Anda di halaman 1dari 5

KOPERASI DAN UMKM

ANALISIS KASUS KSP INDOSURYA

Di Susun Oleh :

Kelompok 5

1. Ni Kadek Silvia Ardila ( 03 / 2002622010151 )


2. Ni Luh Ayu Paramitha Sari ( 09 / 2002622010157 )
3. Ni Made Widiantari ( 18 / 2002622010166 )
4. Ni Kadek Diah Kusuma Dewi ( 19 / 2002622010167 )
5. Ni Wayan Sugiantari ( 24 / 2002622010172 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN AJARAN 2022


A. Profil KSP Indosurya
KSP Indosurya adalah perusahaan Multifinance yang menyediakan fasilitas pembiayaan
usaha kecil dan menengah yang merata bagi masyarakat Indonesia. Platform pinjaman online
ini berkomitmen dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para konsumen baik individual
maupun badan usaha. Indosurya Simpan Pinjam, berusaha untuk membantu para anggotanya
dalam mengembangkan usahanya pada saat mereka memerlukan modal kerja. Indosurya
Simpan Pinjam menghimpun dana dari anggota dan calon anggota yang kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kepada anggota dan calon anggota dalam bentuk
pinjaman.
Saat ini pelaksanaan Indosurya Simpan Pinjam dilakukan oleh pengurus dan pengelola
yang sangat berpengalaman dalam dunia keuangan, terutama perbankan. Selain itu
keseluruhan manajemen Indosurya Simpan Pinjam sangat menjunjung tinggi integritas dalam
mengembangkan usahanya dan dalam mengelola dana.
B. Kasus yang menjerat Koperasi Simpan Pinjam Indosurya

Kasus Gagal Bayar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosuryo pertama kali terkuak di
tahun 2020.Dimana dana publik yang tersimpan di KSP Indosurya Cipta tak bisa dicairkan.
Koperasi ini juga awalnya menjanjikan bunga yang tebilang tinggi, yakni 9 persen hingga 12
persen per tahun, Bunga tersebut, diketahui jauh di atas bunga deposito yang berkisar antara 5
persen hingga 7 persen pada periode yang sama. Kasus gagal bayar KSP Indosurya Cipta
kembali bergulir setelah Bareskrim menangkap dua petinggi KSP Indosurya akhir Februari
lalu. Koperasi Indosurya Cipta adalah koperasi simpan pinjam (KSP). Para anggota
menyimpan dananya dan kemudian menjadi peminjam.

Mestinya, bunga pinjaman KSP hanya sedikit di atas bunga simpanan, misalnya jika
bunga simpanan 3%, bunga pinjaman maksimal 5% setahun. Tapi, sejak didirikan di Jakarta,
tahun 2012, bunga simpanan diberikan sangat tinggi, bahkan 1,5 hingga 2 kali bunga deposito
bank. Padahal, ini bunga simpanan, bukan bunga pinjaman. Pada Februari 2020, sebagian
anggota KSP Indosurya tidak mendapatkan pencairan atas deposito mereka yang telah jatuh
tempo di koperasi tersebut, dengan jumlah mencapai sekitar Rp 14,6 triliun. Total anggota
koperasi ini sekitar 5.700 dan dana yang menjadi hak anggota terus meningkat, karena
koperasi tersebut menjanjikan imbalan bunga yang tinggi, yakni sekitar 9%-12%, jauh di atas
bunga deposito perbankan yang berkisar 5%-7% setahun.Kasus gagal bayar mulai terjadi
ketika anggota dengan dana besar menarik kembali dananya. Dengan rush yang cukup besar,
KSP Indosurya mengalami mismatch. Tagihan lebih besar dibandingkan dana kas yang
tersedia dan gagal bayar tidak terelakkan, sehingga fakta ini memicu gelombang penarikan
dana yang lebih besar.
C. Adapun Fakta-fakta mengenai Kasus KSP Indosurya yaitu:
 Pernah disanksi Kemenkop UKM
Pada tahun 2018 silam, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) pernah
menjatuhkan sanksi kepada KSP Indosurya Cipta. KSP Indosurya Cipta saat itu masih belum
menyampaikan laporan keuangan dan Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2019. Adapun laporan
ini semestinya disampaikan pada kuartal I-2020. Usai kasus gagal bayar koperasi terbongkar
dan proses hukumnya bergulir, Kemenkop UKM kemudian meminta Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) untuk memblokir segala upaya koperasi untuk
melakukan perubahan badan hukum.

 Investor merugi Rp15 triliun


Pada tahun 2020 silam, Anggota Tim Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU), Herliana Wijaya Kusumah, menyatakan, utang KSP Indosurya mencapai
Rp15 triliun, yang diketahui berasal dari 6.123 nasabah atau kreditor. Adapun sebagian besar
tagihan yang masuk berasal dari kreditur konkuren, baik perorangan maupun institusi besar.
Dalam catatan Bareskrim, jumlah nasabah yang bergabung dalam investasi Indosurya ini
sekitar 14.500 investor.

Diketahui, dalam perkara dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan KSP
Indosurya Cipta, polisi telah menyatakan menerima 22 laporan masyarakat, baik di
Bareskrim maupun di Polda Metro Jaya.Laporan ini tersebar di sejumlah daerah. Lantas,
Bareskrim Polri mengambil alih perkara dimaksud. Kini, Bareskrim juga tengah melacak
lebih lanjut kalau ada nominal lain yang belum diketahui.

 Satu petingginya jadi DPO


Pada akhir Februari lalu, Bareskrim Polri sudah menangkap dua petinggi Koperasi
Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Cipta. Menurut pihak Bareskrim, mereka sudah menangkap
pendiri sekaligus Ketua KSP Indosurya Cipta Henry Surya dan Direktur Keuangan KSP
Indosurya Cipta June Indria. Namun, ada satu orang tersangka lagi bernama Suwito Ayub
yang terakhir diketahui sebagai Direktur Operasional KSP Indosurya Cipta. Kini, yang
bersangkutan masih dalam pencarian dan namanya sudah ada dalam Daftar Pencarian Orang
(DPO) Bareskrim.

 Aset disita polisi


Usai meringkus dua petinggi KSP Indosurya, Bareskrim Polri pun terus bergerak
dengan menyita aset yang dimiliki oleh koperasi tersebut. Pihaknya, tengah berkoordinasi
dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengurus
pengambilan aset tidak bergerak.Bareskrim juga menyatakan bahwa mereka sudah
melakukan tracing aset, memblokir beberapa rekening yang terafiliasi dengan KSP
Indosurya, dan meminta penetapan dari pengadilan. Di samping itu, Bareskrim pun tengah
menguak sebanyak-banyaknya uang dari para korban.
 Kondisi korban dimanfaatkan oknum
Dalam pengusutan kasus ini, diketahui masih ada oknum yang memanfaatkan korban
dengan menawarkan jasa untuk mengurus pengembalian uang dari koperasi tersebut.
Menurut Dirtipideksus Bareskrim Polri, Brigjen Whisnu Hermawan, para korban dari KSP
Indosurya Cipta ini diimbau untuk tidak mudah terhasut pada pihak-pihak yang menawarkan
bantuan

D. Perkembangan Kasus KSP Indosurya

Kasus gagal bayar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Cipta hingga kini masih
belum rampung, dan anggota koperasi ini menuntut pengembalian dana yang menjadi hak
mereka. Pengamat koperasi Suroto mengatakan, kasus gagal bayar berkedok koperasi itu
seperti fenomena gunung es, yang tidak terselesaikan secara tuntas. Pasalnya, sebelum
kasus KSP Indosurya pun ada pula kasus Koperasi Pandawa, Koperasi Langit Biru, hingga
Koperasi Cipaganti.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengawasan


dan pengaturan terkait KSP Indosurya berada di bawah wewenang Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM). KSP Indosurya, tidak berada dalam
kewenangan perizinan dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), karena kegiatan usaha
koperasi melakukan simpan pinjam terbatas kepada anggota, yang memang diperbolehkan
dalam UU Perkoperasian.Dengan begitu, Suroto menilai harusnya kasus tersebut yang
bertanggung jawab menyelesaikan secara tuntas adalah Kemenkop UKM.
Daftar Pustaka

Dituding Gagal Bayar Rp14 T, Ini Pembelaan KSP Indosurya (cnbcindonesia.com)

Kasus KSP Indosurya, Perburuan Harta untuk Pengembalian Dana Anggota Hingga ke Luar
Negeri (investor.id)

Indosurya (kospinindosurya.com)

Tersangka Kasus KSP Indosurya Kabur ke Luar Negeri, Diduga Pakai Paspor Palsu
(mediaindonesia.com)

KSP Indosurya Finance Koperasi Online Gagal Bayar (konsumtif.com)

Anda mungkin juga menyukai