Skripsi
Diajukan ke Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Kebidanan
Oleh
i
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
No. BP : 1610332010
Tanda Tangan :
ii
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
PERSETUJUAN SKRIPSI OLEH PEMBIMBING
Oleh :
No.BP. 1610332010
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Rauza Sukma Rita, Ph.D Hj. Ulvi Mariati, S.Kp, M.Kes
iii
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
PENGESAHAN SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
dr. Rauza Sukma Rita, Ph.D Hj. Ulvi Mariati, S.Kp, M.Kes
NIP. 19840802 200912 2 003 NIP. 19500101 197409 2 001
Disahkan oleh:
Ketua Prodi S1 Kebidanan FK Unand
Diketahui oleh :
Dekan Fakultas Kedokteran Unand
iv
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi S1
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas pada X September 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Tim Penguji
v
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Universitas Andalas berhak menyimpan, mengalih media/format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Padang
Pada Tanggal: 13 Oktober 2020
Yang Menyatakan
vi
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
No Telp/HP : 081268120886
E-mail : roccyaska@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
vii
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
SMA Negeri 6 Kota Padang”. Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad
SAW, semoga kita selalu dapat meneladani segala sisi dalam kehidupan beliau.
ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
Universitas Andalas.
3. Pembimbing I, Ibu dr. Rauza Sukma Rita, Ph.D, dan Pembimbing II, Ibu
4. Penguji skripsi, Ibu Hj. dr. Ermawati, Sp.OG (K), Ibu Erda Mutiara
Halida, S.ST, M.Keb, dan Ibu Abdiana SKM, M.Epid yang telah
viii
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyusunan skripsi
5. Ibu Aldina Ayunda Insani, Bd., M.Keb selaku pembimbing akademik yang
perkuliahan.
6. Ibu Feni Andriani, Bd., M.Keb selaku koordinator tim pengelola skripsi
Negeri 6 Kota Padang yang telah memberikan izin dalam mengakses data
9. Keluarga tercinta khususnya Papa, Mama, Ayah, Mamak, Uda, Kakak dan
adi-adik yang selalu memberikan semangat yang tidak terhenti dan doa
10. Tiara Mardalifa, Indira Putri Alpian, Putri Nabila, Yulida Anggia, Edrika
Vegy Gustianra, Arie Van Diemen Sitinjak, M. Habibi Afdal N., Zaky
Andrean, Robbi, Maulana Aflah dan Fajry Subetri yang telah membantu
11. Teman-teman KKN Bilateral Unand, Aziz, Fahreza, Nikko, Faisal, Jihan,
12. Teman-teman KKN Gel. 102 Unhas di Posko Lonrae, Alif, Nabila, Mike,
ix
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
13. Keluarga F16ROSA yang selalu memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis.
15. Kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik
pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
Penulis
x
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BACHELOR OF MIDWIFERY PROGRAM
FACULTY OF MEDICINE
ANDALAS UNIVERSITY
ABSTRACT
Methods
This type of research is analytic with a cross sectional design. The research sample were
83 female students of SMA Negeri 6 Padang City. Sampling was carried out by
proportional random sampling based on inclusion and exclusion criteria. The research
instrument used a PMS questionnaire to determine the type and degree of validated PMS.
Data were analyzed bivariately with the chi-square test.
Results
The results showed that most of the samples were middle adolescence (14-16 years) with
the most complained types of PMS was types A with the incidence was range from mild
to moderate PMS. Bivariate analysis to determine the relationship between the type of
PMS and the incidence of PMS showed p value = 0.107 with chi-quare test and to
determine the relationship between adolescent age and the incidence of PMS showed p
value = 0,891.
Conclution
In conclusion, most of the respondents complained about PMS and there was no
significant relationship between the type of PMS and the age of adolescents with the
incidence of PMS (p> 0.05). This can be caused by several factors such as physical
activity, stress, nutritional status, diet and sleep patterns, and family history. Therefore,
health promotion related to PMS issue needs to be increased so that the incidence of PMS
in students at SMA Negeri 6 Padang City may decrease.
xi
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
PROGRAM S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
ABSTRAK
Metode
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian
adalah 83 orang siswi SMA Negeri 6 Kota Padang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan proportional random sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner PMS untuk mengetahui tipe dan derajat
PMS yang telah divalidasi. Data dianalisis secara bivariat dengan uji chi-square.
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar sampel adalah middle adolescence (14-16
tahun) dengan tipe PMS paling banyak yang dikeluhkan adalah tipe PMS A dengan
kategori tidak PMS hingga PMS ringan. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui
hubungan antara tipe PMS dengan kejadian PMS dengan nilai p=0,107 dan hubungan
umur remaja dengan kejadian PMS didapatkan nilai p=0,891.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan, sebagian besar responden mengeluhkan PMS dan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tipe PMS dan umur remaja dengan kejadian PMS
(p>0,05). Hal ini dapat disebakan oleh beberapa faktor seperti aktivitas fisik, stres, status
gizi, pola makan dan pola tidur, serta riwayat keluarga. Oleh karena itu, promosi
kesehatan terkait PMS perlu ditingkatkan agar kejadian PMS pada siswi di SMA Negeri 6
Kota Padang dapat menurun.
Kata Kunci : tipe PMS, derajat PMS, remaja, siswi SMA, menstruasi
xii
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
DAFTAR ISI
xiii
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2.1.2 Etiologi ..................................................................................... 8
xiv
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4.3.5 Kriteria Sampel ...................................................................... 31
xv
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
5.1.2 Umur Remaja ......................................................................... 42
BAB 7 PENUTUP................................................................................................ 58
7.1 Kesimpulan ...................................................................................... 58
xvi
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
DAFTAR TABEL
xvii
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
DAFTAR SINGKATAN
xviii
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
DAFTAR LAMPIRAN
xix
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 1
PENDAHULUAN
seseorang yang memiliki rentang usia 10-19 tahun. Masa remaja terbagi atas 3
kelompok yaitu remaja awal (early adolescence) berusia 10-13 tahun, masa
remaja tengah (middle adolescence) berusia 14-16 tahun dan masa remaja akhir
menjadi dewasa sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas merupakan
masa dimana remaja mengalami kematangan seksual dan organ reproduksi yang
sudah mulai berfungsi. Masa pubertas pada remaja wanita ditandai dengan
pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal dari
mukosa uterus dan terjadi relatif teratur mulai dari menarche sampai menopause,
kecuali pada masa hamil dan laktasi (Purwoastuti & Walyani, 2015). Wanita akan
mengalami beberapa gejala dan keluhan tertentu sebelum datang menstruasi yang
dan perilaku yang terjadi pada wanita reproduksi yang muncul secara siklik dalam
rentang waktu 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang saat atau telah
1
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Dari meta analisis 17 studi dengan 18.803 orang didapatkan prevalensi
PMS 40% di Eropa, 85% di Afrika, 60% di Amerika Selatan dan 46% di Asia
(Moghadam, 2014). Angka kejadian PMS di Negara Turki dari tahun 2014 ke
tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu 47% (Goker et all. 2016) hingga 84,5%
(Iski et all. 2016). Berdasarkan penelitian Acikgoz tahun 2017 dan Allihabi tahun
2019, prevalensi PMS di Arab Saudi juga mengalami peningkatan dari 58,1%
hingga 60,7%. Dari hasil penelitian tersebut maka angka kejadian PMS diberbagai
Dewi (2017) dan Renata (2018) angka kejadian PMS pada remaja putri di
Yogyakarta berturut-turut yaitu 32,8%, 40,3% dan 54,5%. Pada daerah Jawa
Timur, PMS juga mengalami peningkatan pada siswi SMA dari tahun 2018 ke
tahun 2019 yaitu 55,6 % (Estiani, 2018) hingga 61,5% (Abriani, 2019). Prevalensi
PMS di Sumatera Barat juga mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun
2017 yaitu sebanyak 51,8% (Siantina, 2010) hingga 98% pada siswi SMA (Helmi,
2017).
Gejala dan keluhan fisik dari PMS dibagi menjadi beberapa tipe yaitu
PMS A, PMS C, PMS D dan PMS H. Keluhan PMS tipe A yang sering dirasakan
oleh wanita berupa rasa cemas, mudah tersinggung, pikiran tertekan dan mudah
marah. Pada PMS tipe C keluhan yang dirasakan adalah sering merasa lapar,
lelah dan pusing. Untuk PMS tipe D biasanya wanita akan mengeluhkan sulit
untuk berkonsentrasi, ingin menangis tanpa alasan yang jelas, depresi dan
2
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
gangguan tidur. Adapun gejala dan keluhan tipe PMS H yang dirasakan seperti
perut kembung, nyeri payudara, pembengkakan pada tangan dan kaki serta
Menurut Dr. Guy E. Abraham dalam Suryono (2009), ahli kandungan dan
kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA Amerika Serikat, sekitar 80% wanita
mengalami gangguan PMS tipe A, 60% PMS tipe H, 40% PMS tipe C dan tipe D
sebanyak 20%. Hasil penelitian Saputri tahun 2016 didapatkan 7.7% siswi
mengalami PMS tipe A, 3,5% PMS tipe C, 2,1% PMS tipe D, 1,4% PMS tipe H.
Beberapa siswi juga mengalami gejala gabungan misalnya tipe AHDC sebanyak
48,8%, tipe ACD 30,6%, tipe AHC 9,1%, tipe AC 5,8%, tipe AHD 3,3%, tipe
Penyebab PMS sampai saat ini belum diketahui pasti namun ada banyak
teori yang dikemukakan para ahli sebelum dekade 1980-an untuk menerangkan
penyebab dari PMS ini. Hasil penelitian PMS pada dua dekade terakhir
menyimpulkan bahwa etiologi PMS tidak hanya satu melaikan suatu interaksi
(2016) salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadi PMS adalah umur/usia.
Remaja putri yang berumur 14 tahun dilaporkan mengalami PMS sebanyak 1,7%,
Dampak dari keluhan PMS ini memberi pengaruh yang cukup besar
produktifitas dan tingkat kehadiran kerja selama sekitar satu minggu per bulan
3
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
akibat gejala PMS (Ramadani, 2012). Remaja putri dengan gangguan PMS akan
mengalami beberapa penurunan seperti kondisi mental, peran fisik dan fungsi
keaktifan kegiatan belajar di sekolah bahkan mereka juga dapat menjadi mudah
Berdasarkan penelitian Ramadani pada tahun 2012, kurang lebih 20% dari
wanita usia reproduksi mengalami gejala PMS sedang sampai berat. Sekitar 3-8
emosi yang tidak stabil dan rasa cepat marah. Kondisi ini menyebabkan seseorang
Padang menyatakan ada beberapa Sekolah Menengah Atas yang rutin diadakanya
PKB/PLKB, salah satunya yaitu SMA Negeri 6 Kota Padang. Hasil survey awal
melalui wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang siswi kelas X, XI, XII
dengan rentang umur 14-18 tahun di SMA Negeri 6 Kota Padang, mereka
mengaku merasakan beberapa keluhan dan gejala yang terjadi sebelum atau saat
menstruasi yaitu sering merasakan keluhan seperti nyeri pada perut dan payudara
terasa tegang (PMS H), cemas dan mudah marah (PMS A), sering merasa lapar
(PMS C) serta sulit untuk berkonsentrasi saat belajar (PMS D). Mereka juga
mengaku bahwa keluhan dan gejala tersebut mengganggu aktivitas proses belajar
4
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
mereka disekolah dimana mereka harus beristirahat di ruang UKS selama kurang
kejadian premenstrual syndrome pada siswi di SMA Negeri 6 Kota Padang Tahun
2020.
Kota Padang
5
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4. Mengetahui hubungan tipe premenstrual syndrome dengan kejadian
2020.
syndrome dan umur remaja dengan kejadian premenstrual syndrome pada siswi di
baik secara non farmakologi maupun farmakologi. Penelitian ini juga dapat
dan umur remaja dengan kejadian premenstrual syndrome pada siswi di SMA
Negeri 6 Kota Padang Tahun 2020 serta hasil penelitian ini juga bisa menjadi
umur remaja dengan kejadian premenstrual syndrome pada siswi di SMA Negeri
6
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
6 Kota Padang Tahun 2020. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan
itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk
serta hubungan tipe premenstrual syndrome dan umur remaja dengan kejadian
premenstrual syndrome pada siswi di SMA Negeri 6 Kota Padang Tahun 2020.
7
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
dan perilaku yang terjadi pada wanita reproduksi yang muncul secara siklik dalam
rentang waktu 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang saat atau telah
siklus yang umum terjadi pada wanita muda dan pertengahan, yang ditandai
dengan adanya kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi secara konsisten
terjadi selama tahap luteal dari siklus menstruasi akibat perubahan hormonal, yang
berhubungan dengan siklus ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan
menstruasi. Gejalanya biasanya terjadi secara regular pada 7-14 hari sebelum
datangnya menstruasi.
bahwa sejumlah gejala terjadi secara rutin dan berhubungan dengan siklus
menstruasi. Biasanya, gejala tersebut muncul pada 7-10 hari sebelum menstruasi
2.1.2 Etiologi
Ada banyak teori yang dikemukakan para ahli sebelum dekade 1980-an
untuk menerangkan penyebab dari PMS ini, tetapi penyebab pasti belum
diketahui. Namun hasil penelitian PMS pada dua dekade terakhir menyimpulkan
8
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
bahwa etiologi PMS tidak hanya satu melaikan suatu interaksi yang sangat
Menurut Andrews (2010) dan Suparman (2011) gejala PMS sangat banyak
Gejala sering dikelompokkan ke dalam tiga kategori dan wanita sering mengalami
1. Gejala Fisik
Gejala fisik yang khas yang dialami wanita ketika PMS yaitu
diantaranya :
e. Perut kembung
j. Mual
k. Jerawat
9
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2. Gejala Psikologis
a. Rasa cemas
b. Kebingungan
c. Pelupa
e. Mudah marah
f. Depresi
3. Gejala Perilaku
a. Kehilangan konsentrasi
d. Gangguan tidur
10
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2.1.4 Faktor Risiko
Menurut Pertiwi (2016) PMS sering dialami oleh wanita yang peka
1. Paritas, PMS akan lebih berat jika setelah melahirkan beberapa anak,
keluhan PMS.
9. Pola tidur, pola tidur yang buruk dapat meningkatkan gejala dan
keluhan PMS
10. Riwayat keluarga, genetik berperan penting pada kejadian PMS yang
biasanya terjadi dua kali lebih tinggi (93%) pada kembar satu telur
11
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2.1.5 Epidemiologi
PMS 40% di Eropa, 85% di Afrika, 60% di Amerika Selatan dan 46% di Asia
(Moghadam, 2014). Angka kejadian PMS di Negara Turki dari tahun 2014 ke
tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu 47% (Goker et all. 2016) hingga 84,5%
(Iski et all. 2016). Berdasarkan penelitian Acikgoz tahun 2017 dan Allihabi tahun
2019, prevalensi PMS di Arab Saudi juga mengalami peningkatan dari 58,1%
hingga 60,7%. Dari hasil penelitian tersebut maka angka kejadian PMS diberbagai
Dewi (2017) dan Renata (2018) angka kejadian PMS pada remaja putri di
Yogyakarta berturut-turut yaitu 32,8%, 40,3% dan 54,5%. Pada daerah Jawa
Timur, PMS juga mengalami peningkatan pada siswi SMA dari tahun 2018 ke
tahun 2019 yaitu 55,6 % (Estiani, 2018) hingga 61,5% (Abriani, 2019). Prevalensi
PMS di Sumatera Barat juga mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun
2017 yaitu sebanyak 51,8% (Siantina dan Ressa, 2010) hingga 98% pada siswi
2.1.6 Patofisiologi
12
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
karbohidrat, dimana untuk merangsang produksi serotonin yang alami
2. Perubahan hormonal
3. Peningkatan Endorphin
13
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Meningkanya endorphin dapat membangun mood dan meningkatkan
2.1.7 Dampak
Gejala dan keluhan PMS mulai dari berderajat sedang hingga berat
memberi dampak yang cukup besar terhadap penurunan produk aktivitas kerja,
sekolah, sosial dan hubungan interpersonal. Sebanyak 80% wanita dengan PMS
satu minggu per bulan akibat gejala PMS (Ramadani, 2012). Remaja putri dengan
peran fisik dan fungsi sosial yang dapat mengganggu kualitas kesehatan,
konsentrasi, prestasi dan keaktifan kegiatan belajar di sekolah bahkan mereka juga
dapat menjadi mudah marah atau menangis dibanding hari biasanya (Delara dkk,
2012).
Wanita usia reproduksi mengalami gejala PMS kurang lebih 20% dari
sedang sampai berat. Sekitar 3-8 persen memiliki gejala hingga parah yang
disebut Pre Menstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Wanita dengan PMDD akan
Kegagalan ini berupa emosi yang tidak stabil dan rasa cepat marah. Kondisi ini
14
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
menyebabkan seseorang menjadi lebih sering marah ketika mengalami menstruasi
sehingga membuat orang lain tidak nyaman untuk berinteraksi (Glasier, 2005).
disebabkan oleh PMS yang mencakup masalah perilaku, migraine, epilepsi, dan
2.1.8 Penatalaksanaan
1. Pengaturan nutrisi
cairan
fungsi kognitif.
(Suparman, 2011)
15
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2. Pengaturan pola tidur yang baik yaitu tidur malam selama 6-7 jam
(Kinanti, 2009).
4. Suplementasi nutrisi
haid berikutnya.
(Joseph, 2010)
16
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
banyak) namun tidak semua. Asam mefenamat tidak
2010).
3. Anti-depresan
(Suparman, 2011).
17
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
pil KB namun mengalami gejala PMS sebaiknya pil KB tersebut
Menurut Dr. Guy E. Abraham dalam Suryono (2009), ahli kandungan dan
yang di jumpai pada PMS dibagi menurut gejala yaitu tipe A, H, C dan tipe D.
Sekitar 80% merupakan gangguan PMS tipe A, 60% PMS tipe H, 40% PMS tipe
gabungan misalnya tipe A dan D secara bersamaan. Setiap tipe memiliki gejala
ini terjadi karena berkumpulnya air pada jaringan diluar sel (ekstrasel)
akibat tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Untuk
18
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh
kelebihan insulin yang dapat menimbulkan rasa lapar dan rasa ingin
rasa depresi, menangis tanpa sebab, lemah, susah tidur, pelupa, sulit
tipe A dan hanya 3% dari seluruh tipe yang benar-benar murni tipe D.
19
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2.3 Umur Remaja
Umur atau usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
kanak menuju masa dewasa yang mengalami perubahan psikologis, kognitif, dan
kematangan seksual dan organ reproduksi yang sudah mulai berfungsi. Masa
(Prawirohardjo, 2012).
diagnosis antara PMS dan PMDD tidak bermakna, baik untuk penelitian maupun
20
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
kepentingan klinis walaupun PMDD dipandang sebagai spektrum klinis yang
sudah dibakukan oleh ACOG dan kriteria PMDD yang sudah dibakukan oleh
yang diisi secara prospektif oleh penderita berdasarkan 11 keluhan dan gejala
penolakan
kepala, nyeri otot dan sendi, kenaikan berat badan, perut kembung.
(Suparman, 2011)
21
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Diagnostik PMDD ditegakan jika kriteria dibawah ini terpenuhi dengan
catatan tidak ada gangguan psikiatrik-fisik lain yang melatarbelakangi, dan secara
1. Keluhan dan gejala PMS dialami pada sebagian besar dari 12 siklus
haid sebelumnya
2. Lima atau lebih gejala klinis tersebut timbul pada sebagian besar
(Suheimi, 2007)
keluhan dan gejala PMS ke dalam 22 pertanyaan yang lebih mudah dipahami dan
gejala yang dipersepsikan subjektif secara harian oleh penderita (Ginsburg, 2000).
Daftar pertanyaan dalam LCH (setara dengan 11 keluhan dan gejala PMDD
22
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Tabel 2.1 Kesetaraan Kriteria Diagnostik PMDD menurut DSM-IV-
TR dengan LCH
23
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
payudara, nyeri kepala, 20. Nyeri payudara
nyeri otot dan sendi, 21. Perut terasa kembung
kenaikan berat badan,
22. Nyeri sendi
perut kembung
(Suparman, 2011)
24
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2.5 Kerangka Teori
Epidemiologi
PMS
Umur Remaja :
1. Remaja awal (10-13th)
2. Remaja tengah (14-16th)
3. Remaja akhir (17-19th)
Faktor Risiko
PMS
Etilogi PMS :
Hormonal, genetik, Patofisiologi
biologi, sosial, psikis,
PMS
gaya hidup dan
aktivitas fisik
Tipe PMS :
PMS A
Dampak PMS PMS C DSM IV-TR
PMS D
PMS H
25
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 3
middle adolescence
Umur
Remaja
late adolescence
Kejadian
Premenstrual
Tipe A Syndrome
Tipe C
Tipe PMS
Tipe D
Tipe H
Keterangan :
3.2 Hipotesis
2020.
26
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 4
METODE PENELITIAN
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswi yang telah mengalami
Sampel dari penelitian ini adalah sebagian siswi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini probability
n =( )
–
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Zα = Deviat baku alfa
Zβ = Deviat baku beta
P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
Q2 = 1- P2
27
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan
judgement peneliti
Q1 = 1- P1
P1 - P2 = Selisih minimal yang dianggap bermakna
P = Proporsi total= (P1+ P2)/2
Q = 1-P
0,20. Nilai P2 ditetapkan berdasarkan penelitian Alvionita tahun 2016 adalah 0,33.
Dengan demikian:
Nilai Q2 = 0,67
P1 = 0,53
Q1 = 0,47
P = 0,43
Q = 0,57
Hasil perhitungan sebagai berikut :
n =( )
–
=( )
=( )
=( )
=( ) = = 75
28
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Keterangan:
dengan cara mengambil subjek dari setiap kelas ditentukan seimbang atau
2014). Di SMA Negeri 6 Kota Padang terdiri dari 7 kelas untuk tingkat X, 9 kelas
untuk tingkat XI dan 9 kelas untuk tingkat XII, sehingga total seluruh kelas adalah
25. Kemudian dilakukan pengambilan jumlah sampel siswi disetiap kelas yang
= = 3,32 = 4 orang/kelas
Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan untuk setiap kelas adalah 4 orang.
29
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4.3.4 Kerangka Sampel
30
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4.3.5 Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi :
b. Kriteria Eksklusi :
1. Variabel Independen
dependen yang disebut juga dengan variabel bebas. Pada penelitian ini
yang dijadikan sebagai variabel independen adalah tipe PMS dan umur
remaja.
2. Variabel Dependen
Padang.
31
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4.4.2 Defenisi Operasional
2011)
pusing)
32
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2. Umur Remaja
3. Premenstrual Syndrome
(APA, 2004).
33
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4.5 Instrumen Penelitian
memuat 22 gejala dan keluhan PMS dan telah diuji validitas dengan
(Suparman, 2011).
Uji validitas dilakukan pada 15 orang remaja putri yang diambil secara
acak di SMA Negeri 1 Tanjab Timur, Jambi. Berikut hasil uji validitas
34
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Tabel 4.1 Nilai Uji Validitas PMS
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji person
35
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasinya (r) > r table (Notoatmodjo,
2010). Hasil uji validitas yang dilakukan pada kuesioner didapatkan nilai r >
Nilai Konstanta
No. Variabel Kriteria
Cronbach Reliabel
Alpha
1. Premenstrual 0.72 0.60 Reliabel
Syndrome
Uji realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya. Hal ini untuk melihat apakah hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap kriteria yang
Variabel dikatakan reliable jika nilai cronbach alpha minimum adalah 0,60
36
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Data primer dari penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari
peneliti menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penelitian dan tata cara pengisian
g form. Data yang didapat dari responden yaitu data tipe PMS, umur remaja dan
data siswi yang mengalami PMS dengan kategori tidak PMS, PMS ringan, sedang
dan berat.
Data sekunder dari penelitian ini mencakup data Sekolah Menengah Atas
surat rekomendasi dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Padang.
membuat grup chat WhatsApp penelitian bersama pihak sekolah dan mengundang
izin dari pihak Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan SMA Negeri 6 Kota
Padang.
Semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi akan diminta
37
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4.7.5 Pengambilan Data
dilakukan di SMA Negeri 6 Kota Padang secara daring. Kegiatan yang akan
Data diperolah dari g form yang telah diisi oleh responden tersebut akan
38
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
4.8 Pengolahan dan Analisis Data
proses data selanjutnya. Coding untuk tipe PMS adalah tipe PMS A
(1), PMS C (2), PMS D (3) dan tipe PMS H (4). Umur remaja diberi
coding (1) untuk middle adolescence dan (2) untuk late adolescence
sedangkan untuk kejadian PMS yaitu tidak PMS-PMS ringan (1), dan
dalam pengisian data. Apabila semua data yang terkumpul dan telah
39
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
kesalahan kode, ketidaklengkapan data dan kemudian dilakukan
a. Analisis univariat
program SPSS.
b. Analisis bivariat
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini
analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik chi square dengan bantuan
program SPSS. Dalam penelitian ini probabilitas (p) kurang dari 0,05
40
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil dan analisis data penelitian yang telah
dilakukan pada 17-18 Agustus 2020 dengan sampel penelitian berjumlah 83 orang
siswi SMAN 6 Kota Padang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat.
frekuensi dan persentase setiap variabel. Variabel independen adalah tipe PMS
PMS terdiri dari tipe A, C, D dan H. Tipe PMS A memiliki gejala cemas, mudah
tersinggung, pikiran tertekan dan mudah marah. Tipe PMS C memiliki gejala
mudah lelah dan pusing. Tipe PMS D memiliki gejala depresi, menagis tanpa
sebab, lemah, gagguan tidur dan sulit berkonsentrasi. Tipe PMS H memiliki
gejala perut kembung, nyeri pada payudara, pembengkakan pada tangan dan kaki
41
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Tabel 5.1 Gambaran Distribusi Frekuensi Tipe PMS Responden.
Variabel f %
Tipe PMS A 42 50,6
C 30 36,2
D 7 8,4
H 4 4,8
Total 83 100,0
PMS A yaitu 42 orang (50,6%), diikuti oleh tipe PMS C yaitu 30 orang (36,2%),
tipe PMS D yaitu 7 orang (8,4%) dan tipe H yaitu 4 orang (4,8%).
satuan tahun. Umur remaja tengah atau middle adolescence ditetapkan dari umur
14 sampai 16 tahun dan umur remaja akhir atau late adolescence ditetapkan dari
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa paling banyak responden terdiri dari middle
adolescence atau remaja tengah yaitu 56 orang (67,5%) dan paling sedikit
responden terdiri dari late adolescence atau remaja akhir yaitu 27 orang (32,5%).
42
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
5.1.3 Kejadian Premenstrual Syndrome
dilakukan uji validasi oleh peneliti, dengan keseluruhan komponen reliable karena
memenuhi syarat minimal koefisien Cronbach Alpha 0,6 yakni dengan hasil 0,72.
Kuesioner PMS membagi PMS kedalam 4 kelompok yaitu tidak PMS (skor ≥ 22),
PMS ringan skor (23-44), PMS sedang (skor 45-66) dan PMS berat (skor 67-88).
Variabel f %
Kejadian PMS Tidak PMS- PMS Ringan 47 56,7
PMS Sedang-PMS Berat 36 43,3
Total 83 100,0
besar memiliki derajat tidak PMS hingga PMS ringan yaitu sebanyak 47 orang
(56,7%), dan responden yang memiliki derajat PMS sedang hingga berat yaitu
Hubungan antara tipe PMS dengan kejadian PMS pada siswi SMAN 6 Kota
43
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Tabel 5.4 Hubungan Tipe PMS dengan Kejadian PMS
memiliki tipe PMS A dengan kejadian tidak PMS-PMS ringan sebanyak 61,9%
dan kejadian PMS sedang-berat 38,1%. Tipe ke dua terbanyak yaitu tipe PMS C
dengan kejadian tidak PMS-PMS ringan sebanyak 60% dan kejadian PMS
sedang-berat 40%. Kemudian tipe PMS D dan H dengan kejadian tidak PMS-
Variabel independen lain yang diuji pada penelitian ini adalah umur
remaja. Untuk melihat hubungan antara umur remaja dengan kejadian PMS pada
siswi SMAN 6 Kota Padang diperlukan uji bivariat yang dapat dilihat pada tabel
5.5.
44
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Tabel 5.5 Hubungan Umur Remaja dengan Kejadian PMS
Melalui Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah
kejadian tidak PMS-PMS ringan sebanyak 55,6% dan PMS sedang-PMS berat
sebanyak 44,4%.
Hasil analisis diambil dari nilai chi-square dengan hasil p=0,891 (p>0,05).
Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
45
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 6
PEMBAHASAN
penelitian. Peneliti akan menganalisa hasil penelitian yang telah dibahas di bab
sebanyak 50,6% kemudian diikuti oleh PMS tipe C sebanyak 36,2% dan hanya
tersinggung serta cemas. Kadar progesteron yang menurun juga akan berpengaruh
dalam pengaturan emosi, suasana hati dan perilaku makan (Pratita, 2013).
dimana 86% responden minimal memiliki satu gejala PMS. Gejala yang banyak
dialami adalah PMS tipe A yakni mudah marah (97,7%), cemas (73,3%), dan
mudah tersinggung (68,6%). Gejala lain dialami adalah depresi (48,8%) yang
46
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
termasuk PMS tipe D. Perut kembung (46,5%) dan pembengkakan ekstrimitas
(20,9%) juga merupakan gejala yang jarang dialami dimana ini termasuk PMS
tipe H. Hal ini disebabkan karena PMS dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa
faktor yang berhubungan dengan PMS yaitu faktor sosial, yakni etnis dan kultur,
Selama fase luteal dan beberapa hari menuju menstruasi, banyak wanita
merasa lapar pada beberapa jenis makanan tertentu. Dilaporkan bahwa remaja
wanita dengan PMS memiliki intake makanan tinggi energi dan rendah nutrient.
Selain itu juga lebih sering mengkonsumsi makanan cepat saji yang kaya kadar
glukosa dan lemak, kudapan berkafein, dan cemilan. Hal ini konsisten dengan
memiliki perubahan diet selama PMS (PMS tipe C), dengan konsumsi makanan
manis (seperti, coklat, kue, manisan tradisional timur seperti Kunafa dan
(p=0,018), dan makanan cepat saji (p=0,048), ditambah lagi dengan signifikannya
besar adalah middle adolescence (14-16 tahun) yaitu sebanyak 67,5% dan sisanya
32,5% adalah late adolescence (17-19 tahun). Menurut hasil penelitian yang
sedikitnya 85% dari wanita menstruasi yang berumur 14-50 tahun mengalami satu
47
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
dari gejala PMS yang bervariasi dan berubah-ubah setiap bulannya (Saputri,
2016).
Hasil penelitian ini tidak jauh dari penelitian terdahulu oleh Saputri
(2016), Pertiwi (2016) dan Farujiah (2017) sebagian besar responden berusia 16
tahun yaitu masing-masing sebanyak 52,1%, 72,4% dan 53,2%. Pada umur
transisi antara masa anak dan dewasa yang lebih ditekankan pada perubahan,
ovarium sangat mempengaruhi terjadinya PMS karena PMS tidak ada sebelum
et all. 2017).
kejadian tidak PMS hingga PMS ringan yaitu sebanyak 56,7% dan kejadian PMS
dengan kejadian PMS sedang hingga berat yang dapat disebabkan oleh banyak
faktor, diantaranya yaitu faktor stress. Pada saat stres terjadi pengaktifan
48
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
kortisol, dimana hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hormon yang
dapat memicu PMS. Kortisol juga akan menghambat pelepasan GnRH dan LH.
hormon yang berfungsi dalam memicu kontraksi otot rahim untuk mengeluarkan
darah menstruasi dari dalam rahim. Karena peningkatan relatif tinggi, otot tubuh
yang lain cenderung menegang termasuk otot punggung bagian bawah sebelum
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratita (2013) yaitu sebanyak
96.8% remaja putri mengalami sindrom pramenstruasi ringan dengan gejala yang
jarang dirasakan. Abriani (2019) juga mendapatkan hasil bahwa sebagian besar
remaja putri mengalami PMS sedang sebanyak 61,5% sedangkan yang mengalami
PMS berat hanya 10,8% dan yang tidak mengalami PMS sebanyak 27,7%.
fisik, status gizi, dan pola tidur. Kroll (2014) menemukan adanya hubungan antara
aktivitas fisik dengan PMS. Tingkat aktivitas fisik dapat meningkatkan endorfin.
Endorfin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh ketika kita merasa bahagia.
Endorfin berperan dalam kekebalan tubuh dan pengendalian terhadap stres. Selain
itu aktivitas fisik yang cukup juga dapat menurunkan kadar hormon estrogen,
49
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Hasil penelitian Nashruna et al. (2012) menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian PMS. Status gizi
pola tidur dengan PMS (p=0,00), dimana pola tidur yang baik (tidur tanpa
gangguan) dapat meringankan gejala PMS. Kondisi ini dikarenakan baik dan
buruknya pola tidur akan mempengaruhi sekresi berbagai hormon yang ada di
dalam tubuh. Buruknya latensi tidur dan kualitas tidur dapat disebabkan karena
rutinitas yang berlebihan dan juga dipengaruhi dari penggunaan media elektronik
khususnya handphone.
tipe PMS A sebanyak 42 orang, dengan kejadian tidak PMS hingga PMS ringan
61,9% dan PMS sedang hingga berat sebanyak 28,1%. Tipe PMS C dikeluhkan
oleh 30 responden dengan kejadian sebanyak 60% tidak PMS-PMS ringan dan
PMS dibanding tipe PMS D dan H yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya asupan gizi mikro seperti B6, kalsium, dan magnesium. Kekurangan
zat gizi ini dapat memperburuk gejala dan keluhan PMS (Abriani, 2019). Faktor
50
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
estrogen dan progesteron, PMS juga dipengaruhi oleh hormon leptin. Hormon
leptin dapat mempengaruhi emosi dan reproduksi sehingga remaja dengan tipe
PMS A mengeluhkan perubahan susana hati dan emosi. Hormon leptin juga dapat
mempengaruhi nafsu makan dan metabolisme tubuh sehingga timbul gejala tipe
PMS C. Remaja putri dengan kadar leptin yang tinggi selama siklus menstruasi
Pada beberapa penelitian obesitas menjadi salah satu faktor risiko terjadinya PMS
(Pratita, 2013).
Tipe PMS A merupakan tipe PMS yang memiliki gejala dan keluhan
berupa masalah psikologis yang paling umum seperti mudah marah dan
lebih dari setengah responden mengalami rasa cemas yang termasuk dalam tipe
PMS A dengan kejadian 45% tidak mengeluhkan PMS, 19% mengeluhkan PMS
PMS sedang dan berat, serta hanya 1% yang mengeluhkan PMS berat. Perasaan
mudah tersinggung, pikiran tertekan, dan mudah marah yang termasuk gejala pada
tipe PMS A lainnya, juga memiliki frekuensi kejadian PMS yang sejalan. Pada
(MDQ) yang terdiri dari 46 gejala dengan delapan kategori, dan tipe PMS A dapat
51
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Takeda dkk (2018) yang
menemukan bahwa rasa cemas dan pikiran tertekan tidak dikeluhkan sebanyak
41,9%, ringan 33,5%, sedang 21,5%, dan berat 3,1% (p=0,463) . Rasa mudah
tersinggung dan mudah marah tidak dikeluhkan sebanyak 44%, ringan 38,7%,
sedang 20,9%, dan berat 6,3% (p=0,389). Tipe PMS C dengan gejala sering
merasa lapar dan suka konsumsi makanan tidak dikeluhkan sebanyak 53,9%,
Penelitian ini juga menunjukkan responden yang memiliki tipe PMS D dan
PMS hingga PMS ringan sebanyak 27,2%. Hal ini berbeda dari dua tipe
banyak remaja yang mengalami PMS dengan gejala berupa depresi, sulit
nyeri payudara, pembengkakan pada tangan dan kaki, peningkatan berat badan)
untuk melihat hubungan tipe PMS dengan kejadian PMS pada siswi tidak
didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,107. Hasil ini sejalan
merasa sedang dalam keadaan stres secara bivariat berhubungan signifikan dengan
gejala negatif PMS, termasuk prevalensinya, tipe, dan derajatnya (p=0,011 dan
52
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
p=0,008). Penelitian ini mengindikasikan prevalensi, derajat keparahan PMS pada
mahasiswi dan persepsi subjektif negatif terhadap kesehatan dan stres mungkin
juga didapatkan 81,5% siswa yang melaporkan adanya stres dapat memicu
melaporkan PMS sering terjadi pada wanita dengan tingkat stres yang tinggi. Stres
adanya pola makan dan aktivitas fisik yang baik. Kusumawardani (2017)
Konsumsi kedelai serta melakukan aktifitas fisik dengan intensitas yang cukup
dan teratur dapat membantu mengurangi gejala dan derajat keparan PMS setiap
bulannya.
depresi (PMS Tipe D). Pada penelitian di Jepang ditemukan tingginya populasi
dengan persepsi diri yang rendah ternyata melewati waktu sarapan. Kebiasaan
yang tidak sehat seperti kebiasaan sarapan yang tidak teratur juga memiliki derajat
pendapatan seseorang, khususnya pada remaja merupakan faktor lain yang dapat
53
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
berkontribusi (Delara et al, 2013). Firoozi (2012) berpendapat bahwa faktor
gejala dan keparahan PMS. Bahkan, faktor psikologis seperti gaya atribusi,
signifikan.
adalah middle adolescence (14-16 tahun) dengan kejadian tidak PMS-PMS ringan
Responden dengan kategori umur late adolescence (17-19 tahun) memiliki angka
kejadian tidak PMS-PMS ringan sebanyak 55,6% dan PMS sedang-PMS berat
square untuk melihat hubungan umur remaja dengan kejadian PMS pada siswi di
SMA Negeri 6 Kota Padang tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara
dengan perubahan hormonal saat menjelang mestruasi. Selain itu, perubahan dari
lingkungan seperti faktfor gaya hidup juga mempengaruhi remaja putri dimana
mereka mulai memperhatikan penampilan fisiknya dengan melakukan diet ketat yang
dapat menyebabkan remaja putri mengalami kekurangan zat gizi seperti B6, kalsium, dan
54
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
magnesium. Kekurangan zat gizi ini dapat menyebabkan terjadinya PMS. Kadar
vitamin B6 yang rendah dapat mengganggu aktivitas serotonin dan kalsium yang
(Abriani, 2019)
demografi dan derajat PMS (p=0,74). Variabel demografi yang dianalisis terdiri
dari usia, agama, jenis tempat tinggal, status sosial ekonomi, tinggi badan, berat
badan, usia menarche, jumlah darah menstruasi, dan aktivitas fisik regular.
Variabel usia yang diuji pada 100 mahasiswa di Universitas RSM, India ini
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu, rentang usia 17-19 tahun (51%), 20-24
tahun (46%), dan 24-26 tahun (3%). Pada usia 17-19 tahun, 15 orang mengalami
PMS ringan, 28 orang mengalami PMS sedang, dan 8 orang mengalami PMS
berat.
(2017) yang melakukan studi potong lintang pada 270 mahasiswa kedokteran di
PMS dimana terdiri dari 20% PMS ringan, 7,4% PMS sedang, 3,7% PMS berat,
0% PMS sangat berat. Frekuensi dan derajat PMS ini meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Dari hasil analisis statistik didapatkan hubungan yang tidak
signifikan antara umur dan kejadian PMS pada 618 mahasiswa tahun pertama di
55
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
sejalan dengan studi ini, dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
umur dan kejadian PMS pada 300 mahasiswa sains di perguruan tinggi wanita
Puducherry (p=0,53).
dengan rentang umur 18-20 tahun tidak mengeluhkan PMS 7% dan 35,8%
mengeluhkan PMS ringan, sedang, dan berat. Hubungan usia dan kejadian PMS
secara statistik tidak signifikan (p=0,593). Dalam sebuah studi yang meneliti
hubungan antara keyakinan wanita tentang prevalensi PMS dan perubahan yang
yang mereka alami. Hal ini berakar pada budaya dan tradisi mereka. Perbedaan
antara prevalensi dan berbagai gejala PMS dalam penelitian ini mungkin
disebabkan oleh perbedaan budaya, alat penilaian, gejala yang dilaporkan, jenis
penelitian, metode pemilihan populasi, dan beberapa peserta mungkin tidak jujur
(2019) yang dilakukan pada 492 murid sekolah di kota Debremarkos, Barat Laut
Etiopia. Studi ini menemukan hubungan yang signifikan antara umur dan kejadian
PMS dengan nilai p<0,05. Hal ini mungkin dapat terjadi karena perbedaan sosiso
tertentu.
56
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah masih terdapat faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi kejadian PMS dan peneliti tidak meneliti faktor lain
tersebut. Hal tersebut terjadi karena kurangnya sumber daya dalam penelitian ini,
baik dari segi tenaga ahli maupun peralatan. Maka dari itu peneliti hanya meneliti
variabel tipe PMS dan umur remaja. Penelitian dengan analisis multivariat (stres,
aktivitas fisik, status gizi, pola tidur, pola makan dan riwayat keluarga) akan lebih
faktor yang lebih dominan. Meskipun demikian, peneliti berharap penelitian ini
kesehatan.
57
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
dan umur remaja dengan kejadian PMS pada siswi di SMA Negeri 6 Kota Padang,
4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tipe PMS dengan kejadian
7.2 Saran
mencegah/menangani PMS.
faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian PMS yang tidak diteliti.
58
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
DAFTAR PUSTAKA
Abriani Ari Arty, Ningtyas Farida Wahyu, Sulistyani. (2019). Hubungan Antara
Konsumsi Makan, Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian
Premenstrual Syndrome. Jurnal Gizi dan Kesehatan. 3(1):1-6.
Andrews., Gilly. (2010). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita 2nd ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
BKKBN. (2020). Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa. Padang.
59
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Delara M., Ghofranipour F., Tavafian S.S., Kazemnejad A., & Montazeri A.
(2012). Health related quality of life among adolescents with premenstrual
disorders: a cross sectional study. Health and Quality of Life Outcomes.
Biomed Central. 10:1.
Dewi Tri Kesuma, Purwanta, Hapsari Dwi Elsi. (2017). Pengalaman Ibu
Menghadpi Remaja dengan Gejala Premenstrual Syndrome Dysphoric
Disorder. Berita Kedokteran Masyarakat. 34(2):72-79.
Estiani Kartika, Nindya Triska susila. (2018). Hubungan Status Gizi dan
Asupan Magnesium dengan Kejadian Premenstrual Syndrome pada
Remaja Putri. Media Gizi Indonesia. 13(1):20-26.
Fatimah Akifah, Prabandari Yayi suryo, Emilia Ova. (2016). Stres dan Kejadian
Premenstrual Syndrome pada Mahasiswi di Asrama Sekola. Berita
Kedokteran Masyarakat. 32(1):7-12.
Fil Ilmi Ayatun, Diah Mulyawati Utari. (2018). Faktor Dominan Premenstrual
Syndrome pada Mahasiswi (Studi pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan
Masyarakat dan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia). MGMI. 10(1) : 39-50.
Firoozi, R., Kafi, M., Salehi, I., Shirmohammadi, M. (2012). The Relationship
between Severity of Premenstrual Syndrome and Psychiatric Symptoms.
Iranian journal of psychiatry, 7(1):36–40.
Ginsbur KA., Dinsay T., (2000). Premenstrual Syndrome :Ransom SB. Pratical
Strategies in obstetric and gynecology. Wb Saunders Co.648-94.
Hasyim Mona S., Obaideen Asma A., Jahrami Haitham A., et al. (2019).
Premenstrual Syndrome Is Associated with Dietary and Lifestyle Behaviors
60
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
among University Students: A Cross-Sectional Study from Sharjah, UAE.
Journal of Nutrients. 11:1-18
Iski Hatice, Ergol Sule, Aynioglu Oner, et al. (2016). Premenstrual syndrome and
life quality in Turkish health science students. Turkish Journal of Medical
Sciences. 46:695-701.
Johnson Bertone, Elizabeth R., Brian W. Whitcomb, et al. (2014). Early Life
Emotional, Physical, and Sexual Abuse and the Development of Premenstrual
Syndrome: A Longitudinal Study. Journal Of Women’s Health. 23:729-739.
Kamat Shruti V., Nimbalkar Archana, Phatak Ajay G., et al. (2020). Premenstrual
syndrome in Anand District, Gujarat: A cross-sectional survey. Journal of
Family Medicine and Primary Care. 8(2):640-647.
Matsumoto, T., Egawa, M., Kimura, T., Hayashi, T. (2019). A potential relation
between premenstrual symptoms and subjective perception of health and
stress among college students: a cross-sectional study. BioPsychoSocial
medicine. 13:26.
61
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Naeimi, Nasim. (2015). The Prevalence and Symptoms of Premenstrual
Syndrome under Examination. Journal of Biosciences and Medicines. 3:1-8.
62
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Siantina, R. 2010. Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Aktivitas Olahraga
dengan Kejadian Premenstrual syndrome (PMS) pada Remaja Putri di
SMAN 1 Padang. Fakultas Keperawatan.Universitas Andalas.
Speroff L., Glass RH., Kase NG. (1999). Menstrual Disorder. Clinical
Endocrinologic Endocrine and Infertility. 557-73.
63
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
BULAN
NO KEGIATAN
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pengajuan judul
2 Pengesahan judul
Pembuatan
3 proposal
4 Seminar Proposal
Revisi proposal
dan melakukan
5 penelitian
6 Ujian skripsi
64
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 2. Anggaran Biaya Penelitian
65
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 3. Permohonan Responden
Kepada Yth.
Calon Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden.
Semua informasi dari hasil penelitian akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudari bersedia, saya memohon
kesediaan saudari untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent)
yang telah saya lampirkan.
Atas perhatian dan kesediaan saudari menjadi responden, saya ucapkan terima
kasih.
Hormat saya,
66
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 4. Lembar Pernyataan Persetujuan Responden
(Informed Consent)
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia tanpa paksaan dari pihak
manapun untuk menjadi responden.
Padang, 2020
Responden
( )
67
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 5. Kuesioner Premenstrual Syndrome
KUESIONER PENELITIAN
Nama :
Umur :
Siklus Haid : Teratur/ Tidak Teratur
Kelas/Jurusan :
Nomor HP :
Pilihlah jawaban sesuai dengan Tipe PMS yang Anda alami jika Anda
tidak yakin dengan jawaban Anda lakukanlah yang terbaik semampu Anda.
68
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
2. Kuesioner Premenstrual Syndrome
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda.
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewat !
Petunjuk Pengisian :
1= gejala tidak dirasakan
2= keluhan ringan namun tidak mengganggu
3= keluhan sedang dan agak mengganggu
4= keluhan berat dan sangat mengganggu aktifitas
Gejala Intensitas
1 2 3 4
69
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
nyata, atau meningkatnya konflik interpersonal :
9. Sulit berkonsentrasi
70
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Keluhan- keluhan fisik :
(Suparman, 2011)
Kriteria Skor :
71
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 6. Etik Penelitian
72
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 7. Master Tabel
No : Nomor
U : Umur
TP : Tipe PMS
KP : Kejadian PMS
NR : Nama Responden
K : Kelas
PERTANYAAN KUISIONER
NO U TP KP NR K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 14 C 22 IR X IPA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 14 A 30 ASY X IPA 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 3 1 1 2 2 1 1 1
3 15 A 56 RSA X IPA 1 1 2 1 1 2 4 4 4 3 2 2 1 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2
4 15 A 38 NKF X IPA 2 1 1 1 1 1 2 3 2 2 3 1 1 1 1 3 1 1 2 3 2 2 3
5 15 C 44 OAP X IPA 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 3 1 2 2 4 4 2 2 2 2 1 2 1
6 15 H 29 NYP XI IPA 2 1 1 1 2 1 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
7 15 D 55 AH X IPA 3 3 2 3 2 3 2 4 1 2 3 1 2 2 3 1 1 3 2 4 4 3 4
8 15 C 40 EOJR X IPS 1 1 1 1 2 2 3 3 2 1 2 1 3 4 3 1 2 2 2 1 1 1 1
9 15 A 34 AZS X IPA 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1
10 15 A 35 AP X IPS 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 4 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1
11 15 C 53 HV X IPA 4 1 2 1 1 1 3 4 4 2 4 2 1 4 3 3 1 1 3 4 3 1 4
12 15 A 61 SIPZ XI IPS 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 1 2 3 4 2 1 3 1 1 3 3
13 15 C 42 SO XI IPA 5 1 1 1 2 1 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 1 1 3 2 1 3 4
14 15 A 37 F X IPS 3 1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2
15 15 A 31 FM X IPA 4 1 1 1 1 1 2 3 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1
16 15 A 41 M X IPA 4 1 1 2 3 1 4 3 3 2 4 1 2 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2
17 15 A 53 AJ X IPS 1 2 4 1 2 3 4 4 4 1 3 1 3 1 4 1 1 1 3 4 1 3 2
18 15 A 26 PD X IPA 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 15 D 53 DDR X IPA 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 1 1 1
20 15 D 55 MNM X IPA 3 4 1 2 4 4 2 1 4 4 4 4 1 1 1 4 1 1 4 1 1 3 3
21 15 D 63 DR X IPS 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 3 1 1 1 2 2
22 15 A 53 MZ X IPS 1 3 1 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2 2 3 2 1 2 2
23 15 A 36 TR X IPS 1 2 1 2 2 2 4 3 1 1 2 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 2
24 15 A 34 HW X IPA 4 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2
25 15 A 52 WSN X IPA 3 2 3 4 1 2 3 4 2 4 2 4 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 4
26 15 H 76 WAB X IPS 1 4 1 3 4 2 4 4 4 4 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 15 A 64 SDR XI IPA 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
28 15 A 57 SKA XI IPA 5 2 1 2 3 2 4 4 4 3 4 2 3 1 3 4 3 2 2 3 1 1 3
29 15 A 38 VAM XI IPA 5 1 2 2 3 1 3 4 4 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2
30 15 A 57 OC X IPS 1 1 2 3 3 3 2 2 2 1 4 4 1 2 1 4 2 1 4 4 3 4 4
31 16 C 50 INA XI IPA 2 2 1 2 2 3 3 3 4 2 3 1 4 2 4 1 1 1 2 4 2 1 2
32 16 A 55 NCB X IPA 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 2 1
33 16 A 31 TA XII IPA 3 1 1 2 2 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2
73
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
34 16 A 51 ASP XI IPS 2 2 1 2 3 1 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 1 3 1 4 3 3 2
35 16 C 36 SO XI IPA 3 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 2
36 16 D 35 DAP XI IPA 4 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1
37 16 C 49 QN XI IPS 4 2 2 1 3 2 1 2 4 3 4 3 1 2 4 1 1 2 4 3 1 1 2
38 16 A 37 SHA XI IPA 4 1 1 1 3 1 2 3 1 2 4 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2
39 16 A 29 IRP X IPA 3 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1
40 16 A 31 SHD XI IPA 5 1 1 3 1 2 2 2 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
41 16 H 45 ISP XII IPA 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 1 2
42 16 C 45 FTZ XI IPA 5 3 1 2 2 3 4 3 3 3 2 1 2 2 1 1 1 1 2 3 3 1 1
43 16 A 41 JT XI IPA 3 1 1 2 2 1 1 3 1 2 3 3 2 1 2 3 1 1 3 3 1 3 1
44 16 C 35 AS X IPA 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2
45 16 C 36 MAL XI IPS 1 2 1 2 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2
46 16 C 41 GDU XI IPS 4 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 1 1 3 1 2 1 1 2 1 3 3
47 16 A 31 NAP XI IPA 5 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1
48 16 A 42 MK X IPA 3 2 1 1 2 1 1 3 3 1 4 3 1 3 2 1 1 1 1 4 4 1 1
49 16 C 48 L X IPS 3 2 1 2 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 1 2 1 3 2 3 2
50 16 C 59 TF XII IPA 2 2 1 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 4 2 4 3 3 2 2 2 3
51 16 A 39 FRC XI IPA 5 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2
52 16 A 41 YPK XI IPA 5 2 1 1 1 2 2 3 2 4 2 1 4 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2
53 16 A 31 SM XI IPA 5 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1
54 16 C 42 SY XI IPA 1 1 1 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 2 1 1 2
55 16 C 51 N XII IPA 3 2 1 2 2 1 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2
56 16 A 56 IDC XI IPA 4 2 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 1 2 3 1 2 2 3 1 1 3 1
57 17 A 48 S XII IPA 1 2 1 2 2 3 3 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 3 2 4 4 3 3
58 17 C 34 BN XII IPS 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 1 3
59 17 A 41 PKC XII IPS 4 2 1 2 1 3 4 4 3 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1
60 17 C 48 SFS XII IPA 1 2 1 2 1 2 3 3 1 2 3 3 3 1 1 1 1 4 3 3 4 3 1
61 17 C 39 AMN XII IPA 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2
62 17 C 55 ARP XI IPA 2 1 1 1 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2
63 17 C 48 SS XII IPA 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 1 2 3 4 3 3
64 17 C 59 ONY XI IPS 4 2 3 1 2 3 4 4 4 3 4 1 3 2 2 4 4 2 1 3 2 1 4
65 17 A 50 AR XII IPA 2 2 1 3 3 1 4 4 4 2 2 1 4 3 4 1 1 1 2 2 2 1 2
66 17 D 31 IPS XII IPA 3 1 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
67 17 D 58 RL XII IPA 3 2 3 2 4 2 2 2 3 4 3 4 1 2 3 4 4 1 1 3 1 4 3
68 17 A 42 AVZ XII IPS 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 1 1 1 2 1 1 3 4 2 2 2
69 17 C 56 PKI XII IPA 3 1 1 3 3 2 4 4 4 4 3 1 2 2 1 4 2 1 4 4 3 2 1
70 17 C 42 AMS XII IPA 3 1 1 2 2 3 2 2 3 1 3 2 3 2 2 1 1 1 1 4 1 1 3
71 17 H 59 DDP XI IPA 5 1 1 4 4 2 2 2 3 2 3 4 1 1 1 4 4 2 2 4 4 4 4
72 17 C 43 Z XII IPA 3 1 2 2 3 2 1 2 3 3 2 1 3 4 1 1 1 3 2 2 1 1 2
73 17 C 38 IA XII IPA 3 1 2 2 3 1 2 2 4 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3
74 17 A 49 MF XII IPA 3 2 1 3 3 1 4 4 1 3 3 4 1 1 2 4 1 1 3 4 1 1 1
75 17 C 36 AM XII IPA 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2
76 17 C 42 GA XII IPA 4 2 1 2 3 1 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 3 2 2 3
74
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
77 17 C 34 CIP XII IPA 2 2 1 2 2 1 2 3 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1
78 17 A 34 FK XII IPA 3 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 3 2
79 17 C 38 MVW XII IPA 3 1 1 1 2 1 2 1 3 3 3 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 3 3
80 17 A 59 MM XII IPA 2 1 1 2 4 2 4 4 3 4 4 4 1 2 1 4 3 2 1 4 1 4 3
81 17 A 36 DRP XII IPA 5 2 1 1 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 4 1 1 1
82 17 A 49 DS XII IPS 3 3 2 3 4 2 4 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3
AYD
83 17 A 39 M XII IPA 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 3 1 3 1 2 2 2 2 1 3 3 2 1
75
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 8. Hasil Penelitian
Tipe PMS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid A 42 50.6 50.6 50.6
C 30 36.1 36.1 86.7
D 7 8.4 8.4 95.2
H 4 4.8 4.8 100.0
Total 83 100.0 100.0
Umur Remaja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Middle Adolescent 56 67.5 67.5 67.5
Late Adolescent 27 32.5 32.5 100.0
Total 83 100.0 100.0
Derajat PMS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIdak PMS 2 2.4 2.4 2.4
PMS Ringan 45 54.2 54.2 56.6
PMS Sedang 35 42.2 42.2 98.8
PMS Berat 1 1.2 1.2 100.0
Total 83 100.0 100.0
76
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
8.4 Tipe PMS dengan Kejadian PMS
77
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 4.474 2 .107
Likelihood Ratio 4.508 2 .105
Linear-by-Linear Association 2.880 1 .090
N of Valid Cases 83
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 4,77.
78
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .019 1 .891
Likelihood Ratio .019 1 .891
Linear-by-Linear .018 1 .892
Association
N of Valid Cases 83
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,71.
b. Computed only for a 2x2 table
79
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian
80
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas
Lampiran 10. Surat Pernyataan Telah Selesai Meneliti
81
Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas