Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TENTANG

HUMAN PAPILOMA VIRUS(HPV)

Disusun oleh:

Kelompok v

1. Trasendi Yunita Pertama

2 .Maria Delvasari Multi

3. Elviana Daiman

4. Elciana Susana Jeleng

5. Kristiani Salfi Tanggo

6. Salma Rebika Manul

7. Lusiana Fianilia Riani

PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KATOLIK ST. PAULUS RUTENG

TAHUN AJARAN 2023//2024


Daftar isi

1.Daftar isi............................................................................................................1

BaB 1.....................................................................................................................2

1.1 Latar Belakang..................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................3
1.3 Tujuan dam Manfaat..........................................................................................3

BAB 2..........................................................................................................................4

2.1 Pengertian Human Papillloma virus....................................................................4

2.2 Beberapa penyakit yang di tumbul oleh infeksi HPV.............................................4

2.3 Gambar virus human papiloma virus (HPV )...........................................................4

BAB 3 ................................................................................................................................5

3.1 Kesimpulan................................................................................................................6

3.2 Daftar Pustaka............................................................................................................6


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
Berkat-Nya, kami mampu untuk mengerjakan makalah dari mata kuliah MIKROBIOLOGI
dengan judul makalah “HUMAN PAPILOMA VIRUS(HPV)”dengan lancar dan sesuai dengan
rencana.

Sebagai Penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,baik dari penyusun
maupun tata bahasa dari makalah ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati kami menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaikinya pada lain kesempatan.

Akhir kata,semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan dapat digunakan dengan
baik. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Human papilloma virus (HPV) merupakan suatu virus yang dapat menginfeksi manusia dan
terdiri dari 200 tipe. Infeksi HPV dapat terjadi pada siapa saja tanpa pandang usia. Penularan
dapat terjadi melalui hubungan seksual (anal, vaginal, dan oral) ataupun kontak dan paparan
secara langsung dengan penderita. Terdapat dua jenis HPV berdasarkan tingkat risikonya,
yaitu high risk HPV (berisiko tinggi menyebabkan kanker, umumnya kanker serviks) dan
low risk HPV (berisiko rendah dan hampir tidak menyebabkan penyakit). Menurut Prodia
Occupational Health Institute (2014), terdapat sebesar 70% kejadian kanker serviks pada
wanita di dunia akibat dari HPV tipe 16 dan 18, dan 20% yang juga berisiko tinggi dan
disebabkan oleh tipe lainnya yang juga termasuk high risk-HPV seperti tipe 31, 33, 35, 39,
45, 51, 52, 56, 58, 59, dan 68. Berdasarkan data yang diperoleh dari HPV Information Centre
(2019), setiap tahunnya sekitar 569.847 wanita terdiagnosis menderita kanker serviks di
dunia, dan 311.365 wanita mengalami kematian akibat kanker serviks tersebut. Kanker
serviks merupakan jenis kanker nomor tiga yang menyebabkan kematian pada wanita di duni
Terdapat penelitian yang sudah dilakukan dengan metode serupa, namun gen yang
menjadi targetnya adalah L1. Dalam penelitian ini metode PCR dilakukan dengan
menggunakan primer yang spesifik terhadap high risk-HPV 18, sehingga dapat melakukan
deteksi terhadap HPV tipe 18 yang dominan menjadi penyebab kanker serviks. Perbedaan
penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang sudah ada adalah penggunaan pada gen
targetnya, yaitu gen E1. Gen E1 merupakan gen yang berperan dalam proses replikasi virus
dan memiliki basa sekuen yang relatif lestari (higly conserved) untuk setiap genotipe HPV.
Keistimewaan dari gen ini adalah kecenderungannya untuk tetap utuh dalam proses integrasi
genom virus ke dalam genom manusia. Gen ini dapat digunakan dalam proses deteksi infeksi
HPV pada pasien. Penelitian deteksi high risk-HPV menggunakan in house PCR memiliki
keunggulan, yaitu dapat dilakukan dalam laboratorium dengan fasilitas sederhana, waktu
yang dibutuhkan relatif singkat, biaya lebih murah dari metode yang sudah komersial, dan
dapat dijadikan untuk eksplorasi pengembangan ilmu.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang dikaji adalah optimasi dalam reaksi in house Polymerase Chain Reaction
untuk diagnosis salah satu HPV yang berisiko tinggi di Indonesia, yaitu tipe 18.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Dilakukannya penelitian mengenai optimasi PCR yaitu untuk mencari reaksi in house
Polymerase Chain Reaction yang optimal untuk deteksi high risk HPV di Indonesia pada tipe
18 dari sampel biopsi serviks pasien. Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk
pengembangan alat deteksi HPV yang dapat digunakan pada laboratorium yang tidak
memiliki alat deteksi HPV komersial

BAB 2
PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Human Papilloma virus

Human papillomavirus (HPV) adalah virus yang paling sering dijumpai pada penyakit menular
seksual dan diduga berperan dalam proses terjadinya kanker. Virus ini terutama ditularkan
melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya dari virus ini adalah HPV tipe 16, 18,
45 dan 56. HPV merupakan virus yang menginfeksi kulit (epidermis) dan membran mukosa
manusia, seperti mukosa oral, esofagus, laring, trakea, konjungtiva, genital, dan anus. HPV tidak
pernah menginfeksi mukosa saluran cerna.
Virus ini terutama ditularkan melalui hubungan seksual termasuk oral sex, anal sex, dan hand
sex. Virus ini juga dapat menular melalui kontak nonseksual seperti transmisi vertikal ibu kepada
bayinya (sangat jarang terjadi), penggunaan alat-alat yang telah terkontaminasi seperti handuk,
sarung tangan, dan pakaian. Virus menular melalui kontak langsung dengan lesi yang telah
terinfeksi. Masa inkubasi HPV 3-4 bulan (bervariasi 1 bulan hingga 2 tahun). HPV membelah
berkali-kali bila respon imun rendah, misalnya pada kasus HIV, merokok, hamil, dan malnutrisi.
HPV tidak dapat disembuhkan, individu yang terinfeksi akan selalu membawa virus.
Kanker mulut rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7%
disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Di
Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker mulut rahim, sehingga 76,6 persen
pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas), karena Kanker mulut
rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Penapisan dapat dilakukan dengan
melakukan tes Pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Di negara berkembang,
penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker mulut
rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi
human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker mulut rahim.

2.2 Beberapa Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi HPV :

1. Kanker serviks
o HPV berperan dalam menyebabkan terjadinya kanker serviks tetapi bukan satu-
satunya penyebab terjadinya kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan
68% keganasan tipe skuamosa dan 83% tipe adenokarsinoma. Meskipun infeksi
HPV biasanya tanpa gejala infeksi pada serviks bisa menghasilkan perubahan
secara histologi yang digolongkan dalam Cervical intraepitelial Neoplasm (CIN)
derajat 1, 2, 3 didasarkan pada derajat kerusakan dari sel epitel pada serviks atau
adenokarsinomainsitu. CIN 1 biasanya sembuh spontan (60% dari seluruh kasus)
dan beberapa berkembang ke arah keganasan (1%). CIN 2 dan 3 memiliki
persentase sedikit untuk sembuh spontan dan memiliki persentase yang tinggi
untuk berkembang ke arah keganasan.
2. Kanker Vulva dan Vagina
o Tidak semua keganasan pada vulva dan vagina disebabkan infeksi HPV. HPV tipe
16 adalah yang terbanyak ditemukan pada keganasan vulva dan vagina. HPV
dihubungkan dengan sekitar setengah dari penyebab keganasan dari vulva dan
vagina. Beberapa penelitian , HPV tipe 16 dan 18 terdeteksi pada 76% dari
keganasan intraepitelial vagina dan 42% dari kanker vulva.
3. Kanker Anus
o HPV dihubungkan pula dengan sekitar 90% dari keganasan anus jenis sel
skuamosa
4. Kondiloma Akuminata
o Semua kondiloma akuminata disebabkan oleh infeksi HPV, dan 90%
dihubungkan dengan infeksi HPV tipe 6 dan tipe 11. Kondiloma biasanya terjadi
setelah 2 – 3 bulan terjadinya infeksi HPV pada daerah anogenital, tetapi tidak
semua wanita yang terinfeksi HPV menimbulkan kondiloma pada daerah
anogenital. Kondiloma bisa diobati meskipun pada beberapa kasus bisa hilang
dengan sendirinya. Angka kekambuhan pada kondiloma cukup tinggi yaitu 30%
5. Respiratori Papillomatosis Berulang
o Infeksi HPV yang resiko rendah, yaitu tipe 6 dan 11 bisa menyebabkan
papillomatosis respiratori yang berulang. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya
papiloma pada daerah laring. Biasanya timbul pada usia muda. Papillomatosis ini
dipercaya sebagai akibat transmisi vertikal dari ibu yang terinfeksi ke bayinya
saat melahirkan. Terdapat tiga kelompok HPV berdasarkan kemampuannya
menginduksi keganasan, yaitu kelompok risiko tinggi, kemungkinan risiko tinggi,
dan risiko rendah. Infeksi HPV tipe onkogenik (risiko tinggi), 70% menyebabkan
kanker serviks, serta berhubungan dengan kanker anogenital pada laki-laki dan
perempuan, seperti kanker pada penis, vulva, vagina, anal, serta kanker orofaring.
Infeksi HPV risiko rendah, 90% menyebabkan kutil kelamin dan recurrent
respiratory papillomatosis (papilloma pada saluran pernapasan

1. Pada wanita: usia muda (20-24 tahun), jumlah pasangan, hubungan seksual di usia muda,
gaya hidup pasangan, kebiasaan merokok (jumlah rokok yang dikonsumsi), penggunaan
kontrasepsi, dan pasangan yang tidak disunat.
2. Pada laki-laki: usia muda (25-29 tahun), memiliki lebih dari 1 pasangan seksual, dan
tidak disunat.

Sebagian besar infeksi HPV awal tidak menimbulkan gejala (asimptomatis), tidak
disadari atau subklinis. Infeksi HPV yang asimptomatis biasanya self-limited,
diperkirakan lebih dari 50% individu yang sexually-active paling tidak pernah terinfeksi
HPV satu kali selama hidupnya. Infeksi HPV onkogenik yang persisten adalah faktor
risiko yang sangat besar dalam berkembangnya menjadi kanker dan prakanker.
Manifestasi klinis bervariasi tergantung tipe virus dan lokasi tubuh yang terinfeksi.
Beberapa gejala yang jelas diantaranya kutil (warts) pada wajah, lengan, kaki, dada, alat
kelamin. Gejala klinis yang timbul akibat kanker serviks antara lain perdarahan vagina
yang tidak normal, yaitu perdarahan ketika berhubungan seksual, pasca-menopause, dan
di luar siklus haid, vaginal discharge yang berwarna keputihan, seperti nanah dan berbau,
serta nyeri pada pinggul.
Kutil kelamin biasanya berwarna merah muda, lunak, permukaannya bervariasi ada yang
datar atau meninggi, berjumlah satu atau lebih, dan kadang berbentuk seperti kembang
kol (cauliflower-shaped). Lesi pada daerah genitalia perempuan umumnya terdapat pada
bagian belakang mulut vagina, kemudian menyebar ke vulva dan akhirnya vagina dan
serviks. Lesi ini menimbulkan rasa tidak nyaman akibat gatal. Papilloma pada saluran
pernapasan (HPV tipe 6 dan 11), terutama pada anak-anak, dapat menjadi sangat
berbahaya dan menimbulkan gejala seperti stridor, serak, dan kesulitan bernapas. Lesi
kulit yang disebabkan oleh infeksi HPV, terutama yang berbentuk seperti kutil dapat
didiagnosis secara kasat mata, didukung oleh anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
menunjang.
Metode skrining seperti VIA (visual inspection with dilute solution of acetic acid) dan
Pap Smear (papanicolaou smear) dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan sitologi
pada sel epitel skuamosa. Tindakan kolposkopi dan biopsi dilakukan jika hasil skrining
menunjukkan kecurigaan ke arah keganasan. Di Amerika, terdapat pemeriksaan
penunjang berupa 4 jenis tes HPV (FDA US). HPV tes ini ditujukan untuk perempuan
berusia di atas 30 tahun yang sedang menjalani skrining kanker serviks. Tes HPV ini
mendeteksi asam nukleat dari virus (DNA atau RNA) atau protein capsida. Dengan
metode tersebut, dapat diidentifikasi kelompok HPV risiko tinggi dan risiko rendah.

1.5 Gambar virus human papiloma virus (HPV )


Berdasarkan gambaran histopatologi, terdapat tiga jenis utama kanker serviks,
yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan karsinoma adenoskuamosa.
Jenis kanker serviks yang paling sering adalah karsinoma sel skuamosa (sekitar
70-75%) dan sisanya (sekitar 20-25%) adalah tipe adenokarsinoma dan karsinoma
adenoskuamosa dan bentuk dari virus human papiloma virus (hpv)berbentuk
bulat.

BAB 3
PENUTUP
2.2 Kesimpulan
Human papillomavirus atau HPV adalah jenis virus yang dapat menyebabkan infeksi pada
permukaan kulit, umumnya berupa kutil di beberapa area tubuh, seperti bahu, wajah, kaki,
hingga area kelamin. Selain itu, virus HPV adalah virus yang menjadi penyebab utama
terjadinya kanker serviks pada perempuan

2.3 Daftar Pustaka


1. Rasijidi, Imam.2010.1001 Questions and answer kangker pada wanita.Jakarta:Elex media
kamputindo chen, Rostia dan CanderHelps. 2012:Solusi Cerdas Mencegah dan
Mengobati Kangker. Jakarta:AgroMedia .
2. Rasjidi, imam dan Sulistiyanto H,2007. Vaksin Human Papiloma Virus dan Eradikasi
Kanker Mulut Rahim. Jakarta: Sagung Seto
3. Crown, Elizabeth J. 2007, Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC

Anda mungkin juga menyukai