Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA


Dosen Pengampu : Ir. MARHAENUS JOHANIS RUMONDOR M.Si

Mata Kuliah : PANCASILA

DISUSUN OLEH:

1.Saniyya Dhita Amalia Iskandar (221011050239)


2.Mylene Pricilla Melope (221011050217)
3.Virginia Anjani Karwur (221011050267)
4.Avricilya Ester Rangian (221011050171)
5.Bertran Meyfel Zefanya Sinaulan (221011050311)
6.Vika Yunifa Rhamaida Manumpil (221011050259)

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan


Jurusan Farmasi Kelas C

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Pancasila Sebagai Sistem Etika”.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang membantu penulisan makalah ini.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh Ir.
MARHAENUS JOHANIS RUMONDOR M.Si selaku dosen mata kuliah pancasila.

Dan dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. penulis menyadari masih
banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah ini.

Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari tuhan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. maka dari itu penulis berharap kritik dari pembaca
sekalian dapat membantu penulis dalam menyempurnakan makalah selanjutnya.akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengembangan wawasan tentang
pancasila.

Untuk itu penyusun menyampaikan maaf dan ucapan terima kasih.

Manado,14 September 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………

• 1.1. Latar Belakang …………………………………………..


• 1.2. Rumusan Masalah ………………………………………..
• 1.3. Tujuan ……………………………………..

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………

• 2.1. Bagaimana Pancasila Sebagai Sistem Etika


• 2.2. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
• 2.3. Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika
• 2.4. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem
Etika

BAB III PENUTUP ……………………………………………

• 3.1. Kesimpulan ………………………………..


• 3.2. Saran ………………..….…………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pancasila memiliki peran - peran yang sangat penting bagi masyarakat berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Peran Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai cita – cita
bangsa, Pancasila sebagai pedoman atau landasan hidup bagi bangsa Indonesia, dan
Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Sistem Etika Tujuannya untuk mengembangkan dimensi moral pada
setiap individu sehingga dapat mewujudkan sikap yang baik dalam berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
Menurut Aristoteles, pengertian Etika menjadi dua yaitu Terminius Technikus dan Manner
and Custom. Terminius Technikus merupakan etika yang dipelajari sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan
Manner and Custom merupakan suatu pembahasan etika yang berhubungan atau berkaitan
dengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalan kodrat manusia atau inherent
inhuman nature yang sangat terkait dengan arti baik dan buruk suatu perilaku, tingkah laku
atau perbuatan manusia. Etika Pancasila adalah cabang yang terkandung dalam sila
Pancasila digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Dalam Etika Pancasila dikemukakan nilai keTuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1) Bagaimana Pancasila sebagai Sistem Etika
2) Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
3) Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika
4) Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika

1.3. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui:
Bagaimana Pancasila sebagai Sistem Etika,Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem
Etika,Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika,Membangunn Argumen tentang Dinamika dan
Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana Pancasila Sebagai Sistem Etika

Pancasila sebagai Sistem Etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia, juga
Merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada
setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem
etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu
sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral guidance yang dapat
diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai aspek kehidupan. Oleh
karena itu, sila-sila Pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke dalam putusan tindakan
sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan berwawasan moral-akademis.

Etika merupakan cabang filsafat Pancasila yang dijabarkan melalui sila-sila Pancasila dalam
mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Etika
Pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika kebajikan dalam sistem pemerintahan.Hal
ini dikarenakan konsep deontologis dan teologis terkandung di dalam Pancasila.Deontologi
artinya Pancasila mengandung kewajiban yang harus dilaksanakan oleh warga negara. Teleologi
artinya Pancasila menjadi tujuan dari negara Idonesia. Namun, Pancasila tetap bersumber pada
etika kebajikan. Tidak hanya berorientasi pada kewajiban dan tujuan.

Adapun pemaknaan tersebut di dapatkan dari jenis etika yang mana senantiasa terkait erat
dengan bagaimana manusia bertingkah laku yang baik. Etika bersifat universal, berbeda dengan
etiket yang berlaku pada tempat tertentu.Etika mencakup norma moral yang bersumber dari hati
nurani demi kenyamanan bersama. Etika memiliki arti watak, sikap, adat atau cara berpikir.
Secara etimologi, etika mengandung arti ilmu mengenai segala sesuatu yang biasa dilakukan.
Etika sangat erat kaitannya dengan kebiasaan dan tata cara hidup yang baik pada diri sendiri
serta orang lain. Etika bertendensi dengan kata moral, berarti berasal dari hati nurani setiap
orang. Pada intinya, etika adalah struktur pemikiran yang disusun guna memberi tuntunan
kepada manusia dalam bersikap dan bertingkah laku.

Pancasila sebagai sistem etika bersumber dari kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indoensia.
Selain itu, Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma dasar (grundnorm) yang
digunakan sebagai pedoman penyusunan peraturan.

Secara politis, Pancasila sebagai sistem etika mengatur masalah perilaku politikus yang
berhubungan dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur sosial, politik dan
ekonomi. Dengan kata lain, para penyelenggara negara harus mencerminkan etika dari Pancasila.
2.2 Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika

Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan dan perilaku manusia yang berhubungan dengan
orang lain sesuai prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Secara etimologis, kata
etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethikos" yangartinya berasal dari suatu kebiasaan. Etika
berkaitan dengan nilai yang baik maupunburuk perilaku manusia, dan kebiasaan seseorang
melakukan hal yang baik. Etikameliputi norma-norma yang berasal dari nurani setiap
manusia untuk kebaikanbersama dimana norma tersebut akan menjadi pedoman atau aturan
manusia dalam bertingkah laku.

Pancasila sebagai sistem etika berasal dari nilai- nilai yang terkandung dalamkelima sila di
Pancasila mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,dan keadilan. Pada nilai
ketuhanan menciptakan nilai spiritual dan taat beribadahuntuk mendekatkan diri kepada
Tuhan, serta toleransi kepada yang berbeda keyakinan.

Pada nilai kemanusiaan menciptakan kerjasama dan tolong menolong kepada orang lain. Pada
nilai persatuan menciptakan sikap solidaritas dan cinta tanah air. Pada sila kerakyatan
menciptakan nilai untuk menghargai setiap perbedaan karena Indonesia yang sangat
beragam. Sedangkan pada nilai keadilan menciptakan sikap peduli terhadap sesama.

Nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan cita- cita bangsa Indonesia,
sehingga bangsa Indonesia harus mewujudkan dalam kehidupan sehari- hari. Etika
pancasila akan membentuk kepribadian dengan nilai dan kebiasaan yang akan tumbuh dalam
masyarakat.

Dalam etika terdapat tiga aliran yaitu :

1. Aliran Deontologi yang menjelaskan tentang perilaku yang baik atau buruk dansesuai atau
tidak dengan kewajiban yang harus dilakukan.

2. Aliran Teleologi yang menjelaskankan bahwa berdasarkan tujuan atau akibatperbuatan dapat
mengetahui baik ataupun buruknya perilaku.

3. Aliran Keutamaan yang menjelaskan dalam diri seseorang terdapat pengembangankualitas


moral.

Pancasila sangatlah penting sebagai sistem etika karena dapat menjadi aturan untuk semua
bangsa Indonesia sesuai dengan nilai- nilai Pancasila sehingga terwujud cita-cita bangsa, dan
memberikan kenyamanan serta kesejahteraan bersama. Namun saat ini masih banyak sekali
pelanggaran atau kejahatan yang tidak sesuai dengan nilai- nilai Pancasila seperti pejabat yang
korupsi, pelanggaran HAM, dll.
Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk mengatur sistem
penyelenggaraan negara. Anda dapat bayangkan apabila dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan bagi para penyelenggara
negara, niscaya negara akan hancur. Beberapa alasan mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu
diperlukan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal sebagai
berikut:

1) Dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi muda


sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Generasi muda yang tidak mendapat
pendidikan karakter yang memadai dihadapkan pada pluralitas nilai yang melanda Indonesia
sebagai akibat globalisasi sehingga mereka kehilangan arah. Dekadensi moral itu terjadi
ketika pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi justru nilai-nilai dari
luar berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensimoral, antara lain: penyalahgunaan narkoba,
kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa hormat kepada orang tua, menipisnya rasa kejujuran,
tawuran di kalangan para pelajar. Semuanya itu menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai Sistem Etika diperlukan
kehadirannya sejak dini, terutama dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah-sekolah.

2) Korupsi akan semakin merajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki rambu-
rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para penyelenggara negara tidakdapat
membedakan batasan yang boleh dan tidak, pantas dan tidak, baik dan buruk(good and bad).
Pancasila sebagai Sistem Etika terkait dengan pemahaman atas kriteriabaik (good) dan buruk
(bad). Archie Bahm dalam Axiology of Science, menjelaskan bahwa baik dan buruk merupakan
dua hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk itu eksis dalam kehidupan manusia,
maksudnya godaan untuk melakukan perbuatan buruk selalu muncul. Ketika seseorang
menjadi penjabat dan mempunyai peluang untuk melakukan tindakan buruk (korupsi), Maka h al
tersebut dapat terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, Simpulan Archie Bahm, “Maksimalkan
kebaikan, Minimalkan keburukan” (Bahm, 1998: 58).

3) Kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran pajak.Hal


tersebut terlihat dari kepatuhan pajak yang masih rendah, padahal peranan pajakdari tahun ke
tahun semakin meningkat dalam membiayai APBN. Pancasila sebagai Sistem Etika akan dapat
mengarahkan wajib pajak untuk secara sadar memenuhi kewajiban perpajakannya dengan
baik. Dengan kesadaran pajak yang tinggi maka program pembangunan yang tertuang
dalam APBN akan dapat dijalankan dengan sumber penerimaan dari sektor perpajakan.

4)Pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di Indonesia ditandai
dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak pihak lain. Kasus-kasus pelanggaran
HAM yang dilaporkan di berbagai media, seperti penganiayaan terhadap pembantu rumah
tangga (PRT), penelantaran anak-anak yatim oleh pihak-pihak yang seharusnya melindungi,
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan lain-lain. Semuanya itu menunjukkan bahwa
kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai Sistem Etika belum berjalan
maksimal. Oleh karena itu, di samping diperlukan sosialisasi sistem Etika Pancasila, diperlukan
pula penjabaran sistem etika ke dalam peraturan Perundang-undangan tentang HAM (Lihat
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
5)Kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia,seperti
kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang akan datang, global warming,
perubahan cuaca, dan lain sebagainya. Kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa kesadaran
terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika belum mendapat tempat yang tepat di hati
masyarakat. Masyarakat Indonesia dewasa ini cenderung memutuskan tindakan berdasarkan
sikap emosional, mau menang sendiri, keuntungan sesaat, tanpa memikirkan dampak yang
ditimbulkan dari perbuatannya.

Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika dalam Kehidupan

Pancasila sebagai sistem etika memerlukan kajian kritis-rasional terhadap nilai moral yang hidup
agar tidak terjebak dalam pandangan yang bersifat mitos. Misalnya korupsi terjadi karena pejabat
diberi hadiah oleh seorang yang membutuhkan sehingga urusannya lancar. Dia menerima hadiah
tanpa memikirkan alasan orang tersebut memberikan bantuan. Sehingga tidak tahu kalua
perbuatannya dikategorikan dalam bentuk suap.

Hal yang sangat penting dalam mengembangkan Pancasila sebagai sistem etika meliputi:

1)Menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan penentu sikap, tindakan serta keputusan
yang akan diambil setiap warga negara.

2) Pancasila memberikan pedoman bagi setiap warga negara agar memiliki orientasi yang jelas
dalam pergaulan regional, nasional dan internasional

3)Pancasila menjadi dasar analisis kebijakan yang dibuat penyelenggara negara sehingga
mencerminkan semangat kenegaraan berjiwa Pancasila

4)Pancasila menjadi filter terhadap pluralitas nilai yang berkembang dalam berbagai bidang
kehidupan.

2.3 Esensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

Hakikat Pancasila sebagai system etika terletak pada hal-hal sebagai berikut :

1) Hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai
penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya, setiap perilaku warga negara harus didasarkan atas
nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama. Setiap prinsip moral yang berlandaskan
pada norma agama, maka prinsip tersebut memiliki kekuatan untuk dilaksanakan oleh pengikut-
pengikutnya.

2) Hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusai yang
mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus homini,yaitu
tindakan manusia yang biasa. Tindakan kemanusiaan yang mengandung implikasi moral
diungkapkan dengan cara dan sikap yang adil dan beradab sehingga menjamin tata pergaulan
antarmanusia dan antarmakhluk yang bersendikan nilai-nilai kemanusiaan yang tertinggi, yaitu
kebajikan dan kearifan.
3) Hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga bangsa
yang mementingkan masalah bangsa diatas kepentingan individu atau kelompok.System etika
yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas social akan melahirkan kekuatan
untuk menghadapi penetrasi nilai yang bersifat memecah belah bangsa.

4) Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat,. Artinya,
menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.

5)Hakikat sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwujudan dari
sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata atau menekankan pada tujuan
belaka, tetapi lebih menonjolkan keutamaan yang terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.

Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal berikut:

1. Sila Ketuhanan mencerminkan bahwa Tuhan merupakan penjamin prinsip moral. Setiap
perilaku warga negara didasarkan pada prinsip moral yang bersumber pada norma agama. Ketika
prinsip moral berlandaskan pada norma agama, maka akan memberikan kekuatan pada prinsip
agar dilaksanakan oleh pengikutnya.

2. Sila Kemanusiaan memiliki prinsip acta humanus. Tindakan kemanusiaan diimplikasikan


melalui sikap adil dan beradab guna menjamin tata pergaulan antar manusia dan antar makhluk
yang berdasar pada nilai kemanusiaan tertinggi (kebajikan dan kearifan).

3. Sila Persatuan memiliki arti kesediaan hidup bersama di atas kepentingan individu dan
kelompok dalam kehidupan bernegara. Landasannya adalah nilai solidaritas dan semangat
kebersamaan yang melahirkan kekuatan dalam menghadapi ancaman pemecah belah bangsa.

4. Sila Kerakyatan sebagai sistem etika terletak pada konsep musyawarah untuk mufakat.

5. Sila Keadilan sebagai perwujudan dari sistem etika tidak menekankan pada kewajiban saja
(deontologi) atau tujuan saja (teleologi). Akan tetapi lebih menonjolkan pada kebijaksanaan
(virtue ethics).

2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem
Etika

1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Sistem Etika.

Beberapa argumen tentang dinamika Pancasila sebagai sistem etika dalam penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, pada zaman Orde Lama, pemilu diselenggarakan dengan semangat demokrasi yang
diikuti banyak partai politik, tetapi dimenangkan empat partaipolitik, yaitu Partai Nasional
Indonesia (PNI), Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI), Partai Nahdhatul Ulama (PNU), dan
Partai Komunis Indonesia (PKI). Tidak dapat dikatakan bahwa pemerintahan di zaman Orde
Lama mengikuti sistem etika Pancasila, bahkan ada tudingan dari pihak Orde Baru bahwa
pemilihan umum pada zaman Orde Lama dianggap terlalu liberal karena pemerintahan Soekarno
menganut sistem demokrasi terpimpin, yang cenderung otoriter.

Kedua, pada zaman Orde Baru sistem etika Pancasila diletakkan dalam bentuk penataran P-4.
Pada zaman Orde Baru itu pula muncul konsep manusiaIndonesia seutuhnya sebagai cerminan
manusia yang berperilaku dan berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Manusia
Indonesia seutuhnya dalam pandangan Orde Baru, artinya manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, yang secara kodrati bersifat monodualistik, yaitu makhluk
rohani,sekaligus makhluk jasmani, dan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Manusia
sebagai makhluk pribadi memiliki emosi yang memiliki pengertian, kasih sayang, harga diri,
pengakuan, dan tanggapan emosional dari manusia lain dalam kebersamaan hidup. Manusia
sebagai mahluk sosial, memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera. Tuntutan
tersebut hanya dapat terpenuhi melalui kerjasama dengan orang lain, baik langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itulah, sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan sosial
harus dikembangkan secara selaras, serasi, dan seimbang (Martodihardjo 1993: 171).

Manusia Indonesia seutuhnya (adalah makhluk mono-pluralis yang terdiri atas susunan kodrat:
jiwa dan raga; Kedudukan kodrat: makhluk Tuhan dan makhluk berdiri sendiri; sifat kodrat:
makhluk sosial dan mahluk individual. Keenam unsur manusia tersebut saling melengkapi satu
sama lain dan merupakan satu kesatuan yang bulat. Manusia Indonesia menjadi pusat persoalan,
pokok dan pelaku utama dalam budaya Pancasila. (Notonagoro dalam Asdi, 2003:17-18).

Ketiga, sistem etika Pancasila pada era reformasi tenggelam dalam eforia demokrasi. Namun
seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi tanpa dilandasi sistem etika politik
akan menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan, serta machiavelisme (menghalalkan segala cara
untuk mencapi tujuan). Sofian Effendi, Rektor Universitas Gadjah Mada dalam
sambutanpembukaan Simposium Nasional Pengembangan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Nasional (2006: xiv) mengatakan sebagai berikut.

“Bahwa moral bangsa semakin hari semakin merosot dan semakin hanyut dalam arus
konsumerisme, hedonisme, eksklusivisme, dan ketamakan karena bangsa Indonesia tidak
mengembangkan blueprint yang berakar pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa”

2.Tantangan Pancasila sebagai Sistem Etika

Sejak terjadinya krisis multidimensi, muncul ancaman yang serius terhadap persatuan dan
kesatuan bangsa dan terjadinya kemunduran dalam pelaksanaan etika politik, yang
melatarbelakangi munculnya TAP MPR No. VI Tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa.
Krisis multi dimensi mengakibatkan terjadinya konflik social yang berkepanjangan , demonstrasi
di mana-mana, munculnya keinginan rakyat untuk integrasi bangsa, dan lain-lain. Hal ini akibat
dari menurunnya sikap sopan santun dan budi luhur dalam pergaulan sosial, menurunnya tingkat
kejujuran dan amanah dalam kehidupan berbangsa.

Pertama, Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman Orde Lama berupa sikap
otoriter dalam pemerintahan sebagaimana yang tercermin dalam penyelenggaraan negara
yang menerapkan sistem demokrasi terpimpin. Hal tersebut tidak sesuai dengan sistem etika
Pancasila yang lebih menonjolkan semangat musyawarah untuk mufakat.

Kedua, Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada zaman Orde Baru terkait
dengan masalah NKK (Nepotisme, Kolusi, dan Korupsi) yang merugikan
penyelenggaraan negara. Hal tersebut tidak sesuai dengan keadilan sosial karena
nepotisme, kolusi, dan korupsi hanya menguntungkan segelintir orang atau kelompok tertentu.

Ketiga, Tantangan terhadap sistem etika Pancasila pada era Reformasi berupa eforia kebebasan
berpolitik sehingga mengabaikan norma-norma moral. Misalnya,munculnya anarkisme
yang memaksakan kehendak dengan mengatasnamakan kebebasan berdemokrasi.
BAB 3

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pancasila Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

A.Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu sistem
yang membentuk satu kesatuan yang utuh, saling berkaitan satu dengan yang lain yang dijadikan
pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B.Implementasi Pancasila sebagai sistem etika dapat terwujud apabila pemerintah dan
masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang ada dalam pancasila dengan mengedepankan
prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila
untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh
karena itu, di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam
semua aspek kehidupannya. Pentingnya pancasia sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia
ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti
korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.

3.2. Saran

Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, untuk ke depannya kami sebagai
penulis akan berusaha untuk membuat makalah dengan lebih baik lagi. Demikianlah makalah
ini kami buat, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca sekalian. Kami
mohon maaf jika ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
kurang dimengerti dan lugas. Dan kami juga mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
sekalian demi kesempurnaan.
DAFTAR PUSAKA
Anneke Sato: Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai sistem Etika serta Pancasila dan
Ideologi

Nasional http://annekesato2330.blogspot.com/

Amran, Ali. 2016. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada

http://fitriaisahanggraeni.blogspot.co.id/2017/09/urgensi-pancasila-sebagai-etika-bangsa.html

Anneke Sato: Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai sistem Etika serta Pancasila dan
Ideologi Nasional (annekesato2330.blogspot.com)

https://www.dosenpendidikan.co.id/etika-adalah/

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html

https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/1327

http://septianludy.blogspot.com/2014/07/pancasila-sebagai-sistem-etika-part-

2.html#:~:text=Nilai%20dasar%20yang%20menjadi%20sumber,nilai%20yang

%20terkandung%20dalam%20Pancasila.&text=Dalam%20kajian%20etika%20dikenal

%20tiga,yaitu%20deontologi%2C%20teleologi%20dan%20keutamaan

https://id.wikipedia.org/wiki/Etika

https://memahamiblog.wordpress.com/2017/12/19/etika-pancasila/

Anda mungkin juga menyukai