Anda di halaman 1dari 35

Ca

`Kanker Serviks`
Cervix
Rahma Suci Nabila
011924653005
Kanker serviks merupakan keganasan
yang berasal dari serviks yaitu sepertiga
bagian bawah uterus, berbentuk
silindris, menonjol dan berhubungan
dengan vagina melalui ostium uteri
eksternum (Who,2011)
HPV adalah singkatan dari human
papillomavirus. HPV adalah kelompok lebih
dari 150 virus terkait. Setiap virus HPV dalam
grup diberi nomor, dan disebut tipe HPV
(misalnya, HPV-16 dan 18 untuk Kanker
serviks). (America Cancer Sociaty, 2020)
1. Infeksi Human papillomavirus (HPV)

 HPV dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit, dan sel-


sel yang melapisi alat kelamin, anus, mulut dan tenggorokan,
tetapi bukan darah atau organ internal seperti jantung atau
paru-paru.
FAKTOR RESIKO  HPV dapat menyebar dari satu orang ke orang lain selama
kontak kulit-ke-kulit. Salah satu cara penyebaran HPV adalah
melalui aktivitas seksual, termasuk hubungan seks vaginal,
anal, dan bahkan oral.
 Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil pada bagian tubuh yang
berbeda. Beberapa menyebabkan kutil pada tangan dan kaki;
yang lain cenderung menyebabkan kutil pada bibir atau lidah
(America cancer society, 2020)

Infeksi persisten dengan tipe HPV tertentu (paling sering, tipe


16 dan 18) dapat menyebabkan lesi prakanker (WHO,2013)
2. Riwayat Seksual

Risiko ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh peningkatan


kemungkinan terpapar HPV.

 Aktif secara seksual pada usia muda (terutama di bawah 18


tahun)
 Memiliki banyak pasangan seksual
FAKTOR RESIKO  Memiliki pasangan yang dianggap berisiko tinggi infeksi HPV

3. Merokok

Zat berbahaya ini diserap melalui paru-paru dan dibawa


dalam aliran darah ke seluruh tubuh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa zat ini merusak DNA sel serviks dan dapat
berkontribusi pada pengembangan kanker serviks. Merokok juga
membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam
memerangi infeksi HPV.
4. Memiliki sistem Imun yang lemah

Sistem kekebalan tubuh penting dalam menghancurkan sel


kanker dan memperlambat pertumbuhan dan penyebarannya.
Pada wanita dengan HIV, pra-kanker serviks mungkin berkembang
FAKTOR RESIKO menjadi kanker invasif yang lebih cepat daripada biasanya

Kelompok wanita yang berisiko terkena kanker serviks adalah


wanita yang mempunyai penyakit autoimun (di mana sistem
kekebalan tubuh melihat jaringan tubuh sendiri sebagai benda
asing dan menyerang tubuh mereka sendiri)
5. Infeksi Chlamydia

Chlamydia adalah jenis bakteri yang relatif menginfeksi sistem


reproduksi yang disebarkan melalui kontak seksual. Infeksi
klamidia dapat menyebabkan peradangan panggul, menyebabkan
FAKTOR RESIKO infertilitas
Beberapa penelitian telah melihat risiko kanker serviks yang
lebih tinggi pada wanita yang tes darahnya dan lendir serviks
menunjukkan bukti infeksi klamidia. Studi tertentu menunjukkan
bahwa bakteri Chlamydia dapat membantu HPV tumbuh dan
hidup di dalam serviks yang dapat meningkatkan risiko kanker
serviks.
6. Multigravida

Wanita yang pernah hamil lebih dari 2 kali memiliki


peningkatan risiko kanker serviks. Penelitian telah menunjukkan
perubahan hormon selama kehamilan yang mungkin membuat
wanita lebih rentan terhadap infeksi HPV atau pertumbuhan
kanker. Pemikiran lain adalah bahwa wanita hamil mungkin
FAKTOR RESIKO memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah, memungkinkan
infeksi HPV dan pertumbuhan kanker.

7. Status Ekonomi

Banyak wanita berpenghasilan rendah tidak memiliki akses


mudah ke layanan perawatan kesehatan yang memadai, termasuk
skrining kanker serviks dengan tes Pap dan tes HPV. Ini berarti
mereka mungkin tidak diskrining atau dirawat karena pra-kanker
serviks.
6. Genetik

Kanker serviks dapat terjadi pada beberapa keluarga


yang memiliki riwayat kanker serviks, peluang terkena
FAKTOR RESIKO penyakit ini lebih tinggi daripada pada keluarga yang
tidak memiliki riwayat kanker serviks
Patofisiologi
Perkembangan kanker invasif berawal dari terjadinya lesi
neoplastik pada lapisan epitel serviks, dimulai dari Neoplasia
Intraepitel Serviks (NIS) 1, NIS 2, NIS 3 atau karsinoma in
situ (KIS). Selanjutnya setelah menembus membrana basalis
akan berkembang menjadi karsinoma mikroinvasif dan
invasif. Pemeriksaan sitologi (cairan) papsmear digunakan
sebagai skrining, sedangkan pemeriksaan histopatologik
(jaringan) sebagai konfirmasi diagnostik.
Pada umumnya, lesi prakanker belum memberikan gejala.
Bila telah menjadi kanker invasif, gejala yang paling umum
adalah perdarahan (contact bleeding, perdarahan saat berhubungan
intim) dan keputihan.
Manifestasi Pada stadium lanjut, gejala dapat berkembang menjadi nyeri
pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah
Klinis pelvik ke arah lateral sampai obstruksi ureter. Gejala lanjutan bisa
terjadi sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena,
misalnya: fistula vesikovaginal, fistula rektovaginal, edema tungkai
Diagnosis
Anamnesis, pemeriksaan klinik. Pemeriksaan klinik ini meliputi
inspeksi, kolposkopi, biopsi serviks, sistoskopi, rektoskopi, USG,
BNO-IVP, foto toraks dan bone scan, CT scan atau MRI, serta PET
scan. Kecurigaan metastasis ke kandung kemih atau rektum harus
dikonfirmasi dengan biopsi dan histologik. Konisasi dan amputasi
serviks dianggap sebagai pemeriksaan klinik. Khusus pemeriksaan
sistoskopi dan rektoskopi dilakukan hanya pada kasus dengan
stadium IB2 atau lebih.
FIGO STAGING
(Figo Cancer Report 2018)

Kanker serviks menyebar dengan ekstensi langsung ke


parametrium, vagina, uterus dan organ-organ yang berdekatan,
yaitu, kandung kemih dan rektum. Juga menyebar sepanjang
saluran limfatik ke kelenjar getah bening regional yaitu
obturator, iliac eksternal dan iliac internal, kemudian ke simpul
iliaka dan parsial umum.
FIGO CANCER REPORT 2018
FIGO CANCER REPORT 2018
Apa Penyebab
KankerAmerica Cancer Society, 2020.

Serviks?
DNA adalah bahan kimia dalam sel, membentuk
gen, yang berperan mengendalikan cara kerja sel.

 Gen yang membantu sel tumbuh, membelah, dan


tetap hidup disebut onkogen.

 Gen yang membantu menjaga pertumbuhan sel di


bawah kendali atau membuat sel mati pada waktu
yang tepat disebut gen penekan tumor
Kanker dapat disebabkan oleh mutasi DNA (cacat gen) yang
menghidupkan onkogen atau mematikan gen penekan tumor .

(HPV) memiliki dua protein yang dikenal sebagai E6 dan E7 yang


berperan mematikan beberapa gen penekan tumor seperti p53
dan Rb. Hal ini menyebabkan sel-sel melapisi tubuh serviks
terlalu banyak dan mengembangkan perubahan gen tambahan
yang dapat menyebabkan kanker (America Cancer Society, 2020)
Bisakah Kanker
Serviks Dicegah ?
America Cancer Society, 2020

Dua hal paling penting yang dapat Anda lakukan


untuk mencegah kanker serviks adalah :

 Mendapatkan HPV vaccine


 Mencegah dan mengobati pra-kanker sebelum
menjadi kanker invasif
Screening adalah tes untuk menemukan kondisi yang
menyebabkan kanker dan dapat menemukan pra-kanker dan
berubah menjadi kanker invasif.
 Tes Pap (atau Pap smear)
 Tes humanpapillomavirus (HPV)

Dua hal tersebut digunakan selama penyaringan untuk kanker


serviks.
1. PAP
SMEAR
Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan sel-sel dari leher rahim
sehingga dapat diamati dengan seksama di laboratorium untuk
menemukan kanker dan pra-kanker. Sangat penting untuk mengetahui
bahwa kanker serviks yang paling invasif ditemukan pada wanita yang
belum memiliki Paptests reguler

2. Tes HPV

Dilakukan pada sampel sel yang sama selama tes Pap smear
Tes HPV memeriksa apakah ada infeksi HPV yang merupakan salah
satu kondisi yang dapat menyebabkan kanker-kanker paling atas.
HPV vaccine . . .
America Cancer Society, 2020

Vaksin HPV menghasilkan respons imun terkuat pada praremaja. Agar berfungsi
dengan baik, vaksin HPV harus diberikan pada usia 11 atau 12. Vaksin diberikan
dalam serangkaian suntikan.
 Vaksinasi HPV rutin untuk anak dimulai pada usia 11 atau 12. Seri vaksinasi
dapat dimulai sejak usia 9 tahun
 Vaksinasi HPV juga direkomendasikan untuk usia 13 hingga 26 tahun yang
belum memulai vaksin, atau yang sudah memulai tetapi belum menyelesaikan
seri.
 Vaksinasi HPV juga direkomendasikan sampai usia 26 tahun untuk orang
dengan sistem kekebalan yang lemah (termasuk orang dengan infeksi HIV),
jika mereka belum pernah divaksinasi sebelumnya.
 usia 22 - 26 tahun vaksinasi pada usia yang lebih tua kurang efektif dalam
menurunkan risiko kanker.
Tata Laksana
Lesi Pra-Kanker!!!
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN (PNPK) TATA LAKSANA CA CERVIX
2018

Skrining dengan tes IVA dapat dilakukan dengan cara


single visit approach atau see and treat program, yaitu
bila didapatkan temuan IVA positif maka selanjutnya
dapat dilakukan pengobatan sederhana dengan
krioterapi.
Pada skrining dengan tes Papsmear jika abnormal direkomendasikan pemeriksaan
kolposkopi. Untuk diagnostik dan terapeutik dilanjutkan tindakan Loop Excision
Electrocauter Procedure (LEEP) atau Large Loop Excision of the Transformation
Zone (LLETZ). Temuan abnormal hasil setelah dilakukan kolposkopi:
 Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion (LSIL), dilakukan LEEP dan
observasi 1 tahun.
 High Grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL), dilakukan LEEP dan
observasi 6 bulan
Metode Terapi Lesi Prakanker Serviks

Terapi NIS dengan Destruksi Lokal Krioterapi digunakan untuk destruksi


lapisan epitel serviks dengan metode
Metode tersebut ditujukan untuk
pembekuan atau freezing hingga sekurang-
destruksi lokal lapisan epitel serviks
kurangnya -20ᵒ C selama 6 menit (teknik
dengan kelainan lesi prakanker yang Krioterapi Freezethaw-freeze) dengan menggunakan
kemudian pada fase penyembuhan
gas N2O atau CO2. Kerusakan bioselular
berikutnya akan digantikan dengan
akan terjadi dengan mekanisme:
epitel skuamosa yang baru.
 sel‐sel mengalami dehidrasi dan
mengkerut
 konsentrasi elektrolit dalam sel terganggu
 syok termal dan denaturasi kompleks
lipid protein
 status umum sistem mikrovaskular.
Alat elektrokauter atau radiofrekuensi
Elektrokauter dengan melakukan eksisi Loopdiathermy
terhadap jaringan lesi prakanker pada zona
transformasi. Jaringan spesimen akan
dikirimkan ke laboratorium patologi
anatomi untuk konfirmasi diagnostik
secara histopatologik untuk menentukan
tindakan cukup atau perlu terapi lanjutan.

Diatermi elektrokoagulasi dapat memusnahkan jaringan


Diatermi Elektrokoagulasi lebih luas dan efektif jika dibandingkan dengan
elektrokauter, tetapi harus dilakukan dengan anestesi
umum. Tindakan ini memungkinkan untuk memusnahkan
jaringan serviks sampai kedalaman 1 cm,
tetapi fisiologi serviks dapat dipengaruhi, terutama jika
lesi tersebut sangat luas.
Sinar laser (light amplication by stimulation emission of
radiation), suatu muatan listrik dilepaskan dalam suatu
tabung yang berisi campuran gas helium, gas nitrogen,
Laser dan gas CO2 sehingga akan menimbulkan sinar laser .
Perubahan patologis yang terdapat pada serviks dapat
dibedakan dalam dua bagian, yaitu penguapan dan
nekrosis.
Standar Pemotongan
Mikroskopik Kanker
Servix
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN (PNPK) TATA LAKSANA CA CERVIX
2018

Standar operasi pada kanker serviks yang operable


adalah histerektomi radikal yang mengangkat organ
uterus, serviks, vagina, parametrium kanan dan kiri,
salphingo-oforektomi bilateral, serta limfadenektomi
kelenjar getah bening regional.
a. Operator memberi tanda pada arah jam 12 (tanda
1. Konisasi Serviks benang)
b. Dokter SpPA memotong spesimen konisasi pada bagian
puncak (1 kupe) serta 12 kupe potongan lain sesuai
arah jarum jam (lihat gambar) dan memberi tanda
tinta pada bagian tepi sayatan konisasi.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat pemotongan
2. Histerektomi jaringan diantaranya adalah:
Radikal
a. Massa tumor serviks, disertai kupe invasi terdalam
b. Invasi tumor ke arah kavum uteri
c. Batas sayatan distal vagina. Bila klinisi mengirim
batas sayatan vagina sebagai jaringan terpisah, wajib
diberikan penandaan khusus
d. Parametrium bilateral
e. Kelenjar getah bening
Tata Laksana
Kanker Serviks!!!
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN (PNPK) TATA LAKSANA CA CERVIX
2018

Stadium IA1 invasi ruang limfovaskular (LVSI negatif)

 Konisasi (Cold knife conization) bila free margin (terapi


adekuat) apabila fertilitas dipertahankan (Tingkat Evidens
B)
 Bila tidak free margin dilakukan rekonisasi atau simple
histerektomi. Histerektomi Total apabila fertilitas tidak
dipertahankan.

*Konisasi adalah pengangkatan sel kanker dg pisau bedah, laser, kawat


tipis yg dialiri listrik (LEEP)
*Biopsi kerucut untuk mengangkat kanker. Jika tepi kerucut tidak
mengandung sel-sel kanker (disebut margin negatif) (Sebaliknya)
Stadium IA1 (LVSI positif)
 Operasi trakelektomi radikal dan limfadenektomi pelvik
apabila fertilitas dipertahankan
 Bila operasi tidak dapat dilakukan karena kontraindikasi
medik dapat dilakukan Brakhiterapi.

Stadium IA2, IB1, IIA1


 Operatif
- Histerektomi radikal dengan limfadenektomi pelvik
 Non Operatif
- Radiasi (EBRT dan brakiterapi)
- Kemoradiasi (Radiasi : EBRT dengan kemoterapi
konkuren dan brakiterapi).
Stadium IB2 dan IIA2 Stadium IIB
 Operatif (Rekomendasi A)Histerektomi radikal dan pelvik  Kemoradiasi (Rekomendasi A)
limfadenektomi. Tata laksana selanjutnya tergantung dari  Radiasi (Rekomendasi B)
faktor risiko, dan hasil patologi anatomi untuk dilakukan  Neoajuvan Kemoterapi
ajuvan radioterapi atau kemoterapi (Rekomendasi C) Kemoterapi (tiga
 Neoajuvan Kemoterapi (Rekomendasi C) Tujuan dari seri) dilanjutkan radikal histerektomi
Neoajuvan Kemoterapi adalah untuk mengecilkan massa dan pelvik limfadenektomi.
tumor primer dan mengurangi risiko komplikasi  Histerektomi ultraradikal, laterally
operasi.Tata laksana selanjutnya tergantung dari faktor extended parametrectomy(dalam
risiko, dan hasil patologi anatomi untuk dilakukan ajuvan penelitian).
radioterapi atau kemoterapi.
Stadium IIIA &IIIB Stadium IVA tanpa CKD
 Kemoradiasi (Rekomendasi A) Fistula rekto-vaginal, direkomendasikan
 Radiasi (Rekomendasi B) terlebih dahulu dilakukan kolostomi,
dilanjutkan dengan Kemoradiasi Paliatif atau
Stadium IIIB dengan Cronic Radiasi Paliatif.
Kidney Disease (Penyakit Ginjal
Kronis)
 Nefrostomi/Hemodialisa bila diperlukan Stadium IVA dengan CKD dan IVB
 Kemoradiasi dengan regimen non cisplatin Paliatif
 Radiasi Bila tidak ada kontraindikasi,
kemoterapi paliatif/radiasi paliatif
dapat dipertimbangkan.
Pemeriksaan lain sebagai opsional seperti CT scan, MRI,
limfoangiografi, arteriografi, venografi, laparoskopi, fine needle
aspiration (FNA) bermanfaat untuk rencana pengobatan,
tetapi tidak merubah stadium klinik. Persiapan pengobatan
perlu pemeriksaan darah tepi lengkap, kimia darah.
Pemeriksaan faktor pembekuan darah diperlukan bila rencana
pengobatan dengan operasi.
Daftar Pustaka
Bhatla, Neerja, Daisuke Aoki, Daya Nand Sharma, and Rengaswamy Sankaranarayanan.
Cancer Of the Cervix Uteri. Jurnal International, Figo Cancer Report, 2018.

Kemenkes. PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA KANKER


SERVIKS. Report, Jakarta: Kemenkes, 2018.

Organization, World Health. Comprehensive Cervical Cancer prevention and Control a


healthier future for girls and women. Genava Switzerland: WHO Press, 2013.

"The American Cancer Society Guidelines for the Prevention and Early Detection of
Cervical Cancer." Jurnal International, America Cancer Society, 2020.
Terimakasih. . .

Anda mungkin juga menyukai