Tubuh dan Peningkatan Berat
Badan pada BBLR di Rumah Sakit Mitra Medika
Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2020

Nama Pembimbing : Ns. Vera Kunia, M.Kep


Tanggal Bimbingan Materi Bimbingan Tandatangan
Pembimbing
Selasa, 12 Mei 2020 Acc Judul

Rabu, 20 Mei 2020 1. Revisi BAB I, lanjut BAB II


2. Sesuaikan. Sistematika
penulisan dengan buku
panduan

Rabu, 10 Juni 2020 1. BAB I Masukan penelitian


orang lain
2. BAB I dan BAB II gunakan
referensi minimal 2010

Minggu, 14 Juni 2020 1. Revisi BAB I dan BAB II


2. Lanjut BAB III dan BAB IV
3. Lampirkan daftar pustaka
dan instrumen penelitian

Jum’at, 03 Juli 2020 1. Acc BAB II


2. BAB III dan BAB IV
sesuaikan dengan buku
panduan

Senin, 14 September 1. Untuk definisi operasional


2020 pada variabel dependen
antara suhu tubuh dan berat
badan dipisahkan
2. Untuk variabel independen
untuk skala ukur metode
kangguru ditulis –saja
(kosongkan)

DATA DEMOGRAFI
59

PENGARUH Kangaroo Mother Care TERHADAP PENINGKATAN SUHU


TUBUH DAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BBLR DIRUAH
SAKIT MITRA MEDIKA BATANGHARI-JAMBI 2020

Petunjuk : Jawaban akan diisi oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara


dengan responden ditulis pada tempat yang disediakan
DATA DEMOGRAFI BAYI
1. Usia bayi :
2. Jenis kelamin :
3. Perempuan :
4. Laki-laki :

DATA DEMOGRAFI ORANGTUA


1. Usia ibu :.........Tahun
2. Usia bapak :.........Tahun
3. Anak keberapa :..........
Perawat utama bayi
Orangtua : ya =1
Nenek/ Pengasuh/babysister : tidak =0

4. Pendidikan :

5. Pekerjaan :

6. Pengalaman mempunyai bayi sebelumnya :

Jenis persalinan
1. SC
2. Normal pervagina

LEMBAR OBSERVASI
60

PENGARUH Kangaroo Mother Care TERHADAP PENINGKATAN SUHU


TUBUH DAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BBLR DIRUAH
SAKIT MITRA MEDIKA BATANGHARI-JAMBI 2020

Petunjuk : Jawaban akan diisi oleh peneliti


Pengukuran suhu tubuh dan berat badan Sebelum dan Sesudah Intervensi
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Kes Kes
No Jam Suhu dan Berat Badan Suhu dan Berat Badan
Pagi Sore Pagi Sore
1 09.00 S : S : S : S : S : S :
wib BB : BB : BB : BB : BB : BB :
2 17.00 S : S : S : S : S : S :
wib BB : BB : BB : BB : BB : BB :
1 09.00 S : S : S : S : S : S :
wib BB : BB : BB : BB : BB : BB :
2 17.00 S : S : S : S : S : S :
wib BB : BB : BB : BB : BB : BB :
1 09.00 S : S : S : S : S : S :
wib BB : BB : BB : BB : BB : BB :
2 17.00 S : S : S : S : S : S :
wib BB : BB : BB : BB : BB : BB :
62

Lembar Observasi Metode Kangguru

Daftar Tilik tahap – tahap pelaksanaan Kangaroo Mother Care (Hartini,


2011)
Tujuan : Meningkatkan SuhuTubuh dan Berat Badan

Tahap persiapan Ya Tidak


a. Jelaskan prosedur dan demonstrasikan kepada
keluarga bagaiman cara perawatan Kangaroo Mother Care
b. Persiapan alat: Pakaian yang dibuat model Thari memanjang, kain
model kantong, kain segitiga, kain panjang batik dibuat
gendongan yang nyaman dipakai untuk bayi

Tahap pelaksanaan :
a. Cuci tangan sebelum menggendong
b. Pakaian bayi dalam gendongan Kangaroo Mother Care pakai
popok, kaos kaki
c. Masukkan ke dalam gendonganKangaroo Mother Care
d. Bayi diletakkan tegak lurus di dadaibu
e. Kulit bayi menempel pada kulit ibu
f. Letakkan antara kulit dada ibu dan bayi seluas-luasnya
g. Pertahankan posisi bayi dengan kaingendongan
h. Sebaiknya ibu atau bapak memakai baju longgar dan berkancing
depan dan tidak menggunakan pakain dalam (BH atau kaos
dalam laki-laki. Kalau perlu ikat bagian bawah agar bayi tidak
Jatuh
i. Kepala bayi sedikit tengadah supaya bayi dapat bernafas dengan
baik dan ibu dapat memandang atau menatap mata bayi
j. Atur posisi menggendong agar nyaman dan tidak jatuh, ikatan
gendongan harus kuat untuk menghindari bayi jatuh ketika ibu
selesai duduk kemudian berdiri.
k. Saat tidur sebaiknya posisi kepala lebih tinggi
l. Menganjurkan ibu tetap menyusui setiap 1-2 sekali dalam sehari
selama 15- 30 menit
64

PENGARUH KANGOROO MOTHER CARE TERHADAP KENAIKAN SUHU TUBUH DAN


PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BBLR DIRUMAH SAKIT MITRA MEDIKA
No
Kegiatan APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajuan judul
2 Acc Judul
3 Konsultasi Proposal
4 Seminar Proposal
5 Perbaikan proposal
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan Data
8 Penyusunan Skripsi
9 Konsultasi Skripsi
10 Ujian Sidang Skripsi
11 Perbaikan Skripsi
12 Pengumpulan
Skripsi
BATANGHARI PROVINSI JAMBI TAHUN 2020

Bukit Tinggi, November 2020

Pembimbing I Peneliti

(Ns. Elfira Husna, M.Kep) (Sunarsih tirta Mahari)

MASTER TABEL
65

PENGARUH KANGORO MOTHER CARE TERHADAP KENAIKAN SUHU TUBUH DAN PENINGKATAN BERAT BADAN

DIRUMAH SAKIT MITRA MEDIKA BATANGHARI PROVINSI JAMBI TAHUN 2020

No nama Kenaikan Suhu (◦C) Berat Badan


usia pendidikan Pekerjaan jenis persalinan jenis kelamin bayi
            Pretest Posttest Pretest PostTest
1 Ny.R 26 DIII Swasta SC Laki-laki 34.4 36.6 2400 2500
2 Ny.M 27 DIII Swasta Normal Laki-laki 34.6 36.9 2400 2500
3 Ny.S 27 S1 PNS Normal Laki-laki 35 36 2400 2450
4 Ny.Z 28 DIII IRT SC Perempuan 35 36 2300 2350
5 Ny.U 26 DIII IRT SC Perempuan 35 36 2300 2320
6 Ny.G 24 SMA IRT SC Perempuan 35 37 2300 2400
7 Ny.N 24 SMA IRT Normal Laki-laki 35 36 2400 2500
8 Ny.P 25 SMA Swasta Normal Laki-laki 34.6 36.7 2400 2500
9 Ny.A 26 DIII Swasta SC Perempuan 34.9 36.6 2300 2400
10 Ny.C 27 S1 PNS Normal Perempuan 34.5 37 2400 2500
11 Ny.T 28 S1 PNS Normal Laki-laki 34.5 35.9 2400 2550
12 Ny.W 28 S1 Swasta SC Perempuan 34.6 37 2400 2500
13 Ny.L 29 DIII IRT SC Perempuan 34.5 36.9 2300 2450
14 Ny.H 29 SMA IRT SC Laki-laki 34.4 36.8 2400 2450
15 Ny.K 25 SMA IRT SC Laki-laki 34.4 36 2400 2500
16 Ny.P 24 SMA IRT SC Laki-laki 34.5 36 2400 2500
Rata-Rata           35 36,3333 2368,75 2460,63
66

Frekuensi
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
<25 5 31.2 31.2 31.2
26-27 6 37.5 37.5 68.8
Valid
>28 5 31.2 31.2 100.0
Total 16 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
DIII 6 37.5 37.5 37.5
S1 4 25.0 25.0 62.5
Valid
SMA 6 37.5 37.5 100.0
Total 16 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
IRT 8 50.0 50.0 50.0
PNS 3 18.8 18.8 68.8
Valid
Swasta 5 31.2 31.2 100.0
Total 16 100.0 100.0

Jenispersalinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Normal 6 37.5 37.5 37.5
Valid SC 10 62.5 62.5 100.0
Total 16 100.0 100.0

Jeniskelaminbayi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Laki-laki 9 56.2 56.2 56.2
Valid Perempuan 7 43.8 43.8 100.0
Total 16 100.0 100.0
67

pretesKMCt_suhu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
34.4 2 12.5 12.5 12.5
34.5 3 18.8 18.8 31.2
34.6 1 6.2 6.2 37.5
34.7 3 18.8 18.8 56.2
Valid
34.8 2 12.5 12.5 68.8
34.9 4 25.0 25.0 93.8
35 1 6.2 6.2 100.0
Total 16 100.0 100.0

PosttestKMC_suhu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
35.9 1 6.2 6.2 6.2
36 6 37.5 37.5 43.8
36.6 2 12.5 12.5 56.2
36.7 1 6.2 6.2 62.5
Valid
36.8 1 6.2 6.2 68.8
36.9 2 12.5 12.5 81.2
37 3 18.8 18.8 100.0
Total 16 100.0 100.0

PretestKMC_BB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
2300 5 31.2 31.2 31.2
Valid 2400 11 68.8 68.8 100.0
Total 16 100.0 100.0

PosttestKMC_BB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
2450 7 43.8 43.8 43.8
Valid 2500 9 56.2 56.2 100.0
Total 16 100.0 100.0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretesKMCt_suhu 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%
PosttestKMC_suhu 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%
68

Descriptives

Statistic Std. Error


pretesKMCt_suhu Mean 34.681 .0627
95% Confidence Interval for Lower Bound 34.548
Mean
Upper Bound 34.815

5% Trimmed Mean 34.679


Median 34.600
Variance .063
Std. Deviation .2509
Minimum 34.4
Maximum 35.0
Range .6
Interquartile Range .5
Skewness .387 .564
Kurtosis -1.770 1.091
PosttestKMC_suhu Mean 36.462 .1129
95% Confidence Interval for Lower Bound 36.222
Mean
Upper Bound 36.703

5% Trimmed Mean 36.464


Median 36.600
Variance .204
Std. Deviation .4515
Minimum 35.9
Maximum 37.0
Range 1.1
Interquartile Range .9
Skewness -.067 .564
Kurtosis -1.994 1.091

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretesKMCt_suhu .252 16 .008 .797 16 .002
PosttestKMC_suhu .285 16 .001 .800 16 .003
a. Lilliefors Significance Correction
69

Uji Wilcoxon
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Negative Ranks 0 .00 .00
b
Positive Ranks 16 8.50 136.00
PosttestKMC_suhu -
pretesKMCt_suhu Ties 0 c

Total 16

a. PosttestKMC_suhu < pretesKMCt_suhu


b. PosttestKMC_suhu > pretesKMCt_suhu
c. PosttestKMC_suhu = pretesKMCt_suhu

Test Statisticsb
PosttestKMC_suhu-
pretesKMCt_suhu
Z -3.524a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PretestKMC_BB 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%
PosttestKMC_BB 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error


PretestKMC_BB Mean 2368.75 11.968
95% Confidence Interval for Lower Bound 2343.24
Mean
Upper Bound 2394.26

5% Trimmed Mean 2370.83


Median 2400.00
Variance 2.292E3
Std. Deviation 47.871
Minimum 2300
Maximum 2400
Range 100
Interquartile Range 100
Skewness -.895 .564
70

Kurtosis 1.091
-1.391

PosttestKMC_BB Mean 2460.62 15.824


95% Confidence Interval Lower Bound 2426.90
forMean
Upper Bound 2494.35

5% Trimmed Mean 2463.47


Median 2500.00
Variance 4.006E3
Std. Deviation 63.295
Minimum 2320
Maximum 2550
Range 230
Interquartile Range 88
Skewness -1.016 .564
Kurtosis .332 1.091

Uji Normalitas
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
PretestKMC_BB .431 16 .000 .591 16 .000
PosttestKMC_BB .296 16 .001 .846 16 .012
a. Lilliefors Significance Correction

Uji Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


PosttestKMC_BB - Negative Ranks 0a .00 .00
PretestKMC_BB b
Positive Ranks 16 8.50 136.00
Ties 0c
Total 16
a. PosttestKMC_BB < PretestKMC_BB
b. PosttestKMC_BB > PretestKMC_BB
c. PosttestKMC_BB = PretestKMC_BB
71

Test Statisticsb
PosttestKMC_BB -
PretestKMC_BB
Z -3.621a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Anda mungkin juga menyukai