Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UJIAN GINEKOLOGI

SMF ILMU KEBIDANAN & KANDUNGAN

RSUD KOJA

NAMA : Timoty Mario

NIM : 11.2016.057

DOKTER PENGUJI : dr. Bram Pradipta, Sp.OG

HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV)

Human Papilloma Virus atau HPV adalah virus yang didapatkan lewat hubungan seksual
(Sexually Transmitted Disease). Virus ini disebarkan lewat kontak pada genitalia semisal
hubungan seksual pada vagina atau anus. Setidaknya 50% orang yang berhubungan seks tanpa
alat pengaman dapat dijangkiti virus ini di dalam hidupnya. HPV bukan merupakan virus baru
dan tidak semua orang mengetahuinya dikarenakan dalam onset jangka pendek virus ini tidak
menimbulkan gejala klinis yang signifikan bagi penderitanya sehingga aktifitas seksual yang
dilakukan oleh penderita dapat pula meningkatkan angka penyebaran atau kasus baru.

HPV dibagi kedalam 2 kategori :

1. Low risk HPV : merupakan jenis HPV yang tidak menimbulkan kanker tapi dapat
menimbulkan kelainan kulit pada kelamin yang secara umum dikenal sebagai
Condyloma Acuminata dan gejala kelainan kulit lain pada bagian genitalia serta anus.
HPV yang dapat menimbulkan kelainan kulit ini tergolong pada HPV tipe 6 dan 11.
HPV tipe 6 dan 11 dapat dijumpai pula pada penyakit respirasi papillomatosis , yang
merupakan penyakit tumor jinak pada jalur pernafasan dari hidung mulut sampai
paru-paru.
2. High risk HPV : merupakan jenis HPV yang paling berisiko tinggi menimbulkan
kanker. HPV tipe 16 dan 18 merupakan jenis yang paling sering ditemukan pada
penyakit kanker akibat STD. Jenis High risk HPV pula dapat menyebabkan beberapa
jenis kanker seperti :
a. Cervival Cancer : Pada HPV tipe 16 & 18 ditemukan pada 70% kasus.
b. Anal Cancer : 95% kasus kanker anus disebabkan oleh virus HPV terutama
HPV tipe 16.
c. Oropharyngeal Cancer : 70% kasus disebabkan oleh HPV terutama tipe 16.

MEKANISME INFEKSI

Gambar 1. Mekanisme Infeksi HPV

Epitel Squamosa pada kulit bertujuan untuk melindungi kulit dari pathogen. Virus HPV
dapat masuk melewati epitel ini jika pada kulit terdapat sebuah abrasi pada kulit atau luka. Luka
ini lah merupakan pintu masuk awal dari dimulainya infeksi virus.

Ada 2 hasil dari terintegrasi nya virus HPV ke dalam genom DNA sel tubuh manusia
sehingga nantinya dapat memicu formasi tumor :

1. Dengan mem-blocking jalur apoptosis sel.


2. Dengan mem-blocking sintesis regulator protein sehingga proses mitosis sel tidak
terkontrol.
GEJALA KLINIS

Kutil pada alat kelamin mungkin berawal dari semacam luka kecil, yang kemudian
terbuka dan berdarah, menjadi kutil, akhirnya mengering dan sembuh setelah beberapa hari.
Luka dan kutil seringkali disertai dengan flu sehingga gejala ini mungkin tampak seperti demam
dan kelenjar limfa yang membengkak. Sulit membedakan kutil dengan jerawat dan ingrown hair.

Gambar 2. Kutil pada organ genitalia

Kebanyakan kasus kanker karena HPV adalah kanker serviks, atau kanker tenggorokan
dan lidah. Tanda-tanda kanker serviks mungkin termasuk pendarahan atau keluarnya cairan dari
dalam vagina, pendarahan di antara periode setelah hubungan seks atau saat menopause. Selain
itu, terdapat gejala lain seperti sakit pada perut bagian bawah atau area pelvis dan pada saat
berhubungan intim.

Gambar 3. Kulit genital pada Cancer Cervix


Kanker Serviks

Kanker serviks atau Ca Cervix merupakan tipe kanker yang tumbuh di bagian serviks
atau leher rahim. Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma
Virus ). Perkembangan dari virus pada kasus ini berlangsung cukup lama dan membutuhkan
beberapa periode waktu untuk sampai menimbulkan gejala.

Gejala klinis dari kanker serviks dapat berupa :

Pendarahan dari vagina yang tidak normal atau perubahan siklus menstruasi

Pendarahan saat adanya benturan pada leher Rahim terutama saat berhubungan
seksual.

Timbul rasa nyeri saat berhubungan seksual.

Keputihan yang diwarnai timbulnya darah.

Gambar 4. Kelainan serviks pada kanker serviks

DIAGNOSIS

Untuk dapat mendiagnosis kanker serviks maka pemeriksaan yang sering dilakukan ialah
Pap Smear. Tes ini merupakan tes yang sangat efektif salam mendeteksi gejala awal dari sel
kanker pada serviks. Bagian kecil dari jaringan cerviks diambil untuk kemudian diperiksa ke
mikroskop.
Gambar 5. Prosedur tes Pap Smear

TATALAKSANA DAN PENCEGAHAN

Sejauh ini dalam melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus HPV ialah dengan
melakukan vaksin virus HPV. Pengobatan vaksin yang masih menjadi acuan untuk mengurangi
risiko munculnya kasus baru HPV ialah dengan penggunaan obat Gardasil, Gardasil 9, Cervarix.
Obat-obatan ini telah digunakan sebagai langkah awal pencegahan infeksi virus HPV tipe 16 dan
18 yang merupakan tipe virus yang paling banyak ditemukan pada High Risk HPV. Cara kerja
obat ini sama seperti vaksin imunisasi yang lain dimana nantinya akan memicu pembentukkan
antibody terhadap individu. Obat ini dalam tubuh nantinya akan membentuk partikel yang mirip
dengan virus, sehingga dalam proses pertahanan antibody, virus ini diharapkan akan dimatikan
bersamaaan dengan virus HPV yang masuk dalam tubuh.

Gambar 6. Data hasil penggunaan vaksin HPV


Tatalaksana yang perlu diperhatikan secara umum ialah untuk tidak bergonta-ganti
pasangan dalam berhubungan seksual. Karena penyebaran virus ini sangan sulit diperkirakan
dikarenakan gejala klinis yang nampaknya sangat umum dan seringkali diabaikan bagi mereka
yang tidak tahu telah menjadi penderita.

Kesimpulan

Virus HPV merupakan salah satu virus yang di dapatkan lewat hubungan seksual.
Bergonta-ganti pasangan ataupun tidak memakai alat pengaman dalam berhubungan seksual
merupakan faktor risiko dapat timbulnya gejala klinis pada penderita. Gejala klinis awal yang
seringkali ditemui ialah timbulnya kutil atau kelainan kulit pada genitalia seperti pada penyakit
Condiloma. Jika penanganan terhadap virus ini diabaikan maka secara lanjut dapat menjadi fase
awal untuk timbulnya penyakit kanker terutama kanker serviks pada wanita. Kanker serviks
merupakan mekanisme kerusakan sel lanjutan dari infeksi virus HPV. Pemeriksaan Pap Smear
merupakan langkah diagnostik awal untuk mengetahui pertumbuhan dari pre-kanker maupun
yang sudah tumbuh menjadi kanker serviks. Pencegahan infeksi virus HPV sejauh ini telah
menggunakan vaksin HPV yakni dengan pemberian obat Gardasil yang bekerja dalam tubuh
sebagai partikel yang mirip virus HPV. Penggunaan vaksin diharapkan dapat mampu
mengurangi risiko infeksi dan penyebaran virus HPV.
Daftar Pustaka

1. American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2014. Atlanta: American Cancer
Society; 2014. Accessed February 25, 2014.
2. Lowy DR, Schiller JT. Reducing HPV-associated cancer globally. Cancer Prevention
Research (Philadelphia) 2012;5(1):18-23.
3. Centers for Disease Control and Prevention. Human papillomavirus-associated cancers
United States, 2004-2008. Morbidity and Mortality Weekly Report 2012; 61(15):258-261.
4. Saslow D, Solomon D, Lawson HW, et al. American Cancer Society, American Society for
Colposcopy and Cervical Pathology, and American Society for Clinical Pathology
screening guidelines for the prevention and early detection of cervical cancer. CA Cancer J
Clin. 2012;62(3):147-172. PMID: 22422631 www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22422631.
5. Spriggs D. Gynecological cancers. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman's Cecil
Medicine. 25th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2016:chap 199.

Anda mungkin juga menyukai