Anda di halaman 1dari 11

Asas dan Prinsip Koperasi

Mata Kuliah Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, Koperasi dan


Usaha Menengah Kecil (UMKM)

Dosen Pengampu : Metasari Kartika, S.E., M.E

Disusun oleh

1. Gloria Yohana Eklesia (B1012171008)


2. Eli Sara (B1012171009)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Ekonomi Pembangunan A sore

Universitas Tanjungpura

2019
A. Definisi koperasi

menurut Hendar dan Kusnadi (2005), kegiatan koperasi secara ekonomis harus
mengacu pada prinsip identitas (hakikat ganda) yaitu anggota sebagai pemilik yang
sekaligus sebagai pelanggan. Organisasi koperasi dibentuk oleh sekelompok orang
yang mengelola perusahaan bersama yang diberi tugas untuk menunjang kegiatan
ekonomi individu para anggotanya.

B. Asas Koperasi
Berdasarkan pasal 2 UU No. 25 Tahun 1992 asas koperasi ialah kekeluargaan
(Subandi, 2013: 21). Asas kekeluargaan ini diharapkan menumbuhkan semangat dan
kesadaran pada masingmasing orang agar terlibat dalam organisasi Koperasi.
Tujuanya ialah senantiasa mau bekerjasama dengan anggota koperasi lainya. Asas
kekeluargaan ini adalah asas yang memang sesuai dengan jiwa dan keperibadian
bangsa Indonesia dan telah berakar dalam jiwa bangsa Indonesia. Koperasi sebagai
suatu usaha bersama harus mencerminkan ketentuan-ketentuan sebagaimana dalam
kehidupan keluarga. Dalam suatu keluarga, segala sesuatu yang dikerjakan secara
bersama-sama di tujukan untuk kepentingan bersama seluruh anggota keluarga. Usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan ini biasanya disebut gotong royong. Gotong
dalam pengertian kerja sama pada koperasi mempunyai pengertian yang luas, yaitu
sebagai berikut :
1) royong dalam lingkup organisasi
2) Bersifat terus menerus dan dinamis
3) Dalam bidang atau hubungan ekonomi
4) Dilaksanakan dengan terencana dan berkesinambungan
Asas kekeluargaan ini merupakan faham yang dinamis, artinya timbul dari
semangat yang tinggi untuk secara bekerjasama dan tanggung jawab bersama berjuang
mensukseskan tercapainya segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan tujuan bersama
dan berjuang secara manunggal untuk mengatasi resiko yang diderita koperasinya
sebagai akibat usahanya untuk kepentingan bersama. Dengan kata lain, koperasi dalam
menjalankan kegiatan usahanya melibatkan seluruh anggota yang ada secara gotong-
royong seperti lazimnya dalam kegiatan suatu keluarga, sehingga berat sama dipikul
ringan sama dijinjing. Semangat kebersamaan itu tidak hanya dalam bentuk gotong
royong sama-sama ikut bertanggung jawab atas kegiatan usaha koperasi, tetapi juga
dalam bentuk ikut memiliki modal bersama.

C. Tujuan Koperasi
Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 tujuan Koperasi Indonesia adalah sebagai berikut:
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 (Revrisond Baswir, 2010:41). Berdasarkan
pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 tersebut, garis besarnya tujuan Koperasi Indonesia
meliputi 3 hal sebagai berikut:
1) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya,
2) Untuk memajukan kesejahteraan masyrakat, dan
3) Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional (Revrisond Baswir,
2010:48).

D. Prinsip Koperasi
Prinsip pengelolaan koperasi merupakan penjabaran lebih lanjut dari asas
kekeluargaan yang dianut koperasi. Prinsip koperasi biasanya mengatur hubungan baik
antar koperasi dengan anggotanya, hubungan sesama anggota koperasi, pola
kepengurusan kopersi dan tujuan yang ingin dicapai koperasi. Prinsip koperasi biasanya
juga mengatur pola kepengelolaan usaha koperasi, maka secara lebih rinci prinsip
koperasi juga mengatur pola kepemilikan modal koperasi dan pola pembagian sisa hasil
usahanya.
1) Prinsip Koperasi menurut Fauguet (1951),
a) Adanya pengaturan tentang keanggotaan organisasi yang berdasarkan
kesukarelaan.
b) Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara para anggotanya.
c) Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi anggota dalam
ketatalaksanaan dan usaha koperasi.
d) Adanya ketentuan tentang perbandingan yang seimbang terhadap hasil usaha yang
diperoleh, sesuai dengan pemanfaatan jasa koperasi oleh para anggotanya
(Revrisond Baswir,2010:44-45).
2) Prinsip Koperasi menurut Rochdale

Menurut (Subandi, 2013:23) prinsip-prinsip Koperasi Rochdale (The Principle of


Rochdale) ialah sebagai berikut:

a) Keanggotaan terbuka
Koperasi terbuka bagi semua orang yang secara sukarela ingin menjadi anggota.
Tidak ada pembatasan untuk turut serta menjadi anggota koperasi.
b) Satu anggota, satu suara
Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak suara dalam rapat pemilihan
pengurus dan dalam keputusan-keputusan mengenai kebijaksanaan koperasi.
Satu anggota mempunyai hak satu suara. Keputusan yang diambil, baik dalam
pemilihan pengurus maupun kebijakan lainnya harus ditentukan berdasarkan
suara terbanyak.
c) Pembagian SHU sebanding dengan transaksi yang dilakukan oleh anggota
Anggota akan menerima pembagian sisa hasil usaha sesuai dengan jasa mereka
di koperasi, tiap periode tertentu, biasanya setiap tahun.
d) Pembatasan bunga atas modal
Anggota dan pihak lain yang menanamkan modal di koperasi akan mendapat
imbalan, yaitu bunga. Besarnya bunga tersebut lebih rendah atau tidak melebihi
suku bunga yang berlaku.
e) Netral dalam politik dan agama
Baik pengurus maupun anggota harus netral dalam soal politik dan agama.
Membicarakan perbedaan paham politik (partai) dan agama (kepercayaan dalam
koperasi dapat membubarkan kerjasama dan hal ini berdampak negatif terhadap
kehidupan koperasi.
f) Penjualan secara tunai
Prinsip ini menghendaki agar transaksi yang dilakukan anggota adalah secara
tunai. Barang-barang yang dibeli oleh anggota dari koperasi nya harus dibayar
secara tunai. Anggota harus menghindari diri dari lilitan hutang.
g) Memajukan pendidikan
Koperasi bertujuan untuk meningkatkan status sosial dari anggota anggotanya.
Bentuk maksud tersebut, koperasi dapat mengambil peranan penting di antaranya
melalui jalur pendidikan. koperasi harus memperhatikan pendidikan anggota-
anggota nya.
3) Prinsip Koperasi Menurut ICA (International Cooperative Aliance)

Menurut (Subandi, 2013:23) ICA merupakan organisasi gerakan koperasi dunia


yang juga disebut sebagai Gabungan Koperasi Internasional. Dalam Kongres ICA
ke-32 yang berlangsung di Wina tahun 1966, dihasilkan rumusan baru mengenai
prinsip koperasi. Prinsip koperasi tersebut adalah:

a) Keanggotaan koperasi harus sukarela dan tidak dibatasi oleh diskriminasi (status
sosial, aliran politil dan keagamaan/kepercayaan pada calon anggota)
Keanggotaan koperasi terbuka bagi siapa saja yang bersedia menerima tanggung
jawab sebagai anggota dan tidak dapat menggunakan jasa-jasa koperasi. Prinsip
ini bukan hanya berlaku bagi koperasi konsumsi tetapi juga bagi koperasi
produksi, koperasi kredit dan lain sebagainya.
b) Koperasi adalah suatu organisasi yang bersifat demokratis dan dipimpin oleh
orang-orang yang dipilih atau diangkat berdasarkan keputusan para anggota
Setiap anggota mempunyai satu hak suara dan mereka berhak mengambil
keputusan-keputusan dalam penentuan kebijaksanaan kebijaksanaan koperasi.
Anggota mempunyai kesempatan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya
demi keberlangsungan hidup koperasi. Disamping itu orang-orang yang
memimpin koperasi harus dipilih dari para anggota. Boleh karena pengurus
koperasi berasal dari dan mendapat kepercayaan dari para anggota maka mereka
harus memberikan laporan secara teratur dan anggota pulalah yang kemudian
menilai laporan tersebut dalam RAT. Apabila rapat anggota merasa belum puas
mereka mempunyai hak untuk mengkritik atau jika perlu mengganti dan
memutuskan hubungan kerja pengurus koperasi bersangkutan.
c) Bunga modal dengan persentase tertentu
Untuk membiayai perkembangan usahanya, koperasi membutuhkan modal dalam
jumlah yang semakin besar. Model tersebut bersumber dari anggota atau
mungkin juga dari kerjasama koperasi dengan pihak luar. Dalam hal ini koperasi
akan memberikan imbalan atas modal dengan suku bunga yang sudah tertentu,
dan biasanya lebih rendah atau sama dengan suku bunga yang berlaku.
d) SHU, jika ada, yang diperoleh dari usaha koperasi menjadi milik anggota dan
akan dibagi sesuai dengan jasa masing-masing.
Besarnya jasa anggota pada koperasi konsumsi diukur dari banyaknya pembelian
anggota kepada koperasi sedangkan jasa anggota pada koperasi diproduksi diukur
dari produk yang diserahkan kepada koperasi dan banyaknya hutang kepada
koperasi merupakan jasa anggota dari koperasi kredit.
e) Koperasi harus netral terhadap agama, ras dan politik
Netral berarti tidak akan menolak seseorang menjadi anggota koperasi hanya
karena perbedaan agama, ras dan atau politik. Selaras dengan itu koperasi tidak
akan melarang anggota-anggota nya untuk mengikuti salah satu aliran politik asal
agama. Namun demikian, dalam mewujudkan kepentingan yang demokratis dan
ekonomis, mereka harus melepaskan perbedaan-perbedaan tersebut.
f) Koperasi koperasi sebaiknya bekerjasama secara praktis dengan koperasi
koperasi lain baik dalam tingkat lokal, nasional atau internasional.
Koperasi sebaiknya menjalani kerjasama dengan koperasi koperasi lain dengan
syarat menguntungkan bagitfhvcftc didalam tingkat lokal nasional maupun
internasional

4) Prinsip Koperasi Indonesia

Menurut (Subandi, 2013:23) sebagaimana dinyatakan dalam pasal 15 ayat 1 UU


No.25 Tahun 1992, Koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi
sebagai berikut:

a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


Sifat kesukarelaan dalam anggota koperasi mengandung makna bahwa menjadi
anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh. Sukarela juga mengandung makna
bahwa seorang anggota dapat meleburkan diri dari koperasi yang sesuai dengan
syarat yang ditentukan dalam AD/ART koperasi. Sedangkan sifat terbuka
memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau
diskriminasi dalam bentuk
b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
Prinsip ini menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi atas kehendak dan
keputusan para anggota. Para anggota Allah yang menurunkan dan melaksanakan
kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Setiap anggota mempunyai hak yang sama
untuk memilih dan dipilih menjadi pengelola
c) Pembagian sisa hasil usaha sebagai dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota
Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata-mata
berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi tetapi juga
berdasarkan pengembangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini
merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
d) Modal koperasi
Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota
dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap
modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas dan tidak didasarkan
semata-mata atas modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah
wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar.
e) Kemandirian
Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri tanpa bergantung
pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada perkembangan,
keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung pula
pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani
mempertanggung-jawabkan perbuatan sendiri dan kebanyakan untuk mengelola
diri sendiri.
Contoh koperasi yang masih aktif berdiri di Indonesia

Koperasi Serba Usaha Bina Usaha Sejahtera ( KSU BUSRA )

SEJARAH KOPERASI

Sejarah berdirinya Koperasi Serba Usaha Bina Usaha Sejahtera ( KSU BUSRA )
berawal dari kumpulan beberapa kelompok pemberdayaan ekonomi yang tersebar di
wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi sejak tahun 2001.Karena mengalami
perkembangan terus akhirnya dimusyawarahkan dan diputuskan pada tahun 2006
dibentuklah Koperasi supaya mempunyai legal formal/ berbadan hukum dengan modal
awal Rp.65.000.000,00.Untuk perkembangan saat ini KSU BUSRA beranggotakan
kelompok dan perorangan di wilayah Depok dan sekitarnya. Kami memiliki 6 kantor kas
yang tersebar di beberapa kecamatan di Kota Depok dan Bogor. Pada tanggal 8 Maret
2016 telah dibuka Toko Elektronik di Perumahan BSI 2 – Pengasinan - Sawangan.Usia
KSU BUSRA yang terbilang masih muda kurang lebih 10 tahun, namun grafik SHU (
Sisa Hasil Usaha ) dan asset meningkat setiap tahun. Jumlah anggota yang berkualitas
juga mengalami peningkatan. Hal ini bisa terwujud tak terlepas dari kerja sama yang baik
antara pengurus dan anggota koperasi. Solidnya anggota yang telah bergabung lebih dari
10 tahun dapat terlihat dari rutinitas pertemuan yang dilakukan dan setoran simpanan ke
KSU BUSRA.

 Visi dan Misi

Visi : Menjadi koperasi terbaik dalam peningkatan kesejahteran melalui pengembangan


usaha dan partisipasi.

 Misi :
 Meningkatkan pelayanan kebutuhan simpan pinjam dan bahan pokok anggota.
 Meningkatkan pemberdayaan SDM bagi pengurus, karyawan dan Anggota
Koperasi.
 Membangun Usaha yang berorientasi pada keuntungan (profit oriented) dan sosial
(Social Oriented).
 Mendorong adanya parisipasi aktif anggota dalam segala kegiatan Koperasi
Contoh Studi kasus Koperasi

Puluhan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) Binar Sejahtera, Kabupaten Sragen, Jawa
Tengah, menjadi korban penipuan ketua koperasi tersebut. Salah satu korban penipuan
menjelaskan sudah empat tahun ini, sejumlah surat berharga milik anggota koperasi,
seperti Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan surat sertifikat tanah dilarikan
oleh Kepala KSU Bina Sejahtera. Surat-surat berharga tersebut merupakan jaminan atas
pinjaman kredit yang dilakukan oleh para nasabah. Padahal para korban telah melunasi
uang pinjaman pada koperasi. Sebelumnya arogansi dari manajemen koperasi tersebut
juga telah ditunjukkan dengan dilakukannya penyitaan pada benda-benda milik para
nasabah, seperti televisi, jika para nasabah terlambat membayar angsuran pelunasan
pinjaman tersebut. Seorang korban lainnya mengatakan, akibat sertifikat tanahnya tidak
segera dikembalikan oleh ketua koperasi tersebut, dirinya harus menunda kepentingan
dirinya, seperti melakukan pinjaman lain. Oleh karena itu, kalangan nasabah korban
penipuan tersebut menuntut pengembalian surat-surat berharga milik para nasabah yang
sebelumnya menjadi jaminan sesegera mungkin. Jika dalam batas waktu dua minggu
tidak ada pengembalian dari pihak KSU Bina Sejahtera, lanjutnya, para nasabah akan
melaporkan kasus tersebut ke Kepolisian Resor Sragen.

ANALISA

Menurut saya kasus puluhan nasabah Koperasi Serba Usaha (KSU) Binar Sejahtera sudah
mencapai tahap yang rumit di mana pengurus koperasi tidak mau mengembalikan barang
jaminan pinjaman anggota sedangkan pinjaman anggota semua sudah dikembalikan.
Namun sikap yang harus dicontoh dari para anggota koperasi, mereka masih memiliki
niat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dengan memberi waktu selama
2 minggu kepada pengurus koperasi. Hal ini sesuai dengan salah satu asas koperasi yaitu
kekeluargaan. Menurut saya sebaiknya diadakan pertemuan terlebih dahulu antara
pengurus dengan para anggota agar dapat menemukan kesepakatan bagaimana masalah
ini dapat segera diselesaikan secara adil. Apabila pihak pengurus tetap tidak memiliki
itikad baik untuk menyelesaikan masalah, maka sebaiknya para anggota melaporkan
masalah ini ke pihak yang berwajib karena ada ketidakadilan yang terjadi pada mereka.
Harapannya agar pihak berwajib dapat menyelesaikan masalah ini secara hukum agar
anggota masyarakat mendapat keadilan. Untuk anggota koperasi agar hal ini tidak terjadi
lagi sebaiknya sebelum masuk ke dalam anggota koperasi, harus melihat secara lebih
dalam apakah pengurus koperasi dapat dipercaya karena ini berurusan dengan masalah
uang.
Daftar Pustaka

Aji Basuki Rohmat. 2015. ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI


DALAM UNDANG-UNDANG KOPERASI (Studi Undang-Undang No. 25 Tahun
1992 dan Undang-Undang No. Tahun 2012). Jurnal Pembaharuan Hukum Volume II
No. 1.

Ikhsan Rochmadi. 2011. ANALISIS DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS DAN


GLOBAL PADA BERGESERNYA NILAI BUDAYA, PRINSIP DAN TUJUAN
KOPERASI. Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2

Rizki Emelia Sinuraya. 2012. DIALOG ANTARA PRINSIP-PRINSIP DAN NILAI-


NILAI KOPERASI DENGAN MODAL SOSIAL DI KOPERASI KREDIT MARSUDI
MULYO, PUTAT PATUK GUNUNG KIDUL. Jurnal kebijakan dan Administrasi
Publik, Volume 16 Nomor 1

Lumbantobing, Juliana. Dkk. 2002. Ekonomi Koperasi. Universitas HKBP


NOMMENSEN Fakultas Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai