Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM


ETIKA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
1. MARIA DELVASARI MULTI
2. MARSELINA JUITA
3. MARIA ANILA
4. SOPHIA KETRINI JEMIMU
5. ANGELINA FRASISKA LISITANG
6. MARIA SARVIANI DENSI
7. VERONIKA BAWAH
8. AGNES SRI HASTUTI
9. FRUMUNSIA F SEBINA
10. CLAUDIA ANGGRINESTA NOGO
11.

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS


RUTENG
TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGATANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada TYE,karna berkat restu dan rahmat-NYA
makalah kami yang berjudul Pancasila sebagai sistem etika dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.Makalah ini kami buat guna untuk memenuhi tugas
matakuliah Pancasila.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimasih kepada dosen pengampuh
matakuliah Pancasila yang telah memberikan serta membimbing kami dalam
pembuatan makalah ini.Terimakasih pula untuk teman-teman kelompok yang
sudah membantu dalam mengumpulkan data dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata
sempurna,maka dari itu kami memohon kritik dan saran dari pembaca maupun
pendekar yang dapat membangun demi tercapainya makalah yang sempurna.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih.

Tenda,15 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PANCASILA DAN ETIKA
2.2 KONSEP PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
2.3 PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum, artinya selain Pancasila
masih ada sumbersumber hukum yang lain. Sumber hukum belum tentu
merupakan hukum dalam arti peraturan perundang-undangan. Hukum nasional
yang bersumber dari Pancasila merupakan hasil eklektisasi dari berbagai sukmber
hukum itu. Oleh sebab itu, hukum nasional Indonesia merupakan produk eklektik
antar berbagai sumber hukum materiil yang ada di dalam masyarakat seperti
Hukum Islam, Hukum Adat, Hukum Barat, dan konvensikonvensi
internasional.Etika pada umumnya dimengerti sebagai pemikiran filosofis
mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk dalam perilaku manusia.
Sedangkan hukum negara yakni hukum yang menjadi pijakan beberapa
cabang pemerintahan dan yang harus mereka patuhi dalam menjalankan
kekuasaan.Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Peran sentral
terhadap cita demokrasi yang beriringan dengan cita nomokrasi adalah suatu
keniscayaan. Pembangunan politik hukum melalui Peraturan Perundang-
Undangan di Indonesia harus sesuai dengan Pancasila dan etika politik yang
dibangun oleh para elite politik adalah suatu keharusan untuk memberikan sebuah
gambaran besar untuk menghadapi persoalan bangsa saat ini.
Etika adalah teori tentang moral dalam arti yang pertama, yakni
keseluruhan kaidah dan nilai (Bruggink, 1999:225).Etika pada umumnya
dimengerti sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap
baik atau buruk dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia dengan
norma dan prinsip-prinsip yang mengaturnya itu kerap kali disebut moralitas atau
etika (Sastrapratedja, 2002: 81). Etika lebih mengacu ke filsafat moral yang
merupakan kajian kritis tentang baik dan buruk, sedangkan etiket mengacu kepada
cara yang tepat, yang diharapkan, serta ditentukan dalam suatu komunitas tertentu.
Sedangkan hukum negara yakni hukum yang menjadi pijakan beberapa
cabang pemerintahan dan yang harus mereka patuhi dalam menjalankan
kekuasaan (Carl Joachim Friedrich, 2004:271). Hubungan antara etika dan hukum
yaitu etika-kaidah mencakup teori-teori yang menyatakan bahwa orang
melakukan perbuatan yang secara moral baik jika ia mematuhi perintah (aturan),
yang dengan bantuan rasionya ia jabarkan dari kaidah moral yang berlaku umum
(Bruggink, 1999:238).
Kesadaran akan pentingnya etika bernegara dituangkan pula dalam
Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa. Di
dalam Ketetapan MPR itu dijelaskan, bahwa Etika Kehidupan Berbangsa
merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran agama, khususnya bersifat
universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila
sebagai acuan dasar dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku dalam
kehidupan berbangsa. Dengan demikian, etika berbangsa tidak terlepas dari ajaran
agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa, termasuk di dalamnya nilai-nilai
budaya hukum masyarakat Indonesia. Di tengah kompetisi bangsa-bangsa yang
semakin ketat, pembentukan etika kehidupan berbangsa menjadi sangat penting
untuk mendorong terbentuknya etos kerja, kedisiplinan, dan kepatuhan hukum
yang diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa.
Diperlukannya Pancasila sebagai sistem etika. Etika Pancasila adalah
cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu,
dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.
Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika
kebajikan, meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis dan
teleologis termuat pula di dalamnya. Namun, etika keutamaan lebih dominan
karena etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan,
kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan. Kebijaksanaan artinya melaksanakan
suatu tindakan yang didorong oleh kehendak yang tertuju pada kebaikan serta atas
dasar kesatuan akal-rasa-kehendak yang berupa kepercayaan yang tertuju pada
kenyataan mutlak (Tuhan) dengan memelihara nilai-nilai hidup kemanusiaan dan
nilai-nilai hidup religius. Kesederhaaan artinya membatasi diri dalam arti tidak
melampaui batas dalam hal kenikmatan.
Keteguhan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas dalam
menghindari penderitaan. Keadilan artinya memberikan sebagai rasa wajib kepada
diri sendiri dan manusia lain, serta terhadap Tuhan terkait dengan segala sesuatu
yang telah menjadi haknya (Mudhofir, 2009: 386).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Pancasila dan etika?
2. Bagaimana konsep Pancasila sebagai system etika?
3. Apa pentingnya Pancasila sebagai system etika?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila dan etika
2. Untuk mengetahui konsep Pancasila sebagai system etika
3. Untuk mengetahui pentingnya Pancasila sebagai system etika
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila Dan Etika
Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya lima,
sedangkan sila artinya dasar atau peraturan tingkah laku yang baik, yang penting
atau senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima dasar yang dijadikan acuan dalam
bersikap dan bertingkah laku.
Sementara itu, kata etika yang secara etimologis dari kata yunani ethos
secara harfifah berarti adatkebiasaan. Watak atau kelakuan manusia. Dalam
KBBI, etika di artikan sebagai ilmutantang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Pengertian etika bias bias beragam
menurut para ahli, namun dapat di klasifikasikan kedalam 3 makna (sudarminta,
1997); makna etika yang pertama adalah sebagai sistemnilai.
Kata etika di sini berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangaan hidup atau sebagai pedoman penilaian baik buruknya prilaku manusia,
baiksecara individu maupun social dalam suatu masyarakat. Makna ini misalnya
di gunakandalam etik jawa, etik protestan, dan sebagainya. Makna yang kedua
adalah kode etik,yang mana merupakan kumpulan norma dan nilai moral yang
wajib di perhatikan oleh pemegang profesi tertentu. Menurut bertens (2000), kata
etika dapat di artikan sebanyak 3 jenis :
1. Etika berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok yan mengatur tingka lakunya. Hal ini
biasa di artikansebagai sistem nilai yang befungsi dalam hidup manusia
perorangan maupun stafsocial.
2. Etika di artikan sebagai kumpulan asas dan moral yaitu kode etik.
3. Etika berate ilmu tentang yang baik atau buruk.
Selain etika, dikenal juga dengan istilah etiket, yang berasal dari bahasa prancis
etiquette, etika berarti moral namun etiket adalah sopan santun, dinyatakan
bahwa : 1. Etiket menyangkut cara sesuatu perbuatan yang harus di lakukan
manusia, sedangkanetika tidak terbatas pada cara di lakukannya sesuat perbuatan,
etika member norma pada perbuatan itu sendiri.
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, sedangkan etika tidak bergantung pada
hadir tidaknya orang lain.
3. Etiket bersifat relative, sedangkan etika bersifat absolute.
4. Etiket berarti memandang manusia hanya dari segi lahiriahnya, sedangkan
etikamenyangkutkan manusia dari segi dalam.

2.2 Konsep Pancasila sebagai system etka


Diperlukannya Pancasila sebagai sistem etika. Etika Pancasila adalah
cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu,
dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.
Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau etika
kebajikan, meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis dan
teleologis termuat pula di dalamnya. Namun, etika keutamaan lebih dominan
karena etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu kebijaksanaan,
kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan. Kebijaksanaan artinya melaksanakan
suatu tindakan yang didorong oleh kehendak yang tertuju pada kebaikan serta atas
dasar kesatuan akal-rasa-kehendak yang berupa kepercayaan yang tertuju pada
kenyataan mutlak (Tuhan) dengan memelihara nilai-nilai hidup kemanusiaan dan
nilai-nilai hidup religius. Kesederhaaan artinya membatasi diri dalam arti tidak
melampaui batas dalam hal kenikmatan.
Keteguhan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas dalam
menghindari penderitaan. Keadilan artinya memberikan sebagai rasa wajib kepada
diri sendiri dan manusia lain, serta terhadap Tuhan terkait dengan segala sesuatu
yang telah menjadi haknya (Mudhofir, 2009: 386). Makna Pancasila sebagai
sistem etika berkaitan dengan nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan
manusia.
Nilai yang pertama adalah ketuhanan. Secara hierarki, nilai ini merupakan nilai
tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak.Seluruh nilai kebaikan
diturunkan dari nilai ketuhanan. Suatu perbuatan dapat dikatakan baik jika tidak
bertentangan dengan nilai, kaedah dan hukum tuhan.
Nilai kedua, yakni kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan
Pancasila adalah keadilan dan keadaban.Suatu perbuatan disebut baik apabila
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep keadilan dan
keadaban.Selanjutnya, nilai yang ketiga, yaitu persatuan. Perbuatan dapat
dikatakan baik apabila tidak hanya berlandaskan satu nilai, tetapi juga harus dapat
memperkuat persatuan dan kesatuan.Nilai keempat adalah kerakyatan. Dalam
nilai kerakyatan,terkandung nilai lain yang sangat penting, yaitu nilai
hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan.
Pancasila ialah suatu metode nilai, maka disini setiap sila memiliki nilai
namun sila tersebut berkaitan, bertautan dan terhubung dengan nilai yang lainnya
serta memiliki kedusukan yang sama. Menurut Christian Siregar (2014) Pancasila
sebenarmya sebagaifondasi bersama bagi setiap komponen untuk menjadi bagian
dari masyarakat Indonesia untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari, baik
secara pribadi ataupun bersosial.Oleh karena itu pada kaitannya menggunakan
nilai etika ini lah yang tercantumpada pancasila adalah sekumpulan bidang yang
di angkat berdasarkan prinsip nilai kehidupan dan berkembang dalam masyarakat.
Pengembangan Pancasila sebagai sistem etika, memerhatikan beberapa hal
yakni (Amri, 2018):
a. 11123il aini11123 ditempatkan menjadi sumber utama penentu
moral, tatakrama, serta penentu dalam bersikap dan bertindak
dalam setiap keputusan yang diambil;
b. Pancasila sebagai pemberi pedoman dalam bersosialisasi dalam
tingkatan regional, nasional, bahkan internasional;
c. dasar analisis kebijakan berasal dari Pancasila agar semangat dan
jiwa 11123il aini11123 dapat tercerminkan; dan
d. kepluralitasan dalam semua bidang di Indonesia dapat terfilter
melalui Pancasila.
Selain itu, terdapat pula faktor yang menjadi penyebab mundurnya pelaksanaan
sistem etika Pancasila, yakni (Yudhyarta,
1. faktor internal: lemah dalam menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
agama, kurang berkembangnya wawasan kebhinekaan, tokoh pemimpin
atau pemerintahan yang kurang dalam memberikan teladan, keterbatasan
dalam pengetahuan tentang pengaruh budaya luar, pengaruh narkoba, dsb.
2. Faktor eksternal: globalisasi, pengaruh kekuatan negara-negara kuat dalam
mempengaruhi negara lain, dsb.

2.3 Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika


Nilai-nilai dari masing- masing dogma Pancasila dituangkan ke
dalam aturan bagi generasi muda, membimbing mereka untuk terus
mengembangkan pemikiran intelektualnya. Namun, kini banyak
permasalahan yang sudah lama mengakar di Indonesia, seperti:
i. Banyak kasus penggelapan di Indonesia yang umum terjadi dan akibatnya
dapat menghancurkan mata pencaharian warga.
ii. Masih adanya aksi terorisme atau aksi terorisme dengan menggunakan
simbol- simbol keimanan untuk menghalangi semangat toleransi antar
agama, budaya dan kelompok kehidupan yang mengancam disintegrasi
bangsa dan kesatuan.
iii. Berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terus terjadi dalam
kehidupan bangsa.
iv. Kesenjangan di antara kelompok sosial kaya dan miskin masih menjadi
ciri kehidupan warga negara Indonesia, sehingga tidak memiliki hak yang
sama.
v. Ketidakadilan hukum yang masih ada di pengadilan Indonesia, masih ada
hukum yang tidak berimbang dan kadang- kadang diperiksa posisinya dan
ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa hal di atas menunjukkan pentingnya


peranan Pancasila dan kedudukan Pancasila sebagai suatu sistem etik, karena
Pancasila merupakan arah atau asas utama agar warga negara dapat secara
harmonis melaksanakan kegiatan sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Etika
Pancasila sangat dinantikan karena berpedoman pada nilai- nilai moral yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Namun mencermatinya, masyarakat Indonesia diharapkan dapat melakukan
pemeriksaan nilai-nilai moral secara kritis dan rasional dalam kebiasaan sehari-
hari, agar tidak terjebak pada cara pandang mistis.

Nilai-nilai setiap sila Pancasila terintegrasi menjadi suatu kaidah bagi


generasi muda yang menuntun mereka untuk selalu memperluas jiwa
kepandaiannya. Namun, kini banyak permasalahan yang sedari dulu sudah
mengakar di Indonesia, seperti:

a. aksi terorisme yang masih meresahkan masyarakat dengan


mengatasnamakan agama sehingga membuat lunturnya toleransi
antar umat beragama;
b. merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia;
c. kesenjangan sosial yang membuat masyarakat kaya menjadi
semakin kaya dan masyarakat miskin menjadi semakin miskin; dan
d. hukum yang tajam kebawah dan tumpul keatas (F. S. Putri &
Dewi, 2021).

Hal tersebut menjadi bukti pentingnya etika Pancasila dalam mengarahkan


atau sebagai prinsip utama dalam kehidupan masyarakat yang sesuai dengan
Pancasila. Sehingga etika Pancasila sangat diharapkan sebagai tuntunan moral
atau tatakrama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan problem yang


dihadapi bangsa Indonesia sebagai berikut. Pertama, banyaknya kasus korupsi
yang melanda negara Indonesia sehingga dapat melemahkan sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, masih terjadinya aksi terorisme yang
mengatasnamakan agama sehingga dapat merusak semangat toleransi dalam
kehidupan antar umat beragama, dan meluluhlantakkan semangat persatuan atau
mengancam disintegrasi bangsa. Ketiga, masih terjadinya pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara, seperti: kasus penyerbuan Lembaga
Pemasyarakatan Cebongan Yogyakarta, pada tahun 2013 yang lalu. Keempat,
kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin masih menandai
kehidupan masyarakat Indonesia. Kelima, ketidakadilan hukum yang masih
mewarnai proses peradilan di Indonesia, seperti putusan bebas bersyarat atas
pengedar narkoba asal Australia Schapell Corby. Keenam, banyaknya orang kaya
yang tidak bersedia. membayar pajak dengan benar, seperti kasus penggelapan
pajak oleh perusahaan, kasus panama papers yang menghindari atau mengurangi
pembayaran pajak.

Kesemuanya itu memperlihatkan pentingnya dan mendesaknya peran dan


kedudukan Pancasila sebagai sistem etika karena dapat menjadi tuntunan atau
sebagai Leading Principle bagi warga negara untuk berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Etika Pancasila diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sebab berisikan tuntunan nilai-nilai moral yang hidup.

Namun, diperlukan kajian kritis-rasional terhadap nilai-nilai moral yang


hidup tersebut agar tidak terjebak ke dalam pandangan yang bersifat mitos.
Misalnya, korupsi terjadi lantaran seorang pejabat diberi hadiah oleh seseorang
yang memerlukan bantuan atau jasa si pejabat agar urusannya lancar. Si pejabat
menerima hadiah tanpa memikirkan alasan orang tersebut memberikan hadiah.
Demikian pula halnya dengan masyarakat yang menerima sesuatu dalam konteks
politik sehingga dapat dikategorikan sebagai bentuk suap.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau
etika kebajikan, meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis
dan teleologis termuat pula di dalamnya. Namun, etika keutamaan lebih
dominan karena etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu
kebijaksanaan, kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan. Kebijaksanaan
artinya melaksanakan suatu tindakan yang didorong oleh kehendak yang
tertuju pada kebaikan serta atas dasar kesatuan akal-rasa-kehendak yang
berupa kepercayaan yang tertuju pada kenyataan mutlak (Tuhan) dengan
memelihara nilai-nilai hidup kemanusiaan dan nilai-nilai hidup religius.
Kesederhaaan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas
dalam hal kenikmatan.
Etika Pancasila itu lebih dekat pada pengertian etika keutamaan atau
etika kebajikan, meskipun corak kedua mainstream yang lain, deontologis
dan teleologis termuat pula di dalamnya. Namun, etika keutamaan lebih
dominan karena etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu
kebijaksanaan, kesederhanaan, keteguhan, dan keadilan. Kebijaksanaan
artinya melaksanakan suatu tindakan yang didorong oleh kehendak yang
tertuju pada kebaikan serta atas dasar kesatuan akal-rasa-kehendak yang
berupa kepercayaan yang tertuju pada kenyataan mutlak (Tuhan) dengan
memelihara nilai-nilai hidup kemanusiaan dan nilai-nilai hidup religius.
Kesederhaaan artinya membatasi diri dalam arti tidak melampaui batas
dalam hal kenikmatan.

3.2 Saran
Pembaca seharusnya lebih memahami tentang pentingnya etika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.Serta dalam menjalankan etika
tersebut hendaknya sesuai dengan Pancasila,serta dasar dalam Pancasila
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/4200/3513/7985
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jcs/article/download/
36167/14172/ARTICLE
https://online-journal.unja.ac.id/jisip/article/view/8828/10076
https://www.journal.umpalopo.ac.id/index.php/VoM/article/download/
43/38/
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=87180

Anda mungkin juga menyukai