TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Serviks
dimulai pada sel-sel yang melapisi serviks. Sebagian kanker serviks dimulai
pada zona tranformasi yaitu tempat bertemunya sel squamosa dan sel
adalah Human Papiloma Virus (HPV). HPV tipe 16, 18 31, 35, 45, 51, 52,
56, dan 58 sering ditemukan pada kanker dan lesi prekanker. HPV adalah
Kanker serviks dibagi menjadi 2 tipe, yaitu sel squamosa karsinoma dan
sel-sel kanker memiliki fitur sel squamosa. Jenis kanker serviks lainnya
Biasanya tidak terdapat gejala pada awal ketika wanita terkena kanker
10
dunia dan menempati urutan ke-7 dari seluruh kejadian kanker di dunia.
kasus baru kanker serviks pada tahun 2012 dengan 266.000 kematian
Asia Tenggara pada tahun 2012 sekitar 175.000 kasus dan 94.000
Kepulauan Riau, 2.073 kasus di Provinsi D.I. Yogyakarta, dan 819 kasus
permukaan kulit, area yang melapisi alat kelamin, anus, mulut, dan
disebabkan oleh tipe HPV 16 dan HPV 18. Menurut dokter bahwa
ke orang lain selama kontak secara langsung dengan kulit. Salah satu
hubungan seks vagina, seks anal, dan bahkan seks oral. Meskipun
seks vagina, seks anal, dan seks oral, terjadinya penyebaran infeksi
tidak harus melalui seks. Penyebaran HPV dari satu orang ke orang
lain yaitu dengan cara kontak langsung dengan orang yang sudah
atau WC. Virus HPV pada seseorang yang menderita kanker serviks
pertama.
akan rentan terkena virus HPV. Penularan virus ini dapat terjadi baik
2013).
pada sel epitel serviks. Sel epitel serviks akan mentoleransi dan
risiko 4,788 kali lebih besar untuk mengalami lesi prakanker serviks
kali pada umur >20 tahun. Hal ini mungkin terkait dengan
menarche.
Adanya benda asing, termasuk alat kelamin laki-laki dan sel sperma,
5) Multi Paritas
melahirkan bayi yang dapat hidup atau tidak. Paritas yang berbahaya
adalah dengan memiliki jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak
terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada serviks dan dapat
sebuah penelitian, risiko kanker serviks dua kali lipat lebih besar
2014).
serviks (Tay SK, 2004. Hidayat, 2001. Novel 2010 cit Wahyuningsih
nikotin dalam asap rokok masuk dalam lendir yang menutupi leher
dalam waktu lebih dari 4 jam. Adanya darah yang tidak terserap
2013).
(Aminati, 2013).
9) Penggunaan Pembalut/Pantyliner
Rayon terbuat dari serat selulosa yang berasal dari pulp kayu (Arum,
2015).
bebas dalam sel dan ketika berikatan dengan DNA dia dapat
10)Infeksi Chlamydia
yang lebih tinggi dari kanker serviks pada wanita dengan hasil tes
(Arum, 2015).
11)Diet
seperti wortel, ubi jalar, kubis atau buah mangga dan labu, retinol
tumor (Calle & Kaaks, 2004 cit Aulawi, 2013). Menurut ACS (2014)
mengatakan bahwa
tubuh. Sel yang rusak dapat mencoba untuk memperbaiki diri, yang
ini. Semakin lama dan lebih panas daging yang dimasak, semakin
lidah api juga mengakibatkan lemak jatuh ke dalam api panas dan
(PCRM, 2013).
12)Obesitas
dapat meningkatkan risiko kanker adalah BMI yang lebih dari 40,0,
leptin yang lebih banyak pada orang yang mengalami obesitas, sel
kasus lain, perempuan dari keluarga yang sama sebagai pasien sudah
didiagnosis bisa lebih mungkin untuk memiliki satu atau lebih faktor
DNA atau gen yang diturunkan dari orangtuanya, sehingga gen yang
14)Kemiskinan
pengetahuan yang luas dan pola pikir akan terbangun dengan baik,
15)Usia
kelompok usia 41-65 tahun dengan grade paling banyak berada pada
grade 3-4. Meningkatnya risiko kanker leher rahim pada usia ini
pada anatomi tubuh serta mengalami penurunan dari fungsi dan kerja
itu, karena menurunnya daya tahan tubuh dan terjadi perubahan sel-
kanker, bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi yang paling sering
terjadi pre-kanker pada wanita yaitu berusia 20-an tahun dan 30-an
berubah secara terus menerus menjadi jenis lain dari lapisan (sel
proses yang normal, tapi hal ini membuat sel-sel lebih sensitif terhadap
(Fitantra, 2011).
derajat ringan yang berkembang menjadi derajat yang lebih tinggi atau
(Fitantra, 2011).
disebabkan efek sitopatik HPV. Pada CIN II, displasi terjadi lebih berat
CIN II berkaitan dengan beberapa variasi pada ukuran sel dan inti serta
perubahan koilositosis. Tingkatan selanjutnya yaitu CIN III, CIN III ini
ditandai dengan variasi ukuran sel dan inti yang semakin besar,
Kondisi saat terjadi perubahan displasia yang lebih atipikal dan meluas
fokus mikroskopik pada invasi stroma awal sampai tumor yang jelas
dalam tahap 1-4, semakin tinggi angka maka semakin kanker menyebar.
jaringan di sekitar leher rahim, diberikan nilai 1-4 yang artinya semakin
tinggi angka maka tumor semakn lebih besar atau telah tumbuh lebih
metastasis, ke bagian lain di dalam tubuh. Berikut tahapan kanker serviks: (CCS,
2015).
1) Tahap Awal
a) Stadium IA
bagian terlebar.
Tumor telah tumbuh menjadi stroma. Hal ini lebih dari 3 mm,
34
tetapi tidak lebih dari 5 mm, dalam dan atau kurang dari 7 mm
b) Stadium IB
atau hanya dapat dilihat dengan mikroskop tetapi lebih besar dari
Pada stadium IB1 dengan TNM yaitu T1b1, N0, M0. Tumor
Pada stadium IB2 dengan TNM yaitu T1b2, N0, M0. Tumor
c) Stadium IIA
Pada stadium IIA dengan TNM yaitu T2a, N0, M0. Tumor
jaringan ikat longgar di sekitar leher rahim dan rahim (tidak ada
lain.
Pada stadium IIA2 dengan TNM yaitu T2a2, N0, M0.
bagian terlebar.
a) Stadium IIB
Pada stadium IIB dengan TNM yaitu T2b, N0, M0. Tumor
b) Stadium IIIA
Pada stadium IIIA dengan TNM yaitu T3a, N0, M0. Tumor
lain.
c) Stadium IIIB
Pada stadium IIIB dengan TNM yaitu T1, T2 atau T3, N1,
d) Stadium IVA
ke luar panggul. Pada tahap ini kanker bisa jadi telah menyebar
3) Stadium Lanjut
a) Stadium IVB
M1 yang berarti tumor dapat ukuran dan mungkin atau mungkin tidak telah
tumbuh menjadi salah jaringan sekitarnya. Pada tahap ini kanker bisa jadi telah
menyebar atau tidak ke kelenjar getah bening di panggul, terdapat metastasis yang
jauh (kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain, seperti paru-paru, hati atau
tulang).
Skema 2.1. Patofisiologi Faktor Risiko Kanker Serviks (1): Infeksi HPV, Multi Paritas,
Multi Partner Sex, Perineal Hygiene Buruk, Infeksi Chlamydia, Usia, Kemiskinan.
Sumber: ACS (2012), Arum (2015), CCS (2015), CDC (2015), Darayani (2011),
Darmono (2010), Dewi (2013), Fitantra (2011), Julina (2012), Lestari (2011),
NCI (2012), PCRM (2013), Suarniti (2012), Wahyuningsih (2014), Yanti
(2013)
39
Mengaktifkan/mematik-
an serta mengubah DNA
Skema 2.2. Patofisiologi Faktor Risiko Kanker Serviks (2): Seks pertama di usia ≤20
th, penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang, obesitas, pembalut/pentyliner.
Sumber:
(2011), NCI (2012), PCRM (2013), Suarniti (2012), Wahyuningsih (2014), Yanti
(2013)
40
ACS (2012), Arum (2015), CCS (2015), CDC (2015), Darayani (2011),
Darmono (2010), Dewi (2013), Fitantra (2011), Julina (2012), Lestari
Rusaknya
Membentuk lidah
jaringan
api mengandung
Defisiensi Beta tubuh
PAH
asam folat karoten
Sel mencoba
memperbaiki PAH melekat
diri pada permukaan
makanan
Perubahan
DNA sel
Merusak
DNA tubuh
Sumber:
(2011), NCI (2012), PCRM (2013), Suarniti (2012), Wahyuningsih (2014), Yanti
(2013)
41
Skema 2.3. Patofisiologi Faktor Risiko Kanker Serviks (3): Kemiskinan, Diet,
Merokok dan paparan asap rokok.
ACS (2012), Arum (2015), CCS (2015), CDC (2015), Darayani (2011),
Darmono (2010), Dewi (2013), Fitantra (2011), Julina (2012), Lestari
Sumber:
(2011), NCI (2012), PCRM (2013), Suarniti (2012), Wahyuningsih (2014), Yanti
(2013)
42
Sumber:
(2011), NCI (2012), PCRM (2013), Suarniti (2012), Wahyuningsih (2014), Yanti
(2013)
43
ACS (2012), Arum (2015), CCS (2015), CDC (2015), Darayani (2011),
Darmono (2010), Dewi (2013), Fitantra (2011), Julina (2012), Lestari
Sumber:
(2011), NCI (2012), PCRM (2013), Suarniti (2012), Wahyuningsih (2014), Yanti
(2013)
44
Sumber:
(2011), NCI (2012), PCRM (2013), Suarniti (2012), Wahyuningsih (2014), Yanti
(2013)
45
lebih dini terjadinya kanker serviks. Tes pap smear bertujuan untuk
sampai 29 tahun harus melakukan skrining dengan tes pap smear setiap
melakukan skrining diikuti dengan tes HPV setiap 5 tahun atau lakukan
skrining setiap 3 tahun dengan tes pap smear saja. Pedoman ini juga
dengan tes pap smear dan untuk wanita yang telah melakukan
b. Tes IVA
asam asetat atau asam cuka (3-5%) selama 1 menit. Daerah yang tidak
46
normal akan berubah warna dengan batas tegas yang menjadi putih
lesi pra kanker. Keunggulan dari tes IVA yaitu praktis, dapat dilakukan
seksual, tidak sedang haid, tidak sedang hamil, dan 24 jam sebelumnya
Muda. Masa dewasa muda dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira
a. Fisik
47
akan tetapi segi fisik saja belum dapat menjamin ketepatan bagi
seseorang juga dapat dilihat dari adanya kepercayaan pada diri sendiri
dan tidak bergantung kepada orang lain, tidak cepat marah, serta tidak
b. Kemampuan Mental
seseorang.
c. Pertumbuhan Sosial
d. Emosi
sebuah tindakan yang telah dewasa, dan yang tetap akan berada dalam
(Jahja, 2011).
telah dilakukan oleh Sunitha dan Gopalkrishna (2014) bahwa bukti yang
yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal
(Jahja, 2011).
c. Masa Bermasalah
memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan
mudah tegang (Jahja, 2011). Apabila orang berada di suatu wilayah baru
dalam kelompok usia hampir dewasa atau baru saja dewasa, pada
sampai usia tiga puluhan, hal itu umumnya nampak dalam bentuk
atau tetap, akan tergantung pada cepat lambatnya orang muda itu
f. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya
(Hurlock, 2010).
g. Masa Ketergantungan
Awal masa dewasa muda sampai akhir usia 20-an, seseorang masih
dewasa pada usia 18 tahun, dan status ini memberikan kebebasan untuk
mandiri, banyak orang muda yang masih agak tergantung atau bahkan
yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kacamata
Pertama, jika orang muda dewasa ingin diterima oleh anggota kelompok
daripada mereka yang tidak menikah atau tidak punya anak, tetapi
54
mereka juga bergeser kepada nilai-nilai yang lebih konservatif dan lebih
mengatakan bahwa dalam masa dewasa ini gaya-gaya hidup baru paling
penyesuaian diri yang harus dilakukan orang muda terhadap gaya hidup
baru, yang paling umum adalah penyesuaian diri pada pola peran seks
Menyesuaikan diri pada suatu gaya hidup yang baru memang sulit,
tidak berkaitan atau bahkan tidak cocok dengan gaya hidup barunya
kesehatan masa dewasa muda berkaitan dengan faktor sosial dan gaya hidup yang
perilaku.
j. Masa Kreatif
minat, potensi, dan kesempatan (Jahja, 2011). Orang muda banyak yang
bangga karena lain dari yang umum dan tidak menganggap hal ini
sebagai suatu tanda kekurangan, tidak seperti anak atau remaja yang
selalu ingin sama dengan teman sebayanya baik dalam hal berpakaian,
gaya bahasa, dan tingkah laku karena mereka takut dianggap inferior.
Hal ini disebabkan karena sebagai orang yang telah dewasa ia tidak
Lepas dari belenggu ikatan ini mereka bebas untuk berbuat apa yang
C. Peran Perawat
(2007) mengatakan bahwa dalam konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri
Dalam penelitian ini peran perawat yang berperan adalah sebagai pendidik
D. Kerangka Konsep
Keterangan:
: Tidak diteliti
: Diteliti
58