Disusun Oleh :
Rahmatillah (2207101130016)
Dosen pengampu :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya lah
sehingga pada akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa hambatan
apapun. Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Santi Julita, S.Psy., M.Hsc, Psy
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Psikologi Organisasi. Tidak lupa juga kami
berterima kasih kepada teman-teman yang ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah
kami yang berjudul ―Teori Kepemimpinan dan Analisis Jenis Kepemimpinan Phil
Knight‖
Kami sebagai penulis tentunya sangat berharap semoga makalah ini dapat
berguna kedepannya, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca dan
memberi dampak positif bagi pendidikan di Indonesia kedepannya. Tentunya masih
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Namun kami sudah mencoba memberi yang terbaik
yang kami bisa. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB 1 ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
BAB 2 ........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2
Kelebihan dan Kelemahan Teori Kepemimpinan Karismatik .......................................... 15
2.4 Solusi terkait persiapan yang harus dimiliki oleh pemimpin yang memiliki jenis
kepemimpinan seperti Phil Knight ....................................................................................... 21
PENUTUP................................................................................................................................ 23
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 23
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan melalui pendekatan universal?
2. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan melalui pendekatan perilaku?
3. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan melalui pendekatan kontingensi?
4. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan melalui pendekatan karismatik dan
transformasional?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada masing-masing teori?
6. Jenis kepemimpinan apakah yang dimiliki oleh Phil Knight?
7. Apa solusi yang harus diberikan terkait persiapan yang harus dipersiapkan oleh
pemimpin yang memiliki jenis kepemimpinan seperti Phil Knight?
5
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Trait Theory
Di awal peradaban, para psikolog mencoba mengidentifikasi sifat-sifat fisik,
kecerdasan, dan kepribadian yang terkait dengan kesuksesan pemimpin. Namun, hasil
penelitian awal tidak memberikan bukti solid mengenai satu sifat tunggal yang umum bagi
semua pemimpin efektif. Sejak 1980-an, minat terhadap sifat kepemimpinan telah bangkit
kembali. Penelitian baru menunjukkan bahwa kombinasi lima sifat kepribadian inti
(extraversion, conscientiousness, openness to experience, agreeableness, and emotional
stability) berkorelasi kuat dengan kemunculan dan efektivitas kepemimpinan. Selain itu,
karakteristik kompleks seperti fleksibilitas atau kecerdasan sosial juga diakui penting dalam
memprediksi kesuksesan pemimpin, meskipun kompleksitas karakteristik kepemimpinan ini
melibatkan penyesuaian perilaku pemimpin dengan situasi kepemimpinan.
6
Kelebihan dan Kekurangan Teori Kepemimpinan Universalis
7
2.1.2 Teori Kepemimpinan Perilaku
Setelah teori universalis mengalami kegagalan umum dalam mengisolasi karakteristik
yang terkait dengan efektivitas pemimpin yang menyebabkan perubahan fokus, para peneliti
memilih untuk mengkaji perilaku sebenarnya dari pemimpin yang efektif untuk menentukan
jenis perilaku apa yang membawa kesuksesan, daripada mencoba mengukur karakteristik
orientasi atau kepribadian pemimpin. Pada akhir tahun 1940-an dan sepanjang tahun 1950-an
dilakukan dua proyek penelitian pada dua universitas yang berbeda, yaitu universitas Ohio
State University dan Universitas Michigan. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki
perilaku yang ditunjukkan oleh para pemimpin yang efektif. Dari kedua proyek penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh sangat mirip mengenai pemimpin,
perilaku mereka, dan kepemimpinan yang efektif. Teori-teori perilaku kepemimpinan, yaitu
teori-teori berdasarkan pada studi-studi yang berfokus pada perilaku-perilaku tertentu yang
memiliki kaitan dengan kepemimpinan yang efektif. Pendekatan teori perilaku
Kepemimpinan menjelaskan perilaku-perilaku apa yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin untuk mencapai sebuah kesuksesan.
8
komunikasi dari dan antar bawahan, memperkuat rasa percaya diri dan kepuasan
kerja pekerja, serta melaksanakan saran-sarannya.
Para peneliti di Ohio State menyimpulkan bahwa struktur awal dan
pertimbangan merupakan dua dimensi yang tidak saling bergantungan.
Maksudnya, skor pemimpin pada salah satu bidang tidak mempengaruhi skor
pemimpin pada bidang lainnya. Sehingga sangat memungkinkan seorang
pemimpin memiliki skor yang tinggi pada satu bidang, tetapi memiliki skor yang
rendah pada bidang lain.
Beberapa penelitian lain yang dilakukan untuk menguji struktur awal dan
dimensi pertimbangan menunjukkan hasil bahwa sebagian besar perilaku
pemimpin memang dapat dikelompokkan ke dalam salah satu dari dua kategori
tersebut (Bass & Bass, 2008; Fleishman & Harris, 1962; Stogdill & Coons,
1957).
Meskipun pendekatan perilaku di Ohio State menyebabkan banyak
penelitian tentang perilaku pemimpin yang efektif, tetapi pendekatan ini sama
halnya seperti teori universal, terlalu sederhana. Investigasi di Ohio State
memberi kita dua kategori perilaku pemimpin, yang keduanya mungkin terkait
atau tidak dengan indikator tertentu efektivitas pemimpin. Meskipun hasilnya
mempunyai dampak positif dalam menstimulasi penelitian mengenai perilaku
pemimpin, jelas bahwa studi di Ohio State gagal dalam membuat prediksi yang
pasti tentang hubungan antara perilaku pemimpin dan hasil kerja tertentu di
semua jenis situasi kerja.
Pada waktu yang hampir bersamaan dengan dilakukannya penelitian di Ohio State,
para peneliti di Universitas Michigan juga melakukan penelitian yang berfokus pada
karakteristik perilaku pemimpin yang efektif dan mendapatkan hasil yang hampir sama.
9
penetapan standar kerja, pengawasan pekerjaan, dan pencapaian tujuan produksi. Perilaku
yang berorientasi pada hubungan mencakup menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan
karyawan dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.
Perbedaan utama antara penelitian di Ohio State dan University of Michigan adalah
bahwa hasil penelitian di Michigan cenderung menganggap perilaku pemimpin yang
berorientasi pada hubungan lebih efektif daripada perilaku yang berorientasi pada tugas
(Likert, 1967).
10
kompleks kepemimpinan, seperti visi, nilai-nilai, dan kepribadian yang
mendasari kepemimpinan yang efektif.
● Kurangnya penekanan pada kepribadian dan karakter pemimpin
Teori ini cenderung mengabaikan pentingnya faktor-faktor kepribadian
dan karakter dalam membentuk kepemimpinan yang efektif, yang dapat
menjadi kelemahan signifikan dalam memahami kinerja kepemimpinan.
11
Untuk membantu kelompok mencapai tujuannya, pemimpin dapat mengadopsi salah
satu dari empat kategori perilaku direktif (memberi instruksi dan saran), berorientasi pada
pencapaian (berfokus pada hasil), suportif (berfokus pada hubungan), dan partisipatif
(mendorong anggota untuk aktif)—yang pemilihannya bergantung pada karakteristik situasi.
12
hubungan pemimpin dengan anggota mempengaruhi kinerja, loyalitas, dan kepuasan
kerja. Strategi penerapan teori ini untuk meningkatkan efektivitas pemimpin
tampaknya relatif mudah: Meningkatkan kualitas hubungan pemimpin-anggota.
13
● Ketergantungan pada pemimpin
Kesuksesan teori kontingensi seringkali tergantung pada kemampuan
pemimpin dan manajer dalam memahami dan menerapkan prinsip-
prinsip kontingensi dengan benar.
14
Gunawan (2018) menyatakan seorang pemimpin karismatik sangat disegani orang
lain karena keistimewaan kepribadian, sifat, dan perilaku yang tidak dimiliki orang lain pada
umumnya. Beberapa karakteristik yang biasanya dimiliki pemimpin karismatik, yaitu: (1)
memiliki daya tarik kuat sehingga bisa memiliki pengikut yang banyak; (2) alasan pengikut
patuh dan taat terhadap pemimpin tidak bisa dijelaskan; (3) pemimpin seolah olah memiliki
kekuatan magis atau gaib; dan (4) karisma pemimpin ini apa adanya, tidak melihat karena
usia, harta, tahta, kesehatan, bahkan ketampanan.
15
● Membuat keputusan hanya dipusatkan ke pemimpin, sehingga adanya
reward dan punishment hanya digunakan untuk menjaga citra pemimpin.
16
luas. Sebuah perilaku yang efektif dalam satu situasi mungkin tidak sama efektifnya dalam
situasi yang berbeda. Pengukuran perilaku yang akurat dan konsisten juga bisa menjadi
tantangan, yang berpotensi menyebabkan subjektivitas dalam penilaian perilaku
kepemimpinan.
Kemudian teori pendekatan kontingensi, dalam teori kepemimpinan, teori
menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada faktor-faktor kontekstual dan
situasional yang spesifik. Pendekatan ini memiliki beberapa keunggulan yang penting.
Pertama, ia mengakui kompleksitas dunia nyata, di mana tidak ada satu gaya kepemimpinan
yang sesuai untuk setiap situasi. Ini memungkinkan pemimpin untuk lebih memahami
pentingnya menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka dengan kebutuhan situasi, yang dapat
menghasilkan keputusan dan tindakan yang lebih sesuai. Kedua, pendekatan kontingensi
mempertimbangkan peran faktor eksternal seperti budaya, struktur organisasi, dan
karakteristik tim. Ini memungkinkan pemimpin untuk lebih efektif mengelola kompleksitas
yang ada dalam organisasi.
Namun, tetap terdapat beberapa kelemahan dalam pendekatan kontingensi. Salah
satunya adalah tingkat kompleksitas yang tinggi. Menentukan faktor-faktor kontingensi yang
benar-benar relevan dan memahami situasi dengan mendalam dapat menjadi tugas yang
rumit. Hal ini dapat membuat implementasi pendekatan ini dalam praktik kepemimpinan
sehari-hari menjadi sulit. Teori kontingensi seringkali menempatkan beban berat pada
pemimpin untuk memahami dan merespons perubahan situasi, yang memerlukan
keterampilan kepemimpinan yang kuat dan pengetahuan yang luas.
Pendekatan karismatik dalam teori kepemimpinan menyoroti daya tarik dan pengaruh
pribadi pemimpin terhadap para pengikutnya. Pendekatan ini memiliki beberapa keunggulan
yang mencolok. Pertama, pemimpin yang memiliki sifat karismatik memiliki kapasitas untuk
mengilhami dan memotivasi orang lain dengan cara yang sangat kuat. Mereka sering
memiliki visi yang jelas dan mampu menyampaikan visi tersebut dengan penuh semangat,
sehingga mendorong orang untuk mengikuti mereka. Kedua, pemimpin karismatik sering
memperoleh dukungan yang kuat dari para pengikut karena terjalinnya hubungan emosional
yang kuat. Hal ini bisa menghasilkan tingkat loyalitas yang tinggi di antara anggota tim atau
dalam organisasi.
Tetapi, pendekatan ini juga memiliki beberapa kelemahan,yaitu pendekatan
karismatik sering sangat bergantung pada satu individu. Jika pemimpin karismatik
mengalami masalah pribadi atau meninggalkan organisasi, hal ini dapat menyebabkan
ketidakstabilan atau kerugian besar bagi organisasi. Kedua, pendekatan ini mungkin tidak
17
selalu efektif dalam situasi yang memerlukan pengambilan keputusan yang rasional dan
berdasarkan data, karena daya tarik karismatik sering lebih berfokus pada emosi dan inspirasi
daripada pada logika. Selain itu, pemimpin karismatik yang terlalu otoriter atau mengabaikan
perspektif dan masukan lain dapat menghasilkan keputusan yang kurang baik.
18
mendefinisikan kembali arti merek Nike dan mengenali risiko kehilangan fokus. Fokus pada
olahraga dan kebugaran menjadi landasan untuk pertumbuhan merek.
Phil Knight juga menyoroti strategi memecah merek menjadi sub-merek atau kategori
yang terpisah. Contohnya adalah pembentukan sub-merek seperti Air Jordan untuk sepatu
basket, dengan kesadaran bahwa mencakup semua gaya bermain bola basket dapat merusak
identitas merek. Ini adalah langkah cerdas untuk mempertahankan fokus dan mencapai
keberhasilan dalam berbagai segmen olahraga.
Dalam hal iklan, Phil Knight menekankan pentingnya emosi dan inovasi. Penggunaan
atlet terkenal seperti Michael Jordan tidak hanya tentang keunggulan atletik, tetapi juga
tentang membangun ikatan emosional dengan konsumen. Knight percaya bahwa kreativitas
dan inovasi dalam iklan adalah kunci untuk membedakan Nike dari pesaing.
Tanggung jawab sosial juga menjadi perhatian Knight, dan dia menyadari pentingnya
visibilitas positif dalam masyarakat. Dukungan terhadap kegiatan amal dan pendidikan
mencerminkan komitmen Nike terhadap dampak positif dalam masyarakat. Knight menyadari
bahwa menjadi warga yang baik tidak hanya tentang tindakan positif tetapi juga tentang
komunikasi efektif untuk membangun citra positif.
Dengan fokus pada konsumen, inovasi, iklan yang terhubung emosional, dan tanggung jawab
sosial, Phil Knight memimpin Nike menjadi perusahaan olahraga terkemuka. Keputusan
strategisnya membantu merek bertahan dan tumbuh, sementara filosofinya tentang risiko dan
inovasi terus mendorong Nike menjadi pelopor dalam industri olahraga.
Phil Knight dan Nike menerapkan pendekatan kontingensi dalam menjalankan bisnis,
mencerminkan pemahaman mendalam terhadap kompleksitas dunia bisnis. Knight tidak
mengikuti pendekatan universalis yang menganggap bahwa suatu sistem pengendalian dapat
diterapkan tanpa memperhitungkan karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan.
Sebaliknya, Knight terlibat dalam pengambilan risiko, terbuka terhadap inovasi, dan
beradaptasi dengan perubahan pasar, mencerminkan pendekatan kontingensi yang
menyesuaikan strategi dan taktiknya dengan keadaan yang berubah.
19
menghadapi tantangan dan mencapai pertumbuhan dapat diatribusikan pada kemampuannya
merespons konteks yang spesifik.
Filosofi bisnis Nike, yang dipimpin oleh Phil Knight, adalah contoh konkret tentang
bagaimana pendekatan kontingensi dapat menjadi landasan kuat untuk pengambilan
keputusan strategis. Kesadaran terhadap perubahan kontekstual dan kemampuan untuk
belajar dari pengalaman sebelumnya membentuk fondasi yang kokoh untuk kesuksesan dan
pertumbuhan berkelanjutan perusahaan.
20
2.4 Solusi terkait persiapan yang harus dimiliki oleh pemimpin yang memiliki jenis
kepemimpinan seperti Phil Knight
Phil Knight dan Nike menerapkan pendekatan kontingensi dalam menjalankan bisnis,
mencerminkan pemahaman mendalam terhadap kompleksitas dunia bisnis. Knight tidak
mengikuti pendekatan universalis yang menganggap bahwa suatu sistem pengendalian dapat
diterapkan tanpa memperhitungkan karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan.
Sebaliknya, Knight terlibat dalam pengambilan risiko, terbuka terhadap inovasi, dan
beradaptasi dengan perubahan pasar, mencerminkan pendekatan kontingensi yang
menyesuaikan strategi dan taktiknya dengan keadaan yang berubah.
Filosofi bisnis Nike, yang dipimpin oleh Phil Knight, adalah contoh konkret tentang
bagaimana pendekatan kontingensi dapat menjadi landasan kuat untuk pengambilan
keputusan strategis. Kesadaran terhadap perubahan kontekstual dan kemampuan untuk
belajar dari pengalaman sebelumnya membentuk fondasi yang kokoh untuk kesuksesan dan
pertumbuhan berkelanjutan perusahaan.
21
beradaptasi dengan perubahan pasar, mencerminkan pendekatan kontingensi yang
menyesuaikan strategi dan taktiknya dengan keadaan yang berubah.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori kepemimpinan umum memandang kepemimpinan sebagai proses yang
melibatkan interaksi antara pemimpin dan pengikut. Ini adalah pendekatan yang lebih luas
untuk memahami bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan
bersama.Pemimpin Phil Knight adalah pemimpin visioner dan kreatif yang berupaya
mencapai visi perusahaan dan memiliki kemampuan untuk menginspirasi orang-orang di
sekitarnya untuk berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan. Pendekatan kepemimpinan
Knight adalah contoh bagaimana menyesuaikan gaya kepemimpinan Anda dengan kebutuhan
organisasi Anda dan membuat dampak yang signifikan dalam dunia bisnis. Phil Knight
mempunyai visi besar untuk mengubah industri sneaker dan berhasil mewujudkannya. merek
paling terkenal di dunia Keberanian dan inisiatif dalam menghadapi tantangan bisnis
merupakan ciri khas dari tipe kepemimpinan ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
24