Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Attitude & Behavior At Work”

Dosen Pengampu:

Dr. Shofia Amin, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 5

1. Bintang Maharani ( C4B021002 )


2. Rida meriyanti ( C4B021005 )
3. Bella Ritauli Silalahi ( C4B021019 )
4. Asha Zabirra ( C4B021023 )
5. Imtiyaz Ragbah Fidini ( C4B021025 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan keringanan dan
kemudahan dalam mengerjakan segala aktifitas, terutama dalam menyelesaikan tugas makalah
pada mata kuliah Perilaku Organisasi. Alhamdulillah dengan usaha kami yang maksimal
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tidak lupa juga kami sebagai penulis dalam menyelesaikan tugas ini mengucapkan
banyak terimakasih kepada ibu Dr. Shofia Amin, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu, yang telah
mengarahkan serta berpatisipasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik
mungkin.

Dengan makalah ini, penulis berharap dapat membantu para pembaca yang berguna
dikehidupan sehari hari. terutama dalam mengetahui materi materi yang telah tercantum di
makalah ini yang berjudul “Attitude and behavior at work”.

Jambi, 21 Maret 2023

KELOMPOK 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

2.1 Pengertian Sikap Dan Perilaku ................................................................. 3


2.2 Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Karyawan ......................................... 5
2.3 Ettitude Didalam Lingkungan Kerja ......................................................... 7
2.4 Emosi Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku Di Lingkungan Kerja............ 9
2.5 Contoh sikap dan perilaku yang baik pada lingkungan kerja ..................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................. 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 12

3.2 Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan kerja adalah tempat di mana individu bekerja dan menghabiskan sebagian
besar waktu mereka setiap hari. Dalam lingkungan kerja, individu berinteraksi dengan rekan
kerja dan pimpinan untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, sikap dan prilaku yang
ditunjukkan oleh setiap individu dalam lingkungan kerja sangat penting, karena dapat
mempengaruhi efektivitas kerja, kepuasan kerja, dan hubungan antar individu di tempat kerja.

Sayangnya, terkadang sikap dan prilaku buruk ditunjukkan oleh sebagian kecil individu
dalam lingkungan kerja, seperti perilaku negatif, konflik antar individu, dan gossip. Sikap dan
prilaku seperti ini dapat mengganggu kerja tim dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak
sehat. Oleh karena itu, penting untuk memahami sikap dan prilaku yang baik yang harus
ditunjukkan di lingkungan kerja, dan cara untuk mengembangkan sikap dan prilaku positif
tersebut. Makalah ini akan membahas mengenai sikap dan prilaku di lingkungan kerja, termasuk
pengertian, pentingnya, jenis sikap dan prilaku yang baik dan buruk, serta cara mengembangkan
sikap dan prilaku positif di lingkungan kerja. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi dan panduan bagi individu untuk menjadi lebih baik dalam sikap dan prilaku mereka di
lingkungan kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud sikap dan perilaku
2. bagaimana faktor – faktor pembentuk perilaku karyawan
3. apa alasan seseorang harus memiliki attitude didunia kerja
4. apa hubungan emosional seseorang terhadap lingkungan kerja
5. contoh sikap dan perilaku yang baik didalam lingkungan kerja

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perngertian dari sikap dan perilaku
2. Untuk mengetahui faktor – faktor membentuk perilaku karyawan
3. Untuk mengetahui apa alasan seseorang harus memiliki attitude di lingkungan kerja
4. Untuk mengetahui hubungan emosional terhadap lingkungan kerja
5. Untuk mengetahui salah satu sikap dan perilaku yang biak didalam lingkungan kerja

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sikap Dan Perilaku

➢ Pengertian Sikap

Sumber : ani marfuah , academia.edu

Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu tindakan.
Konsep itu kemudian berkembang semakin luas dan digunakan untuk menggambarkan adanya
suatu niat yang khusus atau umum, berkaitan dengan kontrol terhadap respon pada keadaan
tertentu (Young. 1956). Masri (1972), mengartikan sikap sebagai kesediaan yang diarahkan
untuk menilai atau menanggapi sesuatu. Berkman dan Gilson (1981) mendefinisikan sikap
adalah evaluasi individu yang berupa kecenderungan (inclination) terhadap berbagai elemen di
luar dirinya. Allfort (dalam Assael, 1984) mendefinisikan sikap adalah keadaan siap
(predisposisi) yang dipelajari untuk merespon objek tertentu yang secara konsisten mengarah
pada arah yang mendukung (favorable) atau menolak (unfavorable). Hawkins Dkk (1986)
menyebutkan, sikap adalah pengorganisasian secara ajeg dan bertahan (enduring) atas motif,
keadaan emosional, persepsi dan proses-proses kognitif untuk memberikan respon terhadap
dunia luar. Azwar (1995), menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka pemikiran.

Seseorang pun dapat menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti in terus
mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu. Sikap muncul dari berbagai bentuk
penilaian. Sikap dikembangkan dalam tiga model. yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan
kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada
sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon
kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap. Kebanyakan sikap
individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya.

Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada faktor
lain, yang kadang bersifat irasional. Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting

3
transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut
melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi.

Sikap dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman. Tesser (1993)
berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung. Sebagai
contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi ekstrovert, maka sikapnya
terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi. Sikap seseorang juga dapat berubah akibat
bujukan. Hal ini bisa terlihat saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang. Lou Holtz
berpendapat Ability is what you're capable of doing, Motivation determines.

➢ Pengertian perilaku

Perilaku adalah respon individu atau kelompok terhadap lingkungan. Dalam fisiologi,
perilaku manusia merupakan bagian penting dari perubahan fisik yang menitikberatkan padasifat
dan karakteristik yang khas dari organ<organ atau sel<sel yang ada dalam tubuh. Dalam
kacamata ilmu sosial, perilaku atau perbuatan manusia merupakan manifestasi terhadap pola<
pola hubungan, dinamika, perubahan dan interaksi yang menitikberatkan pada masyarakatdan
kelompok sosial sebagai satu kesatuan, serta melihat individu sebagai bagian darikelompok
masyarakat (keluarga, kelompok sosial, kerabat, klien, suku, ras, bangsa diantara dua kelompok
ilmu pengetahuan ini berdiri.

4
2.2 Faktor – Faktor Pembentuk Perilaku Karyawan

Sumber : pusdansi.org volume 2 2022

Perilaku karyawan ditempat kerja sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya
adalah keluarga, nilai-nilai religi, tingkat pendidikan, jenis kelamin, budaya, kebangsaan, dan
juga komunitas/masyarakat. Perilaku adalah apapun yang dikerjakan seseorang. Berbicara
dengan atasan, mengetik surat, menyimpan arsip, melayani pelanggan dan sebagainya
menunjukkan perilaku (behavior) seseorang. Untuk memahami bagaimana individu berperilaku
dalam organisasi, seorang manajer harus mengetahui mengapa ada perbedaan perilaku diantara
para karyawan. faktor-faktor pembentuk karryawan yaitu, factor genetic, factor lingkungan,
factor pendidikan dan factor pengalaman. Perilaku Kerja karyawan Yang Positif dan Negatif
Perilaku kerja adalah tanggapan atau reaksi individu yang timbul baik berupa perbuatan atau
sikap maupun anggapan seseorang terhadap pekerjaannya kondisi kerja yang dialami
dilingkungan kerja serta perlakuan pimpinan terhadap orang dengan tipe ini.

Sebagai seorang anggota suatu organisasi, seharusnya tidak kehilangan identitasnya yang
khas, karena hal itu merupakan kekhususan atau kebanggaan tersendiri yang dimiliki orang
tersebut (Nani, 2020) (Defia Riski Anggarini, Putri, et al., 2021). Orang yang mampu
mempertahankan identitasnya akan mempunyai harga diri yang tinggi yang pada gilirannya akan
muncul dalam bentuk keinginan untuk dihormati dan diperlakukan secara manusiawi oleh
pimpinananya (View of Exploring the Relationship between Formal Management Control
Systems, Organisational Performance and Innovation The Role of Leadership
Characteristics.Pdf, n.d.)(Novita & Husna, 2020b). Oleh karena itu seorang manajer perlu
memahami faktor-faktor pembentuk perilaku seorang karyawan:

• Faktor Genetik yang dimaksud faktor genetik dalam hal ini adalah sifat-sifat yang dibawa
sejak lahir yang bahkan merupakan "warisan" dari kedua orang tuanya. Misalkan tentang
latarbelakang kehidupan karyawan, seperti kecerdasan, sifat pemarah, penyabar dan lain-
lain (Nani & Lina, 2022) (Nani & Ali, 2020).
• Faktor Lingkungan, Faktor lingkungan disini adalah situasi dan kondisi yang dihadapi
seseorang pada masa muda didalam rumah dan dalam lingkungan yang lebih luas,

5
termasuk lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat dekat yang dijumpai sehari-hari
(Rahmawati & Nani, 2021)(Lina & Nani, 2020).
• Faktor Pendidikan, Pendidikan adalah usaha secara sadar dan sistematis dalam rangka
mengalihkan pengetahuan dari seorang kepada oranglain. Pendidikan dapat bersifa
tformal dan juga non-formal (Nani et al., 2021)(Nani, 2019).
• Faktor Pengalaman, Pengalaman seseorang sejak kecil turu tmembentuk perilaku dalam
kehidupan organisasionalnya. Pengalaman dapat membentuk sifat apatis, keras kepala,
tidak toleran, mudah putusasa, dan sebagainya (Fitranita & Wijayanti, 2020) (Khamisah
et al., 2020).

6
2.3 Ettitude Didalam Lingkungan Kerja

Sumber : rakoso, G. D., & Fatah, M. Z. (2017). Analisis pengaruh sikap,


kontrol perilaku, dan norma subjektif terhadap perilaku safety. jurnal
promkes, 5(2), 193-204

Tidak semua orang bisa beruntung mendapatkan pekerjaan impiannya. Namun bukan berarti
kamu boleh tidak memiliki attitude dunia kerja. Tahukah kamu bahw

a. Sikap kerja attitude merupakan salah satu aspek yang bisa membawa kita menuju kesuksesan?

Ada beberapa alasan yang menjadikan pentingnya memiliki attitude dunia kerja, yaitu:

1. Membantu Merasa Diterima Di Lingkungan Baru

Dunia kerja yang luas membuat kita dapat berinteraksi dengan banyak orang. Sehingga sangat
penting memiliki attitude dunia kerja. Sikap kerja attitude tidak hanya berlaku bagi satu tim saja,
tetapi juga pihak lain yang berhubungan dengan kamu. Dengan memiliki attitude dunia kerja,
maka kamu akan lebih mudah diterima di lingkungan baru. Meskipun dengan jenis dan tipe
orang yang berbeda-beda, jika kamu memiliki sikap kerja attitude seperti ramah, tidak sombong
saat dimintai bantuan, akan membuat kamu lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang lain

2. Membuat Pekerjaan Sulit Terasa Mudah

Tidak semua pekerjaan terasa mudah. Terkadang ada beberapa pekerjaan yang sulit dan
membutuhkan bantuan orang lain. Nah, jika kamu memiliki attitude dunia kerja yang baik, maka
rekan kerja kamu tidak akan segan untuk menolong.

Tanpa disadari, sikap kerja attitude seperti rendah hati, bisa membuat kita mendapatkan
pertolongan disaat sulit menyelesaikan pekerjaan. Tapi perlu diingat, kamu juga harus membantu
rekan kerja lainnya, ya!

3. Membentuk Profesionalitas Diri

7
Ada kalanya saat bekerja kita dihadapkan dengan tantangan dan tugas yang bisa membuat kita
merasa lelah atau burnout. Namun, dengan attitude dunia kerja seperti rasa tanggung jawab akan
memaksa diri kita untuk terus berjuang bagaimanapun keadaannya. Betul, kan?

Sikap kerja attitude yang baik bisa membantu kamu untuk membentuk profesionalitas diri.
Attitude dunia kerja seperti tidak gampang menyerah dan berusaha mencari solusi dari setiap
masalah dengan baik, bisa membuat kamu bekerja secara profesional,

4. Menjadi Sosok yang Dapat Diandalkan

Dalam dunia kerja kita tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan baru, namun juga
menjaga attitude dunia kerja di lingkungan atau saat bekerja. Jika kamu memiliki sikap kerja
attitude profesional, maka besar kemungkinan kamu bisa menjadi sosok yang dapat diandalkan.

Skill yang kamu asah setiap harinya tidak akan berarti tanpa attitude dunia kerja profesionalitas,
rendah hati, dan bertanggung jawab. Ketika kamu menjaga semua sikap kerja attitude tersebut,
manajemen tentu akan melirik kamu sebagai sosok yang dapat diandalkan.

5. Membantu Pengembangan Karir

Satu lagi alasan pentingnya memiliki attitude dunia kerja, yaitu untuk membantu pengembangan
karir kamu selama bekerja. Tentu kamu ingin karir yang cemerlang dan sesuai dengan passion
kamu, bukan?

Maka kamu harus memiliki sikap kerja attitude yang baik dan tidak sombong. Percaya deh, jika
kamu bekerja dengan hati, memiliki attitude dunia kerja yang baik, hingga bersaing secara sehat,
maka kamu bisa mendapatkan pengembangan karir yang kamu inginkan

8
2.4 Emosi Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku Di Lingkungan Kerja

Sumber : buku perilaku organisasi

Emosi, seperti juga proses kognitif dimulai dari persepsi kita atas lingkungan Proses awalnya
terjadi pada otak kita, se cara cepat ada bagian yang menandai informasi indriawi yang kita
peroleh berdasarkan dua hal: apakah sesuatu itu bersifat dukungan atu ancaman pada diri kita.
Penandaan ini terjadi secara otomatis, tanpa melibatkan perasaan dan lebih besifat tanpa sadar.

Ada dua pembagian emosi yang dapat berpengarus terhadap sikap dan perilaku

A. Emosi positif
emosi positif berperan dalam interaksi positif karyawan. Interaksi ini menjadi kunci
penting perubahan transformatif, karena mengubah sudut pandang, pemahaman, dan
pengin terpretasian karyawan. Tiga hal ini mutlak untuk satu perubahan transfor
matif.Emosi positif akan menghadirkan iklim positif di organisasi yang pada saatnya
memperluas dan membangun kekuatan hubungan antarkaryawan. Dengan kondisi ini,
kapasitas individu sekaligus organisasi secara kolektif menjadi meningkat. Konsep efek
broaden dan build? dari teori emosi positif, jadi relevan menjelaskan upaya penciptaan
iklim positif ini.

Efek broaden akan mendorong karyawan menjadi lebih inklusif dan saling
memberdayakan. Perbedaan antara aku dan orang lain menjadi blur. Karyawan akan lebih
fleksibel dalam saling bantu dan respect. Mereka ter- dorong untuk berbagi hal-hal positif
yang memudahkan pengidentifikasian sesuatu yang baru dan bernilai bagi organisasi.
B. Emosi negative

Emosi negative merupakan jeni emosi yang sangat berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku di lingkungan kerja , perlu mengelola emosi negatif karena cenderung merusak. la
pun bisa menular dan menye bar ke mana-mana. Emosi negative yang identik dengan
perasaan tidak menyenangkan dan bisa ngebikin perasaan negatif. Dapat berdampak buruk
dan bisa merugikan ketika saat bekerja.

9
2.5 Contoh sikap dan perilaku yang baik pada lingkungan kerja

Memiliki sikap profesional merupakan sebuah keharusan bagi semua karyawan dalam
menjalankan pekerjaannya. Dimana karyawan yang memiliki sikap profesional dapat
memposisikan dirinya agar mampu memahami tugas dan tanggung jawabnya, hubungan dan
relasi, serta fokus dan konsisten terhadap urusan pekerjaannya. Selain itu dalam dunia kerja
sikap profesional menjadi hal penting karena akan berdampak positif bagi perusahaan maupun
karyawan.

Berikut ini beberapa sikap profesional yang dapat diterapkan karyawan dalam
perusahaan.

1. Tepat Waktu

Ketepatan waktu adalah elemen penting dari profesionalisme. Jadi, pastikan Anda bukan
orang terakhir yang datang ke kantor dan menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk
menjelaskan kepada bos mengapa Anda datang terlambat. Sehingga tidak ada waktu yang
terbuang. Pekerjaan pun dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Ingat, waktu adalah uang.
Ketika Anda berhasil menerapkan prinsip tersebut, tidak ada lagi kata bermalas-malasan saat
bekerja.

2. Bertanggung Jawab

Hidup ada di tangan Anda sendiri. Ketika Anda bermalas-malasan, semua peluang emas
yang ada di depan mata akan hilang dalam sekejap. Ingat, kesuksesan tidak datang dengan
sendirinya. Ada banyak hal yang perlu dikorbankan untuk mencapai kata “sukses”. Untuk itu,
tentukan nasib dari sekarang. Mau sukses? Belajarlah bertanggung jawab.

3. Menghormati Rekan Kerja

Seorangrang yang profesional menghargai semua orang yang ada di sekitarnya tanpa
pandang bulu. Semua orang juga diperlakukan sama olehnya sehingga tak ada satupun yang
diistimewakan. Bersikaplah sopan dan ramah di hadapan semua orang dan jangan menyepelekan
orang lain. Ketika tidak bisa menghargai orang lain, Anda akan sulit berkembang. Sebaliknya,
saat berhasil menghargai orang lain, Anda lebih mudah sukses.

10
4. Bersikap Sopan

Ini adalah hal yang sangat penting jika Anda ingin tetap profesional di tempat kerja.
Ketika berbicara di telepon dengan rekan kerja atau bos, pastikan bahwa suara Anda tidak terlalu
keras dan tidak terlalu kecil

5. Optimis

Banyak dari kita yang takut untuk menghadapi hal-hal baru. Bayang-bayang gagal selalu
menghantui. Inilah yang membuat kita sulit maju. Kita terlalu pesimis sebelum memulai sesuatu.
Kalau terus-menerus pesimis, kapan majunya?

Alangkah baiknya untuk membangun sikap optimis dalam diri. Percayalah akan
kemampuan yang Anda miliki. Walaupun gagal, jadikan kegagalan tersebut sebagai langkah
untuk mengantarkan ke gerbang kesuksesan.

6. Tidak Membawa Pekerjaan Pribadi ke Kantor

Jika memang Anda memiliki tugas di luar pekerjaan kantor, sebaiknya jangan di bawa-
bawa ke tempat kerja. Jika membawanya, itu hanya akan membuat Anda terkesan tidak
profesional.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sikap dan Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai hal, di pengaruhi oleh faktor-
faktor yang membentuk perilaku individu seperti ada faktor genetik, faktor lingkungan, faktor
pendidikan, faktor pengalaman. Selain faktor tersebut di dalam lingkungan kerja di butuhkan nya
ettitude yang baik agar mendukung kinerja seseorang di dalam lingkungan kerja tersebut.

3.2 Saran

1. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Manajemen perusahaan harus memberikan


pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dan sikap karyawan di
lingkungan kerja. Pelatihan yang terus menerus akan membantu karyawan memperbaiki
prilaku dan sikap mereka di tempat kerja.

2. Komunikasi yang Baik: Komunikasi yang efektif dan terbuka antara karyawan dan
manajemen adalah kunci penting dalam menciptakan budaya kerja yang positif.
Manajemen perusahaan harus memastikan komunikasi yang baik dan memperhatikan
masukan dari karyawan.

3. Pengakuan dan Penghargaan: Pengakuan dan penghargaan yang diberikan kepada


karyawan dapat memotivasi mereka untuk terus meningkatkan sikap dan prilaku di
lingkungan kerja. Penghargaan dapat berupa bonus, promosi, atau penghargaan lain yang
relevan.

4. Manajemen Konflik yang Efektif: Konflik dapat terjadi di lingkungan kerja, dan
manajemen perusahaan harus memiliki strategi yang efektif untuk menyelesaikan konflik
dengan cara yang positif. Penyelesaian konflik yang baik akan membantu menciptakan
budaya kerja yang harmonis dan positif.

12
5. Membuat Kebijakan yang Mendukung: Manajemen perusahaan harus membuat
kebijakan yang mendukung sikap dan prilaku yang positif di lingkungan kerja, seperti
kebijakan anti-diskriminasi dan anti-bullying. Kebijakan ini akan membantu menghindari
situasi yang tidak diinginkan dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan positif
bagi semua karyawan

13
DAFTAR PUSTAKA

Ani marfuah, pengertian sikap dan perilaku , academia.edu

Prakoso, G. D., & Fatah, M. Z. (2017). Analisis pengaruh sikap, kontrol perilaku, dan norma
subjektif terhadap perilaku safety. jurnal promkes, 5(2), 193-204.

Candra wijaya, buku pengantar organisasi

Pusdansi, volume 2(4) 2022

T.maulana, contoh dan sikap perilaku yg baik di lingkungan kerja

14

Anda mungkin juga menyukai