Disusun Oleh :
Vivien Fitrianna 01202040140
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Pengawasan atau
Pengendalian dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah “Pengantar Manajemen”
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan
saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan” : DR. H.HASWAN
YUNAS,MM, selaku dosen mata kuliah “Pengantar Manajemen” , Rekan-rekan mahasiwa yang
telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengawasan/Controlling merupakan fungsi manajerial yang keempat setelah
perencanaan/Planning, pengorganisasian/Organization, penggerakan/ Actuating. Perencanaan
adalah proses untuk mengamati dan mengevaluasi secara terus – menerus pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun. Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tidak
kalah pentingnya dalam suatu organisasi dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas,
wewenang, dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan agar berjalan sesuai dengan tujuan,
visi, dan misi perusahaan.
Didalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh
divisi audit internal. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan.Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi.
Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan.
Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan
apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Dengan adanya pengawasan, maka organisasi akan terus
berjalan dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan
guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi
pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik,
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu sendiri
maupun bagi para pekerjanya.
Pengendalian adalah proses pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut. Beda
pengawasan dengan pengendalian adalah pada wewenang dari pengembang kedua istilah tersebut.
Pengendalian memiliki wewenang turun tangan yang tidak dimiliki oleh pengawas. Pengawas
hanya sebatas memberi saran, sedangkan tindak lanjutnya dilakukan oleh pengendali.
1
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah yang berjudul Pengawasan dan
Pengendalian, antara lain :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penjelasan ini sejalan dengan pengertian pengawsan menurut Stoner, Freeman dan
Gilbert (2000) dimana menurut mereka Control adalah the process of ensuring that actual
activities conforn the planned activities. Jadi, pengawasan adlaah proses untuk memastikan
bahawa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Secara lebih lengkap, Mockler dalam Stoner, Freeman dan Gilbert (2000)
mengemukakan fungsi pengawasan sebagai a systematic effort to set performance standarts with
planing objectives, to design information feedback system, to compare actual performance with
these preseterminet standarts, to determine wether there are any deviations and to measure their
significance, and to take any action require to assure that all corporate resource are being used in
the most effective and efficient way possible in achieving corporate objectives.Fungsi
pengawasan dalam manajemen adalah upaya sistematis dalam menetapkan standart kinerja dan
berbagai tujuan yang direncanakan, mendesain sistem informasi umpan balik, membandingkan
antara kinerja yang dicapai dengan standart yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan
apakah terdapat penyimpangan dan tingkat signifikasi dari setiap penyimpangan tersebut, dan
3
mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sumber daya perusahaan
dipergunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Pengertian Mockler secara lengkap menguraikan bahwa pada intinya pengawasan tidak hanya
berfungsi untuk menilai apakah sesuatu itu berjalan atuakah tidak, akan tetapi termasuk tindakan
koreksi yang mungkin diperlukan maupun penetuan sekaligus penyesuaian standart yang terkait
dengan pencapaian tujuan dari waktu ke waktu.
a) Adaptasi Lingkungan
Tujuan pertama dari fungsi pengawasan adalah agar perusahaan dapat terus
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan, baik
lingkungan yang bersifat internal maupun lingkunga eksternal.
b) Meminimalkan kegagalan
Tujuan kedua dari fungsi pengawasan adalah untuk meminimumkan kegagalan.
Ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi misalnya, perusahaan berharap
agar kegagalan seminimal mungkin.
c) Meminimumkan biaya
Tujuan ketiga dari fungsi pengawasan adalah untuk meminimumkan biaya. Sebagai
man contoh yang telah dikemukakan di atas, ketika perusahaan mengalami
kegagalan sebanyak 1000 unit, maka akan ada pemborosan biaya sebanyka seribu
unit yang tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu, fungsi
pengawasan melalui penetapan standart tertentu dalam meminimumkan biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan.
d) Mengantisipasi Kompleksitas
Tujuan terkahir dari fungsi pengawasan adalah agar perusahaan dapat
mengantisipasi kegiatan organisasi yang kompleks.
4
Agar keempat tujuan dari fungsi pengawasan tersebut dapat lebih dipahami, maka berikut
ini akan diuraikan langkah-langkah dari proses pengawasan sehingga kaitan antara apa yang
dikerjakan oleh perusahaan dengan fungsi pengawasan akan lebih dapt dipahami.
5
2.4 Beberapa Gejala yang Memerlukan Pengawasan dan Pengendalian
Bagaimana caranya agar perusahaan dapat mengenali adanya masalah kegiatan organisasi
sehingga memerlukan fungsi pengawasan dan pengendalian yang lebih intensif? Bagaimana
perusahaan mengenali bahwa terdapat kenyataan yang menunjukkan bahwa kontrol perusahaan
lemah? Salah satu jawabannya adalah dengan mengenali secara pasti gejala dari setiap yang
dilakukan oleh perusahaan. Diantara beberapa gejala yang biasanya menunjukkan perlu adanya
kontrol atau pengawasan dan pengendalian perusahaan sebagaimana diterangkan oleh Kreitner
(1992) adalah sebagai berikut :
a) Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas faktor
penyebabnya
b) Penurunan tingkat kualitas pelayanan(terindetifikasi dari adanya keluhan
pelanggan)
c) Ketidakpuasan pegawai (terindetifikasi dari adanya keluhan pegawai, produktivitas
kerja yang menurun dan lain sebagainya)
d) Berkurangnya kas perusahaan
e) Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur
f) Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik
6
g) Biaya yang melebihi anggaran
h) Adanya penghamburan dan inefisiensi
Beberapa gejala diatas, dan juga berbagai gejala lainnya, dapat membantu perusahaan
untuk mengenali bahwa terdapat masalah dalam kegiatan perusahaan yang memerlukan tindak
lanjut guna dilakukan perbaikan.
7
2. Pengawasan Internal dan Eksternal
Berdasarkan subjek yang melakukan pengawasan, jenis pengawasan juga dapat
dibagi menjadi pengawasan internal (internal control) dan pengawasan eksternal (external
control).
- Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan secara mandiri oleh setiap
pekerja terhadap tugas yang dibebankan terhadapnya.
- Pengawasan eksternal adalah pengawasan yang dilakukan terhadap seseorang atau
bagian oleh orang lain atau oleh bagian di luar bagian yang diawasi (biasanya bagian
yang lebih tinggi).
Umumnya, jika kita menghubungkan dengan teori X dan teori Y dari Mc Gregor
sebagaimana yang telah diterangkan di bab lain sebelum ini, mereka yang bertipe X
cenderung perlu diawasi secara eksternal, sedangkan mereka yang bertipe Y cenderung
perlu diawasi secara internal.
8
5. Pengawasan di Bagian Informasi
Pengawasan di bagian informasi bertugas untuk memastikan apakah setiap
informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan setiap saat dapat tersedia ataukah tidak. Ketika
perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur, maka di antara informasi yang senantiasa
dibutuhkan adalah perkembangan harga dari faktor input yang dijadikan bahan baku bagi
perusahaan.
6. Pengawasan di Bagian Keuangan
Bagian keuangan merupakan salah satu bagian yang memegang peran penting
dalam kegiatan perusahaan. Secara sederhana kegiatan di bagian keuangan adalah kegiatan
yang menyangkut penyediaan sumber-sumber dana perusahaan dan kegiatan-kegiatan
yang menyangkut alokasi dari dana-dana tersebut.
Fungsi pengawasan dalam kegiatan keuangan tentu perlu senantiasa dilakukan. Selain
untuk memastikan apakah berbagai kewajiban keuangan telah dipenuhi. Juga untuk memastikan
apakah alokasi pendanaan yang dilakukan mampu mencapai target yang telah ditentukan oleh
perusahaan ataukah tidak, atau dengan kata lain apakah kinerja keuangan perusahaan dapat
tercapai atau tidak. Di antara Keuangan yang di evaluasi, di awasi, dan juga mungkin dikendalikan
berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sebagaimana dikemukakan
Kreitner (1922) adalah mengenai:
9
Fungsi pengawasan dan pengendalian di bagian pemasaran adalah untuk memastikan
bahwa faktor-faktor pendukung keberhasilan pemasaran dapat terus diketahui dan dilakukan. Jika
promosi dinilai kurang, barangkali perusahaan perlu melakukan langkah pengendalian berupa
peningkatan promosi. Jika kualitas produk dinilai tidak sesuai dengan keinginan pelanggan,
barangkali perusahaan perlu merekomendasikan bagian produksi untuk memperbaiki kualitas
produk, dan lain sebagainya
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa konsep dasar fungsi pengawasan, antara lain :
Setelah mengetahui konsep dasar, ini beberapa fungsi pengawasan dalam praktik, antara lain :
Dan yang terakhir, ada beberapa cara mempertahankan fungsi pengawasan, yaitu :
3.2 Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada
pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang
terjadi baik yang berasal dari bawahan maupun lingkungan.
Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang
baik antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta pengawasan dapat memicu
terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.
Pengawasan lebih baik dilakukan secara langsung oleh pemimpin organisasi. Disebabkan
perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
11
Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi
dari yang baik menjadi lebih baik lagi.
12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
(http://multazam-einsten.blogspot.co.id)
13